Trans TV

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Trans TV
JenisJaringan televisi
SloganMilik Kita Bersama
Negara Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
PendiriChairul Tanjung
Ishadi S.K.[1]
Tanggal siaran perdana25 Oktober 2001 (siaran percobaan)
Tanggal peluncuran15 Desember 2001
Kantor pusatGedung Trans Media, Jl. Kapten Pierre Tendean Kav 12-14 A, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Indonesia
Wilayah siaranNasional
PemilikTrans Media
Anggota jaringanlihat #Jaringan siaran
Tokoh kunciAtiek Nur Wahyuni (Direktur Utama)
Chairul Tanjung (Komisaris Utama)
Ishadi S.K. (Komisaris)
Format gambar1080i HDTV 16:9
(diturunkan menjadi 576i 16:9 untuk umpan SDTV)
Satelit
Kabel
IPTV
Televisi internet
Situs webwww.transtv.co.id
Trans TV
PT Televisi Transformasi Indonesia
Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Indonesia
SaluranAnalog: 29 UHF
Digital: 40 UHF
Virtual: 20
Pemrograman
AfiliasiTrans TV (stasiun induk)
Kepemilikan
Pemilik
Riwayat
Siaran perdana
25 Oktober 2001 (siaran percobaan)
15 Desember 2001 (siaran resmi)
Transformasi Televisi (kata di nama perusahaan)
Informasi teknis
Otoritas perizinan
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
Koordinat transmiter-6.216034,106.7238565
Pranala
Situs webwww.transtv.co.id

Trans TV (singkatan dari Televisi Transformasi Indonesia)[1] adalah sebuah jaringan televisi swasta nasional di Indonesia yang dimiliki oleh Trans Media. Dengan moto Milik Kita Bersama, konsep tayang stasiun ini tidak banyak berbeda dengan stasiun swasta lainnya. Trans TV adalah anak perusahaan dari Trans Media. Kantor pusat stasiun ini berada di Gedung Trans TV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan. Direktur Utama Trans TV saat ini adalah Atiek Nur Wahyuni yang juga merupakan Direktur Utama Trans7. Pada tahun 2017, Trans TV memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Piala Dunia 2018 Rusia, bersama Trans7 dan Transvision.[2]

Sejarah

Inisiatif untuk mendirikan Trans TV sendiri sudah ada dalam pikiran Chairul Tanjung pada awal 1990-an. CT pada saat itu mengajak Direktur TVRI, Ishadi S.K., untuk bergabung dengannya membangun sebuah stasiun televisi baru. Walaupun demikian, Ishadi menolaknya karena pemerintah pada saat itu tidak memberikan izin bagi keduanya untuk melaksanakan proyek ini.[1] Rencana besar CT baru terwujud ketika bersama 4 stasiun televisi lain (DVN TV, MTI TV, PRTV dan GIB), pada 12 Oktober 1999 Trans TV berhasil menjadi pemenang seleksi pendirian televisi baru dari Departemen Penerangan.

Pada 25 Oktober 1999, izin prinsip pendirian untuk Trans TV diberikan, bernomor 798/MP/PM/1999,[3] dan kemudian pada 23 Desember 1999 PT Televisi Transformasi Indonesia resmi didirikan di Jakarta.[4] "Transformasi" (disingkat dengan nama Trans) di sini bermakna bahwa stasiun televisi baru ini akan menjadi yang terdepan di Indonesia.[1] Hingga 2001, Trans TV melakukan beberapa persiapan seperti membangun stasiun relay di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan, ditambah dengan menyiapkan dana lebih dari Rp 75 miliar dan menjalin kerja sama dengan perusahaan Prancis dan Inggris serta konsultan Australia.[5][6] Awalnya, Trans TV direncanakan akan bersiaran perdana pada 1 Januari 2001[7] dan 18 Juni 2001, tetapi baru pada 25 Oktober 2001 stasiun televisi ini mampu mengadakan siaran percobaan yang pada saat itu acara awalnya berupa film-film Barat.[8] Siaran percobaan dimulai dari seorang presenter yang menyapa pemirsa pukul 17.51 WIB. Trans TV kemudian diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 15 Desember 2001 sekitar pukul 19.00 WIB dan memulai siarannya secara resmi.

Trans TV merupakan stasiun TV yang terbilang unik. Hal ini dikarenakan, stasiun TV ini merupakan satu dari sedikit stasiun TV di Indonesia yang tidak pernah mengalami perubahan kepemilikan, yaitu dimiliki oleh CT sampai sekarang. Bahkan, CT justru dapat mengembangkan sayapnya di industri pertelevisian dengan membeli mayoritas saham TV7, dan sempat dirumorkan juga pernah akan mengakuisisi beberapa stasiun televisi lain, seperti Indosiar dan antv.[9][10] Hal ini tidak lepas dari berhasilnya CT untuk membangun TV barunya ini bersama beberapa pihak, termasuk Ishadi S.K., Riza Primadi[11] dan Alex Kumara yang sudah malang-melintang di industri penyiaran nasional.[6] Target acara Trans TV saat awal bersiaran adalah hiburan dengan titik berat di bidang kebudayaan, IPTEK dan olahraga.[12][13]

Dibandingkan dengan 4 stasiun lain yang beroperasi di saat yang sama (Lativi, Global TV, Metro TV dan TV7), Trans TV hingga 2003 merupakan stasiun TV yang paling bagus kinerjanya. Hal ini karena program-programnya, pada umumnya bersifat in-house buatan sendiri, ditambah program film Barat yang terkesan megah. Beberapa program in-house Trans TV yang cukup memikat pemirsa, seperti Dunia Lain, Extravaganza, Cantik Indonesia, Wisata Kuliner, dan berbagai program lainnya. Kesuksesan Trans TV juga dibantu oleh sejumlah program sitkom seperti Bajaj Bajuri yang pernah cukup populer. Pada Juli 2003, pendapatan TV ini sudah mencapai Rp 40 miliar, hampir cukup untuk menutup biaya operasionalnya per bulan, yang artinya adalah 1/2 dari pendapatan Indosiar dan 2 kali dari pendapatan TPI di bulan tersebut.[14][15] Kinerja Trans TV ini juga dibantu oleh seorang petingginya, yaitu Wishnutama (bekas pegawai Indosiar) yang memang dikenal cukup baik dalam menjadikan Trans TV unggul dalam program-program in-house yang segar.[16]

Kantor Trans Media di Jakarta.

Namun, tampaknya setelah Wishnutama pergi (bersama sejumlah karyawan Trans TV, untuk membentuk TV baru bernama NET.),[17] Trans TV mulai mengalami penurunan. Awalnya, stasiun ini cukup populer beberapa saat dengan program Yuk Keep Smile (dahulu Yuk Kita Sahur) dengan ikon utamanya Caisar dengan berbagai goyangnya, seperti "goyang oplosan" dan selanjutnya "goyang Caesar"-nya (walaupun sering mendapat kritik),[18][19] namun pada akhirnya Trans TV harus "tersandung" acaranya tersebut karena pada akhir Juni 2014, acara ini dihentikan oleh KPI sebabnya melecehkan seorang legenda seni Benyamin Sueb.[20]

Sejak saat itu, rating Trans TV merosot dan tidak lagi berjaya, kalah pamor dari stasiun TV lain yang mengandalkan sinetron (kecuali untuk saat-saat tertentu, seperti Piala Dunia 2018 yang membuatnya bisa meraih rating nomor 1; dan saat pernah menyiarkan drama Korea The World of the Married).[21][22][23][24] Sempat berupaya juga terjun kembali ke program sinetron dengan kembali menggandeng MD Entertainment,[25] dan menyiarkan beberapa program seperti menghidupkan kembali Bioskop Trans TV, drama Korea dan animasi,[26] namun tetap saja sampai sekarang TV ini sulit untuk bangkit seperti kejayaannya dahulu. Kemudian, program Trans TV lebih banyak berisi gosip selebritis seperti Rumpi (No Secret), Pagi-Pagi Ambyar, Brownis dan berbagai program lainnya.[27][28][29]

Sejak akhir 2021, Trans TV terlihat melakukan perubahan besar dalam pemrograman. Dimulai dengan kembalinya program pencarian bakat Indonesia Mencari Bakat setelah tujuh tahun absen dan kali ini menayangkan musim kelimanya,[30] serta hadirnya program komedi Klinik Tendean[31] dan kuis Dream Box Indonesia[32] yang kemudian membuka jalan sejumlah program in-house baru lainnya untuk tayang di Trans TV,[33][34][35][36] dan kemudian disusul kerjasama dengan pihak aplikasi layanan video WeTV untuk menayangkan sejumlah serial web mereka di Trans TV, dimulai dari versi serial web salah satu sinetron fenomenal Cinta Fitri.[37][38]

Penjenamaan

Logo Trans TV awalnya berbentuk berlian belah ketupat berdasarkan persegi yang digayakan, dengan tulisan TRANS di tengah-tengah (dengan font Optima) dan huruf T dan V masing-masing di atas dan bawah membentuk segitiga siku-siku sama kaki. Logo on-air-nya berwarna abu-abu, sedangkan logo perusahaannya memakai warna biru yang sempat mengalami beberapa perubahan minor. Kilau berlian dianggap simbol dari refleksi kehidupan dan adat istiadat masyarakat seluruh Indonesia, dan juga simbol keabadian.[39]

Pada 15 Desember 2013, seiring dengan ulang tahun ke-12 Trans Media, logo Trans TV mengalami perombakan total dari sebelumnya. Tidak lagi berbentuk simbol, logo kali ini hanya berupa tulisan "TR∆NSTV" yang digayakan pada huruf A, di mana A tersebut (juga) diinterpretasikan sebagai sebuah berlian. Logo dengan simbol "Diamond A" di tengah kata Trans TV merefleksikan kekuatan dan semangat baru yang memberikan inspirasi bagi semua orang di dalamnya untuk menghasilkan karya yang gemilang, diversifikasi konten atau keunikan tersendiri serta kepemimpinan yang kuat.

Logo "berlian A" tersebut terdiri dari berbagai warna dengan makna dan filosofi khusus.

  • Warna kuning sebagai cerminan warna keemasan pasir pantai yang berbinar dan hasil alam nusantara sekaligus melambangkan optimisme masyarakat Indonesia.
  • Warna hijau menggambarkan kekayaan alam Indonesia yang hijau dan subur, serta memiliki ketangguhan sejarah bangsa.
  • Warna biru melambangkan luasnya cakrawala dan laut biru sekaligus menggambarkan kekuatan generasi muda bangsa Indonesia yang andal dan memiliki harapan tinggi.
  • Warna ungu menggambarkan keagungan dan kecantikan budaya dan seni bangsa Indonesia yang selalu dipuja dan dihargai sepanjang masa.

Semua rangkaian warna yang mengandung makna cerita di dalamnya, menyatu dengan serasi dan membentuk simbol yang utuh, kuat dan bercahaya di dalam berlian berbentuk A ini. Sehingga bisa dipahami makna dari logo baru Trans TV ini menjadi tanda yang menyuarakan sebuah semangat dan perjuangan untuk mencapai keunggulan yang tiada banding mulai dari sekarang hingga masa mendatang.

Acara

Penyiar

Jaringan siaran

Berikut ini adalah transmisi Trans TV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo.[40]

Nama Jaringan Daerah Frekuensi Analog (PAL) Frekuensi Digital (DVB-T2)[41]
PT Televisi Transformasi Indonesia DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 29 UHF 40 UHF
PT Trans TV Sukabumi Mamuju Sukabumi 42 UHF 45 UHF
Mamuju 24 UHF
PT Trans TV Pekanbaru Padang Pekanbaru 24 UHF 33 UHF
Padang, Pariaman 29 UHF
PT Trans TV Bukittinggi Gorontalo Bukittinggi, Padang Panjang 60 UHF
Gorontalo 50 UHF 31 UHF
PT Trans TV Tegal Malang Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan 46 UHF 44 UHF
Malang, Batu off air 27 UHF
PT Trans TV Palangkaraya Palu Palangkaraya 45 UHF 42 UHF
Palu 33 UHF
PT Trans TV Balikpapan Balikpapan 24 UHF 44 UHF
Kupang 52 UHF
PT Trans TV Sumedang Pangkalpinang Majalengka, Sumedang 62 UHF 41 UHF
Pangkal Pinang 52 UHF
PT Trans TV Ambon Ternate Ambon 34 UHF
Ternate 34 UHF 40 UHF
PT Trans TV Denpasar Banjarmasin Kota Denpasar 43 UHF
Banjarmasin, Martapura, Marabahan 32 UHF 37 UHF
PT Trans TV Yogyakarta Bandung Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates 24 UHF 47 UHF
Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Sukabumi 42 UHF 45 UHF
PT Trans TV Semarang Makassar Semarang, Kendal, Ungaran, Demak, Jepara, Kudus 29 UHF 42 UHF
Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene 45 UHF
PT Trans TV Surabaya Jayapura Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan 22 UHF 27 UHF
Jayapura 32 UHF 34 UHF
PT Trans TV Jambi Lampung Jambi 29 UHF 32 UHF
Bandar Lampung, Kota Metro 26 UHF
PT Trans TV Pontianak Manado Pontianak 27 UHF 41 UHF
Manado 24 UHF 35 UHF
PT Trans TV Mataram Samarinda Mataram 34 UHF
Samarinda, Tenggarong 45 UHF 31 UHF
PT Trans TV Batam Kendari Batam, Tanjung Balai Karimun 45 UHF 46 UHF
Kendari off air
PT Trans TV Aceh Banda Aceh 30 UHF 33 UHF
PT Trans TV Medan Palembang Medan 27 UHF 30 UHF
Pematang Siantar tidak ada 38 UHF
Palembang 30 UHF 35 UHF
PT Trans TV Bengkulu Jember Bengkulu 51 UHF
Jember 22 UHF 48 UHF
PT Trans TV Cirebon Kediri Cirebon, Indramayu 62 UHF 41 UHF
Kediri, Pare, Nganjuk, Jombang, Blitar, Tulungagung 22 UHF 48 UHF
PT Trans TV Purwokerto Situbondo Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Cilacap 46 UHF 40 UHF
Situbondo
PT Trans TV Manokwari Kendari Manokwari 32 UHF
PT Trans TV Madiun Garut Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo off air 30 UHF
Garut 42 UHF 40 UHF
Tarakan 35 UHF 29 UHF
Baubau 35 UHF
Kolaka 21 UHF
Tasikmalaya, Ciamis 42 UHF
Nunukan 28 UHF
Cilegon, Serang 46 UHF
Pandeglang 40 UHF
Lhokseumawe 38 UHF
Rantau Prapat 39 UHF
Tanah Grogot 37 UHF
Tanjung Redeb 34 UHF
Bireuen 37 UHF
Sibolga, Pandan 39 UHF
Kandangan, Rantau, Amuntai, Barabai 35 UHF
Padangsidempuan 38 UHF
Meulaboh 38 UHF
Siborongborong 47 UHF

Direksi

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Ishadi Soetopo Kartosapoetro 1999 2008
2 Wishnutama 2008 2012
3 Chairul Tanjung 2012 2013
4 Atiek Nur Wahyuni 2013 sekarang

Direksi saat ini

No. Nama Jabatan
1 Atiek Nur Wahyuni Direktur Utama
2 Atiek Nur Wahyuni Direktur Penjualan dan Pemasaran
3 Warnedy Direktur Keuangan dan Sumber Daya
4 Latif Harnoko Direktur Operasional [42]

Kontroversi

Perselisihan dengan TPI di Purwokerto

Trans TV pernah mengajukan permohonan untuk mengudara di Purwokerto menggunakan kanal 43 UHF (647,25 MHz) karena sejak hampir sekitar setahun masyarakat di sekitar Purwokerto tidak dapat menikmati layanan Trans TV, tetapi kanal tersebut digunakan untuk TPI (sekarang MNCTV) berdasarkan surat izin No. 00781311-000SU/202006 yang berlaku sampai 31 Januari 2007.

Sebelumnya, Trans TV berani menyediakan layanan televisi bagi masyarakat di sekitar Purwokerto setelah memperoleh izin dari Gubernur Jawa Tengah tentang perluasan jangkauan siaran Trans TV di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Tegal (6 Januari 2003). Surat persetujuan serupa sebelumnya juga telah diberikan secara berturut-turut oleh Bupati Banyumas (20 November 2002) dan Bupati Purbalingga (27 November 2002).

Pada tahun 2005, Kepala Balai Monitoring Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Semarang mendapati bahwa kanal 43 UHF di Purwokerto ternyata digunakan oleh Trans TV berdasarkan hasil monitoring langsung yang diadakan di Purwokerto pada tanggal 20 September 2005.

Hal tersebut membuat Trans TV mendapat peringatan dari Dirjen Postel pada 21 April 2006 karena Trans TV tidak memiliki izin resmi untuk mengudara di wilayah Purwokerto dan sekitarnya. Namun, pada waktu itu Trans TV masih mengudara di Purwokerto menggunakan kanal yang sama (43 UHF), sehingga masyarakat di sana tidak dapat menerima Trans TV dan TPI dengan gambar yang jelas.

Kemudian pada September 2007, Dirjen Postel memberi peringatan final untuk Trans TV karena Trans TV masih bersiaran di Purwokerto menggunakan kanal yang sama yang sebelumnya telah diberikan kepada TPI oleh Ditjen Postel. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan penertiban frekuensi secara nasional.[43]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d Seabad pers kebangsaan, 1907-2007
  2. ^ "Transmedia Jadi Pemegang Hak Siar Piala Dunia 2018" (dalam bahasa Indonesian). CNN Indonesia. 15 Desember 2017. Diakses tanggal 15 Desember 2017. 
  3. ^ Siaran Pers No. 85/DJPT.1/KOMINFO/VII/2006 Peringatan dari Ditjen Postel Kepada Trans TV Dalam Penggunaan Frekuensi di Purwokerto
  4. ^ BAB IV HASIL PENELITIAN. Negeri (PMDN) yang didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris Mohamad Ali
  5. ^ TRANS TV BANGUN PEMANCAR DI SURABAYA
  6. ^ a b LIMA TEVE SWASTA BARU, BEREBUT IKLAN DAN KAVLING DI UDARA
  7. ^ Rekam Jejak Bisnis Chairul Tanjung
  8. ^ Buku Pinter Televisi
  9. ^ Diisukan Bakal Dibeli Trans TV, Saham Indosiar Naik tak Wajar
  10. ^ Chairul Tanjung Akui Akan Beli TVOne, ANTV dan Vivanews
  11. ^ Televisi Batavia
  12. ^ Tempo, Volume 30,Masalah 25-30
  13. ^ Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000
  14. ^ Ekonomi Politik Media Penyiaran
  15. ^ Menjadi Produser Televisi: Profesional Mendesain Program Televisi
  16. ^ Transcorp Geger Wishnutama Resign
  17. ^ Sekitar 200 karyawan TransTV hengkang ke perusahaan Wishnutama
  18. ^ Trans TV Berharap Goyang YKS Mendunia Seperti Gangnam Style
  19. ^ 4 Kontroversi yang muncul dalam acara YKS Trans TV
  20. ^ Acara YKS di TransTV dihentikan KPI
  21. ^ The World of the Married di Trans TV Raih Rating Tinggi
  22. ^ Rating The World of The Married yang Ditayangkan Trans TV, Mampu Bersaing dengan Sinetron Tanah Air?
  23. ^ Siarkan Piala Dunia 2018, Trans TV Jadi TV nomor 1 Paling Banyak Ditonton
  24. ^ Pasca Piala Dunia 2018, Lalu Apa Trans TV?
  25. ^ KOLABORASI TRANS TV DAN MD ENTERTAINMENT MELAHIRKAN NEW TRANSFORMATION
  26. ^ Adit Sopo Jarwo Pindah ke TransTV
  27. ^ Ivan Gunawan Cerita Persahabatan dengan Ruben Onsu
  28. ^ Pagi-Pagi Ambyar dan Kopi Viral Trans TV, Ada Nassar dan Ramzi
  29. ^ Rumpi ala Feni Rose
  30. ^ Indonesia Mencari Bakat Memasuki Babak Audisi Juri
  31. ^ Klinik Tendean Gaet dr Boyke Buat Edukasi Kesehatan
  32. ^ Segera Tayang di Trans TV Dream Box Indonesia, Dipandu Oleh Denny Sumargo
  33. ^ Sederet Program Keren TRANS TV Sepanjang Bulan November 2021
  34. ^ Program Baru Trans TV 'I-Pedia', Siap Ungkap Rahasia Dunia!
  35. ^ Wow! Ibnu Jamil dan Ririn Ekawati Dapat Tawaran Program Baru Di Televisi?
  36. ^ Boy William dan Yuki Kato Bagi-bagi Duit untuk Orang Berwawasan Luas
  37. ^ Sinergi WeTV dan Trans Corp untuk Pertumbuhan Industri Hiburan di Indonesia
  38. ^ Series Cinta Fitri yang Dibintangi Tissa Biani dan Rizky Nazar Siap ke Layar Kaca
  39. ^ Selamat Tinggal, Berlian dan Batu Safir!
  40. ^ DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017
  41. ^ Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps
  42. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-09. Diakses tanggal 2018-09-09. 
  43. ^ Peringatan Final Bagi Trans TV Untuk Tidak Menggunakan Kanal Frekuensi 43 di Purwokerto Yang Mengakhiri Persengketaan Panjang Dengan TPI

Pranala luar