Lompat ke isi

Semah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 Desember 2023 06.31 oleh 36.75.33.41 (bicara) (Spesies: Perbaikan kesalahan ketik)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Semah / Tambera
Tor putitora
Klasifikasi ilmiah
Domain:
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Tor

Gray, 1834[1]
Spesies

Lihat teks.

Ikan semah (Tor spp., famili Cyprinidae) adalah ikan air tawar yang berasal dari Indo-Australia dan anak benua India. Nama lain ikan ini adalah kancra bodas (Sunda), tåmbrå (Jawa), sapan (Kalimantan),[2] ihan batak atau curong (bahasa Toba),[3] mahseer, atau kelah (Malaysia). Nama "semah atau jurung " populer dipakai di Sumatra bagian tengah hingga ke selatan.

Ikan yang masih sekerabat dengan ikan mas ini populer sebagai bahan pangan kelas tinggi, dan yang biasa dijumpai dan dikonsumsi di Indonesia dan Malaysia adalah Tor douronesis (semah biasa atau kancra bodas), T. tambra (tambra), T. tambroides (tambra), dan T. soro (kancra).[4] Ikan tambra dan semah dapat mencapai panjang sekitar satu meter,[5] walaupun tangkapan yang dijual biasanya berukuran maksimum 30 cm.

Habitat dan sebaran

[sunting | sunting sumber]

Ikan ini hidup di sungai-sungai beraliran deras di pegunungan dan populasi sangat terancam akibat penangkapan berlebihan. Indikasi yang terlihat adalah semakin jarang terlihat, ukuran tangkapan semakin kecil, dan distribusi menurun. Bahkan telah dilaporkan pula penangkapan di beberapa taman nasional. Pihak berwenang di Indonesia (Balai Benih Ikan lokal), seperti di Jawa Barat,[6][7] Jawa Tengah,[8] Padang Pariaman, dan beberapa kabupaten pedalaman Jambi telah mulai mengembangkan teknologi pembiakan menggunakan pemijahan buatan dan paket budidaya. Selain itu, di Padang Pariaman aturan adat setempat juga ditegakkan dengan pemberlakuan zona larangan, penyangga, dan penangkapan. Penangkapan hanya dilakukan apabila terdapat izin dari kerapatan adat.

Spesies kancra bodas (Tor douronesis) dan kancra (Tor soro) ditemukan hidup di kolam, pesawahan, dan sungai di Jawa Barat. Karena kelangkaannya, orang Sunda menganggap ikan ini suci atau ikan yang dikeramatkan sehingga juga dijuluki sebagai "ikan dewa"; hukum adat setempat melarang orang untuk membunuh atau memakan ikan ini. Ikan ini dapat ditemukan di kolam pemandian keramat di sekitar Gunung Ceremai; seperti kolam Cibulan, Cigugur, Pasawahan, Linggajati, dan Darmaloka di Kabupaten Kuningan.[9][10]

Pemanfaatan

[sunting | sunting sumber]

Semah adalah jenis ikan konsumsi. Pengolahannya adalah dengan dibuat sup (direbus) atau dipepes.[11] Ikan ini tidak cocok digoreng karena dagingnya halus.

Oleh sebagian masyarakat Tionghoa Indonesia, ikan ini termasuk jenis ikan yang disajikan dalam perayaan hari raya Imlek dan dihargai dengan nilai tinggi.[11]

Sen dan Jayaram membatasi istilah mahseer untuk anggota genus Tor. Akan tetapi, beberapa spesies dari genus Neolissochilus dan spesies tunggal genus Naziritor juga disebut mahseer karena sisiknya yang besar dan kemiripan-kemiripan yang lain.[12] Taksonomi warga-warga tersebut belum mantap; sejauh ini belum terdapat kesepakatan yang memuaskan di antara para ahli.[13][14] Daftar spesies di bawah ini terutama disusun menurut FishBase,[15][16] dengan beberapa revisi menurut Kottelat (2013). Di sini, marga Naziritor dianggap sebagai anak-marga dari Tor.[17][15]

ikan semah daun
ikan garing
Tor khudree
Tor tor

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Gray, JE. 1834. Illustrations of Indian zoology; chiefly selected from the collection of Major-General Hardwicke. Vol. 2: Pl.96 fig.1. London: Parbury, Allen and Co. (1832–1835)
  2. ^ Haryono. 2006. "Aspek biologi ikan tambra (Tor tambroides Blkr.) yang eksotik dan langka sebagai dasar domestikasi". Biodiversitas 7: 195-8.
  3. ^ Ikan Batak di Mual Sirambe . #Komentar @ blog Tanobatak, edisi 5-2-2008.
  4. ^ Weber, M. & L.F. Beaufort. 1916. The Fishes of the Indo-Australian Archipelago. III, Ostariophysi: Cyprinoidea, Apodes, Synbranchi. Leiden: E.J. Brill Ltd.
  5. ^ Ikan Raksasa Ditemukan di Klawing. Radar Semarang. Edisi 27-01-2009. Diakses 4-5-2009.
  6. ^ BPPBAT: Ikan kancra/dewa ikon Jawa Barat Diarsipkan 2016-12-20 di Wayback Machine..
  7. ^ Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar: Kunjungan Gubernur Jawa Barat dalam rangka pemuliaan ikan kancra di BPPPU Cianjur Diarsipkan 2016-12-20 di Wayback Machine..
  8. ^ Ikan tambra mulai dibudidayakan Diarsipkan 2007-10-17 di Wayback Machine.. Kompas. Edisi daring 06-03-2003. Diakses 04-05-2009.
  9. ^ Asdhiana, I Made, ed. (Tuesday, 28 January 2014). ""Ikan Dewa" dari Ciremai". Kompas.com (dalam bahasa Indonesian). Kompas.com. Diakses tanggal 6 February 2014. 
  10. ^ "LIPI Lakukan Penelitian Mengenai Ikan Dewa Ceremai" (dalam bahasa Indonesian). Ikan Dewa. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-05. Diakses tanggal 6 February 2014. 
  11. ^ a b Wismabrata, Michael Hangga (editor) (22 Januari 2020). Wismabrata, Michael Hangga, ed. "Mengenal Lebih Dekat Ikan Dewa, Harganya Jutaan dan Selalu Diburu Jelang Imlek". Kompas.com. Diakses tanggal 21 September 2020. 
  12. ^ Sen, TK. & KC. Jayaram. 1982. "The Mahseer Fish of India – a Review". Rec. Zoological Survey of India. Misc. Publ. Occasional Paper 39, 38p.
  13. ^ Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi: 67. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta.
  14. ^ Roberts, TR. 1999. "Fishes of the cyprinid genus Tor in the Nam Theun watershed (Mekong basin) of Laos, with description of a new species". Raffles Bulletin of Zoology, 47(1): 225–36 Diarsipkan 2016-01-23 di Wayback Machine..
  15. ^ a b Froese, Rainer and Pauly, Daniel, eds. (2012). Species of Tor di FishBase. Versi November 2012.
  16. ^ Froese, Rainer and Pauly, Daniel, eds. (2012). Species of Naziritor di FishBase. Versi November 2012.
  17. ^ Kottelat, M. 2013. "The fishes of the inland waters of Southeast Asia: a catalogue and core bibliography of the fishes known to occur in freshwaters, mangroves and estuaries". The Raffles Bulletin of Zoology, Supplement No. 27, 22 November 2013.

Sumber tambahan

[sunting | sunting sumber]