Lompat ke isi

Garuda Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Garuda Indonesia
Berkas:Garuda Indonesia Logo horizontal.svg
IATA ICAO Kode panggil
GA GIA Indonesia
Didirikan26 Januari 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways)
Penghubung
Penghubung sekunder
Kota fokusPadang, Palembang, Yogyakarta, Semarang, Manado
Program penumpang setiaGaruda Frequent Flyer
Lounge bandaraGaruda Executive Lounge
AliansiSkyTeam (direncanakan)
Armada87 (Oktober 2010)
Tujuan51
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh utamaEmirsyah Satar (CEO)
Situs webwww.garuda-indonesia.com
Berkas:4star150px.jpg
GARUDA INDONESIA : official 4-Star Ranking of Product and Service Quality [1]

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan.

Kode data

  • IATA Kode: GA
  • ICAO Kode: GIA
  • Callsign: Indonesia

Sejarah

Douglas DC-3 Seulawah, pesawat perdana Garuda Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, sumbangan rakyat Aceh

Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang melawan Belanda. Pada saat itu, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3.

Tanggal 26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi maskapai penerbangan ini. Pada saat itu nama maskapai ini adalah Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh. Dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan rakyat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM), perusahaan penerbangan nasional Hindia Belanda. Garuda adalah hasil joint venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Pada awalnya, Pemerintah Indonesia memiliki 51% saham dan selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya di tahun 1954 ke pemerintah Indonesia.

Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda menyumbangkan Pemerintah Burma sebuah pesawat DC-3. Pada mulanya, Garuda memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan jadwal penerbangan, sebagai kelanjutan dari KNILM. Ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan pionir lainnya di Asia.

Pada tahun 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat, tetapi pada tahun 1955, pesawat Catalina mereka harus pensiun. Tahun 1956 mereka membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.

Tahun 1960-an adalah saat kemajuan pesat maskapai ini. Tahun 1965 Garuda mendapat dua pesawat baru yaitu pesawat jet Convair 990 dan pesawat turboprop Lockheed L-118 Electra. Pada tahun 1961 dibuka jalur menuju Bandara Internasional Kai Tak di Hong Kong dan tahun 1965 tibalah era jet, dengan DC-8 mereka membuat jalur penerbangan ke Bandara Schiphol di Haarlemmermeer, Belanda, Eropa.

Tahun 1970-an Garuda mengambil Jet kecil DC-9 dan Fokker F28 saat itu Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan operator pesawat terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut, sementara pada 1980-an mengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300. Dan juga Boeing 737, juga McDonnell Douglas MD-11.

Dalam tahun 1990-an, Garuda mengalami beberapa musibah, terutama pada tahun 1997, dimana sebuah A300 jatuh di Sibolangit, menewaskan seluruh penumpangnya. Maskapai ini pun mengalami periode ekonomi sulit, karena, pada tahun yang sama Indonesia terkena Krisis Finansial Asia, yang terjadi tahun 1997. Setelah itu, Garuda sama sekali tidak terbang ke Eropa maupun Amerika (meskipun beberapa rute seperti Frankfurt dan Amsterdam sempat dibuka kembali, namun akhirnya kembali ditutup. Rute Amsterdam ditutup tahun 2004). Tetapi, dalam tahun 2000-an ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus.

Asal nama Garuda Indonesia

Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu")

Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran - Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.

Lompatan Quantum

Seragam baru awak kabin Garuda Indonesia menampilkan kebaya dan kain batik motif lereng untuk wanita dan stelan jas abu-abu, kemeja biru, dan dasi untuk pria.
Jajaran pesawat Garuda Indonesia Boeing 737 livery lama dan baru di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Pesawat paling kanan adalah livery yang baru. (2010)

Mengikuti pencabutan larangan terbang Uni Eropa Terhadap Garuda Indonesia dan 3 maskapai penerbangan Indonesia lainnya, Garuda Indonesia pada Juli 2009 mengumumkan meluncurkan sebuah rencana ekspansi 5 tahun yang agresif yang bernama Quantum Leap. rencana ini juga termasuk meng-overhaul tampilan maskapai seperti mengubah livery maskapai, seragam staf dan logo. dalam waktu 5 tahun, Garuda Indonesia akan menggandakan armadanya dari 62 menjadi 116 pesawat. Quantum Leap juga berencana untuk menaikkan jumlah penumpang per tahun menjadi 27.6 juta dalam periode yang sama, bertambah sebanyak 10.1 juta dari sewaktu program pertama kali dijalankan melalui pertambahan tujuan domestik maupun internasional dari 41 menjadi 62. Rute ekspansi mencakup Amsterdam, dengan transit di Dubai, pada tahun 2010. Penerbangan non-stop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER direncanakan akan dimulai pada tahun 2011. Rute lain ke Hub-hub dunia seperti London, Frankfurt, Paris, Roma, Madrid, dan Los Angeles dipertimbangkan untuk dibuka kembali. Sebuah Inisiatif akan lambang baru, dikembangkan oleh konsultan merek Landor Associates, berputar pada sebuah ide baru seputar "sayap alam". Logo lama Garuda telah diganti, menghilangkan simbol burung ikonik yang dirancang oleh Landor juga 27 tahun sebelumnya. tampilan baru ini diharapkan untuk dapat "menangkap semangat keramahan Indonesia dan profesionalisme".

Pada 10 Juni 2009, Garuda Indonesia mengungkapkan sebuah skema warna baru pada sebuah Airbus A330-243 baru setelah memakai desain yang sama selama 22 tahun. Ekor yang di-overhaul terdiri dari nuansa warna biru yang berbeda beda dengan tulisan Garuda Indonesia di tengah dari masing masing sisi lambung pesawat. Garuda Indonesia mempertahankan simbol garuda yang didesain Landor di lambung pesawat dan terus menggunakannya sebagai identitas perusahaan.

sebuah pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 dengan Livery Baru mendekati Bandara Internasional Ngurah Rai (2010)

pada 28 Mei 2010, Garuda Indonesia Secara resmi meluncurkan seragam baru bagi pramugari/pramugaranya. seragam pramugari terinspirasi dari kebaya tradisional dengan batik motif lereng dilengkapi dengan kebaya berwarna biru gaya Kartini di bagian atas. kostum tambahan bagi pramugari termasuk sebuah batik motif lereng berwarna jingga dengan kebaya berwarna jingga. laki laki memakai jas abu abu, kemeja biru dan dasi bermerek. seragam ini didesain oleh Josephine Komara.

konsep pelayanan baru Garuda Indonesia disebut "Garuda Indonesia Experience", termasuk berbagai aspek dari kebudayaan, masakan, dan keramahan Indonesia. Mini Nasi Tumpeng Nusantara, dan jus marbete(markisa dan terong belanda), telah menjadi tanda masakan Garuda Indonesia yang baru

Nomor penerbangan

  • GA 001 = Penerbangan kepresidenan
  • GA 010-079 = Citilink
  • GA 086-089 = Eropa
  • GA 100-199 = Indonesia (Sumatera)
  • GA 200-299 = Indonesia (Jawa Tengah dan Malang)
  • GA 300-399 = Indonesia (Surabaya)
  • GA 400-499 = Indonesia (Nusa Tenggara)
  • GA 500-599 = Indonesia (Kalimantan)
  • GA 600-699 = Indonesia (Sulawesi,Maluku,Papua)
  • GA 700-799 = Australia
  • GA 800-899 = Asia (Kecuali Indonesia dan Timur Tengah)
  • GA 900-999 = Timur Tengah

Armada

Armada Garuda Indonesia
Pesawat Beroperasi Pesanan Options Penumpang
(Eksekutif/Ekonomi)
Catatan Tujuan
Airbus A330-200 4 14 0 222 (36/186) Pengiriman: 1 pada 2010[2]
Memakai Livery baru
interior kabin baru dan AVOD IFE.
Amsterdam, Australia, Dubai, East Asia, Indonesia
Airbus A330-300 6 0 0 257 (42/215) Semua memakai Livery baru
interior kabin baru dan AVOD IFE.
Australia, Asia Timur, Indonesia
Boeing 737-300 9 0 0 110 (16/94) 1 memakai livery baru
Exit from service: 2010
Indonesia
Boeing 737-400 17 0 0 134 (14/120)
136 (16/120)
Akan dipensiunkan (kemungkinan dihibahkan kepada Citilink atau Merpati)
7 akan dirombak menjadi pesawat kargo.[3]
Indonesia
Boeing 737-500 5 0 0 96 (12/84) 4 memakai livery baru. Indonesia
Boeing 737-800 Lama: 14
Baru: 29
21 0 156 (12/144) Pengiriman: 2010-2014
23 akan dikirim pada 2010[2]
Australia, Indonesia, Asia Tenggara
Boeing 747-400 3 0 0 428 (42/386) 2 memakai livery baru[4]
Australia, Indonesia, Jepang, Timur Tengah
Boeing 777-300ER 0 10 0 TBD Masuk Dalam Armada: 2011
Eropa, Amerika Serikat
Total 87 45 0 Update Terakhir: Oktober 2010


Garuda juga akan menambahkan armadanya dengan:[5]

Garuda juga mengumumkan akan memesan 10 unit Boeing 787 Dreamliner, namun belum menandatangani kontrak pemesanan dengan pihak Boeing(dijadwalkan akan diserahkan tahun 2014), dan Garuda juga tertarik membeli 4 buah Airbus A380 yang akan dioptimalkan untuk penerbangan Haji yang hingga kini belum ada informasi yang jelas mengenai pemesanannya.

Mantan Armada



Kota Tujuan

Garuda Indonesia manawarkan penerbangan ke 16 tujuan internasional melalui codeshare agreement dengan maskapai-maskapai berikut ini:

Insiden yang menimpa Garuda Indonesia

Beberapa Insiden yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah:

Masalah Sistem IOCS Garuda Indonesia

Pada bulan November 2010, Garuda Indonesia menerapkan sistem baru yang disebut dengan sistem kendali operasi terpadu (Integrated Operasional Control System/IOCS). Sistem terpadu ini menggabungkan sistem untuk memantau pergerakan pesawat, awak kabin, dan manajemen penumpang yang sebelumnya merupakan aplikasi terpisah. Tentang IOCS milik Garuda Indonesia tersebut:

  • Sistem ini merupakan gabungan sistem yang memantau pergerakan pesawat, penjadwalan awak kabin, dan manajemen penumpang
  • Sistem IOCS ini berharga US$ 1.5 juta (update: sebelumnya tertulis US$15 juta)
  • Sistem IOCS ini menangani 81 pesawat, 580 pilot, 2000 awak kabin and 2000 penerbangan per minggu
  • Pada tanggal 19 November 2010, selama 4 jam sistem tidak bisa diakses

Kondisi selama sistem IOCS tersebut gagal berjalan karena:

  • Jadwal kru pesawat yang kacau, jadwal pilot yang bertabrakan, sampai-sampai ada pilot yang sedang sakit mendapat jadwal menerbangkan pesawat
  • Pada tanggal 21 November 2010, terjadi delay masal penerbangan Garuda
  • Pada tanggal 22 November 2010, penerbangan ke Medan, Batam, Pangkal Pinang and Padang dibatalkan
  • Pada tanggal 23 November 2010, sejumlah 13 jadwal penerbangan dibatalkan
  • Pemesanan tiket ditutup dari tanggal 22-24 November 2010
  • 5000 jemaah haji terlantar di Arab Saudi. Menurut Direktur Operasi Garuda, keterlambatan disebabkan terbatasnya pintu keberangkatan di bandara

Kemudian pada tanggal 25 November 2010, penerbangan kembali normal.

Majalah Garuda

Garuda Indonesia telah melayani kepulauan Indonesia dan di luar selama 60 tahun. Untuk jaringan rute domestik dan internasional menghubungkan Indonesia ke Australia, Asia Tenggara, Cina, Korea, Jepang dan Timur Tengah. Garuda Indonesia melayani 44 tujuan dengan lebih dari 1800 penerbangan mingguan.

Garuda In-Flight Magazine memiliki oplah 60.000 eksemplar dan didistribusikan pada seluruh penerbangan Garuda Indonesia. Hal ini diterbitkan sebagai media on-board eksklusif dengan cerita perjalanan menarik di tujuan di seluruh nusantara, fitur, wawancara dengan orang Indonesia terkenal dan artikel gaya hidup pada anggur dan fine dining, belanja, fashion dan keindahan, budaya dan seni.

Garuda In-Flight Magazine memiliki lebih dari 900.000 pembaca per bulan, termasuk A dan A + pengusaha / wanita, profesi, pengusaha, dan wisatawan kelas atas.

Garuda pesawat terbang Majalah ini diterbitkan di bawah lisensi untuk Garuda Indonesia oleh PT Indo Multi Media

Sirkulasi dan Distribusi Sebanyak 60.000 eksemplar Garuda In-Flight Magazine - Inggris / Versi Indonesia dan 30.000 eksemplar Garuda In-Flight Magazine Versi Jepang dan Mawaddah didistribusikan gratis pada setiap bulan, sebagai berikut:

1.Semua penerbangan Garuda Indonesia ke 44 tujuan (internasional dan domestik) 2.Garuda Indonesia Executive Lounge di Bandara seluruh Indonesia's 3.Semua pemegang Kartu Platinum Garuda Frequent Flyer Program

= Tentang grup Indo Multi Media

Didirikan pada tahun 1992, Indo Multi Media (IMM) adalah salah satu penerbitan terkemuka bahasa Inggris di Indonesia dan grup media pemasaran dioperasikan dengan saran dari penasehat teknis asing yang berpengalaman dan konsultan.

Tujuan IMM adalah untuk menjadi penyedia terkemuka kualitas pelayanan media komunikasi cetak & penerbitan elektronik, jasa kreatif dan branding, konsultasi dan pelaksanaan melalui acara, promosi & pameran.

Struktur kelompok adalah sebagai berikut:

  • Indo Manca Media menerbitkan Jakarta JAVA KINI serta Jakarta Java Dining, Jakarta Expat Directory dan Seri Peta Jakarta, Banten, Bandung & Jawa Barat; Yogyakarta & Jawa Tengah; Surabaya & Jawa Timur; Golf Peta, Peta Hiburan Jakarta dan lainnya terkait majalah Jakarta & Java.
  • Media Wisata Dewata yang mempublikasikan lengan IMM di Bali dan menerbitkan Hello Bali, Bali Dining, Bali Tourism Board's Map Series dan lainnya yang terkait Bali.

Galeri



Rujukan

Pranala luar