Lompat ke isi

Daftar kecelakaan dan insiden pesawat penumpang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kecelakaan pesawat)

Daftar ini merupakan daftar kecelakaan dan insiden pesawat terbang penumpang diurutkan berdasarkan tahun.


1937 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2021 2022 2023 2024

Pranala luar

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

  • 3 Oktober - Empat mesin berasal dari Berlin Douglas jatuh menabrak sisi gunung di luar Stephanville, Newfoundland. Pesawat tersebut dikendarai oleh American Overseas Airlines yang membawa banyak istri dan anak-anak para serdadu AS yang terlibat perang di Jerman. Ke-39 penumpang semuanya meninggal. Pada saat itu, kecelakaan tersebut adalah yang paling terburuk di antara kecelakaan pesawat terbang komersial.
  • 25 Desember - setidaknya 3 pesawat terbang jatuh di tempat yang terpisah karena terjebak di tengah-tengah kabut yang tebal di Shanghai, Tiongkok.

«Kembali ke atas

«Kembali ke ataspesawat jatuh

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

  • 30 Juni - United Airlines Penerbangan 718, sebuah DC-8, terbang dari Los Angeles ke Chicago dan TWA Penerbangan 2, sebuah Constellation, bertabrakan di atas Grand Canyon. Seluruh 58 penumpang dan awak di DC-8, dan 70 penumpang dan awak di Constellation tewas. Kedua pilot telah meminta izin untuk terbang di ruang udara yang bukan ditentukan untuk memberikan penumpang pemandangan yang lebih baik dan tabrakan dihubungkan dengan pilot yang saling tidak melihat kapal lainnya.

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

  • 20 September - Pesawat DC-9 Garuda Indonesian Airways mendarat darurat akibat kerusakan mesin, sewaktu mendarat kedua ban belakang kiri pecah mengakibatkan pelek ban menghunjam landasan hingga sulit dipindahkan. Tak ada korban yang jatuh.

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

23 Juli - China Northwest Airlines Penerbangan 2119 Jatuh di danau di Yinchuan,Ningxia,Tiongkok.54 penumpang dan 1 kru pesawat tewas, 54 penumpang dan 4 awak pesawat selamat.

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

Serpihan Korean Air 801
Animasi Korean Air 801
  • 6 Agustus - Korean Air Penerbangan 801 akan mendarat ke Bandar Udara di Guam menggunakan Boeing 747. Akibat cuaca buruk, pilot mencari-cari landasan. Pesawat tetap turun hingga akhirnya ketinggian pesawat terlalu rendah. Pilot tidak menyadari bahwa mereka terbang rendah hingga sebuah gundukan curam terlihat secara tiba-tiba di lampu landing. Pesawat menabrak gundukan dan hancur berkeping-keping. Hanya bagian ekornya yang utuh. Hampir seluruh awak dan penumpang tewas. Hanya 26 yang selamat dari 254 orang.
  • 26 September - Garuda Indonesia Penerbangan 152 menggunakan Airbus A300 dengan membawa 234 orang akan mendarat di Bandar Udara Polonia di Medan. Pihak pengendali udara bingung dengan pesawat Merpati yang berada di kawasan udara tersebut dengan GA152. Ia justru sempat mengira bahwa ada pesawat Merpati 152 (di mana pesawat tersebut tidak pernah ada). Ia kemudian menyuruh GA152 untuk terbang ke pegunungan di mana seluruh penumpang dan awak pesawat tewas seketika. Kecelakaan ini merupakan kecelakaan udara terburuk di Indonesia.
  • 10 Oktober - Austral Líneas Aéreas Penerbangan 2553 (McDonnell Douglas DC-9-32) terbang di atas Uruguay. Sistem peringatan pesawat tiba-tiba menyatakan bahwa pesawat terlalu lambat. Padahal, pada kenyataannya pesawat terbang normal. Pilot kemudian menurunkan pesawat. Menambah thrust agar laju pesawat semakin cepat. Pada saat tersebut, pesawat sudah terbang terlalu cepat. Namun, sistem peringatan tetap memberi tahu pilot bahwa mereka terbang terlalu lambat. Pilot semakin menurunkan pesawat. Akibatnya, salah satu flaps pesawat lepas. Pesawat terjun berguling-guling tak terkendali dan jatuh nyaris vertikal di Estancia Magallanes, Nuevo Berlín, 32 kilometer (20 mil) dari Montevideo, Uruguay; seluruh 74 penumpang tewas.
  • 17 Desember - Tajikistan Airlines Penerbangan 3183, sebuah Tupolev Tu-154, jatuh di dekat Bandar Udara Sharjah, Uni Emirat Arab. Dari 86 penumpang dan awak, hanya teknisi pesawat saja yang selamat.
Serpihan Silkair 185 yang hancur berkeping-keping
  • 19 Desember - SilkAir Penerbangan 185 menggunakan Boeing 737 sedang terbang di ketinggian 35.000 kaki di atas Sungai Musi. Tiba-tiba, pesawat terjun secara vertikal dan meluncur hingga melebihi kecepatan suara. Bagian pesawat mulai terlepas satu per satu dan menghantam sungai. Seluruh 104 orang tewas seketika. Seluruh mayat hancur berkeping-keping dan 4 orang tidak dapat diidentifikasi sama sekali. Pihak Amerika menyatakan bahwa pilot melakukan bunuh diri, sedangkan pihak Indonesia tidak dapat menentukan penyebabnya. Pengadilan Los Angeles menyatakan bahwa penyebabnya ialah kerusakan rudder (ekor belakang)

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

«Kembali ke atas

  • 3 Juli - pesawat jet Tupolev Tu-154 Vladivostokavia jatuh pada saat mendekati pendaratan di Irkutsk, Rusia menewaskan 145
  • 24 Agustus - Air Transat Penerbangan 236 kehabisan bahan bakar di atas Samudra Atlantik dan melakukan pendaratan darurat di kepulauan Azores
  • 11 September - American Airlines Penerbangan 11 (WTC Menara Utara) (11 September 2001) Pesawat tersebut dibajak dan diterbangkan ke sebuah menara di mana kejadian tersebut menjadi kejadian teroris paling mematikan di dunia.
  • 11 September - United Airlines Penerbangan 175 (WTC Menara Selatan) (11 September 2001)Pesawat tersebut dibajak dan diterbangkan ke sebuah menara di mana kejadian tersebut menjadi kejadian teroris paling mematikan di dunia.
    Kejadian 9/11 yang merupakan kejadian teroris terburuk dalam sejarah dunia
  • 11 September - American Airlines Penerbangan 77 (The Pentagon) (11 September 2001)Pesawat tersebut dibajak dan diterbangkan ke sebuah gedung militer di mana kejadian tersebut menjadi kejadian teroris paling mematikan di dunia.
  • 11 September - United Airlines Penerbangan 93 (Somerset County, Pennsylvania) (11 September 2001) Pesawat ini juga dibajak dan rencananya akan menjadi bintang utamanya, yaitu menabrak Gedung Putih. Namun, para penumpang yang mengetahui bahwa para pembajak akan menerbangkannya ke Gedung Putih melawan dengan fisik dan berhasil membunuh dua pembajak. Mereka mendobrak kokpit dan mencoba untuk mengambil alih kendali. Namun naas, walaupun sudah dicekal dan dipegangi, para pembajak tetap dapat mengarahkan kemudi pesawat tajam ke bawah dan jatuh di Pennsylvania. Seluruh 44 orang dalam pesawat tewas.
  • 4 Oktober - Siberia Airlines Penerbangan 1812 terbang di atas Laut Hitam. Di dekatnya, militer Ukraina sedang mengadakan latihan misil dengan target sudah berada di langit. Ketika misil ditembak, misil itu bukannya mengenai target melainkan mengunci targetnya ke pesawat penumpang di dekatnya, yaitu SIberia Airlines. Pesawat meledak berkeping-keping. Pihak Ukraina bersorak sorai karena latihan militernya selesai. Namun, setelah diberitakan keesokan harinya, mereka mengakui dan meminta maaf kepada pihak maskapai.
  • Musibah Bandar Udara Linate
    8 Oktober - Kecelakaan di Bandara Linate, Scandinavian Airlines Penerbangan 686, Scandinavian Airlines baru saja akan take-off dari Bandar Udara Linate di Italia di mana tiba-tiba pesawat tersebut menabrak sebuah pesawat sedang di landasan. Pesawat yang di tabrak hancur berkeping-keping dan terseret pesawat Scandinavian Airlines. Pilot mencoba untuk membatalkan take-off namun terlambat. Pesawat meluncur berputar-putar di landasan pacu dan menghantam hangar. Seluruh penumpang di kedua pesawat tewas.
  • 12 November - American Airlines Penerbangan 587 baru saja take-off dari New York City. Sang ko-pilot terlalu berlebihan dalam mengoperasikan rudder (ekor belakang) ketika menghadapi turbulensi. Tiba-tiba, ekor belakang tersebut putus dari pesawat Airbus tersebut. Tidak ada apa-apa yang bisa dilakukan pilot. Pesawat terjun ke perumahan Queens di New York di mana kecelakaan ini menjadi kecelakaan pesawat kedua terburuk di Amerika. Sebelumnya, pesawat dikira telah menjadi target teroris ( akibat baru saja 2 bulan dari Tragedi 11 September).
  • 22 Desember - American Airlines Penerbangan 63 - penerbangan "bom-sepatu".

«Kembali ke atas

  • 14 Januari - Lion Air Penerbangan JT-386
  • 16 Januari - Garuda Indonesia Penerbangan 421, sebuah pesawat Boeing 737 sedang mengudara di langit Indonesia ketika hujan yang turun dengan deras menyebabkan kedua mesin pesawat mati. Pilot kemudian mendaratkan pesawat di Bengawan Solo. Gesekan antara pesawat dengan air sungai menyebabkan lantai di kabin menjadi terbuka, menyebabkan 2 pramugari terlempar keluar. Satu orang pramugari meninggal dunia, sedangkan seluruh penumpang beserta kru lainnya selamat.
  • 27 Februari- Ryanair Penerbangan 296
  • 15 April - Air China Penerbangan 129, merupakan kecelakaan pesawat terburuk di Korea Selatan, dimana sebuah Boeing 767 menabrak sebuah bukit dekat Bandara Internasional Gimhae di Busan ketika pilot sedang mencoba untuk mendarat. Setidaknya 129 penumpang dan awak kru tewas dalam kecelakaan tersebut.
  • 4 Mei - EAS Airlines Penerbangan 4226, kecelakaan pesawat di Nigeria dimana sebuah pesawat BAC One-Eleven terlambat lepas landas. Pesawat kemudian kehabisan runway dan keluar dari runway ke lapangan berdebu, menyebabkan debu masuk ke dalam mesin pesawat. Kedua mesin pesawat kemudian mati dan pesawat hilang kendali dan jatuh ke permukiman padat penduduk, menabrak rumah dan masjid. Tujuh puluh satu penumpang dan awak tewas, 78 penduduk turut kehilangan nyawa dalam peristiwa tersebut.
  • 7 Mei - China Northern Penerbangan 6136, pesawat tersebut jatuh ketika seorang penumpang bernama Zhang Pilin dengan sengaja membakar kabin pesawat. Zhang menumpahkan bensin yang dibawanya ke dalam kabin dan menyebabkan kebakaran pada kabin. Api yang tidak tertangani kemudian merambat ke kontrol pesawat hingga pesawat akhirnya lepas kendali.
  • 25 Mei - China Airlines Penerbangan 611, kejadian pesawat terburuk di Taiwan, dimana sebuah Boeing 747 milik China Airlines tiba - tiba pecah di udara menjadi beberapa bagian. Seluruh 225 awak dan penumpang tewas. Pesawat tersebut pecah akibat adanya retakan pada badan pesawat yang disebabkan oleh struktur pesawat mengenai runway ketika landing pada beberapa tahun sebelum kecelakaan.
  • 1 Juli - Bashkirian Airlines Penerbangan 2937 - Disebut juga dengan Musibah Uberlingen, merupakan suatu kecelakaan udara dimana sebuah pesawat Boeing 757 milik DHL menabrak sebuah pesawat Tupolev-154 milik maskapai Rusia Bashkirian Airlines di langit Jerman. Ekor pesawat DHL menabrak bagian tengah pesawat Bashkirian Airlines, dimana kebanyakan penumpangnya merupakan anak - anak yang sedang berkarya wisata. Pesawat Bashkirian Airlines pecah dan meledak berkeping-keping, menewaskan seluruh awak dan penumpang. Pesawat DHL yang kehilangan ekor pun lepas kendali dan jatuh di hutan Jerman, menewaskan kedua awak kru pesawat.
Sebuah pesawat Antonov yang mengalami kerusakan hidung pesawat setelah bertabrakan dengan Sukhoi Su-27 yang jatuh ke kerumunan penonton di Sknyliv
  • 27 Juli - Musibah Pertunjukan Udara Sknyliv, merupakan kecelakaan air show terburuk dalam sejarah dunia, dimana sebuah pesawat Sukhoi Su-27 terbang terlalu rendah, jatuh dan menabrak kerumunan penonton yang sedang menonton pertunjukan udara di Ukraina. Tujuh puluh tujuh penonton tewas dalam kejadian tersebut, sedangkan sang pilot Sukhoi Su-27 selamat.
  • 6 November - Luxair Penerbangan 9642, kecelakaan pesawat terburuk di Luksemburg, dimana sebuah pesawat baling-baling Fokker 50 menabrak sebuah lapangan dan meledak ketika sedang mendarat di Bandara Internasional Luksemburg. Dua puluh penumpang dan awak pesawat tewas dalam kejadian tersebut.

«Kembali ke atas

  • 8 Januari - Turkish Airlines Penerbangan 634. Kru dari penerbangan 634 memutuskan untuk meneruskan pendaratan pesawat walaupun belum memenuhi syarat yang benar untuk mendarat di Bandara Diyarbakır, Turki. Pesawat kemudian jatuh dan menabrak tanah dan terseret beberapa ratus meter sebelum akhirnya berhenti. Tujuh puluh lima orang tewas dalam kecelakaan tersebut.
Foto kecelakaan Air Midwest Penerbangan 5481, sesaat setelah kecelakaan
  • 8 Januari - Air Midwest Penerbangan 5481, sebuah pesawat baling - baling kecil milik maskapai regional Amerika Serikat, Air Midwest, tiba - tiba jatuh menabrak hangar setelah lepas landas. Seluruh 21 penumpang dan awak pesawat tewas. Investigasi kecelakaan menunjukkan bahwa pesawat tersebut kelebihan beban. Ketika pesawat lepas landas, beban yang terlalu berat menyebabkan pesawat menjadi sulit lepas landas, mengalami stall hingga akhirnya lepas kendali dan menabrak hangar.
  • 9 Januari - TANS Peru Penerbangan 222. Pesawat sedang mencoba untuk mendarat di sebuah bandara di Chacapoyas, Peru. Kru pesawat memilih untuk menurunkan ketinggian pesawat terlalu dini. Akibatnya, pesawat menabrak tebing dan hancur seketika. Seluruh penumpang dan awak kru tewas seketika.
  • 6 Maret - Air Algerie Penerbangan 6289, sebuah pesawat milik Air Algerie tiba - tiba mengalami kerusakan mesin pada saat lepas landas. Pesawat tersebut masih berada dalam kondisi roda yang tidak ditarik kembali. Pilot yang tidak mengerti akan situasi tersebut justru menarik tuas pesawat dan menyebabkan pesawat berada dalam kondisi stall. Pesawat mengalami stall dan akhirnya jatuh dan meledak di sebuah lapangan dekat bandara. Hanya seorang penumpang yang berhasil selamat dari kecelakaan tersebut.
  • 1 April - Antonov An-24 Cubana de Aviación dibajak dan dipaksa terbang ke Key West, Florida oleh seorang pria dengan granat tangan
  • 8 Mei - Musibah Udara Kongo, sebuah pesawat militer Ilyushin Il-76 sedang membawa ratusan keluarga tentara ketika pintu kargo pesawat mengalami kerusakan dan tiba - tiba terbuka lebar di langit Kongo. Ratusan keluarga yang ditempatkan di ruang kargo turut terhisap keluar dari pesawat.
  • 22 Juni - Air France Penerbangan 5672, sebuah pesawat regional Bombardier CRJ100 menabrak lapangan berumput dan pagar batu, menyebabkan sayap pesawat patah dan menimbulkan kebakaran di bagian sayap, menewaskan seorang pilot. Investigasi menunjukkan bahwa sang pilot tidak melihat ketinggian serta kecepatan penurunan pesawat ketika sedang mencoba mendarat dalam cuaca buruk, menyebabkan terjadinya kecelakaan tersebut.
  • 8 Juli - Sudan Airways Penerbangan 139. Pesawat tersebut sedang mencoba mendarat di Bandara Port Harcourt setelah pilot melaporkan adanya kerusakan pada salah satu mesin. Namun, ketika sedang mencoba mendarat, pilot terlambat untuk mendaratkan pesawat dalam waktu yang tepat. Pesawat tetap turun, melewati bandara hingga akhirnya jatuh dan menabrak sebuah lapangan dekat bandara. Seratus enam belas penumpang dan awak kru pun tewas dalam kejadian tersebut.
  • 24 Agustus - Tropical Airways Penerbangan 1301, sebuah pesawat Let L-410 sedang lepas landas dari sebuah bandara di Haiti ketika pintu kargo pesawat tiba - tiba terbuka lebar. Pilot yang sedang mencoba untuk melakukan emergency landing mengalami kehilangan kontrol pesawat. Pesawat kemudian jatuh di sebuah perkebunan tebu, menewaskan seluruh 21 awak dan penumpang pesawat.
  • 25 Desember - UTA Penerbangan 141, merupakan kecelakaan pesawat terburuk di negara Benin. Pesawat tersebut sedang membawa penumpang yang kebanyakan merupakan warga negara Lebanon yang sedang merayakan natal. Ketika pesawat mencoba untuk lepas landas, muatan yang berlebih menyebabkan pesawat kesulitan untuk terbang. Pesawat kehabisan landasan pacu dan menabrak beberapa gedung di bandara sebelum akhirnya jatuh, terseret dan terguling hingga akhirnya menabrak laut dan pecah menjadi beberapa bagian. Setidaknya 141 penumpang dan awak tewas dalam kecelakaan tersebut.

«Kembali ke atas

Tugu peringatan korban Flash Airlines Penerbangan 604 di Sharm El-Sheikh, Mesir
  • 3 Januari - Flash Airlines Penerbangan 604, pesawat tersebut sedang membawa turis pulang ke negara asal masing - masing setelah berlibur di kota resor Sharm El-Sheikh di Mesir. Lingkungan gelap akibat waktu malam menyebabkan pilot kehilangan orientasi. Pesawat kemudian berbelok tajam dan menabrak laut, menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat.
  • 10 Februari - Kish Air Penerbangan 7170, pesawat Fokker 50 milik maskapai Iran Kish Air tersebut tiba - tiba terguling saat sedang mencoba untuk mendarat di Sharjah, Uni Emirat Arab. Pilot tidak sengaja menyebabkan baling - baling pesawat untuk masuk ke dalam mode reverse, sehingga pesawat berputar tidak terkendali dan jatuh ke sebuah lapangan. Hanya 3 orang yang selamat dalam kejadian tersebut.
  • 14 Mei - Rico Linhas Aéreas Penerbangan 4815, sebuah pesawat baling - baling Embraer EMB 120 Brasilia mengalami hilang kontak ketika sedang berada di atas hutan Amazon. Pesawat tersebut ditemukan hancur lebur di tengah hutan. Saksi mata menjelaskan bahwa terdapat bola api yang jatuh ke hutan saat terjadinya kecelakaan. Seluruh 33 penumpang dan kru pesawat tewas.
  • 8 Juni - Gabon Express Penerbangan 221. Pesawat baling - baling tersebut mengalami masalah hidraulik sesaat setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Libreville, Gabon. Pilot berusaha untuk melakukan pendaratan darurat dengan memutar pesawat kembali ke bandara, tetapi pilot lepas kendali dan pesawat terjun bebas ke laut. Sebelas orang selamat dari kecelakaan tersebut, sedangkan 19 orang tewas.
  • 24 Agustus - Pengeboman Pesawat Rusia 2004. Kejadian ini merupakan salah satu serangan teror yang dilakukan oleh separatis Chechnya, Rusia. Dua buah pesawat Tupolev, Tu-154 milik maskapai Siberia Airlines Penerbangan 1047 dan Tu-134 milik maskapai Volga-AviaExpress Penerbangan 1303, diledakkan oleh bom di dalam pesawat. Ledakan pertama terjadi pada pesawat Volga-AviaExpress. Pesawat Volga-AviaExpress langsung hancur setelah bom tersebut melemahkan badan pesawat, menyebabkan pesawat menjadi pecah di udara. Bom pada pesawat Siberia Airlines menyebabkan lubang pada kabin serta kerusakan kontrol penting pesawat. Pesawat tersebut akhirnya jatuh ke sebuah lapangan. Sebanyak 90 orang tewas pada serangan teroris tersebut.
  • 14 Oktober - Pinnacle Airlines Penerbangan 3701. Pesawat kargo tersebut sedang mengudara di Negara bagian Amerika Serikat Missouri. Kedua pilot merasa bosan dan salah satu pilot menyatakan keinginan untuk bergabung dengan "Klub 410", suatu perkumpulan informal bagi para pilot yang senang memacu adrenalin dan mengetes kemampuan pesawat mereka ke batas maksimal. Pilot pesawat kemudian mencapai ketinggian 41.000 kaki dan melakukan serangkaian manuver berbahaya. Namun, manuver tersebut justru menyebabkan mesin pesawat menjadi mati. Kedua pilot mulai kehilangan kendali pesawat dan berusaha untuk mendarat darurat di bandara terdekat. Jarak yang terlalu jauh dengan bandara menyebabkan pilot terpaksa untuk mencari jalan tol atau jalan yang panjang sebagai landasan pacu pengganti. Pesawat tersebut kemudian jatuh di sebuah lapangan di dekat wilayah perumahan. Kedua pilot tewas dalam kejadian tersebut. Badan investigator Amerika Serikat NTSB menyatakan bahwa kecelakaan ini merupakan salah satu kasus kecelakaan paling aneh yang pernah diinvestigasi oleh badan tersebut.
  • 21 November - China Eastern Penerbangan 5210. Pesawat Bombardier CRJ-200 tersebut baru saja lepas landas dari Bandar Udara Baotou di China. Namun, es yang terkumpul pada badan pesawat menyebabkan pesawat menjadi bergetar hebat dan kehilangan kecepatan. Pesawat kemudian mengalami stall dan akhirnya jatuh ke sebuah danau di sebuah taman. Seluruh 53 awak dan penumpang beserta 2 petugas taman tewas dalam kejadian tersebut.
  • 30 November - Lion Air Penerbangan 538. Pesawat McDonnell Douglas MD-82 tersebut sedang mendarat di Bandara Adi Sumarmo Solo dalam cuaca hujan lebat disertai angin kencang. Runway yang licin menyebabkan pesawat tidak dapat mengerem dengan baik. Pilot pesawat berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan pesawat dengan menggeserkan pesawat berkali-kali ke kiri dan ke kanan namun gagal. Pesawat kemudian tergelincir keluar landasan, menghantam sebuah undakan dan masuk ke sebuah kuburan dekat bandara. Sedikitnya 25 orang tewas dalam kecelakaan tersebut. Kecelakaan ini merupakan kecelakaan fatal pertama bagi Lion Air.

«Kembali ke atas

Bangkai pesawat Kam Air Penerbangan 904 yang ditemukan di sebuah gunung, seluruh penumpang dan awak tewas seketika pada saat pesawat menabrak gunung
  • 3 Februari - Kam Air Penerbangan 904, merupakan kecelakaan pesawat terburuk di Afghanistan. Boeing 737 tersebut sedang mendarat dalam badai salju yang turun dengan lebat. Kondisi cuaca tersebut menyebabkan pilot tidak mampu melihat bandara yang dituju ketika sedang mendarat. Pesawat kemudian menabrak sebuah gunung dekat bandara tersebut. Seluruh awak dan penumpang tewas dalam kecelakaan tersebut.
  • 16 Juli: Musibah Antonov An-24 Equatorial Express Airlines. Pesawat tersebut sedang lepas landas ketika pesawat tiba - tiba berbelok tajam. Sayap pesawat menghantam pohon - pohon dan pesawat jatuh terguling dan meledak. Enam puluh orang tewas dalam kecelakaan terburuk di negara Guinea Khatulistiwa. Investigasi menunjukkan adanya kecurigaan kelebihan muatan.
  • 2 Agustus: Air France Penerbangan 358, sebuah Airbus A340 di Toronto terpeleset saat mendarat dan terbakar, 297 penumpang dan 12 awak lolos dari maut
  • 6 Agustus: Tuninter Penerbangan 1153. Pesawat baling - baling ATR-72 tersebut mengalami kehabisan bahan bakar ketika sedang terbang di atas Laut Mediterrania. Kru pesawat melakukan pendaratan darurat di laut. Pesawat gagal mendarat dengan baik dan terpecah menjadi 3 bagian, menewaskan 16 orang. Investigasi kecelakaan menunjukkan bahwa teknisi pesawat tidak sengaja menukar indikator bensin pesawat ATR-72 dengan ATR-42, sebuah pesawat regional dengan tangki yang lebih kecil. Kru yang tidak menduga akan cepatnya pesawat akan kehabisan bahan bakar kemudian melakukan serangkaian kesalahan lain yang akhirnya menyebabkan kecelakaan.
  • 14 Agustus: Helios Airlines Penerbangan 522. Sebuah pesawat Boeing 737 mengalami kelainan sistem pengaturan tekanan udara di langit Yunani. Seluruh penumpang dan awak kecuali satu pramugara mengalami hipoksia dan akhirnya pun pingsan akibat kadar oksigen yang menurun drastis. Pramugara tersebut mencoba untuk menyelamatkan pesawat. Namun, pesawat kemudian mengalami kehabisan bahan bakar dan jatuh di utara Athena, ibukota Yunani. Seluruh 121 penumpang dan kru tewas dalam kejadian tersebut.
  • 16 Agustus: West Caribbean Airways Penerbangan 708, pesawat tersebut sedang membawa ratusan turis Prancis dari negara Panama ke Martinique, sebuah koloni Prancis di Karibia ketika pesawat tersebut jatuh di hutan Venezuela, menewaskan seluruh awak dan penumpang pesawat. Ketika sedang mengudara, kru pesawat mengira telah terjadi kerusakan mesin dan menarik tuas pesawat untuk menambahkan ketinggian pesawat. Pesawat mengalami stall yang begitu berat hingga akhirnya jatuh berputar - putar secara horizontal di langit Venezuela, sebelum akhirnya jatuh di sebuah lapangan di hutan Venezuela.
  • 23 Agustus: TANS Peru Penerbangan 204, pesawat Boeing 737 tersebut sedang melakukan pendaratan darurat dalam keadaan cuaca buruk di bandara Pucallpa, Peru. Kru pesawat yang tidak memonitor kecepatan serta ketinggian pesawat menyebabkan pesawat menabrak pepohonan dan jatuh terguling, terpecah menjadi beberapa bagian dan jatuh ke sebuah rawa dalam kondisi terbakar. Ajaibnya, 58 penumpang dan awak kru turut selamat dalam kejadian tersebut.
  • 5 September: Mandala Airlines Penerbangan RI 091, sebuah pesawat Boeing 737 milik maskapai Mandala Airlines gagal take off dari Bandara Polonia Medan dalam penerbangan menuju Jakarta, lalu menerobos pagar bandara dan menabrak perumahan penduduk dan masyarakat di Jl. Jamin Ginting, Medan. Dari 117 orang penumpang dan awak, hanya 17 yang selamat. Korban dari masyarakat di darat, 41 orang dinyatakan tewas. KNKT menyatakan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh kesalahan pilot, dimana pilot tidak mengaktifkan flaps pesawat. Akibatnya, pesawat tidak dapat membentuk daya angkat ketika akan lepas landas.
  • 22 October: Bellview Airlines Penerbangan 210. Boeing 737 tersebut sedang lepas landas pada saat malam hari dalam cuaca buruk di Nigeria ketika tiba - tiba pesawat jatuh secara vertikal dengan sudut tegak lurus terhadap tanah. Pesawat menghantam tanah dengan kecepatan tinggi, menewaskan seluruh 117 penumpang dan awak kru pesawat. Kecepatan tinggi dari pesawat turut membentuk suatu galian sedalam 9 meter. Hal tersebut juga turut menyebabkan pesawat hancur berkeping - keping hingga investigator tidak mampu mengidentifikasi sebagian besar bagian pesawat. Akhirnya, investigasi tidak mampu menyimpulkan penyebab kecelakaan pesawat.
  • 8 Desember - Southwest Airlines Penerbangan 1248 tergelincir keluar landasan akibat salju di Bandara Internasional Chicago Midway, Chicago. Pesawat kemudian menabrak mobil-mobil yang sedang berada dalam kemacetan lalu lintas. Menewaskan anak laki - laki berusia 6 tahun.
  • 10 Desember - Sosoliso Airlines Penerbangan 1145. Pesawat Douglas DC-9 tersebut sedang mencoba mendarat di Bandara Internasional Port Hartcourt, Nigeria, dalam cuaca buruk. Pilot gagal mendarat dan menyebabkan pesawat menghantam tanah dengan kuat. Pesawat tersebut kemudian terseret dan menabrak selokan besar dekat bandara. Tabrakan tersebut menyebabkan pesawat pecah dan meledak berkeping - keping. Hanya 2 orang yang berhasil selamat. Setidaknya 61 penumpang pesawat merupakan murid SMP yang sedang berkarya wisata.
  • 19 Desember - Chalk's Ocean Airways Penerbangan 101. Pesawat Grumman G-73 Mallard tersebut sedang mengudara di lepas pantai Miami, Florida ketika sayap pesawat tiba - tiba patah akibat suatu retakan. Pesawat jatuh berputar - putar dan menghantam laut, menewaskan seluruh penumpang dan awak kru pesawat.
  • 23 Desember - Azerbaijan Airlines Penerbangan 217. Pesawat tersebut jatuh menabrak pantai sesaat setelah lepas landas dari Baku, ibu kota Azerbaijan. Kecelakaan tersebut turut menewaskan 23 penumpang dan awak pesawat.

«Kembali ke atas

  • 31 Maret - TEAM Linhas Aereas Penerbangan 6865. Pesawat baling - baling Let L-410 Turbolet tersebut sedang beroperasi dalam VFR ketika pesawat menabrak sebuah bukit di Brazil. Seluruh 19 penumpang dan awak pesawat tewas. Badan investigasi Brazil CENIPA menyimpulkan bahwa penyebabnya ialah kesalahan pilot.
  • 3 Mei - Armavia Penerbangan 967. Pesawat Airbus A320 tersebut sedang mencoba untuk mendarat di Sochi, Rusia pada waktu malam hari dalam cuaca yang memburuk. Kedua pilot mengalami psikososial stress dan melakukan serangkaian kesalahan dalam pengoperasian pesawat. Pesawat kemudian menabrak Laut Hitam. Seluruh 113 penumpang dan awak tewas dalam kecelakaan tersebut.
  • 9 Juli - S7 Airlines Penerbangan 778 jurusan Moskwa - Irkutsk sedang mendarat dengan 193 penumpang dan 10 awak pesawat. Pesawat sudah mendarat dengan sempurna dan mulai mengerem ketika awak pesawat secara tidak sadar mendorong thruster mesin pesawat. Pesawat yang awalnya melambat tiba - tiba melaju di landasan pacu dan menabrak pagar bandara serta puluhan garasi mobil. Pesawat meledak dan menyebabkan kebakaran hebat. Setidaknya 123 penumpang dan awak pesawat tewas dalam kejadian tersebut.
Tugu peringatan Pulkovo Airlines Penerbangan 612 yang ditujukan untuk mengenang para korban
  • 22 Agustus - Pulkovo Airlines Penerbangan 612. Pesawat Tupolev Tu-154 tersebut sedang mengudara di Donetsk, Ukraina ketika pesawat menukik dengan sudut hidung pesawat yang terlalu tajam dan melebihi kemampuannya. Pilot pesawat tidak mampu memperbaiki keadaan. Pesawat tersebut kemudian mengalami stall dan jatuh di Donetsk. Seluruh 170 penumpang dan awak pesawat tewas dalam kecelakaan pesawat terburuk kedua di Ukraina.
  • 27 Agustus - Comair Penerbangan 5191. Kru pesawat tidak sengaja lepas landas dari runway yang jauh lebih pendek. Pendeknya runway menyebabkan pesawat tidak mampu menghasilkan daya angkat yang cukup. Pesawat dengan cepat kehabisan runway, meluncur ke hutan dan meledak. Hanya kopilot yang berhasil selamat dari kejadian maut tersebut.
Bangkai pesawat Gol Transportes Aéreos Penerbangan 1907 yang ditemukan di hutan belantara Amazon
  • 29 September - Gol Transportes Aéreos Penerbangan 1907. Pesawat ini sedang mengudara di atas hutan Amazon ketika sebuah pesawat bisnis Embraer menyabet sayap Boeing 737 tersebut. Winglet dari Embraer menyabet sayap dari Boeing 737, menyebabkan sebagian besar dari sayap Boeing 737 menjadi terputus dari badan pesawat. Pesawat Gol Transportes Aéreos Boeing 737 kemudian kehilangan kendali, berputar - putar dengan sudut yang menyebabkan stres pada struktur pesawat. Pesawat yang tidak dapat menahan gaya stres akhirnya pecah di langit, dengan pecahan tersebar di tengah hutan Amazon. Seluruh penumpang dan awak pada pesawat Gol Transportes Aéreos tewas, sedangkan penumpang dan awak dari pesawat bisnis Embraer semuanya selamat. CENIPA menyatakan bahwa kecelakaan ini disebabkan oleh kesalahan ATC.
  • 10 Oktober - Atlantic Airways Penerbangan 670. Pesawat British Aerospace BAe 146-200A tersebut sedang mendarat di Bandara Stord, Norwegia ketika pesawat tergelincir dan terjun ke dalam jurang. Pesawat kemudian meledak dan terbakar, menewaskan 4 orang. Investigator menyebutkan bahwa landasan yang licin menyebabkan kecelakaan tersebut.
  • 29 Oktober - ADC Airlines Penerbangan 53. Boeing 737 tersebut baru saja lepas landas dari Bandara Abuja di Nigeria ketika terjadi suatu peristiwa windshear yang menyebabkan pesawat kehilangan ketinggian. Kuatnya angin menyebabkan kecepatan pesawat menurun. Pesawat kemudian menjadi miring dan jatuh di sebuah lapangan. Sembilan orang berhasil selamat dari kecelakaan tersebut.

«Kembali ke atas

  • 1 Januari - Adam Air Penerbangan 574 dari Jakarta - Manado via Surabaya sedang mengudara di atas Selat Makassar. Pesawat yang mengalami kerusakan inertial navigation system itu menyebabkan pilot kebingungan dalam menerbangkan pesawat. Hilangnya orientasi menyebabkan pesawat tersebut terjun bebas dengan sudut hidung yang turun tajam. Kondisi ini seharusnya dapat dengan mudah diperbaiki, tetapi pilot tidak mengerti letak kesalahannya. Pesawat yang tidak kuat menahan gaya luar akhirnya pecah di udara dan menghantam laut. Semua 102 penumpang dan awak pesawat tewas serta jasad seluruh penumpang dan bangkai pesawat tetap terkubur di dasar laut. Akibat kecelakaan ini, seluruh maskapai Indonesia dilarang untuk terbang ke seluruh negara yang tergabung dalam Uni Eropa.
  • 21 Februari - Boeing 737-300 Adam Air Penerbangan KI 172.Dalam penerbangan dari Jakarta - Surabaya, pesawat tersebut mendarat dengan kecepatan tinggi. Struktur badan pesawat yang tidak mampu menahan gaya menyebabkan pesawat tersebut patah. Untungnya semua penumpangnya beserta kru selamat.
Bangkai pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 200 di dekat Bandara Internasional Adisucipto, Yogyakarta
  • 7 Maret - Garuda Indonesia Penerbangan GA-200. Pilot Penerbangan GA200 terlalu bersikeras untuk segera mendaratkan pesawat. Pilot tersebut lupa untuk menurunkan kecepatan pesawat sebelum mendarat dan melebarkan flaps dan slats. Akibatnya, pesawat mendarat dengan kecepatan yang terlalu tinggi dan menghantam landasan pacu dengan kuat. Kuatnya gaya hantaman menyebabkan roda depan menjadi patah. Pesawat kemudian meluncur keluar dari landasan pacu dan menghantam pagar pembatas bandara sebelum akhirnya melewati sebuah jalan dan menghantam gundukan sawah. Kokpit pesawat terbelah dan badan pesawat patah menjadi beberapa bagian. Setidaknya 21 penumpang dan kru pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut.

(TempoInteraktif)

  • 17 Maret - UTAir Penerbangan 471. Ketika sedang melakukan sebuah pendaratan darurat di sebuah bandara kecil di Samara, Rusia, pilot penerbangan tersebut mendaratkan pesawat dalam posisi yang tidak benar. Pesawat yang mendarat dalam kondisi kabut tebal tersebut menghantam tanah dengan kuat, menyebabkan kerusakan besar pada struktur pesawat hingga akhirnya terbalik dan terbakar. Enam orang tewas dalam kecelakaan tersebut.
  • 5 Mei - Kenya Airways Penerbangan 507. Kecelakaan ini merupakan kecelakaan pesawat terburuk di Kamerun. Boeing 737 tersebut baru saja lepas landas dari Douala, kota terbesar di Kamerun, dalam cuaca buruk. Pilot penerbangan tersebut tidak berkomunikasi sama sekali dengan kopilot pesawat. Kesalahan komunikasi menyebabkan pesawat berbelok sendiri tanpa adanya kendali dari salah satu pilot. Sang pilot baru sadar bahwa tidak ada yang mengendalikan pesawat ketika sudut belok pesawat sudah sangat tajam dan pesawat sudah terjun bebas ke rawa. Pesawat tersebut menghantam rawa dengan kecepatan tinggi, menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat.
  • 25 Juni - PMTair Penerbangan 241. Penerbangan 241 sedang mengudara di atas pegunungan Kamboja ketika pesawat tersebut hilang dari radar. Tim SAR yang dikerahkan menemukan pesawat sudah dalam keadaan terbalik dan hancur lebur di sebuah perbukitan, dengan mayat penumpang dan awak tersebar di sekitar bangkai pesawat. Seluruh 22 penumpang dan awak, yang sebagian besar terdiri atas turis Korea Selatan, meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.
Bangkai pesawat TAM Linhas Aéreas Penerbangan 3054 yang menabrak gedung TAM Express di São Paulo, Brazil
  • 17 Juli - TAM Linhas Aéreas Penerbangan 3054. Penerbangan 3054, sebuah Airbus A320 yang dimiliki maskapai Brazil TAM Aéreas, sedang mendarat di São Paulo ketika sang pilot secara tidak sadar mendorong thruster pesawat ke depan. Hal ini menyebabkan mesin pesawat menjadi menyala dengan kekuatan tinggi, mendorong pesawat dengan cepat. Pilot yang panik berusaha sekuatnya untuk menghentikan pesawat dengan mengerem, tetapi pesawat tetap melaju hingga keluar dari landasan pacu, melewati sebuah jalan raya yang padat dan menabrak sebuah bangunan milik TAM. Sebanyak 199 penumpang, awak, serta pekerja bangunan di darat tewas dalam kecelakaan penerbangan terburuk di Brazil. Akibat kecelakaan ini, Brazil mengalami suatu krisis penerbangan.
  • 9 Agustus - Air Moorea Penerbangan 1121. Sebuah DHC-6 Twin Otter tiba - tiba terjun bebas ke laut Tahiti selepas lepas landas. Seluruh 21 penumpang dan awak penumpang tewas. Tim investigasi menemukan bahwa seutas tali pengontrol kemudi pesawat tiba - tiba terputus ketika pesawat sedang lepas landas. Tali tersebut ternyata telah mengalami erosi berkepanjangan akibat terpapar mesin jet dari pesawat lain.
China Airlines Penerbangan 120 mengalami suatu kebakaran hebat ketika mendarat di Bandara Okinawa, Jepang. Untungnya, seluruh penumpang dan awak berhasil selamat
  • 20 Agustus - China Airlines Penerbangan 120, sebuah Boeing 737-800 baru saja selesai mendarat dan sedang menunggu di apron bandara. Namun, salah satu sekrup pesawat menyebabkan kebocoran tangki. Bahan bakar pesawat tersebut kemudian tersulut, menyebabkan suatu kebakaran dahsyat. Untungnya, seluruh penumpang dan awak selamat dalam kejadian tersebut. Peristiwa tersebut terekam oleh penumpang yang berada di terminal bandara.
  • 16 September - One-Two-GO Airlines Penerbangan 269. Pesawat tersebut sedang mendarat di Phuket, Thailand. Pilot berkebangsaan Indonesia tersebut tidak melakukan komunikasi yang baik dengan kopilot. Kedua pilot kemudian tidak memonitor kecepatan pesawat yang terus menurun. Pesawat tersebut tetap kehilangan ketinggian hingga akhirnya pesawat jatuh menghantam tanah dan meledak. Setidaknya 90 penumpang dan awak pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut.
  • 30 November - Atlasjet Penerbangan 4203. Penerbangan tersebut sedang mendarat di Isparta, Turki pada malam hari. Kondisi malam yang gelap menyebabkan pilot yang tidak fokus menjadi kehilangan orientasi dan menyebabkan pesawat menabrak gunung. Pesawat pun pecah dan terbelah menjadi 3 bagian besar. Seluruh 57 penumpang dan awak tewas dalam kecelakaan tersebut.
  • 17 Januari - British Airways Penerbangan 38. Pesawat tersebut mengalami kegagalan mesin ketika sedang mengudara akibat kristal es di bahan bakar pesawat menyebabkan penghangat mesin menjadi tersumbat. Akibatnya, bahan bakar tidak mampu tersalurkan ke mesin pesawat. Pesawat pun mendarat dengan keras di Bandara Internasional Heathrow, London, Britania Raya. Seluruh 152 penumpang dan awak selamat, tetapi 47 orang terluka dalam kejadian tersebut.
  • 21 Februari - Santa Bárbara Airlines Penerbangan 518. ATR-42 registrasi YV1449 tersebut menghantam tebing di Venezuela, menewaskan seluruh 46 penumpang dan awak pesawat. Ternyata, kedua pilot tersebut sedang telat dan terburu - buru untuk menerbangkan pesawat untuk mencapai tujuan. Akibatnya, mereka melupakan prosedur penting dalam navigasi pesawat. Sistem navigasi pesawat tersebut sudah rusak, tetapi pilot yang terburu oleh waktu memutuskan untuk lepas landas secepatnya. Akibatnya, ketika sedang mengudara, pilot kehilangan arah dan menyebabkan kecelakaan tersebut.
  • 15 April - Hewa Bora Airways penerbangan 122. Saat lepas landas dari Bandar Udara Internasional Goma,Republik Demokrasi Kongo, pesawat DC-9 tersebut mengalami kegagalan mesin. Pilot yang memutuskan untuk menghentikan lepas landas tidak mampu menghentikan pesawat dengan tepat waktu akibat kecepatan pesawat yang tinggi. Pesawat tersebut kemudian meluncur ke sebuah pasar di depan landasan pacu. Tiga penumpang dan 33 pengunjung pasar pun tewas dalam kejadian tersebut.
  • 30 Mei - TACA Penerbangan 390. Penerbangan 390 sedang mendarat di Bandar Udara Internasional Toncontin yang terletak di Tegucigalpa, ibukota Honduras. Pesawat Boeing 737 tersebut mendarat dengan kecepatan tinggi dan akhirnya keluar dari landasan pacu. Pesawat tersebut akhirnya menabrak sebuah undakan dan jalan raya, menghantam beberapa mobil. Kecelakaan tersebut menewaskan 5 orang, termasuk Duta Besar Brazil untuk Honduras dan 2 pengendara di darat.
  • 10 Juni - Sudan Airways Penerbangan 109. Airbus A310 milik maskapai Sudan Airways tersebut sedang mendarat di Bandar Udara Internasional Khartoum,Sudan dalam cuaca buruk. Pilot pesawat mendaratkan pesawat di dekat ujung landasan. Sisa landasan yang pendek disertai dengan landasan yang licin akibat hujan kemudian menyebabkan pesawat tidak mampu berhenti dengan baik dan keluar dari landasan dan menghantam sebuah tiang lampu, menyebabkan kebakaran besar. 30 penumpang tewas dan 178 penumpang beserta 10 awak pesawat selamat.
  • 20 Agustus - Spanair Penerbangan 5022. Pesawat tersebut terlambat untuk lepas landas dari Madrid, ibukota Spanyol akibat adanya masalah pada pendingin ruangan. Ketika lepas landas, pesawat tersebut tidak dapat terbang akibat kru pesawat yang lupa menggunakan flaps dan slats pesawat. Pesawat yang tidak memiliki daya angkat pun mengalami stall, meluncur ke sebuah sungai dan menghantam sebuah undakan sebelum akhirnya meledak, menewaskan 153 penumpang dari 162 orang.
  • 24 Agustus - Iran Aseman Airlines Penerbangan 6895. Kru Penerbangan 6895 berusaha untuk melakukan pendaratan darurat setelah melaporkan adanya gangguan pada sistem pengaturan tekanan udara. Ketika akan mendarat, kru pesawat tersebut tidak mengamati ketinggian hingga akhirnya pesawat menghantam tanah kurang dari beberapa kilometer dari Bandar Udara Bishkek, Kyrgyzstan. Setidaknya 68 orang tewas dari total 90 orang di pesawat.
  • 27 Agustus - Sriwijaya Air Penerbangan 62. Penerbangan 62 tersebut mengalami masalah kebocoran hidraulik di udara. Pilot pesawat memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat. Namun, kurangnya cairan hidraulik menyebabkan masalah pada pengereman pesawat. Pesawat yang gagal berhenti kemudian meluncur keluar landasan pacu dan menabrak sebuah rumah, menewaskan 1 orang penghuni. Tiga belas orang di pesawat mengalami luka - luka akibat kejadian tersebut.
Serpihan pesawat Aeroflot Penerbangan 821 tersebar luas di dekat rel kereta setelah Boeing 737 tersebut terjun bebas dan mengalami kecelakaan
  • 14 September - Aeroflot Penerbangan 821. Penerbangan 821 sedang akan mendarat di Bandar Udara Internasional Perm di Rusia pada waktu malam hari. Ketika pesawat memasuki awan, pilot dari penerbangan tersebut kehilangan orientasi. Dibarengi dengan kondisi pilot yang sedikit mabuk dengan alkohol, pesawat tersebut pun akhirnya lepas kendali dan terjun bebas ke sebuah rel kereta. Pesawat tersebut pun jatuh, menewaskan seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 88 orang.
  • 8 Oktober - Yeti Airlines Penerbangan 103. Pesawat tersebut sedang mendarat di Bandar Udara Lukla, sebuah bandara yang terletak di pegunungan dan merupakan bandara utama bagi turis yang akan mendaki Gunung Everest, Nepal. Pesawat tersebut mendarat pada cuaca buruk dengan kabut tebal menyelimuti bandara. Pilot yang tidak mampu melihat landasan pacu akibat kabut tebal menyebabkan pesawat menghantam tebing di depan landasan pacu, menewaskan seluruh 18 penumpang dan awak pesawat.
  • 4 November - Kecelakaan Learjet Kota Meksiko. Sebuah Learjet 45 milik Kementrian Dalam Negeri Meksiko yang membawa 9 orang beserta Sekretaris Kementrian Dalam Negeri Meksiko jatuh di pusat kota yang sedang berada dalam jam sibuk. Pesawat jatuh ke jalan dan menabrak belasan mobil sebelum akhirnya menghantam sebuah gedung perkantoran. Setidaknya 16 orang tewas dalam kejadian tersebut.
  • 15 Januari - US Airways Penerbangan 1549 bertabrakan dengan beberapa angsa Kanada dan menyebabkan kerusakan pada kedua mesin, namun karena kepiawaian kapten pilot Chesley Sullenberger, pesawat berhasil mendarat mulus dan mengapung di sungai Hudson. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
  • 12 Februari - Continental Connection Penerbangan 3407. Pilot dari pesawat Dash-8 tersebut mengalami kelelahan akibat jam kerja yang berlebihan. Pilot tersebut menjadi tidak fokus dan menyebabkan pesawat untuk kehilangan kecepatan. Pesawat pun stall dan jatuh di sebuah permukiman di Clarence Center, New York . Seluruh 49 orang yang berada di pesawat serta 1 orang di atas tanah tewas.
  • 25 Februari - Turkish Airlines Penerbangan 1951. Pesawat tersebut sedang mendarat di Bandar Udara Internasional Schiphol di Amsterdam, Belanda. Namun, terdapat kerusakan pada radio altimeter pesawat. Kerusakan ini menyebabkan sistem pengaturan mesin otomatis menjadi terganggu dan menyebabkan sistem tersebut untuk menurunkan kecepatan pesawat terlalu dini. Padahal, pesawat belum mencapai bandara. Pilot yang melihat anomali ini seharusnya dengan sigap melakukan prosedur anti-stall, tetapi pilot baru menyadari ketika ketinggian pesawat sudah terlalu dekat dengan tanah. Pesawat Boeing 737 itu pun menghantam tanah dengan keras. Pesawat pun pecah menjadi 3 bagian. Setidaknya 9 orang tewas dalam ke
  • 23 Maret - FedEx Express Penerbangan 80 penerbangan jatuh pada pukul 6:48 pagi JST (21:48 UTC, 22 Maret), saat mencoba mendarat di Runway 34L dalam kondisi angin kencang
  • 17 April - Mimika Air Penerbangan 514. Pilatus PC-6 Porter tersebut membawa 9 penumpang dan 2 awak pesawat. Pesawat baling-baling tersebut sedang mengudara di dekat Gunung Gergaji. Pilot pesawat yang tidak terlalu mengerti rute pesawat dengan baik kemudian mencoba untuk mengitari gunung. Namun, pilot kemudian kehilangan kendali dan menyebabkan pesawat untuk jatuh dalam keadaan terbalik. Seluruh 11 penumpang dan awak pesawat tewas dalam kejadian tersebut.
  • 1 Juni - Air France Penerbangan 447. Saat sedang mengudara di atas Samudera Atlantik, pitot tube (alat pendeteksi kecepatan) pesawat tersebut membeku dan tertutup kristal es, menyebabkan ketidaksesuaian pengukuran kecepatan. Pilot pun menaikkan hidung pesawat, tetapi hal ini justru menyebabkan kecepatan pesawat semakin berkurang. Pesawat mengalami stall namun pilot justru semakin menaikkan hidung pesawat. Airbus A330 tersebut akhirnya jatuh di laut di kedalaman 7.000 meter di Samudera Atlantik, menewaskan seluruh penumpang dan awaknya yang berjumlah 228 orang. Walaupun beberapa serpihan pesawat ditemukan dalam beberapa hari setelah kecelakaan, bangkai pesawat itu sendiri baru ditemukan 2 tahun setelah kecelakaan.
  • 30 Juni - Yemenia Penerbangan 626. Pesawat Airbus A310 milik maskapai Yemenia tersebut sedang mendarat di Bandar Udara Internasional Prince Said Ibrahim yang terletak di Moroni, ibukota negara Komoro. Cuaca saat itu sedang buruk dan pilot berusaha mendaratkan pesawat pada waktu malam. Pilot yang tidak memonitor kecepatan pesawat kemudian menyebabkan pesawat kehilangan kecepatan dan stall. Kedua pilot berusaha untuk menyelamatkan pesawat. Pesawat pun naik turun secara berkali - kali hingga akhirnya jatuh di lepas pantai Komoro. Hanya 1 orang yang selamat, gadis asal Komoro yang bernama Bahia Bakari.
  • 15 Juli - Caspian Airlines Penerbangan 7908. Pesawat Tupolev Tu-154 tersebut sedang membawa ratusan penumpang beserta 10 anggota dari tim nasional judo asal Armenia ketika diskus dari salah satu mesin pesawat tiba - tiba terputus. Patahan diskus tersebut kemudian memotong 2 saluran dari sistem hidraulik pesawat serta memotong pipa bahan bakar pada salah satu mesin. Bahan bakar yang keluar pun tersulut dan menyebabkan kebakaran hebat pada bagian belakang pesawat. Api yang kian membesar kemudian menghancurkan sistem kontrol pesawat, menyebabkan pesawat tersebut jatuh di kawasan Iran barat laut. Seluruh 153 penumpang serta 15 awak pesawat tewas.
  • 24 Juli - Aria Air Penerbangan 1525. Pesawat Ilyushin Il-26 tersebut sedang mendarat di Bandar Udara Internasional Mashhad ketika pesawat meluncur keluar landasan pacu dan menabrak pagar pembatas bandara. Tabrakan tersebut menyebabkan bagian kokpit dan kabin depan hancur lebur, menewaskan 16 orang. Akibat kecelakaan ini, sertifikat pengoperasian maskapai Aria Air pun dicabut oleh otoritas Iran.
  • 2 Agustus - Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 9760. Pesawat baling-baling DHC-6 milik maskapai Merpati Nusantara Airlines tersebut sedang melakukan approach ke Bandar Udara Oksibil di Papua dengan membawa 15 penumpang dan awak pesawat. Pilot pesawat yang memilih untuk terbang langsung ke Oksibil kemudian menerbangkan pesawat ke dalam kabut tebal. Pilot yang tidak dapat melihat bandara kemudian memilih untuk menaikkan ketinggian, sayangnya pesawat tersebut tidak memiliki sisa ketinggian yang cukup dan akhirnya pesawat menghantam pepohonan. Pesawat pun jatuh di tengah hutan belantara Papua, menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat.
  • 4 Agustus - Bangkok Airways Penerbangan 266 Rute Bandar Udara Krabi,Thailand menuju Bandar Udara Samui,Thailand keluar landasan saat mendarat dan menabrak kontrol tua. 71 penumpang selamat namun sang pilot meninggal.
  • 25 Januari - Ethiopian Airlines Penerbangan 409, pesawat Boeing 737-8AS milik Ethiopian Airlines tiba - tiba jatuh berputar - putar dan menghujam ke laut di lepas pantai Beirut. Seluruh 90 penumpang dan awak tewas. Investigator menyatakan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh disorientasi pilot, dimana pilot yang kelelahan mengalami kebingungan orientasi pesawat.
Seluruh dunia terkejut akan kabar kematian Presiden Polandia yang disebabkan oleh kecelakaan pesawat. Beberapa negara turut ikut berkabung bersama warga Polandia sebagai bentuk solidaritas
  • 10 April - Kecelakaan Tu-154 Angkatan Udara Polandia 2010, sebuah pesawat Tupolev Tu-154 milik Angkatan Udara Polandia sedang membawa Presiden Polandia Lech Kaczyński dan 88 penumpang lainnya di Smolensk, Rusia. Sayap kiri pesawat kemudian menghantam sebuah pohon dan patah. Pesawat kemudian terbalik dan meledak, menewaskan seluruh penumpang dan kru termasuk Presiden Polandia Lech Kaczyński.
  • 13 April - Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 836 tergelincir dan menabrak pohon di Bandar Udara Rendani,Manokwari,Indonesia. 103 penumpang dan 6 awak pesawat selamat. Namun, 23 pemumpang terluka.
  • 12 Mei - Afriqiyah Airways Penerbangan 771, pesawat Airbus A330 tersebut akan mendarat di Bandar Udara Internasional Tripoli. Ketika pesawat sedang mendekati bandara, pilot pesawat mengalami ilusi sensorik yang menyebabkan pilot untuk menggerakkan tuas ke bawah. Pilot yang tidak menyadari ini menyebabkan turunnya hidung pesawat. Pesawat pun menurun dengan cepat dan jatuh. Setidaknya 103 penumpang dan kru pesawat tewas. Seorang anak laki - laki berkebangsaan Belanda bernama Ruben Van Assouw menjadi satu - satunya korban selamat dalam kecelakaan pesawat tersebut.
  • 17 Mei - Pamir Airways Penerbangan 112, pesawat Antonov An-24 tersebut sedang membawa 44 penumpang dan kru di atas langit pegunungan di dekat Kabul, ibukota Afghanistan. Ketika sedang mendarat dalam keadaan bersalju, Penerbangan 112 tiba - tiba hilang kontak. Tim penyelamat menemukan serpihan pesawat di pegunungan. Seluruh penumpang dan awak tewas.
  • 22 Mei - Air India Express Penerbangan 812, pesawat Boeing 737-800 yang datang dari Bandar Udara Internasional Dubai tersebut sedang mendarat di Bandar Udara Internasional Mangalore, India. Pilot pesawat, yang sebelumnya tertidur ketika pesawat sedang mendekati pesawat, mendaratkan pesawat di dekat ujung landasan. Pesawat pun tidak dapat berhenti dan meluncur ke sebuah tebing yang berada di ujung landasan. Pesawat meledak dan terbakar, menewaskan 158 penumpang dan awak. Setidaknya 8 orang selamat dalam kecelakaan tersebut.
  • 28 Juli - Airblue Penerbangan 202, pesawat Airbus A320 tersebut sedang membawa penumpang dari kota terbesar Pakistan, Karachi, ke Islamabad, ibukota dari negara tersebut. Ketimpangan pengalaman yang terjadi antara ko-pilot yang baru dengan pilot tua di penerbangan tersebut menyebabkan ko-pilot segan dalam membantu pilot. Ketika sedang menggunakan autopilot, sang pilot lupa untuk menekan tombol yang mengaktifkan sistem autopilot sehingga pesawat pun keluar jalur. Pilot yang semakin bingung kemudian mengalami disorientasi. Pesawat tersebut kemudian menghantam Bukit Margalla, menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat.
  • 16 Agustus - AIRES Penerbangan 8250, sebuah Boeing 737 - 73V milik maskapai AIRES (Aerovías de Integración Regional S.A) sedang mencoba mendarat di Bandar Udara Internasional Gustavo Rojas Pinilla di Pulau San Andrés, sebuah pulau tropis yang populer di kalangan turis. Pesawat tersebut mendarat ketika cuaca sedang buruk. Pilot pesawat kemudian mengalami ilusi lubang hitam, dimana ia beranggapan bahwa pesawat sedang terbang lebih tinggi dari ketinggian sebenarnya. Akibatnya, pesawat turun terlalu dini dan menabrak tanah dengan keras. Pesawat pun terbelah menjadi beberapa bagian. Dua orang penumpang tewas dalam kejadian tersebut.
  • 24 Agustus - Agni Air Penerbangan 101, pesawat baling - baling Dornier 228 tersebut mengalami kerusakan pada kedua generator pesawat. Hal ini menyebabkan hilangnya fungsi normal dari indikator yang terdapat di pesawat, termasuk indikator sikap pesawat. Kerusakan ini menyebabkan pilot menjadi terdisorientasi. Pesawat pun jatuh di sebuah sawah, menewaskan seluruh penumpang.
  • 24 Agustus - Henan Airlines Penerbangan 8387, pesawat Embraer E190 LR tersebut sedang mendarat di Bandar Udara Lindu di Yichun, Tiongkok pada malam hari. Pesawat tersebut mendarat terlalu cepat dan akhirnya jatuh sebelum landasan. Pesawat meledak dan terbakar, menewaskan 44 orang.
  • 4 November - Qantas Penerbangan 32 rute Bandar Udara London Heathrow menuju Bandar Udara Sydney mengangkut 440 penumpang dan 29 awak pesawat mengalami kegagalan turbin mesin di langit Pulau Batam. Pesawat terpaksa mendarat darurat di Bandar Udara Internasional Changi,Singapura. 24 September - Pesawat jenis Super athlondec yang di kendarai Alex supeli jatuh di Bandung Air Show Seluruh penumpang dan awak pesawat selamat.
  • 4 November - Aero Caribbean Penerbangan 883. Pesawat baling-baling ATR-72 sedang mengudara di langit Kuba ketika salah satu bagian pesawat mengalami pembentukan es. Daya angkat pun hilang dan pilot lepas kendali akan kontrol pesawat. Pesawat yang naik turun berkali-kali itu pun akhirnya jatuh di Santiago de Cuba,Kuba. Seluruh 68 penumpang dan awak pesawat tewas.

pemerintah Ukraina menduga pesawat ini ditembak jatuh oleh rudal permukaan ke udara Buk pada ketinggian 10.000 meter. Seluruh penumpang dan awak pesawat di pastikan tewas.

  • Lion Air Penerbangan 610 dengan rute Jakarta menuju Pangkal Pinang yang hilang kontak pada 29 Oktober 2018. Bangkai pesawat ditemukan di lepas pantai Laut Jawa. Seluruh awak dan penumpang tewas.
  • Ethiopian Airlines Penerbangan 302 dengan rute Addis Ababa, Ethiopia, ke Nairobi, Kenya, jatuh di dekat kota Bishoftu setelah 6 menit lepas landas; menewaskan seluruh dari 157 penumpang dan awak kapal.
  • Yeti Airlines Penerbangan 691 dengan rute Kathmandu ke Pokhara jatuh di tepi Sungai Seti Gandaki saat akan mendarat di Pokhara. Pesawat ini membawa 72 orang di dalam pesawat dengan 68 penumpang termasuk 10 warga negara asing dan 4 kru. Kecelakaan ini menewaskan seluruh orang di dalamnya.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]