Lompat ke isi

Trans7

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 Oktober 2021 13.00 oleh JohanSalusu (bicara | kontrib) (Sejak UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja diundangkan, semua izin penyiaran ditangani sepenuhnya oleh Kemenkominfo. KPI dan KPID difokuskan hanya pada pengawasan.)
Trans7
JenisJaringan televisi
SloganAktif, Cerdas dan Menghibur
#IniBaruTrans7 (sekunder)
Negara Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
PendiriH. Sukoyo
Jakob Oetama
Tanggal peluncuran25 November 2001 (sebagai TV7)[1]
15 Desember 2006 (sebagai Trans7)
Kantor pusatGedung Trans Media, Jl. Kapten Pierre Tendean Kav 12-14 A, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Indonesia
Wilayah siaranNasional
PemilikTrans Media
Anggota jaringanlihat #Transmisi
Tokoh kunciAtiek Nur Wahyuni (Direktur Utama)
Chairul Tanjung (Komisaris Utama)
Ishadi S.K. (Komisaris)
Format gambar1080i HDTV 16:9
(diturunkan menjadi 576i 16:9 untuk umpan SDTV)
Satelit
Kabel
IPTV
Televisi internet
Situs webwww.trans7.co.id
Trans7
PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh
Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Indonesia
SaluranAnalog: 49 UHF
Digital: 40 UHF
Virtual: 21
Pemrograman
AfiliasiTrans7 (stasiun induk)
Kepemilikan
Pemilik
Riwayat
Siaran perdana
25 November 2001 (sebagai TV7)[1]
15 Desember 2006 (sebagai Trans7)
Bekas tanda panggil
TV7 (2001–2006)
Trans + TV7 (nama sebelumnya, mungkin merujuk pada keadaannya sebagai televisi nasional ketujuh di Indonesia)
Informasi teknis
Otoritas perizinan
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
Pranala
Situs webwww.trans7.co.id

Trans7 (sebelumnya bernama TV7) adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Trans7 yang pada awalnya menggunakan nama TV7, melakukan siaran perdananya secara terestrial di Jakarta pada 25 November 2001 pukul 17:00 WIB. Pada tanggal 4 Agustus 2006, Trans Corp menjajaki kerja sama strategis dengan mengakuisisi saham TV7 dan melakukan relaunch (peluncuran ulang) pada tanggal 15 Desember 2006 pukul 17:00 WIB menggunakan nama baru, menjadi Trans7. Pada tahun 2017, Trans7 memegang hak siar berlisensi dalam ajang Piala Dunia FIFA 2018 bersama Trans TV dan Transvision.[2]

Sejarah

Logo TV7 (25 November 2001 – 15 Desember 2006)

Awalnya, Trans7 tidak direncanakan "dilahirkan" dengan nama TV7, melainkan bernama Duta Visual Nusantara Televisi (atau disingkat DVN TV) yang lisensinya dikeluarkan pada 12 Oktober 1999 oleh Departemen Penerangan bersama 4 televisi swasta nasional lain (Trans TV, PRTV, Global TV dan MetroTV). TV baru ini dimiliki oleh H. Sukoyo, seorang pengusaha tambak udang dari Jawa Timur. Namun, kemudian Sukoyo memutuskan untuk menjual lisensi pendirian televisi miliknya kepada kelompok Kompas Gramedia sebesar 80%. Tercatat Kompas Gramedia menguasai TV ini lewat tiga perusahaan miliknya: PT Teletransmedia (48%), PT Transito Tatamedia (38,7%), dan PT Duta Panca Pesona (3,3%). Sementara itu, Sukoyo hanya menguasai sekitar 1% dan 9% sisanya dipegang oleh dua individu lain. Sukoyo sendiri rupaya kemudian mendapatkan keuntungan besar dari penjualan ini dan kemudian mendirikan TV swasta lisensi dari Uni Emirat Arab di tahun 2005, yaitu TV Anak Spacetoon.[3][4][5][6] Nama stasiun TV baru itu, yang awalnya direncanakan bernama DVN TV, kemudian diganti menjadi TV7 yang didirikan pada 2 Maret 2000 berdasarkan izin dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000 yang sahamnya sebagian besar dimiliki oleh Kompas Gramedia. Pada tanggal 25 November 2001 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Logo TV7 sendiri diartikan sebagai simbol dari "JO" yang merupakan singkatan dari Jakob Oetama (1931-2020), pemilik TV7.

TV7 dan Al Jazeera

TV7 semakin dikenal masyarakat pada triwulan pertama 2003. TV7 merelai siaran Al Jazeera secara langsung setiap harinya selama invasi Amerika Serikat ke Irak berlangsung melalui tayangan berita bertajuk "Invasi ke Irak". Langkah TV7 ini diikuti oleh ANTV yang merelai siaran stasiun televisi yang berbasis di Dubai, Al Arabiya, ihwal invasi Amerika Serikat ke Irak.[7]

Masyarakat Indonesia secara umum menyambut baik langkah TV7 ini, terutama bagi pihak yang kurang setuju dengan "kebenaran" media Barat.[8] Meski beredar kabar Megawati mendesak TV7 agar menghentikan relai siaran Al Jazeera, humas TV7 saat itu, Uni Lubis, membantah kabar itu. Bahkan, Uni menegaskan bahwa relai tetap diteruskan dan gangguan-gangguan dalam relai tersebut terus di atasi.[9]

Logo pertama Trans7 (15 Desember 2006 – 15 Desember 2013).

Pada tanggal 15 Desember 2006 (bertepatan dengan ulang tahun Trans TV yang ke-5) pukul 19:00 WIB, TV7 mengubah logo dan namanya menjadi Trans7 setelah 55% sahamnya dibeli oleh Trans Media pada 4 Agustus 2006, yaitu dengan mengubah kata "TV" menjadi "Trans". Meski perubahan ini terjadi, namanya tetap menggunakan angka 7. Sejak itu letak logonya pun diubah pula, dari posisi yang biasanya di sudut kiri atas menjadi sudut kanan atas agar letak logonya sama dengan Trans TV yang letak logonya selalu di sudut kanan atas. Layaknya logo Trans TV, logo Trans7 kali ini juga terinspirasi dari batu, yaitu safir persegi panjang berwarna biru, dengan makna ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah beradaptasi. Batu safir juga dianggap simbol keindahan yang tidak lekang oleh waktu.[10]

Menjadi Trans7

Berdasarkan kutipan dari buku yang berjudul Chairul Tanjung si Anak Singkong, pada 4 Agustus 2006, Para Group melalui PT Para Inti Investindo resmi membeli 55% saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Jakob Oetama sebagai Presiden Direktur Kompas Gramedia juga menyetujui kerja sama dengan Trans TV karena adanya kesamaan kultur yang dipegang oleh kedua belah pihak, yakni adanya kesamaan antara visi dan misinya. Proses kerja sama pun berlangsung dengan cepat yang diikuti oleh Rapat Umum Pemegang Saham pada hari yang sama.

Kantor Trans Media di Jakarta.

Selain itu, melalui kerja sama dengan Trans TV. Manajemen pun secara langsung diganti. Agung Adiprasetyo yang kemudian juga menjabat sebagai CEO Kompas Gramedia pun ditunjuk sebagai Komisaris Trans7 hingga kini. Seiring dengan berjalannya waktu, redaksi dan kantor pun secara berangsur-angsur pindah dari Wisma Dharmala Sakti (sekarang Intiland Tower) di Kawasan Soedirman, Jakarta Pusat serta di Cawang, Jakarta Timur ke Gedung Trans TV. Dengan dilaksanakannya re-launch pada tanggal 15 Desember 2006, TV7 resmi berganti nama menjadi Trans7 sekaligus menjadikan hari jadi Trans7. Semua operasional dan teknisi juga digabung dengan Trans TV sebagai upaya mengurangi biaya operasional yang mencapai Rp 15 miliar per bulan.

Kesuksesan Trans7

Berbeda dengan saat menjadi TV7, terhitung mulai 2007, keuntungan yang dicapai Trans7 telah memasuki puncaknya. Bahkan, menurut buku Chairul Tanjung si Anak Singkong pun, keuntungan Trans7 mampu mengalahkan Trans TV sebagai saudaranya sendiri. Dan, berkat keuntungannya, Trans7 menyewa gedung sendiri meski sudah bergabung dengan Trans TV.

Pertengahan tahun 2011, Trans7 memiliki gedung sendiri yang lokasinya berada di seberang gedung Trans TV. Gedung yang ditempati Trans7 itu awalnya adalah bekas gedung Sampoerna. Di gedung berlantai lima itu, terdapat studio berita dan beberapa divisi yang memang terpisah dari Trans TV. Namun untuk meja direksi dan komisioner, serta beberapa divisi menetap satu gedung dengan Trans TV karena efisiensi dan juga mobilitas.[11]

Berkas:DSCN0247.JPG
Kantor Trans7 yang terpisah dari Gedung Trans TV

Pada bulan Agustus 2019, TVRI bersama dua televisi swasta nasional (MetroTV dan Trans7) dan Kemenkominfo secara resmi meluncurkan siaran televisi digital untuk wilayah-wilayah perbatasan Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Dengan tujuan agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan acara terbaik dan berkualitas yang ditayangkan seluruh TV nasional dan lokal dengan gambar yang lebih tajam dan jernih dari televisi analog, tanpa membutuhkan biaya seperti televisi berlangganan (hanya sekali bayar untuk membeli antena dan dekoder). Yang paling utama dan terpenting masyarakat sudah siap untuk melakukan migrasi (peralihan) TV analog ke digital dalam rangka menghadapi ASO (Analog Switch Off) yang akan diberlakukan pemerintah Republik Indonesia dalam waktu dekat ini.[12]

Identitas

Pada 15 Desember 2013, Trans7 meluncurkan logo baru bersamaan dengan ulang tahun Trans Media yang ke-12. Logo dengan simbol "Diamond A" di tengah kata Trans7 merefleksikan "kekuatan dan semangat baru yang memberikan inspirasi bagi semua orang di dalamnya untuk menghasilkan karya yang gemilang, diversifikasi konten atau keunikan tersendiri serta kepemimpinan yang kuat".

Masing-masing warna dalam logo ini memiliki makna dan filosofi. Warna kuning sebagai cerminan warna keemasan pasir pantai yang berbinar dan hasil alam nusantara sekaligus melambangkan optimisme masyarakat Indonesia. Sedangkan rangkaian warna hijau menggambarkan kekayaan alam Indonesia yang hijau dan subur, serta memiliki ketangguhan sejarah bangsa. Warna biru melambangkan luasnya cakrawala dan laut biru sekaligus menggambarkan kekuatan generasi muda bangsa Indonesia yang handal dan memiliki harapan tinggi. Yang terakhir adalah rangkaian warna ungu, menggambarkan keagungan dan kecantikan budaya dan seni bangsa Indonesia yang selalu dipuja dan dihargai sepanjang masa.

Semua rangkaian warna yang mengandung makna cerita di dalamnya, menyatu dengan serasi dan membentuk simbol yang utuh, kuat dan bercahaya di dalam berlian berbentuk A ini. Sehingga bisa dipahami makna dari logo baru Trans7 ini menjadi tanda yang menyuarakan sebuah "semangat dan perjuangan untuk mencapai keunggulan yang tiada banding mulai dari sekarang hingga masa mendatang".

Daftar slogan

Sebagai TV7

  • Makin Lengkap, Makin Seru! (2001-2003)
  • Memberi Inspirasi (2003-2005)
  • Semakin Beragam Semakin Menarik (2005-2006)

Sebagai Trans7

  • Cerdas, Tajam, Menghibur dan Membumi (2006-2008)
  • Aktif, Cerdas dan Menghibur (2008-sekarang)
  • #IniBaruTrans7 (2019-sekarang, sekunder)

Acara

Penyiar

Transmisi

Trans7 memiliki 36 stasiun transmisi yang mampu menjangkau lebih dari 133 juta penonton televisi di Indonesia. Berikut ini adalah transmisi Trans7 dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo.[13]

Nama Jaringan Daerah Frekuensi Analog (PAL) Frekuensi Digital (DVB-T2)[14]
PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 49 UHF 40 UHF
PT Trans7 Padang Aceh Padang, Pariaman, Bukittinggi 23 UHF
Banda Aceh 42 UHF 33 UHF
PT Trans7 Tanah Datar Sukabumi Batusangkar, Tanah Datar 23 UHF
Sukabumi 44 UHF 45 UHF
PT Trans7 Palu Gorontalo Palu 29 UHF
Gorontalo 52 UHF 31 UHF
PT Trans7 Denpasar Banjarmasin Kota Denpasar, Singaraja 45 UHF
Banjarmasin, Martapura, Marabahan 22 UHF 37 UHF
PT Trans7 Yogyakarta Bandung Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates 46 UHF 47 UHF
Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Sukabumi 44 UHF 45 UHF
PT Trans7 Semarang Makassar Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus 41 UHF 42 UHF
Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene 41 UHF
PT Trans7 Pontianak Samarinda Pontianak 31 UHF 41 UHF
Samarinda 49 UHF 31 UHF
PT Trans7 Lampung Pekanbaru Bandar Lampung, Kota Metro 22 UHF
Pekanbaru 30 UHF 33 UHF
PT Trans7 Kupang Jayapura Kupang 36 UHF
Jayapura 22 UHF 34 UHF
PT Trans7 Surabaya Manado Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan 56 UHF 27 UHF
Manado 32 UHF 35 UHF
PT Trans7 Medan Palembang Medan 41 UHF 30 UHF
Pematang Siantar 38 UHF
Palembang, Prabumulih 22 UHF 35 UHF
PT Trans7 Bengkulu Jambi Bengkulu 36 UHF
Jambi 41 UHF 32 UHF
PT Trans7 Sumedang Situbondo Sumedang 35 UHF 41 UHF
Situbondo
PT Trans7 Balikpapan Palangkaraya Balikpapan 56 UHF 44 UHF
Palangkaraya 47 UHF 42 UHF
PT Trans7 Pangkalpinang Mamuju Pangkal Pinang 58 UHF
Mamuju 22 UHF
PT Trans7 Ambon Ternate Ambon 30 UHF
Ternate 30 UHF 40 UHF
PT Trans7 Batam Mataram Batam, Tanjung Balai Karimun off air 46 UHF
Mataram 62 UHF
PT Trans7 Cirebon Kediri Cirebon 50 UHF 41 UHF
Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung 56 UHF 48 UHF
PT Trans7 Tegal Malang Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan 41 UHF 44 UHF
Malang, Kota Batu off air 27 UHF
PT Trans7 Madiun Garut Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo off air 30 UHF
Garut 44 UHF 40 UHF
PT Trans7 Kendari Manokwari Kendari
Manokwari 56 UHF
PT Trans7 Banten Kaltara Cilegon, Serang 44 UHF[butuh rujukan] 46 UHF
Tarakan 29 UHF
PT Trans7 Purwokerto Jember Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Cilacap off air 40 UHF
Jember off air 48 UHF
Pandeglang 40 UHF
Pematang Siantar 38 UHF
Nunukan 28 UHF
Tasikmalaya, Ciamis 42 UHF
Lhokseumawe 38 UHF
Rantau Prapat 39 UHF
Tanah Grogot 37 UHF
Tanjung Redeb 34 UHF
Bireuen 37 UHF
Sibolga, Pandan 39 UHF
Kandangan, Rantau, Amuntai, Barabai 35 UHF
Padangsidempuan 38 UHF
Meulaboh 38 UHF
Siborongborong 47 UHF

Direksi dan komisaris

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 August Parengkuan 2001 2003
2 Lanny Rahardja 2003 2006
3 Wishnutama 2006 2008
4 Atiek Nur Wahyuni 2008 sekarang

Direksi saat ini

No. Nama Jabatan
1 Atiek Nur Wahyuni Direktur Utama
2 Ch. Suswati Handayani Direktur Keuangan dan Sumber Daya
3 Andi Chairil Direktur Produksi

Komisaris saat ini

No. Nama Jabatan
1 Chairul Tanjung Komisaris Utama
2 Ishadi Soetopo Kartosapoetro Komisaris
3 Julius Ruslan Komisaris
4 Michelle Tjokrosaputro Komisaris

Lihat pula

Referensi

Pranala luar