Lompat ke isi

Kereta api Argo Dwipangga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 Desember 2023 06.31 oleh Huddddddd (bicara | kontrib) (Penambahan jadwal perjalanan)
Kereta api Argo Dwipangga
Kereta api Argo Dwipangga melaju mengarah Surakarta dengan rangkaian generasi baru

Kereta api Argo Dwipangga
Kereta api Argo Dwipangga
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api antarkota
StatusBeroperasi
PendahuluDwipangga
Mulai beroperasi21 April 1998 (sebagai KA Dwipangga)
5 Oktober 1998 (sebagai KA Argo Dwipangga)
Operator saat iniKereta Api Indonesia
Lintas pelayanan
Stasiun awalSolo Balapan
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh571 km [1]
Waktu tempuh rerata7 jam [1]
Frekuensi perjalananSatu kali keberangkatan tiap hari pada jadwal malam dan sebaliknya pada jadwal pagi.
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
Kelas
  • Eksekutif & Luxury
Pengaturan tempat duduk
  • 50 tempat duduk disusun 2-2 (eksekutif)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 26 tempat duduk disusun 1-2 (luxury)
    kursi dapat diputar dan dapat direbahkan hingga 140°
Pengaturan tempat tidurAda
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan blinds, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburanAda (kelas luxury)
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara, meja lipat, pengeras suara, bantal, selimut, dan Wi-Fi.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional88 s.d 120 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal9-10 [1]

Kereta api Argo Dwipangga adalah layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan luxury yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia melayani relasi Solo BalapanGambir di lintas tengah Jawa. Perjalanan kereta api ini menuju Jakarta (Gambir) dilakukan pada malam hari, sedangkan perjalanan menuju Surakarta (Solo Balapan) dilakukan pada pagi hari, berkebalikan dengan jadwal perjalanan yang ditawarkan oleh kereta api Argo Lawu.

Kereta api ini menempuh perjalanan dari Solo Balapan menuju Gambir sejauh 571 km dalam waktu sekitar 7 jam[1] dan hanya berhenti di Klaten, Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, dan Jatinegara (hanya arah Surakarta). Kereta api ini membawa tujuh kereta kelas eksekutif dan tiga kereta kelas luxury.

Asal usul penamaan

Nama Dwipangga diambil dari nama seekor gajah dalam legenda Sungai Gajahwong di Daerah Istimewa Yogyakarta dimana sungai tersebut berada di sebelah timur dari Stasiun Yogyakarta. Dalam cerita tersebut, diceritakan bahwa terdapat seekor gajah yang bernama Kyai Dwipangga yang merupakan gajah kesayangan Ki Sapa Wira, abdi dalem Kesultanan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung.[2]

Sejarah

Awal pengoperasian kereta api

Kereta api Dwipangga (1998)

Kereta api Dwipangga pertama kali diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI saat itu, Giri Suseno Hadihardjono, pada 21 April 1998, dengan Lokomotif CC203 25 (CC203 98 13 SDT) sebagai lokomotif dinas.[3] Rangkaian kereta yang digunakan awalnya merupakan kereta kelas spesial dengan susunan kursi 2–1 sebanyak 33 kursi dalam satu kereta, hasil perbaikan kereta keluaran 1950-an maupun lebih muda secara besar-besaran.[4] Tarif yang ditetapkan untuk kelas spesial saat itu sebesar Rp160.000,00.[4]

Kereta api Argo Dwipangga (1998–2011)

Kereta api Argo Dwipangga saat melintas di Stasiun Cikini, 2013

Sebagai tanggapan atas rendahnya tingkat okupansi pada kereta api kelas spesial, maka ia dilakukan perubahan layanan menjadi kelas eksekutif dan mengalami perubahan nama menjadi "Argo Dwipangga" pada 5 Oktober 1998. Corak pada rangkaian kereta api Argo Dwipangga saat itu berwarna putih-kuning gading, sebagian berwarna abu-abu khas kereta api Argo.[5]

Pada November 1998, kereta api Argo Dwipangga mulai beroperasi menggunakan rangkaian kereta buatan PT INKA, namun kereta makan dan kereta pembangkit yang digunakan berupa kereta yang telah ada di Depo Solo Balapan. Pada tahun 2002, kereta api ini juga beroperasi menggunakan bekas rangkaian kereta eksekutif Argo Lawu keluaran 1996 setelah ia beroperasi menggunakan rangkaian berbogie K9.[5]

Kereta api Argo Dwipangga saat itu memiliki ciri khas, yaitu logo "Dwipangga" dengan gambar gajah baik saat masih menjadi kereta kelas spesial maupun kelas eksekutif Argo—tidak seperti logo pada kereta api Argo saat itu—sebelum dilakukan perubahan logo seperti kereta api kelas eksekutif Argo lainnya.

Pengoperasian kereta api mulai 2011–sekarang

Kereta api Argo Dwipangga saat meninggalkan Stasiun Purwokerto, 2020

Setelah Balai Yasa Manggarai melakukan penyehatan kereta eksekutif keluaran tahun 1984 dan 1986 sebagai eksekutif new image dengan kaca berbentuk "seperti pesawat", kereta api Argo Dwipangga beroperasi menggunakan kereta eksekutif hasil penyehatan tersebut mulai 2011, sementara kereta buatan tahun 1996 dan 1998 dimutasi ke Depo Kereta Yogyakarta (YK) digunakan untuk pengoperasian kereta api Taksaka.

Sejak 21 Juli 2016, kereta api Argo Dwipangga untuk perjalanan reguler bersama Argo Lawu dan Bima sempat beroperasi menggunakan rangkaian kereta eksekutif terbaru keluaran 2016 oleh PT INKA—sebelum dilakukan penggantian rangkaian kereta pada 1 Desember 2019.

Kereta api Argo Dwipangga melayani kelas luxury mulai 26 Mei 2019 yang memiliki 26 tempat duduk.[6]

Per Maret 2022 Dioperasikan Kereta api Argo Dwipangga Tambahan, dengan jadwal Berangkat dari Stasiun Solo Balapan jam 22:10 (59) dan jadwal Berangkat dari Stasiun Gambir jam 09:50 (60).

Per 1 Juni 2023 bertepatan dengan grafik perjalanan kereta api baru untuk tahun 2023, KA 10 Argo Dwipangga menuju Surakarta kini berhenti di Stasiun Jatinegara untuk memberikan alternatif bagi wilayah Jabodetabek yang menggunakan layanan tersebut.

Logo Argo Dwipangga dengan fasad Keraton Surakarta.
Kereta api Argo Dwipangga setelah melintasi Timur Stasiun Tambun

Per Desember 2023, kereta api Argo Dwipangga mendapatkan rangkaian baja nirkarat generasi terbaru buatan PT INKA, dimana rangkaian tersebut telah dilakukan uji operasional dengan relasi Solo Balapan–Cirebon. Rangkaian terbaru tersebut telah diluncurkan pada 13 Desember 2023. Perbedaan dengan generasi sebelumnya adalah pintu masuk kereta dan pintu penghubung antar kereta sudah menggunakan pintu elektrik otomatis. Hal ini akan semakin memudahkan pelanggan dalam membuka ataupun menutup pintu tanpa mengeluarkan banyak energi. Suara aktivitas buka-tutup pintu pun menjadi lebih senyap.

Di samping itu, sistem informasi penumpang (PIDS) yang tersedia di masing-masing kereta dapat menampilkan informasi stasiun terdekat, kecepatan, dan suhu ruangan. PIDS tersebut membantu menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih baik dan menyediakan informasi yang penting bagi pelanggan selama perjalanan. Jendela kereta eksekutif dan luxury generasi baru juga telah diperbarui menjadi tempered double glass dari sebelumnya tempered glass.

Sehingga tingkat keamanan lebih tinggi, membantu mengurangi masuknya panas berlebih dan sinar UV ke dalam ruangan, serta mereduksi kebisingan lebih baik. KAI menambah USB charger port pada masing-masing kursi, di samping stop kontak yang telah tersedia di dinding kereta. Adanya tambahan fasilitas pengisian daya tersebut membuat penumpang dapat terus menggunakan perangkat telepon pintar, laptop, dan jam tangan pintar mereka tanpa khawatir kehabisan daya, sesuai dengan kebutuhan modern.

Keunggulan lain pada rangkaian kelas luxury terbaru ada penambahan toilet dari Kereta Luxury sebelumnya dari 1 toilet menjadi 2 toilet dan dipisahkan menjadi toilet pria dan wanita. Kereta makan di rangkaian generasi terbaru ini juga turut diperbarui menjadi lebih mewah dengan interior dan furnitur premium. Kereta Makan tersebut didominasi sentuhan kayu serta kursi makan yang lebih empuk dan lembut. Sistem informasi yang sama juga tersedia di kereta makan.[7]

Insiden

Pada 10 Desember 2002, kereta api Argo Dwipangga terguling ke sawah di Sarwogadung, Mirit, Kebumen, akibat truk yang menyenggol jembatan kereta dan mengakibatkan rel bergeser. Akibatnya, empat orang tewas dan 24 lainnya luka berat, serta ratusan penumpang terluka ringan akibat anjlokan tersebut.[8]

Pada 3 April 2007, kereta api Argo Dwipangga mengalami anjlok di km 342+500, Babakan, Karanglewas, Banyumas yang mengakibatkan perjalanan kereta api terhambat.[9]

Pada 1 Oktober 2013, kereta api Argo Dwipangga menabrak mobil bak terbuka yang mengangkut rombongan haji di Kertasemaya, Indramayu. Ketiga belas orang tewas dalam kejadian tersebut.[10]

Pada 25 Agustus 2019, kereta api Argo Dwipangga menabrak truk di km 463+4/5 antara Stasiun Kutowinangun dan Stasiun Prembun yang mengakibatkan sopir truk meninggal dunia dan satu orang lainnya luka-luka.[11]

Jadwal Perjalanan dan Stasiun Pemberhentian

Menurut Gapeka 2023 yang dirilis 1 Juni 2023, berikut ini adalah jadwal perjalanan dan stasiun kereta api dilayani oleh kereta api Argo Dwipangga.[12]

KA 9 Argo Dwipangga KA 10 Argo Dwipangga
Stasiun Dat Ber Stasiun Dat Ber
Solo Balapan 20:30 Gambir 08:50
Klaten 20:52 20:54 Cirebon 11:18 11:21
Yogyakarta 21:15 21;18 Purwokerto 13:02 13:05
Purwokerto 23:09 23:12 Yogyakarta 14:58 15:01
Cirebon 00:55 00:58 Klaten 15:22 15:24
Gambir 03:30 Solo Balapan 15:50

Jadwal Persilangan

Provinsi Kota/Kabupaten Stasiun Keterangan
Jawa Tengah Surakarta Solo Balapan Stasiun ujung dari kereta api Argo Dwipangga, terintegrasi dengan Commuter Line Yogyakarta dan kereta bandara BIAS serta terintegrasi dengan bus Batik Solo Trans dan Trans Jateng di terminal Tirtonadi.
Klaten Klaten Stasiun ujung dari kereta bandara Adisoemarmo, stasiun ini merupakan pemberhentian dari Commuter Line Yogyakarta
Banyumas Purwokerto Terintegrasi dengan Trans Jateng dan Teman Bus (Trans Banyumas) di Terminal Pasar Pon
Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Stasiun ujung dari kedua kereta komuter dan kereta bandara YIA, terintegrasi dengan Commuter Line Yogyakarta dan Prambanan Ekspres serta bus Trans Jogja
Jawa Barat Cirebon Cirebon Terletak di Jalur Lintas Utara Jawa
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Jakarta Timur Jatinegara Hanya untuk keberangkatan mengarah Surakarta, terintegrasi dengan BRT Transjakarta ( ), bus kota, Mikrotrans, Commuter Line Cikarang, dan stasiun ini merupakan pemberhentian Commuter Line Cikarang.
Jakarta Pusat Gambir Stasiun ujung dari kereta api Argo Dwipangga, terintegrasi dengan BRT Transjakarta ( ), bus kota, dan Mikrotrans

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023 (PDF). Bandung: PT Kereta Api Indonesia (Persero). 14 April 2023. hlm. 56. Diakses tanggal 12 Mei 2023 – via Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 
  2. ^ Setianingrum, Puspitasari (2022-12-04). "8 Nama Kereta Api di Indonesia yang Terinspirasi dari Hewan Mitologi Halaman all". Kompas.com. Jakarta: KG Media. Diakses tanggal 2023-07-06. 
  3. ^ Liem, Dewangga (2019-09-02). "Dwipangga, Tunggangan Dewa Indra yang Disematkan HB X Sebagai Nama Kereta Api | GenPI Jogja". Diakses tanggal 2020-01-04. 
  4. ^ a b "Dwipangga". Perusahaan Umum Kereta Api. Archived from the original on 2021-10-23. Diakses tanggal 2020-10-22. 
  5. ^ a b "Argo Dwipangga, Gajah Sakti dari Solo". Roda Sayap. Diakses tanggal 2020-04-22. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ Arnani, Mela (27 Mei 2019). Galih, Bayu, ed. "Mengenal Kemewahan KA Luxury 2, Ini Fasilitas dan Jadwal Keberangkatan". Kompas.com. KG Media. Diakses tanggal 2020-04-10. 
  7. ^ "Mulai 13 Desember 2023, KA Argo Dwipangga Gunakan Kereta Eksekutif dan Luxury New Generation" (Siaran pers). PT Kereta Api Indonesia (Persero). 13 Desember 2023. 
  8. ^ "Suara Merdeka: KA Dwipangga Terguling, 4 Tewas". Suara Merdeka Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-31. Diakses tanggal 2016-11-12. 
  9. ^ Detikcom: KA Dwipangga Anjlok di Banyumas, Jalur Tengah Terganggu
  10. ^ Vivanews: Argo Dwipangga Tabrak Pick Up Rombongan Haji, 13 Meninggal
  11. ^ [1]
  12. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023 (PDF). Bandung: PT Kereta Api Indonesia (Persero). 14 April 2023. hlm. 173. Diakses tanggal 12 Mei 2023 – via Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 

Pranala luar