Ciledug, Cirebon
Artikel ini menggunakan kata-kata yang berlebihan dan hiperbolis tanpa memberikan informasi yang jelas. |
Ciledug, Cirebon | |
---|---|
Ciledug | |
Letak di Jawa Barat Dan Indonesia | |
Koordinat: 6°54′20″S 108°44′02″E / 6.90562457°S 108.73395079°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Hari jadi | Tahun 1950 |
Ibu kota | Ciledug Kulon |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar |
Luas | |
• Total | 13,34.252 km2 (5,15.158 sq mi) |
• Luas daratan | 4,92.702 km2 (1,90.233 sq mi) |
Sawah : 8.41.550 km2 (3,24.924 sq ml) | |
Populasi (2013) | |
• Total | 1,644 |
• Kepadatan | 120/km2 (320/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam (mayoritas) Kristen Buddha Hindu Konghucu |
• Bahasa | Indonesia (resmi) Sunda Jawa Cirebonan |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | 45188 |
Kode BPS | |
Pelat kendaraan | E |
Kode Kemendagri | 32.09.02 |
Ciledug (Aksara Sunda: ᮎᮤᮜᮨᮓᮥᮌ᮪, Hanacaraka: ꦕꦶꦊꦢꦸꦒ꧀) adalah sebuah kota kecamatan di Kabupaten Cirebon bagian timur, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Kota kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Pabedilan di sebelah utara, berbatasan dengan Kecamatan Waled di sebelah selatan, di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran (kecamatan yang baru dimekarkan dari Kecamatan Ciledug), di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tujuh desa yang ada di sebelah barat Kecamatan Ciledug membentuk kecamatan baru yaitu Kecamatan Pabuaran. Makanan khas dari Ciledug yaitu Tahu Gejrot; yang kini dapat juga dinikmati di luar Ciledug, seperti di Bandung dan Jakarta. Di Ciledug masih dapat dijumpai gedung-gedung kuno, peninggalan pemerintahan Belanda. Ciledug dahulu merupakan salah satu kewedanaan di wilayah Cirebon, yang meliputi Kecamatan Ciledug, Babakan, Waled dan Losari . Kantor Kewedanaan sekarang menjadi kantor Kecamatan Ciledug. Di sepanjang jalang utama Ciledug yakni di sisi kiri dan kanan Jalan Merdeka Barat dan Merdeka Utara masih berjejer gedung besar sebagai tempat budi daya sarang walet.
Dengan adanya pembangunan ruas Jalan Tol Palimanan-Kanci dan Kanci Pejagan, maka akses menuju Ciledug menjadi semakin cepat dengan dilalui oleh kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum yang berhenti di Terminal Bus Ciledug. Di Ciledug juga terdapat stasiun kereta api Ciledug yang terletak di Jalan Ki Buyut Roda.
Batas Wilayah
[sunting | sunting sumber]Utara | Kecamatan Pabedilan |
Timur | Provinsi Jawa Tengah |
Selatan | 1.Kecamatan Pasaleman |
Barat | 1.Kecamatan Pabuaran (pemekaran dari Kecamatan Ciledug) |
Sejarah Kecamatan Ciledug, Cirebon
[sunting | sunting sumber]Untuk mengamankan daerah Pagedangan dari orang-orang yang tidak mau masuk Islam . Ki Bledug Jaya meminta dikirim prajurit tangguh dari Caruban Larang untuk melatih para pemuda dan orang-orang dewasa penduduk Pagedangan. Setelah bantuan pasukan datang, mereka melatih penduduk Pagedangan disuatu tempat, sehingga tempat itu menjadi berdebu (Bahasa Sunda: Ledug), sampai-sampai air (Bahasa Sunda: Cai) yang akan digunakan untuk mandi, mencuci dan minum bercampur ledug (debu). Akhirnya tempat latihan itu terkenal dengan sebutan Ciledug hingga sekarang.Untuk memenuhi kebutuhan Keraton Cerbon, Ki Bledug Jaya diperintahkan oleh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) agar berdiam di Keraton Caruban Larang, tetapi pada hari Senin dan Kamis Ki Bledug Jaya diperkenankan untuk melihat daerahnya. (Orang-orang masih percaya bahwa samapi sekarang Ki Bledug Jaya pada hari Senin dan kamis berada di Ciledug. Pada hari senin dan Kamis berada di Ciledug. Pada hari Senin dan Kamis banyak orang datang berziarah ke tempat tersebut).Pada abad ke-15, daerah Pagedangan termasuk Wilayah Kerajaan Galuh yang menguasai daerah Jawa Barat sampai batas Cipamali (sungai ini sekarang menjadi batas antara Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah). Agama yang dianut oleh masyarakat ketika itu kebanyakan menganut agama Hindu-Budha pengaruh dari luar daerah.Pada saat itu, di Cirebon telah berkembang agama Islam yang dikembangkan oleh Pangeran Walangsungsang (Mbah Kuwu Cerbon), putra prabu siliwangi penguasa kerajaan galuh/pajajaran. Dalam rangka mengembangkan / mensiarkan agama islam. P. Walangsungsang dibantu oleh putra Nyai Rarasantang adiknya yang bernama Syarif Hidayatullah yang kemudian terkenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.Dengan adanya Pangeran Walangsungsang menyebarkan agama Islam, maka wilayah Kerajaan Galuh/Pajajaran diliputi rasa kekhawatiran. Para sesepuh Galuh yang beragama Sanghiang merasa kehilangan wibawa dan kepercayaan dari masyarakatnya, antara lain Ki Arya Kidang Layaran yang juga sedang kecewa karena salah seorang anaknya yang bernama Raden Layang Kemuning mengundurkan diri sebagai pepatih Kerajaan Galuh, meninggalkan segala kebesaran dan pergi mengembara tanpa pamit, sedangkan tempat tujuannya pun tidak diketahui rimbanya. Untuk mencarinya Ki Arya Kidang Layaran mengutus Nyi Ratu Layang Sari adik Layang Kemuning.Dalam pengembaraannya, Raden layang Kemuning menetap dan berdiam menyendiri disuatu tempat di tepi Sungai Cisanggarung. Ia menyamar sebagai tukang nyarah (mengambil kayu yang hanyut disungai) dan berganti nama dengan nama Ki Malewang.Pada suatu hari, langit mendung, halilintar bergelegar dan turunlah hujan yang sangat deras bagai ditumpahkan dari langit . Akibat hujan lebat Sungai Cisanggarung banjir mendadak. Airnya bergemuruh dan bergulung-gulung menghanyutkan segala yang menghalangi, termasuk tubuh Ki Malewang yang sedang nyarah ikut terhanyut. Dalam keadaan pingsan ia terdampar di daerah Pagedangan. Tiada selembar kainpun yang melekat ditubuhnya, karena waktu nyarah pakaiannya diletakan ditepi sungai. (Tempat terdamparnya Ki Malewang sekarang bernama Pelabuhan)Ratu Layang Sari yang diutus ayahandanya untuk mencari kakaknya yang bernama Raden Layang Kemuning belum dapat menemukannya. Akhirnya sampailah ia di tempat Ki Malewang terdampar. Melihat ada tubuh seorang laki-laki yang tergeletak ditepi sungai dalam keadaan tanpa busana, makakeinginannya untuk menolong diurungkan, tetapi ia melemparkan selendangnya untuk menutupi tubuh yang tergeletak itu. Lalu ia meninggalkan tempat itu dengan tidak mengira bahwa yang tergeletak adalah tubuh kakaknya yang selama ini ia cari.Setelah Ki Malewang sadar dari pingsannya, bukan main terkejutnya berada di tempat itu dalam keadaan telanjang, hanya tertutup selembar selendang. Iapun bertanya-tanya dalam hati, siapakah orang yang telah menutupi badannya dengan selendang itu.Di Pagedangan itu Ki Malewang membuat gubuk untuk tempat tinggal. Dan pepohonan disekitarnya ditebang untuk dijadikan lahan pertanian. Daerah ditepi sungai Cisanggarung tempat kediaman Ki Malewang itu sangat subur,sehingga orang-orang berdatangan ke tempat itu, dan lama kelamaan ramailah daerah Pagedangan karena banyak penghuninya.Beberapa tahun kemudian, datanglah enam orang utusan dari Kerajaan Galuh setelah mendengar keberadaan Raden Layang Kemuning di Pagedangan dengan maksud agar Raden Layang Kemuning mau kembali ke Kerajaan Galuh. Tetapi Raden layang Kemuning (Ki Malewang) menolak, bahkan keenam orang utusan itupun ingin menetap di Pagedangan dengan tujuan mengabdi kapada Raden Layang Kemuning mengembangkan pedukuhan. Keenam orang tersebut adalah:
1. Ki Gagak Singalaga (Ki Gatot Singalaga)
4. Ki Kokol
5. Ki Jala Rawa (Ki Sekar Sari)
6. Nyi Godong Lamaranti (disebut si Nyai)
Ketika Mbah Kuwu Cerbon mengetahui bahwa daerah sebelah timur ada sebuah pedukuhan yang masih menganut agama Sanghiang, maka ia bersama pengikutnya mendatangi Pagedangan untuk menyampaikan agama Islam. Kedatangan Mbah Kuwu Cerbon diterima dengan baik oleh Ki Malewang, yang kemudian ia beserta para pengikutnya masuk agama Islam dengan tulus.Untuk menambah keyakinannya, Ki Malewang bersama pengikutnya mengangkat sumpah di depan Mbah Kuwu Cerbon sebagai bukti kesetiaannya memeluk agama Islam. Pada waktu sumpah itu dilaksanakan, tiba-tiba langit menjadi gelap tertutup mendung dan halilintar yang sangat dahsyat menyambar tubuh Ki Malewang. Suara menggelegar: “ Bleduuug” (di daerah itu disebut Bledug). Tubuh Ki Malewang tetap tegar, tidak bergetar dan tidak berubah. Sejak kejadian itu Ki Malewang mendapat gelar “ Ki Bledug Jaya”.Pada tahun 1479 Syarif Hidayatullah diangkat menjadi Susuhunan di Caruban Larang, dia memperluas Keraton Pakungwati dan akan mendirikan Masjid Agung Sang Ciptarasa. Karena memerlukan kayu jati yang baik dan kuat, maka Sinuhun menugaskan Ki Bledug untuk mencarikan kayu jati yang baik. Bersama dengan para pengikutnya Ki Bledug jaya menebang kayu di bulak kasub (daerah dukuh jeruk–Brebes) dan mengirimkannya ke Cirebon. Kelebihan dan sisa-sisa dari kayu yang dibawa ke Cerbon oleh Ki Bledug Jaya dan para pengikutnya Balai yang besar. Balai (Bale) besar itu digunakan untuk tempat bermusyawarah dalam rangka penyebaran agama Islam. Dala di balai itu juga Mbah Kuwu Cerbon memimpin dan mengatur cara penyebaran agama Islam. Balai itu lebih dikenal dengan sebutan BaleKambang Ranjang.Ranjang (Bale Kambang) itu mempunyai enam buah tiang penyangga, hal ini dimaksudkan untuk mengenang jasa keenam pengikutnya yaitu: ki Gagak Sigalaga, Ki Angga Paksa, Ki Angga Raksa, Ki Kokol, Ki Jalak Rawa, dan Nyi Godong Lamaranti.Bale Kambang ini selain tempat musyawarah juga digunakan oleh Ki Bledug Jaya untuk mengambil sumpah orang-orang yang baru masuk agama Islam agar tidak kembali ke agama Sanghiang.Ki Bledug Jaya/Ki Malewang/Raden Layang Kemuning wafat di Cirebon. Dan atas jasanya dalam penyebaran agama Islam dia dimakamkan di Asatana Gunung Jati Blok Ganggong Pamungkuran.
Kelurahan/desa
[sunting | sunting sumber]- Secara Administratif pada akhir Tahun 2021 Kecamatan Ciledug terdiri dari 10 (sepuluh) desa yang kesemuanya berstatus desa dan klasifikasinya terdiri dari 4 (empat) desa berstatus desa mandiri, 5 (lima) desa berstatus desa maju, dan 1 (satu) desa berstatus desa berkembang.
- Jumlah pemerintahan terendah berdasarkan satuan lingkungan setempat terdiri dari 39 dusun/blok, 47 rukun warga/rukun keluarga dan 195 rukun tetangga, dengan rasio RT terhadap RW sebesar 4,14. Pendidikan aparat pemerintahan desa sudah didominasi oleh lulusan sarjana yaitu 8, SMA 4 dan SMP 1. Kesepuluh desa tersebut adalah:
Kelurahan/desa | Status | Dusun | RW | RT |
---|---|---|---|---|
Bojongnegara | Desa Mandiri | 5 Dusun | 5 RW | 22 RT |
Ciledug Kulon | Desa Mandiri | 3 Dusun | 3 RW | 17 RT |
Ciledug Lor | Desa Maju | 4 Dusun | 4 RW | 16 RT |
Ciledug Tengah | Desa Mandiri | 3 Dusun | 5 RW | 17 RT |
Ciledug Wetan | Desa Maju | 6 Dusun | 6 RW | 18 RT |
Damarguna | Desa Berkembang | 3 Dusun | 3 RW | 18 RT |
Jatiseeng | Desa Mandiri | 4 Dusun | 5 RW | 17 RT |
Jatiseeng Kidul | Desa Maju | 3 Dusun | 8 RW | 31 RT |
Leuweunggajah | Desa Maju | 4 Dusun | 4 RW | 20 RT |
Tenjomaya | Desa Maju | 4 Dusun | 4 RW | 19 RT |
Jumlah Penduduk
[sunting | sunting sumber]- Jumlah penduduk Kecamatan Ciledug pada tahun 2021 berdasarkan hasil Estimasi penduduk adalah 47,519 jiwa terdiri dari 24,096 jiwa laki-laki dan 23,423 jiwa perempuan. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk perempuan dengan perbandingan sex ratio 96 persen.
- Rata-rata kepadatan penduduk Kecamatan Ciledug pada Tahun 2021 adalah 3,772 Jiwa/Km2. kepadatan penduduk tertinggi berada di Desa Ciledug Tengah dengan kepadatan 6.257 Jiwa/Km2 dan kepadatan terendah berada di Desa Bojongnegara dengan kepadatan 2.338 Jiwa/Km2.
Periode Camat Ciledug
[sunting | sunting sumber]Periode (tahun) | Nama Camat | Keterangan |
---|---|---|
1949-1986 | - | tidak diketahui |
1986-1990 | Drs. Maman Saripudin | - |
1990-1993 | Erom Mustaram | - |
1993-1994 | Syaeun Alif, B.A | - |
1994-1997 | Drs. Yuswendi | - |
1997-2001 | Drs. Memet Surachmat | - |
2001-2004 | Drs. Rahmat Sutrisno, M.Si | - |
2004-2006 | Drs. Haerudin | - |
2006-2007 | Drs. Hary Safari, MM | - |
2007-2009 | Drs. Muhadi AS | - |
2009-2010 | Drs. Yusuf Hermawan | - |
2010-2011 | Teguh Supriyadi, S.IP | - |
2011-2012 | Edi Prayitno, S.IP | - |
2012-2014 | Carsono, AP., MM | - |
2014-2016 | M. Fery Afrudin, S.STP | - |
2016 | H. Khamim, SP | Plt. Camat Ciledug |
2016 | Drs. Hafidz Iswahyudi, M.Si. | - |
2017-2021 | Drs. H. Solihin, MM | - |
2021 | Drs. R. Udin Kaenudin, M.Si | Plt. Camat Ciledug |
2021-2023 | Agung Firmansyah, S.STP., MPA | - |
09 Juni 2023-Sekarang | Wawan Arif Gunawan, SE | - |
Tempat Pelayanan Kesehatan
[sunting | sunting sumber]Desa | RS | Puskesmas | Pustu | Posyandu | Pos KB | Poskesdes | Polindes | Balai Pengobatan |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Leuweunggajah | - | - | - | 5 | 1 | 1 | - | - |
Tenjomaya | - | - | - | 5 | 1 | 1 | - | - |
Damarguna | - | - | - | 7 | 1 | 1 | - | - |
Jatiseeng | - | - | - | 7 | 1 | 1 | - | 1 |
Jatiseeng Kidul | - | - | 1 | 11 | 1 | - | - | - |
Ciledug Kulon | - | 1 | - | 7 | 1 | - | - | 1 |
Ciledug Wetan | - | - | - | 5 | 1 | 1 | - | - |
Ciledug Lor | - | - | - | 5 | 1 | 1 | - | - |
Ciledug Tengah | - | - | 6 | 1 | 1 | 1 | 1 | - |
Bojongnegara | - | - | - | 5 | 1 | 1 | - | - |
Jumlah | - | 1 | 1 | 63 | 10 | 8 | 1 |
Mobilitas Masyarakat
[sunting | sunting sumber]Nama Tempat | Alamat | Desa |
---|---|---|
Samsat Cirebon II Ciledug | Jl. Merdeka Utara KM. 39,5 Ciledug | Bojongnegara |
Terminal Ciledug | Jl. Merdeka Utara Ciledug | Ciledug Kulon |
Stasiun Ciledug | Jl. Buyut Roda Ciledug | Damarguna |
Pasar Tradisional Ciledug | Jl. Merdeka Utara Ciledug | Ciledug Kulon |
Gerbang toll ciledug 1 dan 2 | Jl. Merdeka Utara Ciledug | Ciledug Kulon |
Puskesmas Ciledug | Jl. Merdeka Timur (Komplek alun alun kota Ciledug) | Ciledug Kulon |
Kantor Kecamatan Ciledug | Jl. Merdeka Timur (Komplek alun alun kota Ciledug) | Ciledug Kulon |
Alun-alun Kota Ciledug | Jl. Merdeka Timur (Komplek alun alun kota Ciledug) | Ciledug Kulon |
Surya Toserba Ciledug | Jl. Merdeka Barat Ciledug | Ciledug Kulon |
Yogya Ciledug | Jl. Merdeka Barat Ciledug | Jatiseeng |
Penginapan/hotel
[sunting | sunting sumber]Penginapan/hotel | Alamat |
---|---|
Deddy Jaya Hotel | Jatiseeng |
Apita Village | Jatiseeng |
Hotel Sasarengan | Jatiseeng Kidul |
Wisma Pondok Daun | Ciledug Wetan |
Tempat Ibadah
[sunting | sunting sumber]Tempat Ibadah | Agama | Nama | Alamat | Desa |
---|---|---|---|---|
Masjid | Islam | Masjid Nurul Huda Jatiseeng | Jl. P. Walangsungsang | Jatiseeng |
Masjid Darussalam | Jl. Merdeka Timur (Komplek alun alun kota Ciledug) | Ciledug Kulon | ||
Masjid Al-Hidayah | Jl. Merdeka Timur | Ciledug Wetan | ||
Masjid Syarif Hidayatullah | - | Ciledug Lor | ||
Masjjid Darul Qoror | Jl. Merdeka Utara | Ciledug Tengah | ||
Masjid Al-Fur'Qon | Jl. Semboja | Damarguna | ||
Masjid Baitussu'ada | Jl. Letjend S. Parman | Leuweunggajah | ||
Masjid Baiturrahman | Jl. P. Walangsungsang | Jatiseeng Kidul | ||
Masjid Baitul Makmur | - | Tenjomaya | ||
Gereja | Kristen | Gereja Bethel Indonesia | Jl. Merdeka Timur | Ciledug Kulon |
Gereja Katolik St. Theresia | Jl. P. Walangsungsang No. 137 | Jatiseeng | ||
Vihara | Buddha | Vihara Anuruddha | Jl. Lapang Bola Ampera | Ciledug Lor |
Desa | Masjid | Langgar | Gereja | Vihara | Jumlah |
---|---|---|---|---|---|
Leuweunggajah | 1 | 9 | - | - | 10 |
Tenjomaya | 2 | 11 | - | - | 13 |
Damarguna | 1 | 19 | - | - | 20 |
Jatiseeng | 1 | 7 | 1 | - | 9 |
Jatiseeng Kidul | 1 | 23 | - | - | 24 |
Ciledug Kulon | 2 | 12 | - | - | 14 |
Ciledug Wetan | 2 | 5 | - | - | 7 |
Ciledug Lor | 2 | 4 | - | 1 | 7 |
Ciledug Tengah | 1 | 7 | 1 | - | 9 |
Bojongnegara | 1 | 7 | - | - | 8 |
Jumlah | 14 | 104 | 2 | 1 | 121 |
Jumlah Sarana Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Desa | Taman
Kanak-kanak |
Raudhatul
Athfal (RA) |
Madrasah
Diniyah |
Lainnya
(Kober, TPA, PAUD, TKQ, dll) |
Jumlah |
---|---|---|---|---|---|
Leuweunggajah | - | 1 | 1 | 3 | 5 |
Tenjomaya | - | 1 | 2 | 2 | 5 |
Damarguna | - | 1 | 2 | 3 | 6 |
Jatiseeng | 1 | 1 | 1 | 3 | 6 |
Jatiseeng Kidul | - | 2 | 3 | 4 | 9 |
Ciledug Kulon | 3 | - | 4 | 3 | 10 |
Ciledug Wetan | - | - | 2 | 3 | 5 |
Ciledug Lor | 1 | - | 2 | 3 | 6 |
Ciledug Tengah | 1 | 1 | 2 | 4 | 8 |
Bojongnegara | - | 1 | 2 | 3 | 6 |
Jumlah | 6 | 8 | 21 | 31 | 66 |
- Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
Desa | Sekolah Dasar | Madrasah Ibtidaiyah | Jumlah | ||
---|---|---|---|---|---|
Negeri | Swasta | Negeri | Swasta | ||
Leuweunggajah | 2 | - | - | - | 2 |
Tenjomaya | 3 | - | - | - | 3 |
Damarguna | 2 | - | - | 1 | 3 |
Jatiseeng | 1 | 1 | - | 1 | 3 |
Jatiseeng Kidul | 3 | - | - | - | 3 |
Ciledug Kulon | 1 | - | - | - | 1 |
Ciledug Wetan | 2 | - | - | - | 2 |
Ciledug Lor | 3 | - | - | - | 3 |
Ciledug Tengah | 2 | - | - | 1 | 3 |
Bojongnegara | 2 | - | - | - | 6 |
Jumlah | 21 | 1 | - | 3 | 29 |
- SMP/SLTP dan MTs
Desa | SMP/SLTP | MTs | Jumlah | ||
---|---|---|---|---|---|
Negeri | Swasta | Negeri | Swasta | ||
Leuweunggajah | - | - | - | - | - |
Tenjomaya | - | - | - | - | - |
Damarguna | - | - | - | - | - |
Jatiseeng | - | 1 | - | - | 1 |
Jatiseeng Kidul | 1 | - | - | - | 1 |
Ciledug Kulon | - | 1 | - | - | 1 |
Ciledug Wetan | - | - | - | - | - |
Ciledug Lor | - | - | - | - | - |
Ciledug Tengah | 1 | 1 | - | - | 2 |
Bojongnegara | - | - | - | - | - |
Jumlah | 2 | 3 | - | - | 5 |
- SLTA/SMK, dan MA
Desa | SLTA | SMK | MA | Jumlah | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Negeri | Swasta | Negeri | Swasta | Negeri | Swasta | ||
Leuweunggajah | - | - | - | - | - | - | - |
Tenjomaya | - | - | - | - | - | - | - |
Damarguna | - | - | - | - | - | - | - |
Jatiseeng | - | - | - | - | - | - | - |
Jatiseeng Kidul | 1 | - | - | - | - | - | 1 |
Ciledug Kulon | - | 1 | - | - | - | - | 1 |
Ciledug Wetan | - | - | - | - | - | - | - |
Ciledug Lor | - | - | - | - | - | - | - |
Ciledug Tengah | - | - | - | - | 2 | - | 2 |
Bojongnegara | - | - | - | - | - | - | - |
Jumlah | 1 | 1 | - | - | 2 | - | 4 |
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Terminal bus antarkota Ciledug.
-
Stasiun Ciledug yang penuh sesak saat sore hari menunggu kereta api Gaya Baru Malam Selatan.
-
Stasiun Ciledug tampak peron.
-
Stasiun Ciledug yang penuh sesak saat sore hari.