Lompat ke isi

Mazmur 102

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 Januari 2017 07.12 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)
Mazmur 102
Naskah Gulungan Mazmur "11Q5" di antara Naskah Laut Mati memuat salinan sejumlah besar mazmur Alkitab yang diperkirakan dibuat pada abad ke-2 SM.
KitabKitab Mazmur
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
19

Mazmur 102 (Penomoran Septuaginta: Mazmur 101) adalah sebuah mazmur dalam bagian ke-4 Kitab Mazmur di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen.[1] Nama Mazmur dalam Septuaginta (LXX) adalah psalmoi yang berarti pujian dengan iringan instrumen musik atau psalteron yang berarti puji-pujian.[1] Dalam Alkitab Ibrani biasa di sebut sebagai seper tehillim yang berarti buku puj-pujian.[1] Kitab Mazmur sangat penting bagi bangsa Israel karena mengandung puji-pujian kepada kemuliaan YHWH dan perasaan persekutuan denganNya.[2]

Jenis Mazmur

Seorang umat yang sedang berdoa.

Mazmur 102 merupakan mazmur doa yang dibawakan perorangan maupun kekompok atau umat. Mazmur 102 mengambarkan ratapan seseorang yang dikucilkan karena iman pada Tuhan dan tentang harapan mereka akan kembalinya ke Sion.[3]

Teks

Gulungan Kitab Mazmur

Pembagian Kitab

  • Bagian I.

Ayat 1 : Judul mazmur; ayat 2-3 : Seruan atau Doa pembukaan; ayat 4-12 : Penderitaan (ratapan).[5]

  • Bagian II.

Ayat 13-18: Pernyataan kepercayaan (janji); ayat 19-23 : Sukacita pengharapan.[5]

  • Bagian III.

Ayat 24 : Lukisan Penderitaan (ratapan); ayat 25-29 : Permohonan, motif dan pernyataan iman.[5]

Teologi Mazmur 102

Pemikiran teologis Mazmur 102 adalah penderitaan yang menghasilkan pengharapan dengan keyakinan.[3] Keyakinan dalam meminta atau berdoa karena kekuasaan Tuhan (YHWH), yang diyakini hadir dalam kehidupan umat.[3] Umat bergumul terhadap status Yerusalem yang sedang rusak. Yerusalem adalah pusat / kota kemulian YHWH.[3] Sementara hubungan perjanjian Tuhan dengan umat diyakini dalam perjanjian Sion dan Israel.[3] Selanjutnya, dalam budaya Israel saat itu ini yang memandang orang sakit sebagai hukuman akan dosa, sehingga orang tersebut diasingkan bahkan menganiayanya.[3] Penderitaan umat dikontraskan pada pemeliharaan ilahi sesuai monoteisme Israel untuk mencari Tuhan secara pribadi.[3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c (Indonesia) Otto Kaiser. Introduction to the Old Testament. Oxford : Basil Blackwell Oxford. 1975. 348
  2. ^ (Indonesia) J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1985. 11
  3. ^ a b c d e f g (Inggris) Peter C. Craigie. World Bible Commentary. Psalms 101-150. Texas : Word Book Publisher. 1993. 119
  4. ^ The Dead Sea Psalms Scrolls and the Book of Psalms, Volume 17; oleh Peter W. Flint
  5. ^ a b c (Indonesia) Marie Claire Barth, BA. Pareira. Tasfiran Kitab Mazmur 73-150. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 2008. 237

Pranala luar