Husain bin Ali
Artikel ini merupakan bagian dari seri Syiah |
Syiah Dua Belas Imam |
---|
Husain bin ‘Alī bin Abī Thālib (Bahasa Arab: حسين بن علي بن أﺑﻲ طالب) (3 Sya‘bān 4 H - 10 Muharram 61 H; 8 Januari 626 - 10 Oktober 680 AD) adalah cucu dari Nabi Muhammad yang merupakan putra dari Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib. Husain merupakan Imam ketiga bagi kebanyakan sekte Syi'ah, dan Imam kedua bagi yang lain. Ia dihormati oleh Sunni karena ia merupakan Ahlul Bait. Ia juga sangat dihormati kaum Sufi karena menjadi Waliy Mursyid yang ke 2 setelah ayah beliau terutama bagi tarekat Qadiriyyah di seluruh dunia dan tarekat Alawiyyah di Hadramaut.
Ia terbunuh sebagai syahid pada Pertempuran Karbala tahun 680 Masehi. Perayaan kesyahidannya disebut sebagai Hari Asyura dan pada hari itu kaum Muslim Syi'ah bersedih.
Kelahiran dan Kehidupan Keluarga
Kelahiran
Husain dilahirkan tiga tahun setelah Hijrah ke Madinah (626 M), orang tuanya adalah Ali, sepupu Muhammad dan orang kepercayaannya, dan Fatimah, putri Muhammad. Husain adalah cucu kedua Muhammad.
Genealogi:
Abdul-Muththalib (lahir 497) | Fatimah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Aminah | Abdullah (lahir 545) | Abu Thalib | Fatimah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
MUHAMMAD saw (lahir 570) | Khadijah | Ali (lahir 599) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Fatimah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hasan (lahir 625) | Husain (lahir 626) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Istri-istri
Husain menikahi 3 orang wanita:
- Syahr Banu
- Ummu Rubab
- Ummu Laila
Keturunan
Al-Husain memiliki 4 orang putra dan 2 orang putri, diantaranya adalah:[1]
- Ali bin Husain as-Sajjad
Dijuluki Abu Muhammad bergelar Zainal Abidin mempunyai 3 orang putra :- Zaid yang berputra 3 orang :
- Muhammad
- Isa
- Yahya
- Umar dengan laqob Al Asyraf yang berputra :
- Ali yang berputra :
- Al Qasim yang berputra :
- Muhammad dengan laqob Shahibut Thaliqan
- Al Qasim yang berputra :
- Ali yang berputra :
- Muhammad bergelar Al Baqir berputra 1 orang :
- Jafar dengan laqob As Shodiq yang berputra 5 orang :
- Ismail
- Musa yang dijuluki Al Kazhim berputra :
- Ali dengan laqob Ar Ridha yang berputra :
- Muhammad bergelar At Taqiy
- Ali dengan laqob Ar Ridha yang berputra :
- Muhammad yang dijuluki Ad Dibaj yang berputra :
- Ali yang berputra :
- Abdul Aziz Syah, Sultan Perlak (Aceh) I
- Ali yang berputra :
- Ali bergelar Al Uraidhi yang berputra :
- Muhammad yang berputra :
- Isa yang berputra 2 orang :
- Muhammad
- Ahmad bergelar Al Muhajir
- Isa yang berputra 2 orang :
- Muhammad yang berputra :
- Ishaq bergelar Al Mu'tamin yang berputra :
- Al Qasim
- Jafar dengan laqob As Shodiq yang berputra 5 orang :
- Zaid yang berputra 3 orang :
- Ali bin Husain al-Akbar
Syahid Pertempuran Karbala. Ibunya bernama Laila binti Abu Murrah bin Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi - Ali bin Husain al-Asghar
Syahid Pertempuran Karbala. Ibunya bernama Rubab binti Imra al-Qais, merupakan syahid termuda di Karbala - Ja'far bin Husain
Ibunya dari suku Quda'ah. Ja'far meninggal pada saat Husain masih hidup - Abdullah bin Husain
Syahid saat masih bayi bersama ayahnya.
Putri
- Sukainah binti Husain
Ibunya bernama Rabab binti Imru' al-Qais bin Adi dari Kalb dari Ma'd. Rabab juga ibut dari Abdullah bin Husain. - Fatimah binti Husain
Ibunya bernama Umm Ishaq binti Thalhah bin Ubaidillah dari Taim[1]
Pertempuran Karbala
Tanggal 10 Muharram 61 H atau tanggal 10 Oktober 680 merupakan hari pertempuran Karbala yang terjadi di Karbala, Iraq sekarang. Pertempuran ini terjadi antara pasukan Bani Hasyim yang dipimpin oleh Husain bin Ali beranggotakan sekitar 70-an orang melawan pasukan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Ibnu Ziyad, atas perintah Yazid bin Muawiyah, khalifah Umayyah saat itu.
Pada hari itu hampir semua pasukan Husain bin Ali, termasuk Husain-nya sendiri syahid terbunuh, kecuali pihak perempuan, serta anak Husain yang sakit bernama Ali bin Husain. Kemudian oleh Ibnu Ziyad mereka dibawa menghadap Khalifah di Damaskus, dan kemudian yang selamat dikembalikan ke Madinah.
Di sini ummat Islam diuji kesetiaannya melalui ketaatan kepada Imam Husein, hanya orang-orang yang berimanlah yang setia kepada Imam sampai akhir hayat. kesetiaan pada Imamlah yang terus menjadi dasar dalam ilmu Beladiri Siwar hingga saat ini,
Tempat penguburan
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Imam dan Wali Mursyid
Selain menjadi Imam yang ke-3 dari 12 Imam bagi Mazhab Dua Belas Imam, al-Husain juga menjadi Wali Mursyid yang ke-2 bagi kaum Sufi terutama tarekat Qadiriyyah. Syekh Abdul Qadir Jailani sendiri ayah beliau adalah Hasani sedangkan ibunda beliau Husayni. Tapi garis tarekat ini jelas mengikuti keturunan Ali dari Husain hingga Ali Ridha, kemudian pindah keluar ahlul-bait. Tapi mulai dari Syekh Abdul Qadir Jilani, jabatan Wali Mursyid berikutnya hingga saat ini yang telah mencapai generasi ke 40 (di banyak cabang tarekat) umumnya dipegang kembali oleh keturunan Ahlul Bait baik Hasani maupun Husayni.
Referensi
Catatan kaki
- ^ a b AL-MUFID, Syaikh; Sejarah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib & para Imam Ahlulbait Nabi SAW. Jakarta: Lentera, 2007. ISBN 978-979-24-3321-0