Lompat ke isi

Wali: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 14034589 oleh Palladin911 (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan
k Mengembalikan suntingan oleh 114.124.212.244 (bicara) ke revisi terakhir oleh Badak Jawa
Tag: Pengembalian
 
(20 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{untuk|kegunaan lain|Wali (disambiguasi)}}
:''Wali beralih ke halaman ini. Dalam artikel ini, wali merujuk ke Wali Allah. Dalam kegunaan lain, wali juga dapat berarti wakil atau pengampu, misalnya wali murid atau wali kelas''
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
{{Sufisme}}


'''Walī''' ([[Bahasa Arab]]:الولي, '''Wali Allah''' atau '''Walīyu 'llāh'''), dalam [[bahasa Arab]] berarti adalah 'seseorang yang dipercaya' atau 'pelindung', makna secara umum menjadi 'Teman Allah' dalam kalimat walīyu 'llāh. Al Qur'an menjelaskan Waliallah memiliki arti orang yang beriman dan bertakwa.
'''Walī''' ([[Bahasa Arab]]:الولي, '''Wali Allah''' atau '''Walīyu 'llāh'''), dalam [[bahasa Arab]] berarti adalah 'seseorang yang dipercaya' atau 'pelindung', makna secara umum menjadi 'Teman Allah' dalam kalimat walīyu 'llāh. Al Qur'an menjelaskan Waliallah memiliki arti orang yang beriman dan bertakwa.
Baris 9: Baris 11:


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Kata ‘wali’ bila ditinjau dari segi bahasa berasal dari kata ‘al-wilayah’ yg arti adl ‘kekuasaan’ dan ‘daerah’ sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Sikkit, atau terambil dari kata ‘al-walayah’ yg berarti pertolongan. Adapun secara terminologi menurut pengertian sebagian ulama ahlussunah, wali adalah orang yang beriman lagi bertakwa tetapi ia bukan seorang nabi. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa seluruh orang yang beriman lagi bertaqwa adalah disebut wali Allah, dan wali Allah yang paling utama adalah para nabi, yang paling utama di antara para nabi adalah para rasul, yang paling utama di antara para rasul adalah [[Ulul Azmi|Ulul ‘azmi]], yang paling utama di antara Ulul ‘azmi adalah [[Muhammad]]. Maka para wali Allah tersebut memiliki perberbedaan dalam tingkat keimanan mereka, sebagaimana mereka memiliki tingkat yang berbeda pula dalam kedekatan Mereka dengan Allah.
Kata ‘wali’ bila ditinjau dari segi bahasa berasal dari kata ‘al-wilayah’ yg arti adl ‘kekuasaan’ dan ‘daerah’ sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Sikkit, atau terambil dari kata ‘al-walayah’ yg berarti pertolongan. Adapun secara terminologi menurut pengertian sebagian ulama ahlussunah, wali adalah orang yang beriman lagi bertakwa tetapi ia bukan seorang nabi. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa seluruh orang yang beriman lagi bertaqwa adalah disebut wali Allah, dan wali Allah yang paling utama adalah para nabi, yang paling utama di antara para nabi adalah para rasul, yang paling utama di antara para rasul adalah [[Ulul Azmi|Ulul ‘azmi]], yang paling utama di antara Ulul ‘azmi adalah [[Muhammad]]. Maka para wali Allah tersebut memiliki perbedaan dalam tingkat keimanan mereka, sebagaimana mereka memiliki tingkat yang berbeda pula dalam kedekatan Mereka dengan Allah.


== Dua golongan wali ==
== Dua golongan wali ==
Baris 21: Baris 23:
Kedua golongan ini disebutkan Allah dalan firman-Nya:
Kedua golongan ini disebutkan Allah dalan firman-Nya:
“Adapun jika ia termasuk golongan yang dekat (kepada Allah). Maka dia memperoleh ketentraman dan rezki serta surga kenikmatan. Dan adapun jika ia termasuk golongan kanan. Maka keselamatan bagimu dari golongan kanan”. (Al Waaqi’ah: 88-91).
“Adapun jika ia termasuk golongan yang dekat (kepada Allah). Maka dia memperoleh ketentraman dan rezki serta surga kenikmatan. Dan adapun jika ia termasuk golongan kanan. Maka keselamatan bagimu dari golongan kanan”. (Al Waaqi’ah: 88-91).
Kemudian para wali itu terbagi pula menurut amalan dan perbuatan mereka kepada dua bagian; wali Allah dan wali setan. Maka untuk membedakan di antara kedua jenis wali ini dapat dilihat dari amalan seorang wali tersebut, bila amalannya benar menurut [[Al Quran]] dan [[sunnah]] maka dia adalah wali Allah sebaliknya bila amalannya penuh dengan kesyirikan dan segala bentuk [[bid’ah]] maka dia adalah wali setan.
Kemudian para wali itu terbagi pula menurut amalan dan perbuatan mereka kepada dua bagian; wali Allah dan wali setan. Maka untuk membedakan di antara kedua jenis wali ini dapat dilihat dari amalan seorang wali tersebut, bila amalannya benar menurut [[Al Quran]] dan [[sunnah]] maka dia adalah wali Allah sebaliknya bila amalannya penuh dengan kesyirikan dan segala bentuk [[bid’ah]] maka dia adalah wali setan.jangan sampai ahli bidah menuduh orang lain sebagai pelaku bidah


== Ciri-Ciri Wali Allah ==
== Ciri-Ciri Wali Allah ==
Allah telah menyebutkan ciri para wali-Nya dalam firmannya, “Ingatlah, sesungguhnya para wali-wali Allah Mereka tidak merasa takut dan tidak pula merasa sedih. Yaitu orang-orang yang beriman lagi bertaqwa”. (Yunus: 62-63). Berikut kita akan rinci ciri-ciri dari kedua jenis wali tersebut:
Allah telah menyebutkan ciri para wali-Nya dalam firmannya, “Ingatlah, sesungguhnya para wali-wali Allah Mereka tidak merasa takut dan tidak pula merasa sedih. Yaitu orang-orang yang beriman lagi bertaqwa”. (Yunus: 62-63). Berikut kita akan rinci ciri-ciri dari kedua jenis wali tersebut:
=== Beriman ===
=== Beriman ===
Keimanan yang yang dimilikinya tidak dicampuri oleh berbagai bentuk kesyirikan. Keimanan tersebut tidak hanya sekadar pengakuan tetapi keimanan yang mengantarkan kepada bertakwa. Landasan keimanan yang pertama adalah Dua kalimat syahadat. Maka orang yang tidak mengucapkan dua kalimat syahadat atau melakukan hal-hal yang membatalkan kalimat tauhid tersebut adalah bukan wali Allah. Seperti menjadikan wali sebagai perantara dalam beribadah kepada Allah, atau menganggap bahwa hukum selain Islam adalah sama atau lebih baik dari hukum Islam. Atau berpendapat semua agama adalah benar. Atau berkeyakinan bahwa kenabian dan kerasulan tetap ada sampai hari kiamat bahwa Muhammad bukan penutup segala [[rasul]] dan [[nabi]].
Keimanan yang dimilikinya tidak dicampuri oleh berbagai bentuk kesyirikan. Keimanan tersebut tidak hanya sekadar pengakuan tetapi keimanan yang mengantarkan kepada bertakwa. Landasan keimanan yang pertama adalah Dua kalimat syahadat. Maka orang yang tidak mengucapkan dua kalimat syahadat atau melakukan hal-hal yang membatalkan kalimat tauhid tersebut adalah bukan wali Allah. Seperti menjadikan wali sebagai perantara dalam beribadah kepada Allah, atau menganggap bahwa hukum selain Islam adalah sama atau lebih baik dari hukum Islam. Atau berpendapat semua agama adalah benar. Atau berkeyakinan bahwa kenabian dan kerasulan tetap ada sampai hari kiamat bahwa Muhammad bukan penutup segala [[rasul]] dan [[nabi]].


=== Bertaqwa ===
=== Bertaqwa ===
Baris 32: Baris 34:


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Wali Murid]] adalah sebutan untuk orang tua Siswa maupun Siswi.
* [[Walisongo]]
* [[Wali Kelas]] adalah sebutan untuk Guru yang memimpin Suatu Kelas
* [[Sunan]]
* [[Wali Hakim]]
* [[Wali Nikah]]
* [[Wali Band]] adalah sebutan bagi sebuah grup band Pop Melayu asal Indonesia
* [[Walikota]] adalah sebutan bagi pemimpin di tingkat Kota
* [[Wali Pitu]] adalah sebutan bagi organisasi dakwah yang anggotanya berjumlah tujuh
* [[Wali Songo]] adalah sebutan bagi 9 wali yang menyebarkan agama islam di asia lewat budaya
* [[Walimatul 'ursy]] adalah sebutan untuk Acara Selamatan Pernikahan
*[[Walimatul Khitan]] adalah sebutan untuk Acara Selamatan Khitanan
* [[Wali Abdal]] adalah sebutan bagi Waliyullah yang tidak diketahui keberadaannya, namun sebenarnya ada disekitar kita
* [[Wali Qutub]] adalah sebutan bagi Waliyullah yang memimpin seluruh Wali di Zamannya


== Referensi ==
== Referensi ==
* [http://www.inisial.cocc/2008/06/syarah-hadits-wali.html Ciri-ciri Wali]
* [http://www.inisial.cocc/2008/06/syarah-hadits-wali.html Ciri-ciri Wali]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://eramuslim.com/suara-langit/penetrasi-ideologi/wali-allah-versus-wali-thaghut.htm wali Allah vs. wali thaghut]
* [http://eramuslim.com/suara-langit/penetrasi-ideologi/wali-allah-versus-wali-thaghut.htm wali Allah vs. wali thaghut]
* [http://blog.re.or.id/meluruskan-makna-wali-allah-dan-mengenal-wali-setan.htm Meluruskan makna wali Allah]
* [http://blog.re.or.id/meluruskan-makna-wali-allah-dan-mengenal-wali-setan.htm Meluruskan makna wali Allah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090708172725/http://blog.re.or.id/meluruskan-makna-wali-allah-dan-mengenal-wali-setan.htm |date=2009-07-08 }}

{{islam-stub}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Islam]]
[[Kategori:Islam]]
Baris 45: Baris 58:
[[Kategori:Sejarah Nusantara]]
[[Kategori:Sejarah Nusantara]]
[[Kategori:Aulia|Wali]]
[[Kategori:Aulia|Wali]]


{{islam-stub}}

Revisi terkini sejak 2 November 2024 01.26

Walī (Bahasa Arab:الولي, Wali Allah atau Walīyu 'llāh), dalam bahasa Arab berarti adalah 'seseorang yang dipercaya' atau 'pelindung', makna secara umum menjadi 'Teman Allah' dalam kalimat walīyu 'llāh. Al Qur'an menjelaskan Waliallah memiliki arti orang yang beriman dan bertakwa. “Ingatlah sesungguh wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yg beriman dan mereka selalu bertakwa.” (Yunus 10:62 - Al-Furqan dalam kitab Majmu’atut Tauhid hal. 339)

Dari Abu Hurairah ia berkata: telah bersabda Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Allah telah berfirman: Barangsiapa yang memusuhi Waliku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang kepadanya, dan tidaklah seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”.

Sedangkan wali dalam kisah penyebaran Islam di nusantara, menurut konsensus para ulama dan raja waktu itu, terdapat 9 orang yang patut dianggap sebagai wali, karena mereka sangat mumpuni baik dari ilmu agama Islam maupun bobot segala jasa dan karomahnya terhadap kehidupan masyarakat dan kenegaraannya, yang dikenal dengan sebutan walisongo (sanga dalam Bahasa Jawa berarti sembilan).

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Kata ‘wali’ bila ditinjau dari segi bahasa berasal dari kata ‘al-wilayah’ yg arti adl ‘kekuasaan’ dan ‘daerah’ sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Sikkit, atau terambil dari kata ‘al-walayah’ yg berarti pertolongan. Adapun secara terminologi menurut pengertian sebagian ulama ahlussunah, wali adalah orang yang beriman lagi bertakwa tetapi ia bukan seorang nabi. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa seluruh orang yang beriman lagi bertaqwa adalah disebut wali Allah, dan wali Allah yang paling utama adalah para nabi, yang paling utama di antara para nabi adalah para rasul, yang paling utama di antara para rasul adalah Ulul ‘azmi, yang paling utama di antara Ulul ‘azmi adalah Muhammad. Maka para wali Allah tersebut memiliki perbedaan dalam tingkat keimanan mereka, sebagaimana mereka memiliki tingkat yang berbeda pula dalam kedekatan Mereka dengan Allah.

Dua golongan wali

[sunting | sunting sumber]

Assaabiquun Almuqarrabuun (barisan terdepan dari orang-orang yang dekat dengan Allah)

[sunting | sunting sumber]

Mereka yang melakukan hal-hal yang mandub (sunnah) serta menjauhi hal-hal yang makruh disamping melakukan hal-hal yang wajib. Sebagaimana lanjutan hadits: "Dan senantiasa seorang hambaku mendekatkan diri kepadaku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya."

Ashaabulyamiin (golongan kanan)

[sunting | sunting sumber]

Mereka hanya cukup dengan melaksanakan hal-hal yang wajib saja serta menjauhi hal-hal yang diharamkan, tanpa melakukan hal-hal yang mandub atau menjauhi hal-hal yang makruh. Sebagaimana yang disebutkan dalam potongan hadits di atas: “Dan tidaklah seorang hambaku mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya”.

Kedua golongan ini disebutkan Allah dalan firman-Nya: “Adapun jika ia termasuk golongan yang dekat (kepada Allah). Maka dia memperoleh ketentraman dan rezki serta surga kenikmatan. Dan adapun jika ia termasuk golongan kanan. Maka keselamatan bagimu dari golongan kanan”. (Al Waaqi’ah: 88-91). Kemudian para wali itu terbagi pula menurut amalan dan perbuatan mereka kepada dua bagian; wali Allah dan wali setan. Maka untuk membedakan di antara kedua jenis wali ini dapat dilihat dari amalan seorang wali tersebut, bila amalannya benar menurut Al Quran dan sunnah maka dia adalah wali Allah sebaliknya bila amalannya penuh dengan kesyirikan dan segala bentuk bid’ah maka dia adalah wali setan.jangan sampai ahli bidah menuduh orang lain sebagai pelaku bidah

Ciri-Ciri Wali Allah

[sunting | sunting sumber]

Allah telah menyebutkan ciri para wali-Nya dalam firmannya, “Ingatlah, sesungguhnya para wali-wali Allah Mereka tidak merasa takut dan tidak pula merasa sedih. Yaitu orang-orang yang beriman lagi bertaqwa”. (Yunus: 62-63). Berikut kita akan rinci ciri-ciri dari kedua jenis wali tersebut:

Keimanan yang dimilikinya tidak dicampuri oleh berbagai bentuk kesyirikan. Keimanan tersebut tidak hanya sekadar pengakuan tetapi keimanan yang mengantarkan kepada bertakwa. Landasan keimanan yang pertama adalah Dua kalimat syahadat. Maka orang yang tidak mengucapkan dua kalimat syahadat atau melakukan hal-hal yang membatalkan kalimat tauhid tersebut adalah bukan wali Allah. Seperti menjadikan wali sebagai perantara dalam beribadah kepada Allah, atau menganggap bahwa hukum selain Islam adalah sama atau lebih baik dari hukum Islam. Atau berpendapat semua agama adalah benar. Atau berkeyakinan bahwa kenabian dan kerasulan tetap ada sampai hari kiamat bahwa Muhammad bukan penutup segala rasul dan nabi.

Ia melakukan apa yang diperintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits ini yaitu melakukan hal-hal yang diwajibkan agama, ditambah lagi dengan amalan-amalan sunnah. Maka oleh sebab itu kalau ada orang yang mengaku sebagai wali, tetapi ia meninggalkan beramal kepada Allah maka ia termasuk pada jenis wali yang kedua yaitu wali setan. Atau melakukan ibadah-ibadah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Baik dalam bentuk salat maupun zikir, dll.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Wali Murid adalah sebutan untuk orang tua Siswa maupun Siswi.
  • Wali Kelas adalah sebutan untuk Guru yang memimpin Suatu Kelas
  • Wali Hakim
  • Wali Nikah
  • Wali Band adalah sebutan bagi sebuah grup band Pop Melayu asal Indonesia
  • Walikota adalah sebutan bagi pemimpin di tingkat Kota
  • Wali Pitu adalah sebutan bagi organisasi dakwah yang anggotanya berjumlah tujuh
  • Wali Songo adalah sebutan bagi 9 wali yang menyebarkan agama islam di asia lewat budaya
  • Walimatul 'ursy adalah sebutan untuk Acara Selamatan Pernikahan
  • Walimatul Khitan adalah sebutan untuk Acara Selamatan Khitanan
  • Wali Abdal adalah sebutan bagi Waliyullah yang tidak diketahui keberadaannya, namun sebenarnya ada disekitar kita
  • Wali Qutub adalah sebutan bagi Waliyullah yang memimpin seluruh Wali di Zamannya

Referensi

[sunting | sunting sumber]