Bintang Gerilya
Bintang Gerilya | |
---|---|
Dianugerahkan oleh Presiden Indonesia | |
Tipe | Bintang Militer |
Dibentuk | 1949 |
Negara | Indonesia |
Kelayakan | Militer |
Status | Masih dianugerahkan |
Prioritas | |
Tingkat lebih tinggi | Bintang Mahaputera |
Tingkat lebih rendah | Bintang Yudha Dharma |
Setingkat | Bintang Jasa Bintang Kemanusiaan Bintang Penegak Demokrasi Bintang Budaya Parama Dharma Bintang Sakti Bintang Dharma |
Bintang Gerilya adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menghormati jasa seseorang mempertahankan negara dengan cara bergerilya.[1] Bintang ini salah satunya diberikan kepada rakyat Indonesia yang berjuang pada masa revolusi antara tahun 1945-1950, terutama saat Agresi Militer Belanda I (20 Juni 1947–22 Februari 1948) dan Agresi Militer Belanda II (18 Desember 1948–27 Desember 1949). Penghargaan ini ditetapkan secara resmi pada tahun 1949.[2][3] Bintang ini berada setingkat di bawah Bintang Mahaputera dan tidak memiliki kelas di dalamnya.[4]
Bintang ini diberikan kepada mereka yang berjasa besar mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia dari agresi negara asing dengan cara bergerilya.[1] Penerima Bintang Gerilya berhak dimakamkan di taman makam pahlawan nasional.[4] Sebagai pemberi tanda kehormatan, Presiden Indonesia, secara langsung menjadi pemilik tanda kehormatan ini.[5]
Bentuk
Bintang Gerilya berbentuk bintang bersudut lima dengan ujung berbentuk bulatan berwarna perunggu. Di bagian tengahnya, terdapat rangkaian tulisan yang melingkar bertuliskan "PAHLAWAN GERILYA". Tulisan tersebut diapit oleh dua tangkai padi masing-masing di kiri dan kanan yang masing-masing terdiri atas 17 buah padi. Penerima penghargaan ini akan mendapatkan bintang dalam bentuk kalung, patra, dan miniatur.[6]
Penerima Bintang Gerilya
- Jenderal Besar TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Abdul Haris Nasution
- Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto
- Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Achmad Tahir
- Jenderal TNI (Anm.) Ahmad Yani
- Jenderal TNI (Purn.) Andi Muhammad Jusuf Amir
- Jenderal TNI (Anm.) (Purn.) Bambang Utoyo
- Jenderal TNI (Anm.) (Purn.) Goesti Pangeran Harjo Djatikoesoemo
- Jenderal TNI (Purn.) Leonardus Benyamin Moerdani
- Jenderal TNI (Purn.) Makmun Murod
- Jenderal TNI (Purn.) Maraden Panggabean
- Jenderal TNI (Purn.) Poniman
- Jenderal TNI (Purn.) Raden Widodo
- Jenderal TNI (Purn.) Soemitro Sastrodihardjo
- Jenderal TNI (Purn.) Soerono Reksodimedjo
- Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Soesilo Soedarman
- Jenderal TNI (Purn.) H. Umar Wirahadikusumah
- Jenderal TNI (Purn.) Widjojo Soejono
- Laksamana TNI (Purn.) Mochamad Romly
- Laksamana TNI (Anm.) Raden Eddy Martadinata
- Laksamana TNI (Purn.) Raden Sri Soebijakto
- Laksamana TNI (Purn.) Ricardus Subono
- Laksamana TNI (Purn.) Sudomo
- Laksamana TNI (Purn.) Waloejo Soegito
- Marsekal TNI (Purn.) Ashadi Tjahjadi
- Marsekal TNI (Purn.) Roesmin Noerjadin
- Marsekal TNI (Purn.) Soewoto Sukendar
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Ahmad Yunus Mokoginta
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Bambang Soegeng
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Bambang Triantoro
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dading Kalbuadi
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Gustaf Hendrik Mantik
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Ismail Saleh, S.H.
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Joes Adipermono
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Leo Lopulisa
- Letnan Jenderal TNI (Anm.) Mas Tirtodarmo Haryono
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Mochamad Jasin
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Moergito
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Purbo S. Suwondo
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Raden Himawan Soetanto
- Letnan Jenderal TNI (Anm.) Raden Soeprapto
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sayidiman Suryohadiprojo
- Letnan Jenderal TNI (Anm.) Siswondo Parman
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Solihin Gautama Purwanegara
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sutopo Juwono
- Letnan Jenderal TNI (Purn.) Witarmin
- Letnan Jenderal KKO TNI (Purn.) Hartono
- Laksamana Madya TNI (Purn.) Raymond Toto Prawira Supradja
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Abdul Kadir
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Bagus Soemitro
- Mayor Jenderal TNI (Anm.) Donald Isaac Pandjaitan
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Eddy Sabara
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Ignatius Djoko Muljono
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Ignatius Pranoto Kusumo
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Musannif Ryacudu
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Prof. DR. Moestopo
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Satrio
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Soedjiman
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Soehario Padmodiwirio
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Soekotjo Tjokroatmodjo
- Mayor Jenderal TNI (Anm.) Sutoyo Siswomiharjo
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Theo Soemantri
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Tholib Sanina Marjan Saragih
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Urip Widodo
- Mayor Jenderal TNI (Purn.) Yasir Hadibroto
- Mayor Jenderal KKO TNI (Purn.) H. Moh. Anwar Kusumahatmaja
- Mayor Jenderal KKO TNI (Purn.) Raden Soehadi
- Laksamana Muda TNI (Purn.) Agoes Soebekti
- Laksamana Muda TNI (Purn.) Mohammad Nazir
- Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Andi Oddang
- Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Dudung Abdul Karim
- Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Gatot Soeherman
- Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Nyak Adam Kamil
- Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Subardjo Surosarojo
Galeri
-
Piagam Tanda Kehormatan Bintang Gerilya
-
Miniatur Bintang Gerilya yang disimpan di Museum Auckland, Australia
Lihat pula
Referensi
- ^ a b Sekretariat Negara Republik Indonesia. "Bintang Gerilya" (PDF). Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diakses tanggal 2018-02-25.
- ^ Setyorini, Tantri (17 Agustus 2015). Setyorini, Tantri, ed. "Bintang gerilya, tanda kehormatan paling sakral RI". Merdeka.com. Diakses tanggal 2021-04-26.
- ^ Sekretariat Negara. "Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1949 Tentang Mengadakan Bintang Gerilya Sebagai Tanda Jasa" (PDF). Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan. Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Diakses tanggal 2021-04-24.
- ^ a b Sekretariat Negara Republik Indonesia. "Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan" (PDF). Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Diakses tanggal 2021-04-20.
- ^ "Tanda Kehormatan yang dimiliki Presiden". Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 10 Mei 2019. Diakses tanggal 2019-08-23.
- ^ Sekretariat Negara Republik Indonesia. "Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010" (PDF). JDIH Kementerian Sekretariat Negara. Diakses tanggal 2021-04-20.