Lompat ke isi

Kasongan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Budiibud023 (bicara | kontrib)
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(19 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{bukan|Kasongan (kota)}}
{{disambig info}}
{{Infobox tempat wisata
{{coord|-7.846567|110.344468|display=title}}
|image = Kasongan1.jpg
'''Kasongan''' adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah kabupaten [[Kabupaten Bantul|Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] yang terkenal dengan hasil kerajinan gerabahnya. Tempat ini tepatnya terletak di daerah pedukuhan Kajen, desa [[Bangunjiwo]], kecamatan [[Kasihan, Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], sekitar 6 km dari [[Alun-alun]] Utara Yogyakarta ke arah Selatan.
|caption = Gapura Desa Wisata Kasongan
|name = Desa Wisata Kasongan
|lokasi = [[Bangunjiwo, Kasihan, Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|DI Yogyakarta]]
|negara = {{flag|Indonesia}}
|arsitek =
|pengelola =
|pembuat =
|mulai_dibangun =
|selesai_dibangun =
|ditutup =
|biaya =
|jenis_wisata =[[Desa wisata|Desa Wisata]]
|gaya = {{hlist|[[Edukasi|Wisata Edukasi]]|[[Sejarah|Wisata Sejarah]]|[[Belanja|Wisata Belanja]]}}
|luas =
|fasilitas =
}}
'''Kasongan''' ({{lang-jv|ꦏꦱꦺꦴꦔꦤ꧀|Kasongan}}) atau '''Desa Wisata Kasongan''', adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah [[Kabupaten Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] yang terkenal dengan hasil kerajinan gerabahnya. Tempat ini tepatnya terletak di Padukuhan [[Bangunjiwo, Kasihan, Bantul|Kajen]], Kalurahan [[Bangunjiwo, Kasihan, Bantul|Bangunjiwo]], [[Kasihan, Bantul|Kapanéwon Kasihan]], [[Kabupaten Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], atau sekitar 6 km dari [[Keraton Yogyakarta|Alun-Alun Utara Yogyakarta]] ke arah selatan.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Kasongan mulanya merupakan tanah pesawahan milik penduduk desa di selatan [[Yogyakarta]]. Pada [[Masa Penjajahan Belanda]] di Indonesia, di daerah pesawahan milik salah satu warga tersebut ditemukan seekor kuda yang mati. [[Kuda]] tersebut diperkirakan milik Reserse Belanda. Karena saat itu Masa Penjajahan Belanda, maka warga yang memiliki tanah tersebut takut dan segera melepaskan hak tanahnya yang kemudian tidak diakuinya lagi. Ketakutan serupa juga terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya yang akhirnya juga melepaskan hak tanahnya. Karena banyaknya tanah yang bebas, maka penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut. Penduduk yang tidak memiliki tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin [[keramik]] yang mulanya hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan. Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, Kasongan akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal.
Kasongan mulanya merupakan tanah persawahan milik penduduk desa di selatan [[Yogyakarta]]. Pada [[Masa Penjajahan Belanda]] di Indonesia, di daerah persawahan milik salah satu warga tersebut ditemukan seekor kuda yang mati. [[Kuda]] tersebut diperkirakan milik Reserse Belanda. Karena saat itu Masa Penjajahan Belanda, maka warga yang memiliki tanah tersebut takut dan segera melepaskan hak tanahnya yang kemudian tidak diakuinya lagi. Ketakutan serupa juga terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya yang akhirnya juga melepaskan hak tanahnya. Karena banyaknya tanah yang bebas, maka penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut. Penduduk yang tidak memiliki tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin [[keramik]] yang mulanya hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan. Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, Kasongan akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal.

Sejak tahun [[1971]]-[[1972]], Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat. [[Sapto Hudoyo]] (seorang seniman besar Yogyakarta) membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan membina masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin untuk memberikan berbagai sentuhan seni dan komersial bagi desain kerajinan gerabah sehingga gerabah yang dihasilkan tidak menimbulkan kesan yang membosankan dan monoton, namun dapat memberikan nilai seni dan nilai [[ekonomi]] yang tinggi. Keramik Kasongan dikomersialkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun [[1980-an]].


== Desa Wisata ==
== Desa Wisata ==
Sejak tahun 1971-1972, Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat. Sapto Hudoyo (seorang seniman besar Yogyakarta) membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan membina masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin untuk memberikan berbagai sentuhan seni dan komersial bagi desain kerajinan gerabah sehingga gerabah yang dihasilkan tidak menimbulkan kesan yang membosankan dan monoton, tetapi dapat memberikan nilai seni dan nilai ekonomi yang tinggi. Keramik Kasongan dikomersialkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980-an.

Hasil kerajinan dari [[gerabah]] yang diproduksi oleh Kasongan pada umumnya berupa [[guci]] dengan berbagai motif ([[burung merak]], [[naga]], [[bunga mawar]] dan banyak lainnya), [[pot]] berbagai ukuran (dari yang kecil hingga seukuran bahu orang dewasa), [[souvenir]], [[pigura]], hiasan dinding, perabotan seperti [[meja]] dan [[kursi]], dll. Namun kemudian produknya berkembang bervariasi meliputi [[bunga]] tiruan dari [[daun]] [[pisang]], perabotan dari [[bambu]], [[topeng]]-topengan dan masih banyak yang lainnya. Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah diekspor ke mancanegara seperti [[Eropa]] dan [[Benua Amerika|Amerika]]. Biasanya desa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke [[Yogyakarta]].
Hasil kerajinan dari [[gerabah]] yang diproduksi oleh Kasongan pada umumnya berupa [[guci]] dengan berbagai motif ([[burung merak]], [[naga]], [[bunga mawar]] dan banyak lainnya), [[pot]] berbagai ukuran (dari yang kecil hingga seukuran bahu orang dewasa), [[souvenir]], [[pigura]], hiasan dinding, perabotan seperti [[meja]] dan [[kursi]], dll. Namun kemudian produknya berkembang bervariasi meliputi [[bunga]] tiruan dari [[daun]] [[pisang]], perabotan dari [[bambu]], [[topeng]]-topengan dan masih banyak yang lainnya. Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah diekspor ke mancanegara seperti [[Eropa]] dan [[Benua Amerika|Amerika]]. Biasanya desa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke [[Yogyakarta]].
Kawasan wisata ini dapat dijadikan kawasan wisata edukasi. Tempat ini juga cocok didatangi oleh siswa sekolah. Para wisatawan dapat langsung belajar, bagaimana membuat gerabah yang baik dan benar. Pada dasarnya, cara pembuatan gerabah dapat dilakukan dengan cara manual. Biasanya cara seperti ini digunakan untuk membuat pajangan yang halus,dan memiliki nilai artistic, seperti: guci, pot, atau jambangan, dan segala benda yang memiliki bentuk silinder.<ref>{{Cite web |url=https://www.siaranid.com/index.php/2017/10/08/kasongan-desa-penghasil-gerabah-yogyakarta/ |title=Desa Penghasil Gerabah Yogyakarta" |access-date=2018-09-26 |archive-date=2018-09-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180926205604/https://www.siaranid.com/index.php/2017/10/08/kasongan-desa-penghasil-gerabah-yogyakarta/ |dead-url=yes }}</ref>

== Referensi ==
{{reflist}}


<ref> Gerabah Jogja [https://pusatoleholehkhasjogja.wordpress.com/2015/07/01/7-oleh-oleh-khas-jogja/ "Gerabah Kasongan Khas Jogja"]</ref>
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.jogjatrip.com/id Panduan Pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [https://pusatoleholehkhasjogja.wordpress.com/2015/07/01/7-oleh-oleh-khas-jogja/ Gerabah Kasongan Khas Jogja]
* [http://www.jogjatrip.com/id Panduan Pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya]
* [http://www.desabangunjiwo.com Panduan Pariwisata Desa Bangunjiwo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150801104348/http://desabangunjiwo.com/ |date=2015-08-01 }}
* [http://www.desabangunjiwo.com Panduan Pariwisata Desa Bangunjiwo]



{{Commonscat|Kasongan}}
{{Topik Yogyakarta}}
{{Topik Yogyakarta}}

[[Kategori:Kabupaten Bantul]]
[[Kategori:Kabupaten Bantul]]
[[Kategori:Tempat wisata di Yogyakarta]]
[[Kategori:Tempat wisata di Yogyakarta]]

Revisi terkini sejak 4 November 2022 23.49

Desa Wisata Kasongan

Gapura Desa Wisata Kasongan
Informasi
Lokasi Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta
Negara  Indonesia
Jenis objek wisata Desa Wisata
Gaya

Kasongan (bahasa Jawa: ꦏꦱꦺꦴꦔꦤ꧀, translit. Kasongan) atau Desa Wisata Kasongan, adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan hasil kerajinan gerabahnya. Tempat ini tepatnya terletak di Padukuhan Kajen, Kalurahan Bangunjiwo, Kapanéwon Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, atau sekitar 6 km dari Alun-Alun Utara Yogyakarta ke arah selatan.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Kasongan mulanya merupakan tanah persawahan milik penduduk desa di selatan Yogyakarta. Pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia, di daerah persawahan milik salah satu warga tersebut ditemukan seekor kuda yang mati. Kuda tersebut diperkirakan milik Reserse Belanda. Karena saat itu Masa Penjajahan Belanda, maka warga yang memiliki tanah tersebut takut dan segera melepaskan hak tanahnya yang kemudian tidak diakuinya lagi. Ketakutan serupa juga terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya yang akhirnya juga melepaskan hak tanahnya. Karena banyaknya tanah yang bebas, maka penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut. Penduduk yang tidak memiliki tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik yang mulanya hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan. Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, Kasongan akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal.

Desa Wisata[sunting | sunting sumber]

Sejak tahun 1971-1972, Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat. Sapto Hudoyo (seorang seniman besar Yogyakarta) membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan membina masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin untuk memberikan berbagai sentuhan seni dan komersial bagi desain kerajinan gerabah sehingga gerabah yang dihasilkan tidak menimbulkan kesan yang membosankan dan monoton, tetapi dapat memberikan nilai seni dan nilai ekonomi yang tinggi. Keramik Kasongan dikomersialkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980-an.

Hasil kerajinan dari gerabah yang diproduksi oleh Kasongan pada umumnya berupa guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya), pot berbagai ukuran (dari yang kecil hingga seukuran bahu orang dewasa), souvenir, pigura, hiasan dinding, perabotan seperti meja dan kursi, dll. Namun kemudian produknya berkembang bervariasi meliputi bunga tiruan dari daun pisang, perabotan dari bambu, topeng-topengan dan masih banyak yang lainnya. Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah diekspor ke mancanegara seperti Eropa dan Amerika. Biasanya desa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Kawasan wisata ini dapat dijadikan kawasan wisata edukasi. Tempat ini juga cocok didatangi oleh siswa sekolah. Para wisatawan dapat langsung belajar, bagaimana membuat gerabah yang baik dan benar. Pada dasarnya, cara pembuatan gerabah dapat dilakukan dengan cara manual. Biasanya cara seperti ini digunakan untuk membuat pajangan yang halus,dan memiliki nilai artistic, seperti: guci, pot, atau jambangan, dan segala benda yang memiliki bentuk silinder.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Desa Penghasil Gerabah Yogyakarta"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-26. Diakses tanggal 2018-09-26. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]