Marthen Indey: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Taylorbot (bicara | kontrib)
satu cukup (creator/artist/age) | t=1'026 su=104 in=158 at=104 -- only 203 edits left of totally 308 possible edits | edr=000-0000 ovr=010-1111 aft=000-0000
 
(46 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox military person
[[Marthen Indey]] ({{lahirmati|[[Doromena]], [[Jayapura]], [[Papua]]|14|3|1912|[[Doromena]], [[Jayapura]], [[Papua]]|17|7|1986}}) merupakan putra [[Papua]] yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai [[pahlawan Nasional Indonesia]] berdasar SK Presiden No.077 /TK/ 1993 tgl. [[14 September]] [[1993]] bersama dengan dua putra [[Papua]] lainnya yaitu [[Frans Kaisiepo]] dan [[Silas Papare]]
| name = Marthen Indey
| image = Marthen Indey.jpg
| caption =
| birth_date = {{Birth date|df=yes|1912|3|16}}
| death_date = {{Death date and age|df=yes|1986|7|17|1912|3|16}}
| birth_place = Doromena, [[Jayapura]], [[Hindia Belanda]]
| death_place = Doromena, [[Jayapura]], [[Indonesia]]
| placeofburial = Makam Pahlawan Nasional Marthen Indey, di Kampung Dosai, Sentani Barat
| placeofburial_label =
| placeofburial_coordinates =
| nickname =
| birth_name =
| allegiance = {{plainlist|
* {{flag|Hindia Belanda}} <small>(1935–1945)</small>
* {{flag|Indonesia}} <small>(1942–1983)</small>
}}
| branch = {{plainlist|
* [[Hindia Belanda|Polisi Hindia Belanda]]
* [[Netherlands Indies Civil Administration]]
* [[TNI]]
}}
| serviceyears = 1935-1983
| rank = {{plainlist|
*Klasse II Politieagent <small>(1934)</small>
*Tweede Posthuiscommandant <small>(1941)</small>
*[[Kopral]] <small>(1944)</small>
*[[Mayor]] (titular) <small>(1963-1983)</small>
}}
| servicenumber =
| unit =
| commands =
| battles = {{plainlist|
*[[Pertempuran Leyte]]
*[[Kampanye militer Nugini]]
*[[Revolusi Nasional Indonesia]]
*[[Sengketa Irian Barat]]
}}
| battles_label =
| awards = Het Bronzen Kruis <br> [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]]
| relations = Paulus Mozes Indey (anak)
| laterwork =
| signature =
}}


[[Mayor]] [[TNI]] '''Marthen Indey''' ({{lahirmati|[[Doromena]]|16|3|1912|[[Doromena]]|17|7|1986}}) merupakan putra [[Papua]] yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai [[pahlawan Nasional Indonesia]] berdasar ''SK Presiden No.077 /TK/ 1993'' tertanggal 14 September 1993 bersama dengan dua putra [[Papua]] lainnya yaitu [[Frans Kaisiepo]] dan [[Silas Papare]].<ref>{{Cite web |url=http://pahlawancenter.com/marthen-indey/ |title=Profil Marthen Indey di situs web Pahlawancenter.com |access-date=2014-07-30 |archive-date=2014-08-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140808053027/http://pahlawancenter.com/marthen-indey/ |dead-url=yes }}</ref>
{{Pahlawan Indonesia}}


Marthen Indey memahami nasionalisme ketika ia ditugaskan di [[Tanah Merah, Boven Digoel|Tanah Merah]] (Digul). Kelompok Marthen Indey menyiapkan pemberontakan melawan Belanda di Irian Barat (sekarang Papua) pada akhir Desember 1945. Kemudian, Marthen menjadi anggota Komite Indonesia Merdeka pada bulan Oktober 1946. Pada tahun 1962, Marthen Indey merumuskan kekuatan gerilya dan membantu menyelamatkan anggota [[Resimen Para Komando Angkatan Darat|RPKAD]] di Irian Barat selama [[Operasi Trikora]].<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Pahlawan Nasional|last=Said|first=Julinar|last2=Wulandari|first2=Triana|date=1995|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|isbn=|location=Jakarta|pages=80|url-status=live}}</ref>
{{DEFAULTSORT:Indey, Marthen}}


Marthen Indey berangkat ke [[Kota New York|New York]] sebagai delegasi Indonesia pada bulan Desember 1962. Karier Marthen menanjak ketika ia dipilih sebagai anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara|MPRS]] mewakili Irian Jaya pada tahun 1963–1968. Marthen Indey juga menjabat sebagai mayor tituler dan kontrolir yang diperbantukan di Residen Jayapura. Marthen Indey wafat pada tanggal 17 Juli 1986.
{{indo-bio-stub}}


==Kehidupan awal==
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[kategori:Tokoh dari Jayapura]]


Marthen Indey lahir di Doromena, [[Kabupaten Jayapura|Jayapura]], [[Nugini Belanda]] pada tanggal 16 Maret 1912 dengan nama Soroway Indey, sedangkan Marthen adalah nama baptisnya. Ayahnya adalah seorang ''Ondoafi'' dengan nama Indey sebelum dibaptis dengan nama Habel.<ref name="bio p9">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=9 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref> Masa kecilnya sangat dipengaruhi oleh Johanes Bremer, seorang misionaris Ambon asal Kampung Calalar. Marthen Indey, bersama anak-anak lain seperti Karel Indey, Ruban Mentanawai, Inkas Abisai, dan Naomi Apiserai menghabiskan masa kecil mereka di Ambon untuk menjalankan pendidikan bersama keluarga Bremer, setelah posisi Bremer digantikan dengan A. Nanuilata.<ref name="bio p14">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=14 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref>
[[ms:Marthen Indey]]

Marthen menambah kemampuannya berbahasa Indonesia (melayu) selama pendidikan dasarnya di {{lang|nl|Volkschool}}. Anak kecil pada masa itu memulai pendidikan dasar ketika jari telunjuk pada tangan kanan sudah bisa mencapai telinga kiri jika diletakkam di atas kepala. Pada masa itu kemampuan berbahasa tersebut jarang diluar pulau Sumatra dan Jawa.<ref name="bio p16">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=16 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref> Tidak seperti sepupunya Karel Indey yang melanjutkan pendidikan di Depok dan ODO ({{lang|nl|Opleiding Voor Dorpzonderwijzen}}) di Miei, Wandormen dan menjadi guru di [[Jayapura|Hollandia]], Marthen terkenal sebagai anak yang nakal dan berjiwa petualang, tidak bisa belajar di dalam ruang kelas. Dia juga kurang menyukai penekanan pada pendidikan agama dalam pendidikan membaca, menulis dan bernyanyi. Walaupun begitu ia lulus dari sekolah distrik tahun 1926, dan melanjutkan pendidikan di [[Makassar]] di sekolah perkapalan {{lang|nl|Kweekschool voor Indische Schepelingen}} (KTS), dan ia lulus pada tahun 1932.<ref name="bio p16"/> Tetapi setelah menjalankan ekspedisi pertama di kapal 'Zevet Provincien', dia memilih untuk melanjutkan pendidikan menjadi anggota kepolisian. Maka pada tahun 1934, Marthen mulai menjalankan pendidikan polisi di [[Sukabumi]]; yang ia selsaikan pada tahun 1935. Pada akhir tahun yang sama, ia dikirim dalam detasemen kepolisian asal Ambon di tempat kelahirannya di Pulau Papua.<ref name="bio p19">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=19 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref>

Selama menjadi Polisi di Papua, Marthen terlibat pada banyak upaya Belanda dalam meredam pemberontakan. Satu keterlibatan adalah dalam meredam pemberontakan suku Ayam yang beranggotakan 2000 orang saat itu, bagian dari [[Suku Asmat]] yang menyerang posisi Belanda di [[Mimika]] berkali-kali. Indey menyelsaikan masalah ini dengan bertelanjang untuk masuk ke dalam hutan dan berunding dengan tetua suku Ayam; dimana mereka setuju untuk tidak menyerang posisi Belanda di Kokonao, Mimika.<ref name="bio p19"/>

Atas kesuksesan di Mimika, ia dikirim ke [[Manokwari]] pada Desember 1935. Marthen terlibat pasa usaha pembukaan kampung di Waropen Atas, Mamberamo Tengah dan Waropenkai (Demba).<ref name="bio p19"/> Pada masa ini Marthen bertemu dengan istrinya Agustina Heumasse, asal Negeri Kamarian di Pulau Seram. Pernikahan mereka dilaksanakan di Manokwari. Pada tanggal 10 Januari 1937 dia dipindahkan ke [[Serui Kota, Yapen Selatan, Kepulauan Yapen|Serui]], dimana ia ikut terlibat dalam pembukaan Bivak Pionier Memberamo dengan kapal ''Reger Patrouville'', pembukaan kampung ini berlanjut sampai April 1938. Pada tahun 1938-1949 dia terlibat dalam tiga ekspedisi dari pesisir utara di Napan (dekat [[Nabire]]) hingga pesisir selatan dekat [[Mimika]]. Ekspedisi pertama dilaksanakan tahun 1938 bersama J.P.K. Van Eechoed, sebagai penghargaan atas ekspedisi 8 bulan ini ia dianugrahi ''Trouw en Verdienste'' dari pemerintah Belanda. Ekspedisi kedua dilakukan bersama Komisioner Polisi Van Krieken dan C.A Harzen. Ekspedisi ketiga dilakukan pada awak tahun 1940 tentang studi kelayakan pembangunan jalan dari pedalaman Paniai dari sungai Seruwo sampai danau Wisselmer (Paniai) bersama insinyur Belanda asal Makassar.<ref name="bio p20">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=20 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref>

==Masa Perang Dunia II dan perlawanan menghadapi Belanda==

Pada tahun 1940 dam 1941, Marthen Indey merupakan anggota polisi Belanda dalam mengawasi para agen Jepang di [[Kabupaten Manokwari]] yang menyamar sebagai nelayan dan pekerja perkebunan kapas. Para nelayan ini ditemukan di sekitar Pulau Room, Meoswar, dan Rumberpon. Sedangkan para pekerja perkebunan kapas ini bekerja pada perusahaan ''Nanyo Kohatsu Kabushiki Kaisha'' (NKKK) di Ransiki Manokwari, Nabire, dan semenanjung Wandamen. Dalam pengawasan ini ternyata di tengah perkebunan NKKK ada landasan pacu, para agen Jepang ini juga mengubur seragam, amunisi, granat, meriam kecil dan senapan mesin pada malam hari.<ref name="bio p22">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=22 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=19 October 2020 |language=id}}</ref>

Pada tahun 1941, Marthen Indey dipindahkan ke Ambon lalu Tanah Merah, [[Tempat Pengasingan Boven Digoel|Digul]] sebagai polisi lapangan, ''Vedpolitie''. Ia bekerja disana sampai Perang Dunia II dimulai, dimana jabatannya saat itu adalah wakil komandan polisi ''Tweede Posthuiscommandant''. Pemerintah Belanda menarik pasukan dari Digul karena mereka ingin mengkonsentrasikan pasukan mereka di Ambon untuk menghadapi Jepang, karena itulah penjara Digul dipimpin oleh ''vedpolitie''. Pada masa inilah Marthen Indey bertemu dengan para pejuang Indonesia dan ikut memperjuangkan Indonesia.<ref name="KPIT">{{cite book |last1=Muniarti |title=Kumpulan pahlawan Indonesia terlengkap |publisher=CIF |location=Mekarsari, Cimanggis, Depok |isbn=9789797883430 |pages=203–4 |edition=Cetakan I}}</ref>

Sebagai bagian dari polisi kolonial yang dipercaya, Marthen Indey bergerak cukup bebas dibanding orang non-eropa lainnya dalam berinteraksi dengan tawanan.<ref name="bio p27">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=27 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref> Beberapa tawanan yang menjadi temannya adalah Sukardjo, Sugoro Atmoprasodjo (guru [[Taman Siswa]]), dan Hamid Siregar (Panggoncang Alam). Marthen juga mengubur beberapa senjata yang diambil dari pasukan Jepang pada saat ini <ref name="bio p22"/> yang akan digunakan nantinya dalam perjuangan kemerdekaan. Dia juga memulai rencana untuk menculik orang Belanda yang ada saat itu seperti Kontrolir Wagner dan Pastor Belanda, bersamaan dengan pergerakan pasukan Belanda ke Selatan setelah mengambil alih [[Fakfak]] pada tanggal 1 April 1942. Walaupun rencana ini berhasil digagalkan dan Marthen diasingkan bersama istri dan anaknya di hutan Anida di Pesnamnam, saerah yang terkena dengan suku yang masih kanibal saat itu dari Jair dan Mandobo. Selama 8 bulan, ia hidup secara nomaden sampai bertemu dengan pendeta Katolik asal Maluku Tenggara. Dia kemudian dipanggil lagi oleh otoritas Belanda untuk memata-matai pergerakan pasukan Jepang di daerah Asmat.<ref name="bio p28">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=28 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref>

Walaupun Marthen Indey sudah diketahui memiliki pandangan politiknya yang mendukung Indonesia. Marthen mengikuti pengasingan pemerintah Hindia Belanda di Australia.<ref name="KPIT" /> Pada Bulan Juli 1943, ia beserta 32 orang pegawai negara Hindia Belanda menaiki kapal dari Tanah Merah menuju [[Brisbane]] dan [[Cairns]]. Di Australia, Marthen bersama beberapa anggota lain menjalankan pelatihan pasukan terjun payung, dan menjadi bagian dari pasukan [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|sekutu]], setelah menyelsaikan pelatihan ini, ia diberi gelar Kopral.<ref name="bio p17">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=17 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref> Sebagai bagian dari pasukan sekutu, ia terlibat pada [[Pertempuran Wakde]], [[Pertempuran Sansapor]], [[Pertempuran Biak]], [[Pertempuran Morotai]] dan [[Pertempuran Leyte]]. Pada Januari hingga Maret 1945, dia terlibat pada operasi pembersihan di Arso, Waris, dan Sarmi.<ref name="bio p30">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=30 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref>

Pada bulan April 1944, ketika Jepang sudah mulai mengalami kekalahan, anggota [[NICA]] mulai kembali mendarat di Pulau Papua. Salah satu anggota [[NICA]] adalah [[Sugoro Atmoprasodjo]] yang merupakan mantan diguli, dan ajudannya [[Corinus Krey]] sebagai penasihat bidang pendidikan dan agama, dan pendirian sekolah bestuur juga [[Frans Kaisiepo]] dan Marcus Kaisiepo (sebelumnya anggota [[Kempeitai]] Jepang), dan [[Silas Papare]]. Beberapa guru di sekolah bestuur tersebut adalah [[Sutan Hamid Siregar|Hamid Siregar]], [[Aran Panjaitan|Aron Panggoncang Alam]], dan Yusuf Nasution (anggota KNIL).<ref>{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |pages=2–3 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=19 October 2020 |language=id}}</ref> Sejak Januari 1945 hingga Januari 1947, Marthen Indey juga menjabat sebagai kepala distrik Arso, Yamasy, dan Waris selain terlibat dalam operasi pembersihan. Dalam operasi ini, Marthen Indey juga dibantu oleh beberapa orang Papua lain seperti [[Silas Papare]], [[Corinus Krey]], dan Samuel Damianus Kawab. Grup di dalam NICA ini simpatetis dengan pergerakan kemerdekaan Indonesia dari basis operasi di Kota Nica (Kampung Harapan) dan berupaya untuk menyerang Belanda pada 25 Desember 1945. Posisi Marthen Indey sebagai kepala distrik wilayah-wilayah ini menyebabkan otoritas Belanda mencurigai aktivitas Marthen Indey walaupun ia sendiri tidak ada di Kota Nica.<ref name="bio p22"/><ref name="bio p3">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=3 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=19 October 2020 |language=id}}</ref> Akan tetapi rencana ini gagal akibat anggota batalyon Papua yang membangkang dan memberikan informasi kepada otoritas Belanda. Pertama-tama [[Sugoro Atmoprasodjo]] dan [[Corinus Krey]] ditangkap lalu [[Sutan Hamid Siregar]] walaupun Krey dilepaskan. Sugoro sendiri dipindahkan ke [[Merauke]] lalu berhasil kabur ke Jawa melalui Papua Nugini, sedangkan Siregar ditahan di [[Jayapura|Hollandia]].<ref name="bio p33">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=33 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=19 October 2020 |language=id}}</ref> Mendengar ini otoritas Belanda berusaha memecah belah pemberontakan menurut garis agama.<ref name="bio p32"/> JPK Van Eechoed menyebarkan isu bahwa orang Islam (yang kebanyakan tinggal di Kampung Harapan) akan melakukan pembantaian terhadap orang Kristen pada hari Natal 25 Desember 1945. Agitasi tersebut termakan oleh pasukan KNIL yang tinggal di kloofkamp dan kebanyakan beragama Kristen yang kemudian melakukan penyisiran yang berjarak 40&nbsp;km dari tangsinya. Kebanyakan orang tersebut adalah orang Jawa dan Sumatra. Dalam peristiwa ini jatuh 9 orang korban, 8 orang dari luar Papua, dan 1 orang Papua yang merupakan anak didik Marthen Indey. Kematian anak didiknya ini menyulut kemarahan Marthen Indey yang kemudian datang dari Arso untuk terlibat lebih langsung dalam pemberontakan di Kampung Harapan.<ref name="bio p32">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=32 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/1/BIOGRAFI%20PAHLAWAN%20NASIONAL%20MARTHIN%20INDEY%20DAN%20SILAS%20PAPARE.pdf|access-date=19 October 2020 |language=id}}</ref> Kemudian Panggoncang Alam dari Minangkabau memimpin pemberontakan pada saat [[Konferensi Malino]] untuk membebaskan [[Soegoro Atmoprasodjo]] dari tahanan Belanda, walaupun gerakan ini kemudian gagal, Indey dan [[Silas Papare]] dipindahkan opeh Belanda ke [[Serui Kota, Yapen Selatan, Kepulauan Yapen|Serui]] supaya tidak berhubungan dengan pemberontakan ini.

Pada Oktober 1946, Indey bergabung dengan organisasi Komite Indonesia Merdeka atau KIM, organisasi pendukung kemerdekaan Indonesia yang merupakan cabang dari organisasi di Melbourne.<ref name="bio p39">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=39 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref> Organisasi tersebut saat itu dipimpin oleh dokter perempuan, Dr. J.A. Gerungan yang kemudian dipindahkan Belanda dari Abepura sehingga pada Desember organisasi ini dipimpin oleh Marthen Indey.<ref name="merdeka profile">{{Cite news|title=Profil - Marthen Indey |url=https://www.merdeka.com/marthen-indey/profil/ |work=[[Merdeka.com]] |access-date=18 October 2020 |language=id}}</ref> Sedangkan [[Silas Papare]] di pengasingannya di Serui mendirikan [[Partai Kemerdekaan Indonesia Irian]] pada November 1946.<ref name="bio p43">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=43 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/1/BIOGRAFI%20PAHLAWAN%20NASIONAL%20MARTHIN%20INDEY%20DAN%20SILAS%20PAPARE.pdf|access-date=19 October 2020 |language=id}}</ref> Karena [[Frans Kaisiepo]] menggunakan partisipasinya untuk mempopulerkan nama Irian untuk Papua, Belanda tidak mengirim perwakilan Papua seorangpun di Konferensi Denpasar pada tanggal 20–24 Desember 1946. Walaupun pada tanggal 12 Desember 1946, Indey, [[Corinus Krey]], dan [[Nicolaas Jouwe]] memprotes keputusan ini dengan mengirimkan surat kepada [[Hubertus Johannes van Mook|van Mook]] di [[Denpasar]] untuk menolak pembentukan [[Negara Indonesia Timur]] karena Papua tidak termasuk didalamnya.<ref name="bio p42">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=42 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref>

Pada Januari 1947, Marthen Indey pergi ke Ambon untuk ikut dalam gerakan melawan Belanda disana. Tetapi pada bulan Maret, dia sudah ditangkap oleh Belanda dan dijatuhi hukuman penjara selama 4.5 tahun di Hollandia, melalui jalur Biak. [[Corinus Krey]] dan Petrus Wettebossy kemudian juga ditangkap karena mendirikan Partai Irian Dalam Republik Indonesia Serikat (PIDRIS), dimana Indey merupakan wakil ketua.<ref name="bio p43" /> Walaupun dipenjara, dia tetap mendapat gelar pahlawan ''Het Bronzen Kruis'' karena partisipasinya di masa perang pada tahun 1949.<ref>{{cite news |title=Onderscheidingen |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010897649:mpeg21:a0049 |work=Het dagblad : uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia |date=1949-01-20 |language=nl}}</ref>

== Masa setelah kemerdekaan Indonesia ==

Setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949, isu mengenai Irian Barat masih menjadi sengketa bahi Indonesia dan Belanda. Sekitar akhir 1950an hingga 1960an, Indey tinggal di [[Jayapura|Hollandia]] dan dikenal sebagai pemimpin organisasi papua yang mendukung intregasi dengan Indonesia.<ref>{{cite news |title=Irianers niet akkoord met vertegenwoordigers |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010475794:mpeg21:a0020 |work=Het nieuwsblad voor Sumatra |date=1957-06-22 |language=nl}}</ref><ref>{{cite news |title=Vlaggenkwestie zet nog door: Pro-Indonesisch dorp hijst het rood-wit PAKISTANEN OP PAD GESTUURD |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010616358:mpeg21:a0177 |work=Leeuwarder courant : hoofdblad van Friesland |date=5 October 1962 |language=nl}}</ref> Pada 1 Mei 1950, Marthen Indey dan lainnya dibebaskan dari tahanan Belanda. Sehingga dia bersama Petrus Wettebossy menggunakan kesempatan ini untuk bertemu dengan [[Johannes Latuharhary|J. Latuharhary]] and [[Mohammad Yamin]] untuk terus mendukung PIM. Ketika mengetahui Belanda tidak mengikuti kesepakatan tentang Irian di Konferensi Meja Bundar, Indey bersama J. Teppy mendirikan organisasi untuk melawan Belanda.<ref name="bio pp43-44">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |pages=43–44 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref>

Pada tahun 1962, Indey terlibat pada infiltrasi terkenal oleh [[Kopassus|RPKAD]] ke Papua dalam [[Operasi Trikora]].<ref name="merdeka profile" /> Media internasional menduga Indey menyembunyikan pasukan Indonesia dan memberikan bantuan.<ref>{{cite news |title=Infiltranten wilden niet vertrekken |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010567946:mpeg21:a0004 |work=Gereformeerd gezinsblad / hoofdred. P. Jongeling |date=1962-09-24 |language=nl}}</ref> Pada saat itu Marthen Indey berhasil menyembunyikan 9 anggota RKPAD dari pasukan Belanda dan menyembunyikan mereka di hutan Sabron Dosai. Dia dan Elly Uyo juga berhasil berhubungan dengan pasukan kapal selam yang mendarat di Papua pada Operasi Lumba-Lumba.<ref name="Kemdikbud 1983 p.91-99">{{Cite web|last1=Patiara|first1=John|last2=Renwarin|first2=Herman|last3=Soedharto|first3=Bondan|last4=Palangan|first4=M.|date=1983|title=Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialis dan Kolonialisme di Daerah Irian Jaya|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/14100/1/Sejarah%20perlawanan%20terhadap%20imperialisme%20dan%20kolonialisme%20di%20daerah%20irian%20jaya.PDF|website=Kemdikbud|pages=91–99| access-date=3 November 2021}}</ref> Selain itu Indey berhasil menyembunyikan sekitar 400 orang pasukan Indonesia di gabron Dosai. Pada September 1962, Indey berhasil menyelundupkan Sujarwo Tjondronegoro, SR, K.J Teppy dan lainnya, yang merupakan tugas dari Dr. [[Soebandrio]].

Lalu Marthen Indey juga menjadi perwakilan diplomatik Indonesia di PBB pada December 1962 untuk memperpendek masa UNTEA, pada misi ini dia juga ditemani oleh Elly Uyo, E.Y. Bonay, Kaleb Hamadi, Daniel Heumasse dan Kelion Kriapan.<ref name="bio pp43-44"/> Lalu Indey juga berpartisipasi pada misi diplomatik yang melahirkan [[Perjanjian New York]] bersama Dr. [[Subandrio]], [[Johannes Abraham Dimara|J.A. Dimara]], [[Albert Karubuy]], [[Frits Kirihio]], [[Silas Papare]], dan Efraim Somisu.<ref name="merdeka profile" /> pada tahun 1963, dia bersama [[Lucas Jouwe]] mencetak selebaran di Hollandia/Jayapura yang menyerukan Papua untuk bergabung dengan Indonesia dan mendukung pengakhiran masa PBB di Papua.<ref>{{cite news |title='Proclamaties' in Hollandia |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010568043:mpeg21:a0007 |work=Gereformeerd gezinsblad / hoofdred. P. Jongeling |date=1963-01-18}}</ref>

Selama 2 tahun sejak 1 Agustus 1963, Indey menjadi residen untuk [[Jayapura|Kotabaru]] dan asisten untuk Gubernur Papua. Pada 1963 hingga 1968, Indey dipilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat mewakili Irian Jaya.<ref name="KPIT" /> Dia juga berpartisipasi di Konferensi Asia-Africa di [[Bandung]] pada tahun 1964.<ref name="bio pp43-44" /> Dia kemudian dipenjara sementara pada tahun 1965 karena terduga terlibat OPM, walaupun tuduhan ini terbukti salah.

Dia meninggal pada 17 Juli 1986, di [[Jayapura]].<ref name="KPIT" /> Makamnya terletak di Sabron Yaru, Kampung Dosai, distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, dan diakui menjadi lokasi bersejarah.<ref name="Kabupaten Jayapura 2019">{{cite web | title=Wabup Giri Wijayantoro Ziarah ke Makam Pahlawan Marthen Indey | website=Kabupaten Jayapura | date=2019-08-16 | url=https://jayapurakab.go.id/wabup-giri-wijayantoro-ziarah-ke-makam-pahlawan-marthen-indey.html | language=ID | access-date=2022-05-22}}</ref><ref name="Papua Today 2018">{{cite web | title=Peringati Sumpah Pemuda, Pangdam Ziarah ke Makam Pahlawan Marthen Indey | website=Papua Today | date=2018-10-31 | url=https://www.papuatoday.com/2018/10/31/peringati-sumpah-pemuda-pangdam-ziarah-ke-makam-pahlawan-marthen-indey/ | access-date=2022-05-22}}</ref>

Pada 14 September 1993, Marthen Indey diakui sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]].<ref>{{cite web |last1=Papua |first1=Berita |title=Marthen Indey, Pahlawan Nasional Dari Tanah Papua |url=https://beritapapua.id/marthen-indey-pahlawan-nasional-dari-tanah-papua/ |website=Berita Papua |access-date=18 October 2020 |language=id-ID |date=27 August 2020}}</ref> Rumah sakit tentara di Jayapura, yang sebelumnya bernama Rumah Sakit Dr. Aroyoko, diganti menjadi Rumah Sakit Marthen Indey 1998.<ref>{{cite web |title=RS Tk II Marthen Indey |url=http://rumkitmarthenindey.com/ |website=rumkitmarthenindey.com |access-date=18 October 2020}}</ref> kota Jayapura juga memiliki monumen untuk Marthen Indey di tengah kota.<ref>{{cite web |title=Marthen Indey, Pejuang Irian Barat Untuk NKRI {{!}} Paraparatv |url=https://www.paraparatv.id/2020/07/marthen-indey-pejuang-irian-barat-untuk-nkri/ |website=ParaparaTV |language=id-ID}}</ref>

== Referensi ==

{{Reflist}}

{{Pahlawan Indonesia}}

{{DEFAULTSORT:Indey, Marthen}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Jayapura]]

Revisi terkini sejak 19 November 2023 01.43

Marthen Indey
Lahir(1912-03-16)16 Maret 1912
Doromena, Jayapura, Hindia Belanda
Meninggal17 Juli 1986(1986-07-17) (umur 74)
Doromena, Jayapura, Indonesia
DikebumikanMakam Pahlawan Nasional Marthen Indey, di Kampung Dosai, Sentani Barat
Pengabdian
Dinas/cabang
Lama dinas1935-1983
Pangkat
  • Klasse II Politieagent (1934)
  • Tweede Posthuiscommandant (1941)
  • Kopral (1944)
  • Mayor (titular) (1963-1983)
Perang/pertempuran
PenghargaanHet Bronzen Kruis
Pahlawan Nasional
HubunganPaulus Mozes Indey (anak)

Mayor TNI Marthen Indey (16 Maret 1912 – 17 Juli 1986) merupakan putra Papua yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan Nasional Indonesia berdasar SK Presiden No.077 /TK/ 1993 tertanggal 14 September 1993 bersama dengan dua putra Papua lainnya yaitu Frans Kaisiepo dan Silas Papare.[1]

Marthen Indey memahami nasionalisme ketika ia ditugaskan di Tanah Merah (Digul). Kelompok Marthen Indey menyiapkan pemberontakan melawan Belanda di Irian Barat (sekarang Papua) pada akhir Desember 1945. Kemudian, Marthen menjadi anggota Komite Indonesia Merdeka pada bulan Oktober 1946. Pada tahun 1962, Marthen Indey merumuskan kekuatan gerilya dan membantu menyelamatkan anggota RPKAD di Irian Barat selama Operasi Trikora.[2]

Marthen Indey berangkat ke New York sebagai delegasi Indonesia pada bulan Desember 1962. Karier Marthen menanjak ketika ia dipilih sebagai anggota MPRS mewakili Irian Jaya pada tahun 1963–1968. Marthen Indey juga menjabat sebagai mayor tituler dan kontrolir yang diperbantukan di Residen Jayapura. Marthen Indey wafat pada tanggal 17 Juli 1986.

Kehidupan awal[sunting | sunting sumber]

Marthen Indey lahir di Doromena, Jayapura, Nugini Belanda pada tanggal 16 Maret 1912 dengan nama Soroway Indey, sedangkan Marthen adalah nama baptisnya. Ayahnya adalah seorang Ondoafi dengan nama Indey sebelum dibaptis dengan nama Habel.[3] Masa kecilnya sangat dipengaruhi oleh Johanes Bremer, seorang misionaris Ambon asal Kampung Calalar. Marthen Indey, bersama anak-anak lain seperti Karel Indey, Ruban Mentanawai, Inkas Abisai, dan Naomi Apiserai menghabiskan masa kecil mereka di Ambon untuk menjalankan pendidikan bersama keluarga Bremer, setelah posisi Bremer digantikan dengan A. Nanuilata.[4]

Marthen menambah kemampuannya berbahasa Indonesia (melayu) selama pendidikan dasarnya di Volkschool. Anak kecil pada masa itu memulai pendidikan dasar ketika jari telunjuk pada tangan kanan sudah bisa mencapai telinga kiri jika diletakkam di atas kepala. Pada masa itu kemampuan berbahasa tersebut jarang diluar pulau Sumatra dan Jawa.[5] Tidak seperti sepupunya Karel Indey yang melanjutkan pendidikan di Depok dan ODO (Opleiding Voor Dorpzonderwijzen) di Miei, Wandormen dan menjadi guru di Hollandia, Marthen terkenal sebagai anak yang nakal dan berjiwa petualang, tidak bisa belajar di dalam ruang kelas. Dia juga kurang menyukai penekanan pada pendidikan agama dalam pendidikan membaca, menulis dan bernyanyi. Walaupun begitu ia lulus dari sekolah distrik tahun 1926, dan melanjutkan pendidikan di Makassar di sekolah perkapalan Kweekschool voor Indische Schepelingen (KTS), dan ia lulus pada tahun 1932.[5] Tetapi setelah menjalankan ekspedisi pertama di kapal 'Zevet Provincien', dia memilih untuk melanjutkan pendidikan menjadi anggota kepolisian. Maka pada tahun 1934, Marthen mulai menjalankan pendidikan polisi di Sukabumi; yang ia selsaikan pada tahun 1935. Pada akhir tahun yang sama, ia dikirim dalam detasemen kepolisian asal Ambon di tempat kelahirannya di Pulau Papua.[6]

Selama menjadi Polisi di Papua, Marthen terlibat pada banyak upaya Belanda dalam meredam pemberontakan. Satu keterlibatan adalah dalam meredam pemberontakan suku Ayam yang beranggotakan 2000 orang saat itu, bagian dari Suku Asmat yang menyerang posisi Belanda di Mimika berkali-kali. Indey menyelsaikan masalah ini dengan bertelanjang untuk masuk ke dalam hutan dan berunding dengan tetua suku Ayam; dimana mereka setuju untuk tidak menyerang posisi Belanda di Kokonao, Mimika.[6]

Atas kesuksesan di Mimika, ia dikirim ke Manokwari pada Desember 1935. Marthen terlibat pasa usaha pembukaan kampung di Waropen Atas, Mamberamo Tengah dan Waropenkai (Demba).[6] Pada masa ini Marthen bertemu dengan istrinya Agustina Heumasse, asal Negeri Kamarian di Pulau Seram. Pernikahan mereka dilaksanakan di Manokwari. Pada tanggal 10 Januari 1937 dia dipindahkan ke Serui, dimana ia ikut terlibat dalam pembukaan Bivak Pionier Memberamo dengan kapal Reger Patrouville, pembukaan kampung ini berlanjut sampai April 1938. Pada tahun 1938-1949 dia terlibat dalam tiga ekspedisi dari pesisir utara di Napan (dekat Nabire) hingga pesisir selatan dekat Mimika. Ekspedisi pertama dilaksanakan tahun 1938 bersama J.P.K. Van Eechoed, sebagai penghargaan atas ekspedisi 8 bulan ini ia dianugrahi Trouw en Verdienste dari pemerintah Belanda. Ekspedisi kedua dilakukan bersama Komisioner Polisi Van Krieken dan C.A Harzen. Ekspedisi ketiga dilakukan pada awak tahun 1940 tentang studi kelayakan pembangunan jalan dari pedalaman Paniai dari sungai Seruwo sampai danau Wisselmer (Paniai) bersama insinyur Belanda asal Makassar.[7]

Masa Perang Dunia II dan perlawanan menghadapi Belanda[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1940 dam 1941, Marthen Indey merupakan anggota polisi Belanda dalam mengawasi para agen Jepang di Kabupaten Manokwari yang menyamar sebagai nelayan dan pekerja perkebunan kapas. Para nelayan ini ditemukan di sekitar Pulau Room, Meoswar, dan Rumberpon. Sedangkan para pekerja perkebunan kapas ini bekerja pada perusahaan Nanyo Kohatsu Kabushiki Kaisha (NKKK) di Ransiki Manokwari, Nabire, dan semenanjung Wandamen. Dalam pengawasan ini ternyata di tengah perkebunan NKKK ada landasan pacu, para agen Jepang ini juga mengubur seragam, amunisi, granat, meriam kecil dan senapan mesin pada malam hari.[8]

Pada tahun 1941, Marthen Indey dipindahkan ke Ambon lalu Tanah Merah, Digul sebagai polisi lapangan, Vedpolitie. Ia bekerja disana sampai Perang Dunia II dimulai, dimana jabatannya saat itu adalah wakil komandan polisi Tweede Posthuiscommandant. Pemerintah Belanda menarik pasukan dari Digul karena mereka ingin mengkonsentrasikan pasukan mereka di Ambon untuk menghadapi Jepang, karena itulah penjara Digul dipimpin oleh vedpolitie. Pada masa inilah Marthen Indey bertemu dengan para pejuang Indonesia dan ikut memperjuangkan Indonesia.[9]

Sebagai bagian dari polisi kolonial yang dipercaya, Marthen Indey bergerak cukup bebas dibanding orang non-eropa lainnya dalam berinteraksi dengan tawanan.[10] Beberapa tawanan yang menjadi temannya adalah Sukardjo, Sugoro Atmoprasodjo (guru Taman Siswa), dan Hamid Siregar (Panggoncang Alam). Marthen juga mengubur beberapa senjata yang diambil dari pasukan Jepang pada saat ini [8] yang akan digunakan nantinya dalam perjuangan kemerdekaan. Dia juga memulai rencana untuk menculik orang Belanda yang ada saat itu seperti Kontrolir Wagner dan Pastor Belanda, bersamaan dengan pergerakan pasukan Belanda ke Selatan setelah mengambil alih Fakfak pada tanggal 1 April 1942. Walaupun rencana ini berhasil digagalkan dan Marthen diasingkan bersama istri dan anaknya di hutan Anida di Pesnamnam, saerah yang terkena dengan suku yang masih kanibal saat itu dari Jair dan Mandobo. Selama 8 bulan, ia hidup secara nomaden sampai bertemu dengan pendeta Katolik asal Maluku Tenggara. Dia kemudian dipanggil lagi oleh otoritas Belanda untuk memata-matai pergerakan pasukan Jepang di daerah Asmat.[11]

Walaupun Marthen Indey sudah diketahui memiliki pandangan politiknya yang mendukung Indonesia. Marthen mengikuti pengasingan pemerintah Hindia Belanda di Australia.[9] Pada Bulan Juli 1943, ia beserta 32 orang pegawai negara Hindia Belanda menaiki kapal dari Tanah Merah menuju Brisbane dan Cairns. Di Australia, Marthen bersama beberapa anggota lain menjalankan pelatihan pasukan terjun payung, dan menjadi bagian dari pasukan sekutu, setelah menyelsaikan pelatihan ini, ia diberi gelar Kopral.[12] Sebagai bagian dari pasukan sekutu, ia terlibat pada Pertempuran Wakde, Pertempuran Sansapor, Pertempuran Biak, Pertempuran Morotai dan Pertempuran Leyte. Pada Januari hingga Maret 1945, dia terlibat pada operasi pembersihan di Arso, Waris, dan Sarmi.[13]

Pada bulan April 1944, ketika Jepang sudah mulai mengalami kekalahan, anggota NICA mulai kembali mendarat di Pulau Papua. Salah satu anggota NICA adalah Sugoro Atmoprasodjo yang merupakan mantan diguli, dan ajudannya Corinus Krey sebagai penasihat bidang pendidikan dan agama, dan pendirian sekolah bestuur juga Frans Kaisiepo dan Marcus Kaisiepo (sebelumnya anggota Kempeitai Jepang), dan Silas Papare. Beberapa guru di sekolah bestuur tersebut adalah Hamid Siregar, Aron Panggoncang Alam, dan Yusuf Nasution (anggota KNIL).[14] Sejak Januari 1945 hingga Januari 1947, Marthen Indey juga menjabat sebagai kepala distrik Arso, Yamasy, dan Waris selain terlibat dalam operasi pembersihan. Dalam operasi ini, Marthen Indey juga dibantu oleh beberapa orang Papua lain seperti Silas Papare, Corinus Krey, dan Samuel Damianus Kawab. Grup di dalam NICA ini simpatetis dengan pergerakan kemerdekaan Indonesia dari basis operasi di Kota Nica (Kampung Harapan) dan berupaya untuk menyerang Belanda pada 25 Desember 1945. Posisi Marthen Indey sebagai kepala distrik wilayah-wilayah ini menyebabkan otoritas Belanda mencurigai aktivitas Marthen Indey walaupun ia sendiri tidak ada di Kota Nica.[8][15] Akan tetapi rencana ini gagal akibat anggota batalyon Papua yang membangkang dan memberikan informasi kepada otoritas Belanda. Pertama-tama Sugoro Atmoprasodjo dan Corinus Krey ditangkap lalu Sutan Hamid Siregar walaupun Krey dilepaskan. Sugoro sendiri dipindahkan ke Merauke lalu berhasil kabur ke Jawa melalui Papua Nugini, sedangkan Siregar ditahan di Hollandia.[16] Mendengar ini otoritas Belanda berusaha memecah belah pemberontakan menurut garis agama.[17] JPK Van Eechoed menyebarkan isu bahwa orang Islam (yang kebanyakan tinggal di Kampung Harapan) akan melakukan pembantaian terhadap orang Kristen pada hari Natal 25 Desember 1945. Agitasi tersebut termakan oleh pasukan KNIL yang tinggal di kloofkamp dan kebanyakan beragama Kristen yang kemudian melakukan penyisiran yang berjarak 40 km dari tangsinya. Kebanyakan orang tersebut adalah orang Jawa dan Sumatra. Dalam peristiwa ini jatuh 9 orang korban, 8 orang dari luar Papua, dan 1 orang Papua yang merupakan anak didik Marthen Indey. Kematian anak didiknya ini menyulut kemarahan Marthen Indey yang kemudian datang dari Arso untuk terlibat lebih langsung dalam pemberontakan di Kampung Harapan.[17] Kemudian Panggoncang Alam dari Minangkabau memimpin pemberontakan pada saat Konferensi Malino untuk membebaskan Soegoro Atmoprasodjo dari tahanan Belanda, walaupun gerakan ini kemudian gagal, Indey dan Silas Papare dipindahkan opeh Belanda ke Serui supaya tidak berhubungan dengan pemberontakan ini.

Pada Oktober 1946, Indey bergabung dengan organisasi Komite Indonesia Merdeka atau KIM, organisasi pendukung kemerdekaan Indonesia yang merupakan cabang dari organisasi di Melbourne.[18] Organisasi tersebut saat itu dipimpin oleh dokter perempuan, Dr. J.A. Gerungan yang kemudian dipindahkan Belanda dari Abepura sehingga pada Desember organisasi ini dipimpin oleh Marthen Indey.[19] Sedangkan Silas Papare di pengasingannya di Serui mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian pada November 1946.[20] Karena Frans Kaisiepo menggunakan partisipasinya untuk mempopulerkan nama Irian untuk Papua, Belanda tidak mengirim perwakilan Papua seorangpun di Konferensi Denpasar pada tanggal 20–24 Desember 1946. Walaupun pada tanggal 12 Desember 1946, Indey, Corinus Krey, dan Nicolaas Jouwe memprotes keputusan ini dengan mengirimkan surat kepada van Mook di Denpasar untuk menolak pembentukan Negara Indonesia Timur karena Papua tidak termasuk didalamnya.[21]

Pada Januari 1947, Marthen Indey pergi ke Ambon untuk ikut dalam gerakan melawan Belanda disana. Tetapi pada bulan Maret, dia sudah ditangkap oleh Belanda dan dijatuhi hukuman penjara selama 4.5 tahun di Hollandia, melalui jalur Biak. Corinus Krey dan Petrus Wettebossy kemudian juga ditangkap karena mendirikan Partai Irian Dalam Republik Indonesia Serikat (PIDRIS), dimana Indey merupakan wakil ketua.[20] Walaupun dipenjara, dia tetap mendapat gelar pahlawan Het Bronzen Kruis karena partisipasinya di masa perang pada tahun 1949.[22]

Masa setelah kemerdekaan Indonesia[sunting | sunting sumber]

Setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949, isu mengenai Irian Barat masih menjadi sengketa bahi Indonesia dan Belanda. Sekitar akhir 1950an hingga 1960an, Indey tinggal di Hollandia dan dikenal sebagai pemimpin organisasi papua yang mendukung intregasi dengan Indonesia.[23][24] Pada 1 Mei 1950, Marthen Indey dan lainnya dibebaskan dari tahanan Belanda. Sehingga dia bersama Petrus Wettebossy menggunakan kesempatan ini untuk bertemu dengan J. Latuharhary and Mohammad Yamin untuk terus mendukung PIM. Ketika mengetahui Belanda tidak mengikuti kesepakatan tentang Irian di Konferensi Meja Bundar, Indey bersama J. Teppy mendirikan organisasi untuk melawan Belanda.[25]

Pada tahun 1962, Indey terlibat pada infiltrasi terkenal oleh RPKAD ke Papua dalam Operasi Trikora.[19] Media internasional menduga Indey menyembunyikan pasukan Indonesia dan memberikan bantuan.[26] Pada saat itu Marthen Indey berhasil menyembunyikan 9 anggota RKPAD dari pasukan Belanda dan menyembunyikan mereka di hutan Sabron Dosai. Dia dan Elly Uyo juga berhasil berhubungan dengan pasukan kapal selam yang mendarat di Papua pada Operasi Lumba-Lumba.[27] Selain itu Indey berhasil menyembunyikan sekitar 400 orang pasukan Indonesia di gabron Dosai. Pada September 1962, Indey berhasil menyelundupkan Sujarwo Tjondronegoro, SR, K.J Teppy dan lainnya, yang merupakan tugas dari Dr. Soebandrio.

Lalu Marthen Indey juga menjadi perwakilan diplomatik Indonesia di PBB pada December 1962 untuk memperpendek masa UNTEA, pada misi ini dia juga ditemani oleh Elly Uyo, E.Y. Bonay, Kaleb Hamadi, Daniel Heumasse dan Kelion Kriapan.[25] Lalu Indey juga berpartisipasi pada misi diplomatik yang melahirkan Perjanjian New York bersama Dr. Subandrio, J.A. Dimara, Albert Karubuy, Frits Kirihio, Silas Papare, dan Efraim Somisu.[19] pada tahun 1963, dia bersama Lucas Jouwe mencetak selebaran di Hollandia/Jayapura yang menyerukan Papua untuk bergabung dengan Indonesia dan mendukung pengakhiran masa PBB di Papua.[28]

Selama 2 tahun sejak 1 Agustus 1963, Indey menjadi residen untuk Kotabaru dan asisten untuk Gubernur Papua. Pada 1963 hingga 1968, Indey dipilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat mewakili Irian Jaya.[9] Dia juga berpartisipasi di Konferensi Asia-Africa di Bandung pada tahun 1964.[25] Dia kemudian dipenjara sementara pada tahun 1965 karena terduga terlibat OPM, walaupun tuduhan ini terbukti salah.

Dia meninggal pada 17 Juli 1986, di Jayapura.[9] Makamnya terletak di Sabron Yaru, Kampung Dosai, distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, dan diakui menjadi lokasi bersejarah.[29][30]

Pada 14 September 1993, Marthen Indey diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.[31] Rumah sakit tentara di Jayapura, yang sebelumnya bernama Rumah Sakit Dr. Aroyoko, diganti menjadi Rumah Sakit Marthen Indey 1998.[32] kota Jayapura juga memiliki monumen untuk Marthen Indey di tengah kota.[33]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Profil Marthen Indey di situs web Pahlawancenter.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-08. Diakses tanggal 2014-07-30. 
  2. ^ Said, Julinar; Wulandari, Triana (1995). Ensiklopedi Pahlawan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 80. 
  3. ^ Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 9. Diakses tanggal 24 October 2020. 
  4. ^ Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 14. Diakses tanggal 24 October 2020. 
  5. ^ a b Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 16. Diakses tanggal 24 October 2020. 
  6. ^ a b c Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 19. Diakses tanggal 24 October 2020. 
  7. ^ Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 20. Diakses tanggal 24 October 2020. 
  8. ^ a b c Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 22. Diakses tanggal 19 October 2020. 
  9. ^ a b c d Muniarti. Kumpulan pahlawan Indonesia terlengkap (edisi ke-Cetakan I). Mekarsari, Cimanggis, Depok: CIF. hlm. 203–4. ISBN 9789797883430. 
  10. ^ Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 27. Diakses tanggal 24 October 2020. 
  11. ^ Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 28. Diakses tanggal 24 October 2020. 
  12. ^ Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 17. Diakses tanggal 24 October 2020. 
  13. ^ Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 30. Diakses tanggal 24 October 2020. 
  14. ^ Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 2–3. Diakses tanggal 19 October 2020. 
  15. ^ Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 3. Diakses tanggal 19 October 2020. 
  16. ^ Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 33. Diakses tanggal 19 October 2020. 
  17. ^ a b Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare (PDF). Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 32. Diakses tanggal 19 October 2020. 
  18. ^ Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 39. Diakses tanggal 24 October 2020. 
  19. ^ a b c "Profil - Marthen Indey". Merdeka.com. Diakses tanggal 18 October 2020. 
  20. ^ a b Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare (PDF). Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 43. Diakses tanggal 19 October 2020. 
  21. ^ Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 42. Diakses tanggal 24 October 2020. 
  22. ^ "Onderscheidingen". Het dagblad : uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia (dalam bahasa Belanda). 1949-01-20. 
  23. ^ "Irianers niet akkoord met vertegenwoordigers". Het nieuwsblad voor Sumatra (dalam bahasa Belanda). 1957-06-22. 
  24. ^ "Vlaggenkwestie zet nog door: Pro-Indonesisch dorp hijst het rood-wit PAKISTANEN OP PAD GESTUURD". Leeuwarder courant : hoofdblad van Friesland (dalam bahasa Belanda). 5 October 1962. 
  25. ^ a b c Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 43–44. Diakses tanggal 24 October 2020. 
  26. ^ "Infiltranten wilden niet vertrekken". Gereformeerd gezinsblad / hoofdred. P. Jongeling (dalam bahasa Belanda). 1962-09-24. 
  27. ^ Patiara, John; Renwarin, Herman; Soedharto, Bondan; Palangan, M. (1983). "Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialis dan Kolonialisme di Daerah Irian Jaya" (PDF). Kemdikbud. hlm. 91–99. Diakses tanggal 3 November 2021. 
  28. ^ "'Proclamaties' in Hollandia". Gereformeerd gezinsblad / hoofdred. P. Jongeling. 1963-01-18. 
  29. ^ "Wabup Giri Wijayantoro Ziarah ke Makam Pahlawan Marthen Indey". Kabupaten Jayapura. 2019-08-16. Diakses tanggal 2022-05-22. 
  30. ^ "Peringati Sumpah Pemuda, Pangdam Ziarah ke Makam Pahlawan Marthen Indey". Papua Today. 2018-10-31. Diakses tanggal 2022-05-22. 
  31. ^ Papua, Berita (27 August 2020). "Marthen Indey, Pahlawan Nasional Dari Tanah Papua". Berita Papua. Diakses tanggal 18 October 2020. 
  32. ^ "RS Tk II Marthen Indey". rumkitmarthenindey.com. Diakses tanggal 18 October 2020. 
  33. ^ "Marthen Indey, Pejuang Irian Barat Untuk NKRI | Paraparatv". ParaparaTV.