Lompat ke isi

Kota Bekasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bekasi
Daerah tingkat II
Lalu lintas Jl. Ahmad Yani, Jembatan Jl. Cut Meutia, Kota Harapan Indah, Mal Metropolitan
Lalu lintas Jl. Ahmad Yani, Jembatan Jl. Cut Meutia, Kota Harapan Indah, Mal Metropolitan
Motto: 
Cerdas,Sehat, dan Ihsan
Peta
Peta
Bekasi di Indonesia
Bekasi
Bekasi
Peta
Koordinat: 6°14′0″S 106°0′0″E / 6.23333°S 106.00000°E / -6.23333; 106.00000
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Ibu kotaKalibaru
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 12
  • Kelurahan: 56
Luas
 • Total210,49 km2 (81,27 sq mi)
Peringkat31
Populasi
 (2010)[1]
 • Total2.334.871
 • Peringkat4
 • Kepadatan11,000/km2 (29,000/sq mi)
 • Peringkat kepadatan10
Demografi
 • AgamaIslam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha
 • BahasaIndonesia, dll.
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3275 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon021
Pelat kendaraanB
Kode Kemendagri32.75 Edit nilai pada Wikidata
Situs webwww.kotabekasi.go.id

Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Nama Bekasi berasal dari kata bagasasi yang artinya sama dengan candrabaga yang tertulis dalam Prasasti Tugu, yaitu nama sungai yang melewati kota ini. Kota ini sekarang berada dalam lingkungan megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota besar ke empat di Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri.[2]

Geografi

Secara geografis Kota Bekasi berada pada ketinggian 19 m di atas permukaan laut. Kota ini terletak di sebelah timur Jakarta; berbatasan dengan Jakarta Timur di barat, Kabupaten Bekasi di utara dan timur, Kabupaten Bogor di selatan, serta Kota Depok di sebelah barat daya.

Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4% kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.[3]

Sejarah

Bekasi tempo dulu merupakan ibu kota Kerajaan Tarumanegara dengan sebutan Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri. Di kota inilah asal Maharaja Tarusbawa, pendiri Kerajaan Sunda menurunkan raja-raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya, penguasa Pajajaran yang terakhir.[4]

Pada masa kolonial Hindia-Belanda, Bekasi merupakan salah satu kewedanaan di dalam Kabupaten Meester Cornelis, yang termasuk ke dalam wilayah karesidenan Batavia En Omelanden. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina. Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut mengubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Regenschap Meester Cornelis menjadi Ken Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman[5]. Pada tahun 1950, Kabupaten Meester Cornelis (Jatinegara) berubah nama menjadi Kabupaten Bekasi. Dan Kota Bekasi merupakan sebuah kecamatan dari Kabupaten Bekasi yang kemudian berkembang dan ditingkatkan statusnya pada tahun 1982 menjadi kota administratif Bekasi. Kota Bekasi saat itu terdiri atas empat kecamatan yaitu kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Bekasi Utara, serta meliputi 18 kelurahan dan 8 desa. Pada tahun 1996 kota administratif Bekasi kembali ditingkatkan statusnya menjadi kotamadya (sekarang "kota").

Kependudukan

Berdasarkan sensus tahun 2011, kecamatan Bekasi Utara merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 12.237 jiwa/km² dan kecamatan Bantar Gebang dengan kepadatan 4.310 jiwa/km² menjadi yang terendah.[6] Sementara pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan SMA atau sederajat, yakni sekitar 65,6% dari total pencari kerja terdaftar.[7]

Sebagai kawasan hunian masyarakat urban, Bekasi banyak membangun kota-kota mandiri, di antaranya Kota Harapan Indah, Kemang Pratama, dan Galaxi City. Selain itu pengembang Summarecon Agung juga sedang membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 240 ha di kecamatan Bekasi Utara.[8] Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah ke atas, Bekasi juga gencar melakukan pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan mewah.

Perekonomian

Tahun Jumlah penduduk
2006 1.773.470
2008 1.800.746
2010 2.336.489
Sejarah kependudukan kota Bekasi
Sumber:[9]

Perekonomian Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang jalan Ir. H. Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari alun-alun kota hingga terminal Bekasi. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.

Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jl. Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mal serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga jalan K. H. Noer Ali (Kalimalang), Kranji, dan Kota Harapan Indah.

Selain itu keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama.[10] Lokasi industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan Rawa Lumbu dan Medan Satria.

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Kecuali pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2004 ekonomi Kota Bekasi tumbuh 5,38% dan pertumbuhan ini lebih tinggi dari Jawa Barat (4,77%) tetapi di bawah LPE Indonesia yang mencapai 5,50%. Pada tahun 2005 dengan 5,65%, LPE Kota Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62% dan 5,55%. Demikian pula pada tahun 2006, LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07% masih lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan 5,48%[11].

Pemerintahan dan perwakilan

DPRD Kota Bekasi 2014-2019
Partai Kursi
Lambang PDI-P PDI-P 12
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 8
Lambang PKS PKS 7
Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra 6
Lambang PPP PPP 4
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 4
Lambang Partai Hanura Partai Hanura 4
Lambang PAN PAN 4
Lambang PKB PKB 1
Total 50

Pada tanggal 16 Desember 2012, diselenggarakan pilkada untuk memilih wali kota beserta wakilnya, yang diikuti oleh lima pasang calon. Pada pilkada tersebut terpilih pasangan Rahmat Effendi dan Ahmad Syaikhu, yang akan menjabat pada periode 2013-2018. Pasangan ini didukung oleh empat partai politik yakni Partai Golkar, PKS, PKB, dan Partai Hanura.

Berdasarkan Pemilu Legislatif 2014, anggota DPRD Kota Bekasi periode 2014-2019 berjumlah 50 orang yang didominasi oleh PDI Perjuangan (12 kursi), Partai Golkar (8 kursi), dan PKS (7 kursi).

Pendidikan

Saat ini terdapat 3110 sekolah, 62852 siswa dan 2260 guru yang terdaftar di seluruh kota Bekasi dan daerah sekitarnya[12][13]. Di Kota Bekasi terdapat 19 SMA yang terdiri atas 12 SMA Negeri, 2 Madrasah Aliyah Negeri dan 2 SMALB Negeri yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Kota Bekasi.

Nama Sekolah Alamat
SMA Negeri 1 Jl. K.H Agus Salim No. 181
SMA Negeri 2 Jl. Tangkuban Perahu No.1
SMA Negeri 3 Jl. Pulo Sirih Raya No. 1
SMA Negeri 4 Jl. Cemara Permai
SMA Negeri 5 Jl. Gamprit
SMA Negeri 6 Jl. Asri Lestari Raya Perum. Mitra Lestari
SMA Negeri 7 JL. Lingkar Tata Kota
SMA Negeri 8 Jl. Irigasi No. 1 Rt 01/ Rw. 21
SMA Negeri 9 Jl. Raya Legenda
SMA Negeri 10 Jl. Flamboyan Raya Perum. Harapan Indah
SMA Negeri 11 Jl. Wibawa Mukti Kav. AURI
SMA Negeri 12 Jl. I Gusti Ngurah Rai
SMA Negeri 13 Jl. Pariwisata Raya Perum. Bumi Bekasi Baru
SMA Negeri 14 Jl. Ceri Raya Perum. Alinda Kencana Permai
SMA Negeri 15 Jl. H. Open Ciketing Udik
SMA Negeri 16 Jl. Lingkar Luar JORR Pondok Melati
SMK Negeri 4 Jl. Matador Kranggan Wetan Jatisampurna
MA Negeri 1 Jl. Markisa Raya No. 11 Wisma Asri
MA Negeri 2 Jl. Bojong Asih 5 Rawa Lumbu
SMALB Surya Winata Jl. Cempaka Bulak No. 27 Jatiwaringin
SMALBN Bekasi Jaya Jl. Mahoni Raya No. 1
Quantum Jl.Cimatis No.28 Jatisampurna

Kesehatan

Kota Bekasi memiliki 31 Puskesmas yang tersebar diwilayahnya[14]. Selain itu kota Bekasi juga menluncurkan Kartu Bekasi Sehat (KBS) yang dibagikan kepada warga yang tidak mampu[15]. Selain itu ada beberapa rumah sakit besar di kota Bekasi seperti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi[16] dan Rumah Sakit Mitra Keluarga[17].

Trayek angkot

  1. Kota Bekasi 79 Arah Cibubur

Infrastruktur

Untuk melayani warga kota, tersedia bus antar kota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan. Kereta komuter KRL Jabotabek jurusan Bekasi-Jakarta Kota mengangkut warga kota yang bekerja di Jakarta. Selain itu tersedia pula bus pengumpan TransJakarta dari Kemang Pratama, Galaxi City, dan Harapan Indah. Saat ini pemerintah juga sedang merencanakan untuk membangun monorel yang menghubungkan Bekasi Timur dengan Cawang dan Kuningan.[18]

Di Kota Bekasi banyak digunakan angkutan kota berupa minibus, berpenumpang maksimal 12 orang, yang biasa disebut KOASI (Koperasi Angkutan Bekasi). KOASI melayani warga kota dari terminal Bekasi menuju berbagai perumahan di wilayah Kota Bekasi. Sedangkan becak masih digunakan sebagai sarana angkutan dalam perumahan. Peningkatan jumlah ojek terjadi secara signifikan seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor roda dua. Ojek digunakan untuk transportasi jarak dekat (2–5 km) dan juga di dalam perumahan.

Sebagai kota satelit Jakarta, tingginya tingkat kemacetan pada jam sibuk biasa terjadi terutama di jalan penghubung antara Jakarta Timur dan Bekasi. Hal ini disebabkan oleh tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor, yang tidak diimbangi dengan penambahan ruas jalan. Oleh sebab itu wilayah Kota Bekasi dipersiapkan untuk pengembangan infrastruktur penunjang Ibu Kota Jakarta. Lahan yang datar dinilai cocok untuk gedung, sarana transportasi dan pusat bisnis. Rencana tata ruang Kota Bekasi itu tertuang dalam konsep pengembangan Badan Kerjasama Pembangunan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur (Jabodetabekjur)[19][20].

Kota Bekasi dilintasi oleh Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan empat gerbang tol akses yaitu Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur. Serta jalan tol Lingkar Luar Jakarta dengan empat gerbang tol akses yaitu Jati Warna, Jati Asih, Kalimalang, dan Bintara. Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang menghubungkan Pusat Kota dengan Bekasi Utara, maka pemerintah bersama pengembang Summarecon Agung telah membangun jalan layang sepanjang 1 km. Disamping itu pemerintah juga berencana akan membangun jalan layang Bulak Kapal di Jalan Joyomartono, Bekasi Timur.[21]

Untuk memenuhi kebutuhan olahraga, saat ini pemerintah Kota Bekasi sedang membangun stadion baru bertaraf internasional. Stadion ini memiliki kapasitas sekitar 30.000 tempat duduk, yang direncanakan akan menjadi kandang klub sepak bola Persipasi.[22] Pemerintah juga menata beberapa lapangan olah raga di GOR Bekasi, serta mempercantik taman kota.

Layanan publik

Gedung DPRD Kota Bekasi

Dalam pengolahan sampah, sekitar 35% dari timbunan sampah telah dapat dikelola, dan pemerintah setempat telah menetapkan kawasan Bantar Gebang di selatan kota Bekasi sebagai kawasan tempat pembuangan akhir sampah.[3]

Sementara sebagai sumber air bersih untuk masyarakat di kota Bekasi berasal dari sumber air permukaan. Pemerintah kota Bekasi bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Bekasi dalam kepemilikan dan pengelolaan penyediaan air bersih melalui PDAM Bekasi.[23] Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) di lima kecamatan di kota Bekasi dengan total kapasitas produksi sebesar 1.065 liter/detik atau sebanyak 109.728.000 liter/hari. Namun belum mencukupi kebutuhan masyarakatnya, yang saat ini diperkirakan diperlukan kapasitas produksi sebanyak 231.597.925 liter/hari.[3]

Untuk masalah kesehatan, Bekasi memiliki beberapa rumah sakit dengan layanan cukup baik. Disamping RSUD Bekasi yang dikelola oleh pemerintah, terdapat pula rumah sakit yang dikelola pihak swasta, antara lain RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, RSIA Hermina Bekasi, RSIA Hermina Galaxi, RS Awal Bros, RS Ananda, dan RS Citra Harapan.

Pusat perbelanjaan

Sebagai kawasan pemukiman kaum urban, Kota Bekasi banyak memiliki pusat perbelanjaan, baik itu pasar tradisional, hypermarket, maupun pusat perbelanjaan mewah. Beberapa pusat perbelanjaan di Kota Bekasi antara lain :

Tempat ibadah

Terdapat beberapa tempat ibadah di Kota Bekasi, yaitu Masjid Agung Al-Barkah Bekasi, Masjid Nurul Islam “Islamic Center” Bekasi, Masjid Al Azhar Jakapermai, Masjid Al Azhar Summarecon Bekasi, Masjid Al-Mahdi, Vihara Tridharma Buddha Dharma (Pasar Lama), Cetiya Buddha Jayanti (Kota Harapan Indah), Gereja Santo Arnoldus (Bekasi Timur), Gereja Santo Michael (Bekasi Barat), Gereja Santo Bartholomeus (Bekasi Selatan).

Seni Budaya

Sulit menetapkan kesenian Kota Bekasi karena warga kota ini adalah percampuran antara budaya Sunda, Jawa Barat dan budaya Betawi. Berbeda dengan Kabupaten Bekasi yang sebagian besar penduduknya orang Sunda, saat ini kebanyakan warga Kota Bekasi berasal dari Jakarta.

Bahasa Bekasi benar-benar khas karena bila diperhatikan, orang asli atau yang sudah lama tinggal di Bekasi akan berbicara dengan bahasa Sunda, atau terkadang hanya logatnya. Dengan membawa keaslian Sunda tersebut, Bekasi yang notabene adalah kota urban, terkena imbas budaya betawi yang begitu mudah masuk dan mempengaruhi nilai-nilai sosial, termasuk bahasa. Seringkali orang Bekasi dapat dikenali kesundaannya dari logat dan nada yang digunakan. Namun diksi dan kata-kata yang dipilih lebih mengarah ke bahasa Betawi. Sehingga dapat disimpulkan bahasa Bekasi adalah percampuran antara Betawi dan Sunda yang membuat bahasanya lebih menarik dan unik.

Dalam kenyatanya kesenian Kota Bekasi lebih dekat dengan kesenian khas Jakarta. Ini disebabkan Budaya Betawi warga Kota Bekasi masih sangat dekat dengan budaya Betawi. Sejak masa Kerajaan Pasundan, beberapa kesenian asli daerah muncul seperti kesenian Tari Topeng dan kesenian Ujungan.

Tarian Topeng yang biasa di kenal dengan Topeng saja merupakan salah satu jenis kesenian khas bekasi yang relatif masih ada dan banyak penggemarnya, sama halnya dengan musik gambus. Topeng bekasi ini biasanya dimainkan untuk memeriahkan upacara perkawinan, khitanan dan khaulan akan tetapi bisa juga dimainkan dalam acara–acara resmi seperti menyambut tamu, pentas seni dan kampanye pemilu. Walaupun dinamakan tarian topeng namun kesenian ini tidak didominasi oleh tarian saja tapi juga menampilkan lawakan (komedi) yang biasanya menyangkut kisah kehidupan masyarakat kecil. Tari topeng biasanya diiringi oleh beberapa alat musik tradisional seperti gendang, rebab, gong, kenong tiga dan kecrek.[24]

Kesenian Ujungan yaitu kesenian dengan memukul betis dan tulang kering, dengan memanfaatkan lull aren, seorang pemain Ujungan langsung meloncat-loncat dengan bergaya lucu. Agar tidak terkena penonton, maka arenanya dipersiapkan terpisah. Sejak tumbuh di jamannya, permainan Ujungan ini sangat digemari warga Kota Bekasi.

Kota Bekasi juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, antara lain muncul dalam puisi Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar dan dalam dua novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Kranji-Bekasi Jatuh (1947) serta Di Tepi Kali Bekasi (1951). Karya-karya tersebut lahir pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.

Olahraga

Kegiatan olahraga kota Bekasi berada dibawah naungan KONI kota Bekasi dan memiliki 42 cabang olahraga[25]. Kota ini juga adalah tempat bernaung tim sepakbola Persipasi Bekasi.

Kuliner

Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, pada masyarakat Bekasi dikenal beberapa jenis makanan khas yang sering disajikan pada acara-acara tertentu atau hari raya seperti dodol. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang dicampur dengan gula merah dan kelapa.

Kuliner Bekasi yang masih dalam kategori kue basah di antaranya adalah Jalabia, Cucur, Kue Bugis, Bika Ambon, Kue Pepe, Putu Mayang, Talam, Kue Pisang, Lopis, Kue Cincin, Geplak, Onde-onde, Gemblong, dan kerak telor.

Selain jenis kue basah ada beberapa penganan asli Bekasi yang termasuk kategori jenis kue kering, dan biasanya mewarnai kue-kue yang disediakan untuk para tamu yang datang berkunjung atau pun untuk kegiatan besar seperti pernikahan dan sunatan diantaranya adalah Kue Akar Kelapa, Rengginang, Kue Wajik, Sagon, Kue Satu, parocot, Kue Duit dan Kue Brangas.

Selain itu ada lagi makanan yang termasuk kategori jenis kue kering, yakni Keripik Daun Melinjo. Kota Bekasi yang berkelimpahan tumbuhan melinjo akan memudahkan pembuatan serta penyebaran Keripik Daun Melinjo sebagai ikon makanan baru khas Kota Bekasi. Rasanya yang khas dan terbilang unik menjadikan Keripik asal Bantargebang ini sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh khas Kota Bekasi. Keripik daun melinjo masih sulit didapati secara langsung. Penyebarannya masih sebatas di wilayah Bekasi Timur saja.

Sementara itu, menu makanan atau kuliner yang sangat dikenal di Bekasi adalah sayur asem khas Bekasi, rasanya agak sedikit asem bila dibandingkan dengan jenis sayur asem di daerah lain. Sayur ini terasa nikmat bila disajikan di siang hari. Disamping itu ada satu jenis sayuran yang khas, yaitu sayur ikan gabus atau sayur pucung. Jenis sayur ini nampaknya hanya terdapat di Bekasi saja. Seperti diketahui Bekasi tempo dulu terdiri dari rawa-rawa yang didalamnya terdapat ikan gabus. Sayur ikan gabus biasanya dimasak dengan menambahkan campuran pucung atau kluwek yang berwarna hitam dan memiliki aroma serta rasa yang khas.

Referensi

  1. ^ "Population Census 2010 Province West Java". BPS. Diakses tanggal 2012-02-29. 
  2. ^ McGee, T.G. (1996). The mega-urban regions of Southeast Asia. UBC Press. ISBN 0-7748-0548-X. 
  3. ^ a b c ciptakarya.pu.go.id Profil Kota Bekasi
  4. ^ Situs Resmi Pemerintah Kota Bekasi
  5. ^ "Artikel Sejarah Kota Bekasi"
  6. ^ poskota.co.id Bekasi Utara Terpadat Penduduknya di Kota Bekasi
  7. ^ bekasikota.bps.go.id Statistik Tenagakerja
  8. ^ "Summarecon Investasi Rp5 Triliun Bangun Kota Mandiri Bekasi". www.kapanlagi.com. 8 Mei 2008. 
  9. ^ "Statistik Kependudukan". BPS kota Bekasi. 10 April 2010. 
  10. ^ Setyawan, T.B. (2002). Prospek ekonomi kota Bekasi. Lembaga Pemantau Reformasi. 
  11. ^ Pertumbuhan Eknomi Kota Bekasi 2004-2006 di situs Sistem Investasi Daerah Kota Bekasi
  12. ^ Situs Dinas Pendidikan Kota Bekasi
  13. ^ Daftar Sekolah pada Situs Dinas Pendidikan Kota Bekasi
  14. ^ Daftar Alamat Puskesmas di Situs resmi Dinas Kesehatan Kota Bekasi
  15. ^ "KBS Dibagikan di Kota Bekasi, Warga Miskin Berobat Gratis"
  16. ^ Situs resmi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi
  17. ^ Situs resmi Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi
  18. ^ kompas.com Monorel Bekasi-Jakarta Diperkirakan Selesai Tahun 2015
  19. ^ "Bekasi Dijadikan Pengembangan Infrastruktur Penunjang Ibu Kota"
  20. ^ Peta Infrastruktur Kota Bekasi 2012
  21. ^ indonesiafinancetoday.com Jembatan Layang Bulak Kapal Bekasi Dikerjakan Juni 2013
  22. ^ tempo.co Stadion Megah Kota Bekasi Diprediksi Selesai Akhir 2012
  23. ^ www.pdambekasi.com Sejarah PAM Bekasi
  24. ^ "Tari Topeng peninggalan seni budaya Bekasi"
  25. ^ Situs Resmi KONI Kota Bekasi

Pranala luar