Ulangan 21
Tampilan
Ulangan 21 (disingkat Ul 21) adalah bagian dari Kitab Ulangan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen yang merupakan kitab ke-5 dan terakhir dalam kumpulan kitab Taurat yang disusun oleh Musa.[1][2]
Teks
[sunting | sunting sumber]- Naskah sumber utama: Masoretik, Taurat Samaria, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
- Pasal ini terdiri dari 23 ayat.
- Berisi perkataan Musa ketika orang Israel berkemah di sisi timur sungai Yordan, siap memasuki tanah Kanaan.[3]
Waktu
[sunting | sunting sumber]- Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi pada tanggal 1 bulan ke-11 tahun ke-40 perjalanan orang Israel dari tanah Mesir.[4] (~1407 SM)
Lokasi
[sunting | sunting sumber]- Musa mengucapkan perkataan-perkataan ini kepada seluruh orang Israel di seberang sungai Yordan, di padang gurun, di Araba-Yordan, di tentangan Suf, antara Paran dengan Tofel, Laban, Hazerot dan Di-Zahab.di seberang sungai Yordan, di padang gurun, di Araba-Yordan, di tentangan Suf, antara Paran dengan Tofel, Laban, Hazerot dan Di-Zahab, sebelas hari perjalanan jauhnya dari Horeb sampai Kadesh-Barnea, melalui jalan pegunungan Seir.[5]
Struktur
[sunting | sunting sumber]Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
- Ulangan 21:1–9 = Cara mengadakan pendamaian karena pembunuhan oleh seorang yang tak dikenal
- Ulangan 21:10–14 = Tawanan perempuan yang diambil menjadi isteri
- Ulangan 21:15–17 = Hak kesulungan
- Ulangan 21:18–21 = Anak yang durhaka
- Ulangan 21:22–23 = Penguburan orang yang dihukum mati
Ayat 17
[sunting | sunting sumber]- "Tetapi ia harus mengakui anak yang sulung, anak dari isteri yang tidak dicintai itu, dengan memberikan kepadanya dua bagian dari segala kepunyaannya, sebab dialah kegagahannya yang pertama-tama: dialah yang empunya hak kesulungan." (TB)[6]
Ayat 22-23
[sunting | sunting sumber]- "22Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, 23 maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu." (TB)[7]
Rasul Paulus melihat hubungan antara hukuman mati dengan digantung pada sebuah tiang, yaitu penyaliban, dengan penyaliban Yesus Kristus. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia pasal 3:13 Paulus menulis:
- Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib![8]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
- ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
- ^ Ulangan 1:1
- ^ Ulangan 1:3
- ^ Ulangan 1:1–2
- ^ Ulangan 21:17 - Sabda.org
- ^ Ulangan 21:22–23 - Sabda.org
- ^ Galatia 3:13
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]
- (Indonesia) Teks Ulangan 21 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Ulangan 21
- (Indonesia) Referensi silang Ulangan 21
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Ulangan 21
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Ulangan 21