Pengguna:Haikal FK 1705/Bak artikel: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
(45 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Teks Sunda}}{{Infobox Language
{{Infobox Language
|name= Bahasa Sunda Kuno
|name= Bahasa Sunda Klasik
|nativename= ''{{lang|su|Basa Sunda Buhun}}''<br><span style="font-family:'Sundanese Unicode', 'Sundanese Unicode 2013';">ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮘᮥᮠᮥᮔ᮪</span><br>''{{lang|su|Carék Sunda}}''<br><span style="font-family:'Sundanese Unicode', 'Sundanese Unicode 2013';">ᮎᮛᮦᮊ᮪ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ</span>
|nativename= ''{{lang|su|Basa Sunda Klasik}}''<br><span style="font-family:'Sundanese Unicode', 'crp v1';">ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮊᮣᮞᮤᮊ᮪</span>
|altname= Bahasa Sunda Peralihan
|familycolor=Bahasa Austronesia
|familycolor=Bahasa Austronesia
|region=[[Jawa Barat]]
|region=Bagian barat dan tengah [[Jawa|pulau Jawa]], serta diperkirakan hingga ke daerah [[Lampung|selatan pulau Sumatera]]
|extinct=Berkembang menjadi [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda moderen]] menjelang [[abad ke-18]].
|era=Berkembang menjadi [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda moderen]] menjelang [[abad ke-19]].
|fam1=[[rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]
|fam1=[[rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]
|fam2=[[Bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
|fam2=[[Bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
|fam3=[[Bahasa Melayu-Polinesia Inti|Melayu-Polinesia inti]]
|fam3=[[Bahasa Melayu-Polinesia Inti|Melayu-Polinesia inti]]
|script=[[Aksara Buda]]<br>[[Aksara Sunda Kuna]]
|script=[[Aksara Sunda Kuno]]<br>[[Abjad Pegon]]<br>[[Cacarakan]]<br>[[Alfabet Latin]]
|iso2=|iso3=osn|image=P-044058.jpg|imagecaption=Prasasti ''[[Prasasti Astana Gede|Astana Gede]]'', mencatat bahasa Sunda kuno menggunakan [[aksara Sunda Kuno]]|notice=IPA}}
|iso2=|iso3=|lingua=[http://www.hortensj-garden.org/index.php?tnc=1&tr=lsr&nid=31-MFN-aa 31-MFN-aa]|image=Carita_Waruga_Guru.jpg|imagecaption=Edisi faksimil naskah ''[[Carita Waruga Guru]]'', sebuah naskah Sunda pada periode transisi yang bernuansa [[Islam]], ditulis dengan [[aksara Sunda Kuno]]|notice=IPA|ancestor=[[Bahasa Sunda Kuno]]|nation=[[Keresidenan Priangan]]}}
'''Bahasa Sunda Klasik{{sfnp|Sumarlina|Permana|Darsa|2019|pp=277}}{{sfnp|Sumarlina|2009|pp=70}}''' atau '''Bahasa Sunda Peralihan{{sfnp|Sumarlina|Permana|Darsa|2019|pp=277}}''' adalah sebuah bentuk transisi bahasa Sunda antara [[bahasa Sunda Kuno]] dengan [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda Modern]]. Bahasa Sunda Klasik lazimnya digunakan sebagai bahasa sastra di wilayah [[keresidenan Priangan]] dan dapat ditemukan pada naskah-naskah Sunda yang ditulis pada zaman klasik yaitu abad ke-17 sampai ke-19.{{sfnp|Sumarlina|Permana|Darsa|2019|pp=277}}
'''Bahasa Sunda Kuno''' adalah tahap pendahulu dari apa yang sekarang dikenal sebagai [[bahasa Sunda]] yang diketahui pernah dituturkan dan tercatat pada prasasti dari sekitar abad ke-11<ref>{{Cite web|year=2010|title=Prasasti Geger Hanjuang|url=https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/pikiranrakyat-20100828a-prasastigegerhanjuang.pdf|website=|access-date=}}</ref> sampai ke-14 dan naskah-naskah lontar kuno dari abad ke-15 sampai ke-17 M di wilayah pulau [[Jawa]] bagian barat. Bahasa ini sudah tidak digunakan di masa sekarang, tetapi masih memiliki kaitan dekat dengan [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda moderen]].{{Sfnp|Iskandarwassid|1992|pp=43}}


== Bukti Tertulis ==
== Sejarah ==
Sebelum runtuhnya [[kerajaan Sunda]] ([[Pakwan Pajajaran|Pajajaran]]) pada tahun [[1579]], [[Bahasa Sunda Kuno|bahasa Sunda ''Buhun''/Kuno]] merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat maupun orang-orang di lingkungan kerajaan untuk [[Komunikasi|berkomunikasi satu sama lain]] dan digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari bidang kenegaraan, keagamaan, kesenian, serta komunikasi bagi kepentingan kehidupan sehari-hari.{{sfnp|Priyanto|2019|pp=41}} Namun, setelah keruntuhan kerajaan Pajajaran tersebut, penggunaan bahasa Sunda Kuno mulai tergeser dan [[Kosakata|kosakatanya]] bertambah dengan kosakata bahasa Arab dan bahasa Jawa. Penggunaan bahasa Sunda kuno yang dikatakan masih bersih hanya dijumpai di lingkungan [[Desa|pedesaan]] yang masih setia menggunakan bahasa tersebut. Sementara itu, di [[Pesantren|lingkungan pesantren]], bahasa Arab mulai tumbuh subur dan berkembang setelah berkuasanya kekuatan [[Islam]], sedangkan bahasa Jawa sendiri tumbuh di lingkungan [[sekolah]] dan lingkungan yang cenderung [[Feodalisme|feodal]].{{sfnp|Priyanto|2019|pp=41-42}}
Penggunaan bahasa Sunda kuno antara lain tercatat dalam prasasti berbahan batu alam seperti [[Prasasti Kawali]] di [[Kabupaten Ciamis|Ciamis]], dan [[Prasasti Batutulis]] di [[Kota Bogor|Bogor]], juga dalam prasasti berbahan pelat tembaga seperti [[Prasasti Kebantenan|Prasasti Kabantenan]] dari daerah [[Bekasi]].{{Sfnp|Djafar|1991|pp=}}{{Sfnp|Djafar|Nasiti|2016|pp=101-116}} Peninggalan lain yang mendokumentasikan penggunaan bahasa Sunda Kuno yaitu pada naskah-naskah [[lontar]] dan [[Gebang (naskah)|gebang]] dari wilayah [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kabupaten Garut|Garut]], dan [[Kota Bogor|Bogor]]. Naskah-naskah itu kini tersimpan di beberapa lembaga, antara lain [[Kabuyutan Ciburuy]] di [[Bayongbong, Garut|Bayongbong Garut]], [[Museum Sri Baduga]] di [[Kota Bandung|Bandung]], [[Perpustakaan Nasional Republik Indonesia|Perpustakaan Nasional RI]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], dan [[Perpustakaan Bodleian]] di [[London]].{{Sfnp|Djambatan|1990|pp=}}{{Sfnp|Ekadjati|1999|pp=7}}{{Sfnp|Chambert-Loir|Fathurahman|1999|pp=181}}{{Sfnp|Ekadjati|2000|pp=453-573}}


Periodisasi atau perkembangan bahasa Sunda dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu:{{sfnp|Priyanto|2019|pp=40}}
== Karakteristik ==
===Leksikon===
Kosakata yang digunakan dalam bahasa Sunda kuno masih banyak dikenali dalam bahasa Sunda moderen, baik yang memiliki arti sama maupun mengalami perubahan atau pergeseran makna. Penggunaan [[bahasa Sanskerta]] yang disesuaikan dengan pelafalan atau penulisan Sunda kuno berbaur cukup kentara. Hal ini karena nuansa penggunaan bahasa Sunda kuno dalam teks-teks keagamaan [[Agama Hindu|Hindu]] maupun [[Buddha]]. Pada beberapa bagian sering ditemukan kosakata yang sama, bahkan berpadu dengan untaian kalimat dalam [[bahasa Jawa Kuno]].{{Sfnp|Noorduyn|Teeuw|2009|pp=2}} Dalam bagian lain ditemukan juga penggunaan kosakata [[Bahasa Melayu Kuno|Melayu kuno]]{{Sfnp|Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa|2000|pp=6}} dan [[bahasa Arab]].{{Sfnp|Darsa|2006|pp=27}} Beberapa peneliti teks Sunda kuno telah mendaftarkan leksikon Sunda kuno menjadi kamus dwibahasa (Sunda Kuno-Indonesia).


# Bahasa Sunda Zaman Bihari/''Buhun'' (Kuno)
===Morfologi===
# Bahasa Sunda Zaman Klasik/Peralihan
Morfologi pembentukan kata pada umumnya dapat dikenali dalam bahasa Sunda moderen dengan beberapa pengecuailan, misalnya penggunaan [[Prefiks|imbuhan awal]] ''a''- dalam kata ''awurung.'' [[Sufiks|Imbuhan akhir]] ''-keun'' memiliki fungsi gramatikal yang mirip dengan ''-kan'' dalam [[bahasa Indonesia]]. Selain itu, penggunaan bentuk imbuhan sisipan ([[infiks]]) ''-in-'' dan ''-um-'' dalam kata ''ginawe'' ([[kata dasar]] ''gawe;'' ‘dikerjakan’) dan ''gumanti'' (kata dasar ''ganti:'' ‘mengganti’) merupakan sisipan yang tergolong produktif digunakan dalam bahasa Sunda kuno, kini kata-kata yang bersisipan ''-in-'' dan ''-um-'' seringkali dianggap sebagai monomorfemik. Kata-kata berikut sering tidak dirasakan sebagai kata bersisipan seperti kata ''sumebar'' yang terdiri atas ''sebar'' dan ''-um-'', ''cumeluk'' yang terdiri atas ''celuk'' dan ''-um-'' atau ''tinangtu'' yang terdiri atas ''tangtu'' dan ''-in-'' serta ''pinareng'' terdiri atas ''pareng'' dan ''-in-''.{{Sfnp|Arifin|1996|pp=14}} Yang terakhir adalah penggunaan sisipan ''-ar-'' yang berfungsi untuk membuat suatu nomina atau adjektiva menjadi jamak, misalnya dalam kata ''karolot'' (kata dasar ''kolot;'' ‘yang tua-tua’) yang masih digunakan hingga sekarang.{{Sfnp|Nurwansah|2014|pp=5-10}}
# Bahasa Sunda Zaman Kiwari/Masa Kini (Modern)


Bahasa Sunda Zaman Klasik (Peralihan) merupakan tahapan lanjutan dari bahasa Sunda Kuno. Hal ini dapat dilihat di antaranya dalam naskah ''Carita Waruga Guru''. Kosakata yang digunakan dalam naskah tersebut bukanlah kosakata yang arkais (kuno) sebagaimana terdapat dalam bahasa Sunda Kuno. Bahasa Sunda Klasik sangat dipengaruhi oleh bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Sebaliknya, banyak pula kosakata bahasa Sunda Zaman Peralihan yang diadopsi oleh kedua bahasa tersebut, baik untuk kepentingan agama maupun pemerintahan. Namun dominasi pengaruh terhadap bahasa Sunda Zaman Peralihan dalam bidang agama, tetaplah dimiliki oleh bahasa Arab.{{sfnp|Priyanto|2019|pp=42}}
===Sintaksis===
Dalam tingkatan sintaksis, secara umum bentuk kalimat dalam bahasa Sunda kuno masih memiliki kemiripan dengan bahasa Sunda moderen.{{Sfnp|Ruhaliah|1997|pp=}}{{Sfnp|Ruhaliah|1997|pp=}}{{Sfnp|Nurwansah|Sudaryat|Ruhaliah|2017|pp=181-196}} Salah satu fitur dari bahasa Sunda kuno yang dapat dibedakan dari struktur bahasa Sunda moderen yaitu adanya penggunaan pola predikat-subjek pada struktur kalimat bahasa Sunda kuno dengan predikat berupa kata kerja (verba) dan subjek berupa kata benda (nomina) yang cukup konsisten.{{Sfnp|Nurwansah|Sudaryat|Ruhaliah|2017|pp=181-196}} Fitur lain yang menjadi ciri khas yaitu penggunaan partikel ''ma'' yang dapat berfungsi sebagai penguat frasa atau klausa sebelumnya. Dalam konstruksi kalimat, partikel ''ma'' berfungsi sebagai pemarkah yang memisahkan klausa, dan berfungsi untuk memperkenalkan informasi baru.{{Sfnp|Gunawan|Fauziyah|2018|pp=10}}


== Contoh Penggunaan ==
== Ciri-ciri ==
[[Struktur]] [[Bahasa|kebahasaan]] bahasa Sunda Klasik atau peralihan sangat dipengaruhi oleh [[bahasa asing]], seperti contohnya [[bahasa Arab]], [[bahasa Melayu]], dan [[bahasa Jawa]].{{sfnp|Sumarlina|Permana|Darsa|2019|pp=275}} Hal ini dapat dilihat dari penggunaan [[abjad Pegon]] (Arab-Sunda){{sfnp|Sumarlina|Permana|Darsa|2019|pp=276}} dan [[Cacarakan|aksara Cacarakan]] dalam naskah Sunda [[abad 17]] dan [[Abad 18|18]] serta mulai masuknya [[Tatakrama bahasa Sunda|''unggah-ungguh basa'' atau ''undak usuk basa'']] (sistem tingkatan berbahasa dalam bahasa Sunda) ke dalam bahasa Sunda.{{sfnp|Sumarlina|Permana|Darsa|2019|pp=277}}
[[Berkas:KITLV 87606 - Isidore van Kinsbergen - Inscribed stone at Kawali near Tjiamis - Before 1900.tif|jmpl|Prasasti Kawali I di kawasan kabuyutan Astana Gede, Kawali]]


Naskah yang ditulis dalam aksara Cacarakan yang berbentuk [[puisi]] yang berjenis ''[[Geguritan|guguritan]]'' dan ''[[wawacan]]'', yakni puisi yang digubah dalam bentuk ''dangding'' atau [[lagu]], memiliki aturan ''gurulagu'', ''guruwilangan'', dan ''gurugatra'' dalam setiap ''pada'' 'bait' dan ''padalisan'' 'baris'. Sementara itu, [[Naskah|naskah-naskah]] dalam abjad Pegon sangat dipengaruhi oleh bahasa Arab dan bahasa Melayu serta ditulis menggunakan jenis [[syair]] atau puisi ''pupujian''.{{sfnp|Sumarlina|Permana|Darsa|2019|pp=277}}
=== Prasasti ===
Berikut ini adalah contoh penggunaan bahasa Sunda kuno yang tercatat dalam [[Prasasti Kawali]]. [[Alihaksara]] diplomatis dikerjakan oleh arkeolog Hasan Jafar & Titi Surti Nastiti{{Sfnp|Djafar|Nasiti|2016|pp=101-116}}


Contoh penggunaan bahasa Sunda klasik dapat dilihat pada naskah-naskah seperti ''[[Carita Waruga Guru]]'',<ref>{{Cite news|last=Pleyte|first=C.M.|date=1923|title=Tjarita Waroega Goeroe|url=https://wikisource.org/wiki/File:Poesaka_Soenda_1923-03-1(09).pdf|work=Poesaka Soenda|access-date=}}</ref> ''Carita Waruga Jagat''<ref>{{Cite web|title=Lontar, Kropak 20|url=https://eap.bl.uk/archive-file/EAP280-1-1-4|website=British Library}}</ref> dan [[Kai Raga#Wirid Nur Muhammad|''Wirid Nur Muhammad'']].<ref>{{Cite web|url=https://www.kairaga.com/2016/12/06/wirid-nur-muhammad.html|title=Wirid Nur Muhammad – Kairaga.com|language=id-ID|accessdate=2020-06-15|archive-date=2020-06-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20200615221130/https://www.kairaga.com/2016/12/06/wirid-nur-muhammad.html|dead-url=yes}}</ref>
''"nihan tapak walar nu sang hyang mulia tapa(k) inya parĕbu raja wastu mangadĕg di kuta kawali nu mahayu na kadatuan surawisesa nu marigi sakuliling dayĕh nu najur sakala desa aya ma nu pa(n)deuri pakĕna gawe rahayu pakĕn hĕbĕl jaya dina buana"''

Terjemahan:

<nowiki>''Inilah jejak (tapak) (di) Kawali (dari) tapa dia Yang Mulia Prabu Raja Wastu (yang) mendirikan pertahanan (bertahta di) Kawali, yang telah memperindah kedaton Surawisesa, yang membuat parit pertahanan di sekeliling wilayah kerajaan, yang memakmurkan seluruh pemukiman. Kepada yang akan datang, hendaknya menerapkan keselamatan sebagai landasan kemenangan hidup di dunia.''</nowiki>

=== Naskah Kuno ===
Bahasa Sunda kuno yang digunakan pada naskah-naskah lontar dan gebang dapat dibedakan berdasarkan bentuk teksnya, yaitu [[puisi]] dan [[prosa]].{{Sfnp|Noorduyn|Teeuw|2009|pp=2}}{{Sfnp|Ruhaliah|1997|pp=}}{{Sfnp|Nurwansah|Sudaryat|Ruhaliah|2017|pp=181-196}}

==== Puisi ====
[[Berkas:Naskah Sunda Lontar.jpg|jmpl|[[Lontar|Naskah lontar]] ''Kawih Pangeuyeukan'' koleksi [[Perpustakaan Nasional Republik Indonesia|Perpusnas RI]] berisi teks dengan bahasa Sunda Kuno.]]
Beberapa naskah Sunda kuno yang memuat teks dengan bentuk puisi antara lain ''[[Sewaka Darma]],''{{Sfnp|Danasasmita|1987|pp=1}} ''[[Carita Purnawijaya]],''{{Sfnp|Lange & Company|1914|pp=392}} ''[[Perjalanan Bujangga Manik|Bujangga Manik]], [[Sri Ajnyana]],{{Sfnp|Noorduyn|Teeuw|2009|pp=2}} [[Kawih Pangeuyeukan]]''{{Sfnp|Ruhimat|Gunawan|Wartini|2014|pp=}} dan ''[[Sanghyang Swawarcinta]]''.{{Sfnp|Wartini|Ruhimat|Ruhaliah|Gunawan|2011|pp=6}} Bahasa Sunda kuno yang dituliskan dalam bentuk teks puisi umumnya menggunakan pola delapan suku kata, walaupun dalam beberapa naskah kaidah ini tidak begitu ketat.''{{Sfnp|Noorduyn|Teeuw|2009|pp=2}}{{Sfnp|Kurnia|Gunawan|2019|pp=}}

Teks ''Pendakian Sri Ajnyana'':

"''Sakit geui ngareungeuheun<br>
''cicing hanteu dék matingtim,<br>
''usma ku raga sarira.''<br>
''Béngkéng upapen rasana,''<br>
''dosa a(ng)geus kanyahoan,''<br>
''ngeureuy teuing gawé hala,''<br>
''hanteu burung katalayahan,''<br>
''Ja kini teuing rasana,''<br>
''Kasasar jadi manusa.''<br>
''Saurna Sri Ajnyana:''<br>
‘''Adiing, ambet ka dini.''<br>
''Mulah ceurik nangtung dinya.''<br>
''Dini di lahunan aing.''<br>
''Tuluy dirawu dipangku''"

==== Prosa ====
[[Berkas:Old Sundanese gebang manuscript Sanghyang Raga Dewata.jpg|jmpl|[[Gebang (naskah)|Naskah gebang]] dengan bahasa Sunda Kuno ''Sanghyang Raga Dewata'' koleksi Museum Sribaduga, Bandung.]]
Teks yang memuat bahasa Sunda dalam bentuk prosa antara lain ''[[Sanghyang Siksa Kandang Karesian]], [[Amanat Galunggung]],{{Sfnp|Danasasmita|1987|pp=1}} [[Sanghyang Sasana Maha Guru]],'' dan ''[[Sanghyang Raga Dewata]].'' Berikut ini contoh kalimat yang digunakan dalam ''[[Amanat Galunggung]]''.{{Sfnp|Danasasmita|1987|pp=1}}

''"Awignam astu. Nihan tembey sakakala Rahyang Ba/n/nga, masa sya nyusuk na Pakwan makangaran Rahyangta Wuwus, maka manak Maharaja Dewata, Maharaja Dewata maka manak Baduga Sanghyang, Baduga Sanghyang maka manak Prebu Sanghyang, Prebu Sanghyang maka manak Sa(ng) Lumahing rana, Sang Lumahing Rana maka manak Sa(ng) Lumahing Winduraja, Sa(ng) Lumahing Winduraja maka manak Sa(ng) Lumahing Tasikpa(n)jang, Sang Lumahing Tasik pa(n)jang (maka manak) Sa(ng) Lumahing Hujung Kembang, Sa(ng) Lumahing Hujung Kembang maka manak Rakeyan Darmasiksa."''

== Galeri ==
<gallery mode="packed" heights=200px>
Berkas:KITLV 87616 - Isidore van Kinsbergen - Inscribed stone at Kawali near Tjiamis - Before 1900.tif|Prasasti Kawali VI di kawasan kabuyutan Astana Gede, Kawali
Berkas:Sasana Maha Guru.jpg|Naskah lontar ''[[Sanghyang Sasana Maha Guru]]''
Berkas:Bujangga Manik.jpg|Naskah ''[[Perjalanan Bujangga Manik]]''.
Berkas:426 C (Sanghyang Jati Maha Pitutur).png|Naskah ''Sanghyang Jati Maha Pitutur'' yang dituliskan pada media lontar
Berkas:Old_Sundanese_gebang_manuscript_Sanghyang_Raga_Dewata.jpg|[[Gebang (naskah)|Naskah gebang]] dengan bahasa Sunda Kuno ''Sanghyang Raga Dewata'' koleksi Museum Sribaduga, Bandung.
</gallery>


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==
Baris 80: Baris 35:


== Daftar pustaka ==
== Daftar pustaka ==
* {{Cite journal|last=Arisandi|first=I.B.|last2=Ma'mun|first2=T.N.|last3=Darsa|first3=U.A.|year=2021|title=Babad Awak Salira: Intertekstualitas Naskah Sunda Islami|url=https://www.researchgate.net/publication/352059687_Babad_Awak_Salira_Intertekstualitas_Naskah_Sunda_Islami|journal=Jurnal Manuskrip Nusantara|publisher=Program Studi Ilmu Sastra Bidang Kajian Utama Filologi, Universitas Padjadjaran|volume=12|issue=1|pages=35-52|doi=10.37014/jumantara.v12i1.1151|issn=2087-1074|ref=harv|url-status=live|doi-access=free}}
* {{Cite book|last=Arifin|first=E. Zaenal|year=1996|url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku/f90f2aca5c640289d0a29417bcb63a37|title=Seluk Beluk Morfologi Bahasa Sunda|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa|isbn=979-459-448-2|pages=|oclc=777998266|url-status=live|ref=harv}}
* {{Cite journal|last=Gunawan|first=A.|last2=Kurnia|first2=A.|year=2016|title=Naskah-naskah Islam dari Kabuyutan|url=https://ejournal.perpusnas.go.id/jm/article/view/00700220160X|journal=Jurnal Manuskrip Nusantara|volume=7|issue=2b|pages=437-468|doi=10.37014/jumantara.v7i2b.295|ref=harv|url-status=live|doi-access=free}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=5A4_OlCkEZgC&printsec=frontcover&dq=khazanah+naskah+nusantara&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwj_lvjnuIfqAhWUbX0KHXjWAt0Q6AEIKDAA#v=onepage&q=khazanah%20naskah%20nusantara&f=false|title=Khazanah naskah: panduan koleksi naskah-naskah Indonesia sedunia|last=Chambert-Loir|first=Henri|last2=Fathurahman|first2=Oman|year=1999|publisher=Yayasan Obor Indonesia|language=id|ref=harv|oclc=43258815}}
* {{Cite conference|conference=Proceedings of the Fifth International Conference on Language, Literature, Culture, and Education (ICOLLITE 2021)|last=D.|first=Koswara|last2=Isnendes|first2=R.|last3=Hyangsewu|first3=P.|last4=Suherman|first4=A.|title=Character Literature Learning Model Based on Classical Sundanese Literature Carita Pantun Mundinglaya di Kusumah (CPMdK) A Structural, Semiotic, and Ethno-pedagogic Study|volume=595|location=[[Bandung]]|publisher=Department of Sundanese Language Education, Universitas Pendidikan Indonesia|ref=harv|year=2021|url=https://www.atlantis-press.com/proceedings/icollite-21/125963423|type=Paper|oclc=|issue=|pages=185-192|isbn=978-94-6239-459-9|issn=2352-5398|ref=harv|doi=10.2991/assehr.k.211119.029|doi-access=free|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Danasasmita|first=Saleh|url=https://books.google.co.id/books?id=DLctAAAAMAAJ&q=sewaka+darma&dq=sewaka+darma&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjmt-2A_4rqAhVCVH0KHflyCVUQ6AEIKDAA|title=Sewaka darma (Kropak 408) ; Sanghyang siksakandang karesian (Kropak 630) ; Amanat Galunggung (Kropak 632): transkripsi dan terjemahan|year=1987|publisher=Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|language=id|ref=harv|oclc=551515488}}
* {{Cite book|last=Koswara|first=D.|year=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Sastra_Sunda_klasik/S9erzgEACAAJ?hl=id|title=Sastra Sunda klasik|location=[[Bandung]]|publisher=UPI Press|isbn=9786236988336|oclc=1269216280|url-status=live}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=1lMLAQAAMAAJ&q=gambaran+kosmologi+sunda&dq=gambaran+kosmologi+sunda&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjUgZj5g4vqAhV473MBHa0gBp8Q6AEIKzAA|title=Gambaran kosmologi Sunda, kropak 420: silsilah Prabu Siliwangi, Mantera Aji Cakra, mantera Darmapamulih, ajaran Islam, kropak 421, jatiraga, kropak 422|last=Darsa|first=Undang A.|year=2006|publisher=Kiblat Buku Utama|isbn=978-979-3631-77-6|language=id|ref=harv|oclc=150237230}}
* {{Cite conference|conference=Prosiding Seminar Nasional Arkeologi 2019|title=Teks Dan Konteks Dalam Jejak Budaya Takbenda Studi Kasus: ''Babasan'' dan 'Paribasa' Sunda|first=Yayat|doi-access=free|url-status=live|volume=3|last=Priyanto|location=[[Bandung]]|publisher=Pasundan University|ref=harv|year=2019|url=http://prosidingbalarjabar.kemdikbud.go.id/index.php/seminar/article/view/24|type=Paper|oclc=|issue=1|pages=37-48|doi=10.24164/prosiding.v3i1.24|isbn=|ref=harv}}
* {{Cite book|url=https://onesearch.id/Record/IOS1.INLIS000000000098583|title=Prasasti-prasasti dari masa kerajaan-kerajaan Sunda / oleh Hasan Djafar|last=Djafar|first=Hasan|year=1991|publisher=[s.n.]|ref=harv|oclc=65926268}}
* {{Cite book|last=Ruhailah|year=2018|url=https://www.google.co.id/books/edition/Wawacan/lZd0DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0|title=Wawacan Sebuah Genre Sastra Sunda|location=[[Bandung]]|publisher=Dunia Pustaka Jaya|isbn=9789794194966|oclc=1057673447|url-status=live}}
* {{Cite journal|last=Djafar|first=Hasan|last2=Nasiti|first2=Titi Surti|author-mask=3|year=2016|title=Prasasti-prasasti dari Masa Hindu Buddha (Abad ke-12-16 Masehi di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat|url=http://purbawidya.kemdikbud.go.id/index.php/jurnal/article/view/P5%282%292016-3|journal=PURBAWIDYA|volume=Vol. 5|issue=No. 2|pages=101-116|doi=10.24164/pw.v5i2.115|ref=harv|oclc=7181522611|url-status=live|doi-access=free}}
* {{Cite book|last=Djambatan|first=|url=https://books.google.co.id/books?id=Cvp6AAAACAAJ&dq=katalog+indu+naskah+nusantara+perpustakaan+nasional&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwimlqjNuIfqAhXJfH0KHTiKATYQ6AEIKjAA|title=Katalog induk naskah-naskah nusantara: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia|year=1990|publisher=Djambatan|isbn=978-979-428-151-2|language=id|ref=harv|oclc=}}
* {{Cite book|last=Sumarlina|first=E.S.N.|last2=Permana|first2=R.S.M.|last3=Darsa|first3=U.A.|year=2019|url=https://books.google.co.id/books?id=xB0oEAAAQBAJ&pg=PA277&dq=bahasa+sunda+peralihan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjEl8y5--j3AhWZIbcAHfZnCHoQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=bahasa%20sunda%20peralihan&f=false|title=The Role of Sundanese Letters as the One of Identity and Language Preserver|location=Surakarta|publisher=European Alliance for Innovation|pages=273-279|url-status=live|ref=harv}}
* {{Cite book|last=Sumarlina|first=E.S.N.|year=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=E90MAQAAMAAJ&q=|title=Mengungkap kearifan lokal budaya Sunda yang tercermin dalam naskah dan prasasti|publisher=Bandung|oclc=680676827|url-status=live|ref=harv}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=RheSrkiK2zYC&pg=PA2&dq=katalog+indu+naskah+nusantara+koleksi+lima+lembaga&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjV9JTcuIfqAhXOTX0KHaH2DWoQ6AEIKjAA#v=onepage&q=katalog%20indu%20naskah%20nusantara%20koleksi%20lima%20lembaga&f=false|title=Jawa Barat, koleksi lima lembaga|last=Ekadjati|first=Edi Suhardi|year=1999|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=978-979-461-331-3|language=id|ref=harv|oclc=906863142}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=xZy49RnZcpEC&pg=PA1&dq=khazanah+naskah+nusantara&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwj_lvjnuIfqAhWUbX0KHXjWAt0Q6AEIMzAB#v=onepage&q=khazanah%20naskah%20nusantara&f=false|title=Direktori naskah Nusantara|last=Ekadjati|first=Edi Suhardi|year=2000|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=978-979-461-334-4|language=id|ref=harv|oclc=247729675|url-status=live|author-mask=3}}
* {{Cite web|url=http://kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/dokumen_makalah/dokumen_makalah_1540522016.pdf|title=Fungsi dan posisi partikel Ma dalam Bahasa Sunda Kuno|last=Gunawan|first=Aditia|last2=Fauziyah|first2=Evi Fuji|year=2018|website=kbi.kemdikbud.go.id|language=en|access-year=2020-06-18|ref=harv}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=2stkAAAAMAAJ&q=kamus+istilah+sastra+sunda&dq=kamus+istilah+sastra+sunda&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiQvITWtYfqAhUHYysKHZwyAHQQ6AEIKzAA|title=Kamus istilah sastra: pangdeudeul pengajaran sastra Sunda|last=Iskandarwassid|year=1992|publisher=Geger Sunten|language=su|ref=harv|oclc=624344378}}
* {{Cite book|last=Kurnia|first=Atep|last2=Gunawan|first2=Aditia|year=2019|title=Tata Pustaka: Sebuah Pengantar terhadap Tradisi Tulis Sunda Kuna|location=Jakarta|publisher=Perpustakaan Nasional RI & Manassa|isbn=978-623-200-245-6|pages=|url-status=live|ref=harv|oclc=1162374023}}
* {{Cite book|last=Lange & Company|first=|url=https://books.google.co.id/books?id=T1BJAAAAMAAJ&q=poernawidjaja&dq=poernawidjaja&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiRsOWr_4rqAhWe4XMBHcCmAfsQ6AEIKjAA|title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde|year=1914|publisher=Lange & Company|language=nl|ref=harv|oclc=1607509}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=JcQZMwEACAAJ&dq=tiga+pesona+sunda+kuna&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjPwI-Jt4fqAhXTbn0KHf4YDXUQ6AEIKzAA|last=Noorduyn|first=J.|last2=Teeuw|first2=A.|title=Tiga pesona Sunda Kuna|year=2009|publisher=PT Dunai Pustaka Jaya|isbn=978-979-419-356-3|language=id|ref=harv|oclc=881312704}}
* {{Cite journal|last=Nurwansah|first=Ilham|title=Afiksasi dalam Bahasa Sunda Kuno (Analisis morfologis terhadap teks abad ke-16)|year=2014|url=https://www.academia.edu/12307269/Afiksasi_dalam_Bahasa_Sunda_Kuno_Analisis_morfologis_terhadap_teks_abad_ke-16_|language=en|ref=harv|oclc=}}
* {{Cite journal|last=Nurwansah|first=Ilham|last2=Sudaryat|first2=Yayat|last3=Ruhaliah|first3=Ruhaliah|year=2017|title=KALIMAT BAHASA SUNDA DALAM TEKS PROSA SUNDA KUNO ABAD KE-16 (Analisis Struktur dan Semantis)|url=https://ejournal.upi.edu/index.php/lokabasa/article/view/14199|journal=LOKABASA|language=en-US|volume=8|issue=2|pages=|oclc=8028425044|doi=10.17509/jlb.v8i2.14199|issn=2528-5904|url-status=live|doi-access=free|ref=harv}}
* {{Cite book|year=2000|url=https://books.google.co.id/books?id=iGJkAAAAMAAJ&q=kamus+sunda+kuno&dq=kamus+sunda+kuno&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiLxMLJ7Z_tAhVs4nMBHVCqBpwQ6AEwAXoECAAQAg|last=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa|first=|title=Kosakata Melayu dalam naskah Sunda kuno: deskripsi dan dampak homonimi|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional|language=id|ref=harv|isbn=978-979-459-004-1|oclc=603754860}}
* {{Cite book|title=Kajian Diakronis Struktur Bahasa Sunda Bihari dan Bahasa Sunda Kiwari|last=Ruhaliah|first=|year=1997|publisher=IKIP|isbn=|location=Bandung|pages=|url-status=live|ref=harv}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=mo25rQEACAAJ&dq=kawih+pangeuyeukan&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwj1leXA_4rqAhXH6XMBHfjdC4AQ6AEIKDAA|title=Kawih pangeuyeukan: tenun dalam puisi Sunda kuna dan teks-teks lainnya|last=Ruhimat|first=Mamat|last2=Gunawan|first2=Aditia|last3=Wartini|first3=Tien|year=2014|publisher=Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerjasama dengan Pusat Studi Sunda|isbn=978-979-008-685-2|language=id|ref=harv|oclc=894878344}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=wSvNpTGxqvkC&q=swawarcinta&dq=swawarcinta&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjlm_vN_4rqAhWD63MBHav_A5EQ6AEIKDAA|title=Sanghyang swawarcinta|last=Wartini|first=Tien|last2=Ruhimat|first2=Mamat|last3=Ruhaliah|last4=Gunawan|first4=Aditia|year=2011|publisher=Kerjasama Perpustakaan Nasional RI dan Pusat Studi Sunda|language=id|ref=harv|isbn=978-979-008-412-4|oclc=819654984}}


== Pustaka lanjutan ==
== Pustaka lanjutan ==
* {{Cite journal|last=森山|first=幹弘|year=1996|title=Discovering the ‘Language’ and the ‘Literature’ of West Java: An Introduction to the Formation of Sundanese Writing in 19th Century West Java|url=https://www.jstage.jst.go.jp/article/tak/34/1/34_KJ00000131913/_article/-char/ja/|journal=Southeast Asian Studies|volume=34|issue=1|pages=151-183|doi=10.20495/tak.34.1_151|url-status=live|doi-access=free|author-link=Mikihiro Moriyama}}
* {{Cite book|last=Sumarlina|first=Elis Suryani Nani|last2=Darsa|first2=Undang A.|year=2003|url=https://books.google.co.id/books?id=UKAMAQAAMAAJ&dq=kamus+sunda+kuno&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiLxMLJ7Z_tAhVs4nMBHVCqBpwQ6AEwAHoECAQQAg|title=KBSKI: kamus bahasa Sunda kuno Indonesia|publisher=Alqaprint Jatinangor|isbn=978-979-9462-42-8|language=su|ref=harv}}
* {{Cite journal|last=森山|first=幹弘|year=1995|title=Language Policy in the Dutch Colony: On Sundanese in the Dutch East Indies|url=https://www.jstage.jst.go.jp/article/tak/32/4/32_KJ00000131831/_article/-char/ja/|journal=Southeast Asian Studies|volume=32|issue=4|pages=446-454|doi=10.20495/tak.32.4_446|url-status=live|doi-access=free}}
* {{Cite book|last=森山|first=幹弘|year=2005|title=Sundanese print culture and modernity in nineteenth-century West Java|url=https://www.google.co.id/books/edition/_/yY9zHyfu8DQC?hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjcuKf0m-_3AhV6IbcAHSIPBxsQre8FegQICxAG|journal=Southeast Asian Studies|publisher=Singapore University Press|isbn=9789971693220}}
* {{Cite conference|conference=Seminar Internasional “Garut dalam Lintas Sejarah”|last=森山|first=幹弘|title=Kesastraan Sunda dan Kolonialisme dalam Sejarah Garut: jejak langkah Moehamad Moesa, Lasminingrat, dan Kartawinata|volume=|location=[[Garut]]|publisher=Museum Negeri Sri Baduga di Aula Badan Kordinasi Pengembangan dan Pembangunan|ref=harv|year=2013|url=https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/36042791/Moriyama_Seminar_Garut-with-cover-page-v2.pdf?Expires=1653232145&Signature=C~~GIZ~Q6ZbKZkkhQiw7H2ZME5VEJxBOPXpVzxj-L-QiuOlt20gqlVUj3ZqI7blrcb4MHiaMboHRWknci1n2K0B~qyQ5u5q16zFn941cH3B8twrpipRUYu1KX0MUWubmQfkokvz9szXy4j7v7gK7aDFODLKbHUzxZHUtfaLbG2rnahalI4B3uPIVpoMn7QzzZj2LpaOmbEy8kAiY3-g4UrZJNc61P2hJyfef7bF0UzSqAppRTlJrlFi8DGqW9inwdwZyHEvCg0NlAM4tbj6~j9GE6c3qyUR0apqvrNbjCw31c9smR9fh4cIgjSaien-U8Hd7srznwg6rUZmJ9awnFA__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA|type=Paper|oclc=|issue=|pages=1-18|isbn=|issn=|ref=harv|doi=|doi-access=|url-status=}}


==Pranala luar==
==Pranala luar==
* [https://www.kairaga.com/category/naskah-sunda-klasik/ Naskah Sunda Klasik] di Kairaga.com
* [[Berkas:Wiktionary-logo-en-v2.svg|16px|class=noviewer]] [[wikt:Kategori:Kata bahasa Sunda kuno|Daftar lema bahasa Sunda kuno]] di [[Wiktionary]]
* [https://books.google.co.id/books/about/Naskah_guguritan_Sinom_Gurinda_Pangrasa.html?id=PruXzQEACAAJ&redir_esc=y Naskah guguritan Sinom Gurinda Pangrasa karya Raden Haji Muhamad Syu'eb: alih aksara] di [[Google Buku]]
* [https://indomedieval.medium.com/old-sundanese-101-part-i-background-88eef219588e Old Sundanese 101: Part I — Background] di Medium.com
* [https://books.google.co.id/books/about/Semangat_baru.html?id=WSb1nQEACAAJ Semangat baru: kolonialisme, budaya cetak, dan kesastraan Sunda abad ke 19] di [[Google Buku]]


{{Bahasa Sunda}}
{{Bahasa Sunda}}

Revisi per 10 Juni 2022 12.41

Bahasa Sunda Klasik
Basa Sunda Klasik
ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮊᮣᮞᮤᮊ᮪
Bahasa Sunda Peralihan
Edisi faksimil naskah Carita Waruga Guru, sebuah naskah Sunda pada periode transisi yang bernuansa Islam, ditulis dengan aksara Sunda Kuno
WilayahJawa Barat
EraBerkembang menjadi bahasa Sunda moderen menjelang abad ke-19.
Bentuk awal
Aksara Sunda Kuno
Abjad Pegon
Cacarakan
Alfabet Latin
Status resmi
Bahasa resmi di
Keresidenan Priangan
Kode bahasa
ISO 639-3
Linguasfer31-MFN-aa
Status konservasi
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Extinct

Bahasa Sunda Klasik diklasifikasikan sebagai bahasa yang telah punah (EX) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [1][2]
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini


Bahasa Sunda Klasik[3][4] atau Bahasa Sunda Peralihan[3] adalah sebuah bentuk transisi bahasa Sunda antara bahasa Sunda Kuno dengan bahasa Sunda Modern. Bahasa Sunda Klasik lazimnya digunakan sebagai bahasa sastra di wilayah keresidenan Priangan dan dapat ditemukan pada naskah-naskah Sunda yang ditulis pada zaman klasik yaitu abad ke-17 sampai ke-19.[3]

Sejarah

Sebelum runtuhnya kerajaan Sunda (Pajajaran) pada tahun 1579, bahasa Sunda Buhun/Kuno merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat maupun orang-orang di lingkungan kerajaan untuk berkomunikasi satu sama lain dan digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari bidang kenegaraan, keagamaan, kesenian, serta komunikasi bagi kepentingan kehidupan sehari-hari.[5] Namun, setelah keruntuhan kerajaan Pajajaran tersebut, penggunaan bahasa Sunda Kuno mulai tergeser dan kosakatanya bertambah dengan kosakata bahasa Arab dan bahasa Jawa. Penggunaan bahasa Sunda kuno yang dikatakan masih bersih hanya dijumpai di lingkungan pedesaan yang masih setia menggunakan bahasa tersebut. Sementara itu, di lingkungan pesantren, bahasa Arab mulai tumbuh subur dan berkembang setelah berkuasanya kekuatan Islam, sedangkan bahasa Jawa sendiri tumbuh di lingkungan sekolah dan lingkungan yang cenderung feodal.[6]

Periodisasi atau perkembangan bahasa Sunda dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu:[7]

  1. Bahasa Sunda Zaman Bihari/Buhun (Kuno)
  2. Bahasa Sunda Zaman Klasik/Peralihan
  3. Bahasa Sunda Zaman Kiwari/Masa Kini (Modern)

Bahasa Sunda Zaman Klasik (Peralihan) merupakan tahapan lanjutan dari bahasa Sunda Kuno. Hal ini dapat dilihat di antaranya dalam naskah Carita Waruga Guru. Kosakata yang digunakan dalam naskah tersebut bukanlah kosakata yang arkais (kuno) sebagaimana terdapat dalam bahasa Sunda Kuno. Bahasa Sunda Klasik sangat dipengaruhi oleh bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Sebaliknya, banyak pula kosakata bahasa Sunda Zaman Peralihan yang diadopsi oleh kedua bahasa tersebut, baik untuk kepentingan agama maupun pemerintahan. Namun dominasi pengaruh terhadap bahasa Sunda Zaman Peralihan dalam bidang agama, tetaplah dimiliki oleh bahasa Arab.[8]

Ciri-ciri

Struktur kebahasaan bahasa Sunda Klasik atau peralihan sangat dipengaruhi oleh bahasa asing, seperti contohnya bahasa Arab, bahasa Melayu, dan bahasa Jawa.[9] Hal ini dapat dilihat dari penggunaan abjad Pegon (Arab-Sunda)[10] dan aksara Cacarakan dalam naskah Sunda abad 17 dan 18 serta mulai masuknya unggah-ungguh basa atau undak usuk basa (sistem tingkatan berbahasa dalam bahasa Sunda) ke dalam bahasa Sunda.[3]

Naskah yang ditulis dalam aksara Cacarakan yang berbentuk puisi yang berjenis guguritan dan wawacan, yakni puisi yang digubah dalam bentuk dangding atau lagu, memiliki aturan gurulagu, guruwilangan, dan gurugatra dalam setiap pada 'bait' dan padalisan 'baris'. Sementara itu, naskah-naskah dalam abjad Pegon sangat dipengaruhi oleh bahasa Arab dan bahasa Melayu serta ditulis menggunakan jenis syair atau puisi pupujian.[3]

Contoh penggunaan bahasa Sunda klasik dapat dilihat pada naskah-naskah seperti Carita Waruga Guru,[11] Carita Waruga Jagat[12] dan Wirid Nur Muhammad.[13]

Catatan kaki

  1. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  2. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  3. ^ a b c d e Sumarlina, Permana & Darsa (2019), hlm. 277.
  4. ^ Sumarlina (2009), hlm. 70.
  5. ^ Priyanto (2019), hlm. 41.
  6. ^ Priyanto (2019), hlm. 41-42.
  7. ^ Priyanto (2019), hlm. 40.
  8. ^ Priyanto (2019), hlm. 42.
  9. ^ Sumarlina, Permana & Darsa (2019), hlm. 275.
  10. ^ Sumarlina, Permana & Darsa (2019), hlm. 276.
  11. ^ Pleyte, C.M. (1923). "Tjarita Waroega Goeroe" (PDF). Poesaka Soenda. 
  12. ^ "Lontar, Kropak 20". British Library. 
  13. ^ "Wirid Nur Muhammad – Kairaga.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-15. Diakses tanggal 2020-06-15. 

Daftar pustaka

Pustaka lanjutan

Pranala luar

Kategori:Bahasa Sunda Kategori:Bahasa di Indonesia Kategori:Bahasa mati