Renault dalam Formula Satu
51°55′12″N 1°23′25″W / 51.92000°N 1.39028°W
Nama resmi | Renault DP World F1 Team |
---|---|
Kantor pusat | Enstone, Oxfordshire, Inggris (sasis) Viry-Châtillon, Essonne (power unit) |
Kepala tim | Cyril Abiteboul (Direktur pengatur) Marcin Budkowski (Direktur eksekutif) |
Direktur teknis | Pat Fry (Direktur teknik sasis) Rémi Taffin (Direktur teknik mesin) |
Pembalap terkenal | 14. Fernando Alonso 31. Esteban Ocon |
Nama sebelumnya | Benetton Formula (1986-2001) Lotus F1 Team (2012-2015) |
Nama selanjutnya | Alpine F1 Team |
Sejarah dalam ajang Formula Satu | |
Gelar Konstruktor | 2 (2005, 2006) |
Gelar Pembalap | 2 (2005, 2006) |
Jumlah lomba | 403 (400 start) |
Menang | 35 |
Posisi pole | 51 |
Putaran tercepat | 33 |
Lomba pertama | Grand Prix Inggris 1977 |
Lomba terakhir | Grand Prix Abu Dhabi 2020 |
Pabrikan mobil asal Prancis Renault turun di ajang Formula Satu sebagai tim pabrikan penuh dalam tiga kesempatan terpisah. Yang pertama adalah dari tahun 1977 sampai 1985, yang kedua dari musim 2002 sampai 2011 dan yang ketiga dari musim 2016 sampai saat ini. Renault merupakan pelopor pemakaian mesin turbo di ajang F1 ketika mereka memulai debut mereka di GP Inggris 1977.[1] Sampai saat ini Renault merupakan salah satu pabrikan mobil tersukses diajang F1, dengan memenangi beberapa gelar konstruktor ketika mereka menjadi pemasok mesin tim Williams, Benetton, dan Red Bull Racing. Renault yang sempat mundur dari F1 di akhir 1997 memutuskan untuk kembali sebagai konstruktor penuh pada 2002, setelah sebelumnya pada tahun 2001 mereka membeli tim Benetton dan mengubahnya menjadi Renault F1 Team. Sekali lagi, sebagai konstruktor penuh, Renault mampu menunjukan giginya ketika mereka memenangi gelar juara dunia pembalap (melalui Fernando Alonso) dan konstruktor pada 2005 dan 2006.
Pada musim 2009 tim Renault mengalami krisis kepercayaan yang cukup besar sebagai dampak dari kontroversi crashgate di GP Singapura 2008 yang menyebabkan sponsor-sponsor pergi dan penjatuhan hukuman kepada pihak intern tim yang terlibat dalam hal tersebut. Sebagai langkah upaya penyelamatan tim, Renault France kemudian menjual mayoritas saham mereka kepada perusahaan investasi Luksemburg, Genii Capital yang sekaligus mengakhiri kontribusi Renault sebagai tim pabrikan di ajang F1 mulai musim 2010. Pada 14 Januari 2011, tim memutuskan untuk turun dibawah bendera negara Inggris Raya pada musim F1 tahun 2011 setelah selama 8 tahun (2002-2010) turun dengan bendera lisensi Prancis.[2] Hal ini diakibatkan karena masuknya Group Lotus sebagai salah satu sponsor sekaligus pemegang saham. Pada musim 2012 tim ini kemudian berganti nama menjadi Lotus F1 Team.
Pada musim akhir musim 2015 Renault kembali sebagai tim pabrikan penuh usai membeli lagi saham tim Lotus dan mengembalikan nama tim menjadi Renault Sport F1 Team.[3] Pada musim 2019 Renault menyederhanakan nama tim mereka menjadi Renault F1 Team dengan menghilangkan kata "Sport".
Sejarah dalam ajang Formula Satu
1970-an
Renault pertama kali berkompetisi di F1 pada GP Inggris 1977. Saat itu mereka dengan berani memperkenalkan mesin turbo yang saat ini masih terbilang asing di arena F1. Pembalap Renault saat itu dipercayakan kepada Jean-Pierre Jabouille. Sasis dan mesin tim Renault saat itu dikenal dengan nama Renault-Gordini V6 1.5L turbocharged engine. Sayangnya mesin turbo yang Renault gunakan kurang begitu andal dan reliabel dengan hasil lima kali DNF dalam lima balapan debutnya, sehingga banyak disebut penonton sebagai sebuah "Teko Kuning" yang akan mengepul asapnya (meledak) bila mesinnya sudah kepanasan. Serangkaian perbaikan mendalam pada mesin selanjutnya dilakukan oleh tim Prancis ini dan akhirnya membuahkan hasil di GP AS Barat pada tahun 1978 saat mereka berhasil finish di P4 yang sekaligus pula menjadi poin perdana Renault di ajang F1.
Tahun 1979 René Arnoux bergabung dengan Jabouille di tim. Jabouille berhasil meraih pole di Afsel. Di pertengahan musm, kedua pembalap tersebut mendapatkan tambahan suntikan tenaga lewat ground-effect. Hasilnya mulai terasa di GP Prancis[4] saat dua mobil Renault start terdepan dan Jabouille akhirnya mengantar tim meraih gelar juara balapan, sekaligus pula menjadikan Renault sebagai tim pertama yang mampu menang dengan mesin turbo.[5].
1980-an
Musim 1980 Arnoux kembali mengigit dengan dua kemenangan di Brazil dan Afrika Selatan.[6] Namun Jabouille gagal menunjukan performa terbaik karena beberapa kali mobilnya bermasalah. Di akhir musim Jabouille mengalami kecelakaan parah di GP Kanada yang menyebabkan kakinya cedera dan menyebabkan pula karier balapannya berakhir. Alain Prost direkrut untuk musim 1981 dengan jangka waktu kontrak tiga tahun. Prost berhasil membukukan sembilan kemenangan untuk tim sepanjang 1981 sampai 1983 sementara rekan setimnya yaitu Arnoux hanya meraih dua kemenangan di musim 1982.
Arnoux kemudian keluar dari tim di akhir 1982 dan bergabung ke Scuderia Ferrari. Posisinya digantikan oleh Eddie Cheever untuk satu musim. Alain Prost menyusul keluar dari tim di akhir 1983 dan posisinya digantikan Patrick Tambay yang masuk bersama Derek Warwick. Tim Renault kemudian gagal menunjukan performa terbaik pada tahun 1984 dan akhirnya mereka memutuskan untuk keluar sebagai konstruktor dan memilih untuk menjadi pemasok mesin saja. Pada musim 1985 Renault menurunkan mobil ketiga di Jerman[7], dan mobil tersebut dilengkapi dengan kamera on-board untuk membantu pemirsa TV melihat cara mengemudi pembalap dalam mobil.
2000-an
2002–2004: Pembangunan tim
Pada 16 Maret 2000, Renault memutuskan akan kembali ke ajang F1 sebagai konstruktor penuh mulai 2002. Mereka masuk kembali ke F1 dengan membeli tim Benetton Formula seharga 120 juta dollar AS. Renault mempertahankan nama Benetton untuk musim 2000 dan 2001 sebelum mengubah namanya menjadi Renault F1 di musim 2002.[8] Renault kemudian memasangkan Jarno Trulli dan Jenson Button di musim "debutnya" tersebut. Button dan Trulli berhasil meraih 23 poin di musim 2002 dan finish di P4 klasemen akhir konstruktor. Penampilan Jenson Button yang cukup cemerlang di musim 2002 tidak menjadi jaminan kursinya aman untuk 2003. Flavio Briatore kemudian memindahkan Jenson ke B.A.R-Honda dan mempromosikan pembalap muda calon juara dunia 2005 dan 2006, Fernando Alonso masuk ke tim.
Musim 2003 dengan duet Fernando Alonso dan Jarno Trulli, tim Renault kerap kali disebut "roket" karena aksi start dua pembalap mereka yang fantastis. Renault saat itu memang dikenal cepat dalam mengadaptasikan aplikasi launch control sehingga membuat mereka mampu naik beberapa posisi saat start. Penampilan Renault yang bagus kembali menebarkan ancaman saat Fernando Alonso meraih pole position di GP Malaysia[9], dan finish di P3 keesokan harinya. Puncaknya adalah saat Alonso berhasil menang balapan di GP Hungaria dengan mengalahkan Kimi Raikkonen dan McLaren.[10]
Musim 2004 Renault menjadi kandidat kuat untuk merebut tempat kedua klasemen konstruktor di belakang tim Ferrari. Jarno Trulli memenangi GP Monaco[11] dengan spektakuler, sementara Fernando Alonso menabrak pembatas. Tetapi hubungan Jarno dengan bosnya Flavio Briatore memburuk. Jarno bahkan kehilangan podium ketiganya di Prancis setelah kalah oleh Barrichello di tikungan terakhir sebelum garis finish. Trulli keluar dari tim sebelum musim usai, dan ia pindah ke Toyota. Renault lantas menggantikannya dengan Jacques Villeneuve. Sayangnya JV gagal menunjukan performa bagusnya, dan Renault akhirnya harus tergusur ke P3 klasemen konstruktor di belakang B.A.R.
2005–2006: Menjadi juara dunia
Musim 2005, Renault mendominasi balapan dengan pasangan pembalap Giancarlo Fisichella dan Fernando Alonso. Saat tes pramusim, Renault mulai menunjukan potensinya sebagai kandidat juara dunia dengan beberapa kali meraih waktu tercepat. Giancarlo Fisichella lantas memulai musim 2005 dengan baik saat ia menang di Melbourne. ia mengambil keuntungan dari sesi kualifikasi hujan yang membuat tim-tim lain tampak kesulitan dengan format kualifikasi yang baru. Fernando Alonso kemudian memenangkan tiga balapan berikutnya dan naik menjadi pemimpin klasemen pembalap serta mengantar Renault memimpin di klasemen kontruktor. Sementara itu, Fisichella gagal di beberapa balapan. Setelah tampil labil di pertengahan musim, McLaren kemudian mengambil alih pimpinan klasemen konstruktor dari tangan Renault di Sao Paulo setelah finish 1-2, namun di sisi lain, Fernando Alonso berhasil mengunci gelar juara dunianya yang pertama. Renault kembali mengambil alih puncak klasemen konstruktor di Cina sekaligus memantapkan tim menjadi juara dunia konstruktor untuk kali pertama sepanjang sejarah.
Musim 2006 Alonso berhasil mempertahankan gelar juara dunianya, di tengah kabar bahwa ia pindah ke McLaren mulai musim 2007.[12] Alonso mengawali musim dengan memenangi lomba di Bahrain dan Australia. Di Malaysia, Fisichella ganti memenangi lomba dan Alonso finish kedua. Dengan hasil ini, tim Renault berhasil menjadi juara balapan 1-2 yang pertama sejak Rene Arnoux dan Alain Prost di 1982. Renault lantas merayakan balapan F1 ke-200nya di GP Inggris dengan hasil kemenangan dari Alonso. Sama seperti musim sebelumnya, gelar juara dunia pembalap dan konstruktor baru bisa dipastikan di seri terakhir di Brasil saat Fernando Alonso finish kedua di belakang pembalap lokal yang kelak akan menjadi partnernya, Felipe Massa.
2007–2009: Tahun angin-anginan
Tahun 2007 Renault memperkenalkan Heikki Kovalainen sebagai pengganti Alonso. Giancarlo Fisichella masih tetap dipertahankan tim. Renault lantas memperkenalkan sponsor baru yaitu ING Group, yang menggantikan sponsor sebelumnya, Mild Seven.[13] Sepanjang musim 2007, tim gagal menampilkan performa terbaik. Satu-satunya hasil spektakuler adalah saat Heikki Kovalainen tampil luar biasa di GP Jepang dengan menahan laju Kimi Raikkonen dari Ferrari, sehingga akhirnya Heikki mampu finish kedua. Tim mengakhiri musim 2007 dengan finish di P3 klasemen akhir konstruktor.
Musim 2008 Alonso kembali ke Renault, dan Heikki pindah ke McLaren. Alonso lantas disambut hangat oleh seisi tim yang bermarkas di Enstone, Inggris tersebut. Partner Alonso untuk musim 2008 adalah Nelson Angelo Piquet, yang merupakan putra juara dunia tiga kali era 1980-an, Nelson Piquet.[14][15] Alonso kali ini merasakan kurang andalnya Renault dalam balapan. Sampai pertengahan musim, Renault mssih kesulitan mendapatkan settingan mobil terbaik. Podium pertama Renault di musim 2008 dicetak di Jerman, saat Nelsinho Piquet berhasil mengakali safety car yang keluar karena kecelakaan Timo Glock (Toyota), sehingga akhirnya ia bisa finish kedua. Kemenangan balapan yang ditunggu akhirnya datang juga di Singapura, saat Fernando Alonso berhasil memenangi lomba (walaupun kemudian diketahui Renault bermain curang dalam balapan tersebut), dan dilanjutkan dua minggu sesudahnya di Jepang.
Musim 2009 Renault sangat berharap mereka bisa menjadi penantang gelar kembali. Sayangnya harapan mereka tidak terlaksana setelah mobil R29 kembali tampil amburadul. Fernando Alonso berhasil meraih pole di Hungaria, namun saat lomba mekanik pitnya salah memasang baut ban, dan menyebabkan ban kanan Alonso terlepas saat ia keluar dari pit. Tim lantas mendapat hukuman larangan satu kali ikut balapan, namun kemudian hukuman tersebut dibatalkan setelah banding Renault diterima FIA.[16][17] Kejutan lain kemudian dibuat Renault dengan mendepak Nelson Piquet Junior[18] dan menggantinya dengan Romain Grosjean. Podium pertama Renault di musim 2009 diraih di GP Singapura melalui Fernando Alonso. Sayangnya hanya berselang satu jam setelah meraih podium, Alonso mengumumkan bahwa ia akan pindah ke tim raksasa Italia, Scuderia Ferrari mulai 2010, dan ia kemudian menegaskan bahwa Ferrari akan menjadi tim F1-nya yang terakhir sampai pensiun nanti, sehingga tidak mungkin bagi tim Renault untuk memanggilnya pulang suatu hari nanti. Posisi Alonso untuk musim 2010 kemudian digantikan oleh pembalap Polandia, Robert Kubica.[19]
2010-an
2010: Reformasi tim
Musim 2010 Renault tampil dengan pulas warna klasik, kuning dan hitam. Di awal musim[20], Renault France mengumumkan bahwa mereka telah menjual 75% saham tim Renault F1 kepada Genii Capital[21], sebuah perusahaan investasi dari Luxemburg.[22] Renault France sendiri masih mempertahankan sisa 25% saham di dalam tim. Untuk duet pembalap sendiri, Renault akhirnya berhasil mendapatkan Robert Kubica[23][24][25] dan memasangkannya dengan debutan dari Rusia yang ditenggarai berhasil masuk Renault karena membawa sponsor, Vitaly Petrov. Genii Capital kemudian mengumumkan bahwa Eric Boullier akan menjadi team principal Renault yang baru menggantikan Bob Bell yang kembali ke posisi asalnya sebagai direktur teknik sampai pertengahan 2010 ketika Bell kemudian mengundurkan diri dari Renault.
Penampilan Renault di musim 2010 termasuk baik dan banyak dikatakan orang sebagai salah satu tim kuda hitam. Kubica membuktikan kualitasnya saat berhasil finish P3 sebanyak dua kali di Monako dan Belgia, dan menjadi aktor utama tim dalam meraih peringkat kelima klasemen konstruktor. Sementara Vitaly Petrov, sekalipun terkesan angin-anginan ketika berlaga dan kerap kali membuat kesalahan yang tidak perlu ternyata sukses meraih 27 poin dan menempatkannya sebagai rookie teratas dari seluruh rookie yang berlaga di musim 2010. Petrov bahkan sempat terancam posisinya ketika Renault mengumumkan bahwa mereka berusaha untuk mengincar Kimi Raikkonen untuk 2011, tetapi Kimi kemudian membantah hal tersebut dan menganggap bahwa Renault hanya menggunakan namanya untuk tujuan pemasaran.[26] Petrov sendiri akhirnya sukses dipertahankan oleh tim setelah ia berhasil menarik beberapa sponsor baru dari Rusia.
2011: Lotus Renault GP
Pada 5 November 2010, Renault kemudian mengadakan kolaborasi dengan Group Lotus seputar kerjasama masa depan di F1, dan memunculkan gosip bahwa Renault akan menutup timnya dan mengubah namanya menjadi Team Lotus. Kerjasama kemitraan ini kemudian difinalisasikan pada awal Desember 2010 dengan Group Lotus yang membeli 25% saham yang dimiliki Renault Cars,[27] yang sekaligus membuat Renault hanya berperan sebagai pemasok mesin saja dan memberikan kesempatan bagi Lotus Cars untuk menambahkan embel-embel nama Lotus pada tim Renault yang kemudian diwujudkan dengan nama Lotus Renault GP. Untuk penamaan sasis sendiri, mereka masih menggunakan warisan nama Renault yaitu inisial "R". Di sisi lain tampilnya Lotus Renault GP di musim 2011 juga memberikan masalah bagi penggemar F1 karena ada dua tim Lotus yang berlaga di F1, dengan tim Lotus satunya lagi yang dimiliki Tony Fernandes yang bernama Lotus Racing/Team Lotus.[28] Lotus Renault GP memilih untuk menggunakan warna emas-hitam (sehingga mendapat julukan Lotus Hitam) sebagai corak warna mobilnya, sementara Lotus Racing akan menggunakan warna hijau (sehingga dijuluki Lotus Hijau). Kedua "Lotus" kemudian saling mengklaim bahwa mereka memiliki syarat yang sah untuk menggunakan nama Lotus di ajang F1 dan kemudian mereka membawa masalah ini ke Pengadilan Tinggi di London untuk membuktikan siapakah yang berhak memakai nama "Lotus".[29][30] Pengadilan Tinggi London kemudian memutuskan pada 27 Mei 2011 bahwa Lotus Racing (Tony Fernandes) merupakan pemilik sah hak nama "Team Lotus" sementara Group Lotus (yang memiliki saham di tim Renault) hanya memiliki hak nama "Lotus" berikut skema warna hitam-emas.[31][32]
Awal Februari 2011 Robert Kubica mengalami kecelakaan parah saat dirinya mengikuti sebuah balapan reli di Italia.[33] Ia divonis tidak bisa mengikuti musim 2011 karena cedera tangannya yang cukup parah dan memerlukan waktu lama untuk pemulihan.[34][35] Sebagai pengganti, tim kemudian menunjuk pembalap Jerman Nick Heidfeld. Kubica sendiri, sekalipun tidak bisa berlaga di 2011, tetap dinyatakan dalam kondisi terkontrak oleh tim.[36]
Musim 2011 diawali tim Lotus Hitam dengan baik, Vitaly Petrov mampu finish P3 di Australia disusul kemudian oleh Nick Heidfeld yang finish P3 di Malaysia. Selanjutnya, kedua pembalap hanya mampu meraih poin seadanya di balapan-balapan selanjutnya tanpa mampu meraih lagi podium. Hasil dua kali tersingkir yang dialami Heidfeld di Jerman dan Hongaria membuat posisinya di tim harus rela tergusur oleh Bruno Senna.[37] Heidfeld sempat berencana membawa masalah pemecatan dirinya ke pengadilan, namun kemudian Renault memutuskan untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan pada 2 September 2011.[38] Pada akhir musim 2011, Renault resmi berganti nama menjadi Lotus F1 Team untuk musim 2012.[39] Mantan juara dunia Kimi Raikkonen di tarik masuk sebagai pembalap untuk musim 2012 dan 2013.[40]
2016-sekarang: Renault Sport Formula One Team dan Renault F1 Team
Musim 2016
Pada 28 September 2015, Renault Sport F1 mengumumkan bahwa letter of intent antara Renault Group dan Gravity Motorsports yang dimiliki oleh Genii Capital telah ditandatangani dan selama beberapa minggu berikutnya akan dibahas transaksi pengambilalihan untuk Lotus F1 Team (yang sebelumnya dimiliki oleh Renault hingga 2010) dengan harapan bahwa tim tersebut akan bersaing di musim 2016 sebagai Renault Sport Formula One Team. Ada spekulasi bahwa veteran F1 Alain Prost, yang mengendarai Renault dari 1981-83, bisa mengambil peran senior dalam tim.[41]
Pada 3 Desember 2015, Renault mengumumkan bahwa mereka telah membeli Lotus F1 Team dan sedang mempersiapkan musim 2016 dengan informasi lebih lanjut yang akan
dirilis pada awal 2016.[42]
Pada 3 Februari 2016, Renault meluncurkan livery pengujian untuk mobil 2016 mereka, Renault R.S.16, dan mengonfirmasi Kevin Magnussen dan Jolyon Palmer sebagai dua pembalapnya, juara GP3 2015 Esteban Ocon sebagai pembalap cadangan, Carmen Jordá sebagai pembalap pengembangan, dan bahwa banyak pembalap, termasuk juara Formula Renault 3.5 2015 Oliver Rowland, Jack Aitken, Louis Delétraz dan Kevin Jorg adalah bagian dari akademi pembalapnya. Selain itu, Bob Bell (sebelumnya dari Mercedes, Marussia dan inkarnasi Renault sebelumnya) dikukuhkan sebagai kepala petugas teknis tim dan Frédéric Vasseur (dari ART Grand Prix) sebagai direktur balap yang baru. Renault Sport F1 bermitra dengan Renault-Nissan Alliance. Namun ia juga memiliki sponsor lain dengan mitra termasuk Bell & Ross, Devialet, EMC, Genii Capital, Infiniti, Total, CD-adapco, Microsoft, Pirelli, OZ Racing dan Jack & Jones.
Tim menyelesaikan musim di tempat kesembilan dengan 8 poin.
Musim 2017
Pada 11 Januari 2017, Frédéric Vasseur meninggalkan tim setelah terjadi perselisihan dengan personel tim,[43] oleh karena itu tim tersebut dikelola oleh presiden Jérôme Stoll dan direktur pelaksana Cyril Abiteboul.[44]
Pada 14 Oktober 2016, diumumkan bahwa Nico Hülkenberg akan bergabung dengan tim untuk musim 2017.[45] Kevin Magnussen kemudian memilih untuk meninggalkan tim untuk bergabung dengan Haas, dengan Jolyon Palmer tetap di tim untuk musim kedua,[46] tetapi digantikan oleh Carlos Sainz Jr. dari Grand Prix Amerika Serikat dan seterusnya, setelah hanya mencetak satu poin.[47] Sainz menjalani debut yang bagus di Grand Prix Amerika Serikat, finis ketujuh dan mengungguli rekan setimnya yang gagal finis. Tim menyelesaikan musim di tempat keenam dengan 57 poin.
Musim 2018
Nico Hülkenberg terus mengendarai Renault pada 2018 saat ia menandatangani kontrak multi-tahun pada tahun sebelumnya. Setelah bergabung dengan tim pada pertengahan musim pada tahun 2017, Carlos Sainz Jr. terus membalap bersama mereka pada tahun 2018. Mereka finis ke-4 dalam kejuaraan dengan 122 poin.
Musim 2019
Pada 3 Agustus 2018, diumumkan bahwa pembalap Red Bull Racing Daniel Ricciardo akan bergabung dengan tim dengan kontrak dua tahun untuk bermitra dengan Hülkenberg.[48]
Diganggu oleh masalah keandalan di awal musim, dan performa aerodinamis yang buruk, tim finis di urutan ke-5 di Kejuaraan Konstruktor, gagal lolos dari lini tengah. Yang juga perlu diperhatikan adalah ketika Grand Prix Jepang 2019, di mana tim tersebut didiskualifikasi karena sistem penggantian keseimbangan rem otomatis mereka, yang dianggap ilegal.
Di akhir musim, tim mengumumkan perubahan pada departemen aerodinamis tim mereka sebagai akibat dari kegagalan R.S.19. Direktur Teknik Sasis Nick Chester akan meninggalkan tim,[49] dengan mantan insinyur sasis Ferrari dan McLaren Pat Fry dan mantan ahli aerodinamika Williams dan Ferrari Dirk de Beer untuk bergabung dengan tim.[50]
Keterlibatan Renault di F1 sebagai perusahaan
Peran sebagai pemasok mesin
Renault menjual 25% sisa sahamnya di tim F1 mereka pada akhir 2010 kepada pemegang saham mayoritas Genii Capital.[51] Tetapi Renault juga masih tetap berkomitmen bertahan di ajang Formula Satu sebagai pemasok mesin. Hal ini mereka wujudkan melalui pengelolaan kantor sekaligus pabrik pembuatan mesin balap mereka di Viry-Châtillon, Prancis sampai saat ini melalui anak perusahaan baru mereka yaitu Renault Sport F1.[52][53]
Tugas dan aktivitas utama Renault Sport F1 adalah menyediakan pasokan mesin untuk para tim pelanggan mereka, saat ini diisi oleh Red Bull Racing,[54] Lotus Renault GP dan Team Caterham.[55] Terhitung sejak musim 2012, Renault Sport F1 juga menambah pasokan mesin mereka kepada tim Williams F1.[56] Selain memasok mesin, Renault Sport F1 juga berperan besar pada pengembangan peralatan KERS di masing-masing rekanan mereka.
Dalam setiap lomba, pihak Renault Sport F1 mengirimkan sekurang-kurangnya 30 teknisi mereka kepada setiap tim yang dipasok. Masing-masing tim menerima enam orang teknisi (2 insinyur mesin, 2 teknisi mesin, 1 teknisi pendukung dan 1 ahli elektrik). Secara total setiap musimnya, Renault Sport F1 mengirimkan 48 mesin kepada seluruh tim yang mereka pasok.
Kemitraan dan sponsorship
Pada 2005 terutama setelah pengangkatan Carlos Ghosn sebagai CEO Renault Cars, publik mulai menanyakan komitmen Renault di ajang Formula Satu. Ghosn memiliki reputasi sebagai seorang pengusaha pelit, dengan julukan "pemotong biaya". Ghosn telah berkali-kali mengkonfirmasi bahwa keikutsertaan Renault di ajang F1 baik sebagai pemasang iklan ataupun sebagai peserta balap merupakan sebuah investasi teknologi yang besar. Pada Grand Prix Prancis 2005, Ghosn menetapkan kebijakannya tentang keterlibatan perusahaan dalam motorsport: "Kami tidak tahu pastinya apakah Formula Satu sebuah kebiasaan bisnis atau tradisi olahraga bagi kami di Renault. Kami di sini untuk menunjukkan bakat kita dan kita bisa melakukannya dengan benar untuk saat ini. Formula Satu adalah sebuah investasi, dan jika untung maka itu bagus bagi kami, sebaliknya bisa gagal, maka itu adalah bencana." Setelah Renault memenangkan gelar keduanya pada tahun 2006, Ghosn mengatakan "Ini merupakan kemenangan penting karena membenarkan investasi Renault di ajang Formula 1, dan akan membuat pada masa depan kami setidaknya aman untuk beberapa tahun kedepan. Paling tidak kami sama sekali tidak rugi berinvestasi disini."[57] Pada bulan Mei 2008, dua tahun sejak Renault mendominasi, dan di tengah-tengah musim yang relatif lemah bagi tim, Ghosn sekali lagi menyatakan bahwa terlepas dari hasil buruk yang diraih, Renault akan tetap ada F1 untuk 'bertahun-tahun' kedepan.[58] Renault kemudian menandatangani perjanjian dengan FOM untuk bertahan di F1 sampai akhir musim 2012.
Renault F1 sendiri sempat memiliki hubungan penelitian dengan Boeing[59], tujuan yang hendak dicapai adalah "untuk menyelidiki proyek kolaborasi teknologi demi kepentingan bersama." hubungan serupa yang ada di F1 adalah antara tim McLaren dan BAE Systems.
Sponsor Renault lainnya diantaranya adalah perusahaan minyak Prancis Total SA, perusahaan IT AS Hewlett-Packard, produsen jam tangan TW Steel dari Belanda dan produsen mobil Lada dari Rusia.
Kontroversi crashgate di GP Singapura 2008
Renault meraih kemenangan spektakuler di GP Singapura 2008 melalui Fernando Alonso yang berhasil memenangi lomba setelah start dari posisi 14 dan terbantu strategi pit stop yang bagus dari tim. Rekan setimnya yaitu Nelson Angelo Piquet mengalami kecelakaan di lap 14 yang kemudian membuat safety car masuk sirkuit untuk mengamankan lomba dan membuat Alonso melejit ke depan dan berhasil memenangi lomba. Sesudah lomba Piquet dengan gaya bercanda mengatakan kepada wartawan bahwa ia membantu tim untuk meraih kemenangan di balapan tersebut dengan cara menabrakkan mobilnya ke dinding sehingga membuat safety car keluar sekaligus membantu strategi pit stop tim untuk Alonso. Selama musim dingin sampai awal musim 2009 Piquet terus mengkonfirmasikan perihal kecelakaan tersebut dengan gaya bercanda.[60] Para wartawan kemudian percaya dan menganggap bahwa Piquet memang sedang melucu seperti biasanya dan tidak menganggap ucapan Piquet itu serius.
Pada pertengahan musim seiring prestasi buruk dari Piquet Jr. sejak awal musim, tim kemudian memecat pembalap Brasil ini. Buntutnya, ayah Piquet Jr. yaitu Nelson Piquet Sr. berbicara terang-terangan kepada media massa bahwa anaknya telah disuruh oleh Renault untuk berbuat kebodohan di Singapura 2008.[61] Piquet Jr. yang juga sama-sama kesal lantas menyebut Flavio Briatore sebagai pembunuh dan perusak karena tega menghentikan karier membalapnya padahal ia tidak melakukan kesalahan apapun di musim 2008 dan 2009.[62] Piquet Jr. kemudian bersumpah dengan jujur ia memang melakukan apa yang diminta tim saat menabrakkan mobilnya ke dinding di Singapura 2008 untuk membantu Alonso memenangi lomba.[63][64]
Berbekal dari pengakuan ayah dan anak ini, FIA kemudian membahas kasus ini di bulan September 2009, dan akhirnya tim Renault terkena hukuman tidak boleh ikutan balap selama dua musim, walaupun beberapa minggu kemudian hukuman tersebut diganti dengan denda dan masa percobaan selama dua musim. Tim bahkan harus rela kehilangan beberapa sponsor, salah satunya ING. Flavio Briatore dihukum seumur hidup tidak boleh ikut berkecimpung di F1 (walaupun akhirnya hukuman tersebut diperingan menjadi hanya sampai akhir musim 2012 saja), dan Pat Symonds terkena sanksi larangan mendampingi tim dalam balapan selama lima musim. Secara resmi di awal Oktober 2009, tim kemudian mengumumkan bahwa baik Briatore maupun Symonds tidak akan kembali lagi ke tim Renault pada masa yang akan datang.[65][66]
Struktur tim
Personil tim
Nama Staf | Tahun | Posisi |
---|---|---|
Bernard Dudot | 1977-1985 | Prinsipal tim |
Jean Sage | 1977-1985 | Direktur olahraga |
Michel Tétu | 1977-1985 | Staf tim |
Flavio Briatore | 2002-2009 | Prinsipal tim |
Mike Gascoyne | 2002-2003 | Direktur teknik |
Pat Symonds | 2002-2009 | Direktur teknik |
Dino Toso | 2002-2004 | Staf teknik |
Bob Bell | 2002-2009 2016-2018 |
Staf ahli aerodinamika Direktur teknik |
Rob White | 2004-2010 | Staf ahli mesin |
Eric Boullier | 2010-2011 | Prinsipal tim |
Gerard Lopez | 2010-2011 | Direktur tim |
Cyril Abiteboul | 2010-2012 2014- |
Direktur eksekutif Pimpinan tim |
Frédéric Vasseur | 2016-2017 | Direktur balap |
Nick Chester | 2016-2018 | Direktur teknik sasis |
Pat Fry | 2019- | Direktur teknik sasis |
Dirk de Beer | 2019- | Kepala Aerodinamika |
Daftar pembalap
Nama Pembalap | Tahun | Keterangan |
---|---|---|
Jean-Pierre Jabouille | 1977-1980 | |
René Arnoux | 1979-1982 | |
Alain Prost | 1981-1983 | |
Eddie Cheever | 1983 | |
Patrick Tambay | 1984-1985 | |
Derek Warwick | 1984-1985 | |
Philippe Streiff | 1984 | |
François Hesnault | 1985 | |
Jarno Trulli | 2002-2004 | |
Jenson Button | 2002 | |
Fernando Alonso | 2003-2006 2008-2009 |
Juara dunia musim 2005-2006 |
Jacques Villeneuve | 2004 | Masuk menggantikan Jarno Trulli yang pindah ke Toyota. |
Giancarlo Fisichella | 2005-2007 | |
Heikki Kovalainen | 2007 | |
Nelson Piquet, Jr. | 2008-2009 | |
Romain Grosjean | 2009 & 2012 | Masuk menggantikan Nelsinho Piquet yang dipecat. |
Robert Kubica | 2010 | |
Vitaly Petrov | 2010-2011 | Pembalap Rusia pertama di ajang F1. |
Nick Heidfeld | 2011 | Masuk menggantikan Robert Kubica yang cedera. |
Bruno Senna | 2011 | Masuk menggantikan Nick Heidfeld di pertengahan musim. |
Kevin Magnussen | 2016 | |
Jolyon Palmer | 2016-2017 | |
Carlos Sainz, Jr. | 2017-2018 | Masuk menggantikan Jolyon Palmer yang dipecat. |
Nico Hülkenberg | 2017-2019 | |
Daniel Ricciardo | 2019-2020 | |
Esteban Ocon | 2019- |
Referensi
- ^ "The Official Formula 1 website". Diakses tanggal 2008-01-27.
- ^ Noble, Jonathan (13 January 2011). "Renault to switch to British licence". Autosport. Haymarket Publications. Diakses tanggal 15 January 2011.
- ^ Renault Announces Return to Formula 1 in 2016: Lotus F1 Team
- ^ "Autosport.com on the 1979 French Grand Prix". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-06. Diakses tanggal 2009-04-18.
- ^ "Formula1.com on the 1979 French Grand Prix". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-06. Diakses tanggal 2009-04-18.
- ^ Race report from Grandprix.com
- ^ Unless otherwise indicated, all race results are taken from "The Official Formula 1 website". Diakses tanggal 2007-06-17.
- ^ Spurgeon, Brad (2000-03-24). "Teams Rev Up for Battle in the Brand-Name Game". International Herald Tribune. hlm. 24.
- ^ Complete Race Guide FIA.com
- ^ http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/motorsport/formula_one/3178001.stm
- ^ Jarno Trulli juara GP Monaco 2004
- ^ "Alonso in shock move to McLaren". The Official Formula 1 Website. 2005. Diakses tanggal 2007-01-17.
- ^ ING replaces Mild Seven at Renault. Retrieved October 16, 2006.
- ^ Fernando Alonso to re-sign for Renault www.telegraph.co.uk Retrieved 10 December 2007
- ^ Renault confirms 2008 driver line-up Alonso and Piquet http://f1.gpupdate.net/en/ Retrieved 10 December 2007
- ^ International Court of Appeal – Decision. Akses: August 17, 2009.
- ^ Renault suspended from next race. Akses: July 26, 2009.
- ^ "Piquet Jr dropped by Renault team". BBC Sport. 2009-08-04. Diakses tanggal 2009-08-04.
- ^ English, Steven (2009-08-18). "Renault confirms Grosjean in, Piquet out". autosport.com. Haymarket Publications. Diakses tanggal 2009-08-18.
- ^ "Renault considers Formula 1 exit". BBC News. 2009-11-04. Diakses tanggal 2010-05-22.
- ^ Benson, Andrew (2009-12-16). "Renault will race in Formula 1 after selling their team". BBC Sport. BBC. Diakses tanggal 2009-12-16.
- ^ AUSmotive.com – Renault stay in F1, kind of
- ^ "Kubica to race for Renault in 2010". 2009-10-07.
- ^ "Robert Kubica not sure to stay at new-look Renault". BBC News. 2009-12-16.
- ^ "Robert Kubica will stay with Renault Formula 1 team". BBC News. 2010-01-04.
- ^ "Angry Raikkonen rules out F1 return with Renault". motorsport.com. GMM. 2010-10-05. Diakses tanggal 2010-10-06.
- ^ Noble, Jonathan (2010-11-05). "Renault team set for Lotus Cars tie-up". autosport.com. Haymarket Publishing. Diakses tanggal 2010-11-06.
- ^ Beer, Matt (8 December 2010). "Team Lotus still bullish over name". autosport.com. Haymarket Publications. Diakses tanggal 10 December 2010.
- ^ Lotus vs. Lotus
- ^ Lotus vs. Lotus Tidak Kunjung Usai, Kompas
- ^ "High Court rules Team Lotus can keep its name". BBC Sport. BBC. 27 May 2011. Diakses tanggal 2 August 2011.
- ^ Cooper, Adam (27 May 2011). "Group Lotus also retains right to use name in F1". Adam Cooper's F1 Blog. WordPress. Diakses tanggal 2 August 2011.
- ^ "Kubica undergoes emergency surgery after rally crash in Italy". CNN. Turner Broadcasting System. 6 February 2011. Diakses tanggal 11 February 2011.
- ^ "F1 ace Kubica 'much better' after rally crash in Italy". CNN. Turner Broadcasting System. 7 February 2011. Diakses tanggal 11 February 2011.
- ^ "Formula 1 driver Kubica targets quick return". The Sydney Morning Herald. Fairfax Media. 11 February 2011. Diakses tanggal 11 February 2011.
- ^ "Renault confirm Heidfeld as Kubica stand-in". formula1.com. Formula One Administration. 16 February 2011. Diakses tanggal 16 February 2011.
- ^ "Bruno Senna to race for Lotus Renault GP". Lotus Renault GP. Renault F1. 24 August 2011. Diakses tanggal 24 August 2011.
- ^ "Lotus Renault GP and Nick Heidfeld announce separation". Renault F1. 2 September 2011. Diakses tanggal 2 September 2011.
- ^ "Renault happy to make way for Lotus". PlanetF1.com. TEAMtalk media. 11 October 2011. Diakses tanggal 11 October 2011.
- ^ "Kimi Raikkonen back to F1 with LRGP".
- ^ "Renault signs a letter of intent to buy a controlling stake in Lotus". Sky Sports (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-02.
- ^ "Renault Announces Return to Formula 1 in 2016 : Lotus F1 Team". web.archive.org. 2015-12-07. Diakses tanggal 2021-01-02.
- ^ Noble, Jonathan. "Renault F1 team boss Frederic Vasseur resigns ahead of 2017". Autosport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-02.
- ^ "Renault team boss Vasseur leaves role". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-02.
- ^ "Force India's Hulkenberg to join Renault". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-02.
- ^ "Renault Sport Formula One Team retains Jolyon Palmer for 2017 - Renault Sport". web.archive.org. 2016-11-09. Diakses tanggal 2021-01-02.
- ^ "Formula 1 - Press release - Renault Sport Formula One Team Confirms Driver Change - renaultsport.com". Renault Sport (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-02.
- ^ "Formula 1 - Press release - Daniel Ricciardo joins Renault Sport Formula One Team from 2019 - renaultsport.com". Renault Sport (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-02.
- ^ "Formula 1 - Press release - Nick Chester, Technical Director Chassis, to leave Renault F1 Team - renaultsport.com". Renault Sport (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-02.
- ^ Cooper, Adam. "Renault F1 team signs ex-McLaren and Ferrari man Pat Fry". Autosport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-02.
- ^ http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/motorsport/formula_one/9267715.stm
- ^ "RENAULT MAINTAINS ITS COMMITMENT TO F1 AND ANNOUNCES THE CREATION OF RENAULT SPORT F1" (PDF). Renault. December 8, 2010. Diakses tanggal 17 October 2011.
- ^ "Renault launches Renault Sport F1. Genii Capital and Group Lotus join forces in Lotus Renault GP". International press website of the Renault Group. Diakses tanggal 7 October 2011. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ "BBC SPORT | Motorsport | Formula One | Red Bull to be Renault powered". BBC News. 2006-10-31. Diakses tanggal 2009-04-28.
- ^ "Renault Engine Partnership". lotusracing.my. Lotus Racing. 5 November 2010. Diakses tanggal 16 November 2010.
- ^ Williams reunite with Renault - WilliamsF1
- ^ "Ghosn: Titles justify investment". www.itv-f1.com. 2006-10-27. Diakses tanggal 2006-10-30.
- ^ http://www.autosport.com/news/report.php/id/67847 – Autosport: Renault to stay in F1 'for many years'
- ^ Boeing Company. (June 17, 2004). Boeing, Renault F1 Team to Collaborate on Technology Development. Press Release.
- ^ http://sportgeza.hu/forma1/2009/09/10/a_17-es_kanyarban_utkozz_ott_nincs_daru/
- ^ "Renault Sack F1 Driver Piquet". Sky News. Diakses tanggal 17 September 2009.
- ^ "Angry Piquet confirms Renault exit". Autosport. Diakses tanggal 17 September 2009.
- ^ Hamilton, Maurice (2009-09-04). "FIA charges Renault over Nelson Piquet Jr crash in Singapore". London: The Guardian. Diakses tanggal 17 September 2009.
- ^ "FIA investigating F1 crash". USA Today. 2009-08-30. Diakses tanggal 17 September 2009.
- ^ Cary, Tom (2009-09-17). "Q and A: why Renault face race-fixing allegations and other questions". London: The Telegraph. Diakses tanggal 2009-09-17.
- ^ "Renault blames Briatore & Symonds". BBC Sport. 2009-09-17. Diakses tanggal 2009-09-17.
Pranala luar
- (Inggris) Situs web resmi
- (Inggris) (Prancis) Statistik Renault di ajang Formula 1