Antropologi biologis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tengkorak primat: manusia, simpanse, orang utan dan macaque

Antropologi biologi, atau juga disebut dengan antropologi jasmani/fisik (physical anthropology) adalah sebuah disiplin ilmu yang memelajari variasi biologis dan perilaku (budaya) manusia, makhluk primata bukan manusia, evolusi manusia, pembandingan anatomi, dan Hominid leluhur manusia yang telah punah.[1] Cabang ilmu ini merupakan bagian dari cabang ilmu antropologi, dan memberikan sudut pandang biologis dalam kajian variasi manusia.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Johann Friedrich Blumenbach

Antropologi fisik muncul pada abad ke-18 sebagai bagian dalam usaha pengklasifikasian ras manusia.[2] Antropolog fisik terkemuka pertama ialah seorang dokter berkebangsaan Jerman yang bernama Johann Friedrich Blumenbach (1752–1840) dari Göttingen. Dia mengumpulkan sejumlah besar tengkorak manusia, sehingga dapat menganggap dirinya sebagai ahli mengenai keragaman manusia. Pada tahun 1830-an dan 1840-an, antropologi fisik memegang peranan utama dalam perdebatan mengenai perbudakan. Karya ilmiah ahli berkebangsaan Inggris James Cowles Prichard (1786–1848) menganggap semua manusia sebagai keturunan dari spesies yang sama (monogenism) dan mengecam perbudakan. Karya ini bertentangan dengan karya Samuel George Morton (1799–1851) asal Amerika Serikat yang menganggap manusia merupakan keturunan dari beberapa spesies yang berbeda dan tidak selaras antara yang satu dengan lainnya (polygenism). Ketika perbudakan di dunia Barat berakhir, perdebatan mengenai teori ini tidak berarti lagi.

Paul Broca

Di akhir abad ke-19 antropolog fisik Prancis, dengan Paul Broca (1824–1880) sebagai tokoh terkemukanya, memfokuskan penelitian terhadap anatomi tengkorak dan kraniometri. Sementara itu, di Jerman, muncul aliran Jerman, dengan Rudolf Virchow (1821–1902) sebagai pelopornya. Aliran ini memfokuskan diri terhadap pengaruh lingkungan dan penyakit terhadap tubuh manusia. Di lokasi yang lain, aliran Amerika berkonsentrasi kepada sisa kerangka penduduk asli benua Amerika Utara dengan melakukan pendekatan "empat bidang" terhadap kerangka, artefak, bahasa, dan kebudayaan yang merupakan cara hidup masyarakat tersebut.

Istilah "antropologi biologi" juga mencakup data non-fisik seperti marker genetika, perilaku primata bukan manusia, dan lainnya. Kini istilah "antropologi fisik" dan "antropologi biologi" dianggap memiliki arti yang sama.

Cabang-cabang kajian Antropologi Biologi[sunting | sunting sumber]

  • Paleoantropologi, mengkaji bukti fosil untuk evolusi manusia, diantaranya memelajari hominid-hominid yang telah punah dan spesies primata lainnya dalam melihat (dan menentukan) kondisi lingkungan yang dapat membuat manusia bertahan dan berkembang, dan akhirnya menyebar ke seluruh bumi hingga saat ini.
  • Primatologi, mengkaji perilaku, morfologi, dan genetik primata bukan manusia. Kajian berpusat pada homologi dan analogi dalam mengambil kesimpulan kenapa dan bagaimana ciri-ciri manusia berkembang dalam primata.
  • Ekologi perilaku manusia
  • Biologi manusia
  • Bioarkeologi
  • Paleopatologi
  • Antropologi forensik
  • Antropologi molekular, mengkaji migrasi dan penyebaran migrasi manusia modern, khususnya setelah keluar dari Afrika melalui analisis genetik (mtDNA, Kromosom Y, dan Autosom).

Antropolog biologi yang terkenal[sunting | sunting sumber]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Bibliografi[sunting | sunting sumber]

  • Michael A. Little and Kenneth A.R. Kennedy, eds. Histories of American Physical Anthropology in the Twentieth Century (Lexington Books; 2010); 259 pages; essays on the field from the late 19th to the late 20th century; topics include Sherwood L. Washburn (1911–2000) and the "new physical anthropology."

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Jurmain, R, et al (2013). Introduction to Physical Anthropology. Belmont, CA: Cengage Learning
  2. ^ J. Marks, Human Biodiversity: Genes, Race, and History, New York, Aldine de Gruyter, 1995