Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor ᮊᮘᮥᮕᮒᮤᮃᮔ᮪ ᮘᮧᮌᮧᮁ | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Prayoga Tohaga Sayaga Kuta Udaya Wangsa Tegar Beriman ᮕᮢᮚᮧᮌ ᮒᮧᮠᮌ ᮞᮚᮌ ᮊᮥᮒ ᮅᮓᮚ ᮝᮀᮞ ᮒᮨᮌᮁ ᮘᮨᮁᮄᮙᮔ᮪ | |
Koordinat: 6°19′S 106°10′E / 6.32°S 106.17°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Ibu kota | Cibinong |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Hj. Nurhayanti, S.H., M.M., M.Si. |
• Wakil Bupati | [TBA] |
Luas | |
• Total | 2.071,21 km2 (79,970 sq mi) |
Populasi ((2010)) | |
• Total | 4.771.932 |
• Kepadatan | 2,120/km2 (5,500/sq mi) |
Demografi | |
• Bahasa | Sunda (mayoritas kecamatan di selatan kabupaten Bogor), Bahasa Betawi (hampir seluruh kecamatan yang berbatasan dengan kota Bekasi, kabupaten Bekasi, kota Depok, kota Tangerang Selatan dan kabupaten Tangerang)[1],[2] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 021 dan 0251 |
Kode Kemendagri | 32.01 |
DAU | Rp. 1.887.770.112.500.- |
Situs web | www |
Kabupaten Bogor (aksara Sunda: ᮊᮘᮥᮕᮒᮤᮃᮟᮔ᮪ ᮘᮧᮌᮧᮁ, aksara Jawa: ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦧꦺꦴꦒꦺꦴꦂ) adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Pusat pemerintahannya adalah Kecamatan Cibinong. Kabupaten Bogor berbatasan dengan Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (Banten), Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi di utara; Kabupaten Karawang di timur, Kabupaten Cianjur di tenggara, Kabupaten Sukabumi di selatan, serta Kabupaten Lebak (Banten) di barat. Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan, yang dibagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten Bogor terletak di Kecamatan Cibinong, yang berada di sebelah utara Kota Bogor.[3]
Sejarah
Pada tahun 1745, cikal bakal masyarakat Bogor semula berasal dari sembilan kelompok pemukiman digabungkan oleh Gubernur Baron Van Inhof menjadi inti kesatuan masyarakat Kabupaten Bogor. Pada waktu itu Bupati Demang Wartawangsa berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat yang berbasis pertanian dengan menggali terusan dari Ciliwung ke Cimahpar dan dari Nanggewer sampai ke Kalibaru/Kalimulya. Penggalian untuk membuat terusan kali dilanjutkan di sekitar pusat pemerintahan, namun pada tahun 1754 pusat pemerintahannya terletak di Tanah Baru kemudian dipindahkan ke Sukahati (Kampung Empang sekarang).[4]
Terdapat berbagai pendapat tentang lahirnya nama Bogor itu sendiri. Salah satu pendapat menyatakan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bahai atau Baqar yang berarti sapi dengan alasan terdapat bukti berupa patung sapi di Kebun Raya Bogor.
Pendapat lainnya menyebutkan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bokor yang berarti tunggul pohon enau (kawung). Pendapat di atas memiliki dasar dan alasan tersendiri diyakini kebenarannya oleh setiap akhlinya. Namun berdasarkan catatan sejarah bahwa pada tanggal 7 April 1752 telah muncul kata Bogor dalam sebuah dokumen dan tertulis Hoofd Van de Negorij Bogor, yang berarti kepala kampung Bogor. Pada dokumen tersebut diketahui juga bahwa kepala kampung itu terletak di dalam lokasi Kebun Raya itu sendiri mulai dibangun pada tahun 1817.
Perjalanan sejarah Kabupaten Bogor memiliki keterkaitan yang erat dengan zaman kerajaan yang pernah memerintah di wilayah tersebut. Pada empat abad sebelumnya, Sri Baduga Maharaja dikenal sebagai raja yang mengawali zaman kerajaan Pajajaran, raja tersebut terkenal dengan 'ajaran dari leluhur yang dijunjung tinggi yang mengejar kesejahteraan'. Sejak saat itu secara berturut-turut tercatat dalam sejarah adanya kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah tersebut, yaitu :
- Kerajaan Taruma Negara, diperintah oleh 12 orang raja. Berkuasa sejak tahun 358 sampai dengan tahun 669.
- Kerajaan Galuh, diperintah oleh 14 raja. Berkuasa sejak 516 hingga tahun 852.
- Kerajaan Sunda, diperintah oleh 28 raja. Bertahta sejak tahun 669 sampai dengan tahun 1333. Kemudian dilanjutkan Kerajaan Kawali yang diperintah oleh 6 orang raja berlangsung sejak tahun 1333 hingga 1482.
- Kerajaan Pajajaran, berkuasa sejak tahun 1482 hingga tahun 1579. Pelantikan raja yang terkenal sebagai Sri Baduga Maharaja, menjadi satu perhatian khusus. Pada waktu itu terkenal dengan upacara Kuwedabhakti, dilangsungkan tanggal 3 Juni 1482. Tanggal itulah kiranya yang kemudian ditetapkan sebagai hari Jadi Bogor yang secara resmi dikukuhkan melalui sidang pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor pada tanggal 26 Mei 1972.
Pada tahun 1975, Pemerintah Pusat(dalam hal ini Menteri Dalam Negeri) menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri dan pindah dari Pusat Pemerintahan Kotamadya Bogor. Atas dasar tersebut, pemerintah daerah Tingkat II Bogor mengadakan penelitian dibeberapa wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor untuk dijadikan calon ibu kota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan dipilih diantaranya adalah wilayah Kecamatan Ciawi (Rancamaya), Leuwiliang, Parung dan Kecamatan Cibinong (Desa Tengah).
Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa yang diajukan ke pemerintah Pusat untuk mendapat persetujuan sebagai calon ibu kota adalah Rancamaya wilayah Kecamatan Ciawi. Akan tetapi pemerintah Pusat menilai bahwa Rancamaya masih relatif dekat letaknya dengan pusat pemerintahan Kotamadya Bogor dan dikhawatirkan akan masuk ke dalam rencana perluasan dan pengembangan wilayah Kotamadya Bogor.
Oleh karena itu atas petunjuk pemerintah Pusat agar pemerintah daerah Tingkat II Bogormengambil salah satu alternatif wilayah dari hasil penelitian lainnya. Dalam sidang Pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tahun 1980, ditetapkan bahwa calon ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor terletak di Desa Tengah Kecamatan Cibinong.
Penetapan calon ibu kota ini diusulkan kembali ke pemerintah Pusatdan mendapat persetujuan serta dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibu kota pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor berkedudukan di Desa Tengah Kecamatan Cibinong. Sejak saat itu dimulailah rencana persiapan pembangunan pusat pemerintahan ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan pada tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor pada saat itu
Wilayah administrasi
Saat ini, wilayah Kabupaten Bogor terbagi atas 2 kota, 5 koordinasi wilayah kabupaten, 40 kecamatan, 410 desa dan 16 kelurahan.[5]
Penduduk
Saat ini populasi penduduk di Kabupaten Bogor mencapai hampir 5.000.000 Jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, membuat Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten dengan penduduk terbanyak di Indonesia. Sejak masa Orde Baru banyak pendatang yang memilih Kabupaten Bogor karena lokasinya yang tak jauh dari Jakarta kebanyakan pendatang dari Suku Jawa, bahkan di Kecamatan Cibinong populasi orang Jawa mencapai 32% dan di Kecamatan Gunung Putri 30%. Sementara di Kecamatan Sukamakmur dan Kecamatan Tanjungsari populasi orang Jawa dibawah 3%.
Etnis
- Suku Sunda 69%
- Suku Jawa 21%
- Suku Betawi 4%
- Lainnya 6%
Jalur utama
Kabupaten Bogor dilintasi jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi). Jalan tol ini adalah jalur wisata utama dari Jakarta menuju Bandung. Jalur ini melewati rute Jalan Tol Jagorawi-Puncak-Cianjur-Bandung. Jalur Ciawi-Puncak merupakan salah satu yang terpadat pada musim libur, karena kawasan tersebut merupakan tempat berlibur warga Jakarta dan sekitarnya.[6]
Apabila jalur wisata utama tersebut macet, yang biasanya terjadi pada hari-hari libur, maka dapat menggunakan rute alternatif melewati Cibubur-Cileungsi-Jonggol-Cariu-Cianjur-Bandung.
Untuk angkutan kereta api, terdapat jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Jakarta-Bogor yang jalur kereta apinya berlanjut hingga ke Sukabumi, Cianjur dengan menggunakan Kereta Rel Diesel (KRD), dan akhirnya di Padalarang.
Untuk angkutan bus antarkota, Bus antarkota antarprovinsi biasanya agen di Terminal Cileungsi, Ada beberapa PO Bus seperti PO. Sumber Alam, PO Rosalia Indah, PO. Ramayana, PO. Santoso, PO. Maju Lancar, PO. Sinar Jaya, PO. Harapan Jaya, PO. New Shantika, PO. Haryanto, PO. Bejeu, PO. Kramat Jati, PO. Rukun Jaya, PO. Dedi Jaya, PO. Dewi Sri, PO. Agra Mas PO. Gunung Harta, PO. MGI
Sarana transportasi di wilayah Kabupaten Bogor adalah Angkutan perkotaan (Angkot), Angkutan pedesaan (Angkudes), Ojek motor, Becak kayuh dan Delman (Kereta kuda).
Kode Area Teleponnya 021 hanya sampai di Cibinong, Citeureup, Gunung Putri, Cileungsi dan Bojonggede.
Transportasi
Angkutan kota
- Kosub Bersama ke Kampung Rambutan (via Citeureup-Tol Jagorawi)RP8000-RP9000
- Kosub Bersama 3/4 ke Tanjung Priok (via Citeureup-Tol Jagorawi-Cempaka Putih-Plumpang)RP12000
- Metromini x1 patas ke Senen (via Cibubur - Tol Jagorawi - Cempaka Putih)RP12000
- Metromini x1 patas ke Senen (via Citeureup-Tol Jagorawi-Cempaka Putih)RP12000
- Metromini x1 patas ke KP.Melayu (via Citeureup-Tol Jagorawi-Prumpung-St.Jatinegara)RP8000 (NON AC) RP10000 (AC)
- Mayasari Bakti AC42 patas ke Tanjung Priok (via Cibubur - Tol Jagorawi - Sunter)RP15000
- Mayasari Bakti AC42A patas ke Kalideres (via Cibubur - Tol Jagorawi - Komdak - Slipi - Grogol - Daan Mogot)RP15000
- Mayasari Bakti AC70A patas ke Tanah Abang (via Cibubur - Tol Jagorawi - Komdak - Sudirman - Thamrin)RP10000
- Maya Raya MYR AC patas ke Kalideres (via Cibubur - Tol Jagorawi - Slipi - Grogol - Daan Mogot)RP15000
- Angkutan Kabupaten Bogor D64 ke Jonggol
- Angkutan Kabupaten Bogor D121 ke Kampung Rambutan
- Angkutan Kabupaten Bogor D121A Ke Kampung Rambutan
- Angkutan Kabupaten Bogor 44A Ke Sentul City
- Angkot Cipanas 05 Menghubungkan terminal bubulak dan laladon ke Pasar Gajrug , melintasi kecamatan dramaga, ciampea, cibungbulang, leuwiliang, leuwisadeng, cigudeg, dan JASINGA
- Angkot D56 ke UKI
- Angkot P01 ke Gas Alam
- Angkot 05 Trayek Terminal Cileungsi - Bubulak - Laladon
- Angkot 49 Trayek Terminal Cileungsi - Bojong Kulur
- Angkot T02 Trayek Cileungsi-Ciawi
- AgraMas ke Poris (via Citeureup-Cibubur-Cilandak-Fatmawati- BSD)RP20000(dari Cibinong ke BSD/Poris)
Transjakarta
- APTB Transjakarta 10 patas ke Blok M (via Cibubur - UKI - Koridor 9 - Koridor 1) RP17000
- ATPB Transjakarta 05 patas ke Grogol (via Citeureup-UKI,Koridor9)RP17000
Stasiun Kereta Api
- Stasiun Cilebut
Stasiun penghubung rute Jakarta - Bogor. - Stasiun Bojong Gede
Stasiun penghubung rute Jakarta - Bogor. - Stasiun Citayam
Stasiun penghubung rute Jakarta - Bogor dan Duri - Nambo. Nantinya, stasiun ini stasiun menjadi stasiun penghubung rute Duri - Jatimekar. Dulunya stasiun ini dibuka pada tahun 1940 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij, direnovasi pada tahun 1997 dan di sebelahnya terdapat Stasiun Tjitajam TTS atau disebut Stasiun Pabuaran dulunya pernah menjadi stasiun pemberangkatan trem TTSM jika hendak pergi ke Nambo, Cileungsi, Bantargebang, Jonggol, Cariu, Cikalong, Cipanas dan Cianjur. Kini stasiun ini ditutup tahun 1998. - Stasiun Nambo
Stasiun penghubung rute Duri - Nambo. Nantinya, stasiun ini menjadi stasiun penghubung rute Duri - Jatimekar. Dulunya stasiun ini dibuka tahun 1940 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij, direnovasi pada tahun 1997 dan disebelahnya terdapat Stasiun Nambo TTS atau disebut Stasiun Krajan dan Stasiun Nambo TjVSM atau disebut Stasiun Karanggan dulunya merupakan stasiun pemberangkatan trem TTSM dan TjVSM. Kini stasiun ini ditutup masing-masing tahun 1997 dan 1998. Nantinya hanya Stasiun Krajan yang diaktifkan kembali untuk KRL Jabotabek pada bulan Juli 2013 dan akan diresmikan dan melayani KRL Jabotabek rute Duri - Jatimekar pada tahun 2018. - Stasiun Parungpanjang
Stasiun penghubung rute Tangerang Selatan - Jakarta - Bogor. Stasiun ini terletak di utara Kabupaten Bogor, yang merupakan perbatasan antara Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Tangerang. Termasuk stasiun di wilayah Kabupaten Bogor karena Parung Panjang adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor. Rutenya sendiri termasuk rute Tangerang Selatan - Jakarta. - Stasiun Cilejit
Stasiun penghubung rute Tangerang Selatan - Jakarta - Bogor. Termasuk rute Tangerang Selatan - Jakarta. Uniknya di antara stasiun ini dan Stasiun Tenjo terdapat pula Stasiun Daru yang justru masuk wilayah Kabupaten Tangerang. - Stasiun Tenjo
Stasiun penghubung rute Tangerang Selatan - Jakarta - Bogor. Termasuk rute Tangerang Selatan - Jakarta. Uniknya di antara stasiun ini dan Stasiun Cilejit terdapat pula Stasiun Daru yang justru masuk wilayah Kabupaten Tangerang.
Objek wisata
- Puncak
- Taman Safari
- Gunung Salak Endah (Gn. Bunder)
- Gunung Gede Pangrango
- Gunung Salak
- Sirkuit Sentul
- Hutan Pinus Catang Malang
- Taman Wisata Air Panas Tirta Sanita Ciseeng
- Penangkaran Rusa Cariu milik Perhutani
- The Jungleland
- Pemandian Air Panas Gunung Pancar
- Bukit Pelangi (Rainbow Hills)
- Pasar Ah Poong
- Sentul Paradise Park (Air Terjun Bidadari)
- Taman Wisata Mekarsari
- Setu Kedondong JASINGA
- Taman Wisata Matahari
- Curug Cilember- Cisarua
- Water Kingdom, Cileungsi
- Water Joy, Cileungsi (Harvest City)
Taman Wisata Mekarsari berlokasi di Jonggol, Cileungsi dan merupakan salah satu pusat pelestarian keanekaragaman hayati buah-buahan tropika terbesar di dunia, khususnya jenis buah-buahan unggul yang dikumpulkan dari seluruh daerah di Indonesia. Selain kegiatan pelestarian, dilakukan juga penelitian budidaya (agronomi), pemuliaan (breeding) dan perbanyakan bibit unggul untuk kemudian disebarluaskan kepada petani dan masyarakat umum.
Pemekaran wilayah
Pemekaran Bogor Barat
Rencana pemerintah untuk pemekaran daerah otonomi Kabupaten Bogor Barat yang akan pisah dengan kabupaten induknya, yakni Kabupaten Bogor masih menunggu proses lebih lanjut.[7]
Rencananya Kabupaten Bogor Barat akan terdiri dari 14 kecamatan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah:
- Kecamatan Ciampea
- Kecamatan Cibungbulang
- Kecamatan Cigudeg
- Kecamatan Dramaga
- Kecamatan Jasinga
- Kecamatan Leuwiliang
- Kecamatan Leuwisadeng
- Kecamatan Nanggung
- Kecamatan Pamijahan
- Kecamatan Parung Panjang
- Kecamatan Rumpin
- Kecamatan Sukajaya
- Kecamatan Tenjo
- Kecamatan Tenjolaya
Menurut rencana, pusat pemerintahan akan berada di Cigudeg yang luasnya sekitar 17.000 hektare dengan jumlah penduduk sekitar 120.000 jiwa yang tersebar di 15 desa dengan lahan pertanian perbukitan dan pegunungan yang indah. Desa tersebut adalah Argapura, Bangunjaya, Banyuasih, Banyuresmi, Banyuwangi, Batujajar, Cigudeg, Cintamanik, Mekarjaya, Rengasjajar, Sukamaju, Sukaraksa, Tegarlega, dan Wargajaya.
Dilihat dari segi strategisnya, Cigudeg dilintasi oleh jalan lintas daerah, yaitu antara Jawa Barat dengan Banten. Tidak hanya itu, Cigudeg juga memiliki panorama pegunungan dan perbukitan yang hijau dan indah.
Kelayakan Cigudeg sebagai pusat pemerintahan didukung juga dengan tingkat pendapatan penduduk yang terus meningkat di bidang perdagangan dan pertanian khususnya. Dari segi distribusi hasil pertanian dan perdagangannya, daerah ini juga memiliki beberapa pasar tradisional yang sudah besar dengan peluang bisnis yang besar juga bagi warganya. Ditambah lagi banyak warga yang mulai berani berbisnis bengkel kendaraan, toko pakaian, dan mini market yang skalanya tidak kalah dengan yang ada diperkotaan. Bisnis ini terlihat di sepanjang jalan raya menuju Cigudeg.
Referensi
- ^ Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2003
- ^ Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 14 Tahun 2014
- ^ Profil Daerah Kabupaten Bogor regionalinvestment.bkpm.go.id
- ^ Sejarah Kabupaten Bogor kemendagri.go.id
- ^ Berdasarkan Perda nomor 40 tahun 2003 dan Permendagri nomor 35 tahun 2002.
- ^ Jalur Puncak Macet tempo.co
- ^ Peta Wilayah Pemekaran Bogor Barat Rampung pelita.or.id
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Kabupaten Bogor