Lompat ke isi

Teori bilangan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Klasüo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240409)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
[[Berkas:Spirale Ulam 150.jpg|thumb|250x250px|Distribusi [[bilangan prima]] adalah titik pusat studi dalam teori bilangan. [[Spiral Ulam]] ini berfungsi untuk mengilustrasikannya, mengisyaratkan, khususnya pada kondisional [[Independensi (teori probabilitas)|independensi]] antara menjadi prima dan menjadi nilai polinomial kuadrat tertentu.]]
[[Berkas:Spirale Ulam 150.jpg|thumb|250x250px|Distribusi [[bilangan prima]] adalah titik pusat studi dalam teori bilangan. [[Spiral Ulam]] ini berfungsi untuk mengilustrasikannya, mengisyaratkan, khususnya pada kondisional [[Independensi (teori probabilitas)|independensi]] antara menjadi prima dan menjadi nilai polinomial kuadrat tertentu.]]
{{Math topics TOC}}
{{Math topics TOC}}
'''Teori bilangan''' (atau '''aritmetika tinggi''' dalam penggunaan yang lama) adalah cabang dari [[matematika murni]] yang ditujukan terutama untuk mempelajari [[bilangan bulat]] dan [[fungsi aritmetika|fungsi bernilai bilangan bulat]]. Matematikawan asal Jerman [[Carl Friedrich Gauss]] (1777–1855) berkata, "Matematika ialah ratu dari ilmu pengetahuan—dan teori bilangan ialah ratu dari matematika."{{sfn|Long|1972|p=1}}<ref group="note">Catatan asli dari bahasa Jerman: "Die Mathematik ist die Königin der Wissenschaften, und die Arithmetik ist die Königin der Mathematik."</ref> Ahli teori bilangan mempelajari [[bilangan prima]] serta sifat-sifat suatu [[objek matematika]] yang terbuat dari bilangan bulat (misalnya, [[bilangan rasional]]) atau didefinisikan sebagai generalisasi bilangan bulat (misalnya, [[bilangan bulat aljabar]]).
'''Teori bilangan''' (atau '''aritmetika tinggi''' dalam penggunaan yang lama) adalah cabang dari [[matematika murni]] yang ditujukan terutama untuk mempelajari [[bilangan bulat]] dan [[fungsi aritmetika|fungsi bernilai bilangan bulat]]. [[Matematikawan]] asal Jerman [[Carl Friedrich Gauss]] (1777–1855) berkata, "Matematika ialah ratu dari ilmu pengetahuan—dan teori bilangan ialah ratu dari matematika."{{sfn|Long|1972|p=1}}<ref group="note">Catatan asli dari bahasa Jerman: "Die Mathematik ist die Königin der Wissenschaften, und die Arithmetik ist die Königin der Mathematik."</ref> Ahli teori bilangan mempelajari [[bilangan prima]] serta sifat-sifat suatu [[objek matematika]] yang terbuat dari bilangan bulat (misalnya, [[bilangan rasional]]) atau didefinisikan sebagai generalisasi bilangan bulat (misalnya, [[bilangan bulat aljabar]]).


Bilangan bulat dapat dianggap baik dalam dirinya atau sebagai solusi persamaan ([[geometri Diophantine]]). Pertanyaan dalam teori bilangan seringkali paling baik dipahami melalui studi objek [[Analisis kompleks|analitik]] (misalnya, [[fungsi Riemann zeta]]) yang menyandikan sifat suatu bilangan bulat, bilangan prima, atau objek teori bilangan lainnya dengan cara tertentu ([[teori bilangan analitik]]). Beberapa juga bisa mempelajari [[bilangan reall]] dalam kaitannya dengan bilangan rasional, misalnya seperti yang mendekati yang terakhir ([[hampiran Diophantine]]).
Bilangan bulat dapat dianggap baik dalam dirinya atau sebagai solusi persamaan ([[geometri Diophantine]]). Pertanyaan dalam teori bilangan seringkali paling baik dipahami melalui studi objek [[Analisis kompleks|analitik]] (misalnya, [[fungsi Riemann zeta]]) yang menyandikan sifat suatu bilangan bulat, bilangan prima, atau objek teori bilangan lainnya dengan cara tertentu ([[teori bilangan analitik]]). Beberapa juga bisa mempelajari [[bilangan real]] dalam kaitannya dengan bilangan rasional, misalnya seperti yang mendekati yang terakhir ([[hampiran Diophantine]]).


==Sejarah==
==Sejarah==
Baris 11: Baris 11:
====Aritmatika awal====
====Aritmatika awal====
[[Gambar:Plimpton 322.jpg|right|thumb|Tablet Plimpton 322]]
[[Gambar:Plimpton 322.jpg|right|thumb|Tablet Plimpton 322]]
Penemuan sejarah paling awal dari suatu sifat aritmatika adalah fragmen dari tabel: pecahan lempengan tanah liat [[Plimpton 322]] ([[Larsa|Larsa, Mesopotamia]], kira-kira tahun 1800 SM) berisi daftar "[[Pythagoras]] <math>(a,b,c)</math> such that <math>a^2+b^2=c^2</math>. Judul di atas kolom pertama berbunyi: "The ''takiltum'' dari diagonal yang telah dikurangi lebar..."<ref>{{harvnb|Neugebauer & Sachs|1945|p=40}}. Istilah ''takiltum'' bermasalah. Robson lebih suka rendering "Kotak penahan diagonal dari mana 1, sehingga sisi pendek muncul...".{{harvnb|Robson|2001|p=192}}</ref><ref>{{harvnb|Robson|2001|p=189}}.
Penemuan sejarah paling awal dari suatu sifat aritmatika adalah fragmen dari tabel: pecahan lempengan tanah liat [[Plimpton 322]] ([[Larsa|Larsa, Mesopotamia]], kira-kira tahun 1800 SM) berisi daftar "[[Pythagoras]] <math>(a,b,c)</math> such that <math>a^2+b^2=c^2</math>. Judul di atas kolom pertama berbunyi: "The ''takiltum'' dari diagonal yang telah dikurangi lebar..."<ref>{{harvnb|Neugebauer & Sachs|1945|p=40}}. Istilah ''takiltum'' bermasalah. Robson lebih suka rendering "Kotak penahan diagonal dari mana 1, sehingga sisi pendek muncul...".{{harvnb|Robson|2001|p=192}}</ref><ref>{{harvnb|Robson|2001|p=189}}.


Sumber lain diberikan degan rumus <math>(p^2-q^2,2pq,p^2+q^2)</math>. Van der Waerden memberikan rumus masa awal modern dan bentuk yang pilihan oleh Robson.{{harv|van der Waerden|1961|p=79}}</ref> bahwa dari rumus yang dibangun melalui jumlah, dalam bahasa modern, identitas
Sumber lain diberikan degan rumus <math>(p^2-q^2,2pq,p^2+q^2)</math>. Van der Waerden memberikan rumus masa awal modern dan bentuk yang pilihan oleh Robson.{{harv|van der Waerden|1961|p=79}}</ref> bahwa dari rumus yang dibangun melalui jumlah, dalam bahasa modern, identitas
Baris 26: Baris 26:


[[Euclid]] IX 21 34 sangat mungkin adalah Pythagoras;<ref name="Becker">{{harvnb|Becker|1936|p=533}}, dikutip oleh: {{harvnb|van der Waerden|1961|p=108}}.</ref> itu adalah bahan yang sangat sederhana ("waktu ganjil genap", "jika bilangan ganjil mengukur [= membagi] bilangan genap, maka ia juga mengukur [= membagi] setengahnya"), tetapi hanya itu yang diperlukan untuk membuktikan nilai 2|<math>\sqrt{2}</math>]]
[[Euclid]] IX 21 34 sangat mungkin adalah Pythagoras;<ref name="Becker">{{harvnb|Becker|1936|p=533}}, dikutip oleh: {{harvnb|van der Waerden|1961|p=108}}.</ref> itu adalah bahan yang sangat sederhana ("waktu ganjil genap", "jika bilangan ganjil mengukur [= membagi] bilangan genap, maka ia juga mengukur [= membagi] setengahnya"), tetapi hanya itu yang diperlukan untuk membuktikan nilai 2|<math>\sqrt{2}</math>]]
adalah [[Bilangan irasional | irasional]]. {{sfn|Becker|1936}} Mistikus Pythagoras sangat mementingkan ganjil dan genap.{{sfn|van der Waerden|1961|p=109}}
adalah [[Bilangan irasional|irasional]]. {{sfn|Becker|1936}} Mistikus Pythagoras sangat mementingkan ganjil dan genap.{{sfn|van der Waerden|1961|p=109}}
Penemuan tersebut bahwa <math>\sqrt{2}</math> tidak rasional dikreditkan ke Pythagoras awal (pra [[Theodorus of Cyrene|Theodorus]]).<ref name="Thea">Plato, ''Theaetetus'', p. 147 B, (sebagai contoh, {{harvnb|Jowett|1871}}), cited
Penemuan tersebut bahwa <math>\sqrt{2}</math> tidak rasional dikreditkan ke Pythagoras awal (pra [[Theodorus of Cyrene|Theodorus]]).<ref name="Thea">Plato, ''Theaetetus'', p. 147 B, (sebagai contoh, {{harvnb|Jowett|1871}}), cited
in {{harvnb|von Fritz|2004|p=212}}: "Theodorus sedang menulis untuk kita sesuatu tentang akar, seperti akar dari tiga atau lima, menunjukkan bahwa mereka tidak dapat dibandingkan dengan unit;..." ''Lihat pula'' [[Spiral Theodorus]].</ref> Dengan mengungkapkan (dalam istilah modern) bahwa angka bisa jadi tidak rasional, penemuan ini tampaknya telah memicu krisis mendasar pertama dalam sejarah matematika; bukti atau penyebarluasannya kadang-kadang dikreditkan ke [[Hippasus dari Metapontum|Hippasus]], yang dipisahkan dari sekte Pythagoras.{{sfn|von Fritz|2004}} Hal ini dapat memaksa perbedaan antara ''bilangan'' (bilangan bulat dan rasional subjek aritmatika), di satu sisi, dan ''panjang'' dan ''proporsi'' (yang akan kami identifikasi dengan bilangan real, apakah rasional atau tidak), di sisi lain.
in {{harvnb|von Fritz|2004|p=212}}: "Theodorus sedang menulis untuk kita sesuatu tentang akar, seperti akar dari tiga atau lima, menunjukkan bahwa mereka tidak dapat dibandingkan dengan unit;..." ''Lihat pula'' [[Spiral Theodorus]].</ref> Dengan mengungkapkan (dalam istilah modern) bahwa angka bisa jadi tidak rasional, penemuan ini tampaknya telah memicu krisis mendasar pertama dalam [[sejarah matematika]]; bukti atau penyebarluasannya kadang-kadang dikreditkan ke [[Hippasus dari Metapontum|Hippasus]], yang dipisahkan dari sekte Pythagoras.{{sfn|von Fritz|2004}} Hal ini dapat memaksa perbedaan antara ''bilangan'' (bilangan bulat dan rasional subjek aritmatika), di satu sisi, dan ''panjang'' dan ''proporsi'' (yang akan kami identifikasi dengan bilangan real, apakah rasional atau tidak), di sisi lain.


Tradisi Pythagoras berbicara juga tentang apa yang disebut [[Nomor poligonal|poligonal]] atau [[angka figur]].{{sfn|Heath|1921|p=76}} Sementara bilangan kuadrat, bilangan kubik, dll., Sekarang dipandang lebih alami daripada bilangan segitiga, bilangan pentagonal, dll. Studi tentang jumlah
Tradisi Pythagoras berbicara juga tentang apa yang disebut [[Nomor poligonal|poligonal]] atau [[angka figur]].{{sfn|Heath|1921|p=76}} Sementara bilangan kuadrat, bilangan kubik, dll., Sekarang dipandang lebih alami daripada bilangan segitiga, bilangan pentagonal, dll. Studi tentang jumlah
Baris 54: Baris 54:
<blockquote>"Faktanya, Pythagoras tersebut, sambil sibuk mempelajari kebijaksanaan setiap bangsa, mengunjungi Babilonia, dan Mesir, dan semua Persia, atas instruksi dari orang Majus dan para pendeta: dan selain itu dia terkait telah belajar di bawah bimbingan Brahmana (ini adalah filsuf India); dan dari beberapa dia mengumpulkan astrologi, dari geometri lain, dan aritmatika dan musik dari yang lain, dan hal-hal yang berbeda dari negara yang berbeda, dan hanya dari orang-orang bijak Yunani dia tidak mendapatkan apa-apa, menikah seperti mereka dalam kemiskinan dan kelangkaan kebijaksanaan: jadi sebaliknya dia sendiri menjadi penulis instruksi kepada orang-orang Yunani dalam pembelajaran yang dia peroleh dari luar negeri."<ref>{{Cite web | url=http://www.tertullian.org/fathers/eusebius_pe_10_book10.htm | title=Eusebius dari Kaisarea: Praeparatio Evangelica (Persiapan untuk Injil). Tr. E.H. Gifford (1903) - Buku 10}}</ref></blockquote>
<blockquote>"Faktanya, Pythagoras tersebut, sambil sibuk mempelajari kebijaksanaan setiap bangsa, mengunjungi Babilonia, dan Mesir, dan semua Persia, atas instruksi dari orang Majus dan para pendeta: dan selain itu dia terkait telah belajar di bawah bimbingan Brahmana (ini adalah filsuf India); dan dari beberapa dia mengumpulkan astrologi, dari geometri lain, dan aritmatika dan musik dari yang lain, dan hal-hal yang berbeda dari negara yang berbeda, dan hanya dari orang-orang bijak Yunani dia tidak mendapatkan apa-apa, menikah seperti mereka dalam kemiskinan dan kelangkaan kebijaksanaan: jadi sebaliknya dia sendiri menjadi penulis instruksi kepada orang-orang Yunani dalam pembelajaran yang dia peroleh dari luar negeri."<ref>{{Cite web | url=http://www.tertullian.org/fathers/eusebius_pe_10_book10.htm | title=Eusebius dari Kaisarea: Praeparatio Evangelica (Persiapan untuk Injil). Tr. E.H. Gifford (1903) - Buku 10}}</ref></blockquote>


Aristoteles menyatakan bahwa filosofi Plato mengikuti ajaran Pythagoras,<ref>Metafisika, 1.6.1 (987a) </ref> dan Cicero mengulangi klaim ini: ''Platonem ferunt didicisse Pythagorea omnia'' ("Mereka mengatakan Plato mempelajari semua hal Pythagoras").<ref>Tusc. Disput. 1.17.39.</ref>
Aristoteles menyatakan bahwa filosofi Plato mengikuti ajaran Pythagoras,<ref>Metafisika, 1.6.1 (987a)</ref> dan Cicero mengulangi klaim ini: ''Platonem ferunt didicisse Pythagorea omnia'' ("Mereka mengatakan Plato mempelajari semua hal Pythagoras").<ref>Tusc. Disput. 1.17.39.</ref>


[[Plato]] memiliki minat yang besar pada matematika, dan dengan jelas membedakan antara aritmatika dan perhitungan. (Dengan ''aritmatika'' yang dia maksud, sebagian, berteori tentang angka, daripada apa ''aritmatika''.) Melalui salah satu dialog Plato — yaitu, [[Theaetetus (dialog)| ''Theaetetus'']] kita tahu bahwa [[Theodorus of Cyrene|Theodorus]] telah membuktikan bahwa <math>\sqrt{3}, \sqrt{5}, \dots, \sqrt{17}</math> tidak rasional. [[Theaetetus of Athens|Theaetetus]] adalah, seperti Plato, murid Theodorus; dia bekerja pada membedakan berbagai jenis [[Kesesuaian (matematika)|tidak dapat dibandingkan]], dan dengan demikian bisa dibilang pelopor dalam studi [[sistem bilangan]]. (Buku X [[Elemen Euklides]] dijelaskan oleh [[Pappus dari Aleksandria | Pappus]] sebagian besar didasarkan pada karya Theaetetus.)
[[Plato]] memiliki minat yang besar pada matematika, dan dengan jelas membedakan antara aritmatika dan perhitungan. (Dengan ''aritmatika'' yang dia maksud, sebagian, berteori tentang angka, daripada apa ''aritmatika''.) Melalui salah satu dialog Plato — yaitu, [[Theaetetus (dialog)|''Theaetetus'']] kita tahu bahwa [[Theodorus of Cyrene|Theodorus]] telah membuktikan bahwa <math>\sqrt{3}, \sqrt{5}, \dots, \sqrt{17}</math> tidak rasional. [[Theaetetus of Athens|Theaetetus]] adalah, seperti Plato, murid Theodorus; dia bekerja pada membedakan berbagai jenis [[Kesesuaian (matematika)|tidak dapat dibandingkan]], dan dengan demikian bisa dibilang pelopor dalam studi [[sistem bilangan]]. (Buku X [[Elemen Euklides]] dijelaskan oleh [[Pappus dari Aleksandria|Pappus]] sebagian besar didasarkan pada karya Theaetetus.)


[[Euklides]] mengabdikan bagian dari ''Elemen'' nya untuk bilangan prima dan dapat dibagi, topik yang jelas termasuk dalam teori bilangan dan merupakan dasar untuk itu (Buku VII sampai IX [[Elemen Euclid]]). Secara khusus, dia memberikan algoritma untuk menghitung pembagi persekutuan terbesar dari dua angka ([[Algoritma Euklides]]; ''Elemen'', Prop. VII.2) dan bukti pertama yang diketahui dari [[tak terhingga]].
[[Euklides]] mengabdikan bagian dari ''Elemen'' nya untuk bilangan prima dan dapat dibagi, topik yang jelas termasuk dalam teori bilangan dan merupakan dasar untuk itu (Buku VII sampai IX [[Elemen Euclid]]). Secara khusus, dia memberikan algoritma untuk menghitung pembagi persekutuan terbesar dari dua angka ([[Algoritma Euklides]]; ''Elemen'', Prop. VII.2) dan bukti pertama yang diketahui dari [[tak terhingga]].
Baris 81: Baris 81:
[[Aryabhata|Āryabhaṭa]] (476–550 M) menunjukkan bahwa pasangan kongruensi simultan <math>n\equiv a_1 \bmod m_1</math>, <math>n\equiv a_2 \bmod m_2</math> bisa diselesaikan dengan metode yang dia panggil ''kuṭṭaka'', atau ''pulveriser'';<ref>Āryabhaṭa, Āryabhatīya, Chapter 2, verses 32–33, cited in: {{harvnb|Plofker|2008|pp=134–40}}. See also {{harvnb|Clark|1930|pp=42–50}}. Deskripsi kuṭṭaka yang sedikit lebih eksplisit kemudian diberikan di [[Brahmagupta]], ''Brāhmasphuṭasiddhānta'', XVIII, 3–5 (in {{harvnb|Colebrooke|1817|p=325}}, cited in {{harvnb|Clark|1930|p=42}}).</ref> ini adalah prosedur yang dekat dengan (generalisasi dari) [[Algoritma Euklides]], yang mungkin ditemukan secara independen di India.{{sfn|Mumford|2010|p=388}} Āryabhaṭa tampaknya ada dalam pikiran aplikasi untuk perhitungan astronomi.{{sfn|Plofker|2008|p=119}}
[[Aryabhata|Āryabhaṭa]] (476–550 M) menunjukkan bahwa pasangan kongruensi simultan <math>n\equiv a_1 \bmod m_1</math>, <math>n\equiv a_2 \bmod m_2</math> bisa diselesaikan dengan metode yang dia panggil ''kuṭṭaka'', atau ''pulveriser'';<ref>Āryabhaṭa, Āryabhatīya, Chapter 2, verses 32–33, cited in: {{harvnb|Plofker|2008|pp=134–40}}. See also {{harvnb|Clark|1930|pp=42–50}}. Deskripsi kuṭṭaka yang sedikit lebih eksplisit kemudian diberikan di [[Brahmagupta]], ''Brāhmasphuṭasiddhānta'', XVIII, 3–5 (in {{harvnb|Colebrooke|1817|p=325}}, cited in {{harvnb|Clark|1930|p=42}}).</ref> ini adalah prosedur yang dekat dengan (generalisasi dari) [[Algoritma Euklides]], yang mungkin ditemukan secara independen di India.{{sfn|Mumford|2010|p=388}} Āryabhaṭa tampaknya ada dalam pikiran aplikasi untuk perhitungan astronomi.{{sfn|Plofker|2008|p=119}}


[[Brahmagupta]] (628 M) memulai studi sistematis persamaan kuadrat tak tentu khususnya, [[Persamaan Pell]], di mana [[Archimedes]] mungkin pertama kali tertarik, dan yang tidak mulai diselesaikan di Barat sampai masa Fermat dan Euler. Kemudian penulis Sansekerta akan mengikuti, menggunakan terminologi teknis Brahmagupta. Sebuah prosedur umum ([[metode Chakravala | chakravala]], atau "metode siklik") untuk menyelesaikan persamaan Pell akhirnya ditemukan oleh Jayadeva (dikutip pada abad kesebelas; pekerjaannya akan hilang); eksposisi paling awal yang masih hidup muncul di Bīja-gaṇita (abad kedua belas) [[Bhāskara II]].{{sfn|Plofker|2008|p=194}}
[[Brahmagupta]] (628 M) memulai studi sistematis persamaan kuadrat tak tentu khususnya, [[Persamaan Pell]], di mana [[Archimedes]] mungkin pertama kali tertarik, dan yang tidak mulai diselesaikan di Barat sampai masa Fermat dan Euler. Kemudian penulis Sansekerta akan mengikuti, menggunakan terminologi teknis Brahmagupta. Sebuah prosedur umum ([[metode Chakravala|chakravala]], atau "metode siklik") untuk menyelesaikan persamaan Pell akhirnya ditemukan oleh Jayadeva (dikutip pada abad kesebelas; pekerjaannya akan hilang); eksposisi paling awal yang masih hidup muncul di Bīja-gaṇita (abad kedua belas) [[Bhāskara II]].{{sfn|Plofker|2008|p=194}}


Matematika India sebagian besar tetap tidak dikenal di Eropa sampai akhir abad kedelapan belas;{{sfn|Plofker|2008|p=283}} Karya Brahmagupta dan Bhāskara diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1817 oleh [[Henry Thomas Colebrooke|Henry Colebrooke]].{{sfn|Colebrooke|1817}}
Matematika India sebagian besar tetap tidak dikenal di Eropa sampai akhir abad kedelapan belas;{{sfn|Plofker|2008|p=283}} Karya Brahmagupta dan Bhāskara diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1817 oleh [[Henry Thomas Colebrooke|Henry Colebrooke]].{{sfn|Colebrooke|1817}}
Baris 92: Baris 92:
Pada awal abad kesembilan, khalifah [[Al-Ma'mun]] memerintahkan terjemahan banyak karya matematika Yunani dan setidaknya satu karya Sansekerta (''Sindhind'',
Pada awal abad kesembilan, khalifah [[Al-Ma'mun]] memerintahkan terjemahan banyak karya matematika Yunani dan setidaknya satu karya Sansekerta (''Sindhind'',
yang mungkin <ref>{{harvnb|Colebrooke|1817|p=lxv}}, cited in {{harvnb|Hopkins|1990|p=302}}. See also the preface in
yang mungkin <ref>{{harvnb|Colebrooke|1817|p=lxv}}, cited in {{harvnb|Hopkins|1990|p=302}}. See also the preface in
{{harvnb|Sachau|1888}} dikutip dalam {{harvnb|Smith|1958|pp=168}}</ref> atau mungkin tidak<ref name="Plofnot">{{harvnb|Pingree|1968|pp=97–125}}, dan {{harvnb|Pingree|1970|pp=103–23}}, dikutip dalam {{harvnb|Plofker|2008|p=256}}.</ref> jadilah [[Brahmagupta]] [[Brahmasphutasiddhanta | Brāhmasphuṭasiddhānta]]).
{{harvnb|Sachau|1888}} dikutip dalam {{harvnb|Smith|1958|pp=168}}</ref> atau mungkin tidak<ref name="Plofnot">{{harvnb|Pingree|1968|pp=97–125}}, dan {{harvnb|Pingree|1970|pp=103–23}}, dikutip dalam {{harvnb|Plofker|2008|p=256}}.</ref> jadilah [[Brahmagupta]] [[Brahmasphutasiddhanta|Brāhmasphuṭasiddhānta]]).
Karya utama Diophantus, ''Arithmetica'', diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh [[Qusta ibn Luqa]] (820–912).
Karya utama Diophantus, ''Arithmetica'', diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh [[Qusta ibn Luqa]] (820–912).
Bagian dari risalah '' al-Fakhri '' (oleh [[al-Karaji|al-Karajī]], 953 - ca. 1029) dibangun di atasnya sampai batas tertentu. Menurut Rashed Roshdi, Al-Karajī sezaman [[Ibn al-Haytham]] mengetahui{{sfn|Rashed|1980|pp=305–21}} apa yang kemudian akan disebut [[Teorema Wilson]].
Bagian dari risalah '' al-Fakhri '' (oleh [[al-Karaji|al-Karajī]], 953 - ca. 1029) dibangun di atasnya sampai batas tertentu. Menurut Rashed Roshdi, Al-Karajī sezaman [[Ibn al-Haytham]] mengetahui{{sfn|Rashed|1980|pp=305–21}} apa yang kemudian akan disebut [[Teorema Wilson]].
Baris 109: Baris 109:


* Salah satu minat pertama Fermat adalah [[bilangan sempurna]] (yang muncul di buku tulisan Euklides, ''Elements'' IX) dan [[nomor yang bersahabat]];<ref group="note">Jumlah yang sempurna dan terutama yang bersahabat sedikit atau tidak menarik sama sekali saat ini. Hal yang sama tidak berlaku di abad pertengahan — baik di Barat atau di dunia berbahasa Arab — sebagian karena pentingnya yang diberikan oleh Neopythagoras (dan karenanya mistis) [[Nicomachus of Gerasa|Nicomachus]] (ca. 100 CE), yang menulis "[[Pengantar Aritmatika]]" primitif tetapi berpengaruh. Lihat {{harvnb|van der Waerden|1961|loc=Ch. IV}}.</ref> topik ini membawanya untuk bekerja pada integer [[pembagi]] s, yang dari awal di antara subyek korespondensi (1636 dan seterusnya) yang membuatnya berhubungan dengan komunitas matematika dari hari ke hari.<ref>{{harvnb|Mahoney|1994|pp=48, 53–54}}. Subjek awal korespondensi Fermat termasuk pembagi ("bagian alikuot") dan banyak subjek di luar teori bilangan; lihat daftar di surat dari Fermat ke Roberval, 22.IX.1636, {{harvnb|Tannery|Henry|1891|loc=Vol. II, pp. 72, 74}}, cited in {{harvnb|Mahoney|1994|p=54}}.</ref>
* Salah satu minat pertama Fermat adalah [[bilangan sempurna]] (yang muncul di buku tulisan Euklides, ''Elements'' IX) dan [[nomor yang bersahabat]];<ref group="note">Jumlah yang sempurna dan terutama yang bersahabat sedikit atau tidak menarik sama sekali saat ini. Hal yang sama tidak berlaku di abad pertengahan — baik di Barat atau di dunia berbahasa Arab — sebagian karena pentingnya yang diberikan oleh Neopythagoras (dan karenanya mistis) [[Nicomachus of Gerasa|Nicomachus]] (ca. 100 CE), yang menulis "[[Pengantar Aritmatika]]" primitif tetapi berpengaruh. Lihat {{harvnb|van der Waerden|1961|loc=Ch. IV}}.</ref> topik ini membawanya untuk bekerja pada integer [[pembagi]] s, yang dari awal di antara subyek korespondensi (1636 dan seterusnya) yang membuatnya berhubungan dengan komunitas matematika dari hari ke hari.<ref>{{harvnb|Mahoney|1994|pp=48, 53–54}}. Subjek awal korespondensi Fermat termasuk pembagi ("bagian alikuot") dan banyak subjek di luar teori bilangan; lihat daftar di surat dari Fermat ke Roberval, 22.IX.1636, {{harvnb|Tannery|Henry|1891|loc=Vol. II, pp. 72, 74}}, cited in {{harvnb|Mahoney|1994|p=54}}.</ref>

* Pada tahun 1638, Fermat mengklaim, tanpa bukti, bahwa semua bilangan bulat dapat diekspresikan sebagai jumlah dari empat persegi atau kurang.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=5tFFDwAAQBAJ|title=Angka dan Pengukuran|last=Faulkner|first=Nicholas|last2=Hosch|first2=William L.|date=2017-12-15|publisher=Encyclopaedia Britannica|isbn=9781538300428|location=|pages=|language=en}}</ref>
* Pada tahun 1638, Fermat mengklaim, tanpa bukti, bahwa semua bilangan bulat dapat diekspresikan sebagai jumlah dari empat persegi atau kurang.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=5tFFDwAAQBAJ|title=Angka dan Pengukuran|last=Faulkner|first=Nicholas|last2=Hosch|first2=William L.|date=2017-12-15|publisher=Encyclopaedia Britannica|isbn=9781538300428|location=|pages=|language=en}}</ref>
* [[Teorema kecil Fermat]] (1640):<ref>{{harvnb|Tannery|Henry|1891|loc=Vol. II, p. 209}}, Letter XLVI from Fermat to Frenicle, 1640,
* [[Teorema kecil Fermat]] (1640):<ref>{{harvnb|Tannery|Henry|1891|loc=Vol. II, p. 209}}, Letter XLVI from Fermat to Frenicle, 1640,
cited in {{harvnb|Weil|1984|p=56}}</ref> if ''a'' is not divisible by a prime ''p'', then <math>a^{p-1} \equiv 1 \bmod p.</math><ref group="note">Di sini, seperti biasa, diberikan dua bilangan bulat ''a'' dan ''b'' dan bilangan bulat bukan nol ''m'', kami menulis <math>a \equiv b \bmod m</math> (baca "''a'' kongruen dengan ''b'' modulo ''m''") yang berarti ''m'' membagi ''a'' ''b'', atau, apa artinya sama , ''a'' dan ''b'' meninggalkan residu yang sama ketika dibagi dengan ''m''. Notasi ini sebenarnya lebih lambat dari Fermat; ini pertama kali muncul di bagian 1 [[Gauss]] [[Disquisitiones Arithmeticae]]. Teorema kecil Fermat adalah konsekuensi dari [[Teorema Lagrange (teori kelompok) | fakta]] bahwa [[Urutan (teori kelompok) | urutan]] dari suatu elemen [[Kelompok (matematika)|kelompok]] membagi [[Grup (matematika)|grup]]. Bukti modern akan berada dalam kemampuan Fermat (dan memang diberikan kemudian oleh Euler), Padahal konsep modern kelompok datang jauh setelah Fermat atau Euler. (Ini membantu untuk mengetahui bahwa invers ada modulo ''p'', yaitu, diberikan ''a'' tidak habis dibagi oleh prima ''p'', ada bilangan bulat ''x'' sehingga <math> x a \equiv 1 \bmod p</math>); fakta ini (yang, dalam bahasa modern, membuat residu mod ''p'' menjadi satu kelompok, dan yang sudah diketahui [[Aryabhata|Āryabhaṭa]]; lihat [[#Indian:Āryabhaṭa, Brahmagupta, Bhāskara|di atas]]) sudah tidak asing lagi bagi Fermat berkat penemuannya kembali oleh [[Claude Gaspard Bachet de Méziriac|Bachet]] {{harv|Weil|1984|p=7}}. Weil melanjutkan dengan mengatakan bahwa Fermat akan mengenali bahwa argumen Bachet pada dasarnya adalah algoritma Euklides.</ref>
cited in {{harvnb|Weil|1984|p=56}}</ref> if ''a'' is not divisible by a prime ''p'', then <math>a^{p-1} \equiv 1 \bmod p.</math><ref group="note">Di sini, seperti biasa, diberikan dua bilangan bulat ''a'' dan ''b'' dan bilangan bulat bukan nol ''m'', kami menulis <math>a \equiv b \bmod m</math> (baca "''a'' kongruen dengan ''b'' modulo ''m''") yang berarti ''m'' membagi ''a'' ''b'', atau, apa artinya sama , ''a'' dan ''b'' meninggalkan residu yang sama ketika dibagi dengan ''m''. Notasi ini sebenarnya lebih lambat dari Fermat; ini pertama kali muncul di bagian 1 [[Gauss]] [[Disquisitiones Arithmeticae]]. Teorema kecil Fermat adalah konsekuensi dari [[Teorema Lagrange (teori kelompok)|fakta]] bahwa [[Urutan (teori kelompok)|urutan]] dari suatu elemen [[Kelompok (matematika)|kelompok]] membagi [[Grup (matematika)|grup]]. Bukti modern akan berada dalam kemampuan Fermat (dan memang diberikan kemudian oleh Euler), Padahal konsep modern kelompok datang jauh setelah Fermat atau Euler. (Ini membantu untuk mengetahui bahwa invers ada modulo ''p'', yaitu, diberikan ''a'' tidak habis dibagi oleh prima ''p'', ada bilangan bulat ''x'' sehingga <math> x a \equiv 1 \bmod p</math>); fakta ini (yang, dalam bahasa modern, membuat residu mod ''p'' menjadi satu kelompok, dan yang sudah diketahui [[Aryabhata|Āryabhaṭa]]; lihat [[Teori bilangan#Indian:Āryabhaṭa, Brahmagupta, Bhāskara|di atas]]) sudah tidak asing lagi bagi Fermat berkat penemuannya kembali oleh [[Claude Gaspard Bachet de Méziriac|Bachet]] {{harv|Weil|1984|p=7}}. Weil melanjutkan dengan mengatakan bahwa Fermat akan mengenali bahwa argumen Bachet pada dasarnya adalah algoritma Euklides.</ref>
* Bila ''a'' dan ''b'' adalah coprime, setelah itu <math>a^2 + b^2</math> tidak habis dibagi oleh kongruen prima manapun dengan −1 modulo 4;<ref>{{harvnb|Tannery|Henry|1891|loc=Vol. II, p. 204}}, cited in {{harvnb|Weil|1984|p=63}}. Semua kutipan berikut dari ''Varia Opera'' Fermat diambil dari {{harvnb|Weil|1984|loc=Chap. II}}. Karya standar Tannery & Henry mencakup revisi dari karya Fermat ''Varia Opera Mathematica'' yang awalnya disiapkan oleh putranya {{harv|Fermat|1679}}.</ref> dan setiap kongruen prima dengan 1 modulo 4 dapat ditulis dalam bentuk <math>a^2 + b^2</math>.{{sfn|Tannery|Henry|1891|loc=Vol. II, p. 213}} Kedua pernyataan ini juga berasal dari tahun 1640; pada 1659, Fermat menyatakan kepada Huygens bahwa dia telah membuktikan pernyataan terakhir dengan [[Bukti dengan keturunan tak terbatas|metode keturunan tak terbatas]].{{sfn|Tannery|Henry|1891|loc=Vol. II, p. 423}}
* Bila ''a'' dan ''b'' adalah coprime, setelah itu <math>a^2 + b^2</math> tidak habis dibagi oleh kongruen prima manapun dengan −1 modulo 4;<ref>{{harvnb|Tannery|Henry|1891|loc=Vol. II, p. 204}}, cited in {{harvnb|Weil|1984|p=63}}. Semua kutipan berikut dari ''Varia Opera'' Fermat diambil dari {{harvnb|Weil|1984|loc=Chap. II}}. Karya standar Tannery & Henry mencakup revisi dari karya Fermat ''Varia Opera Mathematica'' yang awalnya disiapkan oleh putranya {{harv|Fermat|1679}}.</ref> dan setiap kongruen prima dengan 1 modulo 4 dapat ditulis dalam bentuk <math>a^2 + b^2</math>.{{sfn|Tannery|Henry|1891|loc=Vol. II, p. 213}} Kedua pernyataan ini juga berasal dari tahun 1640; pada 1659, Fermat menyatakan kepada Huygens bahwa dia telah membuktikan pernyataan terakhir dengan [[Bukti dengan keturunan tak terbatas|metode keturunan tak terbatas]].{{sfn|Tannery|Henry|1891|loc=Vol. II, p. 423}}
* Pada 1657, Fermat mengajukan masalah pemecahannya <math>x^2 - N y^2 = 1</math> sebagai tantangan bagi matematikawan Inggris. Masalahnya diselesaikan dalam beberapa bulan oleh Wallis dan Brouncker.{{sfn|Weil|1984|p=92}} Fermat menganggap solusi mereka valid, tetapi menunjukkan bahwa mereka telah memberikan algoritme tanpa bukti (seperti yang dimiliki Jayadeva dan Bhaskara, meskipun Fermat tidak mengetahui hal ini). Dia menyatakan bahwa bukti dapat ditemukan dengan keturunan yang tak terbatas.
* Pada 1657, Fermat mengajukan masalah pemecahannya <math>x^2 - N y^2 = 1</math> sebagai tantangan bagi matematikawan Inggris. Masalahnya diselesaikan dalam beberapa bulan oleh Wallis dan Brouncker.{{sfn|Weil|1984|p=92}} Fermat menganggap solusi mereka valid, tetapi menunjukkan bahwa mereka telah memberikan algoritme tanpa bukti (seperti yang dimiliki Jayadeva dan Bhaskara, meskipun Fermat tidak mengetahui hal ini). Dia menyatakan bahwa bukti dapat ditemukan dengan keturunan yang tak terbatas.
Baris 155: Baris 154:
* Kebangkitan kesadaran diri teori bilangan (atau '' aritmatika yang lebih tinggi '') sebagai bidang studi.<ref>Lihat pembahasan di bagian 5 dari {{harvnb|Goldstein|Schappacher|2007}}. Tanda-tanda awal kesadaran diri sudah ada dalam surat-surat oleh Fermat: demikian komentarnya tentang apa itu teori bilangan, dan bagaimana "karya Diophantus [...] tidak benar-benar menjadi milik [it] "(dikutip dalam {{harvnb|Weil|1984|p=25}}).</ref>
* Kebangkitan kesadaran diri teori bilangan (atau '' aritmatika yang lebih tinggi '') sebagai bidang studi.<ref>Lihat pembahasan di bagian 5 dari {{harvnb|Goldstein|Schappacher|2007}}. Tanda-tanda awal kesadaran diri sudah ada dalam surat-surat oleh Fermat: demikian komentarnya tentang apa itu teori bilangan, dan bagaimana "karya Diophantus [...] tidak benar-benar menjadi milik [it] "(dikutip dalam {{harvnb|Weil|1984|p=25}}).</ref>
* Perkembangan banyak matematika modern yang diperlukan untuk teori bilangan modern dasar: [[analisis kompleks]], [[teori grup]], [[teori Galois]] - disertai dengan ketelitian yang lebih besar dalam analisis dan aljaber abstrak.
* Perkembangan banyak matematika modern yang diperlukan untuk teori bilangan modern dasar: [[analisis kompleks]], [[teori grup]], [[teori Galois]] - disertai dengan ketelitian yang lebih besar dalam analisis dan aljaber abstrak.
* Pembagian kasar teori bilangan ke dalam subbidang modernnya — khususnya, [[teori bilangan analitik | analitik]] dan [[teori bilangan aljabar]].
* Pembagian kasar teori bilangan ke dalam subbidang modernnya — khususnya, [[teori bilangan analitik|analitik]] dan [[teori bilangan aljabar]].


Teori bilangan aljabar dapat dikatakan dimulai dengan studi timbal balik dan [[akar persatuan | siklotomi]], tetapi benar-benar muncul dengan perkembangan [[aljabar abstrak]] dan cita-cita awal; Lihat di bawah. Titik awal konvensional untuk teori bilangan analitik adalah [[Teorema Dirichlet tentang progresi aritmatika]] (1837),{{sfn|Apostol|1976|p=7}} {{sfn|Davenport|Montgomery|2000|p=1}} yang buktinya memperkenalkan [[L-functions]] dan melibatkan beberapa analisis asimtotik dan proses pembatas pada variabel nyata.<!--<ref>See the proof in {{harvnb|Davenport|Montgomery|2000|loc=section 1}}</ref> The first use of analytic ideas in number theory actually
Teori bilangan aljabar dapat dikatakan dimulai dengan studi timbal balik dan [[akar persatuan|siklotomi]], tetapi benar-benar muncul dengan perkembangan [[aljabar abstrak]] dan cita-cita awal; Lihat di bawah. Titik awal konvensional untuk teori bilangan analitik adalah [[Teorema Dirichlet tentang progresi aritmatika]] (1837),{{sfn|Apostol|1976|p=7}} {{sfn|Davenport|Montgomery|2000|p=1}} yang buktinya memperkenalkan [[L-functions]] dan melibatkan beberapa analisis asimtotik dan proses pembatas pada variabel nyata.<!--<ref>See the proof in {{harvnb|Davenport|Montgomery|2000|loc=section 1}}</ref> The first use of analytic ideas in number theory actually
goes back to Euler (1730s),{{sfn|Iwaniec|Kowalski|2004|p=1}} {{sfn|Varadarajan|2006|loc=sections 2.5, 3.1 and 6.1}} who used formal power series and non-rigorous (or implicit) limiting arguments. The use of ''complex'' analysis in number theory comes later: the work of [[Bernhard Riemann]] (1859) on the [[Riemann zeta function|zeta function]] is the canonical starting point;{{sfn|Granville|2008|pp=322–48}} [[Jacobi's four-square theorem]] (1839), which predates it, belongs to an initially different strand that has by now taken a leading role in analytic number theory ([[modular form]]s).<ref>See the comment on the importance of modularity in {{harvnb|Iwaniec|Kowalski|2004|p=1}}</ref>
goes back to Euler (1730s),{{sfn|Iwaniec|Kowalski|2004|p=1}} {{sfn|Varadarajan|2006|loc=sections 2.5, 3.1 and 6.1}} who used formal power series and non-rigorous (or implicit) limiting arguments. The use of ''complex'' analysis in number theory comes later: the work of [[Bernhard Riemann]] (1859) on the [[Riemann zeta function|zeta function]] is the canonical starting point;{{sfn|Granville|2008|pp=322–48}} [[Jacobi's four-square theorem]] (1839), which predates it, belongs to an initially different strand that has by now taken a leading role in analytic number theory ([[modular form]]s).<ref>See the comment on the importance of modularity in {{harvnb|Iwaniec|Kowalski|2004|p=1}}</ref>


The history of each subfield is briefly addressed in its own section below; see the main article of each subfield for fuller treatments. Many of the most interesting questions in each area remain open and are being actively worked on.-->
The history of each subfield is briefly addressed in its own section below; see the main article of each subfield for fuller treatments. Many of the most interesting questions in each area remain open and are being actively worked on.-->


==Subdivisi utama==
==Bagian divisi utama==
===Teori bilangan dasar===
- Dalam pengembangan -
Istilah ''[[bukti dasar|elemen dasar]]'' biasanya menampakkan metode yang bukan menggunakan [[analisis kompleks]]. Misalnya, [[teorema bilangan prima]] pertama kali dibuktikan menggunakan analisis kompleks pada tahun 1896, tetapi bukti dasar baru ditemukan pada tahun 1949 oleh [[Paul Erdős|Erdős]] dan [[Atle Selberg|Selberg]].{{sfn|Goldfeld|2003}} Istilah ini sedikit ambigu: misal, bukti berdasarkan [[teorema Tauberian]] kompleks (misalnya, [[teorema Wiener–Ikehara|Wiener–Ikehara]]) merupakan pencerahan yang tidak cukup mendasar meskipun menggunakan [[analisis Fourier]], dibandingkan analisis kompleks seperti itu. Ini seperti penempatan berbeda, bukti "dasar" mungkin lebih panjang dan lebih sulit bagi sebagian besar pembaca dibanding bukti non-dasar.
<!--[***]===Elementary tools===
The term ''[[elementary proof|elementary]]'' generally denotes a method that does not use [[complex analysis]]. For example, the [[prime number theorem]] was first proven using complex analysis in 1896, but an elementary proof was found only in 1949 by [[Paul Erdős|Erdős]] and [[Atle Selberg|Selberg]].{{sfn|Goldfeld|2003}} The term is somewhat ambiguous: for example, proofs based on complex [[Tauberian theorem]]s (for example, [[Wiener–Ikehara theorem|Wiener–Ikehara]]) are often seen as quite enlightening but not elementary, in spite of using Fourier analysis, rather than complex analysis as such. Here as elsewhere, an ''elementary'' proof may be longer and more difficult for most readers than a non-elementary one.
[[Berkas:Paul Erdos with Terence Tao.jpg|thumb|270px|Number theorists [[Paul Erdős]] and [[Terence Tao]] in 1985, when Erdős was 72 and Tao was 10.]]
Number theory has the reputation of being a field many of whose results can be stated to the layperson. At the same time, the proofs of these results are not particularly accessible, in part because the range of tools they use is, if anything, unusually broad within mathematics.<ref>See, for example, the initial comment in {{harvnb|Iwaniec|Kowalski|2004|p=1}}.</ref>

===Analytic number theory===
{{main|Analytic number theory}}

[[Gambar:Complex zeta.jpg|right|thumb|[[Riemann zeta function]] ζ(''s'') in the [[complex plane]]. The color of a point ''s'' gives the value of ζ(''s''): dark colors denote values close to zero and hue gives the value's [[Argument (complex analysis)|argument]].]]
[[Berkas:ModularGroup-FundamentalDomain.svg|thumb|The action of the [[modular group]] on the [[upper half plane]]. The region in grey is the standard [[fundamental domain]].]]

''Analytic number theory'' may be defined

* in terms of its tools, as the study of the integers by means of tools from real and complex analysis;{{sfn|Apostol|1976|p=7}} or
* in terms of its concerns, as the study within number theory of estimates on size and density, as opposed to identities.<ref>{{harvnb|Granville|2008|loc=section 1}}: "The main difference is that in algebraic number theory [...] one typically considers questions with answers that are given by exact formulas, whereas in analytic number theory [...] one looks for ''good approximations''."</ref>

Some subjects generally considered to be part of analytic number theory, for example, [[sieve theory]],<ref group="note">Sieve theory figures as one of the main subareas of analytic number theory in many standard treatments; see, for instance, {{harvnb|Iwaniec|Kowalski|2004}} or {{harvnb|Montgomery|Vaughan|2007}}</ref> are better covered by the second rather than the first definition: some of sieve theory, for instance, uses little analysis,<ref group="note">This is the case for small sieves (in particular, some combinatorial sieves such as the [[Brun sieve]]) rather than for [[large sieve]]s; the study of the latter now includes ideas from [[harmonic analysis|harmonic]] and [[functional analysis]].</ref> yet it does belong to analytic number theory.

The following are examples of problems in analytic number theory: the [[prime number theorem]], the [[Goldbach conjecture]] (or the [[twin prime conjecture]], or the [[Hardy–Littlewood conjecture]]s), the [[Waring problem]] and the [[Riemann hypothesis]]. Some of the most important tools of analytic number theory are the [[circle method]], [[sieve theory|sieve methods]] and [[L-functions]] (or, rather, the study of their properties). The theory of [[modular form]]s (and, more generally, [[automorphic forms]]) also occupies an increasingly central place in the toolbox of analytic number theory.<ref>See the remarks in the introduction to {{harvnb|Iwaniec|Kowalski|2004|p=1}}: "However much stronger...".</ref>

One may ask analytic questions about [[algebraic number]]s, and use analytic means to answer such questions; it is thus that algebraic and analytic number theory intersect. For example, one may define [[prime ideals]] (generalizations of [[prime number]]s in the field of algebraic numbers) and ask how many prime ideals there are up to a certain size. This question [[Landau prime ideal theorem|can be answered]] by means of an examination of [[Dedekind zeta function]]s, which are generalizations of the [[Riemann zeta function]], a key analytic object at the roots of the subject.<ref>{{harvnb|Granville|2008|loc=section 3}}: "[Riemann] defined what we now call the Riemann zeta function [...] Riemann's deep work gave birth to our subject [...]"</ref> This is an example of a general procedure in analytic number theory: deriving information about the distribution of a sequence (here, prime ideals or prime numbers) from the analytic behavior of an appropriately constructed complex-valued function.<ref>See, for example, {{harvnb|Montgomery|Vaughan|2007}}, p. 1.</ref>

===Algebraic number theory===
{{main|Algebraic number theory}}

An ''[[algebraic number]]'' is any complex number that is a solution to some polynomial equation <math>f(x)=0</math> with rational coefficients; for example, every solution <math>x</math> of <math>x^5 + (11/2) x^3 - 7 x^2 + 9 = 0 </math> (say) is an algebraic number. Fields of algebraic numbers are also called ''[[algebraic number field]]s'', or shortly ''[[number field]]s''. Algebraic number theory studies algebraic number fields.{{sfn|Milne|2017|p=2}} Thus, analytic and algebraic number theory can and do overlap: the former is defined by its methods, the latter by its objects of study.

It could be argued that the simplest kind of number fields (viz., quadratic fields) were already studied by Gauss, as the discussion of quadratic forms in ''Disquisitiones arithmeticae'' can be restated in terms of [[ideal (ring theory)|ideals]] and
[[Norm (mathematics)|norms]] in quadratic fields. (A ''quadratic field'' consists of all
numbers of the form <math> a + b \sqrt{d}</math>, where
<math>a</math> and <math>b</math> are rational numbers and <math>d</math>
is a fixed rational number whose square root is not rational.)
For that matter, the 11th-century [[chakravala method]] amounts—in modern terms—to an algorithm for finding the units of a real quadratic number field. However, neither [[Bhāskara II|Bhāskara]] nor Gauss knew of number fields as such.

The grounds of the subject as we know it were set in the late nineteenth century, when ''ideal numbers'', the ''theory of ideals'' and ''valuation theory'' were developed; these are three complementary ways of dealing with the lack of unique factorisation in algebraic number fields. (For example, in the field generated by the rationals
and <math> \sqrt{-5}</math>, the number <math>6</math> can be factorised both as <math> 6 = 2 \cdot 3</math> and
<math> 6 = (1 + \sqrt{-5}) ( 1 - \sqrt{-5})</math>; all of <math>2</math>, <math>3</math>, <math>1 + \sqrt{-5}</math> and
<math> 1 - \sqrt{-5}</math>
are irreducible, and thus, in a naïve sense, analogous to primes among the integers.) The initial impetus for the development of ideal numbers (by [[Ernst Kummer|Kummer]]) seems to have come from the study of higher reciprocity laws,{{sfn|Edwards|2000|p=79}} that is, generalisations of [[quadratic reciprocity]].

Number fields are often studied as extensions of smaller number fields: a field ''L'' is said to be an ''extension'' of a field ''K'' if ''L'' contains ''K''.
(For example, the complex numbers ''C'' are an extension of the reals ''R'', and the reals ''R'' are an extension of the rationals ''Q''.)
Classifying the possible extensions of a given number field is a difficult and partially open problem. Abelian extensions—that is, extensions ''L'' of ''K'' such that the [[Galois group]]<ref group="note">The Galois group of an extension ''L/K'' consists of the operations ([[isomorphisms]]) that send elements of L to other elements of L while leaving all elements of K fixed.
Thus, for instance, ''Gal(C/R)'' consists of two elements: the identity element
(taking every element ''x''&nbsp;+&nbsp;''iy'' of ''C'' to itself) and complex conjugation
(the map taking each element ''x''&nbsp;+&nbsp;''iy'' to ''x''&nbsp;−&nbsp;''iy'').
The Galois group of an extension tells us many of its crucial properties. The study of Galois groups started with [[Évariste Galois]]; in modern language, the main outcome of his work is that an equation ''f''(''x'')&nbsp;=&nbsp;0 can be solved by radicals
(that is, ''x'' can be expressed in terms of the four basic operations together
with square roots, cubic roots, etc.) if and only if the extension of the rationals by the roots of the equation ''f''(''x'')&nbsp;=&nbsp;0 has a Galois group that is [[solvable group|solvable]]
in the sense of group theory. ("Solvable", in the sense of group theory, is a simple property that can be checked easily for finite groups.)</ref> Gal(''L''/''K'') of ''L'' over ''K'' is an [[abelian group]]—are relatively well understood.
Their classification was the object of the programme of [[class field theory]], which was initiated in the late 19th century (partly by [[Leopold Kronecker|Kronecker]] and [[Gotthold Eisenstein|Eisenstein]]) and carried out largely in 1900–1950.


[[Berkas:Paul Erdos with Terence Tao.jpg|thumb|270px|Ahli teori bilangan [[Paul Erdős]] dan [[Terence Tao]] pada tahun 1985, ketika Erdős berusia 72 tahun dan Tao berusia 10 tahun.]]
An example of an active area of research in algebraic number theory is [[Iwasawa theory]]. The [[Langlands program]], one of the main current large-scale research plans in mathematics, is sometimes described as an attempt to generalise class field theory to non-abelian extensions of number fields.


Teori bilangan memiliki reputasi sebagai bidang yang banyak hasilnya pula bisa dinyatakan kepada orang awam. Pada saat yang sama, bukti dari hasil ini tidak dapat diakses secara khusus, sebagian karena jangkauan alat yang mereka gunakan, jika ada maka sangat luas dalam matematika.<ref>Lihat, contohnya, di komentar awal {{harvnb|Iwaniec|Kowalski|2004|p=1}}.</ref>
===Diophantine geometry===
{{main|Diophantine geometry}}


===Teori bilangan analitik===
The central problem of ''Diophantine geometry'' is to determine when a [[Diophantine equation]] has solutions, and if it does, how many. The approach taken is to think of the solutions of an equation as a geometric object.
{{main|Teori bilangan analitik}}


[[Gambar:Complex zeta.jpg|right|thumb|[[Fungsi Riemann zeta]] ζ(''s'') dalam [[bidang kompleks]]. Warna titik ''s'' memberikan nilai ζ(''s''): warna gelap menunjukkan nilai mendekati nol dan rona memberikan nilai [[Argumen (analisis kompleks)|argumen]].]]
For example, an equation in two variables defines a curve in the plane. More generally, an equation, or system of equations, in two or more variables defines a [[algebraic curve|curve]], a [[algebraic surface|surface]] or some other such object in ''n''-dimensional space. In Diophantine geometry, one asks whether there are any ''[[rational points]]'' (points all of whose coordinates are rationals) or
[[Berkas:ModularGroup-FundamentalDomain.svg|thumb|Aksi daru [[grup modular]] pada [[medan setengah atas]]. Bagian berwarna abu-abu adalah standar [[domain dasar]].]]
''integral points'' (points all of whose coordinates are integers) on the curve or surface. If there are any such points, the next step is to ask how many there are and how they are distributed. A basic question in this direction is if there are finitely
or infinitely many rational points on a given curve (or surface).


''Teori bilangan analitik'' bisa didefinisikan:
In the [[Pythagorean theorem|Pythagorean equation]] <math>x^2+y^2 = 1,</math>
we would like to study its rational solutions, that is, its solutions
<math>(x,y)</math> such that
''x'' and ''y'' are both rational. This is the same as asking for all integer solutions
to <math>a^2 + b^2 = c^2</math>; any solution to the latter equation gives
us a solution <math>x = a/c</math>, <math>y = b/c</math> to the former. It is also the
same as asking for all points with rational coordinates on the curve
described by <math>x^2 + y^2 = 1</math>. (This curve happens to be a circle of radius 1 around the origin.)


* Dalam hal beberapa alatnya, sebagai studi tentang bilangan bulat melalui alat dari [[Analisis riil|riil]] dan analisis [[Analisis kompleks|kompleks]];{{sfn|Apostol|1976|p=7}}
[[Gambar:ECClines-3.svg|right|thumb|300px|Two examples of an [[elliptic curve]], that is, a curve
* Dalam hal keprihatinannya, sebagai studi dalam teori bilangan perkiraan ukuran dan kepadatan, sebagai lawan dari identitas.<ref>{{harvnb|Granville|2008|loc=section 1}}: "Perbedaan utamanya adalah bahwa dalam teori bilangan aljabar [...] hanya beberapa biasanya mempertimbangkan pertanyaan dengan jawaban yang diberikan oleh rumus eksak, sedangkan dalam teori bilangan analitik [...] beberapa mencari ''hampiran baik''."</ref>
of genus 1 having at least one rational point. (Either graph can be seen as a slice of a [[torus]] in four-dimensional space.)]]


Beberapa subjek umumnya menganggap sebagai bagian dari teori bilangan analitik, misalnya, [[teori tapis]],<ref group="note">Tokoh teori tapis sebagai salah satu bagian bidang utama teori bilangan analitik dalam banyak perlakuan standar; misalnya, {{harvnb|Iwaniec|Kowalski|2004}} atau {{harvnb|Montgomery|Vaughan|2007}}</ref> lebih baik dicakup oleh definisi kedua dibanding definisi pertama: beberapa teori tapis, misalnya, menggunakan sedikit analisis,<ref group="note">Ini adalah kasus untuk tapis kecil (khususnya, beberapa tapis kombinatorial seperti [[tapis Brun]]) dibanding untuk [[tapis besar]]; studi yang terakhir sekarang mencakup gagasan dari [[Analisis harmonik|harmonik]] dan [[analisis fungsional]].</ref> namun itu dimiliki teori bilangan analitik.
The rephrasing of questions on equations in terms of points on curves turns out to be felicitous. The finiteness or not of the number of rational or integer points on an algebraic curve—that is, rational or integer solutions to an equation <math>f(x,y)=0</math>, where <math>f</math> is a polynomial in two variables—turns out to depend crucially on the ''genus'' of the curve. The ''genus'' can be defined as follows:<ref group="note">If we want to study the curve <math>y^2 = x^3 + 7</math>. We allow ''x'' and ''y'' to be complex numbers: <math>(a + b i)^2 = (c + d i)^3 + 7</math>. This is, in effect, a set of two equations on four variables, since both the real
and the imaginary part on each side must match. As a result, we get a surface (two-dimensional) in four-dimensional space. After we choose a convenient hyperplane on which to project the surface (meaning that, say, we choose to ignore the coordinate ''a''), we can
plot the resulting projection, which is a surface in ordinary three-dimensional space. It
then becomes clear that the result is a [[torus]], loosely speaking, the surface of a doughnut (somewhat
stretched). A doughnut has one hole; hence the genus is 1.</ref> allow the variables in <math>f(x,y)=0</math> to be complex numbers; then <math>f(x,y)=0</math> defines a 2-dimensional surface in (projective) 4-dimensional space (since two complex variables can be decomposed into four real variables, that is, four dimensions). If we count the number of (doughnut) holes in the surface; we call this number the ''genus'' of <math>f(x,y)=0</math>. Other geometrical notions turn out to be just as crucial.


Berikut ini adalah contoh soal dalam teori bilangan analitik: [[teorema bilangan prima]], [[konjektur Goldbach]] (atau [[konjektur bilangan prima kembar]], atau [[konjektur Hardy–Littlewood]]), [[masalah Waring]] dan [[hipotesis Riemann]]. Beberapa alat paling penting dari teori bilangan analitik adalah [[metode lingkaran]], [[teori tapis|metode tapis]] dan [[fungsi-L]] (atau lebih tepatnya, mempelajari beberapa sifatnya). Teori [[bentuk modular]] (dan, secara umum, [[bentuk automorfik]]) juga menempati bagian yang semakin sentral dalam kotak peralatan teori bilangan analitik.<ref>Lihat komentar di pengantar {{harvnb|Iwaniec|Kowalski|2004|p=1}}: "Namun jauh lebih kuat ...".</ref>
There is also the closely linked area of [[Diophantine approximations]]: given a number <math>x</math>, then finding how well can it be approximated by rationals. (We are looking for approximations that are good relative to the amount of space that it takes to write the rational: call <math>a/q</math> (with <math>\gcd(a,q)=1</math>) a good approximation to <math>x</math> if <math>|x-a/q|<\frac{1}{q^c}</math>, where <math>c</math> is large.) This question is of special interest if <math>x</math> is an algebraic number. If <math>x</math> cannot be well approximated, then some equations do not have integer or rational solutions. Moreover, several concepts (especially that of [[Glossary of arithmetic and diophantine geometry#H|height]]) turn out to be critical both in Diophantine geometry and in the study of Diophantine approximations. This question is also of special interest in [[transcendental number theory]]: if a number can be better approximated than any algebraic number, then it is a [[transcendental number]]. It is by this argument that [[Pi|{{pi}}]] and [[e (mathematical constant)|e]] have been shown to be transcendental.


Beberapa dapat mengajukan pertanyaan analitik tentang [[bilangan aljabar]], dan menggunakan sarana analitik untuk menjawab pertanyaan semacam itu; dengan demikian teori bilangan aljabar dan analitik irisan. Misalnya, seseorang bisa mendefinisikan [[ideal prima]] (generalisasi dari [[bilangan prima]] pada medan bilangan aljabar) dan menanyakan berapa banyak ideal prima yang ada hingga ukuran tertentu. Pertanyaan ini [[Teorema ideal prima Landau|bisa dijawab]] melalui pemeriksaan [[fungsi zeta Dedekind]], yang merupakan generalisasi dari [[fungsi Riemann zeta]], objek analitik kunci pada akar subjek.<ref>{{harvnb|Granville|2008|loc=section 3}}: "[Riemann] mendefinisikan apa yang sekarang kita sebut fungsi Riemann zeta [...] karya mendalam Riemann melahirkan subjek kita [...]"</ref> Ini adalah contoh prosedur umum dalam teori bilangan analitik: mendapatkan informasi tentang distribusi [[urutan]] (ideal prima atau bilangan prima) dari perilaku analitik dari fungsi bernilai kompleks yang dibangun dengan tepat.<ref>Lihat, contohnya, {{harvnb|Montgomery|Vaughan|2007}}, hal. 1.</ref>
Diophantine geometry should not be confused with the [[geometry of numbers]], which is a collection of graphical methods for answering certain questions in algebraic number theory. ''Arithmetic geometry'', however, is a contemporary term
for much the same domain as that covered by the term ''Diophantine geometry''. The term ''arithmetic geometry'' is arguably used
most often when one wishes to emphasise the connections to modern algebraic geometry (as in, for instance, [[Faltings's theorem]]) rather than to techniques in Diophantine approximations.-->


==Lihat pula==
==Lihat pula==
Baris 518: Baris 453:
|publisher=Phanes Press
|publisher=Phanes Press
|isbn=978-0-933999-51-0
|isbn=978-0-933999-51-0
|url=https://archive.org/details/pythagoreansourc0000guth
|url=
|ref=harv}}
|ref=harv}}
* {{Cite book
* {{Cite book
Baris 567: Baris 502:
|chapter=Geographical and Navigational Literature
|chapter=Geographical and Navigational Literature
|title=Religion, Learning and Science in the 'Abbasid Period
|title=Religion, Learning and Science in the 'Abbasid Period
|url=https://archive.org/details/religionlearning0000unse_j2v2
|series=The Cambridge history of Arabic literature
|series=The Cambridge history of Arabic literature
|publisher=Cambridge University Press
|publisher=Cambridge University Press
Baris 630: Baris 566:
|year = 1972
|year = 1972
|title = Elementary Introduction to Number Theory
|title = Elementary Introduction to Number Theory
|url=https://archive.org/details/elementaryintrod0000long_m1z0_2ndedi
|edition = 2nd
|edition = 2nd
|publisher = [[D.C. Heath and Company]]
|publisher = [[D.C. Heath and Company]]
Baris 997: Baris 934:
{{Kontrol otoritas}}
{{Kontrol otoritas}}


[[Kategori:Number theory| ]]
{{Bidang matematika}}
{{Bidang matematika}}


[[Kategori:Teori bilangan| ]]
<references />
<references />

[[Kategori:Number theory| ]]
[[Kategori:Teori bilangan| ]]

Revisi terkini sejak 9 April 2024 23.54

Distribusi bilangan prima adalah titik pusat studi dalam teori bilangan. Spiral Ulam ini berfungsi untuk mengilustrasikannya, mengisyaratkan, khususnya pada kondisional independensi antara menjadi prima dan menjadi nilai polinomial kuadrat tertentu.

Templat:Math topics TOC Teori bilangan (atau aritmetika tinggi dalam penggunaan yang lama) adalah cabang dari matematika murni yang ditujukan terutama untuk mempelajari bilangan bulat dan fungsi bernilai bilangan bulat. Matematikawan asal Jerman Carl Friedrich Gauss (1777–1855) berkata, "Matematika ialah ratu dari ilmu pengetahuan—dan teori bilangan ialah ratu dari matematika."[1][note 1] Ahli teori bilangan mempelajari bilangan prima serta sifat-sifat suatu objek matematika yang terbuat dari bilangan bulat (misalnya, bilangan rasional) atau didefinisikan sebagai generalisasi bilangan bulat (misalnya, bilangan bulat aljabar).

Bilangan bulat dapat dianggap baik dalam dirinya atau sebagai solusi persamaan (geometri Diophantine). Pertanyaan dalam teori bilangan seringkali paling baik dipahami melalui studi objek analitik (misalnya, fungsi Riemann zeta) yang menyandikan sifat suatu bilangan bulat, bilangan prima, atau objek teori bilangan lainnya dengan cara tertentu (teori bilangan analitik). Beberapa juga bisa mempelajari bilangan real dalam kaitannya dengan bilangan rasional, misalnya seperti yang mendekati yang terakhir (hampiran Diophantine).

Asal usul

[sunting | sunting sumber]

Aritmatika awal

[sunting | sunting sumber]
Tablet Plimpton 322

Penemuan sejarah paling awal dari suatu sifat aritmatika adalah fragmen dari tabel: pecahan lempengan tanah liat Plimpton 322 (Larsa, Mesopotamia, kira-kira tahun 1800 SM) berisi daftar "Pythagoras such that . Judul di atas kolom pertama berbunyi: "The takiltum dari diagonal yang telah dikurangi lebar..."[2][3] bahwa dari rumus yang dibangun melalui jumlah, dalam bahasa modern, identitas

yang tersirat dalam latihan Babilonia yang sangat rutin.[4] Bagaimana metode lain bisa menggunakan dengan[5] pertama kali dibuat dan kemudian disusun ulang oleh , mungkin untuk penggunaan aktual sebagai "tabel", contohnya, dengan tampilan ke aplikasi.

Tidak diketahui apa aplikasi ini, atau apakah mungkin ada; Astronomi Babilonia, contohnya, baru baru ini benar menjadi pemilik belakangan. Dengan perlu mengalihkan untuk menyarankan bahwa tabel adalah sumber contoh numerik untuk masalah sekolah.[6][note 2]

Sementara teori bilangan Babilonia atau yang bertahan dari matematika Babilonia yang dapat disebut demikian yang terdiri dari fragmen tunggal yang mencolok ini, aljabar Babilonia (dalam pengertian sekolah menengah " berkembang dengan sangat baik.[7] Sumber-sumber Neoplatonik Akhir[8] nyatakan bahwa Pythagoras belajar matematika dari Babilonia. Sumber jauh lebih awal[9] menyatakan bahwa Thales dan Pythagoras bepergian dan belajar di Mesir.

Euclid IX 21 34 sangat mungkin adalah Pythagoras;[10] itu adalah bahan yang sangat sederhana ("waktu ganjil genap", "jika bilangan ganjil mengukur [= membagi] bilangan genap, maka ia juga mengukur [= membagi] setengahnya"), tetapi hanya itu yang diperlukan untuk membuktikan nilai 2|]] adalah irasional. [11] Mistikus Pythagoras sangat mementingkan ganjil dan genap.[12] Penemuan tersebut bahwa tidak rasional dikreditkan ke Pythagoras awal (pra Theodorus).[13] Dengan mengungkapkan (dalam istilah modern) bahwa angka bisa jadi tidak rasional, penemuan ini tampaknya telah memicu krisis mendasar pertama dalam sejarah matematika; bukti atau penyebarluasannya kadang-kadang dikreditkan ke Hippasus, yang dipisahkan dari sekte Pythagoras.[14] Hal ini dapat memaksa perbedaan antara bilangan (bilangan bulat dan rasional subjek aritmatika), di satu sisi, dan panjang dan proporsi (yang akan kami identifikasi dengan bilangan real, apakah rasional atau tidak), di sisi lain.

Tradisi Pythagoras berbicara juga tentang apa yang disebut poligonal atau angka figur.[15] Sementara bilangan kuadrat, bilangan kubik, dll., Sekarang dipandang lebih alami daripada bilangan segitiga, bilangan pentagonal, dll. Studi tentang jumlah bilangan segitiga dan pentagonal terbukti bermanfaat pada awal periode modern (abad ke-17 hingga awal abad ke-19).

Kita tidak mengetahui materi aritmatika yang jelas dalam sumber Mesir kuno atau Weda, meskipun ada beberapa aljabar di keduanya. Teorema sisa Bahasa Hanzi muncul sebagai exe di Sunzi Suanjing (abad ke 3, ke 4, atau ke 5 M)[16] (Ada satu langkah penting yang ditutup-tutupi dalam solusi Sunzi:[note 3] ini adalah masalah yang kemudian dipecahkan oleh Kuṭṭaka Āryabhaṭa lihat di bawah.)

Ada juga beberapa mistisisme numerik dalam matematika Tiongkok,[note 4] tetapi, tidak seperti Pythagoras, tampaknya tidak mengarah ke mana pun. Seperti angka sempurna Pythagoras, persegi ajaib telah berubah dari takhayul menjadi rekreasi.

Yunani Klasik dan periode Helenistik awal

[sunting | sunting sumber]

Selain dari beberapa fragmen, matematika Yunani Klasik diketahui oleh kita baik melalui laporan dari non-matematikawan kontemporer atau melalui karya matematika dari teori Helenistik awal.[17] Dalam kasus teori bilangan, ini berarti, pada umumnya, Plato dan Euklides, masing-masing.

Sementara matematika Asia memengaruhi pembelajaran Yunani dan Helenistik, tampaknya matematika Yunani juga merupakan tradisi pribumi.

Eusebius, PE X, bab 4 menyebutkan Pythagoras:

"Faktanya, Pythagoras tersebut, sambil sibuk mempelajari kebijaksanaan setiap bangsa, mengunjungi Babilonia, dan Mesir, dan semua Persia, atas instruksi dari orang Majus dan para pendeta: dan selain itu dia terkait telah belajar di bawah bimbingan Brahmana (ini adalah filsuf India); dan dari beberapa dia mengumpulkan astrologi, dari geometri lain, dan aritmatika dan musik dari yang lain, dan hal-hal yang berbeda dari negara yang berbeda, dan hanya dari orang-orang bijak Yunani dia tidak mendapatkan apa-apa, menikah seperti mereka dalam kemiskinan dan kelangkaan kebijaksanaan: jadi sebaliknya dia sendiri menjadi penulis instruksi kepada orang-orang Yunani dalam pembelajaran yang dia peroleh dari luar negeri."[18]

Aristoteles menyatakan bahwa filosofi Plato mengikuti ajaran Pythagoras,[19] dan Cicero mengulangi klaim ini: Platonem ferunt didicisse Pythagorea omnia ("Mereka mengatakan Plato mempelajari semua hal Pythagoras").[20]

Plato memiliki minat yang besar pada matematika, dan dengan jelas membedakan antara aritmatika dan perhitungan. (Dengan aritmatika yang dia maksud, sebagian, berteori tentang angka, daripada apa aritmatika.) Melalui salah satu dialog Plato — yaitu, Theaetetus kita tahu bahwa Theodorus telah membuktikan bahwa tidak rasional. Theaetetus adalah, seperti Plato, murid Theodorus; dia bekerja pada membedakan berbagai jenis tidak dapat dibandingkan, dan dengan demikian bisa dibilang pelopor dalam studi sistem bilangan. (Buku X Elemen Euklides dijelaskan oleh Pappus sebagian besar didasarkan pada karya Theaetetus.)

Euklides mengabdikan bagian dari Elemen nya untuk bilangan prima dan dapat dibagi, topik yang jelas termasuk dalam teori bilangan dan merupakan dasar untuk itu (Buku VII sampai IX Elemen Euclid). Secara khusus, dia memberikan algoritma untuk menghitung pembagi persekutuan terbesar dari dua angka (Algoritma Euklides; Elemen, Prop. VII.2) dan bukti pertama yang diketahui dari tak terhingga.

Diophantus

[sunting | sunting sumber]
Halaman judul edisi 1621 Arithmetica Diophantus, diterjemahkan ke dalam Latin oleh Claude Gaspard Bachet de Méziriac.

Sangat sedikit yang diketahui tentang Diophantus dari Alexandria; dia mungkin hidup pada abad ketiga M, yaitu sekitar lima ratus tahun setelah Euclid. Enam dari tiga belas buku Diophantus Aritmatika yunani; empat buku lagi bertahan dalam terjemahan bahasa Arab. The Arithmetica adalah kumpulan masalah yang diselesaikan di mana tugasnya selalu untuk menemukan solusi rasional untuk sistem persamaan polinomial dari atau . Jadi, saat ini, kita berbicara tentang persamaan Diophantine ketika kita berbicara tentang persamaan polinomial di mana solusi rasional atau bilangan bulat harus ditemukan.


Āryabhaṭa, Brahmagupta, Bhāskara

[sunting | sunting sumber]

Sementara astronomi Yunani mungkin memengaruhi pembelajaran India, hingga memperkenalkan trigonometri,[21] tampaknya matematika India merupakan tradisi pribumi;[22] khususnya, tidak ada bukti bahwa Euclid's Elements mencapai India sebelum abad ke-18.[23]

Āryabhaṭa (476–550 M) menunjukkan bahwa pasangan kongruensi simultan , bisa diselesaikan dengan metode yang dia panggil kuṭṭaka, atau pulveriser;[24] ini adalah prosedur yang dekat dengan (generalisasi dari) Algoritma Euklides, yang mungkin ditemukan secara independen di India.[25] Āryabhaṭa tampaknya ada dalam pikiran aplikasi untuk perhitungan astronomi.[21]

Brahmagupta (628 M) memulai studi sistematis persamaan kuadrat tak tentu khususnya, Persamaan Pell, di mana Archimedes mungkin pertama kali tertarik, dan yang tidak mulai diselesaikan di Barat sampai masa Fermat dan Euler. Kemudian penulis Sansekerta akan mengikuti, menggunakan terminologi teknis Brahmagupta. Sebuah prosedur umum (chakravala, atau "metode siklik") untuk menyelesaikan persamaan Pell akhirnya ditemukan oleh Jayadeva (dikutip pada abad kesebelas; pekerjaannya akan hilang); eksposisi paling awal yang masih hidup muncul di Bīja-gaṇita (abad kedua belas) Bhāskara II.[26]

Matematika India sebagian besar tetap tidak dikenal di Eropa sampai akhir abad kedelapan belas;[27] Karya Brahmagupta dan Bhāskara diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1817 oleh Henry Colebrooke.[28]

Aritmatika di zaman keemasan Islam

[sunting | sunting sumber]


Pada awal abad kesembilan, khalifah Al-Ma'mun memerintahkan terjemahan banyak karya matematika Yunani dan setidaknya satu karya Sansekerta (Sindhind, yang mungkin [29] atau mungkin tidak[30] jadilah Brahmagupta Brāhmasphuṭasiddhānta). Karya utama Diophantus, Arithmetica, diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Qusta ibn Luqa (820–912). Bagian dari risalah al-Fakhri (oleh al-Karajī, 953 - ca. 1029) dibangun di atasnya sampai batas tertentu. Menurut Rashed Roshdi, Al-Karajī sezaman Ibn al-Haytham mengetahui[31] apa yang kemudian akan disebut Teorema Wilson.

Eropa Barat pada Abad Pertengahan

[sunting | sunting sumber]

Selain risalah tentang kotak dalam perkembangan aritmatika oleh Fibonacci - yang melakukan perjalanan dan belajar di Afrika utara dan Konstantinopel — tidak ada teori bilangan yang bisa dibicarakan dilakukan di Eropa barat. Hal-hal mulai berubah di Eropa pada akhir Renaisans, berkat studi baru tentang karya-karya kuno Yunani. Katalis adalah perbaikan tekstual dan terjemahan ke dalam bahasa Latin Diophantus' Arithmetica.[32]

Teori bilangan modern awal

[sunting | sunting sumber]
Pierre de Fermat

Pierre de Fermat (1607–1665) tidak pernah menerbitkan tulisannya; Secara khusus, karyanya tentang teori bilangan terkandung hampir seluruhnya dalam surat-surat untuk matematikawan dan catatan pinggir pribadi.[33] Dalam catatan dan suratnya, dia jarang menulis bukti, bahwa dia tidak punya model di daerah itu.[34]

Selama hidupnya, Fermat memberikan kontribusi berikut di lapangan:

  • Salah satu minat pertama Fermat adalah bilangan sempurna (yang muncul di buku tulisan Euklides, Elements IX) dan nomor yang bersahabat;[note 5] topik ini membawanya untuk bekerja pada integer pembagi s, yang dari awal di antara subyek korespondensi (1636 dan seterusnya) yang membuatnya berhubungan dengan komunitas matematika dari hari ke hari.[35]
  • Pada tahun 1638, Fermat mengklaim, tanpa bukti, bahwa semua bilangan bulat dapat diekspresikan sebagai jumlah dari empat persegi atau kurang.[36]
  • Teorema kecil Fermat (1640):[37] if a is not divisible by a prime p, then [note 6]
  • Bila a dan b adalah coprime, setelah itu tidak habis dibagi oleh kongruen prima manapun dengan −1 modulo 4;[38] dan setiap kongruen prima dengan 1 modulo 4 dapat ditulis dalam bentuk .[39] Kedua pernyataan ini juga berasal dari tahun 1640; pada 1659, Fermat menyatakan kepada Huygens bahwa dia telah membuktikan pernyataan terakhir dengan metode keturunan tak terbatas.[40]
  • Pada 1657, Fermat mengajukan masalah pemecahannya sebagai tantangan bagi matematikawan Inggris. Masalahnya diselesaikan dalam beberapa bulan oleh Wallis dan Brouncker.[41] Fermat menganggap solusi mereka valid, tetapi menunjukkan bahwa mereka telah memberikan algoritme tanpa bukti (seperti yang dimiliki Jayadeva dan Bhaskara, meskipun Fermat tidak mengetahui hal ini). Dia menyatakan bahwa bukti dapat ditemukan dengan keturunan yang tak terbatas.
  • Fermat dinyatakan dan dibuktikan (dengan keturunan tak terbatas) di lampiran Pengamatan Diophantus (Obs. XLV)[42] that tidak memiliki solusi non-sepele dalam bilangan bulat. Fermat juga mengatakan kepada korespondennya itu tidak memiliki solusi non-sepele, dan ini juga dapat dibuktikan dengan penurunan tak terbatas.[43] Bukti pertama yang diketahui adalah karena Euler (1753; memang dengan keturunan tak terbatas).[44]
  • Fermat menyatakan ("Teorema terakhir Fermat") telah menunjukkan bahwa tidak ada solusi untuk for all ; klaim ini muncul dalam penjelasannya di pinggir salinan Diophantus miliknya.
Leonhard Euler

Ketertarikan Leonhard Euler (1707–1783) pada teori bilangan pertama kali didorong pada tahun 1729, ketika seorang temannya, seorang amatir[note 7] Goldbach, mengarahkannya ke beberapa karya Fermat tentang masalah ini.[45][46] Ini disebut "kelahiran kembali" dari teori bilangan modern,[47] setelah Fermat relatif kurang sukses dalam menarik perhatian orang-orang sezamannya untuk subjek tersebut.[48] Karya Euler tentang teori bilangan meliputi yang berikut ini:[49]

  • Bukti untuk pernyataan Fermat. Ini termasuk teorema kecil Fermat (digeneralisasikan oleh Euler ke modulus non-prima); fakta bahwa jika dan hanya jika ; pekerjaan awal menuju bukti bahwa setiap bilangan bulat adalah jumlah dari empat kotak (bukti lengkap pertama adalah oleh Joseph-Louis Lagrange (1770), segera diperbaiki oleh Euler sendiri[50]); kurangnya solusi integer bukan nol ke (menyiratkan kasus n=4 dari teorema terakhir Fermat, kasus n=3 yang juga dibuktikan oleh Euler dengan metode terkait).
  • Persamaan Pell, pertama kali salah diberi nama oleh Euler.[51] Dia menulis tentang hubungan antara pecahan lanjutan dan persamaan Pell.[52]
  • Langkah pertama menuju teori bilangan analitik. Dalam karyanya tentang penjumlahan empat kotak, partisi, bilangan pentagonal, dan distribusi bilangan prima, Euler memelopori penggunaan apa yang dapat dilihat sebagai analisis (khususnya, deret tak hingga) dalam teori bilangan. Karena dia hidup sebelum pengembangan analisis kompleks, sebagian besar karyanya dibatasi pada manipulasi formal deret pangkat. Dia melakukannya, bagaimanapun, melakukan beberapa pekerjaan awal yang sangat penting (meskipun tidak sepenuhnya ketat) tentang apa yang kemudian akan disebut fungsi Riemann zeta.[53]
  • Bentuk kuadrat. Mengikuti arahan Fermat, Euler melakukan penelitian lebih lanjut tentang pertanyaan bilangan prima mana yang dapat diekspresikan dalam bentuk , beberapa di antaranya menggambarkan timbal balik kuadrat.[54] [55][56]
  • Persamaan Diophantine. Euler mengerjakan beberapa persamaan Diophantine dari genus 0 dan 1.[57][58] Secara khusus, dia mempelajari karya Diophantus; dia mencoba untuk mensistematisasikannya, tetapi waktunya belum tepat untuk usaha seperti geometri aljabar yang masih dalam tahap awal.[59] Dia melihat ada hubungan antara masalah Diophantine dan integral elips,[59] yang studinya telah dia mulai sendiri.

Lagrange, Legendre, dan Gauss

[sunting | sunting sumber]
Carl Friedrich Gauss Disquisitiones Arithmeticae, edisi pertama

Joseph-Louis Lagrange (1736–1813) adalah orang pertama yang memberikan bukti penuh dari beberapa karya dan pengamatan Fermat dan Euler contohnya, teorema empat persegi dan teori dasar dari "persamaan Pell" yang salah nama (yang solusi algoritmiknya ditemukan oleh Fermat dan orang-orang sezamannya, dan juga oleh Jayadeva dan Bhaskara II sebelum mereka.) Dia juga mempelajari bentuk kuadrat secara umum penuh (sebagai lawan ) mendefinisikan relasi ekivalennya, menunjukkan bagaimana meletakkannya dalam bentuk tereduksi, dll.

Adrien-Marie Legendre (1752–1833) adalah orang pertama yang menyatakan hukum timbal balik kuadrat. Dia juga menebak berapa jumlah teorema bilangan prima dan teorema Dirichlet tentang perkembangan aritmatika. Dia memberikan perlakuan penuh persamaan [60] dan mengerjakan bentuk-bentuk kuadrat di sepanjang garis yang kemudian dikembangkan sepenuhnya oleh Gauss.[61] Di usia tuanya, dia adalah orang pertama yang membuktikan "teorema terakhir Fermat" (menyelesaikan pekerjaan oleh Peter Gustav Lejeune Dirichlet, dan memuji dia dan Sophie Germain).[62]

Carl Friedrich Gauss


Kedewasaan dan pembagian menjadi subbidang

[sunting | sunting sumber]
Ernst Kummer
Peter Gustav Lejeune Dirichlet

Mulai awal abad kesembilan belas, perkembangan berikut secara bertahap terjadi:

  • Kebangkitan kesadaran diri teori bilangan (atau aritmatika yang lebih tinggi ) sebagai bidang studi.[63]
  • Perkembangan banyak matematika modern yang diperlukan untuk teori bilangan modern dasar: analisis kompleks, teori grup, teori Galois - disertai dengan ketelitian yang lebih besar dalam analisis dan aljaber abstrak.
  • Pembagian kasar teori bilangan ke dalam subbidang modernnya — khususnya, analitik dan teori bilangan aljabar.

Teori bilangan aljabar dapat dikatakan dimulai dengan studi timbal balik dan siklotomi, tetapi benar-benar muncul dengan perkembangan aljabar abstrak dan cita-cita awal; Lihat di bawah. Titik awal konvensional untuk teori bilangan analitik adalah Teorema Dirichlet tentang progresi aritmatika (1837),[64] [65] yang buktinya memperkenalkan L-functions dan melibatkan beberapa analisis asimtotik dan proses pembatas pada variabel nyata.

Bagian divisi utama

[sunting | sunting sumber]

Teori bilangan dasar

[sunting | sunting sumber]

Istilah elemen dasar biasanya menampakkan metode yang bukan menggunakan analisis kompleks. Misalnya, teorema bilangan prima pertama kali dibuktikan menggunakan analisis kompleks pada tahun 1896, tetapi bukti dasar baru ditemukan pada tahun 1949 oleh Erdős dan Selberg.[66] Istilah ini sedikit ambigu: misal, bukti berdasarkan teorema Tauberian kompleks (misalnya, Wiener–Ikehara) merupakan pencerahan yang tidak cukup mendasar meskipun menggunakan analisis Fourier, dibandingkan analisis kompleks seperti itu. Ini seperti penempatan berbeda, bukti "dasar" mungkin lebih panjang dan lebih sulit bagi sebagian besar pembaca dibanding bukti non-dasar.

Ahli teori bilangan Paul Erdős dan Terence Tao pada tahun 1985, ketika Erdős berusia 72 tahun dan Tao berusia 10 tahun.

Teori bilangan memiliki reputasi sebagai bidang yang banyak hasilnya pula bisa dinyatakan kepada orang awam. Pada saat yang sama, bukti dari hasil ini tidak dapat diakses secara khusus, sebagian karena jangkauan alat yang mereka gunakan, jika ada maka sangat luas dalam matematika.[67]

Teori bilangan analitik

[sunting | sunting sumber]
Fungsi Riemann zeta ζ(s) dalam bidang kompleks. Warna titik s memberikan nilai ζ(s): warna gelap menunjukkan nilai mendekati nol dan rona memberikan nilai argumen.
Aksi daru grup modular pada medan setengah atas. Bagian berwarna abu-abu adalah standar domain dasar.

Teori bilangan analitik bisa didefinisikan:

  • Dalam hal beberapa alatnya, sebagai studi tentang bilangan bulat melalui alat dari riil dan analisis kompleks;[64]
  • Dalam hal keprihatinannya, sebagai studi dalam teori bilangan perkiraan ukuran dan kepadatan, sebagai lawan dari identitas.[68]

Beberapa subjek umumnya menganggap sebagai bagian dari teori bilangan analitik, misalnya, teori tapis,[note 8] lebih baik dicakup oleh definisi kedua dibanding definisi pertama: beberapa teori tapis, misalnya, menggunakan sedikit analisis,[note 9] namun itu dimiliki teori bilangan analitik.

Berikut ini adalah contoh soal dalam teori bilangan analitik: teorema bilangan prima, konjektur Goldbach (atau konjektur bilangan prima kembar, atau konjektur Hardy–Littlewood), masalah Waring dan hipotesis Riemann. Beberapa alat paling penting dari teori bilangan analitik adalah metode lingkaran, metode tapis dan fungsi-L (atau lebih tepatnya, mempelajari beberapa sifatnya). Teori bentuk modular (dan, secara umum, bentuk automorfik) juga menempati bagian yang semakin sentral dalam kotak peralatan teori bilangan analitik.[69]

Beberapa dapat mengajukan pertanyaan analitik tentang bilangan aljabar, dan menggunakan sarana analitik untuk menjawab pertanyaan semacam itu; dengan demikian teori bilangan aljabar dan analitik irisan. Misalnya, seseorang bisa mendefinisikan ideal prima (generalisasi dari bilangan prima pada medan bilangan aljabar) dan menanyakan berapa banyak ideal prima yang ada hingga ukuran tertentu. Pertanyaan ini bisa dijawab melalui pemeriksaan fungsi zeta Dedekind, yang merupakan generalisasi dari fungsi Riemann zeta, objek analitik kunci pada akar subjek.[70] Ini adalah contoh prosedur umum dalam teori bilangan analitik: mendapatkan informasi tentang distribusi urutan (ideal prima atau bilangan prima) dari perilaku analitik dari fungsi bernilai kompleks yang dibangun dengan tepat.[71]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Catatan asli dari bahasa Jerman: "Die Mathematik ist die Königin der Wissenschaften, und die Arithmetik ist die Königin der Mathematik."
  2. ^ Robson 2001, hlm. 201. Hasil kontroversial. Lihat Plimpton 322. Artikel Robson dituliskan dengan polemik (Robson 2001, hlm. 202) dengan maksud ini "memungkinkan [...] dari tabel [Plimpton 322] dari alasnya" (Robson 2001, hlm. 167); pada saat yang sama, ia menyimpulkan bahwa

    [...] pertanyaan "bagaimana tablet dapat dihitung?" tidak harus memiliki jawaban yang sama dengan pertanyaan "masalah apa yang diatur oleh tablet? "Yang pertama dapat dijawab dengan sangat memuaskan oleh pasangan timbal balik, seperti yang disarankan pertama setengah abad yang lalu, dan yang kedua dengan semacam masalah segitiga siku-siku (Robson 2001, hlm. 202).

    Robson mempermasalahkan gagasan bahwa juru tulis yang menghasilkan Plimpton 322 (yang harus "bekerja untuk mencari nafkah", dan tidak akan menjadi bagian dari "kelas menengah yang santai") bisa saja dimotivasi oleh "keingintahuan yang menganggur" sendiri karena tidak adanya "pasar untuk matematika baru".(Robson 2001, hlm. 199–200)

  3. ^ Sunzi Suanjing, Ch. 3, Problem 26, in Lam & Ang 2004, hlm. 219–20:

    [26] Sekarang ada sejumlah hal yang tidak diketahui. Kalau dihitung tiga, ada sisa 2; jika kita hitung dengan lima, ada sisa 3; Jika dihitung dengan tujuh, ada sisa 2. temukan sejumlah hal. Jawab : 2;.

    Metode: Kalau kita hitung kelipatan tiga dan ada yang tersisa 2, taruh 140. Kalau kita hitung kelima dan ada sisa 3, turunkan 63. Kalau kita hitung kelipatan tujuh dan ada sisa 2, letakkan 30. Kalau kita hitung tiga dan ada yang tersisa 1, tuliskan 70. Jika kita hitung lima dan ada sisa 1, tulis 21. Bila kita hitung dengan tujuh dan ada sisa 1, turunkan 15. Jika [sebuah angka] melebihi 106, hasilnya diperoleh dengan mengurangkan 105.

  4. ^ Lihat, contohnya, Sunzi Suanjing, Ch. 3, Masalah 36, dalam Lam & Ang 2004, hlm. 223–24:

    [36] Sekarang ada seorang ibu hamil berusia 29 tahun. Jika masa kehamilan 9 bulan, tentukan jenis kelamin bayi yang dikandungnya.. Menjawab: Male.

    Metode: Letakkan 49, tambahkan masa gestasi dan kurangi usianya. Dari sisanya ambil 1 mewakili langit, 2 bumi, 3 manusia, 4 empat musim, 5 lima fase, 6 enam pipa pitch, 7 tujuh bintang [Biduk], 8 delapan angin, dan 9 sembilan divisi [Tiongkok di bawah Yu Agung]. Jika sisanya ganjil, [jenis kelamin] adalah laki-laki dan jika sisanya genap, [jenis kelamin] adalah perempuan.

    Hal ini adalah masalah terakhir dalam risalah Sunzi yang sebenarnya tidak berbelit-belit.

  5. ^ Jumlah yang sempurna dan terutama yang bersahabat sedikit atau tidak menarik sama sekali saat ini. Hal yang sama tidak berlaku di abad pertengahan — baik di Barat atau di dunia berbahasa Arab — sebagian karena pentingnya yang diberikan oleh Neopythagoras (dan karenanya mistis) Nicomachus (ca. 100 CE), yang menulis "Pengantar Aritmatika" primitif tetapi berpengaruh. Lihat van der Waerden 1961, Ch. IV.
  6. ^ Di sini, seperti biasa, diberikan dua bilangan bulat a dan b dan bilangan bulat bukan nol m, kami menulis (baca "a kongruen dengan b modulo m") yang berarti m membagi a b, atau, apa artinya sama , a dan b meninggalkan residu yang sama ketika dibagi dengan m. Notasi ini sebenarnya lebih lambat dari Fermat; ini pertama kali muncul di bagian 1 Gauss Disquisitiones Arithmeticae. Teorema kecil Fermat adalah konsekuensi dari fakta bahwa urutan dari suatu elemen kelompok membagi grup. Bukti modern akan berada dalam kemampuan Fermat (dan memang diberikan kemudian oleh Euler), Padahal konsep modern kelompok datang jauh setelah Fermat atau Euler. (Ini membantu untuk mengetahui bahwa invers ada modulo p, yaitu, diberikan a tidak habis dibagi oleh prima p, ada bilangan bulat x sehingga ); fakta ini (yang, dalam bahasa modern, membuat residu mod p menjadi satu kelompok, dan yang sudah diketahui Āryabhaṭa; lihat di atas) sudah tidak asing lagi bagi Fermat berkat penemuannya kembali oleh Bachet (Weil 1984, hlm. 7). Weil melanjutkan dengan mengatakan bahwa Fermat akan mengenali bahwa argumen Bachet pada dasarnya adalah algoritma Euklides.
  7. ^ Up hingga paruh kedua abad ketujuh belas, posisi akademis sangat langka, dan sebagian besar matematikawan dan ilmuwan mencari nafkah dengan cara lain (Weil 1984, hlm. 159, 161). (Sudah ada beberapa fitur yang dapat dikenali dari praktik profesional, yaitu mencari koresponden, mengunjungi kolega asing, membangun perpustakaan pribadi (Weil 1984, hlm. 160–61). Masalah mulai bergeser pada akhir abad ke-17 (Weil 1984, hlm. 161); akademi ilmiah didirikan di Inggris (Royal Society, 1662) dan Prancis (Académie des sciences, 1666) dan Rusia (1724). Euler ditawari posisi terakhir ini pada tahun 1726; dia menerimanya, tiba di St. Petersburg pada 1727 (Weil 1984, hlm. 163 dan Varadarajan 2006, hlm. 7). Dalam konteks ini, istilah amatir yang biasanya diterapkan pada Goldbach didefinisikan dengan baik dan masuk akal: ia digambarkan sebagai sastrawan yang mencari nafkah sebagai mata-mata. (Truesdell 1984, hlm. xv); cited in Varadarajan 2006, hlm. 9). Perhatikan, bagaimanapun, bahwa Goldbach menerbitkan beberapa karya tentang matematika dan terkadang memegang posisi akademis.
  8. ^ Tokoh teori tapis sebagai salah satu bagian bidang utama teori bilangan analitik dalam banyak perlakuan standar; misalnya, Iwaniec & Kowalski 2004 atau Montgomery & Vaughan 2007
  9. ^ Ini adalah kasus untuk tapis kecil (khususnya, beberapa tapis kombinatorial seperti tapis Brun) dibanding untuk tapis besar; studi yang terakhir sekarang mencakup gagasan dari harmonik dan analisis fungsional.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Long 1972, hlm. 1.
  2. ^ Neugebauer & Sachs 1945, hlm. 40. Istilah takiltum bermasalah. Robson lebih suka rendering "Kotak penahan diagonal dari mana 1, sehingga sisi pendek muncul...".Robson 2001, hlm. 192
  3. ^ Robson 2001, hlm. 189. Sumber lain diberikan degan rumus . Van der Waerden memberikan rumus masa awal modern dan bentuk yang pilihan oleh Robson.(van der Waerden 1961, hlm. 79)
  4. ^ van der Waerden 1961, hlm. 184.
  5. ^ Neugebauer (Neugebauer 1969, hlm. 36–40) memerhatikan tabel secara rinci dan menyebutkan secara sepintas dari metode Euklides dalam notasi modern yang(Neugebauer 1969, hlm. 39).
  6. ^ Friberg 1981, hlm. 302.
  7. ^ van der Waerden 1961, hlm. 43.
  8. ^ Iamblichus, Life of Pythagoras, (terjemahan, misalnya, Guthrie 1987) dikutip oleh van der Waerden 1961, hlm. 108. Lihat pula Porphyry, Life of Pythagoras, paragraf 6, di Guthrie 1987 Van der Waerden (van der Waerden 1961, hlm. 87–90) mendukung pandangan bahwa Thales mengetahui matematika Babilonia.
  9. ^ Herodotus (II. 81) and Isocrates (Busiris 28), cited in: Huffman 2011. Oleh Thales, lihat Eudemus ap. Proclus, 65.7, (misalnya, Morrow 1992, hlm. 52) dikutip dalam: O'Grady 2004, hlm. 1. Proclus menggunakan karya Eudemus of Rhodes (sekarang hilang), Katalog Geometer. Lihat juga pendahuluan, Morrow 1992, hlm. xxx tentang keandalan Proclus.
  10. ^ Becker 1936, hlm. 533, dikutip oleh: van der Waerden 1961, hlm. 108.
  11. ^ Becker 1936.
  12. ^ van der Waerden 1961, hlm. 109.
  13. ^ Plato, Theaetetus, p. 147 B, (sebagai contoh, Jowett 1871), cited in von Fritz 2004, hlm. 212: "Theodorus sedang menulis untuk kita sesuatu tentang akar, seperti akar dari tiga atau lima, menunjukkan bahwa mereka tidak dapat dibandingkan dengan unit;..." Lihat pula Spiral Theodorus.
  14. ^ von Fritz 2004.
  15. ^ Heath 1921, hlm. 76.
  16. ^ Tanggal teks telah dipersempit menjadi 220–420 M (Yan Dunjie) atau 280–473 M (Wang Ling) melalui bukti internal (= sistem perpajakan yang diasumsikan dalam teks). Lihat Lam & Ang 2004, hlm. 27–28.
  17. ^ Boyer & Merzbach 1991, hlm. 82.
  18. ^ "Eusebius dari Kaisarea: Praeparatio Evangelica (Persiapan untuk Injil). Tr. E.H. Gifford (1903) - Buku 10". 
  19. ^ Metafisika, 1.6.1 (987a)
  20. ^ Tusc. Disput. 1.17.39.
  21. ^ a b Plofker 2008, hlm. 119.
  22. ^ Any kontak awal antara matematika Babilonia dan India masih berupa dugaan (Plofker 2008, hlm. 42).
  23. ^ Mumford 2010, hlm. 387.
  24. ^ Āryabhaṭa, Āryabhatīya, Chapter 2, verses 32–33, cited in: Plofker 2008, hlm. 134–40. See also Clark 1930, hlm. 42–50. Deskripsi kuṭṭaka yang sedikit lebih eksplisit kemudian diberikan di Brahmagupta, Brāhmasphuṭasiddhānta, XVIII, 3–5 (in Colebrooke 1817, hlm. 325, cited in Clark 1930, hlm. 42).
  25. ^ Mumford 2010, hlm. 388.
  26. ^ Plofker 2008, hlm. 194.
  27. ^ Plofker 2008, hlm. 283.
  28. ^ Colebrooke 1817.
  29. ^ Colebrooke 1817, hlm. lxv, cited in Hopkins 1990, hlm. 302. See also the preface in Sachau 1888 dikutip dalam Smith 1958, hlm. 168
  30. ^ Pingree 1968, hlm. 97–125, dan Pingree 1970, hlm. 103–23, dikutip dalam Plofker 2008, hlm. 256.
  31. ^ Rashed 1980, hlm. 305–21.
  32. ^ Bachet, 1621, mengikuti upaya pertama oleh Xylander, 1575
  33. ^ Weil 1984, hlm. 45–46.
  34. ^ Weil 1984, hlm. 118. Ini lebih terjadi dalam teori bilangan daripada di bidang lain (komentar dalam Mahoney 1994, hlm. 284). Bukti Bachet sendiri "sangat kikuk" (Weil 1984, hlm. 33).
  35. ^ Mahoney 1994, hlm. 48, 53–54. Subjek awal korespondensi Fermat termasuk pembagi ("bagian alikuot") dan banyak subjek di luar teori bilangan; lihat daftar di surat dari Fermat ke Roberval, 22.IX.1636, Tannery & Henry 1891, Vol. II, pp. 72, 74, cited in Mahoney 1994, hlm. 54.
  36. ^ Faulkner, Nicholas; Hosch, William L. (2017-12-15). Angka dan Pengukuran (dalam bahasa Inggris). Encyclopaedia Britannica. ISBN 9781538300428. 
  37. ^ Tannery & Henry 1891, Vol. II, p. 209, Letter XLVI from Fermat to Frenicle, 1640, cited in Weil 1984, hlm. 56
  38. ^ Tannery & Henry 1891, Vol. II, p. 204, cited in Weil 1984, hlm. 63. Semua kutipan berikut dari Varia Opera Fermat diambil dari Weil 1984, Chap. II. Karya standar Tannery & Henry mencakup revisi dari karya Fermat Varia Opera Mathematica yang awalnya disiapkan oleh putranya (Fermat 1679).
  39. ^ Tannery & Henry 1891, Vol. II, p. 213.
  40. ^ Tannery & Henry 1891, Vol. II, p. 423.
  41. ^ Weil 1984, hlm. 92.
  42. ^ Tannery & Henry 1891, Vol. I, pp. 340–41.
  43. ^ Weil 1984, hlm. 115.
  44. ^ Weil 1984, hlm. 115–16.
  45. ^ Weil 1984, hlm. 2, 172.
  46. ^ Varadarajan 2006, hlm. 9.
  47. ^ Weil 1984, hlm. 1–2.
  48. ^ Weil 1984, hlm. 2 dan Varadarajan 2006, hlm. 37
  49. ^ Varadarajan 2006, hlm. 39 and Weil 1984, hlm. 176–89
  50. ^ Weil 1984, hlm. 178–79.
  51. ^ Weil 1984, hlm. 174. Euler murah hati dalam memberikan penghargaan kepada orang lain (Varadarajan 2006, hlm. 14), tidak selalu benar.
  52. ^ Weil 1984, hlm. 183.
  53. ^ Varadarajan 2006, hlm. 45–55; see also chapter III.
  54. ^ Varadarajan 2006, hlm. 44–47.
  55. ^ Weil 1984, hlm. 177–79.
  56. ^ Edwards 1983, hlm. 285–91.
  57. ^ Varadarajan 2006, hlm. 55–56.
  58. ^ Weil 1984, hlm. 179–81.
  59. ^ a b Weil 1984, hlm. 181.
  60. ^ Weil 1984, hlm. 327–28.
  61. ^ Weil 1984, hlm. 332–34.
  62. ^ Weil 1984, hlm. 337–38.
  63. ^ Lihat pembahasan di bagian 5 dari Goldstein & Schappacher 2007. Tanda-tanda awal kesadaran diri sudah ada dalam surat-surat oleh Fermat: demikian komentarnya tentang apa itu teori bilangan, dan bagaimana "karya Diophantus [...] tidak benar-benar menjadi milik [it] "(dikutip dalam Weil 1984, hlm. 25).
  64. ^ a b Apostol 1976, hlm. 7.
  65. ^ Davenport & Montgomery 2000, hlm. 1.
  66. ^ Goldfeld 2003.
  67. ^ Lihat, contohnya, di komentar awal Iwaniec & Kowalski 2004, hlm. 1.
  68. ^ Granville 2008, section 1: "Perbedaan utamanya adalah bahwa dalam teori bilangan aljabar [...] hanya beberapa biasanya mempertimbangkan pertanyaan dengan jawaban yang diberikan oleh rumus eksak, sedangkan dalam teori bilangan analitik [...] beberapa mencari hampiran baik."
  69. ^ Lihat komentar di pengantar Iwaniec & Kowalski 2004, hlm. 1: "Namun jauh lebih kuat ...".
  70. ^ Granville 2008, section 3: "[Riemann] mendefinisikan apa yang sekarang kita sebut fungsi Riemann zeta [...] karya mendalam Riemann melahirkan subjek kita [...]"
  71. ^ Lihat, contohnya, Montgomery & Vaughan 2007, hal. 1.


Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Templat:Teori bilangan

Templat:Ilmu Komputer