Lompat ke isi

Bahasa Jawa Yogyakarta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 10 Januari 2017 08.51 oleh JacobSanchez295 (bicara | kontrib) (Menolak perubahan teks terakhir (oleh Fauzan Akbar133) dan mengembalikan revisi 11803706 oleh Albertus Aditya)

Bahasa Jawa Yogyakarta adalah dialek yang diucapkan masyarakat Yogya. Masyarakat Yogyakarta biasanya menyingkat kata, atau menambahi kalimat agar mantap dan enak didengar.

Contoh kalimat

Wah, piye ta iki, wis dikandhani kok ra ngrungokke. Jan!

(Wah, bagaimana sih, sudah dikasih tau kok (dia) tidak mendengarkan. Kata "Jan" tak memiliki arti khusus. Kata "Jan" digunakan supaya terdengar mantap dan enak didengar).

Piye, wis dhong apa durung??

(Bagaimana, sudah mengerti atau belum??).

Wo, jan payah tenan cah iki, ra dhongan.

(Wah, memang payah sekali anak ini, susah mengertinnya).

Piye je?

Kalimat ini sering digunakan orang Yogya jika lagi bingung, biasanya digunakan oleh orang Yogya yang tinggal agak jauh dari kota.

Sakjane/jan-jane(sak tenane)= Jan-jane yo mbak wong kuwi ra. (Dari kata ora=tidak).

Sekolah neng UGM, ukara sing tenan dadi sak tenane yo mbak wong kuwi ora sekolah neng UGM.

Penambahan prefiks di depan kata

Orang Jawa seringkali menambahkan prefiks di depan kata yang diucapkan, seperti berikut:

Prefiks m

  • Baciro = mBaciro (nama kampung).
  • Besuk = mBesuk.
  • Banyumas = mBanyumas.
  • Bantul = mBantul.
  • Bandung = mBandung.
  • Bogor = mBogor.
  • Bogem = mBogem (tempat supitan/menyunatkan anak-anak).

Prefiks ng

  • Goreng = ngGoreng
  • Godhog = ngGodhog
  • Ganti = ngGanti
  • Grobogan = ngGrobogan

Prefiks n

  • Jawil = nJawil
  • Jotos = nJotos
  • Jupuk = nJupuk
  • Jugil = nJugil
  • Jiwit = nJiwit

Tingkatan bahasa

Bahasa Jogja juga punya 5 tingkatan bahasa, yaitu:

  • Bahasa sangat halus (Krama Alus)
  • Bahasa halus menengah (Krama Madya)
  • Bahasa halus dasar (Krama Lugu)
  • Bahasa biasa tinggi (Ngoko Alus)
  • Bahasa biasa dasar (Ngoko Lugu)

Misalnya,

  • Dalam Bahasa Indonesia = Memberi
  • Dalam Bahasa Jawa Krama = Maringi (orang berstrata tinggi kepada orang berstrata rendah), Nyaosi (orang berstrata rendah kepada orang berstrata tinggi), dan Nyukani (orang berstrata sama/sederajad). Contoh:
    • Kula diparingi bapak piyarta cacah sedasa ewu rupiyah (Saya diberi bapak uang sejumlah sepuluh ribu rupiah)
    • Pesenanipun sampun kula caosaken dhateng Pak Mardi (Pesanannya sudah saya berikan kepada Pak Mardi)
    • Lha jambunipun rak sampun kula sukakaken panjenengan ta? (Jambunya sudah saya berikan pada Anda, 'kan?)
  • Dalam Bahasa Jawa Ngoko = Menehi

Dan sebagainya.

Pranala luar