Lompat ke isi

Kota Bitung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
CarsracBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: jv:Kutha Bitung
k Mengembalikan suntingan oleh 140.213.4.61 (bicara) ke revisi terakhir oleh Herryz
Tag: Pengembalian
 
(281 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{redirect|Bitung}}
{{redirect|Bitung}}
{{Dati2
{{Dati2
|settlement_type = Kota
| nama=Kota Bitung
|nama = Kota Bitung
| propinsi=[[Sulawesi Utara]]
|provinsi = [[Sulawesi Utara]]
| luas=1.583 km²
|foto = {{multiple image|border = infobox|total_width= 300|image_style = border:1;
| penduduk=175.137 jiwa
|perrow = 1/2
| kepadatan=-
|image1=Pulau Serena Besar.jpg
| kecamatan=5
|caption1=<center>Pulau Sarena Bitung
| kelurahan=-
|image2=Patung Ikan Cakalang Bitung North Sulawesi.JPG
| kodearea=0438
|caption2=<center>Ikon Ikan Cakalan
| motto=-
|image3=Port of Bitung ⚓.jpg
| lambang=[[Berkas:Bitung1.jpg|100px|Lambang Kota Bitung]]
|caption3=<center>Pelabuhan Bitung
| peta=[[Berkas:Peta manado.jpg]]
}}
| koordinat=-
|julukan = ''Bitung Kota Digital''
| DAU=-
|motto = ''Buat Mereka Tersenyum''
| dasar hukum=Undang-undang Nomor 7 Tahun 1990
|lambang = LOGO KOTA BITUNG SULAWESI UTARA.png
| tanggal=15 Agustus 1990
|peta = Lokasi Sulawesi Utara Kota Bitung.svg
| kepala daerah=[[Walikota]]
|koordinat = {{Coord|1.445421|125.183624}}
| nama kepala daerah=[[Hanny Sondakh]]
|dasar hukum = UU Nomor 7 Tahun 1990<ref>{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|last=|first=|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=22 April 2021|archive-date=2019-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
| web =
|tanggal = 10 Oktober 1990
|kecamatan = 8
|kelurahan = 69
|nama_walikota = [[Maurits Mantiri]]
|nama_wakil_walikota = [[Hengky Honandar]]
|sekretaris daerah = Ignatius Rudi Theno
|luas = 313,51
|luasref = <ref name="BITUNG"/>
|penduduk = 214724
|penduduktahun = 30 Juni [[2024]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|{{Tree list}}
* 63,57% [[Kekristenan|Kristen]]
** 60,17% [[Protestan]]
** 3,40% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|36,15% [[Islam]] |0,15% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,11% [[Hindu]] |0,01% [[Konghucu]] |0,01% Kepercayaan<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Manado|Manado]], [[Bahasa Tonsea|Tonsea]], [[Bahasa Sangihe|Sangihe]]
|IPM = {{increase}} 76,33 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a">&nbsp;tinggi&nbsp;</span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://sulut.bps.go.id/indicator/26/1810/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-kabupaten-kota-umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|title=[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023|website=www.sulut.bps.go.id|accessdate=27 Maret 2024}}</ref>
|kodearea = 0438
|nomor_polisi = DB **** C/V
|dau = Rp 517.217.122.000,- ([[2020]])
|dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=22 April 2021}}</ref>
|fauna = [[Tarsius]]
|zona waktu = WITA
|web = {{url|http://www.bitungkota.go.id/}}
}}
}}


'''Kota Bitung''' adalah salah satu [[kota]] di provinsi [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]. Kota Bitung terletak di timur laut [[Minahasa|Tanah Minahasa]]. Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Dua Saudara<ref>{{Cite web |url=http://www.google.com/maps/place/Gn.+Dua+Saudara,+Kadoodan,+Madidir,+Kota+Bitung,+Indonesia/@1.4811487,125.0918241,12z/data=!3m1!4b1!4m2!3m1!1s0x328700f2c4dcfe5b:0x72c5b3b54f0cb4f1 |title=Gunung Dua Saudara, Kadoodan, Madidir, Kota Bitung, Indonesia |access-date=2015-12-09 |archive-date=2022-02-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220226230026/https://www.google.com/maps/place/Gn.+Dua+Saudara,+Kadoodan,+Madidir,+Kota+Bitung,+Indonesia/@1.4811487,125.0918241,12z/data=!3m1!4b1!4m2!3m1!1s0x328700f2c4dcfe5b:0x72c5b3b54f0cb4f1 |dead-url=no }}</ref> dan sebuah pulau yang bernama [[Pulau Lembeh|Lembeh]].
'''Kota Bitung''' adalah salah satu [[kota]] di [[provinsi]] [[Sulawesi Utara]]. Kota ini memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan.

Banyak penduduk Kota Bitung yang berasal dari suku [[Suku Sangir|Sangir]], sehingga kebudayaan yang ada di Bitung tidak terlepas dari kebudayaan yang ada di wilayah [[Nusa Utara]] tersebut. Kota Bitung merupakan kota [[industri]], khususnya [[industri perikanan]]. Jumlah penduduk kota Bitung pada akhir tahun [[2023]] berjumlah 219.063 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=27 Maret 2024|format=visual}}</ref><ref name="BITUNG">{{cite web|url=https://bitungkota.bps.go.id/publication/2021/02/26/3421c19b9eba35f9d0b83048/kota-bitung-dalam-angka-2021.html|title=Kota Bitung Dalam Angka 2021|website=www.bitungkota.bps.go.id|accessdate=17 Juni 2021|format=pdf|pages=7, 57}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
{{lihat juga|Kabupaten Minahasa#Sejarah}}


Menurut cerita sejarah, nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon yang banyak tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi. Penduduk yang pertama yang memberikan nama '''Bitung''' adalah [[Dotu Hermanus Sompotan]] yang dalam bahasa daerah disebut dengan '''Tundu'an''' atau pemimpin. [[Dotu Hermanus Sompotan]] tidak sendirian tetapi pada saat itu dia datang bersama dengan [[Dotu Rotti]], [[Dotu Wullur]], [[Dotu Ganda]], [[Dotu Katuuk]], [[Dotu Lengkong]]. Pengertian kata '''Dotu''' adalah orang yang dituakan atau juga bisa disebut sebagai gelar kepemimpinan pada saat itu, sama seperti penggunaan kata [[Datuk]] bagi orang kepulauan [[Sumatera]]. Mereka semua dikenal dengan sebutan 6 Dotu '''Tumani Bitung''', mereka membuka serta menggarap daerah tersebut agar menjadi daerah yang layak untuk ditempati, mereka semua berasal dari [[Suku Minahasa]], etnis [[Tonsea]]. Makam dan Prasasti dari [[Dotu Hermanus Sompotan]] dapat kita temui di pusat Kota Bitung yang merupakan bagian dari peninggalan sejarah berdirinya Kota Bitung yang tidak dapat dilupakan sepanjang masa. Seiring sejalan, kini para anak dan keturunannya banyak berdomisili di daerah yang disebut [[Aer Tembaga]].
Menurut cerita sejarah, nama '''Bitung''' diambil dari nama sebuah pohon ( ''Barringtonia asiatica'' (''L'') yang banyak tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi. Penduduk yang pertama yang memberikan nama Bitung adalah Dotu Simon Tudus yang dalam bahasa daerah disebut dengan ''Si Kitare Tumani'' atau Pemipin Perombak Pertama. Ketika itu Para Perompak dari Negeri Mindano sering datang dan bersembunyi di tempat tersebut. Pada saat itu Negeri Minahasa juga sedang sibuk mempertahakan perbatasan dari arah Selatan sehingga Ospor Palenkahu selaku pemimpin di Tonsea mengadakan sayembara siapa ya berani untuk menumpas para Perompak tersebut. Kemudian terpilih Pemuda yang mempunyai pengetahuan yang luar biasa bernama Dotu Simon Tudus ia tidak sendirian tetapi pada saat itu dia juga mengajak juga sahabatnya Dotu Xaverius Dotulong yang terkenal juga memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Mereka berdua dengan mudahnya menumpas para Perompak dari Mindano dan sebagai imbalan tempat tersebut diberikan kepada Dotu Simon Tudus sebagai harta pusakanya dan sebai imbalan jasa dari temannya Dotu Fransiskus Xaverius Dotulong yang berjasa membantu maka diberikan separuh dari Pulau yang tepat berada di depan Pesisir Pantai( Sekarang diberi nama Pulau Lembeh) dan beberapa bagian dari tanah pusaka tersebut.{{cn}}


Dotu Simon Tudus yang lelah mengolah dan menanam Pohon-pohon Kelapa merasa lelah dan tidur di bawah sebuah Pohon Bitung yang sudah sangat Tua dan Besar di dalam tidurnya dia mendapat Penglihatan di Pohon Tersebut datang hinggap berbagai macam burung-burung dari yang berukuran besar sampai yang terkecil, tersadar dari mimpinya Dotu Simon Tudus paham di tanah yang diberikan secara adat miliknya akan banyak kedatangan orang-orang dari berbagai asal yang akan menduduki bahkan mengakui serta memutarbalikan sejarah demi merampas hak dari tanah pusakanya dengan ini Dotu Simon Tudus memberikan nama Bitung yang nantinya menjadi Negeri Bitung..
Daerah pantai yang baru ini ternyata banyak menarik minat orang untuk datang dan tinggal menetap sehingga lama kelamaan penduduk Bitung mulai bertambah. Sebelum menjadi kota, Bitung hanyalah sebuah desa yang dipimpin oleh [[Arklaus Sompotan]] sebagai [[Hukum Tua]] (Lurah) pertama desa Bitung dan memimpin selama kurang lebih 25 tahun, yang pada saat itu Desa Bitung adalah termasuk dalam Kecamatan [[Kauditan, Minahasa|Kauditan]]. [[Arklaus Sompotan]] sendiri dimakamkan di desa Karegesan Minawerot, Kecamatan [[Kauditan, Minahasa|Kauditan]].


Dotu Simon Tudus menetap dan juga terus merombak tanah-tanah yang disebut Tumani atau Merombak Tanah. Anak-anak dari Simon Tudus ada yang sudah dibetikan Pusaka atau Budel di Kaima desa asal dari Dotu Simon Tudus namun salah satu anak perempuanya bernama Mitji Tudus diberikan Pusaka atau Budel atas tanah adat yang sekarang menjadi Negeri Bitung. Kemudian kawin dengan bernarga Oley Kemudian anak mereka Kawin dengan Martinus Langelo dan anak tertuanya adalah Leindert Langelo yang lebih di kenal dengan panggilan Singal atau opa Singal oleh keturunannya.
Seiring sejalan dengan perkembangan Bitung sebagai suatu kawasan yang strategis serta jumlah penduduk yang semakin bertambah dengan pesatnya maka pada tahun 70-an Bapak Jack J Sompotan yang pada saat itu merupakan Assisten Pribadi Khusus dari Gubernur H.V Worang memberikan masukan kepada Gubernur [[H. V. Worang]] bahwa sudah saatnya Bitung itu dijadikan sebuah Kota dan kemudian sekitar akhir tahun 1970-an Bitung dijadikan [[Kota Administratif]] yang kemudian diangkatlah [[Walikota]] Pertama yaitu [[Wempie Worang Yang]] merupakan adik dari [[Gubernur]] [[H. V. Worang]].


Pengertian kata ''Dotu'' adalah orang yang dituakan atau juga bisa disebut sebagai gelar kepemimpinan pada saat itu, sama seperti penggunaan kata [[Datuk]] bagi orang-orang yang ada di [[Sumatra]], mereka membuka serta menggarap daerah tersebut agar menjadi daerah yang layak untuk ditempati, mereka semua berasal dari [[Suku Minahasa]], etnis [[Tonsea]].{{cn}}
Dari Sekitar tahun 1940-an, para pengusaha perikanan yang mengusahakan [[Laut Sulawesi]] tertarik dengan keberadaan Bitung dibandingkan [[Kema]] (di wilayah Kabupaten Minahasa)yang dulunya merupakan pelabuhan perdagangan, karena menurut pandangan mereka Bitung lebih strategis dan bisa dijadikan pelabuhan pengganti Kema.


Daerah pantai yang baru ini ternyata banyak menarik minat orang untuk datang dan tinggal menetap sehingga lama kelamaan penduduk Bitung mulai bertambah. Sebelum menjadi kota, Bitung hanyalah sebuah desa yang dipimpin oleh Hendrikus Langelo(Opo Langi) adik dari Martinus Langelo(Pewaris sah dari Dotu Simon Tudus sebagai [[Hukum Tua]] (Lurah) pertama desa Bitung dan memimpin selama kurang lebih 25 tahun, yang pada saat itu Desa Bitung adalah termasuk dalam Kecamatan [[Kauditan, Minahasa|Kauditan]].
Bitung memiliki Gungung Dua Sudara yang terletak di pinggiran dalam Kota Bitung. Dan juga Bitung memiliki [[Pulau Lembeh]] yang merupakan salah satu pulau terbesar di [[Sulawesi Utara]] yang merupakan milik dari [[Dotu Xavier Dotulong]], yang pada perkembangannya bisa dijadikan sebagai penahan ombak alamiah yang dapat melindungi [[Pelabuhan Bitung]] sepanjang tahun dari terpaan angin dan gelombang yang besar.


Dari Sekitar tahun 1940-an, para pengusaha perikanan yang mengusahakan [[Laut Sulawesi]] tertarik dengan keberadaan Bitung dibandingkan [[Kema]] (di wilayah [[Kabupaten Minahasa Utara]] sekarang) yang dulunya merupakan pelabuhan perdagangan, karena menurut pandangan mereka Bitung lebih strategis dan bisa dijadikan pelabuhan pengganti Kema. Seiring dengan perkembangan, Bitung sebagai suatu kawasan yang strategis serta jumlah penduduk yang semakin bertambah. dengan pesatnya sekarang, maka Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975 tanggal [[10 April]] [[1975]] Bitung diresmikan sebagai Kota Administratif pertama di Indonesia.{{cn}}
Demikianlah sekilas sejarah dan perjalanan bagaimana Kota Bitung itu berdiri. Oleh karena itu Kita sebagai warga Bitung patutlah menghormati para leluhur kita yang telah merintis berdirinya Kota Bitung serta menghargai jasa-jasa mereka, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mengetahui dan mengerti sejarah masa lalu dan menghormati jasa-jasa para leluhurnya.

== Lambang ==
Lambang daerah Kota Bitung diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 1 Tahun 1991. Bentuk dasar dari lambang daerah Kota Bitung adalah [[segi lima]] dengan warna dasar [[biru laut]] dan garis pinggir berwarna merah. Di dalam segilima terdapat gambar setangkai [[daun]] pohon [[Putat|bitung]] berwarna hijau sebanyak 17 helai yang dihubungkan oleh 8 lingkaran kecil bergaris pinggir hitam.

Di dalam segi lima juga terdapat setangkai [[mayang]] kelapa yang belum mekar berjumlah 45 berwarna kuning emas. Pada bagian tengah dari segilima terdapat [[sketsa]] yang bergambarkan sepasang ikan berwarna perak, seekor [[Celepuk sulawesi|burung Manguni]] berwarna hitam dan gunung Dua Saudara yang berwarna hijau. Bagian tengah lambang juga bergambar sebuah jangkar berwarna perak, sebuah bangunan industri, kantor pemerintahan, dan bangunan perdagangan. Tulisan Kota Bitung berada di bagian bawah lambang pada bagian dalam pita putih dengan garis pinggir merah.<ref>{{Cite book|last=Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O.|first=|date=2016|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5f5fb646044330d686d0/6f68aa623c26bbbe878d094b06e1e48c.pdf|title=Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi|location=Jakarta|publisher=Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=978-602-1289-43-3|pages=106|url-status=live|access-date=2021-02-10|archive-date=2021-04-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20210421170733/http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5f5fb646044330d686d0/6f68aa623c26bbbe878d094b06e1e48c.pdf|dead-url=no}}</ref>

== Geografi ==
Kota Bitung terletak pada posisi geografis di antara 1° 23' 23" - 1° 35' 39" LU dan 125° 1' 43" -1 25° 18' 13" BT.{{Butuh rujukan}} Luas wilayah Kota Bitung adalah 313,5&nbsp;km<sup>2</sup>.<ref>{{Cite web|title=Kota Bitung: Subsektor Kuliner|url=https://katakreatif.kemenparekraf.go.id/assetsapi/country/pdf/1656302124039-kotakreatif-KOTA%20BITUNG.pdf|website=KataKreatif|publisher=Penilaian Mandiri Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia|page=01|access-date=26 Mei 2023|archive-date=2023-05-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20230526024501/https://katakreatif.kemenparekraf.go.id/assetsapi/country/pdf/1656302124039-kotakreatif-KOTA%20BITUNG.pdf|dead-url=no}}</ref> Wilayah daratan Kota Bitung seluas 304&nbsp;km<sup>2</sup>.

=== Batas wilayah ===
Batas wilayah Kota Bitung adalah sebagai berikut:
{{Batas_USBT
|utara = [[Kabupaten Minahasa Utara]]
|selatan = [[Laut Maluku]]
|barat = [[Kabupaten Minahasa Utara]]
|timur = [[Laut Maluku]]
}}

=== Topografi dan Iklim ===
Dari aspek topografis, sebagian besar daratan Kota Bitung berombak berbukit 45,06%, bergunung 32,73%, daratan landai 4,18% dan berombak 18,03%. Di bagian timur mulai dari pesisir pantai Aertembaga sampai dengan Tanjung Merah di bagian barat, merupakan daratan yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0-150, sehingga secara fisik dapat dikembangkan sebagai wilayah [[perkotaan]], [[industri]], [[perdagangan]] dan [[jasa]].

Di bagian utara keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit yang merupakan kawasan pertanian, perkebunan, [[hutan lindung]], [[taman margasatwa]] dan [[cagar alam]]. Di bagian selatan terdapat [[Pulau Lembeh]] yang keadaan tanahnya pada umumnya kasar ditutupi oleh tanaman [[kelapa]], [[hortikultura]] dan [[palawija]]. Disamping itu memiliki pesisir pantai yang indah sebagai potensi yang dapat dikembangkan menjadi daerah wisata [[bahari]].
{{Bitung weatherbox}}

== Pemerintahan ==
=== Wali Kota ===
{{utama|Daftar Wali Kota Bitung}}

{|class="wikitable" style="text-align:center;"
|-
! No.
! colspan = "2" | Wali Kota
! Mulai menjabat
! Akhir jabatan
! Prd.
! colspan = "2" | Wakil Wali Kota
|-
| 5
| [[Berkas:Ir._Maurits_Mantiri._M.M._Walikota_Kota_Bitung_Periode_2021-2025.jpg|100px]]
| [[Maurits Mantiri]]
| 31 Maret 2021
| ''Petahana''
| 10
| [[Berkas:Henky_Honandar,_S.E._Wakil_Walikota_Kota_Bitung_Periode_2021-2025.jpg|100px]]
| [[Hengky Honandar]]
|}

=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bitung}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bitung}}

=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bitung}}
[[Berkas:Map of sub-districts in Bitung, North Sulawesi, Indonesia.png|jmpl|300px|center|Wilayah Kota Bitung]]
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bitung}}

== Penduduk ==
=== Etnis ===
Sebagian besar penduduk Kota Bitung berasal dari [[suku Minahasa]] dan [[suku Sangir]]. Terdapat juga komunitas [[etnis Tionghoa]] yang besar di Bitung. Para pendatang yang berasal dari [[Jawa]], [[Halmahera]], dan [[Buton]] juga banyak ditemui di Bitung, di mana sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai pedagang.

=== Agama ===
Sebagian besar penduduk Kota Bitung memeluk agama [[Kristen]] yakni sebanyak 63,46%, dengan rincian [[Protestan]] dengan persentase 60,08% dan selebihnya [[Katolik]] sebanyak 3,38%. Agama Kristen di Sulawesi Utara umumnya dianut sebagian besar suku asli setempat seperti suku [[Suku Sangir|Sangir]], suku [[Suku Minahasa|Minahasa]], suku [[Suku Talaud|Talaud]], dan lainnya. Kemudian, penduduk kota Bitung yang berasal dari suku [[Suku Mongondow|Mongondow]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Bugis|Bugis]] dan [[Suku Gorontalo|Gorontalo]], banyak yang menganut agama [[Islam]], sebanyak 36,25%. Sementara agama [[Agama Buddha|Buddha]] sebanyak 0,15% dan [[Konghucu]] sebanyak 0,02% yang umumnya dianut oleh penduduk yang berasal dari etnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] dan agama [[Hindu]] sebanyak 0,11% dianut warga etnis Bali, serta kepercayaan lainya 0,01%.<ref name="DUKCAPIL"/>

=== Bahasa ===
Bahasa yang sering digunakan oleh masyarakat Kota Bitung adalah [[bahasa Manado]] sebagai [[bahasa ibu]] dari sebagian besar penduduk Kota Bitung. [[Bahasa Sangir]] juga sering digunakan oleh masyarakat suku Sangir yang ada di Kota Bitung.

== Kebudayaan ==
Kebudayaan yang ada di Kota Bitung banyak dipengaruhi oleh budaya Sangihe dan Talaud, karena banyaknya penduduk yang berasal dari [[etnis Sangir]]. Contoh dari budaya Sangir dan Talaud yang ada di Bitung yaitu [http://gmistnews.blogspot.com/2009/07/selayang-pandang-sejarah-masamper.html Masamper]. Masamper merupakan gabungan antara nyanyian dan sedikit tarian yang berisi tentang nasihat, petuah, juga kata-kata pujian kepada Tuhan. Budaya Sangir lainnya yang bisa ditemui di Bitung yaitu [http://www.docstoc.com/docs/71829416/TATA-CARA-UPACARA-ADAT-TULUDE--MASYARAKAT-ETNIS-SANGIHE-TALAUD-SITARO TULUDE]/Menulude. Tulude berasal dari kata ''Suhude'' yang berarti tolak. Maksud Acara Adat ''menulude'' ialah memuji ''Duata''/''Ruata'' (Tuhan), mengucap syukur atas perlindungan-Nya. Meski Kota Bitung yang merupakan tanah dari Suku Bangsa Minahasa sub etnik Tonsea, Kota Bitung dalam penerapan budaya dan adat sangat terbuka dengan budaya dan adat dari suku - suku pendatang lainnya.

== Ekonomi ==
Perekonomian Kota Bitung di dominasi oleh sektor [[pertanian]] dan [[perkebunan]]. Namun dalam perkembangannya sektor [[industri]] ternyata berkembang cukup pesat dan mencapai nilai tertinggi. Bertumbuhnya sektor industri sangat membantu perekonomian terutama dengan meluasnya kesempatan kerja. Bertambahnya perusahaan industri juga meningkatkan kesejahteraan penduduk terutama dengan terserapnya tenaga kerja sebanyak 21.755 orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang daya serapnya mencapai 21.290 tenaga kerja. Begitu juga dari sisi kapital di mana peningkatan jumlah perusahaan ini diikuti pula dengan peningkatan nilai investasi menjadi 541,67 miliar rupiah atau meningkat 23,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.{{cn}}

Pada Tahun 2004 sektor [[angkutan]] dan [[komunikasi]] memberikan kontribusi paling besar dalam perekonomian di Kota Bitung. Industri di Kota bitung di dominasi oleh industri [[perikanan]], [[galangan kapal]] dan industri [[minyak kelapa]]. Disamping itu juga ada industri [[transportasi laut]], [[makanan]], [[baja]], [[industri menengah]] dan [[industri kecil|kecil]].

== Transportasi ==
=== Darat ===
Sarana tranportasi darat yang ada di Kota Bitung adalah [[mikro]] sebagai angkutan kota dan [[bus]] sebagai angkutan antar kota, seperti bus trayek Bitung-Manado, Bitung-Tondano, Bitung-Gorontalo, Bitung-Tolitoli dan Bitung-Palu.{{cn}}

=== Laut ===
Sebagai [[kota pelabuhan]], sarana transportasi di Kota Bitung cukup memadai. Sarana transportasi laut di Bitung menghubungkan daerah daratan dan [[Pulau Lembeh]]. [[Pelabuhan Bitung]] terdiri dari pelabuhan penumpang dan pelabuhan peti kemas. Adanya PT.Pelindo IV membuat kota Bitung lebih maju pesat perekonomiannya karena direncanakan akan dibuka sebagai Gerbang Timur Internasional. Pelabuhan Bitung merupakan satu-satunya pelabuhan di [[Sulawesi Utara]]. Serta disinggahi dan dilabuhi oleh kapal-kapal penumpang antar kota-kota besar di [[Indonesia]] dan Internasional.{{cn}}

== Pariwisata ==
=== Objek Wisata ===
Objek wisata di Bitung, Sulawesi Utara:<ref>[https://web.archive.org/web/20160422083843/http://travel.kompas.com/read/2013/01/06/09485191/Inilah.10.Destinasi.Wisata.Utama.di.Kota.Bitung Travel: Inilah 10 destinasi Wisata Utama di Kota Bitung] travel.kompas.com diakses 9 Desember 2015</ref>
* Air Hujan di Kel. Danowudu, Kecamatan Ranowulu, 9 Km dari Pusat Kota Bitung.
* Air Perempuan dan Air Laki-Laki di Kel. Pinokalan, Kecamatan Ranowulu, 8 Km dari Pusat Kota Bitung
* Airprang di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, 1 Jam Dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, dengan 396 anak tangga
* Bakri Cono Marine di Kel. Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
* Bastianus Diving Center Resort di Kel. Mawali, Lembeh Utara, ± 30 menit dengan Motor Boat Dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
* Benteng Resort di Kel. Batuputih 2, Ranowulu, 24 Km dari Pusat Kota Bitung, Pantai Cottage, Diving dan Rekreasi
* Dermaga Ruko Pateten di belakang Ruko Pateten yang digunakan penumpang yang mengunjungi sekitar Selat Lembeh.
* Divers Lodge Lembeh di Kel.Paudean, Lembeh Selatan, ± 1 Jam dengan Motor Boat dDari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
* Kelenteng Seng Bo Kiong di Jl. Kadoodan, berupa kelenteng Tao dengan ornamen khas kelenteng Cina yang indah.
* Lembeh Marina Resort di Kel. Pintu Kota Bitung, ± 45 Menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
* Lokasi [[Perang Dunia II]] di Kecamatan Madidir Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Bawah Laut (Kapal Karamnya).
* Lokasi Perang Dunia II di Laut Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara Bitung, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Bawah Laut (Kapal Karamnya)
* Millennium Bitung di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 7 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
* Monumen Jepang di Kel. Manembo-Nembo Bawah, Kecamatan Matuari, 7 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Tugu Bersejarah
* Monumen Jepang Winenet di Kel. Winenet, Aertembaga, 3 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Kuburan Tentara Jepang.
* Monumen Trikora Mandala Sakti di Batu Lubang, tepian Pulau Lembeh, yang merupakan wisata sejarah.
* Pantai Batuputih di Kel. Batu Putih 1, Kecamatan Ranowulu, 22 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
* Pantai Langi di Kel. Waturirir Bitung, ± 1 Jam Dengan Motor Boat Dari Ruko Pateten, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
* Pantai Tanjung Merah di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 9 Km Dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai Dan Rekreasi Keluarga.
* Pelabuhan Bitung di Pelabuhan alam terbesar Sulawesi Utara yang disinggahi kapal antar pulau.
* Sea View Resort di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 8 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga
* Sulawesi Diving Quest di Kel.Waturirir Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
* Sumber Air Panas Alam Rumesung di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, ± 2 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Sumber Air Panas
* Taman Koleksi Satwa Naemundung di Kel. Aertembaga, Kecamatan Aertembaga, 5 Km dari Pusat Kota Bitung, Kebun Binatang
* Taman Laut Batukapal di Kel. Lirang Bitung, ± 2 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Taman Laut.
* Teluk Kasuari di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, ± 1,5 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga, Snorkling dan Diving.
* Teluk Kungkungan di Kel. Tandurusa, Kecamatan Aertembaga, 7 Km dari Pusat Kota Bitung
* Teluk Walenekoko di Kel. Pasir Panjang, Kecamatan Lembeh Selatan Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Danau Pantai
* The Pier To Ferry di Kel.Pateten, Kecamatan Aertembaga, 2,5 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Jembatan Penyeberangan antar Pulau Kecil.
* Two Fish Diving Center Mawali di Kel. Mawali, Kecamatan Lembeh Utara Bitung, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
* Wisata Hutan Alam Bitung di Kel. Danowudu, Kecamatan Ranowulu, 10 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Hutan Wisata.

== Kesehatan ==
=== Rumah Sakit ===
{{utama|Daftar rumah sakit di Kota Bitung}}
{{:Daftar rumah sakit di Kota Bitung}}

== Lihat pula ==
* [[Daftar tokoh Minahasa]]
* [[Bentrokan Bitung 2023]]

== Referensi ==
{{reflist|2}}

== Pranala luar ==
* (http://www.bitungnews.com/ online newspaper)
* [http://bitungkota.go.id/ Pemerintah Kota Bitung]
* [http://www.idtempatwisata.com/2014/10/tempat-wisata-di-bitung-sulut.html Tempat wisata di Kota Bitung, Sulawesi Utara]
* [http://www.seputarsulut.com/kampung-wisata-batuputih/ Kampung Wisata Batuputih]

{{commonscat-inline|Bitung}}


{{Kota Bitung}}
{{Kota Bitung}}
{{Sulawesi Utara}}
{{Sulawesi Utara}}
{{Mayoritas Kristen Indonesia}}
{{Indo-geo-stub}}


{{DEFAULTSORT:Bitung, Kota}}
[[Kategori:Kota di Sulawesi Utara|Bitung]]
[[Kategori:Kota di Indonesia|Bitung]]
[[Kategori:Kota Bitung| ]]
[[Kategori:Kota Bitung| ]]
[[Kategori:Kota di Sulawesi Utara]]

[[Kategori:Kota di Indonesia]]
[[en:Bitung]]
[[jv:Kutha Bitung]]
[[no:Bitung]]
[[pl:Bitung]]
[[sv:Bitung]]
[[zh:比通]]

Revisi terkini sejak 5 September 2024 10.29

Kota Bitung
Pulau Sarena Bitung
Ikon Ikan Cakalan
Pelabuhan Bitung
Lambang resmi Kota Bitung
Julukan: 
Bitung Kota Digital
Motto: 
Buat Mereka Tersenyum
Peta
Peta
Kota Bitung di Sulawesi
Kota Bitung
Kota Bitung
Peta
Kota Bitung di Indonesia
Kota Bitung
Kota Bitung
Kota Bitung (Indonesia)
Koordinat: 1°26′50″N 125°11′52″E / 1.4472222°N 125.1977778°E / 1.4472222; 125.1977778
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Utara
Tanggal berdiri10 Oktober 1990
Dasar hukumUU Nomor 7 Tahun 1990[1]
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 8
  • Kelurahan: 69
Pemerintahan
 • Wali KotaMaurits Mantiri
 • Wakil Wali KotaHengky Honandar
 • Sekretaris DaerahIgnatius Rudi Theno
Luas
 • Total313,51 km2 (121,05 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[3]
 • Total214.724
 • Kepadatan680/km2 (1,800/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 36,15% Islam
  • 0,15% Buddha
  • 0,11% Hindu
  • 0,01% Konghucu
  • 0,01% Kepercayaan[3]
 • BahasaIndonesia, Manado, Tonsea, Sangihe
 • IPMKenaikan 76,33 (2023)
 tinggi [4]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
7172 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0438
Pelat kendaraanDB **** C/V
Kode Kemendagri71.72 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 517.217.122.000,- (2020)
Fauna resmiTarsius
Situs webwww.bitungkota.go.id


Kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Kota Bitung terletak di timur laut Tanah Minahasa. Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Dua Saudara[5] dan sebuah pulau yang bernama Lembeh.

Banyak penduduk Kota Bitung yang berasal dari suku Sangir, sehingga kebudayaan yang ada di Bitung tidak terlepas dari kebudayaan yang ada di wilayah Nusa Utara tersebut. Kota Bitung merupakan kota industri, khususnya industri perikanan. Jumlah penduduk kota Bitung pada akhir tahun 2023 berjumlah 219.063 jiwa.[3][2]

Menurut cerita sejarah, nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon ( Barringtonia asiatica (L) yang banyak tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi. Penduduk yang pertama yang memberikan nama Bitung adalah Dotu Simon Tudus yang dalam bahasa daerah disebut dengan Si Kitare Tumani atau Pemipin Perombak Pertama. Ketika itu Para Perompak dari Negeri Mindano sering datang dan bersembunyi di tempat tersebut. Pada saat itu Negeri Minahasa juga sedang sibuk mempertahakan perbatasan dari arah Selatan sehingga Ospor Palenkahu selaku pemimpin di Tonsea mengadakan sayembara siapa ya berani untuk menumpas para Perompak tersebut. Kemudian terpilih Pemuda yang mempunyai pengetahuan yang luar biasa bernama Dotu Simon Tudus ia tidak sendirian tetapi pada saat itu dia juga mengajak juga sahabatnya Dotu Xaverius Dotulong yang terkenal juga memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Mereka berdua dengan mudahnya menumpas para Perompak dari Mindano dan sebagai imbalan tempat tersebut diberikan kepada Dotu Simon Tudus sebagai harta pusakanya dan sebai imbalan jasa dari temannya Dotu Fransiskus Xaverius Dotulong yang berjasa membantu maka diberikan separuh dari Pulau yang tepat berada di depan Pesisir Pantai( Sekarang diberi nama Pulau Lembeh) dan beberapa bagian dari tanah pusaka tersebut.[butuh rujukan]

Dotu Simon Tudus yang lelah mengolah dan menanam Pohon-pohon Kelapa merasa lelah dan tidur di bawah sebuah Pohon Bitung yang sudah sangat Tua dan Besar di dalam tidurnya dia mendapat Penglihatan di Pohon Tersebut datang hinggap berbagai macam burung-burung dari yang berukuran besar sampai yang terkecil, tersadar dari mimpinya Dotu Simon Tudus paham di tanah yang diberikan secara adat miliknya akan banyak kedatangan orang-orang dari berbagai asal yang akan menduduki bahkan mengakui serta memutarbalikan sejarah demi merampas hak dari tanah pusakanya dengan ini Dotu Simon Tudus memberikan nama Bitung yang nantinya menjadi Negeri Bitung..

Dotu Simon Tudus menetap dan juga terus merombak tanah-tanah yang disebut Tumani atau Merombak Tanah. Anak-anak dari Simon Tudus ada yang sudah dibetikan Pusaka atau Budel di Kaima desa asal dari Dotu Simon Tudus namun salah satu anak perempuanya bernama Mitji Tudus diberikan Pusaka atau Budel atas tanah adat yang sekarang menjadi Negeri Bitung. Kemudian kawin dengan bernarga Oley Kemudian anak mereka Kawin dengan Martinus Langelo dan anak tertuanya adalah Leindert Langelo yang lebih di kenal dengan panggilan Singal atau opa Singal oleh keturunannya.

Pengertian kata Dotu adalah orang yang dituakan atau juga bisa disebut sebagai gelar kepemimpinan pada saat itu, sama seperti penggunaan kata Datuk bagi orang-orang yang ada di Sumatra, mereka membuka serta menggarap daerah tersebut agar menjadi daerah yang layak untuk ditempati, mereka semua berasal dari Suku Minahasa, etnis Tonsea.[butuh rujukan]

Daerah pantai yang baru ini ternyata banyak menarik minat orang untuk datang dan tinggal menetap sehingga lama kelamaan penduduk Bitung mulai bertambah. Sebelum menjadi kota, Bitung hanyalah sebuah desa yang dipimpin oleh Hendrikus Langelo(Opo Langi) adik dari Martinus Langelo(Pewaris sah dari Dotu Simon Tudus sebagai Hukum Tua (Lurah) pertama desa Bitung dan memimpin selama kurang lebih 25 tahun, yang pada saat itu Desa Bitung adalah termasuk dalam Kecamatan Kauditan.

Dari Sekitar tahun 1940-an, para pengusaha perikanan yang mengusahakan Laut Sulawesi tertarik dengan keberadaan Bitung dibandingkan Kema (di wilayah Kabupaten Minahasa Utara sekarang) yang dulunya merupakan pelabuhan perdagangan, karena menurut pandangan mereka Bitung lebih strategis dan bisa dijadikan pelabuhan pengganti Kema. Seiring dengan perkembangan, Bitung sebagai suatu kawasan yang strategis serta jumlah penduduk yang semakin bertambah. dengan pesatnya sekarang, maka Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975 tanggal 10 April 1975 Bitung diresmikan sebagai Kota Administratif pertama di Indonesia.[butuh rujukan]

Lambang daerah Kota Bitung diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 1 Tahun 1991. Bentuk dasar dari lambang daerah Kota Bitung adalah segi lima dengan warna dasar biru laut dan garis pinggir berwarna merah. Di dalam segilima terdapat gambar setangkai daun pohon bitung berwarna hijau sebanyak 17 helai yang dihubungkan oleh 8 lingkaran kecil bergaris pinggir hitam.

Di dalam segi lima juga terdapat setangkai mayang kelapa yang belum mekar berjumlah 45 berwarna kuning emas. Pada bagian tengah dari segilima terdapat sketsa yang bergambarkan sepasang ikan berwarna perak, seekor burung Manguni berwarna hitam dan gunung Dua Saudara yang berwarna hijau. Bagian tengah lambang juga bergambar sebuah jangkar berwarna perak, sebuah bangunan industri, kantor pemerintahan, dan bangunan perdagangan. Tulisan Kota Bitung berada di bagian bawah lambang pada bagian dalam pita putih dengan garis pinggir merah.[6]

Kota Bitung terletak pada posisi geografis di antara 1° 23' 23" - 1° 35' 39" LU dan 125° 1' 43" -1 25° 18' 13" BT.[butuh rujukan] Luas wilayah Kota Bitung adalah 313,5 km2.[7] Wilayah daratan Kota Bitung seluas 304 km2.

Batas wilayah

[sunting | sunting sumber]

Batas wilayah Kota Bitung adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Minahasa Utara
Timur Laut Maluku
Selatan Laut Maluku
Barat Kabupaten Minahasa Utara

Topografi dan Iklim

[sunting | sunting sumber]

Dari aspek topografis, sebagian besar daratan Kota Bitung berombak berbukit 45,06%, bergunung 32,73%, daratan landai 4,18% dan berombak 18,03%. Di bagian timur mulai dari pesisir pantai Aertembaga sampai dengan Tanjung Merah di bagian barat, merupakan daratan yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0-150, sehingga secara fisik dapat dikembangkan sebagai wilayah perkotaan, industri, perdagangan dan jasa.

Di bagian utara keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit yang merupakan kawasan pertanian, perkebunan, hutan lindung, taman margasatwa dan cagar alam. Di bagian selatan terdapat Pulau Lembeh yang keadaan tanahnya pada umumnya kasar ditutupi oleh tanaman kelapa, hortikultura dan palawija. Disamping itu memiliki pesisir pantai yang indah sebagai potensi yang dapat dikembangkan menjadi daerah wisata bahari.

Data iklim Bitung, Sulawesi Utara, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.4
(84.9)
29.5
(85.1)
29.7
(85.5)
30.7
(87.3)
30.8
(87.4)
30.9
(87.6)
31.9
(89.4)
31.5
(88.7)
31.6
(88.9)
30.8
(87.4)
30.6
(87.1)
29.9
(85.8)
30.61
(87.09)
Rata-rata harian °C (°F) 25.8
(78.4)
25.9
(78.6)
26.1
(79)
26.5
(79.7)
26.7
(80.1)
27.7
(81.9)
27.8
(82)
27.6
(81.7)
26.8
(80.2)
26.7
(80.1)
26.6
(79.9)
26.2
(79.2)
26.7
(80.07)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.3
(72.1)
22.3
(72.1)
22.5
(72.5)
22.4
(72.3)
22.7
(72.9)
23.2
(73.8)
23.5
(74.3)
22.3
(72.1)
21.9
(71.4)
21.2
(70.2)
22.3
(72.1)
22.2
(72)
22.4
(72.32)
Presipitasi mm (inci) 387
(15.24)
319
(12.56)
277
(10.91)
258
(10.16)
234
(9.21)
182
(7.17)
155
(6.1)
124
(4.88)
137
(5.39)
176
(6.93)
263
(10.35)
331
(13.03)
2.843
(111,93)
Rata-rata hari hujan 21 18 15 14 13 11 10 9 10 11 14 19 165
% kelembapan 86 86 85 84 83 82 77 75 76 79 83 85 81.8
Rata-rata sinar matahari bulanan 188 192 199 204 202 204 216 223 209 202 192 190 2.421
Sumber #1: Climate-Data.org[8]
Sumber #2: Weatherbase[9]

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Wali Kota

[sunting | sunting sumber]
No. Wali Kota Mulai menjabat Akhir jabatan Prd. Wakil Wali Kota
5 Maurits Mantiri 31 Maret 2021 Petahana 10 Hengky Honandar

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]
Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[10] 2019–2024[11] 2024–2029
PKB 1 Penurunan 0 Steady 0
Gerindra 4 Penurunan 1 Kenaikan 7
PDI-P 4 Kenaikan 8 Kenaikan 11
Golkar 3 Kenaikan 4 Penurunan 3
NasDem 4 Kenaikan 7 Penurunan 4
Hanura 2 Penurunan 0 Steady 0
PAN 1 Kenaikan 2 Penurunan 1
Demokrat 4 Penurunan 2 Kenaikan 3
Perindo (baru) 1 Steady 1
PPP 1 Penurunan 0 Steady 0
PKPI 6 Penurunan 5
Jumlah Anggota 30 Steady 30 Steady 30
Jumlah Partai 10 Penurunan 8 Penurunan 7

Berikut adalah komposisi fraksi DPRD periode 2019–2024:[12]

No. Fraksi Partai Ketua Jumlah Kursi
1 Fraksi PDIP PDI-P Geraldi Mantiri 8
2 Fraksi NasDem NasDem Glen Lomban 7
3 Fraksi PKPI PKPI Lanny Sondakh 5
4 Fraksi Golkar Golkar Erwin Wurangian 4
5 Fraksi Demokrat Persatuan Indonesia Lady Lumantow 3
6 Fraksi Amanat Indonesia Raya Hasan Suga 3
Jumlah 30
Nomor Ketua Wakil Ketua Periode Keterangan
1 Laurensius Supit Julita Takalimangan
Jerry Lengkong
2014 – 2019 [13]


Kecamatan

[sunting | sunting sumber]
Wilayah Kota Bitung

Kota Bitung terdiri dari 8 kecamatan dan 69 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 221.209 jiwa dengan luas wilayah 302,89 km² dan sebaran penduduk 730 jiwa/km².[14][15][16]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bitung, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Daftar
Desa/Kelurahan
71.72.04 Aertembaga 10
71.72.06 Girian 7
71.72.01 Lembeh Selatan 7
71.72.08 Lembeh Utara 10
71.72.02 Madidir 8
71.72.07 Maesa 8
71.72.05 Matuari 8
71.72.03 Ranowulu 11
TOTAL 69

Sebagian besar penduduk Kota Bitung berasal dari suku Minahasa dan suku Sangir. Terdapat juga komunitas etnis Tionghoa yang besar di Bitung. Para pendatang yang berasal dari Jawa, Halmahera, dan Buton juga banyak ditemui di Bitung, di mana sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai pedagang.

Sebagian besar penduduk Kota Bitung memeluk agama Kristen yakni sebanyak 63,46%, dengan rincian Protestan dengan persentase 60,08% dan selebihnya Katolik sebanyak 3,38%. Agama Kristen di Sulawesi Utara umumnya dianut sebagian besar suku asli setempat seperti suku Sangir, suku Minahasa, suku Talaud, dan lainnya. Kemudian, penduduk kota Bitung yang berasal dari suku Mongondow, Jawa, Bugis dan Gorontalo, banyak yang menganut agama Islam, sebanyak 36,25%. Sementara agama Buddha sebanyak 0,15% dan Konghucu sebanyak 0,02% yang umumnya dianut oleh penduduk yang berasal dari etnis Tionghoa dan agama Hindu sebanyak 0,11% dianut warga etnis Bali, serta kepercayaan lainya 0,01%.[3]

Bahasa yang sering digunakan oleh masyarakat Kota Bitung adalah bahasa Manado sebagai bahasa ibu dari sebagian besar penduduk Kota Bitung. Bahasa Sangir juga sering digunakan oleh masyarakat suku Sangir yang ada di Kota Bitung.

Kebudayaan

[sunting | sunting sumber]

Kebudayaan yang ada di Kota Bitung banyak dipengaruhi oleh budaya Sangihe dan Talaud, karena banyaknya penduduk yang berasal dari etnis Sangir. Contoh dari budaya Sangir dan Talaud yang ada di Bitung yaitu Masamper. Masamper merupakan gabungan antara nyanyian dan sedikit tarian yang berisi tentang nasihat, petuah, juga kata-kata pujian kepada Tuhan. Budaya Sangir lainnya yang bisa ditemui di Bitung yaitu TULUDE/Menulude. Tulude berasal dari kata Suhude yang berarti tolak. Maksud Acara Adat menulude ialah memuji Duata/Ruata (Tuhan), mengucap syukur atas perlindungan-Nya. Meski Kota Bitung yang merupakan tanah dari Suku Bangsa Minahasa sub etnik Tonsea, Kota Bitung dalam penerapan budaya dan adat sangat terbuka dengan budaya dan adat dari suku - suku pendatang lainnya.

Perekonomian Kota Bitung di dominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan. Namun dalam perkembangannya sektor industri ternyata berkembang cukup pesat dan mencapai nilai tertinggi. Bertumbuhnya sektor industri sangat membantu perekonomian terutama dengan meluasnya kesempatan kerja. Bertambahnya perusahaan industri juga meningkatkan kesejahteraan penduduk terutama dengan terserapnya tenaga kerja sebanyak 21.755 orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang daya serapnya mencapai 21.290 tenaga kerja. Begitu juga dari sisi kapital di mana peningkatan jumlah perusahaan ini diikuti pula dengan peningkatan nilai investasi menjadi 541,67 miliar rupiah atau meningkat 23,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.[butuh rujukan]

Pada Tahun 2004 sektor angkutan dan komunikasi memberikan kontribusi paling besar dalam perekonomian di Kota Bitung. Industri di Kota bitung di dominasi oleh industri perikanan, galangan kapal dan industri minyak kelapa. Disamping itu juga ada industri transportasi laut, makanan, baja, industri menengah dan kecil.

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Sarana tranportasi darat yang ada di Kota Bitung adalah mikro sebagai angkutan kota dan bus sebagai angkutan antar kota, seperti bus trayek Bitung-Manado, Bitung-Tondano, Bitung-Gorontalo, Bitung-Tolitoli dan Bitung-Palu.[butuh rujukan]

Sebagai kota pelabuhan, sarana transportasi di Kota Bitung cukup memadai. Sarana transportasi laut di Bitung menghubungkan daerah daratan dan Pulau Lembeh. Pelabuhan Bitung terdiri dari pelabuhan penumpang dan pelabuhan peti kemas. Adanya PT.Pelindo IV membuat kota Bitung lebih maju pesat perekonomiannya karena direncanakan akan dibuka sebagai Gerbang Timur Internasional. Pelabuhan Bitung merupakan satu-satunya pelabuhan di Sulawesi Utara. Serta disinggahi dan dilabuhi oleh kapal-kapal penumpang antar kota-kota besar di Indonesia dan Internasional.[butuh rujukan]

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Objek Wisata

[sunting | sunting sumber]

Objek wisata di Bitung, Sulawesi Utara:[17]

  • Air Hujan di Kel. Danowudu, Kecamatan Ranowulu, 9 Km dari Pusat Kota Bitung.
  • Air Perempuan dan Air Laki-Laki di Kel. Pinokalan, Kecamatan Ranowulu, 8 Km dari Pusat Kota Bitung
  • Airprang di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, 1 Jam Dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, dengan 396 anak tangga
  • Bakri Cono Marine di Kel. Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
  • Bastianus Diving Center Resort di Kel. Mawali, Lembeh Utara, ± 30 menit dengan Motor Boat Dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
  • Benteng Resort di Kel. Batuputih 2, Ranowulu, 24 Km dari Pusat Kota Bitung, Pantai Cottage, Diving dan Rekreasi
  • Dermaga Ruko Pateten di belakang Ruko Pateten yang digunakan penumpang yang mengunjungi sekitar Selat Lembeh.
  • Divers Lodge Lembeh di Kel.Paudean, Lembeh Selatan, ± 1 Jam dengan Motor Boat dDari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
  • Kelenteng Seng Bo Kiong di Jl. Kadoodan, berupa kelenteng Tao dengan ornamen khas kelenteng Cina yang indah.
  • Lembeh Marina Resort di Kel. Pintu Kota Bitung, ± 45 Menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
  • Lokasi Perang Dunia II di Kecamatan Madidir Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Bawah Laut (Kapal Karamnya).
  • Lokasi Perang Dunia II di Laut Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara Bitung, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Bawah Laut (Kapal Karamnya)
  • Millennium Bitung di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 7 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
  • Monumen Jepang di Kel. Manembo-Nembo Bawah, Kecamatan Matuari, 7 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Tugu Bersejarah
  • Monumen Jepang Winenet di Kel. Winenet, Aertembaga, 3 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Kuburan Tentara Jepang.
  • Monumen Trikora Mandala Sakti di Batu Lubang, tepian Pulau Lembeh, yang merupakan wisata sejarah.
  • Pantai Batuputih di Kel. Batu Putih 1, Kecamatan Ranowulu, 22 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
  • Pantai Langi di Kel. Waturirir Bitung, ± 1 Jam Dengan Motor Boat Dari Ruko Pateten, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
  • Pantai Tanjung Merah di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 9 Km Dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai Dan Rekreasi Keluarga.
  • Pelabuhan Bitung di Pelabuhan alam terbesar Sulawesi Utara yang disinggahi kapal antar pulau.
  • Sea View Resort di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 8 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga
  • Sulawesi Diving Quest di Kel.Waturirir Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
  • Sumber Air Panas Alam Rumesung di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, ± 2 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Sumber Air Panas
  • Taman Koleksi Satwa Naemundung di Kel. Aertembaga, Kecamatan Aertembaga, 5 Km dari Pusat Kota Bitung, Kebun Binatang
  • Taman Laut Batukapal di Kel. Lirang Bitung, ± 2 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Taman Laut.
  • Teluk Kasuari di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, ± 1,5 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga, Snorkling dan Diving.
  • Teluk Kungkungan di Kel. Tandurusa, Kecamatan Aertembaga, 7 Km dari Pusat Kota Bitung
  • Teluk Walenekoko di Kel. Pasir Panjang, Kecamatan Lembeh Selatan Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Danau Pantai
  • The Pier To Ferry di Kel.Pateten, Kecamatan Aertembaga, 2,5 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Jembatan Penyeberangan antar Pulau Kecil.
  • Two Fish Diving Center Mawali di Kel. Mawali, Kecamatan Lembeh Utara Bitung, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
  • Wisata Hutan Alam Bitung di Kel. Danowudu, Kecamatan Ranowulu, 10 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Hutan Wisata.

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Rumah Sakit

[sunting | sunting sumber]
Kode Nama Rumah Sakit Jenis Tipe Alamat
1. 7172036 RSUD Kota Bitung RSUD C Jalan S. H. Sarundajang №1, Manembo-Nembo Tengah, Kec. Matuari, Kota Bitung, Sulawesi Utara 95545
2. 7172025 RS Angkatan Laut Bitung RS A Jalan Kom. L. Yos Sudarso №26, Bitung Tengah, Kec. Maesa, Kota Bitung, Sulawesi Utara 95521
3. 7172014 RS Budi Mulia Bitung RS C Jalan Sam Ratulangi №9, Bitung Barat I, Kec. Maesa, Kota Bitung, Sulawesi Utara 95513

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  2. ^ a b "Kota Bitung Dalam Angka 2021" (pdf). www.bitungkota.bps.go.id. hlm. 7, 57. Diakses tanggal 17 Juni 2021. 
  3. ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 27 Maret 2024. 
  4. ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.sulut.bps.go.id. Diakses tanggal 27 Maret 2024. 
  5. ^ "Gunung Dua Saudara, Kadoodan, Madidir, Kota Bitung, Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-26. Diakses tanggal 2015-12-09. 
  6. ^ Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O. (2016). Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 106. ISBN 978-602-1289-43-3. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-04-21. Diakses tanggal 2021-02-10. 
  7. ^ "Kota Bitung: Subsektor Kuliner" (PDF). KataKreatif. Penilaian Mandiri Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia. hlm. 01. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-05-26. Diakses tanggal 26 Mei 2023. 
  8. ^ "Bitung, Sulawesi Utara, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 27 Agustus 2020. 
  9. ^ "BITUNG, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 28 Agustus 2020. 
  10. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Bitung 2014-2019
  11. ^ "Inilah 30 Nama Anggota DPRD Bitung Periode 2019-2024". Manado Terkini. 23 Juli 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2020. 
  12. ^ "Enam Fraksi di DPRD Bitung Terbentuk, Ini Susunannya". Berita Manado. 9 September 2019. Diakses tanggal 30 September 2019. 
  13. ^ Berita Manado, 22 September 2014, Supit, Honandar dan Mantiri Resmi Pimpin DPRD Bitung, dikunjungi pada 11 Juni 2020.
  14. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  15. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  16. ^ "Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 55 Tahun 2017 Tentang Kode dan Nama Wilayah Kerja Statistik 2017" (PDF). Badan Pusat Statistik. hlm. 866–868. Diakses tanggal 11 Agustus 2018. 
  17. ^ Travel: Inilah 10 destinasi Wisata Utama di Kota Bitung travel.kompas.com diakses 9 Desember 2015

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Media tentang Bitung di Wikimedia Commons