Lompat ke isi

Red Bull Racing

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Awal mula

Red Bull adalah mitra Sauber sejak tahun 1990-an.

Latar belakang tim Red Bull Racing saat ini bisa dilihat kembali ke tahun 1997 saat Jackie Stewart (JYS) dengan dukungan Ford Motor Company. Tim ini kemudian mencicipi kesuksesan yang lumayan baik, di antaranya saat menjadi juara GP Eropa 1999 melalui Johnny Herbert.[1] Akhir 1999, JYS menjual timnya kepada Ford dan kemudian berubah nama menjadi Jaguar Racing untuk musim 2000. Tim Jaguar kemudian berkompetisi di F1 selama lima musim dari tahun 2000 sampai 2004, namun hanya dua kali meraih podium yaitu di Monako 2001 dan Italia 2002 melalui Eddie Irvine.[2]

Pertengahan 2004, Ford memutuskan menjual tim Jaguar Racing karena prestasinya yang biasa-biasa tidak seimbang dengan anggaran dana besar yang dikeluarkan Ford.[3] Sampai akhir 2004, belum ada pihak yang berani membeli aset Jaguar karena ragu apakah mereka bisa maju atau tidak dengan peralatan kuno peninggalan Jaguar, plus letak terowongan angin aerodinamika yang terpisah dari pabrik. 15 November 2004, Red Bull, sebagai raksasa produsen minuman energi dari Austria, akhirnya datang dan membeli semua aset dari tim Jaguar Racing yang dijual oleh Ford Motor Company.[4] Negoisasi antara dua belah pihak sebenarnya telah dimulai sejak akhir musim 2004, dan diperkirakan nilainya mencapai 110 miliar dollar AS. Dikarenakan Ford juga menjual Cosworth, maka RBR akhirnya memutuskan untuk tetap memakai mesin spek 2004 untuk musim 2005. Cosworth sendiri akhirnya dibeli oleh pengusaha AS, yang juga juragan ChampCar World Series, Kevin Kalkhoven.[5]

Di luar Formula 1, Red Bull sudah memiliki pengalaman panjang di dunia motorsports. Sebelumnya mereka adalah sponsor utama tim Sauber-Petronas, dan juga Arrows-Cosworth. Selain itu mereka juga termasuk loyal terhadap para pembalap muda, baik di ajang GP2, MotoGP, dan NASCAR. Pembalap-pembalap muda binaan Red Bull yang sukses masuk ke F1 antara lain; Enrique Bernoldi, Christian Klien, Patrick Friesacher, Vitantonio Liuzzi, Scott Speed[6], dan Sebastian Vettel.

Sejarah Formula 1

2000-an

Christian Klien, salah satu pembalap pertama tim RBR.

Red Bull Racing secara resmi memulai musim debutnya di 2005. Pemilik Red Bull, Dietrich Mateschitz, sebelumnya sudah merekrut beberapa orang ahli berkompeten untuk menjalankan timnya di 2005. Mereka antara lain Christian Horner (pemilik tim F3 Arden), dan mantan pembalap Formula 1 asal Austria, Gerhard Berger. Ironisnya, Mateschitz juga secara dadakan mengumumkan bahwa ia tidak akan memakai jasa Tony Purnell dan David Pitchforth, yang di musim 2004 mereka berdua adalah bos dari tim Jaguar Racing. Pembalap mereka di musim 2005 adalah David Coulthard dan Christian Klien. Di pertengahan musim, Vitantonio Liuzzi juga masuk sebagai pembalap bergantian dengan Klien. Kemudian dalam musim debutnya ini RBR mampu bercokol di P6 klasemen konstruktor, yang mana hasil tersebut tidak bisa dicapai oleh tim Jaguar Racing di musim 2003-04.[7] Coulthard bahkan nyaris mencatat podium di GP Eropa, kalau saja ia tidak terkena penalti drive trough. Dengan 34 poin, 24-nya dari Coulthard, 9 oleh Klien, dan 1 oleh Liuzzi, RBR boleh dibilang sebagai tim baru yang konsisten di musim perdananya.[8]

Masuk ke musim 2006, RBR terus berupaya untuk membangun kekuatan di F1, salah satunya dengan (secara mengejutkan) menarik Adrian Newey dan Peter Prodromou dari tim McLaren.[9] Mereka juga mengganti pasokan mesin menjadi Ferrari, dari sebelumnya, Cosworth. David Coulthard masih mengisi posisi pembalap pertama bersama Christian Klien. Namun mulai GP Cina, posisi Klien digantikan oleh Robert Doornbos, mantan pembalap Minardi asal Belanda[10], bersama dengan Michael Ammermüller sebagai pembalap tes.[11] Di musim 2006, Red Bull Racing akhirnya meraih podium pertamanya di GP Monaco, saat David Coulthard finish ketiga.[12] Tanggal 7 Agustus 2006, RBR mengumumkan bahwa Mark Webber, yang saat itu masih bergabung di tim Williams F1, akan menggantikan posisi Klien/Doornbos untuk musim 2007.[13] Ini berarti, tim Red Bull Racing, yang berimage-kan muda akan memiliki pasangan pembalap tertua untuk musim 2007. Selain itu, tim juga akan mengganti pemasok mesin mereka menjadi Renault.[14] Masalah timbul saat kontrak dengan Ferrari masih tersisa satu musim lagi (2007), namun akhirnya diputuskan bahwa sisa kontrak mesin dengan Ferrari akan dipindahtangankan ke tim adik mereka yaitu Scuderia Toro Rosso.

David Coulthard membalap untuk tim RBR di musim 2007.

Musim 2007 Red Bull memakai sasis karya Adrian Newey dan mesin Renault untuk pertama kalinya, tetapi mereka gagal mencetak angka sampai GP Spanyol saat David Coulthard finish P5. Di pertengahan musim Geoff Willis masuk sebagai direktur teknik untuk membantu Adrian Newey.[15] Walaupun terbilang sebagai sasis yang baik dari segi aerodinamika, mobil Red Bull musim 2007 masih kalah reliabel dibanding para pesaingnya, dan baru menunjukan sekilas potensinya di pertengahan musim balapan saat Mark Webber finish P3 di GP Eropa.[16] Pada GP Jepang di Fuji Speedway, Mark Webber memiliki peluang besar untuk bisa memenangi balapan di atas trek yang basah, namun ia kandas setelah diseruduk calon rekan setimnya pada masa depan yaitu Sebastian Vettel dari STR.[17] Hasil akhir klasemen untuk RBR di musim 2007 adalah P5 dengan 24 poin.[18][19]

Musim 2008, RBR masih tetap bertahan dengan kombinasi Coulthard dan Webber. Posisi podium kembali mereka raih secara mengejutkan di GP Kanada 2008 saat Coulthard finish ketiga.[20] Namun mendekati akhir musim, bos tim Christian Horner harus sedikit malu, karena mereka dikalahkan oleh tim saudaranya, Scuderia Toro Rosso yang secara mengejutkan berhasil memenangi lomba di GP Italia melalui pembalapnya, Sebastian Vettel.[21][22] Diyakini meskipun rancangan mobil mereka (RBR-STR) sama, yaitu oleh Adrian Newey, tetapi kekuatan power mesinnya berbeda, RBR oleh Renault, sementara STR oleh Ferrari. Bulan April sebelumnya, David Coulthard mengumumkan pengunduran dirinya dari tim, tetapi ia masih akan tetap tinggal di RBR sebagai konsultan.[23] Dengan melihat prestasi Vettel yang sangat gemilang di GP Italia, Horner akhirnya menarik Vettel untuk mengisi kursi pembalap musim 2009.[24] Mark Webber masih akan tetap membalap bersama Red Bull untuk musim 2009 tersebut.[25]

Sebastian Vettel membalap bersama RBR di musim 2009.

Musim 2009 merupakan salah satu musim terbaik bagi tim asal Austria ini. Rancangan mobil karya Adrian Newey dan ide-ide kreatif dari Geoff Willis berhasil diterjemahkan dengan baik oleh Sebastian Vettel dan Mark Webber.[26] Walaupun mengawali musim dengan buruk di Australia, saat Vettel menyeruduk Robert Kubica, dan kemudian seusai balapan Vettel meminta maaf pada DR. Mario Theissen atas insiden tersebut[27][28], tim RBR mampu menunjukkan tajinya di GP China.[29] Dengan dibantu kekuatan mesin Renault, dan sasis karya Adrian Newey, tim ini menguasai lomba sejak sesi kualifikasi. Hal paling menarik dari kemenangan perdana RBR di F1 adalah ketika panitia lomba salah memutarkan lagu kebangsaan di atas podium, di mana yang terputar untuk RBR adalah God Save the Queen dari Britania Raya, dan bukan Osterreichische Bundes Hymne seperti yang seharusnya. Setelah di China, tim RBR menguasai beberapa balapan lain seperti di Inggris[30], Jerman[31], Jepang[32], Brasil[33], dan balapan pamungkas di Abu Dhabi.[34] Penampilan mereka yang impresif di pertengahan musim sempat membuat tim ini dan dua pembalapnya masuk ke dalam daftar kandidat juara dunia F1 2009. Sayang beberapa musibah seperti yang menimpa Webber di Jepang dan gagalnya Vettel masuk tiga besar di Italia memupus harapan tim RBR untuk bisa menjadi juara dunia. Sebastian Vettel harus puas berada di posisi runner-up klasemen musim 2009 di bawah sang juara dunia Jenson Button, sementara posisi klasemen tim dalam kejuaraan konstruktor mengalami peningkatan drastis, dari asalnya P7 di musim 2008 menjadi posisi runner-up di musim 2009 di bawah tim debutan Brawn GP.[35][36]

2010-an

Duet tim RBR usai menang 1-2 di Malaysia 2010.

Musim 2010 Red Bull mencoba untuk meningkatkan prestasi yang telah mereka raih di 2009. Sebastian Vettel dan Mark Webber masih bertahan bersama tim ini. Awal musim mereka jalani dengan buruk ketika gagal meraih hasil sempurna di Bahrain dan Australia. Perlahan tetapi pasti RBR kemudian maju selangkah demi selangkah diawali dengan kemenangan balapan di Malaysia melalui tangan Vettel. Selanjutnya Mark Webber berhasil menyumbang dua kemenangan beruntun di Spanyol dan Monako.[37] Tetapi di Turki duet Red Bull malah membuang percuma peluang untuk menang usai keduanya terlibat aksi saling sikut dalam memperebutkan posisi pertama.[38] RBR kemudian bangkit kembali dengan kemenangan bagi Vettel di Eropa di mana disisi lain Webber terhempas usai bertabrakan dengan Heikki Kovalainen. Di Inggris dan Hongaria Webber kembali memenangi balapan secara brilian. Di Belgia Vettel lagi-lagi membuat kecerobohan saat ia menyenggol Jenson Button.[39] Di Jepang dengan memakai mesin bekas, Vettel kembali menang dan duet Red Bull masuk ke dalam kandidat juara dunia 2010. Setelah keduanya tersingkir di Korsel, Vettel kembali menang di Brasil yang sekaligus mengantar RBR menjadi juara dunia konstruktor 2010. Kemudian setelah Ferrari menerapkan strategi salah untuk Fernando Alonso di Abu Dhabi, Vettel akhirnya naik menjadi juara yang sekaligus mengantarnya sebagai juara dunia termuda sepanjang sejarah F1.[40][41] Kekuatan RBR di musim 2010 terasa sangat nyata lewat dominasi pole position yang mereka raih sebanyak 15 dari 19 lomba.

Musim 2011 Red Bull melanjutkan penampilan apiknya dengan memenangi dua balapan pembuka musim di Australia[42] dan Malaysia melalui Sebastian Vettel.[43] Vettel kemudian berhasil menyapu tiga kemenangan beruntun di Turki, Spanyol dan Monako sebelum ia berhasil di kalahkan Jenson Button di Kanada. Vettel pun kembali ke jalur kemenangan di Eropa yang disusul oleh "krisis kemenangan" selama tiga seri berturut-turut dan kembali berhasil memenangi lomba di Belgia. Lewat kemenangannya di Belgia, Vettel berhasil melewati catatan poinnya di musim 2010 (256 poin) dengan 259 poin. Ia pun kembali menang di Italia yang juga menjadi kemenangan perdana mesin Renault sejak tahun 1995 dan di Singapura. Vettel pun resmi menjadi juara dunia ganda termuda dalam sejarah F1 setelah ia finish di P3 di Jepang. Red Bull pun mengunci gelar juara dunia konstruktor di Korea lewat kemenangan dominan yang lagi-lagi diberikan oleh Sebastian Vettel.

Struktur tim

Personil saat ini

Nama Posisi
Austria Dietrich Mateschitz Presiden Red Bull GmbH.
Austria Helmut Marko Direktur tim
Inggris Christian Horner Team principal
Inggris Adrian Newey Kepala desain
Inggris Peter Prodromou Staf ahli aerodinamika
Inggris Rob Marshall Staf ahli aerodinamika
Skotlandia David Coulthard Konsultan balap
Belanda Max Verstappen Pembalap
Prancis Pierre Gasly Pembalap
Swiss Sébastien Buemi Test driver

Mantan personel tim

Nama Posisi dalam tim
Inggris Tony Purnell Team principal
Inggris David Pitchforth Manajer tim
Austria Gunther Steiner Direktur teknik
Inggris Keith Saunt Staf ahli aerodinamika
Inggris Mark Smith Direktur teknik
Inggris Neil Martin Pakar strategi
Inggris Geoff Willis Direktur teknik
Inggris Rob Taylor Staf ahli aerodinamika

Pembalap-pembalap terkenal

Nama Periode Catatan
Skotlandia David Coulthard 2005-2008 Masih menetap di tim sebagai konsultan
Austria Christian Klien 2005-2006
Italia Vitantonio Liuzzi 2005-2006
Belanda Robert Doornbos 2006
Australia Mark Webber 2007-2013
Jerman Sebastian Vettel 2009-2014 Juara dunia musim 2010 dan 2011

Citra dan pemasaran

Kios cenderamata Red Bull di Indianapolis 2005.

RBR (bersama saudaranya STR) merupakan dua tim F1 yang paling getol dan gencar mempromosikan image muda dan menyenangkan untuk Formula 1. Image ini sebelumnya dimiliki oleh tim Jordan Grand Prix, sayang Jordan tidak mampu mempertahankan image ini seiring makin berkurangnya sponsorhip yang masuk hingga akhirnya membuat tim tersebut dijual pada Alex Shnaider/Michiel Mol/Vijay Mallya.[44] Salah satu upaya Red Bull dalam mempromosikan F1 dengan lebih baik lagi adalah dengan menerbitkan The Red Bulletin, sebuah majalah F1 yang khusus diterbitkan di kalangan paddock (lihat di bawah).

Pada GP San Marino 2005, Sauber sempat melayangkan protes kepada tim RBR karena menggelar pesta sampai larut malam di sekitar kawasan paddock dengan suara musik yang sangat kencang dan membuat karyawan Sauber tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Pada GP Monaco 2006, RBR mendapat kehormatan untuk menjadi salah satu bagian promosi film Superman Returns, sebelumnya di musim 2005 mereka juga menjadi bagian promosi dari film Star Wars: Episode III. Kegembiraan menjadi sangat meriah di paddock RBR, terutama bagi para personel film Superman Returns, saat Coulthard finish di posisi ketiga, dan ketika seremonial podium berlangsung, DC mengenakan jubah Superman di podium.[45]

Pembinaan pembalap muda

Red Bull Junior Team

Red Bull Junior Team merupakan sebuah program pencarian pembalap muda untuk turun di ajang balap mobil roda terbuka. Ide ini pertama kali terbentuk pada musim 2001, dan telah sukses melahirkan banyak pembalap yang masuk ke ajang Formula 1. Christian Klien dari Austria menjadi pembalap pertama dari program ini yang berhasil masuk F1 pada tahun 2004. Sementara Sebastian Vettel menjadi pembalap pertama dari program ini yang berhasil memenangi balapan F1 di GP Italia 2008. Selain itu dalam perjalanannya, program ini juga telah sukses meluluskan beberapa pembalap ke ajang F1 di antaranya: Enrique Bernoldi, Narain Karthikeyan, Patrick Friesacher dan Karun Chandhok.

Dengan adanya dua tim binaan Red Bull di Formula 1 yaitu Red Bull Racing (sebelumnya Jaguar Racing di 2004) dan Scuderia Toro Rosso (sebelumnya Minardi di 2005) maka Red Bull bisa memasukkan pembalap-pembalap muda binaan mereka ke salah satu tim tersebut.[46] Efek negatifnya, jika si pembalap gagal menunjukan prestasi baik saat masuk ke F1, maka dengan cepat Red Bull memutuskan dukungan mereka untuk pembalap tersebut, seperti yang sudah dialami oleh Christian Klien di pertengahan 2006 dan Scott Speed di pertengahan 2007.[47]

Red Bull Driver Search merupakan sebuah program yang mirip dengan Red Bull Junior Team, namun dikhususkan untuk pembalap-pembalap muda yang berada di Amerika Serikat.[6] Program ini dijalankan Red Bull dari tahun 2002 sampai 2005, dan hanya menghasilkan satu lulusan saja yaitu Scott Speed.[48]

Pada awal pembelian tim Red Bull Racing di awal 2005, pemilik tim yang juga pemilik Red Bull, Dietrich Mateschitz sempat berencana untuk membuat Red Bull Racing sebagai salah satu tim untuk pembalap-pembalap asal Amerika Serikat. Namun seiring waktu dan susahnya mencari bibit-bibit pembalap muda yang mau turun di arena F1, Mateschitz kemudian memindahkan rencananya tersebut ke tim Scuderia Toro Rosso yang ia beli di akhir 2005. Rencana Mateschitz ini akhirnya gagal total di musim 2008 dan RBR/STR akhirnya memutuskan untuk kembali ke cara tradisional F1 yaitu mempertahankan habitat asal pembalap dari kawasan Eropa.

Lain-lain

Scuderia Toro Rosso

Musim gugur 2005, Red Bull mengumumkan bahwa mereka telah membeli tim Minardi dan kemudian mengubah namanya menjadi Scuderia Toro Rosso (bahasa Italia untuk Team Red Bull) mulai musim 2006. STR beroperasi sebagai tim terpisah dengan markasnya di Italia, tetapi baik RBR maupun STR saling berbagi data teknologi dan pengembangan mobil. Musim 2006 STR menggunakan sasis bekas RBR yaitu Red Bull RB1 dengan mesin V10 terbatas. Mulai musim 2007 kalangan paddock curiga bahwa RBR dan STR menggunakan sasis yang sama dan sesuai peraturan Formula 1 hal itu adalah terlarang, meskipun kemudian RBR membantah bahwa mereka membagi data sasis dengan STR.[49] Tim STR juga bisa disebut sebagai tim B dari RBR. Mulai musim 2010, STR akhirnya menjadi tim independen dengan pengerjaan sasisnya yang sepenuhnya in-house di markas mereka di Faenza, Italia.[50]

Musim 2006 STR memasang pembalap Vitantonio Liuzzi dan Scott Speed. Liuzzi juga sebelumnya pernah membalap paruh waktu bagi RBR di musim 2005. Untuk musim 2007 Liuzzi berpasangan dengan Speed sebelum di tengah musim digantikan oleh Sebastian Vettel. Untuk 2008 juara dunia Champ Car 4 kali Sebastien Bourdais masuk ke STR berpasangan dengan Vettel. Sejarah tercatat di Italia 2008 saat Sebastian Vettel berhasil meraih pole position dan kemenangan balapan. Artinya STR meraih kemenangan terlebih dahulu ketimbang RBR, dan atas hasil inilah Vettel kemudian dipromosikan ke tim RBR mulai musim 2009.

The Red Bulletin

The Red Bulletin merupakan sebuah majalah intern dari Red Bull, yang pada awalnya diterbitkan sebagai majalah khusus F1 di paddock. Pada awal kemunculannya, isi dari majalah ini terkesan nyeleneh, dan kebanyakkan mengundang tawa, sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan Red Bull Racing di ajang F1.[51] Majalah ini dibagikan secara gratis kepada seluruh awak paddock di musim 2005-2007. Memasuki 2009, format isi dari majalah ini berubah bukan saja hanya berisi tentang F1, melainkan tentang seluruh kegiatan olahraga yang didukung oleh Red Bull. Majalah ini juga bisa diakses secara online lewat situs mereka di www.redbulletin.com

Catatan kaki

  1. ^ 1999 European Grand Prix Race Report www.sportinglife.com Retrieved 11 May 2006
  2. ^ Official 2002 Italian Grand Prix results from FIA website and Formula1 website
  3. ^ "Jaguar quits Formula One". BBC Sport. 2004-09-17. Diakses tanggal 2007-01-28. 
  4. ^ "Red Bull snaps up Jaguar F1 team". BBC Sport. 2004-11-15. Diakses tanggal 2007-01-28. 
  5. ^ "Heritage & History". Cosworth. Diakses tanggal 2010-07-12. 
  6. ^ a b http://www.redbulldriversearch.com/assets/pdf/2002_RBDS2_%2007June.pdf
  7. ^ formula1.com – 2005 official team standings
  8. ^ formula1.com – 2005 official driver standings
  9. ^ "Newey makes shock Red Bull move". BBC Sport. 2005-11-05. Diakses tanggal 2007-01-28. 
  10. ^ http://www.redbullracing.com/switch.action?lang=en#page=NewsPage.1154964339449-1477963381
  11. ^ "Red Bull drive for Ammermüller" Formula1.com. Retrieved 26 September 2006
  12. ^ "F1 Rejects > Monaco 2006 Race Report" F1 Rejects.com Retrieved 3 October 2006
  13. ^ "Red Bull sign Coulthard & Webber". London: BBC SPORT. 7 August 2006. 
  14. ^ "BBC SPORT | Motorsport | Formula One | Red Bull to be Renault powered". BBC News. 2006-10-31. Diakses tanggal 2009-04-28. 
  15. ^ "Geoff Willis joins Red Bull Technology". grandprix.com. 2007-07-17. Diakses tanggal 2007-07-18. 
  16. ^ "European Grand Prix 2007 facts and statistics". F1Fanatic. Diakses tanggal 2007-07-23. 
  17. ^ "Captured image from the race on sunday" (dalam bahasa Japanese). Formula One Administration. 2007-09-30. Diakses tanggal 2007-09-30. 
  18. ^ 2007 FIA Formula One World Championship Classifications
  19. ^ formula1.com – 2007 official team standings
  20. ^ "Report from 2008 Canadian Grand Prix". 
  21. ^ "VETTEL MAKES HISTORY IN TAKING POLE AT ITALIAN GRAND PRIX". TSN. 2008-09-13. Diakses tanggal 2008-09-13. 
  22. ^ "VETTEL MAKES HISTORY WITH ITALIAN GRAND PRIX WIN". TSN. 2008-09-14. Diakses tanggal 2008-09-14. 
  23. ^ "Coulthard announces retirement from F1". autosport.com. 3 July 2008. Diakses tanggal 3 July 2008. 
  24. ^ "Sebastian Vettel to join Red Bull for 2009". formula1.com. 2008-07-17. Diakses tanggal 2008-07-17. 
  25. ^ "Red Bull extend Webber's contract". Autosport.com. Haymarket Publications. 2008-07-03. Diakses tanggal 2009-03-17. 
  26. ^ "RB5". redbullf1.com. 2009-02-09. Diakses tanggal 2009-02-09. 
  27. ^ Sebastian Vettel: "Saya minta maaf pak!", grandprix.com
  28. ^ "Vettel gets grid penalty for Malaysia". autosport.com. Diakses tanggal 2009-03-31. 
  29. ^ "Vettel seals first Red Bull win". BBC Sport. 2009-04-19. Diakses tanggal 2009-04-20. 
  30. ^ Official results at Formula1.com
  31. ^ "Webber battles to maiden F1 win". BBC Sport. 2009-07-12. Diakses tanggal 2009-07-13. 
  32. ^ "Vettel wins as Button grabs point". BBC News. 2009-10-04. Diakses tanggal 2010-04-23. 
  33. ^ Carline, Peter (2009-10-18). "Brazilian Grand Prix: Jenson Button seals world title with brilliant drive". Daily Mail. London. Diakses tanggal 2009-10-22. 
  34. ^ "Vettel wins as Hamilton drops out". BBC Sport. 2009-11-01. Diakses tanggal 2009-11-02. 
  35. ^ formula1.com – 2009 official team standings
  36. ^ 2009 FIA Formula One World Championship Classifications as archived at www.webcitation.org on 6 December 2009
  37. ^ "Formula 1™ – The Official F1™ Website". Formula1.com. 2010-05-16. Diakses tanggal 2010-06-26. 
  38. ^ "Red Bull collision 'not ideal' says Mark Webber". The Daily Telegraph. Telegraph Media Group. 2010-05-30. Diakses tanggal 2010-06-05. 
  39. ^ Rae, Richard (2010-08-29). "Lewis Hamilton wins incident-packed Belgian Grand Prix". BBC Sport. BBC. Diakses tanggal 2010-08-29. 
  40. ^ "Sebastian Vettel wins Formula One world championship in Abu Dhabi". The Guardian. Guardian Media Group. 14 November 2010. Diakses tanggal 15 November 2010. 
  41. ^ Cary, Tom (14 November 2010). "Red Bull's Sebastian Vettel is crowned Formula One world champion". The Daily Telegraph. Yas Marina Circuit, Abu Dhabi: Telegraph Media Group. Diakses tanggal 15 November 2010. 
  42. ^ Update Finis: Vettel Menang, BolaNews
  43. ^ Vettel Menang Lagi, detik.com
  44. ^ Close (2005-02-28). "Got wings? | Sport | The Guardian". London: Sport.guardian.co.uk. Diakses tanggal 2009-04-28. 
  45. ^ Staff (2006-05-28). "Coulthard is Red Bull's superman". Formula One. Diakses tanggal 2006-10-04. 
  46. ^ BBC SPORT – Red Bull swoop for Minardi deal
  47. ^ "U.S. driver Scott Speed dropped by Toro Rosso, replaced by Sebastian Vettel". Associated Press. 31 July 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-29. Diakses tanggal 2008-07-21. 
  48. ^ Red Bull Driver Search (official website), 2002 History. http://www.redbulldriversearch.com/history.php?view=2002
  49. ^ Noble, Jonathan (2007-01-03). "Berger confident STR2 will get green light". autosport.com. Haymarket Publications. Diakses tanggal 2009-04-28. 
  50. ^ "First own-design for Toro Rosso". gpupdate.net. GPUpdate. 2010-02-01. Diakses tanggal 2010-03-17. 
  51. ^ http://uk.redbulletin.com/articles/a_dose_of_reality/ The Red Bulletin website

Pranala luar