Lompat ke isi

Yahya dari Siak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 September 2024 07.44 oleh ArfanSulaiman (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Tengku Sulung Yahya
Yang Dipertuan Besar Siak Sultan Yahya ibni Sultan Syarif Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah
Sultan Siak Sri Indrapura ke-6
Berkuasa17811791
PendahuluSultan Ismail
PenerusSultan Syarif Ali
Pemakaman
Nama lengkap
Sultan Yahya Abdul Jalil Muzzafar Syah
DinastiMalaka/Parameswara
AyahSultan Ismail

Yang Dipertuan Besar Yahya Syah atau Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Syah dari Siak Sri Inderapura, merupakan putra dari Sultan Ismail, Yang Dipertuan Besar Siak.[1]

Masjid Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Syah di Minas, Siak.

Naik Tahta

[sunting | sunting sumber]

Sultan Ismail mangkat pada tahun 1781 dan dilantik putranya Tengku Yahya dengan gelar Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Syah. Karena belum dewasa, dilantiklah Tengku Muhammad Ali sebagai wali sultan dalam kurun waktu 1781-1782 hingga akhirnya kekuasaan dipegang oleh Sultan Yahya pada tahun 1782.[2]

Turun Tahta

[sunting | sunting sumber]

Sultan Yahya memindahkan kembali ibu kota dari Senapelan ke Mempura karena terjadi perselisihan antara beliau dengan Sayyid Ali. Sayyid Ali mendapat dukungan dari Tengku Muhammad Ali karena merupakan panglima besar baginda semasa beliau menjadi sultan dahulu dan juga merupakan keponakan beliau sendiri. Dengan sokongan dari pembesar-pembesar kerajaan, Sayyid Ali berhasil menyingkirkan Sultan Yahya yang dianggap lemah dan tidak cekap dalam memerintah. Sultan Yahya kemudian menyingkir ke Kampar, kemudian Terengganu, hingga akhirnya mangkat di Dungun, Melaka pada tahun 1791.[2]

  1. ^ Koster, G. L., (1997) Roaming through seductive gardens: readings in Malay narrative, Volume 167 of Verhandelingen Series, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
  2. ^ a b Muchtar Lutfi, Suwardi MS, dkk (1998/ 1999), Sejarah Riau, Biro Bina Sosial Setwilda Tk. I Riau.

Daftar kepustakaan

[sunting | sunting sumber]
  • Donald James Goudie, Phillip Lee Thomas, Tenas Effendy, (1989), Syair Perang Siak: a court poem presenting the state policy of a Minangkabau Malay royal family in exile, MBRAS.
  • Christine E. Dobbin, (1983), Islamic revivalism in a changing peasant economy: central Sumatra, 1784-1847, Curzon Press, ISBN 0-7007-0155-9.
  • Journal of Southeast Asian studies, Volume 17, McGraw-Hill Far Eastern Publishers, 1986.
Didahului oleh:
Sultan Ismail
Sultan Siak Sri Inderapura
1781 - 1791
Diteruskan oleh:
Sultan Sayyid Ali