Gempa bumi Lombok Juli 2018
Waktu UTC | 2018-07-28 22:47:37 |
---|---|
ISC | 615000905 |
USGS-ANSS | ComCat |
Tanggal setempat | 29 Juli 2018 |
Waktu setempat | 06:47:39 WITA (UTC+8) |
Lama | 10–20 detik |
Kekuatan | 6.4 Mw |
Kedalaman | 24 km (15 mi) |
Episentrum | 8°24′S 116°30′E / 8.4°S 116.5°E BMKG |
Sesar | Sesar Naik Busur Belakang Flores |
Jenis | Sesar naik |
Intensitas maks. | VII (Sangat kuat) |
Tsunami | Tidak |
Landslides | Ya |
Gempa susulan | 524[1] |
Korban | 20 Meninggal dunia 401 luka-luka 10,062 rumah rusak[2] |
Gempa bumi Lombok Juli 2018 adalah sebuah gempa darat berkekuatan 6,4 Mw[3] yang melanda Pulau Lombok, Indonesia pada tanggal 29 Juli 2018, pukul 06.47 WITA. Pusat gempa berada di 47 km timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat dengan kedalaman 24 km. Guncangan gempa bumi dirasakan di seluruh wilayah Pulau Lombok, Pulau Bali, dan Pulau Sumbawa. Gempa ini disusul dengan gempa besar berkekuatan 7,0 Mw pada 5 Agustus 2018, dengan jumlah korban mencapai 500 orang.
Gempa ini merupakan rangkaian gempa awal sebelum gempa bermagnitudo lebih besar mengguncang Lombok pada 5 Agustus 2018.[4][5]
Guncangan gempa
[sunting | sunting sumber]Gempa bumi ini berpusat di darat di dekat Gunung Rinjani wilayah Kabupaten Lombok Timur. Dengan memperhatikan lokasinya dan kedalaman hiposenter, maka gempa bumi ini merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).[6]
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di seluruh Pulau Lombok, Pulau Bali dan Pulau Sumbawa. Guncangan gempa bumi terkuat berada di seluruh wilayah Pulau Lombok terutama Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa Barat serta Sumbawa Besar berupa guncangan V-VI MMI. Sedangkan di Pulau Bali dirasakan kuat berupa III-IV MMI. Serta di Bima III MMI.[7]
Setelah gempa utama 6,4 Mw pada pukul 06.47 WITA hingga pukul 10.20 WITA, telah terjadi 124 gempa bumi susulan dengan empat gempa berkekuatan lebih dari 5,0 Mw dan yang terbesar 5,7 Mw pada pukul 10.16 WITA.[1][8]
Dampak dan korban
[sunting | sunting sumber]Data Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) menyebutkan 20 orang meninggal dunia,[9][10] salah satunya warga negara Malaysia[11] serta 401 orang lainnya mengalami luka-luka. Sedikitnya 10.062 rumah ikut rusak terdampak gempa ini.[12] Orang Malaysia yang tewas itu dikatakan karena tertimpa material longsor.[13] Adapun warga Malaysia itu bernama Siti Nur Lesmawida yang tertimpa runtuhan tatkala sedang istirahat di penginapannya di Lombok Timur.[14] Dalam pada itu, 333 pendaki masih terjebak di kaldera Gunung Rinjani.[10] Sebagian pendaki yang terjebak itu adalah pendaki dari luar negeri serupa dari Thailand, Belanda, Prancis, dan Malaysia. Guna mengevakuasi yang masih terjebak, BTNGR (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani) telah mengutus 184 personeil, 100 dari antara itu merupakan anggota Kopassus. Sebelum itu, BTNGR menyebut masih ada lebih kurang 500 orang yang terjebak di Gunung Rinjani.[15]
Kerusakan terjadi pada sejumlah bangunan. Terjadi kerugian material, yaitu adanya 1.454 rumah, 7 unit fasiltas pendidikan, 22 tempat ibadah, 5 unit kesehatan, 37 kios, dan 1 jembatan yang rusak.[16] Kepada masyarakat, Dwikorita Karnawati, Kepala Pusat BMKG —sebagaimana dilansir Antara— telah menghimbau agar tetap tenang, jangan panik, dan tidak menempati bangunan yang telah rusak diguncang gempa.[17]
Pascagempa
[sunting | sunting sumber]Pascagempa, pemerintah setempat segera menutup Taman Nasional Gunung Rinjani yang terletak tidak jauh dari pusat gempa. Segala kegiatan yang berada di dalam taman nadional ditutup untuk mengantisipasi longsoran tanah yang sewaktu-waktu terjadi akibat gempa.[18] Kala itu, sesudah kunjungan Presiden Joko Widodo dari Sulawesi Selatan mendatangi Nusa Tenggara Barat. Presiden Jokowi segera membahas soal penanganan pasca gempa dalam rapat terbatas di Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin III. Segera Presiden akan memerintahkan jajarannya untuk lekas turun menangani pascagempa Pemerintah pusat memerintahkan untuk membantu masyarakat yang terkena musibah.[19][20] Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi beserta jajarannya untuk mengerahkan petugas untuk menangani dampak gempa di wilayahnya.[21][22] Pemerintah NTB kemudian menyatakan masa tanggap darurat selama tiga hari dari waktu terjadinya gempa.[23]
Wilayah Kabupaten Lombok Timur dilaporkan menjadi wilayah yang paling terdampak gempa ini. Dua kecamatan terparah di Lombok Timur yang terdampak gempa yakni Sembalun dan Sambelia. Korban luka-luka di dua kecamatan tersebut untuk sementara dirawat di tenda pengungsian yang dibangun oleh TNI, Polri, serta institusi pemerintah lainnya.[24] Tenda didirikan mengingat keadaan Puskesmas di Sembalun, rusak karena gempa.[25] Sementara itu, Menteri Sosial Idrus Marham menyatakan akan memberi bantuan logistik serta tagana ke wilayah terdampak gempa.[26] Dalam pada itu, Tagana juga sudah membagikan nasi bungkus untuk makan siang para korban dan relawan. Kemensos telah menurunkan 60 relawan Tagana, dan Tim Layanan Dukungan Psikososial juga bantuan logistik telah turun ke lokasi gempa. Bantuan logistik seperti matras, tenda, perlengkapan anak, perlengkapan lansia, makanan siap saji, dan lainnya dikirimkan bertahap.[25]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Daftar gempa bumi di Indonesia
- Gempa bumi Lombok Agustus 2018 - Gempa utama berkekuatan 7.0 pada 5 Agustus
- Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018
- Tsunami Selat Sunda 2018
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Lombok Masih Terus Diguncang Gempa Susulan" (dalam bahasa Indonesian). Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-29. Diakses tanggal 3 August 2018.
- ^ "Dampak Gempa Lombok: 17 Jiwa Meninggal dan 10 Ribu Orang Mengungsi - Tirto.ID". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2018-08-05.
- ^ "Gempa 6,4 Skala Richter Guncang Lombok dan Sumbawa". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-22. Diakses tanggal 2018-07-29.
- ^ "Indonesia issues tsunami warning after 7.0 quake off Lombok island". Reuters. August 5, 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-05. Diakses tanggal August 5, 2018.
- ^ "M 6.9 - 3km SSE of Loloan, Indonesia". August 5, 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-06. Diakses tanggal August 5, 2018.
- ^ "Gempa Lombok Jenis Gempa Dangkal". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-01. Diakses tanggal 2018-07-29.
- ^ "66 Gempa Susulan Mengiringi Gempabumi Lombok M=6.4". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-21. Diakses tanggal 2018-07-29.
- ^ "Indonesia earthquake: 10 dead on tourist island Lombok". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-28. Diakses tanggal 29 July 2018.
- ^ Hariyanto, Ibnu. "BNPB: 16 Orang Tewas, 355 Luka-luka Akibat Gempa NTB". detiknews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-31. Diakses tanggal 2018-07-30.
- ^ a b Rul/Nta/Tam/Kor/Ays/Lsa/E05 (30 Juli 2018). "Ratusan Pendaki Terjebak". Kompas. Hlm.1 & 11. Jakarta: PT Media Kompas Nusantara.
- ^ "iNews Regional :: Daftar 14 Korban Tewas akibat Gempa Lombok, Evakuasi Terus Berlangsung". iNews.ID (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-29. Diakses tanggal 2018-07-29.
- ^ "iNews Regional :: Update Gempa Lombok: 14 Orang Meninggal Dunia, Ribuan Rumah Rusak". iNews.ID (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-07-29.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Puspitasari, Siska Nirmala (30 Juli 2018). "Ratusan Pendaki Gunung Rinjani Batal Dievakusi dengan Helikopter". Pikiran Rakyat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-04. Diakses tanggal 29 Juli 2018.
- ^ Ruqoyah, Siti; Arsilan, Rifki (30 Juli 2018). "Pendaki Rinjani Asal Malaysia Tewas karena Tertimpa Reruntuhan". Viva.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-10. Diakses tanggal 30 Juli 2018.
- ^ Renschke, Rebecca; Wibowo, Haryo (30 Juli 2018). "Gempa Lombok: Aparat berupaya evakuasi lebih dari 200 pendaki dari Gunung Rinjani". BBC Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-29. Diakses tanggal 30 Juli 2018.
- ^ Romadoni, Ahmad; Subagja, Indra; Fatwallah, Yuana (30 Juli 2018). "BNPB: Total 16 Tewas Akibat Gempa Lombok". Kumparan.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 30 Juli 2018.
- ^ Ratnasari, Yuliana (29 Juli 2018). "Gempa Susulan di Lombok NTB 133 Kali, BMKG: Hindari Gedung Rusak". Tirto.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-25. Diakses tanggal 30 Juli 2018.
- ^ "Pendakian ke Gunung Rinjani Ditutup Sementara Menyusul Longsor akibat Gempa di Lombok". Tribun News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 29 July 2018.
- ^ Liputan6.com (29 Juli 2018). "Tiba di Sumbawa, Jokowi Pimpin Rapat Gempa Lombok". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-25. Diakses tanggal 30 Juli 2018.
- ^ Polycarpus, Rudy (29 Juli 2018). "Tiba di Sumbawa Besar, Presiden Jokowi Pimpin Rapat Terbatas Bahas Gempa NTB". Media Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-17. Diakses tanggal 30 Juli 2018.
- ^ "Jokowi Tetap Kunjungi NTB Meski Sempat Diguncang Gempa 6,4 SR". Detik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 29 July 2018.
- ^ "TGB: Jokowi Instruksikan BNPB Tangani Dampak Gempa di NTB". Detik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-29. Diakses tanggal 29 July 2018.
- ^ "Gubernur NTB tetapkan tiga hari masa tanggap darurat gempa". Antara. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-29. Diakses tanggal 29 July 2018.
- ^ "Korban gempa NTB sementara dirawat di tenda pengungsian". Antara. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-29. Diakses tanggal 29 July 2018.
- ^ a b Andwika, Rizky (29 Juli 2018). "Puskesmas rusak, korban gempa NTB dirawat di tenda pengungsian". Merdeka. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-10. Diakses tanggal 30 Juli 2018.
- ^ "Gempa Lombok, Kemensos Langsung Kirim Bantuan Logistik dan Tagana". Gatra. Diakses tanggal 29 July 2018.