Lompat ke isi

Kabupaten Asmat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk artikel mengenai Asmat sebagai nama suku di Papua, lihat Suku Asmat
Kabupaten Asmat
Daerah tingkat II
Lambang Kabupaten Asmat
Motto: 
Asamanam Apcamar
Peta Kabupaten Asmat
Peta
Kabupaten Asmat di Maluku dan Papua
Kabupaten Asmat
Kabupaten Asmat
Peta
Kabupaten Asmat di Indonesia
Kabupaten Asmat
Kabupaten Asmat
Kabupaten Asmat (Indonesia)
Koordinat: 5°22′46″S 138°27′48″E / 5.3795°S 138.46344°E / -5.3795; 138.46344
Negara Indonesia
ProvinsiPapua
Tanggal berdiri11 Desember 2002
Dasar hukumUU RI No.26 tahun 2002[1]
Ibu kotaAgats
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 19[2]
  • Kelurahan: -
  • Desa: 221[2]
Pemerintahan
 • BupatiElisa Kambu, S.Sos
 • Wakil BupatiThomas Eppe Safanpo, ST
Luas
 • Total31,983,69 km²[2] km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 ((2017)[2])
 • Total103,074 jiwa
Demografi
 • AgamaKatolik 56.33%
Kristen Protestan 35.15%
Islam 8.44%
Buddha 0.05%
Hindu 0.03%[3]
 • BahasaIndonesia
 • IPM47,31 (2016)[4]
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode pos
99771-99792
Kode BPS
9415 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon(+62)902
Kode Kemendagri93.04 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp. 1.582.391.352.182,-[5]
PADRp. 152.672.193.931,-
DAURp. 895.264.341.000,-
Situs webhttp://www.asmatkab.go.id/


Kabupaten Asmat adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Agats.

Batas Wilayah

Utara Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Yahukimo
Timur Kabupaten Mappi
Selatan Laut Arafuru
Barat Kabupaten Mimika

Sejarah

Penemuan daerah Asmat

Nama Asmat sudah dikenal dunia sejak tahun 1904. Tercatat pada tahun 1770 sebuah kapal yang dinahkodai James Cook mendarat di sebuh teluk di daerah Asmat. Tiba-tiba muncul puluhan perahu lesung panjang didayungi ratusan laki-laki berkulit gelap dengan wajah dan tubuh yang diolesi warna-warna merah, hitam, dan putih. Mereka ini menyerang dan berhasil melukai serta membunuh beberapa anak buah James Cook.

Berabad-abad kemudian tepatnya pada tanggal 10 Oktober 1904, Kapal SS Flamingo mendarat di suatu teluk di pesisir barat daya Irian jaya. Terulang peristiwa yang dialami oleh James Cook dan anak buahnya pada saat dahulu. Mereka didatangi oleh ratusan pendayung perahu lesung panjang berkulit gelap tersebut. Namun, kali ini tidak terjadi kontak berdarah. Sebaliknya terjadi komunikasi yang menyenangkan di antara kedua pihak. Dengan menggunakan bahasa isyarat, mereka berhasil melakukan pertukaran barang. Kejadian ini yang membuka jalan adanya penyelidikan selanjutnya di daerah Asmat.

Sejak itu, orang mulai berdatangan ke daerah yang kemudian dikenal dengan daerah Asmat itu. Ekspedisi-ekspedisi yang pernah dilakukan di daerah ini antara lain ekspedisi yang dilakukan oleh seseorang berkebangsaan Belanda bernama Hendrik A. Lorentz pada tahun 1907 hingga 1909. Kemudian ekspedisi Inggris dipimpin oleh A.F.R Wollaston pada tahun 1912 sampai 1913. Suku Asmat yang seminomad itu mengembara sampai jauh keluar daerahnya dan menimbulkan peperangan dengan penduduk daerah yang didatanginya.

Untuk mengatasi kekacauan yang sering terjadi tersebut, Pemerintah Belanda pada waktu itu, melancarkan usaha-usaha dalam rangka mengurangi peperangan dan memulihkan ketertiban. Pada tahun 1938, didirikan suatu pos pemerintahan yang berlokasi di Agats. Namun terpaksa ditinggalkan ketika pecah perang dengan Jepang pada tahun 1942. Selama perang itu berlangsung, hubungan dengan orang-orang Asmat tidak terjalin.

Hubungan tetap dengan masyarakat Asmat terjalin kembali dengan didirikannya suatu pos polisi pada tahun 1953. Mei 1963, daerah Irian Jaya resmi masuk menjadi wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Sejak saat itu pula, Pemerintah Indonesia melaksanakan usaha-usaha pembangunan di Irian Jaya termasuk daerah Asmat. Suku Asmat yang tersebar di pedalaman hutan-hutan dikumpulkan dan ditempatkan di perkampungan- perkampungan yang mudah dijangkau. Biasanya kampung-kampung tersebut didirikan di dekat pantai atau sepanjang tepi sungai. Dengan demikian hubungan langsung dengan Suku Asmat dapat berlangsung dengan baik.

Dewasa ini, sekolah-sekolah, puskesmas dan rumah-rumah ibadah telah banyak juga didirikan peemrintah dalam rangka menunjang pembangunan daerah dan masayarakat Asmat.

Asal orang Asmat tercipta

Dari bahan-bahan yang dikumpulkan oleh Pastor Zegwaard, seorang misionaris Katolik berbangsa Belanda, orang-orang Asmat mempercayai bahwa mereka berasal dari Fumeripits (Sang Pencipta). Konon, Fumeripits terdampar di pantai dalam keadaan sekarat dan tidak sadarkan diri. Namun nyawanya diselamatkan oleh sekelompok burung sehingga ia kembali pulih. Kemudian ia hidup sendirian di sebuah daerah yang baru. Karena kesepian, ia membangun sebuah rumah panjang yang diisi dengan patung-patung dari kayu hasil ukirannya sendiri. Namun ia masih merasa kesepian, kemudian ia membuat sebuah tifa yang ditabuhnya setiap hari.

Tiba-tiba, bergeraklah patung-patung kayu yang sudah dibuatnya tersebut mengikuti irama tifa yang dimainkan. Sungguh ajaib, patung-patung itu pun kemudian berubah menjadi wujud manusia yang hidup. Mereka menari-nari mengikuti irama tabuhan tifa dengan kedua kaki agak terbuka dan kedua lutut bergerak-gerak ke kiri dan ke kanan.

Semenjak itu, Fumeripits terus mengembara dan di setiap daerah yang disinggahinya, ia membangun rumah panjang dan menciptakan manusia-manusia baru yang kemudian menjadi orang-orang Asmat seperti saat ini.

Pembangunan

Pada tanggal 12 Maret 2018 Presiden Joko Widodo (Jokowi), didampingi Ibu Negara Iriana, mengunjungi Kabupaten Asmat, Papua. Presiden dan Ibu Iriana menumpangi Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 dari Jayapura menuju Kabupaten Mimika, kemudian Presiden berganti helikopter Super Puma untuk menuju Kabupaten Asmat. Setibanya di sana, Presiden pun memboncengi Ibu Iriana dengan motor listrik berwarna merah menuju Aula Wiyata Mandala, Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat yang berjarak 2,8 kilometer.[6] Tiba di aula, Presiden dan Ibu Iriana menyaksikan langsung pemberian makanan tambahan kepada anak-anak dan ibu-ibu. Selain itu keduanya juga berdialog dengan para ibu. Bahkan beberapa kali Presiden menggendong anak-anak. Dari aula tersebut, Presiden dan Ibu Iriana melanjutkan dengan motor listrik berwarna merah menuju proyek infrastruktur di Kampung Kayeh. Di sini tengah dibangun berbagai proyek infrastruktur untuk Kabupaten Asmat, di antaranya jembatan gantung. Saat menuju proyek ini, Presiden harus mengendarai motor listrik itu melewati jembatan panjang yang terbuat dari kayu dan hanya memiliki lebar tidak lebih dari 3 meter. Ketika tengah menuju proyek infrastruktur, Presiden dan Ibu Iriana disambut tari-tarian oleh warga.[6] Usai meninjau Kampung Kayeh, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan menyeberangi sungai ke lokasi pembangunan 114 unit rumah khusus yang telah dibangun sejak 2016 dengan biaya Rp.19,9 miliar di Kampung Amanamkai, Distrik Atjs dan Kampung Syuru, Distrik Agats sebanyak 114 Unit dengan menggunakan speed boat. Tahun ini kembali dibangun sebanyak 100 unit rumah khusus yang tersebar di 4 kampung, yakni Kampung Priend Distrik Fayid (34 unit), Kampung Ass dan Kampung Atat Distrik Pulau Tiga (33 unit), dan Kampung Warkai Distrik Betsbamu (33 unit). Juga dibangun 4 jembatan gantung dengan anggaran Rp. 46 miliar dengan lokasi di Kampung Syuru Baru Distrik Agats (72 meter), Kampung Yerfum Distrik Der Koumor (72 meter), Kampung Hainam Distrik Pantai Kasuari (120 meter), Kampung Sawaerma (96 meter). Jalan panggung dari kayu yang sudah lapuk juga akan diperbaiki dengan jalan beton dengan teknologi pracetak sepanjang sekitar 12 km dengan lebar rata-rata 4 meter. Ketika Presiden dan Ibu Iriana akan kembali ke helipad untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor listrik, hujan turun dengan lebatnya. Presiden tetap memacu motor listriknya sejauh 3,5 kilometer. Pukul 15.03 WIT, dengan menumpangi helikopter Super Puma Presiden meninggalkan Kabupaten Asmat menuju Timika, Kabupaten Mimika untuk berganti Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 menuju Sorong, Papua Barat.[6]

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Prd. Ket. Wakil Bupati
Yohanis Wiro Watken
(Penjabat)
2003
2005
1
Yuvensius Alfonsius Biakai
2005
2010
1
Frederik Batti' Sorring
2010
2015
2
Motong Saridjan
(2010–12)
Yulius Patandianan
(2012–15)
Elisa F. Aury
(Penjabat)
2015
2016
2
Elisa Kambu
2016
2021
3
[7]
Thomas Eppe Safanpo
2021
petahana
4
[8]

Dewan Perwakilan

Daftar Distrik

Distrik Sawaerma merupakan distrik terluas yaitu dengan luas 6.974 km² (29,37%), sedangkan Distrik Fayit merupakan distrik terkecil dengan luas 968 km² (4,08%).

No. Distrik Desa/Kampung
1 Agats Asuwetsy, Bis Agats, Bisman, Enam, Peer, Smith
2 Atsy Amanamkai, Ambisu, Atambuts, Atsy, Awok, Bine, Bipim, Biwar Darat, Biwar Laut, Comoro, Damen, Fos, Kaimo, Omanesep, Sagare, Sogoni, Waganu, Warkai, Yaosakor, Yasiuw, Yefuwage, Youw
3 Jetsy Biriten, Yaun, Yufri
4 Kolf Braza Auban, Binamzain, Butukatnau, Mabul, Patippi, Pepera, Pirabanak, Sipanap, Waijens, Woutu Braza, Woutu Kolof
5 Pantai Kasuari Aero, Aikut, Amagais, Amaru, Amkai, Amkun, Aworket, Bawor, Bayun, Emene, Eero, Eseib, Hahare, Hainam, Kaipom, Kairin, Kamur, Kawem, Pirimapun, Saman, Sanapai, Sanem, Santambor, Semendoro, Seramit, Simsagar, Sinipit, Sohomane, Suagai, Taero, Yagamit,Yahoi, Yamkap, Yaptambor, Yerfun
6 Sawa Erma Abamu, Agani, Amor, Aou, As, Atat, Ayir, Berip, Bu, Er, Erma, Eroko, Esmapan, Jifak, Jipawer, Kapi, Koba, Komor, Mumugu, Munu, Nakai, Par, Pupis, Sagapu, Sawa, See, Sona, Suru-suru, Tii, Tomor, Warer, Weo, Yakapis, Yeni, Yensuku
7 Suator Binam, Binamsai, Bubis, Burbis, Daikot, Dekamer, Jinak, Karbis, Pattipi, Pirabanak, Sipenap, Somnak, Vakam, Woutu Brasa, Woutu Kolof, Wowi
8 Akat Ayam, Beco, Buetkwar, Warse, Manepsimi, Pau, Amborep, Sesakam, Yuni
9 Fayit Bagair, Basim, Bawus, Biopis, Kagas, Nanai, Ocenep, Piramat, Pirien, Tauro, Waras, Wiyarw

Demografi

Masjid Agung Asmat

Kabupaten Asmat adalah kabupaten yang pemusatan penduduknya berada di pesisir pantai atau di pinggir sungai. Suku bangsa mayoritas di kabupaten ini adalah suku Asmat.

Bahasa

Bahasa-bahasa yang digunakan orang Asmat termasuk kelompok bahasa yang oleh para ahli linguistik disebut sebagai Language of the Southern Division, bahasa-bahasa bagian selatan Irian Jaya. Bahasa ini pernah dipelajari dandigolongkan oleh C.L Voorhoeve (1965) menjadi filum bahasa-bahasa Irian(Papua) Non-Melanesia.

Transportasi

Tidak terdapat akses darat yang menghubungkan satu distrik dengan distrik yang lain. Kendaraan yang umum dipakai oleh masyarakat adalah speedboat ataupun longboat dengan mesin motor. Masih ada masyarakat lokal yang mengendarai kole-kole (sampan kayu dengan dayung panjang) untuk dapat pergi dari satu kampung ke kampung lainnya atau menuju ke hutan untuk mencari sagu ataupun gaharu.

Media

Gereja

Sebelum Pemerintah Gereja Sudah Hadir Lembaga Terbesar di Asmat yaitu Katolik ada beberapa Dedominasi Gereja Juga Yang Hadir GPKAI GKI Di Tanah Papua GPI GBI dll

Referensi

  1. ^ "Daftar Kecamatan/Distrik di Kabupaten Asmat". Diakses tanggal 05-12-2018. 
  2. ^ a b c d "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 05-12-2018. 
  3. ^ "Kabupaten Asmat Dalam Angka 2016", diakses tanggal 14 Agustus 2017
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2016". Diakses tanggal 2018-07-06. 
  5. ^ "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diakses tanggal 2018-07-06. 
  6. ^ a b c Saat Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Berboncengan Naik Motor Listrik di Asmat - PresidenRI.go.id - 13 April 2018
  7. ^ 6 Bupati Dilantik Gubernur Papua Hari ini - detik.com diakses 26 September 2016 13.14 WIB
  8. ^ "Gubernur Lantik Empat Pasang Kepala Daerah". Pemprov Papua. 03-03-2021. 

Pranala luar