Kota Palembang
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Kota Palembang | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Kawasan Jembatan Ampera | |
Motto: Palembang BARI (Bersih, Aman, Rapi, dan Indah) | |
Koordinat: 2°59′00″S 104°45′52″E / 2.9833°S 104.7644°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Selatan |
Tanggal berdiri | 17 Juni 683 |
Ibu kota | Palembang |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Eddy Santana Putra |
Luas | |
• Total | 102,47 KM2 km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1,394,954 (2.007)[1] |
• Kepadatan | 3,730/km2 (9,700/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam, Kristen, Katholik, Buddha, Hindu, Konghucu |
• Bahasa | Indonesia, Palembang, Melayu, Jawa, Hokkien |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0711 |
Kode Kemendagri | 16.71 |
Situs web | http://www.palembang.go.id |
Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia sekaligus merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Selatan. Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota ini dahulu pernah menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya sebelum kemudian berpindah ke Jambi. Bukit Siguntang, di Palembang Barat, hingga sekarang masih dikeramatkan banyak orang dan dianggap sebagai bekas pusat kesucian di masa lalu.
Sempat kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar, penduduk kota ini lalu mengadopsi budaya Melayu pesisir, lalu Jawa. Sampai sekarang pun hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti "lawang (pintu)", "gedang (pisang)", adalah salah satu contohnya. Gelar kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti Raden Mas/Ayu. Makam-makam peninggalan masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan coraknya dengan makam-makam Islam di Jawa.
Kota ini memiliki komunitas Tionghoa yang besar. Makanan seperti pempek atau tekwan yang terbuat dari ikan mengesankan "Chinese taste" yang kental masyarakat Palembang.
Palembang merupakan kota tertua di Indonesia, hal ini didasarkan pada prasasti Kedukan Bukit yang diketemukan di Bukit Siguntang, sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 17 Juni 683 Masehi[2]. Maka tanggal tersebut dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang.
Kota Palembang juga dipercayai oleh masyarakat melayu sebagai tanah leluhurnya. Karena di kota inilah tempat turunnya cikal bakal raja Melayu pertama yaitu Parameswara yang turun dari Bukit Siguntang. Kemudian Parameswa meninggalkan Palembang bersama Sang Nila Utama pergi ke Tumasik dan diberinyalah nama Singapura kepada Tumasik. Sewaktu pasukan Majapahit dari Jawa akan menyerang Singapura, Parameswara bersama pengikutnya pindah ke Malaka disemenanjung Malaysia dan mendirikan Kerajaan Malaka. Beberapa keturunannya juga membuka negeri baru di daerah Pattani dan Narathiwat (sekarang wilayah Thailand bagian selatan). Setelah terjadinya kontak dengan para pedagang dan orang-orang Gujarat dan Persia di Malaka, maka Parameswara masuk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Iskandar Syah.
Sejarah
Secara teratur, sebelum masa NKRI pertumbuhan Kota Palembang dapat dibagi menjadi 4 fase utama:
Fase Sebelum Kerajaan Sriwijaya
Merupakan zaman kegelapan, karena mengingat Palembang telah ada jauh sebelum bala tentara Sriwijaya membangun sebuah kota dan penduduk asli daerah ini seperti yang tertulis pada manuskrip lama di hulu Sungai Musi merupakan penduduk dari daerah hulu Sungai Komering.
Fase Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya
Di sekitar Palembang dan sekitarnya kemudian bermunculan kekuatan-kekuatan lokal seperti Panglima Bagus Kuning di hilir Sungai Musi, Si Gentar Alam di daerah Perbukitan, Tuan Bosai dan Junjungan Kuat di daerah hulu Sungai Komering, Panglima Gumay di sepanjang Bukit Barisan dan sebagainya. Pada fase inilah Parameswara yang mendirikan Tumasik (Singapura) dan Kerajaan Malaka hidup, dan pada fase inilah juga terjadi kontak fisik secara langsung dengan para pengembara dari Arab dan Gujarat.
Fase Kesultanan Palembang Darussalam
Hancurnya Majapahit di Jawa secara tidak langsung memberikan andil pada kekuatan lama hasil dari Ekspedisi Pamalayu di Sumatera. Beberapa tokoh penting di balik hancurnya Majapahit seperti Raden Patah, Ario Dillah (Ario Damar) dan Pati Unus merupakan tokoh-tokoh yang erat kaitanya dengan Palembang. Setelah Kesultanan Demak yang merupakan 'pengganti' dari Majapahit di Jawa berdiri, di Palembang tak lama kemudian berdiri pula 'Kesultanan Palembang Darussalam' dengan 'Susuhunan Abddurrahaman Khalifatul Mukmiminin Sayyidul Iman' sebagai raja pertamanya. Kerajaan ini mengawinkan dua kebudayaan, maritim peninggalan dari Sriwijaya dan agraris dari Majapahit dan menjadi pusat perdagangan yang paling besar di Semenanjung Malaka pada masanya. Salah satu raja yang paling terkenal pada masa ini adalah Sultan Mahmud Badaruddin II yang sempat menang tiga kali pada pertempuran melawan Eropa (Belanda dan Inggris).
Fase Kolonialisme
Setelah jatuhnya Kesultanan Palembang Darussalam pasca kalahnya Sultan Mahmud Badaruddin II pada pertempuran yang keempat melawan Belanda yang pada saat ini turun dengan kekuatan besar pimpinan Jendral de Kock, maka Palembang nyaris menjadi kerajaan bawahan. Beberapa Sultan setelah Sultan Mahmud Badaruddin II yang menyatakan menyerah kepada Belanda berusaha untuk memberontak tetapi kesemuanya gagal dan berakhir dengan pembumihangusan bangunan kesultanan untuk menghilangkan simbol-simbol kesultanan. Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar, dan pemukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.
Sekarang
Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai 'Kota Wisata Air' pada tanggal 27 September 2005. Presiden mengungkapkan bahwa Kota Palembang dapat dijadikan kota wisata air seperti Bangkok, Thailand dan Pnomh Phenh, Kamboja. Tahun 2008 Kota Palembang menyambut kunjungan wisata dengan nama "Visit Musi 2008".
Keadaan Geografis
Letak Geografis
Secara gografis, Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT.Luas wilayah Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Kota Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalur jalan Lintas Pulau Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera. Selain itu Kota Palembang juga terdapat Sungai Musi -- yang dilintasi oleh Jembatan Ampera -- yang berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah dan merupakan Kota Air yang terdiri dari 16 kecamatan dan 107 kelurahan.
Iklim dan Topografi
Iklim Kota Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembab nisbih, kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Suhu Kota berkisar antara 23,4 - 31,7 derajat celsius. Curah hujan pertahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm. Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89 % dengan rata - rata penyinaran matahari 45 %. Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi yaitu pada bagian utara kota. Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata 0 - 20 mdpl. Pada tahun 2002 suhu minimum Kota Palembang terjadi Bulan Oktober 22,70C, tertinggi 24,50C pada bulan Mei, sedangkan suhu maksimum terendah 30,40C pada Bulan Januari dan tertinggi pada Bulan Sepetember 34,30C. Tanah dataran tidak tergenang air : 49 %, Tanah tergenang musiman : 15 %, Tanah tergenang terus menerus : 37 % dan Jumlah sungai yang masih berfungsi 60 buah (dari jumlah sebelumnya 108) sisanya berfungsi sebagai saluran pembuangan primer. Tropis lembab nisbi, Suhu antara 220-320 Celcius, Curah hujan 22-428 mm / tahun, Pengaruh pasang surut antara 3-5 meter, dan Ketinggian tanah rata-rata 12 meter diatas permukaan laut.
Jenis tanah Kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang paling muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Palembang - Jambi. Tanah relatif datar dan rendah, tempat yang agak tinggi terletak dibagian utara kota. Sebagian kota Palembang digenangi air terlebih lagi bila terjadi hujan terus menerus.
Batas Wilayah
- Sebelah Utara; dengan Desa Pangkalan Benteng, Desa Gasing dan Desa Kenten, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin
- Sebelah Selatan; dengan Desa Bakung Kecamatan Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir dan Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim
- Sebelah Barat; dengan Desa Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin
- Sebelah Timur; dengan Balai Makmur Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin
Pemerintahan
Kota Palembang dibagi ke dalam 16 kecamatan dan 107 kelurahan, kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:
- Ilir Timur I
- Ilir Timur II
- Ilir Barat I
- Ilir Barat II
- Seberang Ulu I
- Seberang Ulu II
- Sukarame
- Sako
- Bukit Kecil
- Kemuning
- Kertapati
- Plaju
- Gandus
- Kalidoni
- Alang-alang lebar
- Sematang Borang
Penduduk
Penduduk Palembang merupakan cabang dari masyarakat Melayu, dan menggunakan Bahasa Melayu yang telah disesuaikan dengan dialek setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa Palembang sebagai bahasa sehari-hari, namun para pendatang daerah seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti Bahasa Komering, Rawas, Lahat, dsb. Pendatang dari luar Sumatera Selatan terkadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari dalam keluarga atau komunitas kedaerahan, seperti pendatang dari Pulau Jawa dan daerah-daerah lain di Indonesia. Namun untuk berkomunikasi dengan warga Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan Bahasa Palembang sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Selain penduduk Palembang asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, warga pendatang seperti dari Pulau Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi (Makassar dan Manado), Papua, serta dari wilayah Sumatera Lainnya. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India.
Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Selain itu terdapat pula agama Katholik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Palembang |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |
Pariwisata
Objek Wisata
- Sungai Musi
- Jembatan Ampera
- Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang
- Benteng Kuto Besak
- Kantor Ledeng, sekarang Gedung Kantor Walikota
- Kambang Iwak Family Park
- Hutan Wisata Punti Kayu
- Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya
- Taman Purbakala Bukit Siguntang
- Monumen Perjuangan Rakyat
- Museum Balaputradewa
- Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
- Kawah Tengkurep
- Masjid Cheng-Ho Sriwijaya
- Kampung Kapitan
- Kampung Arab
- Fantasy Island
- Bagus Kuning
- Pusat Kerajinan Songket
- Pulau Kemaro
- Kilang Minyak Pertamina
- Pabrik Pupuk Pusri
- Sungai Gerong
Seni dan Budaya
Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain:
- Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)
- Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada tamu-tamu, dan tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan
- Lagu Daerah seperti Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut, dan Ribang Kemambang
- Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit
Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain Festival Sriwijaya setiap bulan Juni memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan, Tahun Baru Masehi, dsb.
Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa dan Kampung Al Munawwar yang merupakan wilayah Komunitas Arab.
Makanan Khas
- Pempek
- Tekwan
- Model
- Laksan
- Celimpungan
- Mie Celor
- Burgo
- Pindang Patin
- Pindang Tulang
- Malbi
- Tempoyak
- Otak - otak
- Kemplang
- Kerupuk
- Kue Maksubah
- Kue Delapan Jam
- Kue Srikayo dsb
Olahraga
Stadion Gelora Sriwijaya dibangun dalam rangka penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XVI di tahun 2004. Bentuk dari stadion diilhami dari bentuk layar perahu terkembang dan diberi nama berdasarkan keadikuasaan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang di masa lampau. Di stadion ini pernah menggelar 2 pertandingan dalam lanjutan Piala Asia AFC 2007, yaitu babak penyisihan grup D antara Arab Saudi dan Bahrain serta perebutan tempat ke-tiga antara Korea Selatan dengan Jepang.
Selain itu, stadion ini merupakan basecamp bagi klub sepak bola Palembang, Sriwijaya Football Club Sriwijaya FC yang merupakan klub sepak bola kebanggaan masyarakat Palembang.
Pusat-pusat Perbelanjaan
- Palembang Indah Mall (PIM)
- Palembang Trade Center
- Palembang Square
- Internasional Plaza
- JM Plaza
- Makro
- Pasar 16 Ilir
- Pusat Perbelanjaan Ramayana
- Pusat Perbelanjaan Sumatera
- Pusat Perbelanjaan Megahria
- Ilir Barat Permai (Songket, Lemari Palembang, Pelaminan Palembang, Ukiran Palembang dll)
- Pasar Tradisional seperti Pasar Kuto, Pasar Plaju, Pasar 26 Ilir, Pasar Gubah dsb.
Hotel
Hotel-hotel berbintang di Palembang antara lain:
- Hotel Aryaduta Palembang
- Hotel Novotel Palembang
- Hotel Horison Palembang
- Hotel The Jayakarta Daira Palembang
- Hotel Sanjaya Palembang
- Hotel Swarna Dwipa Palembang
- Hotel Royal Asia Palembang
- Hotel Sahid Imara Palembang
- Hotel Lembang Palembang
- Hotel Princess Palembang
Transportasi
Warga Palembang mengenal beberapa trayek angkutan kota antara lain:
- Ampera-Pakjo
- Ampera-Sekip
- Ampera-Lemabang
- Ampera-Perumnas
- Ampera-Tangga Buntung
- Ampera-Bukit Besar
- Ampera-KM 5
- Ampera-Kertapati
- Ampera-Plaju
- Ampera-Pasar Induk
- Lemabang-Sungai Lais
- Pasar Kuto-Kenten Laut
- Pasar Kuto-Perumnas
- Sayangan-Lemabang
- Pusri-Simpang Sekip
- Musi II - Polda
Terdapat pula beberapa trayek Bus Kota yaitu:
- Perumnas-Kertapati
- Perumnas-Plaju
- Pusri-Kertapati
- Pusri-Plaju
- Bukit Besar-Kota
- KM 12-Kertapati
- KM 12-Plaju
Terdapat pula beberapa merk taksi yang beroperasi di penjuru kota. Selain taksi dan angkutan kota di Palembang dapat ditemukan bajaj yang berperan sebagai angkutan perumahan, dimana setiap bajaj memiliki kode warna tertentu yang hanya boleh beroperasi di wilayah tertentu di Kota Palembang. Sebagai sebuah kota yang dilalui oleh beberapa sungai besar, masyarakat Palembang juga mengenal angkutan air, yang disebut ketek. ketek ini melayani penyeberangan sungai melalui berbagai dermaga di sepanjang Sungai Musi, Ogan dan Komering. Baru-baru ini telah dibuka jalur kereta komuter yang diperuntukkan bagi mahasiswa Universitas Sriwijaya yang melayani jalur Kertapati-Indralaya.
Palembang memiliki sebuah Bandara Internasional yaitu Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II). Bandara ini terletak di barat laut Palembang, melayani baik penerbangan domestik maupun internasional (sejak runway di perpanjang). Bandara ini juga menjadi embarkasi haji bagi warga Sumatera Selatan. Penerbangan domestik melayani jalur Palembang ke Jakarta, Bandung, Batam, Pangkal Pinang dan kota-kota lainnya, penerbangan internasional melayani Singapura, Kuala Lumpur, Malaka, China, Thailand.
Palembang mempunyai jalan tol Kayu Agung-Palembang-Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II jalan tol ini mempercepat akses ke bandara dan Kayu Agung.
Palembang juga memiliki tiga pelabuhan utama yaitu Boom Baru, Pelabuhan 36 Ilir, dan Pelabuhan Tanjung Api Api. Ketiga pelabuhan ini melayani pengangkutan penumpang menggunakan ferry ke Muntok (Bangka) dan Batam. Saat ini sedang dibangun pelabuhan Tanjung Api-api yang melayani pengangkutan penumpang dan barang masuk dan keluar Sumatera Selatan.
Prestasi
Beberapa prestasi Kota Palembang :
- Tuan rumah Pekan Olahraga Nasional XVI 2004
- Tuan rumah Piala Asia 2007
- Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2007 (Adipura Award)
- Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2008 (Adipura Award)
- Asean Environment Sustainable City 2008, sebagai Kota Terbersih se-Asean.
Catatan Kaki
- ^ BPS Pemprov Semsel
- ^ Prasasti Kedukan Bukit
Lihat pula
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi
- (Indonesia) http://www.kodam-ii-sriwijaya.mil.id/
- ePalembang.com
- Palembang Daily Photo
- Palembang Live Camera
- (Indonesia) http://www.sultanpalembang.com/