Nadezhda Alliluyeva
Nadezhda Alliluyeva | |
---|---|
Nama asal | Надежда Аллилуева |
Lahir | 22 September [K.J.: 9 September] 1901 Baku, Kegubernuran Baku, Kewalirajaan Kaukasus, Kekaisaran Rusia |
Meninggal | 9 November 1932 Moskow, SFSR Rusia, Uni Soviet | (umur 31)
Sebab meninggal | Tembakan pistol (bunuh diri) |
Kebangsaan | Soviet |
Nama lain | Nadezhda Stalina |
Pekerjaan | Asisten, juru ketik, mahasiswa teknik |
Suami/istri | |
Anak |
|
Nadezhda Sergeevna Alliluyeva[a] (bahasa Rusia: Наде́жда Серге́евна Аллилу́ева; 22 September 1901 – 9 November 1932) adalah istri kedua Josef Stalin. Ia lahir di Baku dan ayahnya merupakan teman Stalin sesama revolusioner. Nadezhda dibesarkan di Saint Petersburg. Nadezhda telah mengenal Stalin sejak usia muda, dan menikah dengannya saat berumur 18 tahun. Dari pernikahannya dengan Stalin, mereka memiliki dua anak. Alliluyeva bekerja sebagai sekretaris para pemimpin Partai Bolshevik, termasuk Vladimir Lenin dan Stalin, sebelum kemudian mengambil pendidikan di Akademi Industri di Moskow untuk mempelajari serat sintetis dan menjadi seorang insinyur. Alliluyeva memiliki masalah kesehatan yang berdampak buruk pada hubungannya dengan Stalin. Alliluyeva sering mencurigai kalau Stalin tidak setia dan sering bertengkar dengan Stalin. Dalam beberapa kesempatan, Alliluyeva dilaporkan berpikir untuk meninggalkan Stalin. Setelah pada malam sebelumnya bertengkar dengan Stalin, Nadezhda Alliluyeva bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri dipagi hari tanggal 9 November 1932.
Masa muda
Latar belakang
Ayah Alliluyeva, Sergei Alliluyev (1866–1945), berasal dari keluarga petani di Oblast Voronezh (sekarang Rusia barat daya).[2] Sergei pindah ke Kaukasus untuk bekerja pada depot kereta api dan pertama kali mengenal kondisi kerja di Kekaisaran Rusia.[3][4] Nenek Sergei adalah orang Romani, sebuah fakta yang oleh cucunya, Svetlana, dikaitkan dengan "wajah khas selatan yang sedikit eksotis" dengan "mata hitam" yang menjadi ciri khas keluarga Alliluyev.[5] Sergei bergabung dengan Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (RSDLP) pada tahun 1898, dan menjadi anggota aktif dalam kelompok studi pekerja dan melalui pertemuan-pertemuan inilah dia bertemu dengan Mikhail Kalinin, salah satu ketua organisator partai di Kaukasus.[6] Sergei kemudian ditahan dan diasingkan ke Siberia, tetapi pada tahun 1902 ia kembali ke Kaukasus.[7] Pada tahun 1904, ia bertemu Ioseb Jughashvili (dikemudian hari dikenal sebagai Josef Stalin) saat membantu memindahkan mesin percetakan dari Baku ke Tiflis.[8]
Ibu Alliluyeva, Olga Fedotenko (1877–1951), adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara pasangan Evgeni Fedotenko dan Magdalena Eicholz. Putri Alliluyeva, Svetlana, dalam memoarnya menulis bahwa Evgeni adalah keturunan Ukraina dari pihak ayahnya, sedangkan ibu Evgeni adalah orang Georgia, dan dia dibesarkan dengan bahasa Georgia di rumah.[9] Magdalena berasal dari keluarga pemukim Jerman serta berbicara bahasa Jerman dan Georgia di rumah.[10] Ayah Olga awalnya ingin dia menikahi salah satu anak temannya, tetapi dia menolak rencana pernikahan itu dan meninggalkan rumah pada usia 14 tahun untuk tinggal bersama Sergei dan bergabung dengannya di Tiflis.[11]
Masa muda
Nadezhda Alliluyeva, lahir di Baku pada 22 September 1901[4] yang merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Saudara-saudara kandungnya bernama Anna, Fyodor, dan Pavel.[12] Keluarga Alliluyev pindah ke Moskwa pada tahun 1904, tetapi kembali ke Baku pada tahun 1906. Pada tahun 1907, Sergey dan keluarganya pindah ke St. Petersburg dan tinggal di sana untuk menghindari penangkapan.[13] Keluarga Sergey sering membantu menyembunyikan para anggota Bolshevik, sebuah kelompok revolusioner Rusia, di rumah mereka, termasuk Stalin.[14] Sergei Aliluyev bekerja di pembangkit listrik. Pada tahun 1911, ia diangkat sebagai kepala sektor di sana, memberikan kehidupan yang nyaman bagi keluarganya.[15]
Nadezhda terlibat dalam aktivitas revolusioner selama masa mudanya, hal ini pertama kali terlihat ketika Nadezhda menjadi pendukung Bolshevik ketika masih bersekolah.[16] Keluarganya sering menjamu anggota partai Bolshevik di rumah mereka, termasuk menyembunyikan Vladimir Lenin selama Hari-hari Juli 1917, yang semakin memperkuat pandangan revolusioner Nadezhda.[17] Setelah Lenin melarikan diri dari Rusia pada Agustus 1917, Stalin tiba.[18] Dia telah mengenal Nadezhda sejak dia masih kecil dan Stalin dilaporkan pernah menyelamatkannya saat Nadezhda tenggelam ketika mereka berdua tinggal di Baku.[19] Setelah bertahun-tahun mereka tidak berjumpa, pada suatu musim panas mereka menjadi dekat.[20] Stalin dan Nadezhda menikah pada bulan Februari atau Maret 1919.[21][b] Saat menikah, Stalin berstatus sebagai duda berusia 40 tahun dan ayah dari seorang putra (Yakov) yang lahir pada tahun 1907 dari istri pertama Stalin, Kato Svanidze, yang meninggal karena tifus pada akhir tahun 1907. Tidak ada upacara pernikahan, karena kaum Bolshevik tidak menyukai kebiasaan tersebut.[23]
Kehidupan dan karir selanjutnya
Kehidupan profesional
Bolshevik mengambil alih kekuasaan di Rusia pada November 1917 (O.S. Oktober 1917), yang menyebabkan Perang Saudara Rusia. Pada tahun 1918, Nadezhda dan Stalin pindah ke Moskow dan bergabung dengan para pemimpin Bolshevik lainnya karena ibu kota dipindahkan ke sana dari Petrograd.[24][c] Mereka tinggal di Istana Hiburan[d] Kremlin, dan menempati kamar terpisah.[1][27] Stalin mengangkat Nadezhda menjadi sekretaris di Komisariat Rakyat untuk Kebangsaan, dimana Stalin menjabat sebagai Kepala Komisariat tersebut. Pada bulan Mei, Stalin membawa Nadezhda dan saudara laki-lakinya Fyodor bersamanya ke Tsaritsyn, tempat kaum Bolshevik berperang melawan Tentara Putih yang merupakan bagian dari Perang Saudara Rusia.[28] Nadezhda tidak tinggal lama di sana dan kembali ke Moskow, dengan alasan karena Stalin jarang berada di rumah dikarenakan Stalin ikut dalam perang saudara.[29] Pada tahun 1921, Perang Saudara berakhir dan pada tahun 1922 Uni Soviet didirikan di bawah kepemimpinan Lenin.[30]
Dengan alasan tidak ingin bergantung pada Stalin, Nadezhda pindah posisi dan bergabung dengan sekretariat Lenin.[31] Hal ini diduga membuat Stalin kesal, karena ia ingin istrinya berhenti dari pekerjaannya dan tetap tinggal di rumah. Nadezhda merasa nyaman bekerja untuk Lenin dan istrinya Nadezhda Krupskaya, yang juga seorang fungsionaris Bolshevik, karena mereka lebih lembut dalam menyikapi hasil pekerjaannya dibanding Stalin, karena Lenin tahu bahwa Nadezhda putus sekolah pada usia muda dan oleh karena itu Lenin memaafkannya untuk kesalahan ejaan, misalnya[32]
Pada tahun 1921, beberapa bulan setelah kelahiran anak pertama mereka, Vasily, Alliluyeva dikeluarkan dari Partai Bolshevik. Menurut sejarawan Oleg Khlevniuk, dia mengalami kesulitan dalam mengatur kehidupan keluarganya, kehidupan profesinya dan pekerjaan partai, dan dianggap "hanya menjadi pemberat partai yang tidak tertarik pada kehidupan partai."[33][e] Meskipun dia diterima kembali melalui perantaraan pejabat tinggi partai, termasuk Lenin, tetapi statusnya tidak dipulihkan secara penuh hingga tahun 1924.[35] Nadezhda khawatir jika dia hanya melakukan pekerjaan domestik, dia tidak akan dianggap penting. Dia juga ingin memenuhi kualifikasi untuk pekerjaan apa pun yang dia ambil.[36] Setelah bekerja di sekretariatnya Lenin, Nazedha dipindahkan untuk bekerja dengan Sergo Ordzhonikidze (teman dekat Stalin dan sesama anggota senior Bolshevik) meskipun hanya sebentar dan kemudian dipindahkan lagi ke Institut Agraria Internasional di Departemen Agitasi dan Propaganda sebagai asisten.[37]
Lenin meninggal pada tahun 1924 dan akhirnya digantikan oleh Stalin sebagai pemimpin Uni Soviet.[38] Bosan dengan pekerjaannya dan tidak menyenangi perannya sebagai "Ibu Negara", Nadezhda mencari kesibukan untuk dirinya sendiri.[39] Tertarik pada pendidikan dan ingin lebih memahami seni, pada tahun 1929 ia mendaftar di Akademi Industri untuk belajar teknik dan serat sintetis, yang merupakan teknologi baru pada saat itu, dan menjadi lebih aktif dalam pertemuan partai lokal.[24][40] Seperti kebiasaan pada waktu itu, Nadezhda mendaftar menggunakan nama kecilnya, dengan tujuan agar tidak menarik perhatian orang lain; tidak jelas apakah rekan-rekannya tahu siapa dia, meskipun mungkin setidaknya bos partai lokal, Nikita Khrushchev, tahu siapa Nadezhda.[41] Nadezhda sering menggunakan trem dari Kremlin ke Akademi, bergabung dengan Dora Khazan (ru), istri Andrey Andreyev, seorang Bolshevik terkemuka dan rekan Stalin.[42] Di Akademi, Nadehzda berinteraksi dengan para siswa dari seluruh Uni Soviet. Beberapa orang berspekulasi bahwa Nadezhda mengetahui masalah yang dihadapi penduduk sebagai akibat dari kolektivisasi pertanian, termasuk kelaparan di Ukraina, dan berdebat dengan Stalin tentang hal ini.[43][41] Khlevniuk menyimpulkan bahwa "sama sekali tidak ada bukti kuat bahwa [Nadezhda] keberatan dengan kebijakan suaminya... Surat-suratnya memberi kesan bahwa dia, seperti elit Bolshevik lainnya, benar-benar terisolasi dari puluhan juta orang di luar tembok Kremlin yang menderita."[44]
Kehidupan keluarga
Nadezhda melahirkan anak pertamanya, Vasily, pada tahun 1921. Sejarawan Simon Sebag Montefiore mencatat bahwa dia berjalan ke rumah sakit untuk melahirkan sebagai bentuk "penghematan Bolshevik".[45] Anak keduanya, Svetlana, lahir pada tahun 1926.[46] Pada tahun 1921, keluarga tersebut juga menerima putra pertama Stalin, Yakov Dzhugashvili untuk tinggal bersama mereka. Yakov sebelumnya tinggal di Tiflis bersama kerabat Svanidze.[47] Alliluyeva hanya berjarak enam tahun lebih tua dari anak tirinya, Dzhugashvili, yang kemudian menjalin hubungan persahabatan dengannya.[48] Pada waktu yang sama keluarga Stalin juga mengangkat Artyom Sergeyev, putra Fyodor Sergeyev (teman dekat Stalin) sebagai anak angkat mereka. Fyodor meninggal empat bulan setelah kelahiran Artyom dalam sebuah kecelakaan, dan meskipun ibunya masih hidup, Artyom dibesarkan di keluarga Stalin.[49][50]
Tertarik untuk mengejar karir profesionalnya, Alliluyeva tidak menghabiskan banyak waktu dengan anak-anaknya, dan malah menyewa pengasuh, Alexandra Bychokova, untuk mengawasi anak-anak.[51] Ketika Alliluyeva berurusan dengan anak-anaknya, dia cukup ketat: Svetlana juga mengingat satu-satunya surat yang pernah ia terima dari ibunya berisi kemarahan ibunya karena Svetlana "sangat nakal", meskipun Svetlana berusia 4 atau 5 tahun saat itu. Svetlana juga ingat bahwa satu-satunya orang yang ditakuti Stalin adalah Nadezhda.[52] Meski begitu, Nadezhda ingin memastikan anak-anak menerima pendidikan yang baik.[39]
Selama seminggu, mereka tinggal di apartemen mereka di Kremlin, dengan Alliluyeva tetap mempertahankan gaya hidup sederhana dan mengendalikan pengeluaran keluarga.[41] Pada akhir pekan, mereka sering pergi ke dacha mereka di pinggiran Moskow.[47] Kakak-kakak Nadezhda dan keluarga mereka tinggal tidak jauh dari situ dan mereka semua sering berkumpul saat ada kesempatan .[53] Sedangkan saat musim panas, Stalin akan berlibur di sepanjang pantai Laut Hitam, dekat Sochi atau di Abkhazia, dan sering bergabung dengan Alliluyeva, meskipun pada tahun 1929 Nadezhda hanya menghabiskan beberapa hari di sana sebelum kembali ke Moskow untuk belajar. Meskipun terpisah, Stalin dan Nadezhda sering menulis surat satu sama lain.[54]
Menurut teman dekatnya, Polina Zhemchuzhina, pernikahan Stalin dan Nadezhda tegang, dan keduanya sering bertengkar.[55] Stalin percaya bahwa ibu Nadezhda menderita skizofrenia.[56] Karl Pauker, yang saat itu menjabat sebagai kepala keamanan pribadi Stalin, tidak mau menjadi saksi pertengkaran mereka. "Dia seperti batu," kata Pauker tentang Nadezhda, "[Stalin] sangat kasar dengannya, tetapi dia kadang-kadang takut pada Nadezhda. Terutama ketika senyum menghilang dari wajahnya."[57] Nadezhda mencurigai Stalin selingkuh dengan wanita lain,[58][59] meskipun menurut Boris Bazhanov, mantan sekretaris Stalin, "wanita lain tidak menarik perhatian [Stalin]. Wanitanya sendiri sudah cukup baginya, dan dia kurang memperhatikan istrinya."[60]
Seiring dengan dugaan bahwa Stalin mengabaikannya, kesehatan Nadezhda memburuk pada tahun-tahun terakhir hidupnya. Dia menderita "depresi yang mengerikan", sakit kepala, dan menopause dini ; putrinya mengklaim bahwa Nadezhda memiliki "masalah kewanitaan" karena "beberapa aborsi yang tidak pernah tertangani".[61] Pada beberapa kesempatan, Nadezhda dilaporkan ingin meninggalkan Stalin dan membawa anak-anaknya, dan pada tahun 1926 dia pergi untuk waktu yang singkat, pindah ke Leningrad.[c] Stalin memintanya pulang, dan dia kembali tinggal bersamanya.[62] Keponakan Nadezhda, Alexander Alliluyev kemudian mengklaim bahwa tak lama sebelum kematiannya, Alliluyeva kembali berencana untuk meninggalkan Stalin, tetapi tidak ada bukti untuk mengkonfirmasi pernyataan ini.[63]
Kematian
Malam terakhir
Pada bulan November 1932, Alliluyeva hanya memerlukan beberapa minggu lagi untuk menyelesaikan kursusnya di Akademi.[64] Bersama rekan-rekan senegaranya, ia berbaris dalam parade 7 November untuk memperingati lima belas tahun Revolusi Oktober, sedangkan Stalin dan anak-anaknya memperhatikannya dari atas Mausoleum Lenin di Lapangan Merah.[65] Setelah parade berakhir, Nadezhda mengeluh sakit kepala, sehingga anak-anaknya pergi ke dacha mereka di luar kota sementara dia kembali ke kediamannya di Kremlin.[65] Malam berikutnya, Nadezhda dan Stalin menghadiri makan malam yang diselenggarakan di apartemen Kremlin milik Kliment Voroshilov, teman dekat Stalin dan anggota Politburo, untuk memperingati Revolusi. Meskipun Nadrzhda lebih suka berpakaian sederhana dengan gaya yang lebih sesuai dengan ideologi Bolshevik, pada malam itu ia berdandan untuk acara tersebut.[1] Mereka banyak minum selama makan malam, yang dihadiri oleh beberapa pejabat tinggi Bolshevik dan pasangan mereka. Nadezhda dan Stalin mulai berdebat, yang bukan merupakan kejadian yang tidak biasa dalam pertemuan-pertemuan ini.[58] Diduga bahwa Stalin juga menggoda Galina Yegorova, istri muda Alexander Yegorov, dan gosip yang beredar pada waktu itu bahwa Galina telah bersama seorang penata rambut yang bekerja di Kremlin.[65][66]
Keadaan menjadi lebih buruk di antara keduanya, dan Montefiore dalam bukunya menuliskan bahwa ketika Stalin "melakukan tos untuk kehancuran Musuh Negara", dia melihat Alliluyeva tidak mengangkat gelasnya dan hal itu membuat kesal Stalin.[67] Stalin diduga melemparkan sesuatu ke arahnya (dalam beberapa buku disebutkan sesuatu tersebut mungkin kulit jeruk, puntung rokok, atau potongan roti)[f] untuk mendapatkan perhatiannya, sebelum akhirnya memanggilnya, yang malah membuat Nadezhda semakin marah, dan tiba-tiba meninggalkan makan malam lalu pergi ke luar. Polina (istri Vyacheslav Molotov, Perdana Menteri Uni Soviet) mengikutinya untuk memastikan ada orang lain di sana bersamanya.[67] Kedua wanita itu berjalan di dalam Tembok Kremlin, berbincang mengenai kejadian malam itu, menyetujui bahwa Stalin sedang mabuk, dan membicarakan masalah dugaan selingkuhnya Stalin.[69] Keduanya berpisah dan Nadezhda kembali ke kediamannya.[70]
Peristiwa-peristiwa setelah itu tidak jelas, sampai pada dini hari tanggal 9 November, Nadezhda yang sedang sendirian di kamarnya, bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri di jantung.[71] Mayatnya ditemukan di pagi hari oleh Karolina Til, pengurus rumah tangga keluarga Stalin.[72] Nadezhda bunuh diri dengan menggunakan pistol Walther PP kecil yang diberikan oleh saudara laki-lakinya Pavel Alliluyev, sebagai hadiah saat Pavel berada di Berlin. Nadezhda meminta Pavel membawa pistol itu dengan alasan bahwa sendirian di Kremlin terkadang berbahaya, dan dia ingin melindungi diri.[73]
Pemakaman dan penguburan
Stalin dan para pemimpin Soveit lainnya memutuskan bahwa tidak pantas untuk mengumumkan kematian Nadezhda disebabkan bunuh diri. Jadi ketika kematiannya diumumkan keesokan harinya, ia dinyatakan meninggal akibat radang usus buntu.[74][75] Anak-anak Slin tidak diberitahu penyebab sebenarnya dari kematian Nadezhda.[74] Catatan orang-orang pada masa-masa itu dan surat-surat Stalin mengindikasikan bahwa Stalin sangat terganggu oleh peristiwa itu.[76][77]
Pravda, surat kabar resmi partai, mengumumkan kematian Nadezhda dalam edisi 10 November. Ini mengejutkan banyak orang di Uni Soviet, karena ini juga merupakan pengakuan publik pertama bahwa Stalin telah menikah. Dalam peti mati terbuka, jasadnya ditempatkan di lantai atas toserba GUM, seberang Lapangan Merah dan Kremlin. Pejabat pemerintah dan partai datang melayat, tetapi masyarakat tidak diizinkan.[78] Pemakaman diadakan pada 12 November, baik Stalin maupun Vasily hadir.[78][79] Stalin mengambil bagian dalam prosesi ke pemakaman sesudahnya, yang melibatkan pawai sepanjang 6 kilometer (3,7 mi) dari GUM ke Pemakaman Novodevichy, meskipun tidak jelas apakah dia berjalan sepanjang rute.[80][81] Dalam memoarnya, Svetlana mengklaim bahwa Stalin tidak pernah lagi mengunjungi makam itu. [79]
Akibat
Kematian Nadezhda Alliluyeva berdampak besar pada anak-anak dan keluarganya. Svetlana baru mengetahui ibunya bunuh diri ketika membaca artikel jurnal berbahasa Inggris pada tahun 1942. Hal itu mengejutkannya dan sangat mengubah hubungannya dengan Stalin, yang telah menjaga kebohongan itu selama satu dekade.[82] Svetlana kemudian menjauh dari Stalin sampai kematiannya, dan menggunakan nama keluarga ibunya pada tahun 1957 untuk lebih menjauhkan dirinya dari Stalin.[83] Dia akhirnya membelot dari Uni Soviet pada tahun 1967, dan meninggal di Amerika Serikat pada tahun 2011.[84]
Vasily juga kena dampaknya: meskipun Nadezhda tidak memainkan peran utama dalam membesarkan anak-anaknya, dia masih menunjukkan minat pada kesejahteraan mereka. Setelah kematiannya, Stalin menyayangi Svetlana tetapi mengabaikan Vasily, yang mulai minum alkohol sejak usia muda dan akhirnya meninggal karena masalah kesehatan yang disebabkan alkohol pada tahun 1962.[85][86]
Ayah Alliluyeva, Sergei, menjadi sangat tertutup setelah kematian anaknya. Dia terus bekerja. Dari tahun 1924 hingga 1928, ia bertanggung jawab atas jaringan kabel listrik untuk Leningrad.[87] Dia juga menulis memoar, yang diterbitkan pada tahun 1946 setelah banyak disunting. Dia meninggal akibat kanker perut pada tahun 1945.[88] Sedangkan ibunya Nadezhda, Olga Fedotenko hidup sampai meninggal pada tahun 1951 akibat serangan jantung.[89]
Catatan
- ^ Juga dikenal sebagai Nadya atau Nadia.[1]
- ^ Tanggal pernikahan tidak pernah tercatat.[22]
- ^ a b Kota ini awalnya bernama Saint Petersburg dan diubah namanya menjadi Petrograd pada tahun 1914.[25] Kota ini berganti nama menjadi Leningrad pada tahun 1924. [26]
- ^ Juga dikenal dengan nama Rusianya, Istana Poteshny.[1]
- ^ Dia pertama kali bergabung dengan Partai pada tahun 1919.[34]
- ^ Sumber tidak sependapat tentang apa yang secara khusus dilemparkan.[68]
Referensi
Kutipan
- ^ a b c d Montefiore 2003, hlm. 1
- ^ Richardson 1993, hlm. 7
- ^ Richardson 1993, hlm. 13–14
- ^ a b Ebon 1967, hlm. 40
- ^ Richardson 1993, hlm. 10
- ^ Richardson 1993, hlm. 18–19
- ^ Richardson 1993, hlm. 25–26
- ^ Suny 2020, hlm. 198
- ^ Alliluyeva 2016, hlm. 44
- ^ Richardson 1993, hlm. 44
- ^ Richardson 1993, hlm. 45
- ^ Kun 2003, hlm. 396
- ^ Richardson 1993, hlm. 29, 35–38
- ^ Kotkin 2014, hlm. 117
- ^ Richardson 1993, hlm. 39
- ^ Richardson 1993, hlm. 64
- ^ Richardson 1993, hlm. 56
- ^ Richardson 1993, hlm. 62
- ^ Montefiore 2007, hlm. 194
- ^ Montefiore 2007, hlm. 345–346
- ^ Kotkin 2014, hlm. 364
- ^ Kotkin 2014, hlm. 778, note 228
- ^ Richardson 1993, hlm. 69
- ^ a b Montefiore 2003, hlm. 8
- ^ Figes 2014, hlm. 54
- ^ Figes 2014, hlm. 133
- ^ Kotkin 2014, hlm. 593
- ^ Sullivan 2015, hlm. 45
- ^ Richardson 1993, hlm. 66
- ^ Kotkin 2014, hlm. 485
- ^ Richardson 1993, hlm. 70
- ^ Vasilieva 1994, hlm. 61
- ^ Khlevniuk 2015, hlm. 252
- ^ Kotkin 2014, hlm. 264
- ^ Kotkin 2014, hlm. 467–468
- ^ Kotkin 2014, hlm. 594–595
- ^ Montefiore 2003, hlm. 7–8
- ^ Montefiore 2003, hlm. 36–37
- ^ a b Richardson 1993, hlm. 80
- ^ Sullivan 2015, hlm. 25
- ^ a b c Kotkin 2017, hlm. 109
- ^ Montefiore 2003, hlm. 43
- ^ Richardson 1993, hlm. 119–122
- ^ Khlevniuk 2015, hlm. 255
- ^ Montefiore 2003, hlm. 35
- ^ Sullivan 2015, hlm. 15
- ^ a b Kotkin 2014, hlm. 466
- ^ Kotkin 2014, hlm. 595
- ^ Kun 2003, hlm. 351
- ^ Sullivan 2015, hlm. 18
- ^ Sullivan 2015, hlm. 23–24
- ^ Sullivan 2015, hlm. 19–21
- ^ Kotkin 2017, hlm. 108–109
- ^ Montefiore 2003, hlm. 6
- ^ Sullivan 2015, hlm. 27
- ^ Vasilieva 1994, hlm. 63
- ^ Kun 2003, hlm. 201
- ^ a b Montefiore 2003, hlm. 12
- ^ Khlevniuk 2015, hlm. 255
- ^ Bazhanov 1990, hlm. 106
- ^ Richardson 1993, hlm. 125
- ^ Sullivan 2015, hlm. 46
- ^ Sullivan 2015, hlm. 50–51
- ^ Kun 2003, hlm. 204
- ^ a b c Kotkin 2017, hlm. 110
- ^ Montefiore 2003, hlm. 3
- ^ a b Montefiore 2003, hlm. 15
- ^ Kotkin 2017, hlm. 936, note 330
- ^ Montefiore 2003, hlm. 16
- ^ Montefiore 2003, hlm. 17
- ^ Kotkin 2017, hlm. 110–111
- ^ Montefiore 2003, hlm. 18–19
- ^ Montefiore 2003, hlm. 18
- ^ a b Sullivan 2015, hlm. 53
- ^ Montefiore 2003, hlm. 108
- ^ Rieber 2001, hlm. 1662–1663
- ^ Montefiore 2003, hlm. 19–20
- ^ a b Kotkin 2017, hlm. 111
- ^ a b Sullivan 2015, hlm. 52
- ^ Montefiore 2003, hlm. 110–111
- ^ Kotkin 2017, hlm. 111–112
- ^ Sullivan 2015, hlm. 103–104
- ^ Sullivan 2015, hlm. 3, 217
- ^ Sullivan 2015, hlm. 1, 622
- ^ Montefiore 2003, hlm. 120–121
- ^ Montefiore 2003, hlm. 669
- ^ Kun 2003, hlm. 191
- ^ Richardson 1993, hlm. 188
- ^ Sullivan 2015, hlm. 210
Daftar pustaka
- Alliluyeva, Svetlana (2016), Twenty Letters to a Friend, diterjemahkan oleh Johnson, Priscilla, New York City: HarperPerennial, ISBN 0-060-10099-0
- Bazhanov, Boris (1990), Bazhanov and the Damnation of Stalin, diterjemahkan oleh Doyle, David W., Athens, Ohio: Ohio University Press, ISBN 0-821-40948-4
- Ebon, Martin (1967), Svetlana: The Story of Stalin's Daughter, New York City: The New American Library, OCLC 835998520
- Figes, Orlando (2014), Revolutionary Russia 1891–1991: A History, New York City: Metropolitan Books, ISBN 978-0-8050-9131-1
- Khlevniuk, Oleg V. (2015), Stalin: New Biography of a Dictator, diterjemahkan oleh Seligman Favorov, Nora, New Haven, Connecticut: Yale University Press, ISBN 978-0-300-16388-9
- Kotkin, Stephen (2014), Stalin, Volume 1: Paradoxes of Power, 1878–1928, New York City: Penguin Press, ISBN 978-1-59420-379-4
- Kotkin, Stephen (2017), Stalin, Volume 2: Waiting for Hitler, 1929–1941, New York City: Penguin Press, ISBN 978-1-59420-380-0
- Kun, Miklós (2003), Stalin: An Unknown Portrait, diterjemahkan oleh Bodóczky, Miklós; Hideg, Rachel; Higed, János; Vörös, Miklós, Budapest: Central European University Press, ISBN 963-9241-19-9
- Montefiore, Simon Sebag (2003), Stalin: The Court of the Red Tsar, London: Phoenix, ISBN 978-0-7538-1766-7
- Montefiore, Simon Sebag (2007), Young Stalin, London: Phoenix, ISBN 978-0-297-85068-7
- Richardson, Rosamond (1993), The Long Shadow: Inside Stalin's Family, London: Little, Brown and Company, ISBN 0-316-90553-4
- Rieber, Alfred J. (December 2001), "Stalin, Man of the Borderlands", The American Historical Review, 106 (5): 1651–1691, doi:10.2307/2692742, JSTOR 2692742
- Sullivan, Rosemary (2015), Stalin's Daughter: The Extraordinary and Tumultuous Life of Svetlana Alliluyeva, Toronto: HarperCollins, ISBN 978-1-44341-442-5
- Suny, Ronald Grigor (2020), Stalin: Passage to Revolution, Princeton, New Jersey: Princeton University Press, ISBN 978-0-691-18203-2
- Vasilieva, Larissa (1994), Kremlin Wives, diterjemahkan oleh Porter, Cathy, London: Weidenfeld & Nicolson, ISBN 0-297-81405-2