Lompat ke isi

Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014

Ini adalah artikel bagus. Klik untuk informasi lebih lanjut.
Halaman yang dilindungi semi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 22 Desember 2023 13.25 oleh Vozaid (bicara | kontrib)

Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2014
9 Juli 2014 (2014-07-09)
Terdaftar190.307.134 jiwa
Kehadiran pemilih134.953.967 (69,58%)

   

Kandidat
 
Calon Joko Widodo Prabowo Subianto
Partai PDI-P Gerindra
Aliansi Koalisi Indonesia Hebat Koalisi Merah Putih
Pendamping Jusuf Kalla Hatta Rajasa
Suara rakyat 70.997.833 62.576.444
Persentase 53,15% 46,85%
Hasil suara




Peta persebaran suara
Hasil pemilu memperlihatkan kandidat dengan mayoritas suara di masing-masing 33 provinsi di Indonesia. Prabowo-Hatta: emas tua; Jokowi-JK: merah.
Hasil penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum di luar negeri yang terdiri dari 130 kota di 96 negara. Prabowo-Hatta: biru; Jokowi-JK: merah; Seimbang: hijau (Lebanon).
Presiden petahana
Susilo Bambang Yudhoyono

Demokrat

Presiden terpilih

Joko Widodo
PDI-P

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014 (disingkat Pilpres 2014) dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk masa bakti 2014-2019. Pemilihan ini menjadi pemilihan presiden langsung ketiga di Indonesia. Presiden petahana Susilo Bambang Yudhoyono tidak dapat maju kembali dalam pemilihan ini karena dicegah oleh undang-undang yang melarang periode ketiga untuk seorang presiden.[1][2] Menurut UU Pemilu 2008, hanya partai yang menguasai lebih dari 20% kursi di Dewan Perwakilan Rakyat atau memenangi 25% suara populer dapat mengajukan kandidatnya. Undang-undang ini sempat digugat di Mahkamah Konstitusi, tetapi pada bulan Januari 2014, Mahkamah memutuskan undang-undang tersebut tetap berlaku.[3][4] Pemilihan umum ini akhirnya dimenangi oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan memperoleh suara sebesar 53,15%, mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang memperoleh suara sebesar 46,85% sesuai dengan keputusan KPU RI pada 22 Juli 2014.[5] Presiden dan Wakil Presiden terpilih dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014, menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono.

Kandidat

Pasangan calon terpilih adalah pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 50% dari jumlah suara dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia. Dalam hal tidak ada pasangan calon yang perolehan suaranya memenuhi persyaratan tersebut, 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali dalam pemilihan umum (putaran kedua). Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh oleh 2 pasangan calon, kedua pasangan calon tersebut dipilih kembali oleh rakyat dalam pemilihan umum. Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh oleh 3 pasangan calon atau lebih, penentuan peringkat pertama dan kedua dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang. Dalam hal perolehan suara terbanyak kedua dengan jumlah yang sama diperoleh oleh lebih dari 1 pasangan calon, penentuannya dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang.

Resmi

Pemilihan umum ini diikuti oleh dua pasang calon Presiden dan Wakil Presiden yaitu Prabowo Subianto, mantan Panglima Kostrad yang berpasangan dengan Hatta Rajasa, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian 2009-2014, serta Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009. Pada tanggal 31 Mei 2014, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan 2 pasang calon Presiden dan Wakil Presiden, serta melakukan pengundian nomor urut pada 1 Juni 2014. Berikut adalah kandidat resmi beserta nomor urutnya yang telah ditetapkan KPU.

Nomor urut Calon Presiden Calon Wakil Presiden Partai politik pengusul Partai politik pendukung Kursi di DPR RI (2014) Persentase kursi Suara legislatif
1 Koalisi Merah Putih:
Golkar/Gerindra/PAN/PKS/PPP
292 / 560

51.9% 59,311,996 (48.92%)
Panglima Kostrad (1998)
Menko Perekonomian (2009–2014)
2 PKPI[8] Koalisi Indonesia Hebat:
PDI-P/PKB/NasDem/Hanura
207 / 560

36.46% 49,962,738 (39.98%)
Gubernur DKI Jakarta (2012–2014)
Wakil Presiden Indonesia (2004–2009)