Tanah Suci: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Menghapus Kategori:Sejarah Israel; Menambah Kategori:Sejarah Israel kuno menggunakan HotCat |
||
(12 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{for|tempat tujuan ibadah [[Haji]]|Mekkah |
{{for|tempat tujuan ibadah [[Haji]]|Mekkah}} |
||
[[Berkas:1759 map Holy Land and 12 Tribes.jpg| |
[[Berkas:1759 map Holy Land and 12 Tribes.jpg|jmpl|250px|''Tanah Suci'']] |
||
'''Tanah Suci''' ({{lang-he|ארץ הקודש}}; ''Eretz HaQodesh'' ; [[bahasa Arab|Arab]]: {{lang|ar|'''الأرض المقدسة'''}} {{transl|ar|''Al-Ard Al-Muqaddasah''}}) adalah istilah yang merujuk pada wilayah |
'''Tanah Suci''' ({{lang-he|ארץ הקודש}}; ''Eretz HaQodesh'' ; [[bahasa Arab|Arab]]: {{lang|ar|'''الأرض المقدسة'''}} {{transl|ar|''Al-Ard Al-Muqaddasah''}}; {{lang-la|Terra Sancta}}) adalah istilah yang merujuk pada wilayah [[geografi]]s di [[Levant]] yang penting bagi agama [[Yudaisme]], [[Kekristenan]] (baik [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] maupun [[Gereja Ortodoks Timur|Ortodoks]]), [[Islam]] dan [[Bahá'í]]. Tanah Suci tidak memiliki batas yang pasti, dan kini secara kasar meliputi wilayah [[Israel]], [[Palestina]], dan sebagian [[Yordania]] dan [[Lebanon]].<ref name="land">Schweid, Eliezer. 1985. ''The Land of Israel: National Home Or Land of Destiny''. Terj. Deborah Greniman. Fairleigh Dickinson Univ Press. Hal. 56.</ref> Tanah Suci telah menjadi tujuan [[Ziarah|peziarahan]] keagamaan sejak zaman dulu.<ref name="land"/> |
||
Menurut Alkitab Perjanjian Lama, tanah suci atau '''tanah perjanjian''' merupakan tanah yang Allah janjikan kepada [[bangsa Israel]] sewaktu mereka berada di Mesir.<ref name="bunga rampai">Karman, Yonky. 2012. ''Bunga Rampai Teologi Perjanjian Lama''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 77.</ref> Allah berjanji melalui [[Abraham]] dan keturunannya untuk memberikan tanah tersebut, yang disebut [[tanah Kanaan]].<ref name="bunga rampai"/> Janji tersebut tidak diberikan kepada Abraham dalam waktu yang singkat, bahkan Abraham pun belum dapat mengklaim tanah itu menjadi miliknya sewaktu ia hidup.<ref name="bunga rampai"/> Abraham dan keturunannya, termasuk bangsa Israel, selalu menunggu penggenapan janji itu, agar hidup mereka yang selama ini nomaden dapat segera berakhir.<ref name="bunga rampai"/> |
Menurut [[Alkitab]] [[Perjanjian Lama]], tanah suci atau '''tanah perjanjian''' merupakan tanah yang [[Allah]] janjikan kepada [[bangsa Israel]] sewaktu mereka berada di [[Mesir]].<ref name="bunga rampai">Karman, Yonky. 2012. ''Bunga Rampai Teologi Perjanjian Lama''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 77.</ref> Allah berjanji melalui [[Abraham]] dan keturunannya untuk memberikan tanah tersebut, yang disebut [[tanah Kanaan]].<ref name="bunga rampai"/> Janji tersebut tidak diberikan kepada Abraham dalam waktu yang singkat, bahkan Abraham pun belum dapat mengklaim tanah itu menjadi miliknya sewaktu ia hidup.<ref name="bunga rampai"/> Abraham dan keturunannya, termasuk bangsa Israel, selalu menunggu penggenapan janji itu, agar hidup mereka yang selama ini [[nomaden]] dapat segera berakhir.<ref name="bunga rampai"/> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
⚫ | |||
{{stub}} |
|||
⚫ | |||
[[Kategori:Tempat suci]] |
|||
⚫ | |||
{{Karakter dan nama yang disebutkan dalam Al-Qur'an}}{{Israel-stub}}{{Palestina-stub}} |
|||
⚫ |
Revisi terkini sejak 2 Agustus 2024 03.24
Tanah Suci (bahasa Ibrani: ארץ הקודש; Eretz HaQodesh ; Arab: الأرض المقدسة Al-Ard Al-Muqaddasah; bahasa Latin: Terra Sancta) adalah istilah yang merujuk pada wilayah geografis di Levant yang penting bagi agama Yudaisme, Kekristenan (baik Katolik maupun Ortodoks), Islam dan Bahá'í. Tanah Suci tidak memiliki batas yang pasti, dan kini secara kasar meliputi wilayah Israel, Palestina, dan sebagian Yordania dan Lebanon.[1] Tanah Suci telah menjadi tujuan peziarahan keagamaan sejak zaman dulu.[1]
Menurut Alkitab Perjanjian Lama, tanah suci atau tanah perjanjian merupakan tanah yang Allah janjikan kepada bangsa Israel sewaktu mereka berada di Mesir.[2] Allah berjanji melalui Abraham dan keturunannya untuk memberikan tanah tersebut, yang disebut tanah Kanaan.[2] Janji tersebut tidak diberikan kepada Abraham dalam waktu yang singkat, bahkan Abraham pun belum dapat mengklaim tanah itu menjadi miliknya sewaktu ia hidup.[2] Abraham dan keturunannya, termasuk bangsa Israel, selalu menunggu penggenapan janji itu, agar hidup mereka yang selama ini nomaden dapat segera berakhir.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]