Lompat ke isi

Mohammad Yamin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 17 September 2010 13.31 oleh Robotje (bicara | kontrib)
Mohammad Yamin
Berkas:M yamin.jpg
Menteri Penerangan 14
Masa jabatan
6 Maret 1962 – 13 November 1963
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Maladi
Sebelum
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia 8
Masa jabatan
30 Juli 1953 – 12 Agustus 1955
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Bahder Djohan
Pengganti
R.M. Suwandi
Sebelum
Menteri Kehakiman Republik Indonesia 6
Masa jabatan
27 April 1951 – 3 April 1952
PresidenSoekarno
Informasi pribadi
Lahir(1903-08-24)24 Agustus 1903
Belanda Sawahlunto, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Meninggal17 Oktober 1962(1962-10-17) (umur 59)
Indonesia Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Mr. Prof. Muhammad Yamin, SH (24 Agustus 1903 – 17 Oktober 1962) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia dimakamkan di Talawi, Sawahlunto

Beliau merupakan salah satu perintis puisi modern di Indonesia, serta juga 'pencipta mitos' yang utama kepada Presiden Sukarno.

Biografi

Kesusasteraan

Dilahirkan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Yamin memulai karier sebagai seorang penulis pada dekade 1920-an semasa dunia sastra Indonesia mengalami perkembangan. Karya-karya pertamanya ditulis dalam bahasa Melayu dalam jurnal Jong Sumatera,  sebuah jurnal berbahasa Belanda, pada tahun 1920. Karya-karyanya yang awal masih terikat kepada bentuk-bentuk bahasa Melayu Klasik.

Pada tahun 1922, Yamin muncul buat pertama kali sebagai penyair dengan puisinya, Tanah Air ; maksud "tanah air"-nya ialah Sumatera. Tanah Air merupakan himpunan puisi modern Melayu yang pertama yang pernah diterbitkan. Sitti Nurbaya, novel modern pertama dalam bahasa Melayu juga muncul pada tahun yang sama, tetapi ditulis oleh Marah Rusli yang juga merupakan seorang Minangkabau. Karya-karya Rusli mengalami masa kepopuleran selama sepuluh tahun .

Himpunan Yamin yang kedua, Tumpah Darahku, muncul pada 28 Oktober 1928. Karya ini amat penting dari segi sejarah karena pada waktu itulah, Yamin dan beberapa orang pejuang kebangsaan memutuskan untuk menghormati satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia yang tunggal. Dramanya, Ken Arok dan Ken Dedes yang berdasarkan sejarah Jawa muncul juga pada tahun yang sama. Antara akhir dekade 1920-an sehingga tahun 1933, Roestam Effendi, Sanusi Pane, dan Sutan Takdir Alisjahbana merupakan pionir-pionir utama bahasa Melayu-Indonesia dan kesusasteraannya.

Walaupun Yamin melakukan banyak eksperimen bahasa dalam puisi-puisinya, dia masih lebih menepati norma-norma klasik bahasa Melayu, berbanding dengan generasi-generasi penulis yang lebih muda. Ia juga menerbitkan banyak drama, esei, novel sejarah dan puisi yang lain, serta juga menterjemahkan karya-karya William Shakespeare (drama Julius Caesar) dan Rabindranath Tagore.

Politik

Pada tahun 1932, Yamin memperoleh ijazahnya dalam bidang hukum di Jakarta. Ia kemudian bekerja dalam bidang hukum di Jakarta sehingga tahun 1942. Karier politiknya dimulai dan beliau giat dalam gerakan-gerakan nasionalis. Pada tahun 1928, Kongres Pemuda II menetapkan bahasa Indonesia, yang berasal dari bahasa Melayu, sebagai bahasa gerakan nasionalis Indonesia. Melalui pertubuhan Indonesia Muda, Yamin mendesak supaya bahasa Indonesia dijadikan asas untuk sebuah bahasa kebangsaan. Oleh itu, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi serta alat utama dalam kesusasteraan inovatif.

Semasa pendudukan Jepang antara tahun 1942 dan 1945, Yamin bertugas pada Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), sebuah organisasi nasionalis yang disokong oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1945, beliau mencadangkan bahwa sebuah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) diasaskan serta juga bahwa negara yang baru mencakup Sarawak, Sabah, Semenanjung Malaya, Timor Portugis, serta juga kesemua wilayah Hindia Belanda. Sukarno yang juga merupakan anggota BPUPK menyokong Yamin. Sukarno menjadi presiden Republik Indonesia yang pertama pada tahun 1945, dan Yamin dilantik untuk jabatan-jabatan yang penting dalam pemerintahannya.

Yamin meninggal dunia di Jakarta dan dikebumikan di Talawi, sebuah kota kecamatan yang terletak 20 kilometer dari ibu kota Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat.

Karya-karyanya

Berkas:Mohammad Yamin.jpg
Sampul Buku Muhammad Yamin dan cita cita persatuan
  • Tanah Air, 1922
  • Indonesia, Tumpah Darahku, 1928
  • Ken Arok dan Ken Dedes, 1934
  • Sedjarah Peperangan Dipanegara , 1945
  • Gadjah Mada, 1948
  • Revolusi Amerika, 1951

Lihat pula

Pranala luar

Didahului oleh:
Wongsonegoro
Menteri Kehakiman
1951 - 1952
Diteruskan oleh:
Lukman Wiriadinata
Didahului oleh:
Bahder Djohan
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan"
1953 - 1955
Diteruskan oleh:
RM Suwandi
Didahului oleh:
Maladi
Menteri Penerangan
1962-1963
Diteruskan oleh:
Roeslan Abdulgani