Lompat ke isi

Tim nasional sepak bola Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Indonesia
Lencana kaos/Lambang Asosiasi
Julukan
  • Merah Putih
  • Pasukan Garuda
AsosiasiPSSI
KonfederasiAFC (Asia)
Sub-konfederasiAFF (Asia Tenggara)
PelatihShin Tae-yong
KaptenFachruddin Aryanto
Penampilan terbanyakAbdul Kadir (111)[1][2]
Pencetak gol terbanyakAbdul Kadir (70)[2]
Stadion kandangStadion Utama Gelora Bung Karno
Kode FIFAIDN
Peringkat FIFA
Terkini 130 Penurunan 1 (24 Oktober 2024)[3]
Tertinggi76 (September 1998)
Terendah191 (Juli 2016)
Peringkat Elo
Terkini 145 Penurunan 3 (19 Januari 2024)[4]
Warna pertama
Warna kedua
Warna ketiga
Pertandingan internasional pertama
Pra-kemerdekaan
 Hindia Belanda 7–1 Jepang 
(Manila, Filipina; 13 Mei 1934)[5][6]
Pasca kemerdekaan
 India 3–0 Indonesia 
(New Delhi, India; 5 Maret 1951)
Kemenangan terbesar
 Indonesia 13–1 Filipina 
(Jakarta, Indonesia; 23 Desember 2002)
Kekalahan terbesar
 Bahrain 10–0 Indonesia 
(Riffa, Bahrain; 29 Februari 2012)
Piala Dunia
Penampilan1 (Pertama kali pada 1938)
Hasil terbaikBabak 16 besar (1938; saat bernama Hindia Belanda)
Piala Asia
Penampilan5 (Pertama kali pada 1996)
Hasil terbaikBabak grup (1996, 2000, 2004 dan 2007)
Kejuaraan AFF
Penampilan13 (Pertama kali pada 1996)
Hasil terbaikJuara kedua (2000, 2002, 2004, 2010, 2016 dan 2020)

Tim nasional sepak bola Indonesia adalah tim nasional yang mewakili Indonesia dalam sepak bola internasional senior pria. Tim ini dikendalikan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), yang merupakan anggota FIFA dan juga anggota AFC. Tim ini dianggap oleh FIFA sebagai penerus Hindia Belanda.

Indonesia pernah tampil dalam Piala Dunia FIFA, yakni pada tahun 1938 saat bernama Hindia Belanda. Mereka kalah dalam pertandingan pertama menghadapi Hungaria. Pada tingkat regional, Indonesia pernah tampil empat kali dalam Piala Asia. Namun, Indonesia belum pernah lolos dari babak grup. Pada tingkat Asia Tenggara, Indonesia telah tampil dalam berbagai edisi Kejuaraan AFF, dengan capaian terbaiknya adalah menjadi juara kedua dalam enam edisi.

Sejarah

Periode awal

Pada pertandingan-pertandingan awal, melibatkan pihak dari Hindia Belanda, diorganisasi oleh Nederlandsch-Indische Voetbal Bond (NIVB), atau suksesornya, Nederlandsch-Indische Voetbal Unie (NIVU). Pertandingan-pertandingan yang dilaksanakan sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 tidak diakui oleh PSSI.[7]

Pertandingan sepak bola tercatat pertama yang melibatkan tim dari Hindia Belanda adalah kontes melawan Singapura pada 28 Maret 1921. Pertandingan tersebut dilaksanakan di Jakarta dan Indonesia menang dengan skor akhir 1–0. Hal ini diikuti dengan pertandingan melawan Australia XI pada Agustus 1928 (menang 2–1) dan satu tim dari Shanghai selang dua tahun kemudian (seri 4–4).[7]

Pada 1934, satu tim dari Jawa mewakili Hindia Belanda dalam Far Eastern Games yang dimainkan di Manila, Filipina. Setelah mengalahkan Jepang 7–1 dalam pertandingan pertama,[8] dua pertandingan berikutnya berakhir dengan kekalahan 0–2 atas Tiongkok dan 2–3 atas tim tuan rumah menempatkan Timnas Jawa menempati peringkat dua. Meski tidak diakui PSSI, pertandingan ini diakui oleh World Football Elo Ratings sebagai pertandingan pertama yang melibatkan Timnas Indonesia.[9]

Piala Dunia FIFA 1938

Indonesia pada tahun 1938 (pada masa penjajahan Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding di Piala Dunia FIFA 1938. Waktu itu Tim Indonesia di bawah nama Dutch East Indies (Hindia Belanda), peserta dari Asia yang pertama kali lolos ke Piala Dunia. Indonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia FIFA 1938 hanya terdiri dari dua negara, Hindia Belanda dan Jepang. Indonesia akhirnya lolos ke putaran final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina.

Pada waktu itu, tim ini menggunakan seragam berwarna oranye dan bercelana putih seperti warna seragam yang dipakai kesebelasan Belanda.[10]

Skuat Piala Dunia 1938

Pelatih: Johannes Christoffel Jan Mastenbroek.

Nama Klub Posisi
Mo Heng Tan Hua Chiao Tsing Nien Hui (HCTNH) Malang Penjaga gawang
L.N. Van Beuzekom

Digantikan oleh Jack Samuels

Hercules Batavia Penjaga gawang
Dorst Tidak diketahui Pemain belakang
J. Harting Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja Pemain belakang
Frans G. Hu Kon Sparta Bandung Pemain belakang
Jack Kolle

Digantikan oleh Teilherber

Tidak diketahui Pemain belakang
Jack Samuels

Menggantikan L.N. Van Beuzekom

Excelsior Soerabaja Pemain belakang
G.H.V.L. Faulhaber Djocoja Djogjakarta Pemain tengah
Frans Alfred Meeng Sportvereniging Binnenlands Bestuur (SVBB) Batavia Pemain tengah
Achmad Nawir Kapten Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja Pemain tengah
Anwar Sutan Voorwaarts Is Ons Streven (VIOS) Batavia Pemain tengah
G. van den Burgh Semarang Voetbal Vereniging (SVV) Semarang Pemain tengah
Tan Hong Djien Tiong Hoa Soerabaja Pemain depan
Tan See Han Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja Pemain depan
Isaac "Tjaak" Pattiwael Voetbal Vereniging (VV) Jong Ambon Tjimahi Pemain depan
Suvarte Soedarmadji Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja Pemain depan
M.J. Hans Taihuttu Voetbal Vereniging (VV) Jong Ambon Tjimahi Pemain depan
Teilherber

Menggantikan Jack Kolle

Djocoja Djogjakarta Pemain depan
R. Telwe Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja Pemain depan
Herman Zomers Hercules Batavia Pemain depan

Pertandingan melawan Hongaria

Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim Hungaria terhadap Hindia Belanda. Mereka bermain di Stadion Velodrome Municipale, Reims, Prancis. Sekitar 10.000 penonton hadir menyaksikan pertandingan ini. Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu kebangsaan masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan Belanda Het Wilhelmus. Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, wali kota Reims menyebutnya, "Saya seperti melihat 22 atlet Hongaria dikerubungi oleh 11 kurcaci."

Pada menit ke-13, jala gawang Mo Heng bergetar oleh tembakan penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Lalu hujan gol berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4–0. Nasib tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0–6. Pada saat itu, Piala Dunia memakai sistem gugur.

Surat kabar dalam negeri, Sin Po, memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni 1938 dengan menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah".[11]

1950-1984

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan mereka pada tanggal 17 Agustus 1945, tim nasional Indonesia berhasil lolos ke Olimpiade Melbourne 1956. Indonesia berhasil melaju ke perempat final dan bertemu dengan Uni Soviet yang ketika itu dikapteni oleh kiper Lev Yashin. Ketika itu, Indonesia berhasil menahan Uni Soviet 0–0. Pada akhirnya Indonesia harus kalah dengan skor 4–0 pada laga ulangan dua hari kemudian.

Pada kualifikasi Piala Dunia 1958, Indonesia berhasil mengalahkan Tiongkok pada babak pertama. Kemudian, Indonesia menolak untuk bertanding melawan Israel pada babak kedua karena alasan politis. Sejak saat itu, Indonesia tidak pernah ikut dalam kualifikasi Piala Dunia hingga tahun 1970.

Setelah bertanding di kualifikasi Piala Dunia, Indonesia berhasil meraih medali perunggu di Asian Games 1958 setelah pada perebutan tempat ketiga berhasil mengalahkan India dengan skor 4–1. Indonesia juga bermain imbang 2–2 saat laga persahabatan melawan Jerman Timur.

Tim Indonesia mengangkat trofi Turnamen Merdeka tiga kali (1961, 1962 dan 1969). Indonesia juga berhasil menjuarai Piala Raja edisi 1968.

Indonesia kembali mengikuti kompetisi kualifikasi Piala Dunia untuk edisi 1974; Indonesia tersingkir di babak pertama, dengan hanya berhasil meraih satu kemenangan dari enam pertandingan, yaitu saat melawan Selandia Baru. Selama kualifikasi edisi 1978, Indonesia memenangkan satu pertandingan dari empat pertandingan, melawan tim tuan rumah, Singapura. Empat tahun kemudian, pada tahun 1982, Indonesia mencatatkan dua kemenangan dalam pertandingan kualifikasi, melawan Tionghoa Taipei dan Australia.[7]

1985–1995

Babak Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1986 membuat Indonesia maju dari babak pertama dengan meraih empat kemenangan, satu seri dan satu kekalahan, hingga akhirnya finis di puncak grup. Korea Selatan keluar sebagai pemenang atas Indonesia di babak kedua.[7]

Indonesia mencapai semifinal Asian Games 1986 setelah mengalahkan Uni Emirat Arab di perempat final. Namun kemudian kalah dari tuan rumah Korea Selatan di semifinal dan kalah dari Kuwait dalam pertandingan perebutan medali perunggu.[12]

Tonggak sejarah selama era ini adalah kemenangan medali emas di SEA Games baik tahun 1987 dan 1991. Pada tahun 1987, Indonesia mengalahkan Malaysia 1–0; sementara pada tahun 1991, mereka mengalahkan Thailand dalam adu penalti.[7]

Pada saat kualifikasi Piala Dunia 1990, Indonesia gugur di babak pertama, dengan hanya mencatatkan satu kali menang melawan Hong Kong, tiga kali seri dan dua kali kalah.[7] Mereka juga hanya meraih satu kemenangan melawan Vietnam di babak kualifikasi Piala Dunia 1994.[7]

Suspensi 2015

PSSI disuspensi FIFA karena intervensi pemerintah dalam liga nasional pada 30 Mei 2015. Pembekuan mengambil efek segera yang artinya Indonesia tidak berhak berkompetisi pada Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018 (AFC) sekaligus Kualifikasi Piala Asia AFC 2019, yang dimulai kurang dari 2 minggu kemudian. FIFA masih mengizinkan Indonesia untuk bermain dalam Sepak bola pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 2015 hingga turnamen berakhir, karena sudah telanjur dimulai. FIFA mengambil tindakan melawan Indonesia menyusul konflik antara pemerintah dan PSSI yang berakibat pada pembatalan kompetisi domestik.[13]

Suspensi tersebut dicabut pada Kongres FIFA ke-66.[14]

2017–2019

Beberapa minggu setelah finis di posisi kedua pada ajang Piala Suzuki AFF 2016, PSSI mengadakan kongres pada 8 Januari 2017 dalam upaya untuk menandatangani Luis Milla untuk menangani senior mereka dan tim U-22. Sebelum Kejuaraan AFF 2018, Milla pergi tanpa penjelasan apa pun, menyebabkan kemarahan di kalangan supporter Indonesia.[15] Indonesia tersingkir dari babak penyisihan grup di Kejuaraan AFF 2018 menyebabkan pemecatan Bima Sakti.[16] Untuk mempersiapkan kualifikasi Piala Dunia 2022, Indonesia menandatangani Simon McMenemy dengan harapan bahwa masa jabatannya yang sukses dengan Filipina dapat menghidupkan kembali kinerja Indonesia, terutama ketika Indonesia dikelompokkan dengan tiga rival dari Asia Tenggara: Malaysia, Thailand dan Vietnam bersama UEA.[17] Indonesia kalah dalam empat pertandingan termasuk kekalahan kandang 2-3 dari Malaysia, diikuti oleh kekalahan kandang dari Vietnam untuk pertama kalinya di setiap turnamen kompetitif. Pada 6 November 2019, PSSI memutuskan untuk memecat McMenemy atas kinerja tim nasional yang memburuk.[18] Indonesia bertandang ke Malaysia dan kalah 0–2 dari saingannya dan secara resmi tersingkir dari kualifikasi Piala Dunia 2022.[19]

2021–sekarang

Menyusul kegagalan di kualifikasi Piala Dunia, PSSI menunjuk juru taktik asal Korea Selatan, Shin Tae-yong sebagai pelatih baru Indonesia dengan harapan untuk menghidupkan kembali asa tim pada Kualifikasi Piala Asia AFC 2023 yang akan datang, berkaca pada keberhasilan Park Hang-seo di Vietnam sebagai pertimbangan dalam penunjukan.[20]

Di bawah kepelatihan Shin Tae-yong, mayoritas pemain tim senior dirombak dan memiliki banyak pemain muda yang mayoritas berasal dari timnas U-23. Pada Kejuaraan AFF 2020, Indonesia berhasil mencapai final dan meraih posisi runner-up dengan rata-rata usia pemain 23 tahun.

Pada kualifikasi Piala Asia, Indonesia secara mengejutkan mengalahkan tuan rumah, Kuwait, yang belum pernah mereka kalahkan selama 42 tahun, hingga mengejutkan banyak orang. Indonesia akhirnya berhasil lolos ke Piala Asia AFC 2023 mendatang setelah absen selama 16 tahun.

Kostum

Jersey pada tahun 1981

Kostum tim Indonesia tidak hanya merah-putih sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut Bob Hippy, yang ikut "memperkuat" timnas sejak tahun 1962 hingga 1974, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika PSSI mempersiapkan dua tim untuk Asian Games IV-1962 di Jakarta.

Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnic, yakni PSSI Banteng dan PSSI Garuda. PSSI Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti Maulwi Saelan, Djamiat Dalhar, dan Tan Liong Houw, memiliki kostum hijau-putih, selain kostum merah-putih. Sedangkan tim Garuda, yang diperkuat oleh Omo, Anjik Ali Nurdin, dan Ipong Silalahi, juga dilengkapi kostum biru-putih. Namun, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "Skandal Senayan", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus PSSI hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya, digunakan tim campuran di Asian Games.

Mulyadi (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS 1905, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun 1970-an, PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, tim nasional hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan kesebelasan pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena SEA Games 1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up Piala Raja 1981," kata Ronny Pattinasarani.

Dalam Piala Asia 2007 yang digelar mulai 8 Juli hingga Minggu 29 Juli, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional Indonesia, tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau.

Pada kostum Timnas Indonesia yang dibuat Nike pada 2010 untuk Piala Suzuki AFF 2010, terdapat Burung Garuda yang membentang di bagian depan kostum yang tidak berwarna tetapi memiliki garis-garis yang memiliki warna hitam cenderung abu-abu. Sementara pada kostum kedua yang berwarna Putih-Hijau, terdapat motif yang sama, tetapi garis-garis pada burung Garuda berwarna abu-abu muda.

Pembuat

Nama Tahun
Adidas 1970–1995
Diadora 1995–1996
Asics 1996–1997
Adidas 1997–2000
Nike 2000–2001
Adidas 2001–2003
Ghazali Sport 2003–2004
Adidas 2004–2006
Nike 2006–2020
Mills 2020–

Stadion

Saat ini timnas sepak bola Indonesia berkandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang berkapasitas 77.193 penonton. Stadion tersebut merupakan salah satu stadion terbesar di Indonesia, stadion terbesar kedua di Asia Tenggara dan stadion sepak bola terbesar kesembilan di dunia. Stadion ini dibangun pada tahun 1960 untuk gelaran Asian Games 1962 dan pembangunannya didukung oleh pemerintah Uni Soviet, dengan pinjaman lunak sebesar US$ 12,5 juta. Stadion tersebut telah selesai setelah dua tahun dan secara resmi dibuka pada tanggal 24 Agustus 1962.[21]

Liputan media

Kualifikasi tim Indonesia untuk Piala Dunia FIFA 2022 (babak kedua saja) dan Piala Asia AFC 2023 disiarkan oleh jaringan televisi publik free-to-air TVRI dan jaringan televisi free-to-air Emtek (melalui SCTV) sejak 2021;[22] sedangkan untuk layanan jaringan multiplatform premium dipegang oleh Mola hingga 2022.[23]

MNC Media juga menyiarkan pertandingan timnas Indonesia, tetapi dari tahun 2020 hingga 2023, MNC hanya meliput pertandingan timnas di Kejuaraan AFF 2020 dan Piala Asia AFC 2023 karena MNC-Lagardère[note 1] dan kontrak kemitraan hak siar Football Marketing Asia (Piala Asia AFC).[24][25] Berbeda dengan TVRI, SCTV, dan Mola TV, ketiga televisi tersebut hanya membeli hak dari PSSI.

Jadwal dan hasil

Pertandingan dalam 12 bulan terakhir, dan jadwal pertandingan mendatang

      Menang       Seri       Kalah

2022

2023

Pemain

Skuad saat ini

27 pemain berikut dipanggil untuk pertandingan persahabatan melawan  Burundi pada tanggal 25 dan 28 Maret 2023.[26] Pada 17 Maret, Egy Maulana Vikri mengundurkan diri karena cedera dan digantikan oleh Stefano Lilipaly.[27] Pada 22 Maret, Shayne Pattynama juga mengundurkan diri karena proses perpindahan federasi belum selesai.[28]

Penampilan dan gol akurat per 9 Januari 2023, setelah pertandingan melawan  Vietnam.

0#0 Pos. Nama Pemain Tanggal lahir (umur) Tampil Gol Klub
1GK Nadeo Argawinata 9 Maret 1997 (umur 27) 21 0 Indonesia Bali United
1GK Syahrul Fadil 26 Oktober 1995 (umur 29) 4 0 Indonesia Persikabo 1973
1GK Daffa Fasya 7 Mei 2004 (umur 20) 0 0 Indonesia Borneo Samarinda

2DF Fachruddin Aryanto Kapten 19 Februari 1989 (umur 35) 53 4 Indonesia Madura United
2DF Pratama Arhan 21 Desember 2001 (umur 22) 27 3 Jepang Tokyo Verdy
2DF Asnawi Mangkualam (wakil kapten) 4 Oktober 1999 (umur 25) 27 1 Korea Selatan Jeonnam Dragons
2DF Hansamu Yama 16 Januari 1995 (umur 29) 19 2 Indonesia Persija Jakarta
2DF Rizky Ridho 21 November 2001 (umur 22) 19 0 Indonesia Persebaya Surabaya
2DF Elkan Baggott 23 Oktober 2002 (umur 22) 12 2 Inggris Cheltenham Town
2DF Edo Febriansah 25 Juli 1997 (umur 27) 9 0 Indonesia RANS Nusantara
2DF Jordi Amat 21 Maret 1992 (umur 32) 4 0 Malaysia Johor Darul Ta'zim
2DF Muhammad Ferarri 21 Juni 2003 (umur 21) 1 0 Indonesia Persija Jakarta
2DF Yance Sayuri 22 September 1997 (umur 27) 0 0 Indonesia PSM Makassar

3MF Witan Sulaeman 8 Oktober 2001 (umur 23) 26 7 Indonesia Persija Jakarta
3MF Rachmat Irianto 3 September 1999 (umur 25) 26 3 Indonesia Persib Bandung
3MF Ricky Kambuaya 5 Mei 1996 (umur 28) 24 5 Indonesia Persib Bandung
3MF Saddil Ramdani 2 Januari 1999 (umur 25) 19 1 Malaysia Sabah
3MF Marc Klok 20 April 1993 (umur 31) 11 4 Indonesia Persib Bandung
3MF Syahrian Abimanyu 25 April 1999 (umur 25) 10 1 Indonesia Persija Jakarta
3MF Yakob Sayuri 22 September 1997 (umur 27) 9 1 Indonesia PSM Makassar
3MF Riko Simanjuntak 26 Januari 1992 (umur 32) 9 0 Indonesia Persija Jakarta
3MF Dzaky Asraf 6 Februari 2003 (umur 21) 0 0 Indonesia PSM Makassar
3MF Dony Tri Pamungkas 11 Januari 2005 (umur 19) 0 0 Indonesia Persija Jakarta

4FW Stefano Lilipaly 10 Januari 1990 (umur 34) 27 3 Indonesia Borneo Samarinda
4FW Dendy Sulistyawan 12 Oktober 1996 (umur 28) 8 3 Indonesia Bhayangkara
4FW Dimas Drajad 30 Maret 1997 (umur 27) 6 3 Indonesia Persikabo 1973
4FW Ramadhan Sananta 27 November 2002 (umur 21) 3 1 Indonesia PSM Makassar

Pemain yang pernah dipanggil

Para pemain berikut juga telah dipanggil ke dalam skuad dalam 12 bulan terakhir.

Pos. Nama pemain Tanggal lahir (usia) Tampil Gol Klub Panggilan terakhir
GK Muhammad Riyandi 3 Januari 2000 (umur 24) 5 0 Indonesia Persis Solo Kejuaraan AFF 2022
GK Cahya Supriadi 11 Februari 2003 (umur 21) 0 0 Indonesia Persija Jakarta v.  Curaçao, 24 September 2022INJ
GK Adi Satryo 7 Juli 2001 (umur 23) 1 0 Indonesia PSIS Semarang Kualifikasi Piala Asia 2023
GK Ernando Ari 27 Februari 2002 (umur 22) 2 0 Indonesia Persebaya Surabaya v.  Bangladesh, 1 Juni 2022INJ

DF Shayne Pattynama 11 Agustus 1998 (umur 26) 0 0 Norwegia Viking v.  Burundi, 25 Maret 2023WD
DF Andy Setyo 16 September 1997 (umur 27) 2 0 Indonesia Persikabo 1973 Kejuaraan AFF 2022PRE
DF Sandy Walsh 14 Maret 1995 (umur 29) 0 0 Belgia Mechelen Kejuaraan AFF 2022PRE/WD
DF Koko Ari 9 Januari 2000 (umur 24) 2 0 Indonesia Persebaya Surabaya v.  Curaçao, 27 September 2022
DF Alfeandra Dewangga 28 Juni 2001 (umur 23) 14 0 Indonesia PSIS Semarang Kualifikasi Piala Asia 2023
DF Rizky Dwi Febrianto 22 Februari 1997 (umur 27) 1 0 Indonesia Arema v.  Bangladesh, 1 Juni 2022
DF Rio Fahmi 6 Oktober 2001 (umur 23) 0 0 Indonesia Persija Jakarta v.  Bangladesh, 1 Juni 2022

MF Egy Maulana 7 Juli 2000 (umur 24) 17 5 Indonesia Dewa United v.  Burundi, 25 Maret 2023INJ
MF Marselino Ferdinan 9 September 2004 (umur 20) 12 2 Belgia Deinze Kejuaraan AFF 2022
MF Terens Puhiri 13 Oktober 1996 (umur 28) 2 1 Indonesia Borneo Samarinda Kualifikasi Piala Asia 2023
MF Evan Dimas 13 Maret 1995 (umur 29) 43 9 Indonesia Arema v.  Bangladesh, 1 Juni 2022INJ

FW Muhammad Rafli 24 November 1998 (umur 25) 12 0 Indonesia Arema Kejuaraan AFF 2022
FW Ilija Spasojević 11 September 1987 (umur 37) 7 4 Indonesia Bali United Kejuaraan AFF 2022
FW Irfan Jaya 1 Mei 1996 (umur 28) 22 6 Indonesia Bali United Kualifikasi Piala Asia 2023
FW Irfan Jauhari 31 Januari 2001 (umur 23) 0 0 Indonesia Persis Solo v.  Bangladesh, 1 Juni 2022INJ

Catatan
  • PRE = Skuad awal/pendahuluan.
  • SUS = Ditangguhkan.
  • INJ = Mengundurkan diri karena cedera.
  • UNF = Mengundurkan diri karena kondisi tidak sehat.
  • RET = Pensiun dari tim nasional.
  • WD = Mengundurkan diri untuk alasan yang tidak terkait cedera.

Kapten

Pemain Periode
Achmad Nawir 1938
Mohammad Sidhi 1950–1952
Aang Witarsa 1954–1956
Maulwi Saelan 1956
Soetjipto Soentoro 1965–1970
Iswadi Idris 1970–1971
Anwar Udjang 1971–1974
Iswadi Idris 1974–1980
Ronny Pattinasarany 1980–1985
Herry Kiswanto 1985–1987
Ricky Yacobi 1987–1990
Ferril Raymond Hattu 1991–1992
Robby Darwis 1993–1995
Sudirman 1996
Pemain Periode
Robby Darwis 1997
Aji Santoso 1998–2000
Bima Sakti 2001
Agung Setyabudi 2002–2004
Ponaryo Astaman 2004–2008
Charis Yulianto 2008–2010
Bambang Pamungkas 2010–2012
Elie Aiboy 2012–2013
Firman Utina 2013–2014
Boaz Solossa 2015–2018
Hansamu Yama 2018
Andritany Ardhiyasa 2019–2020
Evan Dimas 2021–2022
Fachruddin Aryanto 2022–sekarang

Rekor pemain

Penampilan terbanyak

# Pemain Karier Penampilan Gol
1 Abdul Kadir 1967–1979 111 70
2 Iswadi Idris 1968–1980 97 55
3 Bambang Pamungkas 1999–2018 87 38
4 Waskito 1967–1977 80 31
5 Jacob Sihasale 1966–1974 70 23
6 Firman Utina 2001–2014 66 5
7 Soetjipto Soentoro 1965–1970 61 37
8 Ponaryo Astaman 2003–2014 61 2
9 Hendro Kartiko 1996–2011 60 0
10 Kurniawan Dwi Yulianto 1995–2005 59 33

Pencetak gol terbanyak

# Nama Karier Gol (penampilan) Rata-rata/pertandingan
1 Abdul Kadir 1967–1979 70 (111) 0.63
2 Iswadi Idris 1968–1980 55 (97) 0.56
3 Bambang Pamungkas 1999–2012 38 (87) 0.43
4 Soetjipto Soentoro 1965–1970 37 (61) 0.60
5 Kurniawan Dwi Yulianto 1995–2005 33 (59) 0.55
6 Waskito 1967–1977 31 (80) 0.38
7 Risdianto 1971–1981 23 (56) 0.41
8 Jacob Sihasale 1966–1974 23 (70) 0.32
9 Rochy Putiray 1991–2004 17 (41) 0.41
10 Budi Sudarsono 2001–2010 16 (46) 0.35

Rekor pemain di turnamen

Staff kepelatihan

Posisi Nama[29]
Pelatih Kepala Korea Selatan Shin Tae-yong[30]
Asisten Pelatih Korea Selatan Choi In-Cheol
Korea Selatan Cho Byung-kuk
Indonesia Nova Arianto
Pelatih Kiper Korea Selatan Kim Bong-soo
Korea Selatan Yoo Jae-hoon
Pelatih Fisik Korea Selatan Shin Sang-gyu
Indonesia Alex Aldha Yudi
Analis Video Korea Selatan Kim Jong-jin
Interpreter/penerjemah Korea Selatan Jeong Seok-seo
Dokter Tim Indonesia dr. Ahmad Nizar
Indonesia dr. Syarif Alwi
Fisioterapis Indonesia Asep Azis
Indonesia Denny Shulton

Riwayat kepelatihan

Rekor kompetisi

Piala Dunia FIFA

Olimpiade

Tahun Babak Pos Main M S* K GM GK
19001952 Tidak ikut berpartisipasi
Australia 1956 Perempat final ke-7 2 0 1 1 0 4
Italia 1960 Tidak lolos kualifikasi
Jepang 1964 Mengundurkan diri
Meksiko 1968 Tidak lolos kualifikasi
Jerman Barat 1972
Kanada 1976
Uni Soviet 1980
Amerika Serikat 1984
Korea Selatan 1988
Sejak 1992 Kompetisi U-23
Total Perempat final 1/20 2 0 1 1 0 4

Piala Asia AFC

Tahun Babak Pos Main M S* K GM GK
Hong Kong 1956 Mengundurkan diri
Korea Selatan 1960
Israel 1964
Iran 1968 Tidak lolos kualifikasi
Thailand 1972
Iran 1976
Kuwait 1980
Singapura 1984
Qatar 1988
Jepang 1992
Uni Emirat Arab 1996 Babak grup ke-11 3 0 1 2 4 8
Lebanon 2000 Babak grup ke-11 3 0 1 2 0 7
Tiongkok 2004 Babak grup ke-11 3 1 0 2 3 9
IndonesiaMalaysiaThailandVietnam 2007 Babak grup ke-11 3 1 0 2 3 4
Qatar 2011 Tidak lolos kualifikasi
Australia 2015
Uni Emirat Arab 2019 Diskualifikasi
Qatar 2023 Lolos
Total Babak grup 4/17 12 2 2 8 10 28

Pesta Olahraga Asia

Kejuaraan AFF

Pesta Olahraga Asia Tenggara

Lainnya

Rekor head-to-head

Per 9 Januari 2023 setelah pertandingan melawan  Vietnam.[31][32][33]

      Lebih banyak menang       Imbang       Lebih banyak kalah

Lawan Mn. M S K GM GK SG % WR Konfederasi
 Afganistan 2 0 0 2 2 4 −2 0% AFC
 Afrika Selatan 1 0 1 0 2 2 0 50% CAF
 Aljazair 2 1 0 1 2 2 0 50% CAF
 Amerika Serikat 1 1 1 0 9 7 2 50% CONCACAF
 Andorra 1 1 0 0 1 0 1 100% UEFA
 Arab Saudi 14 0 3 11 7 36 −29 10.71% AFC
 Australia 19 2 3 14 10 39 −29 18.42% AFC
 Bahrain 7 2 2 3 7 19 −12 42.86% AFC
 Bangladesh 8 5 2 1 14 5 9 75% AFC
 Belanda 4 0 0 4 2 19 −17 0% UEFA
 Bhutan 2 2 0 0 4 0 4 100% AFC
 Bosnia dan Herzegovina 1 0 0 1 0 2 −2 0% UEFA
 Brunei 12 8 2 2 41 4 37 72.73% AFC
 Bulgaria 3 0 1 2 0 6 −6 16.67% UEFA
 Ceko[a] 2 0 1 1 2 6 4 50% UEFA
 Curaçao 2 2 0 0 5 3 2 100% CONCACAF
 Denmark 1 0 0 1 0 9 −9 0% UEFA
 Estonia 2 0 1 1 0 3 −3 25% UEFA
 Fiji 3 0 3 0 3 3 0 50% OFC
 Filipina 31 25 3 3 107 27 80 85% AFC
 Ghana 2 0 0 2 0 6 −6 0% CAF
 Guinea 1 0 0 1 1 3 −2 0% CAF
 Guyana 1 1 0 0 2 1 1 100% CONCACAF
 Hong Kong 23 13 5 5 47 34 13 67.39% AFC
 Hungaria 1 0 0 1 0 6 −6 0% UEFA
 India 22 12 2 8 45 29 16 59.09% AFC
 Iran 5 0 1 4 3 11 −8 25% AFC
 Irak 11 2 3 6 9 19 −10 31.82% AFC
 Islandia 1 0 0 1 1 4 −3 0% UEFA
 Israel 1 0 0 1 0 1 −1 0% UEFA
 Jamaika 1 1 0 0 2 1 1 100% CONCACAF
 Jepang 17 7 2 8 32 35 −3 47.06% AFC
 Jerman Timur 2 0 1 1 3 5 −2 25% UEFA
 Kamboja 26 22 1 3 99 22 77 90% AFC
 Kamerun 2 0 1 1 0 1 −1 25% CAF
 Kanada 1 0 0 1 0 4 −4 0% CONCACAF
 Kenya 1 0 0 1 2 3 −1 0% CAF
 Kirgizstan 1 1 0 0 4 0 4 100% AFC
 Korea Selatan 60 6 8 46 31 138 −107 16.67% AFC
 Korea Utara 9 0 1 8 4 25 −21 5.56% AFC
 Kroasia 1 0 0 1 2 5 −3 0% UEFA
 Kuba 1 0 0 1 0 1 −1 0% CONCACAF
 Kuwait 7 2 3 2 8 12 −4 50% AFC
 Laos 10 9 1 0 45 9 36 95% AFC
 Liberia 2 1 0 1 3 3 0 50% CAF
 Libya 2 1 0 1 3 5 −2 50% CAF
 Liechtenstein 1 0 0 1 2 3 −1 0% UEFA
 Lituania 2 0 1 1 2 6 −4 25% UEFA
 Malaysia 97 40 21 36 127 102 25 52.06% AFC
 Maroko 1 0 0 1 0 2 −2 0% CAF
 Maladewa 4 4 0 0 12 0 12 100% AFC
 Mali 1 1 0 0 3 2 1 100% CAF
 Malta 2 0 0 2 0 4 −4 0% UEFA
 Mauritius 1 1 0 0 1 0 1 100% CAF
 Mesir 1 0 0 1 0 6 −6 0% CAF
 Moldova 2 1 0 1 2 2 0 50% UEFA
 Mongolia 4 4 0 0 13 2 11 100% AFC
 Myanmar 46 20 9 17 85 63 22 53.26% AFC
   Nepal 2 2 0 0 9 0 9 100% AFC
 Nigeria 1 0 0 1 1 2 −1 0% CAF
 Norwegia 1 0 0 1 0 1 −1 0% UEFA
 Oman 6 2 1 3 7 6 1 41.67% AFC
 Pakistan 6 5 1 0 15 4 11 91.67% AFC
 Palestina 2 1 0 1 5 3 2 50% AFC
 Papua Nugini 4 2 0 2 10 5 5 50% OFC
 Paraguay 1 0 0 1 2 3 −1 0% CONMEBOL
 Puerto Riko 1 0 1 0 0 0 0 50% CONCACAF
 Qatar 9 1 2 6 10 23 −13 22.22% AFC
 Republik Dominika 1 0 1 0 1 1 0 50% CONCACAF
 Rusia[b] 3 0 2 1 0 4 −4 33.33% UEFA
 Selandia Baru 8 2 4 2 8 9 –1 50% OFC
 Senegal 1 0 1 0 2 2 0 50% CAF
 Serbia[c] 2 0 0 2 3 9 −6 0% UEFA
 Singapura 71 39 12 20 138 75 63 63.38% AFC
 Sri Lanka 6 5 1 0 29 6 23 91.67% AFC
 Suriah 5 1 0 4 3 15 −12 20% AFC
 Swedia 1 0 0 1 0 3 −3 0% UEFA
 Tanzania 1 1 0 0 3 1 2 100% CAF
 Thailand 97 32 18 47 121 167 −46 42.78% AFC
 Timor Leste 6 6 0 0 21 2 19 100% AFC
 Tionghoa Taipei 14 10 0 4 31 14 17 71.43% AFC
 Tiongkok 19 2 4 13 14 42 −28 31.58% AFC
 Turkmenistan 4 2 1 1 9 8 1 62.5% AFC
 Uni Emirat Arab 6 2 0 4 8 17 −9 33.33% AFC
 Uruguay 3 1 0 2 5 11 −6 33.33% CONMEBOL
 Uzbekistan 2 0 1 1 1 4 −3 25% AFC
 Vanuatu 1 1 0 0 6 0 6 100% OFC
 Vietnam[d] 47 21 12 14 74 62 12 44.68% AFC
 Yaman[e] 6 2 4 0 7 3 4 66.67% AFC
 Yordania 6 0 0 6 3 17 −14 0% AFC
 Zimbabwe 1 0 1 0 0 0 0 50% CAF
Total 837 337 149 351 1357 1288 +69 49.1%
  1. ^ Termasuk pertandingan melawan  Cekoslowakia.
  2. ^ Termasuk pertandingan melawan  Uni Soviet.
  3. ^ Termasuk pertandingan melawan  Yugoslavia dan  Serbia–Montenegro.
  4. ^ Termasuk pertandingan melawan  Vietnam Selatan dan  Vietnam Utara.
  5. ^ Termasuk pertandingan melawan  Yaman Selatan.

Lihat juga

Catatan

  1. ^ AFC (hingga 2020) dan Kejuaraan AFF
  2. ^ Timnas Brunei Darussalam akan menggunakan Stadion Kuala Lumpur dikarenakan Stadion Sultan Hassanal Bolkiah sedang dalam masa pemugaran.

Referensi

  1. ^ FIFA Century Club - 1 December 2021, FIFA.
  2. ^ a b Abdul Kadir - Century of International Appearances - RSSSF.
  3. ^ "The FIFA/Coca-Cola Men's World Ranking". FIFA. 24 Oktober 2024. Diakses tanggal 24 Oktober 2024. 
  4. ^ Peringkat Elo berubah dibandingkan dengan satu tahun yang lalu."World Football Elo Ratings". eloratings.net. 19 Januari 2024. Diakses tanggal 19 Januari 2024. 
  5. ^ "Dutch East Indies International matches". Diakses tanggal 19 November 2015. 
  6. ^ "World Football Elo Ratings: Indonesia". World Football Elo Ratings. Diakses tanggal 24 November 2019. 
  7. ^ a b c d e f g Morrison, Neil. "Indonesian International Matches 1921–2001". RSSSF. Diakses tanggal 21 Desember 2010. 
  8. ^ "Sensation at Manila Games – Running Found to be Short". Straits Times. Singapore. 14 May 1934. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-22. Diakses tanggal 21 December 2010. 
  9. ^ "World Football Elo Ratings: Indonesia". ELO. Diakses tanggal 20 December 2010. 
  10. ^ "Een historische voetbalreis". Java Post (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 19 Desember 2021. 
  11. ^ Kisah Indonesia di Piala Dunia Diarsipkan 2010-09-04 di Wayback Machine., Vivanews.com
  12. ^ "Head to head statistics Kuwait – Indonesia". WildStat.com. 2007–2012. Diakses tanggal 6 Desember 2012. 
  13. ^ "Indonesian FA suspended by FIFA for government meddling". Eurosport. Diakses tanggal 30 May 2015. 
  14. ^ "FIFA Congress drives football forward, first female secretary general appointed". FIFA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-21. Diakses tanggal 14 May 2016. 
  15. ^ "Bima appointed Indonesia coach". The New Paper. 23 Oktober 2018. 
  16. ^ "AFF Suzuki Cup 2018: Four instances Indonesia were knocked out in the group stages". Fox Sports Asia. 22 November 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-26. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  17. ^ "PSSI appoint former Philippines manager Simon McMenemy as new coach of Indonesian national team". FOX Sports Asia. 20 Desember 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-02. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  18. ^ Ramadani Saputra (6 November 2019). "PSSI fires national team coach McMenemy over 'unsatisfactory performance'". The Jakarta Post. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  19. ^ Akshat Mehrish (19 November 2019). "2022 FIFA World Cup Qualifiers: Malaysia 2-0 Indonesia – Five talking points". FOX Sports Malaysia. Diakses tanggal 22 November 2019. 
  20. ^ Prasetyo, Galih (4 Januari 2020). "Shin Tae-yong: Tak Masalah jika Indonesia Gagal Juara Piala AFF 2020". Football5star. Diakses tanggal 15 Juni 2022. 
  21. ^ "The Bung Karno Sports Complex: Jakarta's Sports, Conventions and Entertainment Center". Wonderful Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Diakses tanggal 6 Desember 2012. 
  22. ^ Pasi, Serafin Unus (25 Mei 2021). "SCTV Tayangkan 3 Laga Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022". Bola.net. Diakses tanggal 21 Desember 2022. 
  23. ^ "PSSI Gandeng Mola TV". PSSI. 3 September 2019. Diakses tanggal 5 September 2019. 
  24. ^ "AFC continues partnership with MNC". AFC (dalam bahasa Inggris). 
  25. ^ "Lagardère Sports Secures Rajawali Citra Televisi Indonesia as Exclusive Terrestrial Broadcaster in Indonesia for AFF Suzuki Cup". AFF Suzuki Cup (dalam bahasa Inggris). 
  26. ^ "28 Pemain Timnas Indonesia Menghadapi Burundi di FIFA Matchday Kans Debut Shayne Pattynama". Bola.com. Diakses tanggal 14 Maret 2023. 
  27. ^ "Reaksi Netizen Usai Lilipaly Gantikan Egy di Timnas Indonesia". CNN Indonesia. 17 Maret 2023. 
  28. ^ "Perpindahan Federasi Belum Rampung, Shayne Pattynama Batal Bela Timnas Indonesia pada FIFA Matchday?". Bola.com. 22 Maret 2023. Diakses tanggal 22 Maret 2023. 
  29. ^ "Senior Putra – Officials". PSSI – Football Association of Indonesia. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  30. ^ Nuralam, Cakrayuri (2019-12-28). Purba, Jonathan Pandapotan, ed. "Shin Tae-yong Resmi Latih Timnas Indonesia, Kontrak 4 Tahun". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-12-28. 
  31. ^ "Indonesia International Matches". RSSSF. 
  32. ^ "Indonesia - Historical results". World Football. Diakses tanggal 28 Juni 2021. 
  33. ^ FIFA.com

Pranala luar