Lompat ke isi

Gempa bumi Sumatra Barat 2009

Koordinat: 0°43′N 99°58′E / 0.71°N 99.97°E / 0.71; 99.97
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 8 Maret 2024 02.16 oleh Dwianto08 (bicara | kontrib) (Update)
Gempa bumi Sumatra Barat 2009
Gempa bumi Sumatra Barat 2009 di Sumatra
Gempa bumi Sumatra Barat 2009
Padang
Padang
Pekanbaru
Pekanbaru
Medan
Medan
Waktu UTC2009-09-30 10:16:10
ISC13801688
USGS-ANSSComCat
Tanggal setempat30 September 2009 (2009-09-30)
Waktu setempat17:16:10 WIB
Kekuatan7.6 Mw
Kedalaman90 km (56 mi)
Episentrum0°43′N 99°58′E / 0.71°N 99.97°E / 0.71; 99.97
JenisReverse
Wilayah bencanaIndonesia
Intensitas maks.VIII (Parah)
Tsunami27 cm (11 in)
LandslidesYa
Korban1,115 meninggal
2,180 terluka[1]

Gempa bumi Sumatra Barat 2009 terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Magnitudo di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009.[2] Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatra, sekitar 50 km barat laut Kota Padang.[2] Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang,[3] Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut data Satkorlak PB, sebanyak 1.117 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.[4]

Latar belakang

Peta megathrust Sunda dan Sesar Besar Sumatra di Sumatra

Banyak pulau di Indonesia, termasuk Sumatera, terletak di dalam zona aktivitas seismik tinggi yang dikenal sebagai Cincin Api.[5][6] Sepanjang megathrust Sunda, Lempeng Indo-Australia sedang subduksi di bawah lempeng Eurasia.[7] Subduksi menciptakan gempa bumi biasa, banyak dari mereka dari jenis megathrust. Secara khusus segmen Sumatra saat ini mengalami periode peningkatan aktivitas yang dimulai dengan bencana gempa bumi Samudra Hindia 2004. Setiap gempa dari urutan tersebut menambahkan tekanan tambahan pada segmen batas lempeng yang belum bergerak baru-baru ini.[8]

Provinsi Sumatera Barat berada di antara pertemuan dua lempeng benua besar (lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia) dan patahan (sesar) Semangko. Di dekat pertemuan lempeng terdapat patahan Mentawai. Ketiganya merupakan daerah seismik aktif. Menurut catatan ahli gempa wilayah Sumatera Barat memiliki siklus 200 tahunan gempa besar yang pada awal abad ke-21 telah memasuki masa berulangnya siklus.

Gempa bumi

Peta intensitas guncangan dirilis oleh USGS

Bencana terjadi sebagai akibat dua gempa yang terjadi kurang dari 24 jam pada lokasi yang relatif berdekatan. Pada hari Rabu 30 September terjadi gempa berkekuatan 7,6 pada Skala Richter dengan pusat gempa (episentrum) 57 km di barat daya Kota Pariaman (00,84 LS 99,65 BT) pada kedalaman (hiposentrum) 71 km. Pada hari Kamis 1 Oktober terjadi lagi gempa kedua dengan kekuatan 6,8 Skala Richter, kali ini berpusat di 46 km tenggara Kota Sungaipenuh pada pukul 08.52 WIB dengan kedalaman 24 km.[9][10] Setelah kedua gempa ini terjadi rangkaian gempa susulan yang lebih lemah. Gempa pertama terjadi pada daerah patahan Mentawai (di bawah laut) sementara gempa kedua terjadi pada patahan Semangko di daratan.[11] Getaran gempa pertama dilaporkan terasa kuat di seluruh wilayah Sumatera Barat, terutama di pesisir. Keguncangan juga dilaporkan dari Pematang Siantar, Medan, Kuala Lumpur, Bandar Seri Begawan, Lembah Klang, Jabodetabek, Jakarta, Singapura, Pekanbaru, Jambi, Pulau Batam dari Kota Batam, Palembang dan Bengkulu. Dilaporkan bahwa pengelolaan sejumlah gedung bertingkat di Singapura mengevakuasi stafnya.[12] Kerusakan parah terjadi di kabupaten-kabupaten pesisir Sumatera Barat, bagian selatan Sumatera Utara serta Kabupaten Kerinci (Jambi). Sementara Bandar Udara Internasional Minangkabau mengalami kerusakan pada sebagian atap bandara (sepanjang 100 meter) yang terlihat hancur dan sebagian jaringan listrik di bandara juga terputus.[13] Sempat ditutup dengan alasan keamanan, bandara dibuka kembali pada tanggal 1 Oktober.[14]

Akibat

Salah satu gedung pemerintah yang ambruk di Padang

Peringatan tsunami sempat dikeluarkan namun segera dicabut dan terdapat laporan kerusakan rumah maupun kebakaran.[15] Sejumlah hotel di Padang rusak, dan upaya untuk mencapai Padang cukup sulit akibat terputusnya komunikasi.[16] Korban tewas akibat gempa terus bertambah, dikhawatirkan mencapai ribuan orang.[17] Namun, hingga tanggal 4 Oktober 2009, angka resmi yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah 603 orang korban tewas dan 343 orang dilaporkan hilang.[18] Pada tanggal 13 Oktober 2009, angka korban tewas meningkat menjadi 1.115 jiwa; 675 korban tewas di Padang Pariaman, 313 di Padang, 80 di Agam, dan 37 di Pariaman. Pertolongan yang sangat dibutuhkan oleh korban gempa terutama adalah kekurangan obat-obatan, air bersih, listrik, dan telekomunikasi, serta mengevakuasi korban lainnya.[19]

Galeri

Lihat pula

Gempa bumi Intraslab yang serupa:

Referensi

  1. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 October 2009. Diakses tanggal 14 October 2009. 
  2. ^ a b "Magnitude 7.6 – SOUTHERN SUMATRA, INDONESIA". United States Geological Survey. 2009-09-30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-04. Diakses tanggal 2009-09-30. 
  3. ^ KOMPAS.COM – 289 Warga Padang Pariaman Masih Tertimbun Diarsipkan 2009-10-25 di Wayback Machine.
  4. ^ KOMPAS.COM – Korban Gempa Sudah 1.117 Orang Diarsipkan 2009-10-19 di Wayback Machine.
  5. ^ "Pacific Ring of Fire: Why is Indonesia prone to natural disasters?". France 24. 23 December 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-31. Diakses tanggal 2022-10-30. 
  6. ^ Anthony Reid (2015). "History and Seismology in the Ring of Fire: Punctuating the Indonesian Past". Dalam Henley, David; Nordholt, Henk Schulte. Environment, Trade and Society in Southeast Asia: A Longue Durée Perspective. Brill. hlm. 62–77. JSTOR 10.1163/j.ctt1w76vg1.8. 
  7. ^ "Subduction zone beneath Sumatra, Indonesia". Earth Observatory of Singapore. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-03. Diakses tanggal 2022-10-30. 
  8. ^ John McCloskey; Suleyman S. Nalbant; Sandy Steacy (17 March 2005). "Earthquake risk from co-seismic stress". Nature. 434 (291). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-30. Diakses tanggal 2022-10-30. 
  9. ^ Indonesia quake toll soars past 400 Diarsipkan 2020-11-09 di Wayback Machine.. CNN edisi 1 Oktober 2009
  10. ^ Another Strong Quake Rock Sumatra Diarsipkan 2009-10-15 di Wayback Machine.. Tempointeraktif.com. Diakses 1 Oktober 2009.
  11. ^ BMKG: Gempa di Jambi-Bengkulu Bukan Gempa Susulan Gempa Sumbar Diarsipkan 2016-03-09 di Wayback Machine.. cbn news portal diakses 1 Oktober 2009
  12. ^ "Powerful 7.6-magnitude quake strikes Indonesia". Channel NewsAsia. 2009-09-30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-03. Diakses tanggal 2009-09-30. 
  13. ^ "Bandara Minangkabau Jadi Lokasi Pengungsian". Okezone.com. Okezone. 2009-10-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-05. Diakses tanggal 2009-10-02. 
  14. ^ "Padang Airport reopened for commercial flights". Antara. 2009-10-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-15. Diakses tanggal 2009-10-02. 
  15. ^ "Indonesia 7.6 Earthquake Triggers, Baru diralat BMKG gempa sumbar 7,9 sr Tsunami Alert, Panic in Padang". Jakarta Globe. 2009-09-30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-03. Diakses tanggal 2009-09-30. 
  16. ^ Beaumont, Peter (30 September 2009). "Desperate hunt for the living as Sumatra quake toll mounts". guardian.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-29. Diakses tanggal 2009-09-30. 
  17. ^ Tausende Tote in Sumatra befürchtet Diarsipkan 2009-10-03 di Wayback Machine.. N24.de Diakses 1 Oktober 2009.
  18. ^ Yonda Sisko. BNPB: Korban Tewas Capai 603 Orang. Diarsipkan 2009-10-07 di Wayback Machine. DetikNews. Diakses 4 Oktober 2009.
  19. ^ Wali kota Padang Fauzi Bahar berbicara kepada radio el-Shinta, seperti dikutip oleh BBC Diarsipkan 2022-08-17 di Wayback Machine.

Pranala luar