Lompat ke isi

Kereta api Jayabaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kereta api Jayabaya
Berkas:Plat nama KA Jaya baya Daop 1.png
Kereta api Jayabaya di Stasiun Malang
Ikhtisar
JenisEkonomi AC plus non-PSO
SistemKereta api ekspres
StatusBeroperasi
LokasiDaop 1 Jakarta
TerminusJakarta Pasarsenen
Surabaya Pasarturi
Malang
Stasiun14
Layanan1
Operasi
Dibuka1961 (Jayabaya Utara kelas bisnis)
Ditutup2006
Dibuka kembali18 Oktober 2014 (Jayabaya kelas ekonomi AC)
PemilikPT Kereta Api Indonesia
OperatorDaerah Operasi I Jakarta
DepoJakarta Kota (JAKK) dan Malang (ML), Untuk Rangkaian Kereta api
Jatinegara (JNG) dan Sidotopo (SDT), Untuk Lokomotif
RangkaianCC206
Data teknis
Panjang lintas820 km
Lebar sepur1067 mm
Kecepatan operasi40-100 km/jam
Jumlah rute151-152
Peta rute
Kereta api Jayabaya
Ke Jakarta Kota
Jakarta Pasar Senen
Koridor 2 Transjakarta Koridor 2 Transjakarta Koridor 5 Transjakarta Koridor 5 Transjakarta Koridor 7 Transjakarta Terminal Pasar Senen
ke Gambir
Jatinegara
Koridor 5 Transjakarta Koridor 5 Transjakarta Koridor 5 Transjakarta Koridor 7 Transjakarta Koridor 10 Transjakarta Koridor 11 Transjakarta
DKI Jakarta
Jawa Barat
Bekasi
Karawang
Cikampek
ke Bandung
Haurgeulis
Jatibarang
Cirebon
ke Purwokerto
Jawa Barat
Jawa Tengah
ke Purwokerto
Tegal
Pemalang
Pekalongan
Weleri
Semarang Poncol
ke Solo
Ngrombo
ke Gundih
Randublatung
Cepu
Jawa Tengah
Jawa Timur
Bojonegoro
Babat
ke Jombang
Lamongan
Surabaya Pasarturi
ke Kalimas
ke Surabaya Kota, Sidotopo
Surabaya Gubeng
ke Yogyakarta
Sidoarjo
ke Mojokerto
Bangil
ke Jember
Lawang
Malang
ke Kertosono

Kereta api Jayabaya adalah kereta api kelas ekonomi AC plus milik PT Kereta Api Indonesia di Jawa yang melayani rute Jakarta Pasarsenen-Surabaya Pasar Turi-Malang Kotabaru Dan Sebaliknya, Kereta api ini merupakan kereta api pertama dengan gerbong yang dipesan sendiri oleh PT KAI dan tidak lagi didanai oleh Kementerian Perhubungan Indonesia, serta tidak dibiayai PSO oleh Pemerintah.

Sejatinya dahulu kereta api ini bernama Jayabaya Utara, dan pasangannya, Jayabaya Selatan yang melayani rute Jakarta-Surabaya via Semarang yang merupakan kereta api kelas bisnis. Kereta api ini diluncurkan pada tahun 1961, namun kereta api ini berhenti beroperasi pada tahun 2006 karena okupansi yang minim. Kereta api Gumarang yang mulai beroperasi pada tahun 2001 praktis menggantikan kereta api ini.

Pada tahun 2014, PT KAI mengoperasikan kembali kereta api ini setelah 8 tahun mati suri dengan memperpanjang rutenya sampai Malang karena macetnya jalan raya Surabaya-Malang. Peluncuran kereta api ini dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2014.

Kereta api ini terdiri dari 8 rangkaian kereta ekonomi (K3) AC ditambah satu kereta makan (restorasi) dan pembangkit (MP3). Dua di antaranya adalah gerbong khusus untuk kaum difabel. Total penumpang yang dapat diangkut adalah 800 orang. Perjalanan dari Jakarta-Surabaya-Malang maupun sebaliknya sejauh ± 820 km ditempuh selama sekitar 13-14 jam. Tarif batas bawah dan atas kereta api ini adalah antara Rp200.000,00 hingga Rp400.000,00. Untuk rute Malang-Surabaya Pasarturi dan sebaliknya diberlakukan tarif khusus Rp30.000,00.

Livery

Kereta ini juga menggunakan livery baru, yang berbeda dari KA ekonomi AC sebelumnya sejak era KA Bogowonto hingga KA Sawunggalih Tambahan yang diluncurkan pada lebaran. Rangkaian "all new liveries" yang diberi nama "Kesepakatan"[1] dari PT INKA ini dipergunakan untuk meremajakan armada secara bertahap serta mengganti semua rangkaian kereta eksekutif dan ekonomi yang sudah tua dan tidak layak operasi. Peremajaan ini dilakukan secara bertahap pada tahun 2014-2020.[2] Livery KA Jayabaya ini nantinya akan digunakan di seluruh kereta api di Indonesia pada semua kelas, saat satu persatu kereta menjalani pemeliharaan akhir (PA) di balai yasa maupun saat kedatangan kereta baru dari PT INKA.

Asal usul istilah

Nama Jayabaya berasal dari salah satu Raja Kediri, Jayabaya yang amat terkenal dengan ramalannya, Jangka Jayabaya. Ia bertakhta dengan gelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa pada tahun 1135-1157 Masehi. Keberhasilannya mengembangkan kekuasaannya itulah yang kemudian disematkan pada nama kereta ini sehingga menumbuhkan kebanggan bagi setiap penumpangnya. Versi lain menyebutkan bahwa Jayabaya merupakan singkatan dari dua kota tujuan akhir kereta api ini, yaitu Jakarta Raya-Surabaya.

Jadwal perjalanan

Berikut ini jadwal KA Jayabaya per 1 April 2015 (berdasarkan Gapeka 2015).

KA 151 Jayabaya (Malang-Jakarta Pasarsenen) KA 152 Jayabaya (Jakarta Pasarsenen-Malang)
Stasiun Kedatangan Keberangkatan Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Malang - 11.45 Pasarsenen - 12.00
Lawang 12.08 12.15 Cikampek 13.11 13.13
Sidoarjo 13.15 13.18 Jatibarang 14.22 14.24
Surabaya Gubeng 13.41 13.48 Cirebon 14.53 15.01
Surabaya Pasarturi 14.01 14.15 Tegal 16.00 16.10
Bojonegoro 15.39 15.44 Pemalang 16.32 16.36
Cepu 16.15 16.22 Pekalongan 17.02 17.07
Randublatung 16.42 16.47 Weleri 17.48 17.52
Ngrombo 17.32 17.37 Semarang Poncol 18.24 18.45
Semarang Poncol 18.29 18.41 Ngrombo 19.37 19.41
Weleri 19.14 19.18 Randublatung 20.27 20.31
Pekalongan 19.59 20.05 Cepu 20.51 20.57
Pemalang 20.31 20.35 Bojonegoro 21.28 21.34
Tegal 20.57 21.10 Surabaya Pasarturi 22.58 23.10
Cirebon 22.10 22.18 Surabaya Gubeng 23.23 23.28
Jatibarang 22.48 22.50 Sidoarjo 23.51 23.53
Cikampek 23.57 23.59 Lawang 00.50 00.54
Bekasi 00.46 00.48 Malang 01.17 -
Jatinegara 01.05 01.07
Pasarsenen 01.16 -

Pemberhentian

Kereta api ini berhenti di Stasiun Cikampek, Stasiun Jatibarang, Stasiun Cirebon, Stasiun Tegal, Stasiun Pemalang, Stasiun Pekalongan, Stasiun Weleri, Stasiun Semarang Poncol, Stasiun Ngrombo, Stasiun Randublatung, Stasiun Cepu, Stasiun Bojonegoro, Stasiun Surabaya Pasarturi, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Lawang, dan terakhir di Stasiun Malang.

Staformasi

E
40
5

Dalam sekali perjalanan, kereta api ini membawa dua rangkaian yang dimiliki oleh depot Jakarta Kota (JAKK) dan Malang (ML). Adapun susunan rangkaian milik kedua depot tersebut sama, yaitu sebuah lokomotif (CC206), enam gerbong ekonomi AC (K3), satu gerbong makan dan pembangkit (MP3), dua gerbong ekonomi difabel (K3, masing-masing digandeng mengapit gerbong makan dan pembangkit), serta satu gerbong bagasi (B), yang seluruhnya menggunakan livery "Kesepakatan" versi PT Inka, kecuali untuk bagasi dapat menggunakan livery hijau "Cargo", atau menggunakan gerbong bagasi lama. Dalam sekali perjalanan, jarang menggunakan kereta pembangkit (P) maupun kereta makan (KM1 atau M1), kecuali jika gerbong MP3-nya mengalami masalah atau kerusakan. Seperti kereta api di Indonesia pada umumnya, gerbong makan biasanya ditempatkan di tengah-tengah rangkaian, sedangkan gerbong pembangkit ditempatkan di ujung rangkaian.

Susunan Rangkaian

  • Rangkaian Jakarta Kota (JAKK)
  • 1 Kereta Barang (B)
  • 4 Kereta api Kelas Ekonomi AC (K3)
  • 1 Kereta Makan Pembangkit atau Kereta Makan (MP3/KM1/M1)
  • 4 Kereta api Kelas Ekonomi AC (K3)
  • 1 Kereta Pembangkit (P)
  • Rangkaian Malang (ML)
  • 4 Kereta api Kelas Ekonomi AC (K3)
  • 1 Kereta Makan Pembangkit (MP3)
  • 4 Kereta api Kelas Ekonomi AC (K3)
  • 1 Kereta Bagasi atau Kereta Aling-aling (B/K3)

Fasilitas

Interior dan spesifikasi
No. Jenis Karakteristik Keterangan
1 Interior Desain dirancang untuk aspek keselamatan dan kenyamanan, dilengkapi peredam suara dan isolasi panas
2 Tempat duduk Kapasitas 80 penumpang tiap kereta standar dan 64 tempat duduk untuk tiap kereta dengan fasilitas untuk penumpang difabel Terdapat ruang kosong untuk alat bantu penumpang difabel pada kereta khusus difabel
3 Pintu ruangan Sistem geser manual dengan mekanisme menutup sendiri
4 Sistem penyejuk udara 2 set air conditioner (AC) tiap kereta Suhu rata-rata 23°C
5 Jenis bogie K5 (TB-398) Dapat berjalan hingga 100 km/jam
6 Fasilitas keselamatan Tabung pemadam kebakaran, rem darurat
7 Fasilitas lainnya Toilet

Insiden

  • Pada tanggal 3 Februari 2015, kereta api Jayabaya jurusan Malang anjlok di petak Stasiun Ujungnegoro-Stasiun Kuripan. Diperkirakan penyebab kejadian ini adalah rel ambles. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kejadian ini menyebabkan sekitar 455 penumpang kereta api Jayabaya terlantar dan banyaknya keterlambatan perjalanan kereta api di jalur Pantura.[3]

Galeri

Referensi

Pranala luar