Ekologi populasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Ekologi populasi merupakan sub bagian dari ilmu ekologi.[1] Ekologi populasi mempelajari tentang interaksi suatu populasi dengan lingkungan habitatnya.[1] Interaksi ini meliputi bagaimana suatu populasi tumbuh, bertahan hidup, bahkan melangsungkan garis keturunan melalui reproduksi.[2] Ekologi populasi juga dapat mempelajari keberadaan organisme dari tingkat individu hingga ekosistem.[3]

Dinamika populasi

Densitas suatu populasi merupakan suatu nilai yang dinamis karena berkaitan dengan pertambahan atau pengurangan jumlah individu di dalam populasi.[1][4] Bertambahnya jumlah individu dipengaruhi oleh angka kelahiran dan angka imigrasi.[1][2][4][5] Sebaliknya, penurunan jumlah individu dalam populasi bergantung pada angka kematian dan angka emigrasi.[1][2][4][5] Salah satu cara untuk mengetahui jumlah individu di suatu populasi (N) adalah dengan metode mark recaptured.[1] Metode ini dilakukan secara 2 tahap di mana tahap pertama sejumlah individu ditangkap, diberi tanda lalu dibebaskan (S).[1] Setelah beberapa minggu, tahap kedua, dilakukan penangkapan kembali terhadap organisme yang ditangkap (x).[1] Jumlah organisme (n)yang ada di populasi dapat dihitung menggunakan rumus: N . x = s . n [1]

Pola penyebaran

Pola penyebaran penguin dalam korelasi dengan tempat bertelur

Pola penyebaran merupakan salah satu bentuk pertahanan hidup dari serangan predator dan iklim.[1] Terdapat 3 pola penyebaran yang umum dilakukan, yaitu mengelompok, merata, dan acak.[1] Ciri-ciri pola penyebaran mengelompok didasarkan oleh insting suatu individu untuk berkumpul di dekat sumber makanannya.[1] Pola penyebaran mengelompok biasa dilakukan oleh bintang laut.[1] Pola kedua adalah penyebaran merata di mana individu membutuhkan jarak yang cukup untuk bertelur.[1] Pola ini dilakukan oleh penguin pada musim kawin.[1] Pola terakhir adalah pola penyebaran secara acak. Pola ini terjadi pada tanaman randa tapak dibantu oleh hembusan angin yang menerbangkan biji tunas ke arah yang acak.[1]

Pola bertahan hidup

Ada 3 tipe survival yang umum dilakukan untuk mempertahankan eksistensi populasi tersebut.[1] Tipe pertama hanya menghasilkan 1-2 anakan namun memiliki risiko kematian yang rendah pada tahap tersebut.[1] Manusia merupakan salah satu organisme yang memiliki pola pertama.[1] Pola kedua terjadi ketika jumlah anakan yang dihasilkan tidak terlalu sedikit namun memiliki risiko kematian yang serendah tipe pertama.[1] Tupai adalah salah satu organisme yang mengadopsi tipe kedua.[1] Pada tipe ketiga, suatu organisme menghasilkan banyak anakan, tetapi hanya sedikit yang dapat bertahan hidup hingga dewasa.[1] Tipe ini diadopsi oleh penyu.[1]

Regulasi densitas

Alam memiliki beberapa cara untuk mengontrol densitas dari suatu populasi.[1] Densitas yang terlalu tinggi akan membahayakan keadaan homeostasis lingkungan.[1] Beberapa regulasi yang terjadi adalah predasi, persaingan untuk bahan makanan, perebutan teritori, dan penyebaran penyakit.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z (Inggris) Reece JB, Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2011. BIOLOGY: Ninth Edition. San Francisco: Pearson Education.
  2. ^ a b c (Inggris) Rockwood LL. 2006. Introduction to Population Ecology. MA: Blackwell Publishing.
  3. ^ (Inggris) Callenbach E. 2008. Ecology: A Pocket Guide. California: University of California Press.
  4. ^ a b c (Inggris) Begon M, Mortimer M, Thompson DJ. 2009. Population Ecology: A Unified Study of Animals and Plants MA: Blackwell Publishing.
  5. ^ a b (Inggris) Vandermeer JH, Goldberg DE. 2013. Population Ecology: First Principles (Second Edition). New Jersey: Princeton University Press.