Lompat ke isi

Kabupaten Kepulauan Sangihe

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Kepulauan Sangihe
Motto: 
Somahe Kai Kehage
Peta
Kabupaten Kepulauan Sangihe di Sulawesi
Kabupaten Kepulauan Sangihe
Kabupaten Kepulauan Sangihe
Peta
Kabupaten Kepulauan Sangihe di Indonesia
Kabupaten Kepulauan Sangihe
Kabupaten Kepulauan Sangihe
Kabupaten Kepulauan Sangihe (Indonesia)
Koordinat: 3°00′N 125°30′E / 3°N 125.5°E / 3; 125.5
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Utara
Tanggal berdiri-
Dasar hukumPP No. 59 Tahun 2014[1]
Ibu kotaTahuna
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 15
  • Kelurahan: 22
  • Desa: 145
Pemerintahan
 • BupatiRinny Tamuntuan
Luas
 • Total736,98 km2 (284,55 sq mi)
Populasi
 (2020)[2]
 • Total139.262
 • Kepadatan189/km2 (490/sq mi)
Demografi
 • AgamaKristen 83,84%
- Protestan 83,00%
- Katolik 0,84%
Islam 16,15%
Buddha/Hindu 0,01%[3]
 • IPMKenaikan 71,07 (2021)
Tinggi[4]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
7103 Edit nilai pada Wikidata
Pelat kendaraanDL xxxx A*
Kode Kemendagri71.03 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 566.763.479.000,- (2020)
Situs webwww.sangihekab.go.id


Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Kabupaten ini merupakan induk pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro pada tahun 2002 dan 2007. Ibu kota kabupaten ini adalah Tahuna. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 736,98 km² dan memliki penduduk sebanyak 139.262 jiwa (2020).[2]

Kabupaten Kepulauan Sangihe terletak di antara Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao, (Filipina) serta berada di bibir Samudera Pasifik. Wilayah kabupaten ini meliputi 3 klaster, yaitu Klaster Tatoareng, Klaster Sangihe dan Klaster Perbatasan, yang memiliki batas perairan internasional dengan provinsi Davao del Sur, Filipina.

Geografis

Sangihe berasal dari kata Sang dan Ihe. Ibu kota berkedudukan di Tahuna dimana secara keseluruhan jumlah pulau yang ada di kepulauan ini berjumlah 105 pulau dengan rincian ; 79 pulau yang tidak berpenghuni dan 26 pulau berpenghuni. Secara geografis wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe terletak antara 2° 4’ 13” – 4° 44’ 22” LU dan 125° 9' 28” - 125° 56' 57” BT dan posisinya terletak di antara Kabupaten Kepulauan Sitaro dengan Pulau Mindanao (Filipina).

Sejarah

Pada tahun 2002, Kabupaten Kepulauan Sangihe dimekarkan (pada saat itu masih Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud) menjadi 2 Kabupaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2002, yaitu Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud, dan Kabupaten Kepulauan Talaud. Pemekaran kembali dilakukan di Kabupaten Induk (Kabupaten Sangihe dan Talaud) menjadi Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud, dan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (SITARO) pada tahun 2007 sesuai Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007 tanggal 2 Januari 2007. Peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2007 di Ruang Mapaluse, Kantor Gubernur Sulawesi Utara sekaligus dengan Pelantikan PPS Bupati Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Drs. Idrus Mokodompit. Pada tahun 2014, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud mengalami perubahan nama menjadi Kabupaten Kepulauan Sangihe melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Perubahan Nama Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud menjadi Kabupaten Kepulauan Sangihe di Provinsi Sulawesi Utara.

Pemerintahan

Daftar Bupati

No. Foto Nama Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Wakil Bupati Ket.
Bupati Kabupaten Sangihe Talaud
1 Willem Alexander Kehendake Sarapil 1947 1948 1 tidak ada Wakil Bupati [5]
2 Benhard Justinus Meddelu 1949 1950 2
3 Hasan Datunsolang Manoppo 1952 1953 3
4 Hi.
Abdullah Amu
1953 1955 4
5 Drs.
L. H. Lalisang
1955 1957 5
6 Charles David 1957 1958 6
7 Alex Jangkobus 1958 1958 7
8 Mayor (Inf). TNI
Harry Soetoyo
1966 1969 8
9 Letkol (Inf). TNI
Yudha Tiendas
BA
1970 1975 9
10 Kolonel (Inf). TNI
R. Hadi Soetrisno
1978 1981 10
11 Kolonel (Inf). TNI
Yan Menda
1981 1986 11
12 Kolonel (E)
Andris Lutia
1986 1991 12
13 Arie Hanny Jozef Purukan
BA
1991 1991 13
14 Kolonel (Inf). Purn.
Olden B. Karambut
1991 1996 14 [6]
15 Kolonel (Inf). Purn.
Freddy K. Manahampi
1996 2001 15 [7]
16 Aries Joppie Theno Makaminan
S.E.
17 Oktober 2001 31 Maret 2004 16 Drs.
Winsulangi Salindeho
Bupati Kabupaten Sangihe
17 Drs.
Winsulangi Salindeho
18 Mei 2004 17 Oktober 2006 17 tidak ada Wakil Bupati
17 Oktober 2006 17 Oktober 2011 18 Jabes Ezar Gaghana
S.E.
[8][9]
18 Drs.
Hironimus Rompas Makagansa
M.Si.
1 November 2011 28 Oktober 2016 19 [10]
19 Jabes Ezar Gaghana
S.E.
2 Mei 2017 22 Mei 2022 20 Helmud Hontong
S.E.
[11]

Dewan Perwakilan

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024 2024-2029
PKB 1 Penurunan 0 Kenaikan 2
Gerindra 4 Penurunan 2 Steady 2
PDI-P 6 Penurunan 5 Kenaikan 6
Golkar 3 Kenaikan 5 Penurunan 4
NasDem 4 Steady 4 Kenaikan 5
Berkarya (baru) 3
Perindo (baru) 2 Kenaikan 3
Hanura 2 Penurunan 1 Steady 1
Demokrat 2 Steady 2 Steady 2
PKPI 3 Penurunan 1
Jumlah Anggota 25 Steady 25 Steady 25
Jumlah Partai 8 Kenaikan 9 Penurunan 8

Kecamatan

Kabupaten Kepulauan Sangihe terdiri dari 15 kecamatan, 22 kelurahan, dan 145 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 141.950 jiwa dengan luas wilayah 461,11 km² dan sebaran penduduk 308 jiwa/km².[12][13]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
71.03.16 Kendahe 8 Desa
71.03.25 Kepulauan Marore 3 Desa
71.03.13 Manganitu 18 Desa
71.03.10 Manganitu Selatan 13 Desa
71.03.09 Nusa Tabukan 5 Desa
71.03.19 Tabukan Selatan Tengah 9 Desa
71.03.20 Tabukan Selatan Tenggara 6 Desa
71.03.15 Tabukan Selatan 14 Desa
71.03.14 Tabukan Tengah 18 Desa
71.03.08 Tabukan Utara 24 Desa
71.03.17 Tahuna 8 - Kelurahan
71.03.23 Tahuna Barat 6 - Kelurahan
71.03.24 Tahuna Timur 8 - Kelurahan
71.03.12 Tamako 20 Desa
71.03.11 Tatoareng 7 Desa
TOTAL 22 145

Lambang Daerah

  1. SOMAHE KAI KEHAGE adalah semboyan yang mengandung arti Semakin besar tantangan yang kita hadapi, semakin gigih kita menghadapi tantangan sambil memohon kekuatan dari Tuhan, pasti akan beroleh hasil yang gilang gemilang.
  2. Dasar lambang adalah sebuah segi lima sama sisi yang merupakan stilisasi dari perisai (KELUNG) mengandung makna sebagai pelindung, sebagaimana dipakai dalam tari-tarian adat Sangihe seperti Tari Salo, Tari Upase, Tari Alabadiri dan Tari Ransansahabe. Bagi seorang pahlawan perisai itu dipuja dan disanjung serta diagungkan karena perisai adalah bagian dari kemenangan. Dasar lambang diberi warna biru laut, menggambarkan bahwa daerah Kepulauan Sangihe adalah Daerah Maritim.
  3. Bunga Pala, Bunga kelapa dan Cengkih, adalah pelambang kemakmuran sebab hasil utama dari daerah Sangihe adalah Kelapa, Pala dan Cengkih.Warna Kuning Emas sebagai Lambang Kebahagiaan rakyat yang bersumber dari hasil bumi.
  4. Bintang, Sebagaimana Bintang dalam Lambang Negara Republik Indonesia adalah pelambang Ketuhanan Yang Maha Esa, di Daerah Sangihe yang merupakan bagian dari Negara Republik Indonesia, Bintang adalah dasar kehidupan, karena Bintang adalah penunjuk jalan yaitu Bintang Polaris yang terletak 4º - 5º di kutub utata yang dalam bahasa daerah disebut Bituing Punge dan Bituing Kadademahe atau Bintang Fajar sebagai penunjuk waktu.
  5. Perahu Bininta, Bininta adalah perahu Jaman Dahulu yang dipakai oleh masyarakat pribumi dalam segala kepentingannya. Sebagai alat transportasi antar pulau, sebagai perahu perang yang sangat ulet sebab antara haluan dan buritan sama. Perahu Bininta mempunyai atribut yang mendasar seperti Ular Naga yang terpasang pada bagian depan, belakang dan tengah, Naga mengandung latar belakang religius bagi leluhur. Bininta adalah Lambang Persatuan, Bininta adalah lambang Kemakmuran dan Bininta adalah Lambang Pertahanan.
  6. Pita Merah Putih: Warna merah adalah lambang keberanian dan bagi masyarakat sangihe warna merah putih mengandung hikmah religius di mana agama primitif seperti Mesundeng, Metipu dan juga dalam peperangan Ampuang serta para pahlawan mengenakan pakaian yang berwarna merah dengan maksud lebih mendekatkan diri kepada pemberi kekuatan dan kehidupan, sedangkan warna putih biasanya dipakai sebagai saputangan untuk memanggil kepada Yang Memberi Kekuatan agar datang.


Pariwisata

Objek wisata alam

[butuh rujukan]

Di antara banyak gunung berapi terdapat dua gunung yang berada di perairan cukup dangkal. Salah satunya di Pulau Mahengetang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Banua Wuhu, demikian masyarakat setempat menyebut gunung itu, berada hanya 300 meter dari sisi barat daya Pulau Mahengetang. Titik kepundan gunung ditandai oleh keluarnya gelembung di antara bebatuan pada kedalaman 8 meter. Suhu air rata-rata di sana 37-38 derajat Celcius. Di sejumlah lubang, keluar air panas yang tampaknya mampu membuat tangan telanjang melepuh bila coba-coba merogoh ke dalamnya. Kehidupan biota laut juga tak kalah menarik, koloni terumbu karang yang rapat dan sehat terhampar di kedalaman 10 hingga 20 meter.

Konon terdapat lorong bawah laut yang tembus dua arah. Masyarakat setempat menyelenggarakan upacara Tulude setiap akhir bulan Januari. Dua minggu sebelum ritual tersebut, seorang tetua adat akan menyelam dengan membawa piring putih berisi emas ke lorong tersebut sebagai persembahan agar Banua Wuhu tidak murka. Selain di pulau Mahangetang ada pula wisata pantai nan eksotis di desa Pananualeng, kecamatan Tabukan Tengah. Masyarakan sering menyebutnya pantai pasir putih.

Air Terjun Kadadima juga salah satu dari dua objek wisata air terjun yang terletak di desa Laine, kecamatan Manganitu Selatan. Air terjun Kadadima masuk wilayah desa Laine dapat ditempuh dengan kendaraan darat dari Tahuna sekitar 2 jam dan dari Pelabuhan Fery Pananaru sekitar 25 menit, sedangkan dari desa Laine menuju ke arah Timur berjalan kaki sekitar 45 menit. Selain air terjun Kadadima, ada pula Air Terjun Nguralawo yang tak kalah menariknya yang berlokasi di Desa Binala, kecamatan Tamako. Air terjun ini jaraknya 6 km dari pusat Kota Tamako. Menurut legenda dinamakan Nguralawo karena zaman dulu air terjun ini menjadi tempat pemandian para bidadari (putri kayangan).

Kebudayaan

Salah satu tarian yang ada di wilayah ini ialah ampa wayer. Tarian ini mengekspresikan kebebasan dan kemerdekaan. Tarian ini juga telah tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda di Indonesia.[14]

Referensi

  1. ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  2. ^ a b "Kabupaten Sangihe Dalam Angka 2021" (pdf). www.sangihekab.bps.go.id. BPS Kabupaten Sangihe. hlm. 8, 44. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-22. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  3. ^ "Data Pemeluk Agama Menurut Kabupaten-Kota di Provinsi Sulut". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-22. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  4. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 10 Maret 2022. 
  5. ^ "Tonsu, Bupati ke-27 Bumi Nusa Utara". hariankomentar.com. 8 September 2008. Diakses tanggal 24 Desember 2016. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ "Sangihe Berduka, Mantan Bupati Olden Karambut Tutup Usia". beritakawanua.com. 25 September 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-25. Diakses tanggal 24 Desember 2016. 
  7. ^ "KEPALA-KEPALA DAERAH YANG MEMEGANG PEMERINTAHAN DI SANGIHE TALAUD SEJAK TAHUN 1947 SAMPAI DENGAN SEKARANG". 
  8. ^ "Hari Ini, Duet SaliGana Resmi Pimpin Sangihe". hariankomentar.com. 17 Oktober 2006. Diakses tanggal 24 Desember 2016. [pranala nonaktif permanen]
  9. ^ Tim Redaksi (29 September 2011). "Salindeho-Gaghana Berakhir 17 Oktober 2011". Berita Manado. Diakses tanggal 12 Juni 2021. 
  10. ^ "Sarundajang Lantik Makagansa-Gaghana". sulutonline.com. 2 November 2011. Diakses tanggal 24 Desember 2016. [pranala nonaktif permanen]
  11. ^ "Siang Ini, Olly Lantik YaYa dan MegaHagho". manadonews.co.id. 22 Mei 2017. Diakses tanggal 22 Mei 2017. 
  12. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  13. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  14. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-12. Diakses tanggal 2020-09-15. 

Pranala luar