Lompat ke isi

Kesejarahan Yesus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Historisitas Yesus, atau kesejarahan Yesus, berkenaan dengan sejauh mana keberadaan Yesus dari Nazaret, lahir ca 7–2 SM, sebagai seorang figur historis. Terdapat "konsensus yang nyaris universal" di kalangan akademisi biblika bahwa Yesus ada secara historis,[1][2][3][nb 1][nb 2][nb 3][nb 4] kendati mereka memiliki perbedaan pendapat mengenai keyakinan dan ajaran Yesus serta keakuratan detail kehidupan Yesus sebagaimana dideskripsikan dalam kitab-kitab Injil.[nb 5][9][nb 6][11]:168–173 Meskipun akademisi-akademisi mengkritik keilmuan tentang Yesus karena bias agama dan kurangnya kekukuhan metodologis,[nb 7] dengan sangat sedikit pengecualian, para kritikus tersebut umumnya mendukung historisitas Yesus, dan menolak teori mitos Yesus yang menyatakan bahwa Yesus tidak pernah ada.[13][nb 8][15][16][17]

Historisitas Yesus berbeda dengan studi terkait Yesus historis yang mengacu pada rekonstruksi ilmiah mengenai kehidupan Yesus, didasarkan terutama pada analisis kritis teks-teks Injil.[18][19][20] Sebaliknya, historisitas sebagai suatu subjek penelitian yang berbeda dari sejarah secara tepat berkaitan dengan dua isu mendasar berbeda. Pertama-tama hal ini berkaitan dengan proses perubahan sosial yang sistemik; yang kedua adalah intensi dan konteks sosial apa dari para penulis sumber-sumber tersebut yang dengannya dapat dibangun kebenaran peristiwa-peristiwa sejarah, dengan cara memisahkan laporan-laporan mitologis dari keadaan-keadaan faktual.[21]

Sumber pustaka

[sunting | sunting sumber]

Para sarjana bidang sejarah kuno umumnya setuju bahwa Yesus pernah ada,[22][23][24][25] tetapi para sarjana berbeda pendapat mengenai historisitas episode-episode tertentu kehidupan Yesus yang dicatat di dalam Alkitab.[11]:181 Kitab-kitab Injil Sinoptik adalah sumber utama informasi sejarah mengenai Yesus dan gerakan agamawi yang didirikan-Nya.[26][27][28] Kitab-kitab Injil agamawi ini – Injil Matius, Injil Markus, dan Injil Lukas– mencatat kehidupan, pelayanan, penyaliban dan kebangkitan seorang Yahudi bernama Yesus yang berbicara dalam bahasa Aram.

Para sejarawan meneliti kitab-kitab Injil secara analisis kritis dengan membedakan informasi otentik dan dapat dipercaya dengan yang diduga adalah karangan, berlebih-lebihan, dan pengubahan.[26]

Peristiwa yang umumnya diterima sebagai sejarah

[sunting | sunting sumber]

Ada banyak perdebatan di kalangan sarjana mengenai detail kehidupan Yesus yang dicatat dalam kitab-kitab Injil, dan mengenai makna pengajaran-Nya,[11] sehingga hanya dua peristiwa yang mendapatkan "persetujuan hampir universal" adalah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dan disalibkan atas perintah Prefek Romawi, Pontius Pilatus.[9][11][29][30]

Sebagian Peta Madaba kuno menunjukkan dua tempat yang mungkin menjadi lokasi baptisan
Penggambaran Bronzino mengenai Penyaliban Yesus dengan tiga paku, tanpa tali, dan suatu penunjang berdiri hypopodium, ca 1545

Para sarjana menetapkan berbagai tingkatan kepastian peristiwa-peristiwa seputar kehidupan Yesus. Kebanyakan menerima delapan unsur mengenai kehidupan Yesus dan pengikut-Nya ini sebagai fakta sejarah, yaitu:[9][31]

  • Yesus adalah seorang Yahudi Galilea.
  • Aktivitasnya terbatas pada daerah Galilea dan Yudea.
  • Ia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.
  • Ia memanggil murid-murid.
  • Ia mengakibatkan kontroversi di Bait Suci.
  • Yesus disalibkan oleh orang Romawi di dekat Yerusalem.[9][31]
  • Setelah kematian-Nya, murid-murid-Nya terus bekerja.
  • Sejumlah murid-murid-Nya dianiaya.[9][31]

Hampir semua sarjana modern ahli sejarah kuno setuju bahwa Yesus pernah hidup dan kebanyakan sarjana Alkitab dan sejarawan Klasik melihat teori yang menyangkal keberadaannya secara efektif telah dibantah.[22][24][25][nb 9][32] Tidak ada bukti saat ini bahwa keberadaan Yesus pernah disangkal pada masa kuno oleh mereka yang menentang Kekristenan.[33][34]

Teori mitos Yesus

[sunting | sunting sumber]
The Resurrection of Christ ("Kebangkitan Kristus") karya Noel Coypel (1700)

Teori mitos Yesus adalah "pandangan bahwa tokoh y ang dikenal sebagai Yesus dari Nazaret tidak pernah ada dalam sejarah."[35]

Dalam kesarjanaan modern, teori mitos Yesus adalah teori yang dikesampingkan dan pada umumnya tidak mempunyai dukungan dari para sarjana.[36][37][38][24][39]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Sambil membahas fakta "mencolok" bahwa "kita tidak memiliki catatan Romawi apapun yang membuktikan keberadaan Yesus," Ehrman menolak klaim bahwa hal ini berarti Yesus tidak pernah ada. Katanya, "Dia tentu ada, karena hampir setiap akademisi antikuitas yang kompeten, baik Kristen ataupun non-Kristen, sependapat berdasarkan bukti-bukti yang jelas dan pasti."[4]
  2. ^ Robert M. Price, seorang mantan apologis fundamentalis yang berubah menjadi ateis mengatakan bahwa keberadaan Yesus tidak dapat dikesampingkan, tetapi kemungkinannya kurang dibandingkan dengan non eksistensi. Ia sependapat bahwa perspektifnya bertentangan dengan pandangan sebagian besar akademisi.[5]
  3. ^ Michael Grant (seorang yang mendalami klasika) menyatakan bahwa, "Dalam beberapa tahun terakhir, 'tidak ada akademisi yang serius memberanikan diri untuk mendalilkan non historistias Yesus' atau pada tingkatan yang sangat sedikit, dan mereka belum berhasil menyingkirkan bukti-bukti yang jauh lebih kuat, yang memang sangat berlimpah, untuk menyatakan sebaliknya."[6]
  4. ^ "Ada orang-orang yang berpendapat bahwa Yesus adalah bagian dari imajinasi Gereja, bahwa Yesus sama sekali tidak pernah ada. Saya harus mengatakan bahwa saya tidak tahu jika ada akademisi kritis terhormat yang mengatakan hal itu lagi."[7]
  5. ^ Tentang "pembaptisan dan penyaliban", "kedua fakta [ini] dalam kehidupan Yesus mendapat persetujuan yang nyaris universal".[8]
  6. ^ "Bahwa [Yesus] disalibkan adalah sama pastinya seperti hal historis lainnya yang bisa didapatkan, karena baik Yosefus maupun Tasitus ... sependapat dengan laporan-laporan Kristen dalam hal-hal yang setidaknya adalah kenyataan dasar."[10]
  7. ^ ..."Pokok yang akan saya kemukakan di bawah adalah bahwa praktik-praktik pembuktian yang disepakati para sejarawan Yesua, terlepas dari upaya-upaya terbaik mereka, belum menjadi praktik historis yang kukuh.".[12]
  8. ^ "Teori-teori tidak meyakinkan yang menyatakan bahwa keberadaan Yesus merupakan suatu penemuan Kristen adalah sangat tidak masuk akal."[14]
  9. ^ Robert E. Van Voorst, referring to G.A. Wells: "The nonhistoricity thesis has always been controversial, and it has consistently failed to convince scholars of many disciplines and religious creeds... Biblical scholars and classical historians now regard it as effectively refuted".[13]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Carrier, Richard Lane (2014). On the Historicity of Jesus: Why we might Have Reason for Doubt. Sheffield Phoenix Press. ISBN 9781909697355. 
  2. ^ Fox, Robin Lane (2005). The Classical World: An Epic History from Homer to Hadrian. Basic Books. hlm. 48. ISBN 978-0465024971. 
  3. ^ Dickson, John. "Best of 2012: The irreligious assault on the historicity of Jesus". Abc.net.au. Diakses tanggal 17 June 2014. 
  4. ^ Bart D. Ehrman (22 March 2011). Forged: Writing in the Name of God--Why the Bible's Authors Are Not Who We Think They Are. HarperCollins. hlm. 285. ISBN 978-0-06-207863-6. 
  5. ^ James Douglas Grant Dunn (1 February 2010). The Historical Jesus: Five Views. SPCK Publishing. hlm. 61. ISBN 978-0-281-06329-1. 
  6. ^ Michael Grant (January 2004). Jesus. Orion. hlm. 200. ISBN 978-1-898799-88-7. 
  7. ^ Richard A. Burridge; Graham Gould (2004). Jesus Now and Then. William B. Eerdmans Publishing Company. hlm. 34. ISBN 978-0-8028-0977-3. 
  8. ^ James D. G. Dunn (2003). Jesus Remembered. Wm. B. Eerdmans Publishing. hlm. 339. ISBN 978-0-8028-3931-2. 
  9. ^ a b c d e William A. Herzog. Prophet and Teacher: An Introduction to the Historical Jesus (4 Jul 2005) ISBN 0664225284 pp. 1–6
  10. ^ John Dominic Crossan (1994). Jesus: A Revolutionary Biography. HarperCollins. hlm. 45. ISBN 978-0-06-061662-5. 
  11. ^ a b c d Mark Allan Powell (1998). Jesus as a Figure in History: How Modern Historians View the Man from Galilee. Westminster John Knox Press. ISBN 978-0-664-25703-3. 
  12. ^ Donald H. Akenson (29 September 2001). Surpassing Wonder: The Invention of the Bible and the Talmuds. University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-01073-1. 
  13. ^ a b Robert E. Van Voorst (2000). Jesus Outside the New Testament: An Introduction to the Ancient Evidence. Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 978-0-8028-4368-5. 
  14. ^ Markus Bockmuehl (8 November 2001). The Cambridge Companion to Jesus. Cambridge University Press. hlm. 123–124. ISBN 978-0-521-79678-1. 
  15. ^ Mark Allan Powell (1998). Jesus as a Figure in History: How Modern Historians View the Man from Galilee. Westminster John Knox Press. hlm. 168. ISBN 978-0-664-25703-3. 
  16. ^ James L. Houlden (2003). Jesus in History, Thought, and Culture: Entries A - J. ABC-CLIO. ISBN 978-1-57607-856-3. 
  17. ^ Robert E. Van Voorst (2000). Jesus Outside the New Testament: An Introduction to the Ancient Evidence. Wm. B. Eerdmans Publishing. hlm. 14. ISBN 978-0-8028-4368-5. 
  18. ^ Amy-Jill Levine; Dale C. Allison Jr.; John Dominic Crossan (16 October 2006). The Historical Jesus in Context. Princeton University Press. hlm. 1–2. ISBN 0-691-00992-9. 
  19. ^ Bart D. Ehrman (1999). Jesus: Apocalyptic Prophet of the New Millennium. Oxford University Press. hlm. ix–xi. ISBN 978-0-19-512473-6. 
  20. ^ James D. G. Dunn (2003). Jesus Remembered. Wm. B. Eerdmans Publishing. hlm. 125–127. ISBN 978-0-8028-3931-2. 
  21. ^ Hare Rom and Moghadda Fathali "Historicity, Social Psychology and Change" in Rochmore, Tom and Margolis, Tom (2008) "History, Historicity and Science" (Ashgate)
  22. ^ a b Dalam ulasan tahun 2011 mengenai keadaan kesarjanaan modern, Bart Ehrman (seorang agnostik sekuler) menulis: "Ia pasti pernah ada, sebagaimana umumnya setiap sarjana bidang sejarah kuno yang kompeten, Kristen atau non-Kristen, setuju" B. Ehrman, 2011 Forged: writing in the name of God ISBN 978-0-06-207863-6. p. 285
  23. ^ Robert M. Price (a Christian atheist) who denies the existence of Jesus agrees that this perspective runs against the views of the majority of scholars: Robert M. Price "Jesus at the Vanishing Point" in The Historical Jesus: Five Views edited by James K. Beilby & Paul Rhodes Eddy, 2009 InterVarsity, ISBN 0830838686 p. 61
  24. ^ a b c Michael Grant (seorang yang mendalami klasika) menyatakan bahwa, "Dalam beberapa tahun terakhir, 'tidak ada akademisi yang serius memberanikan diri untuk mendalilkan non historistias Yesus' atau pada tingkatan yang sangat sedikit, dan mereka belum berhasil menyingkirkan bukti-bukti yang jauh lebih kuat, yang memang sangat berlimpah, untuk menyatakan sebaliknya." dalam Jesus by Michael Grant 2004 ISBN 1898799881 p. 200 Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Grantmajority" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  25. ^ a b Jesus Now and Then by Richard A. Burridge and Graham Gould (April 1, 2004) ISBN 0802809774 p. 34
  26. ^ a b Sanders, E. P. The historical figure of Jesus. Penguin, 1993.
  27. ^ "Jesus Christ". Encyclopædia Britannica. 2010. Encyclopædia Britannica Online. Diakses tanggal 27 November 2010. The Synoptic Gospels, then, are the primary sources for knowledge of the historical Jesus 
  28. ^ Vermes, Geza. The authentic gospel of Jesus. London, Penguin Books. 2004.
  29. ^ Jesus Remembered by James D. G. Dunn 2003 ISBN 0-8028-3931-2 p. 339 states of baptism and crucifixion that these "two facts in the life of Jesus command almost universal assent".
  30. ^ Crossan, John Dominic (1995). Jesus: A Revolutionary Biography. HarperOne. hlm. 145. ISBN 0-06-061662-8. That he was crucified is as sure as anything historical can ever be, since both Josephus and Tacitus ... agree with the Christian accounts on at least that basic fact. 
  31. ^ a b c Authenticating the Activities of Jesus by Bruce Chilton and Craig A. Evans 2002 ISBN 0391041649 pp. 3–7
  32. ^ James D. G. Dunn (1974) Paul's understanding of the death of Jesus in Reconciliation and Hope. New Testament Essays on Atonement and Eschatology Presented to L.L. Morris on his 60th Birthday. Robert Banks, ed., Carlisle: The Paternoster Press, pp. 125–141, Citing G.A. Wells (The Jesus of the Early Christians (1971)): "Perhaps we should also mention that at the other end of the spectrum Paul’s apparent lack of knowledge of the historical Jesus has been made the major plank in an attempt to revive the nevertheless thoroughly dead thesis that the Jesus of the Gospels was a mythical figure." An almost identical quotation is included in Dunn, James DG (1998) The Christ and the Spirit: Collected Essays of James D.G. Dunn, Volume 1, Wm. B. Eerdmans Pub. Co., p. 191, and Sykes, S. (1991) Sacrifice and redemption: Durham essays in theology. Cambridge [England]: Cambridge University Press. pp. 35–36.
  33. ^ Encyclopedia of theology: a concise Sacramentum mundi by Karl Rahner 2004 ISBN 0-86012-006-6 pp. 730–731: "The few non-Christian sources [e.g. Tacitus, Suetonius, Pliny the Younger, and Josephus] merely confirm that in antiquity it never occurred to any one, even the bitterest enemies of Christianity, to doubt the existence of Jesus"
  34. ^ Van Voorst, Robert E (2000). Jesus Outside the New Testament: An Introduction to the Ancient Evidence. Eerdmans Publishing. ISBN 0-8028-4368-9 p. 15: Referring to G.A. Wells (The Jesus of the Early Christians (1971)): "Fourth, Wells cannot explain to the satisfaction of historians why, if Christians invented the historical Jesus around the year 100, no pagans and Jews who opposed Christianity denied Jesus' historicity or even questioned it." (Van Voorst refutes his own point in footnote 35, citing Justin's Dialogue with Trypho, Chapter 8)
  35. ^ Gullotta, Daniel N. (2017). "On Richard Carrier's Doubts: A Response to Richard Carrier's On the Historicity of Jesus: Why We Might Have Reason for Doubt". Journal for the Study of the Historical Jesus. 15 (2–3): 310–346. doi:10.1163/17455197-01502009. 
  36. ^ Van Voorst (2003), hlm. 658, 660.
  37. ^ Fox (2005), hlm. 48.
  38. ^ Burridge & Gould (2004), hlm. 34.
  39. ^ Ehrman, Bart (25 April 2012). "Fuller Reply to Richard Carrier". The Bart Ehrman Blog. Diakses tanggal 2 May 2018. 
  • Brown, Raymond E. (1997). An Introduction to the New Testament. Doubleday. 
  • Daniel Boyarin (2004). Border Lines. The Partition of Judaeo-Christianity. University of Pennsylvania Press.
  • Doherty, Earl (1999). The Jesus Puzzle. Did Christianity Begin with a Mythical Christ?: Challenging the Existence of an Historical Jesus. ISBN 0-9686014-0-5
  • Drews, Arthur & Burns, C. Deslisle (1998). The Christ Myth (Westminster College-Oxford Classics in the Study of Religion). ISBN 1-57392-190-4
  • Ellegård, Alvar Jesus – One Hundred Years Before Christ: A Study in Creative Mythology, (London 1999).
  • France, R.T. (2001). The Evidence for Jesus. Hodder & Stoughton.
  • Freke, Timothy & Gandy, Peter. The Jesus Mysteries – was the original Jesus a pagan god? ISBN 0-7225-3677-1
  • George, Augustin & Grelot, Pierre (Eds.) (1992). Introducción Crítica al Nuevo Testamento. Herder. ISBN 84-254-1277-3
  • Koester, Helmut (1992). Ancient Christian Gospels. Harrisburg, PA: Continuum. ISBN 0-334-02450-1. 
  • Gowler, David B. (2007). What Are They Saying About the Historical Jesus?. Paulist Press.
  • Grant, Michael, Jesus: An Historian's Review of the Gospels, Scribner, 1995. ISBN 0-684-81867-1
  • Meier, John P., A Marginal Jew: Rethinking the Historical Jesus, Anchor Bible Reference Library, Doubleday
(1991), v. 1, The Roots of the Problem and the Person, ISBN 0-385-26425-9
(1994), v. 2, Mentor, Message, and Miracles, ISBN 0-385-46992-6
(2001), v. 3, Companions and Competitors, ISBN 0-385-46993-4
(2009), v. 4, Law and Love, ISBN 978-0-300-14096-5