Lompat ke isi

Soepomo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Pengembalian manual VisualEditor
(47 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{confused|Supomo}}
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
| honorific_prefix = [[Raden]]
|honorific-prefix = [[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] Mr.
|name = {{PAGENAME}}
| name = {{PAGENAME}}
| image = Supomo (Photographs by Daan Noske).jpg
|honorific-suffix = [[Sarjana Hukum|S.H.]]
| imagesize =
|image = Supomo from President Website.JPG
| caption =Supomo di [[Bandara Schiphol]], 1951
|imagesize =
| office = Menteri Kehakiman Indonesia
|caption =
| order = ke-1
|office = Menteri Kehakiman Indonesia
| term_start = 19 Agustus 1945
|order = ke-1
|term_start = [[19 Agustus]] [[1945]]
| term_end = 14 November 1945
| president = [[Soekarno]]
|term_end = [[14 November]] [[1945]]
| predecessor = ''Tidak ada'', ''Jabatan baru''
|president = [[Soekarno]]
| successor = [[Soewandi]]
|predecessor = ''Tidak ada'', ''Jabatan baru''
| term_start1 = 20 Desember 1949
|successor = [[Soewandi]]
| term_end1 = 6 September 1950
|term_start1=20 Desember 1949
| president1 = [[Soekarno]]
|term_end1 = 6 September 1950
| primeminister1 = [[Mohammad Hatta]]
|president1=[[Soekarno]]
| predecessor1 = [[Susanto Tirtoprodjo]]
|primeminister1=[[Mohammad Hatta]]
| successor1 = [[Wongsonegoro]]
|predecessor1 = [[Susanto Tirtoprodjo]]
| office2 = Presiden Universiteit Indonesia
|successor1 = [[Wongsonegoro]]
| order2 = ke-2<br/><small>(Rektor UI)</small>
|office2 = [[Rektor Universitas Indonesia|Presiden Universiteit Indonesia]]
| term_start2 = 1951
|order2 = ke-2<br/><small>(Rektor UI)</small>
| term_end2 = 2009
|term_start2 = [[1951]]
| president2 =
|term_end2 = [[1954]]
| predecessor2 = [[Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo]]
|succeeding2 =
| successor2 = [[Bahder Djohan]]
|president2=
| birth_date = {{Birth date|1903|1|22}}
|predecessor2 = [[Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo]]
| birth_place = [[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]], [[Kasunanan Surakarta Hadiningrat]], [[Keresidenan Surakarta]], [[Hindia Belanda]]
|successor2 = [[Bahder Djohan]]
|birth_date = {{Birth date|1903|1|22}}
| death_date = {{Death date and age|1958|9|12|1903|1|22|mf=y}}
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
| nationality = [[Indonesia]]
|death_date = {{Death date and age|1958|9|12|1903|1|22|mf=y}}
| party =
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| spouse =
|nationality = [[Indonesia]]
| relations =
|party =
| alma_mater = Bataviasche Rechtsschool (kini [[Fakultas Hukum Universitas Indonesia]]){{br}}[[Universitas Leiden]] ([[Meester in de Rechten|Mr.]])
|spouse =
| occupation = {{hlist|[[Politikus]]|[[pengacara]]}}
|relations =
| profession =
|children =
| signature = Sign Soepomo.png
|alma_mater = Bataviasche Rechtsschool
| website =
|occupation =
| footnotes =
|profession =
|religion = [[Islam]]
|signature = Sign Soepomo.png
|website =
|footnotes =
}}
}}
Prof. Mr. Dr. '''Soepomo''' ([[Ejaan Soewandi]]: '''Supomo'''; {{lahirmati|[[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]]|22|1|1903|[[Jakarta]]|12|9|1958}}) adalah seorang [[pahlawan]] nasional [[Indonesia]]. Soepomo dikenal sebagai arsitek [[UUD 45|Undang-undang Dasar 1945]], bersama dengan [[Muhammad Yamin]] dan [[Soekarno]].<ref name=Sim>lihat Marsillam Simanjuntak 1994. ''Pandangan negara integralistik : sumber, unsur, dan riwayatnya dalam persiapan UUD 1945''. Pustaka Graffiti.</ref>


[[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] [[Meester in de Rechten|Mr.]] ''' Soepomo''' ([[Ejaan Soewandi]]: '''Supomo'''; {{lahirmati|[[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]]|22|1|1903|[[Jakarta]]|12|9|1958}}) adalah seorang politikus dan pengacara Indonesia yang menjabat sebagai [[Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia|Menteri Kehakiman]] pertama negara itu dari Agustus hingga November 1945 dan lagi dari Desember 1949 hingga 6 September 1950. Dikenal sebagai bapak [[konstitusi Indonesia]],{{sfn|Drooglever|1997| p = 69}} ia secara anumerta dinyatakan sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh Presiden [[Soekarno]] pada tahun 1965. Soepomo dikenal sebagai perancang [[UUD 45|Undang-undang Dasar 1945]], bersama dengan [[Muhammad Yamin]] dan [[Soekarno]].<ref name=Sim>lihat Marsillam Simanjuntak 1994.ANJAY ''Pandangan negara integralistik: sumber, unsur, dan riwayatnya dalam persiapan UUD 1945''. Pustaka Graffiti.</ref>
== Pendidikan ==
Sebagai putra keluarga [[priyayi]], ia berkesempatan meneruskan pendidikannya di ELS ([[Europeesche Lagere School]]) di [[Boyolali]] (1917), MULO ([[Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs]]) di [[Solo]] (1920), dan menyelesaikan pendidikan kejuruan hukum di Bataviasche Rechtsschool di [[Batavia]] pada tahun [[1923]]. Ia kemudian ditunjuk sebagai [[pegawai negeri]] pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] yang diperbantukan pada Ketua [[Pengadilan Negeri]] Sragen (Soegito 1977).


== Riwayat Hidup ==
Antara tahun 1924 dan 1927 Soepomo mendapat kesempatan melanjutkan pendidikannya ke [[Rijksuniversiteit Leiden]] di [[Belanda]] di bawah bimbingan Cornelis van Vollenhoven, profesor hukum yang dikenal sebagai "arsitek" ilmu [[hukum adat]] Indonesia dan ahli [[hukum internasional]], salah satu konseptor [[Liga Bangsa Bangsa]]. Thesis doktornya yang berjudul ''Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta'' (Reorganisasi sistem agraria di wilayah Surakarta) tidak saja mengupas sistem [[agraria]] tradisional di Surakarta, tetapi juga secara tajam menganalisis hukum-hukum kolonial yang berkaitan dengan pertanahan di [[wilayah Surakarta]] (Pompe 1993). Ditulis dalam bahasa Belanda, kritik Soepomo atas wacana kolonial tentang proses transisi agraria ini dibungkus dalam bahasa yang halus dan tidak langsung, menggunakan argumen-argumen kolonial sendiri, dan hanya dapat terbaca ketika kita menyadari bahwa subyektivitas Soepomo sangat kental diwarnai etika Jawa (lihat buku [[Franz Magnis-Suseno]] "Etika Jawa" dan tulisan-tulisan [[Ben Anderson]] dalam ''Language and Power'' sebagai tambahan acuan tentang etika Jawa untuk memahami cara pandang dan strategi ''agency'' Soepomo).

=== Kehidupan awal dan pendidikan ===
Soepomo dilahirkan pada 22 Januari 1903, di [[Sukoharjo]], [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Indonesia]]).{{sfn|Bahari|2011| p = 12}} Ia berasal dari keluarga priyayi; kakek dari pihak ibu dan ayah keduanya adalah pejabat tinggi pemerintah. Ia memulai pendidikannya pada tahun 1917, ketika ia terdaftar di [[Europeesche Lagere School]] (ELS) di [[Boyolali]]. Ia lulus pada tahun 1920, dan melanjutkan studinya ke [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]] (MULO) di [[Surakarta]]. Pada tahun 1923, ia pindah ke [[Batavia]] (sekarang [[Jakarta]]) dan bersekolah di [[Rechtshoogeschool te Batavia|Bataviasche Rechtsschool]].{{sfn|Bahari|2011| p = 12}} Setelah lulus dari sana, ia bekerja di sebuah pengadilan negeri di [[Surakarta]],<ref name="Tokoh">{{cite web | title = Salah Satu Perumus UUD 1945 | work = TokohIndonesia.com | url = https://tokoh.id/biografi/3-pahlawan/salah-satu-perumus-uud-1945/ | url-status = live | df = dmy-all}}</ref> sebelum berangkat ke [[Belanda]] untuk melanjutkan pendidikan. Di Belanda, ia mendaftar di [[Universitas Leiden]], dan belajar hukum di bawah [[Cornelis van Vollenhoven]].{{sfn|Bahari|2011| pp = 12–13}}

Ia lulus pada tahun 1927, dengan tesisnya yang berjudul "Reformasi Sistem Agraria di [[Wilayah Surakarta]]",{{efn|Asli: "''Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta''"}} yang berisi uraian tentang sistem agraria di Surakarta dan kritik terselubung terhadap [[Imperium Belanda|kolonialisme Belanda]].{{sfn|Bahari|2011| pp = 12–13}} Sekembalinya ke rumah, ia menjadi pegawai pengadilan di [[Yogyakarta]], kemudian dipindahkan ke Departemen Kehakiman di Batavia. Saat bertugas di Departemen Kehakiman, ia mengambil pekerjaan sampingan sebagai dosen tamu di [[Rechtshoogeschool te Batavia|Rechtshoogeschool]].{{sfn|Bahari|2011| p = 13}} Ia kemudian bergabung dengan asosiasi pemuda [[Jong Java]], dan menulis sebuah makalah berjudul "Perempuan Indonesia dalam Hukum", yang ia presentasikan bersama dengan Perdana Menteri di kemudian hari [[Ali Sastroamidjojo]] pada Kongres Perempuan 1928.<ref name="Tokoh"/>

=== Pemakluman konstitusi ===
[[File:Supomo, Pekan Buku Indonesia 1954, p248.jpg|thumb|200px|right|Foto Soepomo, {{circa|1954}}]]

Pada tanggal 1 Maret 1945, tahun terakhir [[pendudukan Jepang di Indonesia]], pemerintah Jepang membentuk [[Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan]] Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Maret 1945 untuk mengerjakan "persiapan kemerdekaan di wilayah pemerintahan pulau jawa ini". Soepomo menjadi salah satu dari 62 anggota. Pada sidang pertama yang berlangsung dari 29 Mei hingga 1 Juni, ia menyatakan dukungannya untuk masa depan Indonesia menjadi negara kesatuan yang kuat, dengan alasan bahwa itu sesuai dengan norma-norma masyarakat Indonesia. Dia juga berbicara menentang gagasan negara Islam. Pada tanggal 1 Juni 1945, presiden di masa depan [[Soekarno]] berpidato, di mana ia menguraikan dasar negara masa depan, lima sila [[Pancasila]]. Pada masa reses BPUPKI, hal ini kemudian dimasukkan ke dalam pembukaan konstitusi masa depan, [[Piagam Jakarta]] oleh Panitia Sembilan, yang tidak termasuk Soepomo.{{sfn|Elson|2009| pp = 108–111}}

Ketika BPUPKI bersidang kembali untuk sidang kedua, yang dimulai pada 10 Juli, sebuah komite beranggotakan 19 orang dibentuk untuk menghasilkan rancangan undang-undang, dan Soepomo memainkan peran dominan dalam pembahasannya, yang berlangsung selama tiga hari. Dia sengaja menghasilkan konstitusi yang memiliki pemerintahan pusat yang kuat dengan kekuasaan terkonsentrasi pada presiden, dan tanpa sistem [[Pemisahan kekuasaan|''checks and balances'']] yang jelas, sejalan dengan pendapatnya. Secara khusus, ia mendukung totalitarianisme integralis berdasarkan ideologi keluarga dan mengusulkan negara Indonesia dimodelkan pada [[Nazi Jerman]] dan [[Kekaisaran Jepang]].<ref>{{cite book |last1=Bourchier |first1=David |title=Illiberal democracy in indonesia : the ideology of the family state. |date=2016 |publisher=Taylor & Francis |location=London and New York |isbn=9781138236721 |pages=65–69 |url=https://www.routledge.com/Illiberal-Democracy-in-Indonesia-The-Ideology-of-the-Family-State/Bourchier/p/book/9781138236721 |access-date=2 April 2022}}</ref>

Ia meyakini sistem ini akan menghindari konflik kepentingan antara pemerintah dan masyarakat. Dalam diskusi itu, ia ditentang keras oleh [[Mohammad Yamin]], yang menyerukan demokrasi ala Barat dengan jaminan hak asasi manusia. Wakil presiden masa depan [[Mohammad Hatta|Hatta]] juga menginginkan deklarasi hak-hak untuk dimasukkan, tetapi Soekarno memihak Soepomo. Kompromi mencapai Pasal 28 yang menyatakan bahwa hak asasi manusia akan diatur dengan undang-undang. Setelah diskusi panas, khususnya mengenai peran agama dalam berita negara, rancangan konstitusi dan pembukaannya diterima pada 16 Juli.{{sfn|Anderson|1961|p=18}}{{sfn|Kusuma & Elson|2011|p=196}}{{sfn|Elson|2009|p=114-118}}{{sfn|Butt|Lindsey|2012|pp=39-41,51}}{{sfn|Indrayana|2008|p=98-100}} Setelah [[Jepang menyerah]], pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta [[Proklamasi kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan kemerdekaan Indonesia]]. Keesokan harinya, [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (PPKI) yang telah dibentuk pada 7 Agustus, bertemu dan menyetujui rancangan undang-undang yang dihasilkan oleh panitia BPUPKI.{{sfn|Elson|2009|p=114-118}} Konstitusi juga memiliki penjelasan yang memberikan informasi lebih lanjut tentang pembukaan dan isi, yang juga ditulis oleh Soepomo. Karena ini bukan produk BPUPKI atau PPKI, status hukumnya tidak pasti.{{sfn|Indrayana|2008| p = 98-100}}

=== Karier pascakemerdekaan ===
Setelah masa jabatannya sebagai Menteri Kehakiman, Soepomo menjadi dosen di [[Universitas Gadjah Mada]],{{sfn|Bahari|2011|p=13}} serta [[Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian|Akademi Polisi Jakarta]].<ref name="Tokoh" /> Dia juga Presiden [[Universitas Indonesia]].<ref name="Tokoh" /> Dari tahun 1954 sampai 1956, Soepomo menjadi [[Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya]].<ref name="Tokoh" />{{sfn|Embassy of Indonesia, Indonesian Ambassadors}} Soepomo meninggal dalam usia muda akibat [[serangan jantung]] di [[Jakarta]] pada 12 September 1958 dan dimakamkan di [[Surakarta|Solo]].{{sfn|Bahari|2011| p = 12}} Pada 14 Mei 1965, Soepomo secara anumerta dinyatakan sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh Presiden [[Soekarno]].<ref name="Tokoh" />


== Pemikiran ==
== Pemikiran ==
{{main|Integralisme Soepomo}}
Hampir tidak ada [[biografi]] tentang Soepomo, kecuali satu yang dikerjakan Soegito (1977) berdasarkan proyek [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]]. [[Marsilam Simanjuntak]] berpendapat bahwa Soepomo adalah sumber dari munculnya [[fasisme]] di [[Indonesia]]. Soepomo mengagumi sistem pemerintahan [[Jerman]] dan [[Jepang]]. Simanjuntak menilai Negara "[[Orde Baru]]" ala Jenderal [[Soeharto]] adalah bentuk negara yang paling dekat dengan ideal Soepomo, kesimpulan yang masih perlu diperdebatkan ulang.<ref name=Sim/>

Hampir tidak ada [[biografi]] tentang Soepomo, kecuali satu yang dikerjakan Soegito (1977) berdasarkan proyek [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]]. [[Marsilam Simanjuntak]] berpendapat bahwa Soepomo adalah sumber dari munculnya [[fasisme]] di [[Indonesia]]. Soepomo mengagumi sistem pemerintahan [[Jerman]] dan [[Jepang]]. Simanjuntak menilai Negara "[[Orde Baru]]" ala Jenderal [[Soeharto]] adalah bentuk negara yang paling dekat dengan ideal Soepomo, kesimpulan yang masih perlu diperdebatkan ulang.<ref name="Sim" />

== Dalam budaya populer ==
* Dalam film ''[[Jenderal Soedirman (film)|Jenderal Soedirman]]'' (2015), Soepomo diperankan oleh [[Totos Rasiti]].

== Catatan kaki ==


{{Notelist|30em}}
== Meninggal dunia ==
Soepomo meninggal dalam usia muda akibat [[serangan jantung]] di [[Jakarta]] pada 12 September 1958 dan dimakamkan di [[Surakarta|Solo]].


== Referensi ==
== Referensi ==


=== Kutipan ===
{{reflist}}

{{Reflist|30em}}

=== Sumber ===

{{refbegin|30em}}
*{{Cite book|title=Some Aspects of Indonesian Politics under the Japanese occupation, 1944-1945|last=Anderson|first=Benedict|author-link=Benedict Anderson|publisher=Cornell University|year=1961|url=https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=coo.31924006545622&view=1up&seq=3|location=Ithaca, N.Y.}}
*{{cite book |last=Bahari |first=Adib |title=Pendekar Hukum Indonesia |trans-title=Indonesian Legal Giants |publisher=Pustaka Yustisis |isbn=978-979-3411-04-0 |language=Indonesian |location=Yogyakarta |year=2011 }}
*{{Cite book|last1 = Butt| first1 = Simon| last2= Lindsey| first2 = Tim |title=The Constitution of Indonesia: A Contextual Analysis|publisher=Hart Publishing|year=2012|isbn = 978-1-84113-018-7}}
* {{Citation | last = Drooglever | first = P. J. | title = The Genesis of the Indonesian Constitution of 1949 | journal = Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde | volume = 153 | issue = 1 | pages = 65–84| year = 1997 | issn = 0006-2294 | doi = 10.1163/22134379-90003945| hdl = 2066/29299 | url = https://repository.ubn.ru.nl/bitstream/2066/29299/1/29299___.PDF| hdl-access = free}}
* {{cite journal |last1=Elson |first1=R. E. |date=October 2009 |title=Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945 |url= https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/54483/INDO_88_0_1255982649_105_130.pdf?sequence=1&isAllowed=y |journal=Indonesia |volume= 88|issue=88 |pages=105–130}}
*{{cite web |url=http://www.indonesianembassy.org.uk/embassy_ambassador.html |title=Indonesian Ambassadors |publisher=Indonesian Embassy in the United Kingdom |archive-url=https://web.archive.org/web/20110927105628/http://www.indonesianembassy.org.uk/embassy_ambassador.html |ref={{harvid|Embassy of Indonesia, Indonesian Ambassadors}} |archive-date=27 September 2011 |url-status=dead |df=dmy-all }}
* {{Cite book|first=Denny|last=Indrayana |title=Indonesian Constitutional Reform 1999-2002: An Evaluation of Constitution-Making in Transition|publisher=Kompas Book Publishing|year=2008|isbn=978-979-709-394-5|location=Jakarta}}
* {{Citation | last = Kusuma | first = A.B. | last2 = Elson | first2 = R.E. | title = A note on the sources for the 1945 constitutional debates in Indonesia | journal = Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde | volume = 167 | issue = 2–3 | pages = 196–209| year = 2011 | issn = 0006-2294 | doi = 10.1163/22134379-90003589| url = http://espace.library.uq.edu.au/view/UQ:273574/UQ273574_OA.pdf }}
{{refend}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==


* {{id}} [http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/ministers/popup_biodata_pejabat.asp?id=111 Biodata pada Kepustakaan Presiden RI]
* {{id}} [http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/ministers/popup_biodata_pejabat.asp?id=111 Biodata pada Kepustakaan Presiden RI]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}

{{S-start}}
{{kotak mulai}}
{{s-off}}
{{s-off}}
{{S-new|office}}
{{s-new | office}}
{{S-ttl|title=[[Menteri Kehakiman Republik Indonesia|Menteri Kehakiman Indonesia]] |years=1945}}
{{s-ttl | title= [[Menteri Kehakiman Republik Indonesia|Menteri Kehakiman Indonesia]] | years = 1945}}
{{S-aft|after= [[Soewandi]]}}
{{s-aft | after= [[Soewandi]]}}
{{kotak suksesi
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Menteri Kehakiman Republik Indonesia|Menteri Kehakiman Indonesia]] |tahun = 1949–1950 |pendahulu = [[Susanto Tirtoprodjo]] |pengganti = [[AG. Pringgodigdo]]}}
| jabatan = [[Menteri Kehakiman Republik Indonesia|Menteri Kehakiman Indonesia]]
| tahun = 1949–1950
| pendahulu = [[Susanto Tirtoprodjo]]
| pengganti = [[AG. Pringgodigdo]]
}}
{{s-aca}}
{{s-aca}}
{{kotak suksesi
{{Succession box
|title = [[Rektor Universitas Indonesia|Presiden Universiteit Indonesia (Rektor UI)]]
| jabatan = [[Rektor Universitas Indonesia|Presiden Universiteit Indonesia (Rektor UI)]]
|years = 1951–1954
| tahun = 1951–1954
| pendahulu = [[Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo]]
|with =
| pengganti = [[Bahder Djohan]]
|before = [[Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo]]
|after = [[Bahder Djohan]]
}}
}}
{{Kotak_selesai}}
{{s-dip}}
{{kotak suksesi
| jabatan = [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya|Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya]]
| tahun = 1954–1956
| pendahulu = [[Soebandrio]]
| pengganti = [[Soenario]]
}}
{{kotak selesai}}


{{Pahlawan Indonesia}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{BPUPKI}}
{{BPUPKI}}
{{PPKI}}
{{PPKI}}
{{Menteri Hukum dan HAM Indonesia}}
{{Authority control}}
{{lifetime|1903|1958|Soepomo}}
{{lifetime|1903|1958|Soepomo}}


{{Menteri Hukum dan HAM Indonesia}}

[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Presidensial]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Republik Indonesia Serikat]]
[[Kategori:BPUPKI]]
[[Kategori:BPUPKI]]
[[Kategori:Rektor Indonesia]]
[[Kategori:Rektor Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Sukoharjo]]
[[Kategori:Tokoh dari Sukoharjo]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Republik Indonesia Serikat]]
[[Kategori:Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Presidensial]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya]]
[[Kategori:Rektor Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Orde Lama]]
[[Kategori:Tokoh Orde Lama]]

Revisi per 20 April 2024 09.05

Soepomo
Supomo di Bandara Schiphol, 1951
Menteri Kehakiman Indonesia ke-1
Masa jabatan
19 Agustus 1945 – 14 November 1945
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada, Jabatan baru
Pengganti
Soewandi
Sebelum
Masa jabatan
20 Desember 1949 – 6 September 1950
PresidenSoekarno
Perdana MenteriMohammad Hatta
Presiden Universiteit Indonesia ke-2
(Rektor UI)
Masa jabatan
1951–2009
Informasi pribadi
Lahir(1903-01-22)22 Januari 1903
Sukoharjo, Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Keresidenan Surakarta, Hindia Belanda
Meninggal12 September 1958(1958-09-12) (umur 55)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Alma materBataviasche Rechtsschool (kini Fakultas Hukum Universitas Indonesia)
Universitas Leiden (Mr.)
Pekerjaan
Tanda tangan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Prof. Dr. Mr. Soepomo (Ejaan Soewandi: Supomo; 22 Januari 1903 – 12 September 1958) adalah seorang politikus dan pengacara Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Kehakiman pertama negara itu dari Agustus hingga November 1945 dan lagi dari Desember 1949 hingga 6 September 1950. Dikenal sebagai bapak konstitusi Indonesia,[1] ia secara anumerta dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Soekarno pada tahun 1965. Soepomo dikenal sebagai perancang Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Muhammad Yamin dan Soekarno.[2]

Riwayat Hidup

Kehidupan awal dan pendidikan

Soepomo dilahirkan pada 22 Januari 1903, di Sukoharjo, Hindia Belanda (sekarang Indonesia).[3] Ia berasal dari keluarga priyayi; kakek dari pihak ibu dan ayah keduanya adalah pejabat tinggi pemerintah. Ia memulai pendidikannya pada tahun 1917, ketika ia terdaftar di Europeesche Lagere School (ELS) di Boyolali. Ia lulus pada tahun 1920, dan melanjutkan studinya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Surakarta. Pada tahun 1923, ia pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dan bersekolah di Bataviasche Rechtsschool.[3] Setelah lulus dari sana, ia bekerja di sebuah pengadilan negeri di Surakarta,[4] sebelum berangkat ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan. Di Belanda, ia mendaftar di Universitas Leiden, dan belajar hukum di bawah Cornelis van Vollenhoven.[5]

Ia lulus pada tahun 1927, dengan tesisnya yang berjudul "Reformasi Sistem Agraria di Wilayah Surakarta",[a] yang berisi uraian tentang sistem agraria di Surakarta dan kritik terselubung terhadap kolonialisme Belanda.[5] Sekembalinya ke rumah, ia menjadi pegawai pengadilan di Yogyakarta, kemudian dipindahkan ke Departemen Kehakiman di Batavia. Saat bertugas di Departemen Kehakiman, ia mengambil pekerjaan sampingan sebagai dosen tamu di Rechtshoogeschool.[6] Ia kemudian bergabung dengan asosiasi pemuda Jong Java, dan menulis sebuah makalah berjudul "Perempuan Indonesia dalam Hukum", yang ia presentasikan bersama dengan Perdana Menteri di kemudian hari Ali Sastroamidjojo pada Kongres Perempuan 1928.[4]

Pemakluman konstitusi

Foto Soepomo, ca 1954

Pada tanggal 1 Maret 1945, tahun terakhir pendudukan Jepang di Indonesia, pemerintah Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Maret 1945 untuk mengerjakan "persiapan kemerdekaan di wilayah pemerintahan pulau jawa ini". Soepomo menjadi salah satu dari 62 anggota. Pada sidang pertama yang berlangsung dari 29 Mei hingga 1 Juni, ia menyatakan dukungannya untuk masa depan Indonesia menjadi negara kesatuan yang kuat, dengan alasan bahwa itu sesuai dengan norma-norma masyarakat Indonesia. Dia juga berbicara menentang gagasan negara Islam. Pada tanggal 1 Juni 1945, presiden di masa depan Soekarno berpidato, di mana ia menguraikan dasar negara masa depan, lima sila Pancasila. Pada masa reses BPUPKI, hal ini kemudian dimasukkan ke dalam pembukaan konstitusi masa depan, Piagam Jakarta oleh Panitia Sembilan, yang tidak termasuk Soepomo.[7]

Ketika BPUPKI bersidang kembali untuk sidang kedua, yang dimulai pada 10 Juli, sebuah komite beranggotakan 19 orang dibentuk untuk menghasilkan rancangan undang-undang, dan Soepomo memainkan peran dominan dalam pembahasannya, yang berlangsung selama tiga hari. Dia sengaja menghasilkan konstitusi yang memiliki pemerintahan pusat yang kuat dengan kekuasaan terkonsentrasi pada presiden, dan tanpa sistem checks and balances yang jelas, sejalan dengan pendapatnya. Secara khusus, ia mendukung totalitarianisme integralis berdasarkan ideologi keluarga dan mengusulkan negara Indonesia dimodelkan pada Nazi Jerman dan Kekaisaran Jepang.[8]

Ia meyakini sistem ini akan menghindari konflik kepentingan antara pemerintah dan masyarakat. Dalam diskusi itu, ia ditentang keras oleh Mohammad Yamin, yang menyerukan demokrasi ala Barat dengan jaminan hak asasi manusia. Wakil presiden masa depan Hatta juga menginginkan deklarasi hak-hak untuk dimasukkan, tetapi Soekarno memihak Soepomo. Kompromi mencapai Pasal 28 yang menyatakan bahwa hak asasi manusia akan diatur dengan undang-undang. Setelah diskusi panas, khususnya mengenai peran agama dalam berita negara, rancangan konstitusi dan pembukaannya diterima pada 16 Juli.[9][10][11][12][13] Setelah Jepang menyerah, pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Keesokan harinya, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang telah dibentuk pada 7 Agustus, bertemu dan menyetujui rancangan undang-undang yang dihasilkan oleh panitia BPUPKI.[11] Konstitusi juga memiliki penjelasan yang memberikan informasi lebih lanjut tentang pembukaan dan isi, yang juga ditulis oleh Soepomo. Karena ini bukan produk BPUPKI atau PPKI, status hukumnya tidak pasti.[13]

Karier pascakemerdekaan

Setelah masa jabatannya sebagai Menteri Kehakiman, Soepomo menjadi dosen di Universitas Gadjah Mada,[6] serta Akademi Polisi Jakarta.[4] Dia juga Presiden Universitas Indonesia.[4] Dari tahun 1954 sampai 1956, Soepomo menjadi Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya.[4][14] Soepomo meninggal dalam usia muda akibat serangan jantung di Jakarta pada 12 September 1958 dan dimakamkan di Solo.[3] Pada 14 Mei 1965, Soepomo secara anumerta dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Soekarno.[4]

Pemikiran

Hampir tidak ada biografi tentang Soepomo, kecuali satu yang dikerjakan Soegito (1977) berdasarkan proyek Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Marsilam Simanjuntak berpendapat bahwa Soepomo adalah sumber dari munculnya fasisme di Indonesia. Soepomo mengagumi sistem pemerintahan Jerman dan Jepang. Simanjuntak menilai Negara "Orde Baru" ala Jenderal Soeharto adalah bentuk negara yang paling dekat dengan ideal Soepomo, kesimpulan yang masih perlu diperdebatkan ulang.[2]

Dalam budaya populer

Catatan kaki

  1. ^ Asli: "Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta"

Referensi

Kutipan

  1. ^ Drooglever 1997, hlm. 69.
  2. ^ a b lihat Marsillam Simanjuntak 1994.ANJAY Pandangan negara integralistik: sumber, unsur, dan riwayatnya dalam persiapan UUD 1945. Pustaka Graffiti.
  3. ^ a b c Bahari 2011, hlm. 12.
  4. ^ a b c d e f "Salah Satu Perumus UUD 1945". TokohIndonesia.com. 
  5. ^ a b Bahari 2011, hlm. 12–13.
  6. ^ a b Bahari 2011, hlm. 13.
  7. ^ Elson 2009, hlm. 108–111.
  8. ^ Bourchier, David (2016). Illiberal democracy in indonesia : the ideology of the family state. London and New York: Taylor & Francis. hlm. 65–69. ISBN 9781138236721. Diakses tanggal 2 April 2022. 
  9. ^ Anderson 1961, hlm. 18.
  10. ^ Kusuma & Elson 2011, hlm. 196.
  11. ^ a b Elson 2009, hlm. 114-118.
  12. ^ Butt & Lindsey 2012, hlm. 39-41,51.
  13. ^ a b Indrayana 2008, hlm. 98-100.
  14. ^ Embassy of Indonesia, Indonesian Ambassadors.

Sumber

Pranala luar

Jabatan politik
Posisi baru Menteri Kehakiman Indonesia
1945
Diteruskan oleh:
Soewandi
Didahului oleh:
Susanto Tirtoprodjo
Menteri Kehakiman Indonesia
1949–1950
Diteruskan oleh:
AG. Pringgodigdo
Jabatan akademik
Didahului oleh:
Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo
Presiden Universiteit Indonesia (Rektor UI)
1951–1954
Diteruskan oleh:
Bahder Djohan
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Soebandrio
Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya
1954–1956
Diteruskan oleh:
Soenario