Waduk Sempor
Waduk Sempor | |
---|---|
Lokasi | Sempor, Kebumen, Jawa Tengah |
Koordinat | 7°33′21″S 109°29′05″E / 7.55583°S 109.48472°E |
Kegunaan | Serbaguna |
Status | Beroperasi |
Mulai dibangun | 1974 |
Mulai dioperasikan | 1978 |
Pemilik | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat |
Kontraktor | Hutama Karya dan Obayashi |
Perancang | Nippon Koei |
Bendungan dan saluran pelimpah | |
Tipe bendungan | Urugan |
Tinggi | 58 m |
Panjang | 220 m |
Lebar puncak | 10 m |
Volume bendungan | 1.579.000 m3 |
Ketinggian di puncak | 77 mdpl |
Membendung | Sungai Jatinegara |
Jumlah pelimpah | 1 |
Tipe pelimpah | Samping |
Kapasitas pelimpah | 910 m3 / detik |
Waduk | |
Kapasitas normal | 52.000.000 m3[1] |
Kapasitas aktif | 47.000.000 m3 |
Kapasitas nonaktif | 5.500.000 m3 |
Luas tangkapan | 43 km2 |
Luas genangan | 275 hektar[2] |
PLTA Sempor | |
Pengelola | PLN Indonesia Power |
Jenis | Konvensional |
Jumlah turbin | 1 |
Kapasitas terpasang | 1,1 MW |
Produksi tahunan | 9.000 MWh |
Waduk Sempor (bahasa Jawa: ꦮꦝꦸꦏ꧀ꦱꦺꦩ꧀ꦥꦺꦴꦂ, translit. Wadhuk Sémpor) adalah salah satu objek wisata yang terdapat di Desa Sempor, kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.[3] Keberadaan Waduk Sempor di Kebumen memberikan udara sejuk dan juga asri khas pegunungan yang tidak lazim untuk daerah seperti Kebumen. Apalagi jika dilihat dari faktor geografis, Kebumen adalah sebuah kabupaten yang berlokasi dekat dengan pantai selatan yang umumnya bersuhu tinggi.[4] Keindahan dan panorama Waduk Sempor sering dibandingkan dengan Waduk Jatiluhur di Purwakarta.[3] Selain sebagai objek wisata, Waduk Sempor juga merupakan sumber air irigasi bagi lahan pertanian di bagian hilir.[5] Waduk Sempor menjadi bagian dari sarana irigasi teknis untuk mengairi ribuan hektar sawah di Kebumen bagian barat.[5]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1916, pemerintah Hindia Belanda telah mengidentifikasi bahwa di Sempor terdapat lokasi yang ideal untuk pembangunan waduk.[6] Identifikasi tersebut dilakukan guna menyediakan air untuk mengairi lahan pertanian yang ada di Sempor dan sekitarnya.[6] Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1950, pemerintah kembali melanjutkan penelitian mengenai lokasi ideal untuk pembangunan waduk di Sempor.[6] Dari penelitian tersebut pun dapat dihasilkan rancangan mengenai waduk di Sempor.[6] Pemerintah kemudian melakukan pemindahan terhadap warga yang akan terdampak oleh pembangunan waduk di Sempor. Sebagian warga pun pindah ke Dusun Karangjoho di Kecamatan Sempor, yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Sempor. Setelah pemindahan selesai dilakukan, pembangunan waduk ini pun dimulai pada tahun 1958,[6] diawali dengan pembangunan bendungan pembantu dan terowongan pengelak.
Pada awal tahun 1967, terowongan pengelak beserta pintunya telah selesai dibangun, sehingga dilanjutkan dengan pembangunan bendungan pembantu, agar bendungan utama dapat dibangun dengan aman di hilirnya. Menjelang musim hujan tahun 1967, tinggi bendungan pembantu pun telah mencapai 45 meter. Pimpinan dari proyek pembangunan bendungan ini kemudian berinisiatif menyelenggarakan eksploitasi darurat, yakni menutup pintu terowongan pengelak, agar air sungai yang terbendung oleh bendungan pembantu dapat digunakan untuk mengairi lahan padi gadu di hilir seluas 1.300 hektar.[7]
Pada malam hari tanggal 27 November 1967, terjadi hujan deras, sehingga tinggi air yang terbendung akhirnya melampaui tinggi dari bendungan pembantu dan menggerus bendungan pembantu hingga runtuh. Kejadian tersebut pun mengakibatkan terjadinya banjir bandang yang menyebabkan 127 orang meninggal.[2]
Pemerintah kemudian bertekad untuk melanjutkan kembali pembangunan waduk ini guna mengembalikan kepercayaan warga kepada pemerintah. Pada tahun 1968, Lembaga Penyelidikan Masalah Air (LPMA) mulai melakukan penelitian geologi di lokasi pembangunan waduk, dan setahun kemudian, pemerintah pun kembali melanjutkan pembangunan waduk ini dengan menggunakan pinjaman dari ADB. Rancangan bendungan utama juga disempurnakan, sehingga daya tampung waduk ini dapat ditingkatkan dari 36 juta meter kubik menjadi 52 juta meter kubik. Selain itu, juga dirancang PLTA untuk memanfaatkan air yang tertampung di waduk ini. Pembangunan waduk ini akhirnya dapat diselesaikan pada tahun 1978,[8] dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Maret 1988.[2]
Pemanfaatan
[sunting | sunting sumber]Waduk ini dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian seluas 6.485 hektar. Selain itu, air dari waduk ini juga dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik melalui sebuah PLTA berkapasitas 1,1 MW yang permesinannya dipasok oleh Energoinvest asal Yugoslavia. Waduk ini juga dimanfaatkan untuk memasok air bersih sebanyak 150 liter per detik ke PDAM Kebumen.[2]
Panorama
[sunting | sunting sumber]Waduk Sempor dibangun untuk membendung Sungai Jatinegara yang berhulu di Pegunungan Serayu Selatan dan bermuara di Samudra Hindia.[6][9] Waduk Sempor terletak 8 kilometer di utara kota Gombong. Waduk Sempor berada di ketinggian kurang lebih 30 meter di atas permukaan air laut.[3] Meskipun berada pada wilayah yang dekat dengan pantai, udara di Waduk Sempor tergolong sejuk karena berada pada lokasi perbukitan yang masih alami.[3] Perbukitan di sekeliling Waduk Sempor ditanami dengan ribuan pohon pinus.[4] Pemandangan di Waduk Sempor didominasi oleh air di waduk dan pohon-pohon pinus di bukit.[4] Waduk ini juga dapat digunakan sebagai tempat menikmati matahari terbit.[4] Pemandangan bebatuan dan suara gemericik air dapat dinikmati di sungai di sekitar waduk.[4] Waduk Sempor telah dilengkapi dengan fasilitas untuk bersepeda dan berlar-lari santai untuk para wisatawan.[4] Selain sebagai tempat wisata, Waduk Sempor juga cocok untuk digunakan sebagai tempat seminar, rapat kerja, ataupun kegiatan sejenis lainnya karena suasana tempat yang tenang.[5]
Tragedi Waduk Sempor
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1967, terjadi bencana di Bendungan Sempor. Bendungan ini jebol dan menyebabkan banjir besar yang merusak pemukiman di sekitarnya. Tercatat 127 orang meninggal dalam peristiwa ini. Berdasarkan kesaksian orang yang masih hidup dan tinggal di sekitar waduk, banyak korban berasal dari kalangan anak muda. Tragedi ini menghasilkan monumen di satu tempat di sebelah utara waduk sebagai tanda pengingat akan peristiwa mengerikan tersebut.
Monumen Waduk Sempor
[sunting | sunting sumber]Di kompleks objek wisata Waduk Sempor juga terdapat sebuah monumen.[10] Monumen Sempor diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik saat itu, Prof. Dr. Ir. Sutami pada bulan Maret 1978.[10] Monumen tersebut dibangun untuk mengenang para pekerja dan warga yang menjadi korban dari jebolnya bendungan pembantu Waduk Sempor pada tahun 1967.[10] Saat itu, bendungan pembantu dari Waduk Sempor hanya dibuat dari urugan tanah, karena memang hanya dibangun untuk mengalihkan aliran Sungai Jatinegara ke terowongan pengelak selama bendungan utama sedang dibangun.[2] Jebolnya bendungan pembantu Waduk Sempor saat itu menelan korban jiwa sebanyak 127 orang.[10]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak
- Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS)
- BPDAS Serayu Opak Progo
- Daerah Aliran Sungai (DAS)
- Daftar daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia
- Hidrologi pegunungan
- Irigasi Premium
- Wilayah sungai (WS) dan pembagiannya di Indonesia
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum (1995). Bendungan Besar Di Indonesia (PDF). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. hlm. 70.
- ^ a b c d e Sinaro, Radhi (2007). Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) (dalam bahasa Indonesia). Tangerang Selatan: Bentara Adhi Cipta. ISBN 978-979-3945-23-1.
- ^ a b c d Mukhammad Najib (2013). "Waduk Sempor di Gombong, Tak Kalah Cantik dengan Jatiluhur". travel.detik.com. Diakses tanggal 12 Mei 2014.
- ^ a b c d e f Markus Sugeng Budhi Prasetyo (2012). "Waduk Sempor, Kesejukan di Tengah Panasnya Kebumen". travel.detik.com. Diakses tanggal 12 Mei 2014.
- ^ a b c "Waduk Sempor". Pemerintah Kabupaten Kebumen. 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-30. Diakses tanggal 12 Mei 2014.
- ^ a b c d e f Kementrian Pekerjaan Umum. "Bendungan Sempor" (PDF). pu.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-02-19. Diakses tanggal 12 Mei 2014.
- ^ Angoedi, Abdullah (1984). Sejarah Irigasi di Indonesia. Bandung: Komite Nasional Indonesia untuk ICID.
- ^ Gusti (2014). "Antisipasi Jebolnya Waduk Sempor, Tim Geologi UGM Lakukan Mitigasi". ugm.ac.id. Diakses tanggal 12 Mei 2014.
- ^ Arief Budiman dan Benny Natarbora O (2007). "Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah Dan Perbaikan Jaringan Irigasinya (Operational Performance Of The Sempor Reservoir On Central Java And Its Irrigation Network Rehabilitation)". eprints.undip.ac.id. Diakses tanggal 12 Mei 2014.
- ^ a b c d Supriyanto (2009). "Waduk Sempor Pernah Tewaskan 127 Orang". suaramerdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-29. Diakses tanggal 12 Mei 2014.