Lompat ke isi

Juche

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 10 Oktober 2023 03.02 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231009)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Juche
Obor yang menjadi simbol ideologi Juche pada menara Juche di Kota Pyongyang
Nama Korea
Josŏn-gŭl
주체사상
Hanja
Alih AksaraJuche sasang
McCune–ReischauerChuch'e sasang

Juche (bahasa Korea: 주체/主體; Pengucapan Korea: [tɕutɕʰe]; biasanya tak diterjemahkan[1] atau terkadang juga disebut "berdikari") adalah ideologi resmi Korea Utara, dijelaskan oleh pemerintahan Korea Utara sebagai "kontribusi asli, brilian, dan revolusioner dari Kim Il-sung terhadap pemikiran nasional dan internasional".[2] Juche berdalil bahwa "manusia menguasai takdirnya",[3] dan rakyat Korea Utara adalah "penguasa revolusi dan pembangunan" dan bila rakyat menjadi kuat dan mandiri, bangsa akan memperoleh sosialisme yang lebih nyata.[3]

Kim Il-sung (1912–1994) menciptakan ideologi ini, yang aslinya merupakan varian dari Marxisme–Leninisme yang kemudian diberi ciri khas Korea Utara[2] yang menyertakan materialisme ala Marxisme–Leninisme dan sangat menekankan individu, negara kebangsaan, dan kedaulatan.[2] Pemerintahan Korea Utara menggunakan ideologi Juche sebagai pandangan hidupnya dan terus digunakan sebagai identitas politiknya sejak tahun 1950-an ke atas. Prinsip dasar dari Juche adalah menggerakkan bangsa menuju kemerdekaan (jaju),[2] melalui pembangunan "perekonomian nasional" (jarip) serta penekanan pada ketahanan diri (jawi) dalam rangka membangun sosialisme.[2]

Praktik Juche berakar dari ide keberlanjutan atas kemandirian pertanian.

Ideologi ini digambarkan sebagai ultranasionalisme etnis Korea[4] yang berkembang setelah hilangnya unsur-unsur asli Marxisme–Leninisme.[5][6]

Menara Juche

[sunting | sunting sumber]

Monumen berupa menara yang dinamai berdasarkan ideologi ini terletak di tepi sebelah timur Sungai Taedong di Pyongyang, Korea Utara. Monumen ini dibangun untuk merayakan ulang tahun Kim Il-sung yang ke-70.

Selama Perang Dingin, pemerintah Korea Utara mempromosikan ideologi ini secara global.

Pada tahun 1964, Presiden Sukarno mengadakan kunjungan ke Korea Utara dan mencontoh ideologi ini untuk diterapkan sisi positifnya di Indonesia.[butuh rujukan] Presiden Rumania, Nicolae Ceauşescu, juga kagum akan konsep Juche setelah mengunjungi Korea Utara dalam rangkaian lawatannya ke Asia pada tahun 1971 dan segera menerapkan ideologi ini di negaranya mulai tahun 1974.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Myers 2015, hlm. 14.
  2. ^ a b c d e Paul French (2014). North Korea: State of Paranoia. Zed Books. ISBN 978-1-78032-947-5. [halaman dibutuhkan]
  3. ^ a b Juche Idea: Answers to Hundred Questions. Pyongyang: Foreign Languages Publishing House. 2014. 
  4. ^ John, D.B. (22 May 2018). "Inside author D.B. John's fascinating trip to North Korea for Star of the North". Yahoo! Entertainment. Diakses tanggal 10 April 2020. 
  5. ^ Fisher, Max (6 January 2016). "The single most important fact for understanding North Korea". Vox. Diakses tanggal 10 April 2020. 
  6. ^ Seth, Michael J. (18 December 2019). A Concise History of Modern Korea: From the Late Nineteenth Century to the Present. Rowman & Littlefield. hlm. 159. Diakses tanggal 10 April 2020. 

Artikel jurnal

[sunting | sunting sumber]
  • Armstrong, Charles K. (2005). "Familism, Socialism and Political Religion in North Korea". Totalitarian Movements and Political Religions. 6 (3). 
  • Helgesen, Geir (1991). "Political Revolution in a Cultural Continuum: Preliminary Observations on the North Korean "Juche" Ideology with its Intrinsic Cult of Personality". Asian Perspectives. 15 (1). 
  • Jung, Hyang Jin (2013). "Jucheism as an Apotheosis of the Family: The Case of the Arirang Festival". Journal of Korean Religions, North Korea and Religion. 4 (2). 
  • Lim, Jae-cheon (May–June 2012). "North Korea's Hereditary Succession Comparing Two Key Transitions in the DPRK". Asian Survey. 52 (3): 550–70. doi:10.1525/as.2012.52.3.550. JSTOR 10.1525/as.2012.52.3.550. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]