Lompat ke isi

Lukas 1

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lukas 1 (disingkat Luk 1) adalah pasal pertama dari Injil Lukas pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Disusun oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.[1][2]

Teks

  • Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
  • Pasal ini berisi 80 ayat.
  • Disusun dengan ketelitian historis yang tinggi dari seorang yang terpelajar dari latar belakang budaya Yunani bukan Yahudi.
  • Injil Lukas ditulis untuk memberi informasi yang teratur dan akurat mengenai kehidupan Yesus Kristus kepada Teofilus (ayat 1). Tidak diketahui jelas siapa orang ini, namun kemungkinan besar dia berhubungan dengan pengadilan Paulus di Roma dan sudah menjadi Kristen dari pemberitaan Injil.
  • Penulis Injil rupanya mendapatkan informasi mengenai pasal 1 ini dari Maria yang melahirkan Yesus Kristus, karena peristiwa-peristiwa yang dicatat berhubungan dengan kehadiran Maria.[3]

Struktur isi

Pembagian isi pasal:

Ayat 1

Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita[4]

Ayat 2

Seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.[5]

Ayat 5

Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.[6]

Pemberitahuan kelahiran Yohanes terjadi saat imam Zakharia dari rombongan Abia, melakukan tugasnya di Bait Allah. Rombongan Abia adalah kelompok ke-8 dari 24 kelompok imam yang bergiliran melakukan tugas di Bait Allah (1 Tawarikh 24:7–18). Ada pakar yang berpendapat giliran ini biasanya jatuh pada awal bulan Sivan dalam kalender Yahudi atau sekitar bulan Juni kalender Masehi. Dengan demikian Elisabet mulai hamil pada bulan Juni atau segera setelahnya. Jika kehamilan dimulai bulan Juni, maka Yohanes Pembaptis diperkirakan lahir bulan Maret-April di tahun berikutnya, menurut kalender Masehi, yaitu sekitar Paskah Yahudi.[7]

Ayat 32

"Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya"[8]

Kesamaan penggunaan istilah "Anak Allah" dan "Anak dari Yang Mahatinggi" dari teks 4Q246 dari Gulungan Laut Mati dengan ayat 32 dan 35 dari Kitab Lukas pasal 1 menunjukkan bahwa orang-orang Eseni dan orang-orang Kristen memiliki konsep yang sama bahwa Mesias (atau bahasa Yunani: Kristus) adalah Anak Allah. Ada pakar yang bahkan menduga bahwa penulis 4Q246 mengutip Injil Lukas.[9]

Ayat 35

Jawab malaikat itu kepadanya (Maria): "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah."[10]

Istilah "Anak Allah" dan "Anak Yang Mahatinggi" dijumpai pada naskah 4Q246 dari Gulungan Laut Mati untuk menyebut Mesias memiliki kesamaan dengan ayat 32 dan 35 dari Kitab Lukas pasal 1 ini.[9]

Ayat 46-55

Nyanyian Pujian Maria

Sering dipakai dalam liturgi gereja Kristen dan digubah menjadi sejumlah karya musik terkenal dengan judul "Magnificat". Nama ini diambil dari kata pertama terjemahan bahasa Latin nyanyian pujian ini, meskipun aslinya dicatat oleh Lukas dalam bahasa Yunani.

Referensi

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  3. ^ Lukas 2:19 dan 51
  4. ^ Lukas 1:1
  5. ^ Lukas 1:2
  6. ^ Lukas 1:5
  7. ^ Lihat Urutan rombongan imam pelayan Bait Suci dan 1 Tawarikh 24.
  8. ^ Lukas 1:32
  9. ^ a b Grant R. Jeffrey. Jesus, the Great Debate, Toronto, Canada: Frontier Research Publications. 1999. ISBN 0-921714-56-4
  10. ^ Lukas 1:35

Lihat pula

Pranala luar