Lompat ke isi

Manchukuo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
YurikBot (bicara | kontrib)
k robot Adding: pl
Illchy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(115 revisi perantara oleh 58 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Former Country
'''Manchukuo''' ([[1931]] - [[1945]]) adalah sebuah [[negara boneka]] yang didirikan [[Jepang]] di [[Manchuria]] setelah invasi Jepang yang terkenal dengan sebutan [[Peristiwa 18 September]]. Wilayahnya mencakup wilayah propinsi-propinsi [[Republik Rakyat Tiongkok]] yaitu [[Liaoning]], [[Jilin]], [[Heilongjiang]], sebagian utara [[Hebei]] dan sebagian timur [[Mongolia Dalam]] sekarang ini.
| conventional_long_name = Negara Manchuria<br />{{nobold|{{small|(1932–1934)}}<br />{{lang|zh-hant|滿洲國|italics=off}}}}<br><hr />Kekaisaran Manchuria Raya<br>{{nobold|{{small|(1934–1945)}}<br>{{nobold|大滿洲帝國<br>{{MongolUnicode|ᡩᠠᠮᠠᠨᠵᡠ<br>ᡤᡠᡵᡠᠨ}}}}}}
| common_name = Manchukuo
| era = {{nowrap|[[Periode antar perang]]{{·}}[[Perang Dunia II]]}}
| status = [[Negara boneka]] dari [[Kekaisaran Jepang]]
| empire = [[Kekaisaran Jepang|Jepang]]
| government_type = [[Monarki konstitusional]] dengan sistem [[Negara tunggal partai|partai tunggal]] di bawah [[Kediktatoran militer]]
| event_start = Diproklamasikan
| year_start = 1932
| date_start = 18 Februari
| event_end =
| year_end = 1945
| date_end = Augustus
| p1 = Republik Tiongkok (1912-1949)
| flag_p1 = Flag of the Republic of China.svg
| s1 = Pendudukan Soviet di Manchuria
| flag_s1 = Flag of the Soviet Union (1923-1955).svg
| s2 = Wilayah Pangkalan Revolusioner Partai Komunis Tiongkok
| flag_s2 = Flag of the Chinese Communist Party.svg
| image_flag = Flag of Manchukuo.svg
| image_coat = Manchukuo Coat Of Arms.svg
| image_map = Manchukuo in Empire of Japan.svg
| image_map_caption = Lokasi Manchuko (merah) dalam [[Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya|lingkup pengaruh Jepang]]. (merah muda)
| national_anthem = [[Lagu Kebangsaan Manchukuo]]<br />(1933–1942)<div class="center" style="margin-top:0.4em;">[[File:Manchukuo National Anthem 1933-1942 Chinese Korean.ogg]]</div><br />(1942–1945)<div class="center" style="margin-top:0.4em;">[[File:Manchukuo National Anthem 1942.ogg]]</div>
| national_motto = "Lima Ras dibawah Satu Kesatuan"<br>"''五族共和''"
| other_symbol = '''Segel Nasional'''<br>{{lang|zh-Hant|滿洲帝國之寶}}<br>[[File:National seal of Manchukuo (滿洲帝國之寶).svg|85px]]
| capital = [[Changchun|Hsinking <small>(Changchun)</small>]]<br>{{smaller|(sebelum 9 Agustus 1945)}}<br>[[Linjiang|Tonghua <small>(Linjiang)</small>]]<br>{{smaller|(sebelum 18 Agustus 1945)}}
| common_languages = [[Bahasa Jepang|Jepang]]<br>[[Bahasa Mandarin|Mandarin]]<br>[[Bahasa Mongolia|Mongolia]]<br>[[Bahasa Manchu|Manchu]] <small>(tidak resmi)</small><ref>{{cite journal |last=Mitani |first=Hiromi |title=A STUDY OF MANCHUKUO'S LANGUAGE POLICY : THE REPRESENTATION OF NATION AND NATIONAL LANGUAGE IN THE NEW SCHOOL SYSTEM |journal=Essays and studies |year=1996 |volume=46 |issue=2 |url=http://ci.nii.ac.jp/naid/110006000602}}</ref>
| title_leader = Kepala Eksekutif
| leader1 = [[Puyi|Aisin-Gioro Puyi]]
| year_leader1 = 1932–1934
| title_representative = [[#Kaisar|Kaisar]]
| representative1 = [[Puyi|Kangde<!--Wade-Giles spelling: Kang-te--> (Aisin-Gioro Puyi)]]
| year_representative1 = 1934–1945
| title_deputy = Perdana Menteri
| deputy1 = Zheng Xiaoxu
| year_deputy1 = 1932–1935
| deputy2 = Zhang Jinghui
| year_deputy2 = 1935–1945
| legislature = Majelis Legislatif
| stat_year1 =
| stat_area1 =
| stat_pop1 =
| currency = [[Yuan Manchukuo]]
| today = {{CHN}}
| area_km2 = 1.550.000 km²
}}
'''Manchukuo''' ({{CJKV|t=滿洲國|s=满洲国|p=Mǎnzhōuguó|j=滿洲国|l=Negara Manchuria}}) adalah sebuah [[negara boneka]] yang berdiri di daerah [[Tiongkok Timur Laut]] dan [[Mongolia Dalam]], yang diperintah dalam bentuk [[monarki konstitusional]]. Luas negara ini kira-kira 1.550.000&nbsp;km², Wilayah ini secara umum dikenal sebagai [[Manchuria]] oleh orang Barat dan orang Jepang, yang ditetapkan oleh mantan penguasa Tiongkok, [[Dinasti Qing]] sebagai "tanah air" kelompok etnis keluarga penguasa yaitu [[Bangsa Manchu]], tetapi orang-orang Manchu tersebut sendiri tidak pernah menggunakan kata "Manchuria" (滿洲) sebagai nama tempat yang merujuk ke daerah ini.


Pada tahun 1931, daerah ini [[Invasi Jepang atas Manchuria|diserang dan berhasil dikuasai]] oleh [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] setelah [[Insiden Mukden]] dan satu tahun kemudian pemerintah pro-Jepang didirikan di wilayah ini dengan [[Puyi]], kaisar Qing terakhir, sebagai ''regent'' dan kaisar (secara nominal).<ref>{{Cite web |url=http://concise.britannica.com/ebc/article-9371137/Manchukuo |title=Encyclopædia Britannica article on Manchukuo |access-date=2015-07-16 |archive-date=2007-12-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071221081805/http://concise.britannica.com/ebc/article-9371137/Manchukuo |dead-url=yes }}</ref> Pemerintahan Manchukuo dihapuskan setelah kekalahan [[Kekaisaran Jepang]] pada akhir [[Perang Dunia II]]. Daerah yang secara formal dikuasai oleh negara boneka ini [[Invasi Soviet ke Manchuria|diserang dan berhasil dikuasai oleh tentara Soviet]] pada Agustus 1945,<ref>[http://ww2db.com/battle_spec.php?battle_id=167]</ref> dan secara formal diserahkan ke administrasi Tiongkok pada tahun berikutnya.<ref>Catatan- meskipun wilayah ini kemudian berada di tangan [[Republik Tiongkok (1912–1949)|Pemerintah nasionalis]] sebelum [[Perang Saudara Tiongkok]] berakhir pada tahun 1949, pendudukan Soviet secara singkat membantu mengubah wilayah itu menjadi basis kekuatan pasukan Komunis Tiongkok yang dipimpin oleh [[Mao Zedong]], dimana [[Tentara Pembebasan Rakyat]] dapat memasok kekuatan mereka dengan peralatan Jepang dan mendapatkan keuntungan strategis terhadap pemerintah Nasionalis yang dipimpin oleh [[Chiang Kai-shek]].</ref>
Pemimpinnya adalah [[Pu Yi]], Kaisar terakhir Tiongkok.


Meskipun nama negara ini menggunakan kata '''Manchu''', orang-orang [[Bangsa Manchu|Manchu]] hanya menjadi minoritas di negara ini, dan [[Bangsa Han|Han Tiongkok]] menjadi penduduk mayoritas. Populasi [[Bangsa Korea|orang-orang Korea]] bertambah pada zaman Manchukuo. Di samping suku-suku tersebut terdapat juga bangsa minoritas, seperti [[Bangsa Jepang|orang Jepang]], [[Bangsa Mongolia|Mongol]], [[Emigran Putih|Rusia Putih]], dan lainnya. Namun, daerah mayoritas berbangsa Mongol yang ada di Manchukuo barat diperintah di bawah sistem yang sedikit berbeda karena pengakuan dari tradisi Mongolia di sana. Bagian selatan [[Semenanjung Liaodong]] diperintah oleh Jepang sebagai [[Wilayah Sewaan Kwantung]].
{{china-stub}}


== Sejarah ==
[[Kategori:Bekas negara]]
=== Asal ===
{{See also|Insiden Mukden}}
Sebagai akibat langsung dari [[Perang Rusia-Jepang]] (1904-1905), pengaruh Jepang menggantikan pengaruh Rusia di Mongolia Dalam. Pada tahun 1906, Jepang membangun [[Jalur Kereta Api Mongolia Selatan]] yang menuju [[Distrik Lüshunkou|Port Arthur]] (Bahasa Jepang: Ryojun). Antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II Manchuria menjadi medan pertempuran politik dan militer antara Rusia, Jepang, dan Tiongkok. Jepang terpaksa pindah ke [[Manchuria Luar]] sebagai akibat dari kekacauan yang disebabkan [[Revolusi Rusia 1917]]. Namun, kombinasi keberhasilan militer Soviet dan tekanan ekonomi Amerika memaksa Jepang untuk menarik diri dari daerah ini dan Manchuria Luar kembali ke kekuasaan [[Uni Soviet]] pada tahun 1925.


Saat zaman [[panglima perang]] di Tiongkok, panglima perang [[Zhang Zuolin]] mengukuhkan kekuasaanya atas [[Manchuria Dalam]] dengan perlindungan Jepang. Namun, [[Tentara Kwantung]] Jepang malah menemukan dia terlalu independen. Akibatnya ia dibunuh pada tahun 1928.
[[de:Mandschuko]]

[[en:Manchukuo]]
[[Berkas:Japan Manchukuo Protocol 15 September 1932.jpg|jmpl|kiri|[[Protokol Jepang-Manchukuo]] 15 September 1932.]]
[[eo:Manĉukuo]]
[[Berkas:Throne of Emperor in Manchukuo.JPG|jmpl|kiri|Takhta Kaisar Manchukuo sekitar 1937.]]
[[es:Manchukuo]]
Setalah [[invasi Jepang atas Manchuria]] pada 1931, militeris Jepang bergerak maju untuk memisahkan wilayah tersebut dari kontrol Tiongkok dan berencana untuk mendirikan negara boneka yang beraliansi dengan Jepang. Untuk membuat suasana legitimasi, kaisar terakhir Tiongkok, [[Puyi]], [[Insiden Tientsin (1931)|diundang untuk datang]] dengan pengikutnya dan diminta menjadi kepala negara Manchuria. Salah satu sahabatnya yang setia adalah [[Zheng Xiaoxu]], seorang reformis dan loyalis Qing.<ref name="rj438">Reginald Fleming Johnston, p. 438.</ref>
[[et:Mandžukuo]]

[[fr:Mandchoukouo]]
Pada 18 Februari 1932, ''Negara Manchu'' (Manchukuo, [[Pinyin]]: ''Mǎnzhōuguó'')<ref>{{Cite web |url=http://www.grolier.com/wwii/wwii_2.html |title=''Between World Wars'' |access-date=2015-07-16 |archive-date=2006-10-31 |archive-url=https://web.archive.org/web/20061031081550/http://www.grolier.com/wwii/wwii_2.html |dead-url=yes }}</ref> diproklamasikan dan diakui oleh Jepang pada 15 September 1932 melalui [[Protokol Jepang-Manchukuo]]. Kota [[Changchun]] kemudian dinamakan Hsinking (Pinyin: Xinjing) (新京, secara literal "Ibukota Baru") dan menjadi ibukota etintias baru ini. Orang Tionghoa yang hidup di Manchuria mendirikan [[Tentara Sukarelawan Anti-Jepang|tentara sukarelawan]] untuk melawan jepang dan negara baru ini membutuhkan [[Pasifikasi Manchukuo|perang]] yang berlangsung beberapa tahun untuk menenangkan negara.
[[ja:満州国]]

[[ko:만주국]]
Jepang awalnya mengangkat Puyi sebagai Kepala Negara pada tahun 1932, dan dua tahun kemudian dia dinyatakan sebagai Kaisar Manchukuo dengan [[nama zaman Tiongkok|nama zaman]] ''Kangde'' ("Ketenangan dan Kebajikan"; [[Wade-Giles]]: ''Kangte''). Manchukuo kemudian menjadi Kekaisaran Manchukuo Raya, sering kali disebut ''Manchutikuo'' (Pinyin: ''Mǎnzhōu Dìguó''). [[Zheng Xiaoxu]] menjabat sebagai perdana menteri pertama Manchukuo hingga 1935, dan penerusnya adalah [[Zhang Jinghui]] menggantikan dia. Puyi tidak lebih dari seorang pemmpin boneka dan otoritas yang nyata berada di tangan para pejabat militer Jepang. Sebuah [[Wei Huang Gong|istana kekaisaran]] kemudian dibangun untuk Kaisar. Semua menteri Manchu menjabat sebagai kaki tangan para wakil menteri mereka yang berasal dari orang Jepang. Wakil Menteri/Orang-orang Jepang inilah yang membuat semua keputusan.
[[nl:Mandsjoekwo]]

[[pl:Mandżukuo]]
Dengan cara ini, Jepang secara resmi memisahkan Manchukuo dari Tiongkok pada 1930-an. Dengan investasi Jepang dan sumber daya alam yang kaya, daerah ini menjadi industri pembangkit tenaga listrik. Manchukuo memiliki uang kertas dan perangko pos yang mereka cetak sendiri. Beberapa bank independen juga didirikan.
[[sl:Mandžukuo]]

[[zh:满洲国]]
Pada tahun 1935, Manchukuo membeli Jalur Kereta Api Tiongkok Timur dari Uni Soviet.

=== Pengakuan diplomatik ===
[[Berkas:Manchukuo's foreign recognition.png|jmpl|kiri|Pengakuan diplomatik Manchukuo]]
[[Republik Tiongkok (1912-1949)|Tiongkok]] tidak mengakui Manchukuo namun kedua negara mendirikan hubungan resmi perdagangan, transportasi dan komunikasi. Pada tahun 1933 [[Liga Bangsa-Bangsa]] menerbitkan [[Laporan Lytton]], dan mengakui [[Manchuria]] tetap menjadi bagian Tiongkok. Hal ini membuat Jepang mengundurkan diri dari LBB. Kasus Manchukuo membuat Amerika Serikat menyatakan [[Doktrin Stimson]].
Di luar penolakan LBB negara ini diakui sejulah negara, seperti [[El Salvador]] (3 Maret 1934), [[Republik Dominika]] (1934), [[Uni Soviet]] (''de facto'' 23 Maret 1935; ''de jur''e 13 April 1941),<ref>{{Citation |last=Nish |first=Ian Hill |year=2002 |title=Japanese foreign policy in the interwar period |location=Westport, CT |publisher=Praeger |page=95 |isbn=0-275-94791-2 }}.</ref><ref>{{Citation |last=Lu |first=David John |year=2002 |title=Agony of choice: Matsuoka Yōsuke and the rise and fall of the Japanese Empire, 1880-1946 |location=Lanham, MD |publisher=Lexington Books |page=83 |isbn=0-7391-0458-6 }}.</ref> [[Kerajaan Italia (1861–1946)|Italia]] (29 November 1937), [[Spanyol di bawah Francisco Franco|Spanyol]] (2 Desember 1937), [[Jerman Nazi|Jerman]] (12 Mei 1938) dan [[Kerajaan Italia|Italia]] (9 Januari 1939).

Meskipun [[Tahta Suci]] diyakini membuka hubungan diplomatik dengan Manchukuo pada tahun 1934, tetapiTahta Suci sebenarnya tidak pernah melakukannya. Keyakinan ini pada umumnya disebabkan referensi yang salah dari film [[Bernardo Bertolucci]] ''[[The Last Emperor]]'' (1987) yang menyatakan Tahta Suci mengakui Manchukuo. Pastor Auguste Ernest Pierre Gaspais ditunuk sebagai "perwakilan ''ad tempus'' Tahta Suci dan Misi Katolik ke Manchukuo" oleh Kongregasi [[De Propaganda Fide]] (lembaga yang murni untuk tujuah isi keagamaan) dan bukan oleh Sekretariat Negara yang bertanggng jawab untuk hubungan diplomatik.<ref>{{cite web | url=http://www.30giorni.it/articoli_id_9611_l3.htm | title=Vatican-Manchukuo, mea culpas are not necessary | publisher=30giorni | accessdate=February 25, 2013 | author=Valente, Gianni | archiveurl=https://www.webcitation.org/query?url=http%3A%2F%2Fwww.30giorni.it%2Farticoli_id_9611_l3.htm&date=2013-02-25 | archivedate=2013-02-25 | deadurl=no }}</ref>

Pada permmulaan PD II, negara ini dakui oleh [[Republik Slowakia (1939-1945)|Slowakia]] (1 Juni 1940), [[Prancis Vichy]] (12 Juli 1940), [[Kerajaan Rumania|Rumania]] (1 Desember 1940), [[Kerajaan Bulgaria|Bulgaria]] (10 Mei 1941), [[Finlandia]] (18 Juli 1941), [[Denmark]] (Augustus 1941), [[Negara Merdeka Kroasia|Kroasia]] (2 Augustus 1941) yang semuanya dipengaruhi/dikuasai oleh Jerman, serupa dengan [[Republik Tiongkok-Nanjing|Rezim Wang Jingwei di Tiongkok]] (30 November 1940), [[Thailand]] (5 Augustus 1941) dan [[Republik Filipina Kedua|Filipina]] (1943) yang semuanya di bawah kekuasaan Jepang.

[[Berkas:Kangde Emperor of Manchukuo.JPG|jmpl|200px|kiri|Kaisar Manchukuo Kangde ([[Puyi]])]]
<!---

===World War II and aftermath===
Before World War II, the Japanese colonized Manchukuo and used it as a base from which to invade China. In the summer of 1939 a border dispute between Manchukuo and the [[Mongolian People's Republic]] resulted in the [[Battle of Khalkhin Gol]]. During this battle, a combined [[Soviet Army|Soviet]]-Mongolian force defeated the Japanese [[Kwantung Army]] (''[[Kantōgun]]'') supported by limited Manchukuoan forces.

On 8 August 1945, the [[Soviet Union]] declared war on Japan, in accordance with the agreement at the [[Yalta Conference]], and invaded Manchukuo from outer Manchuria and Outer Mongolia. This was called [[Manchurian Strategic Offensive Operation]]. During the Soviet offensive the Army of Manchukuo, on paper a 200,000-man force, performed poorly and whole units surrendered to the Soviets without firing a single shot; there were even cases of armed riots and mutinies against the Japanese forces. Emperor Kangde (known by reign title Xuantong during the Qing Dynasty; his childhood name was Puyi) had hoped to escape to Japan to surrender to the Americans, but the Soviets captured him and eventually extradited him to the communist government in China, where the authorities had him imprisoned as a [[war criminal]] along with all other captured Manchukuo officials.

From 1945 to 1948, Manchuria (Inner Manchuria) served as a base area for the [[People's Liberation Army]] in the [[Chinese Civil War]] against the [[National Revolutionary Army]].<ref name=Borisov>Borisov, O. (1977). ''The Soviet Union and the Manchurian Revolutionary Base (1945-1949)''. Moscow, Progress Publishers.</ref> The [[Communist Party of China|Chinese Communists]] used Manchuria as a staging ground until the final Nationalist retreat to Taiwan in 1949. Many Manchukuo army and Japanese Kantogun personnel served with the communist troops during the Chinese Civil War against the Nationalist forces. Most of the 1.5&nbsp;million Japanese who had been left in Manchukuo at the end of World War II were sent back to their homeland in 1946-1948 by U.S. Navy ships in the operation now known as the [[Japanese repatriation from Huludao]].

==Politics==
[[Image:Manchuguo Poster.harmony of J,C and Mpeople.jpg|thumb|150px|[[Propaganda]] poster promoting harmony between Japanese, [[Han Chinese|Chinese]], and [[Manchu people|Manchu]]. The caption says (Right to left): "With the cooperation of Japan, China, and Manchukuo, the world can be in peace."]]
{{Main|Politics of Manchukuo}}
Historians generally consider Manchukuo a [[puppet state]] of [[Imperial Japan]]<ref>[http://www.bartelby.net/65/ma/Manchuku.html Columbia Encyclopedia article on Manchukuo]</ref> because of the Japanese military's strong presence and strict control of the government administration. Chinese historians generally refer to the state as 'Wei Manzhouguo' ('false state of Manchuria'). Some historians see Manchukuo as an effort at building a glorified Japanese state in mainland Asia that deteriorated due to the pressures of war.<ref>{{Citation |last=Doak |first=Kevin Michael |title=Review: ''Sovereignty and Authenticity: Manchukuo and the East Asian Modern'' by Prasenjit Duara |journal=The Journal of Japanese Studies |volume=30 |issue=2 |year=2004 |pages=502–507 |issn=0095-6848 |url=http://www.jstor.org/stable/25064511 }}.</ref>

The independence of Manchuria was proclaimed on 18 February 1932, and renamed to Manchukuo. The [[Japanese military]] commander appointed [[Puyi]] as [[regent]] ([[reign name]] Datong) for the time being, stating that he would become Emperor of Manchukuo but could not reign using the title of [[Emperor of the Great Qing Empire]] as he once held. Manchukuo was proclaimed a [[monarchy]] on 1 March 1934, with Puyi assuming the throne under the reign name of Emperor Kang-de. Puyi was assisted in his executive duties by a [[Privy Council]] ({{lang-zh|參議府}}), and a [[General Affairs State Council]] ({{lang-zh|國務院}}). This State Council was the center of political power, and consisted of several cabinet ministers, each assisted by a Japanese vice-minister.

The [[commanding officer]] of the [[Kwantung Army]] in Manchukuo was additionally the Japanese ambassador to Manchukuo. He functioned in a manner similar to that of a British [[Resident (title)|resident officer]] in British overseas [[protectorates]], with the power to veto decisions by the emperor. The [[Kwangtung Army]] leadership placed Japanese vice ministers in his cabinet, while all Chinese advisors gradually resigned or were dismissed.

The [[Legislative Council]] ({{lang-zh|立法院}}) was largely a ceremonial body, existing to rubber-stamp decisions issued by the State Council. The only authorized [[political party]] was the government-sponsored [[Concordia Association]], although various émigré groups were permitted their own political associations.

When the [[Surrender of Japan|Japanese surrender]] was announced on 15 August 1945, Puyi was "asked" to [[abdicate]], which he did.

===Head of State===
{{Infobox former monarchy
| royal_title = Emperor
| realm = Manchukuo
| border = imperial
| coatofarms = Flag of the Emperor of Manchukuo.svg
| coatofarmssize = 120px
| coatofarmscaption = '''Imperial Standard'''
| image = Puyi-Manchukuo.jpg
| caption = '''Kāngdé'''
| first_monarch = [[Pu-Yi|Kāngdé]]
| last_monarch = [[Pu-Yi|Kāngdé]]
| style = [[Imperial Majesty (style)|His Imperial Majesty]]
| residence = [[Museum of the Imperial Palace of the Manchu State|Imperial Palace]]
| appointer =
| began = 1 March 1934
| ended = 15 August 1945
| pretender = [[Jin Youzhi]]
}}
<center>
{| class="wikitable" border="1"
|+ '''Manchukuo''' 1932–1945
|-
! Personal Names
! Period of Reigns
! [[Chinese era name|Era names]] (年號) and their corresponding range of years
|-
| colspan="5" align="center" |''All given names in '''bold'''.''
|-
| [[Puyi|Aisin-Gioro '''Puyi''']] 愛新覺羅溥儀 Àixīnjuéluó Pǔyì
| March 1932 – August&nbsp;1945
| Datong (大同 Dàtóng) 1932–1934<br>Kangde (康德 Kāngdé) 1934–1945
|}</center>

=== Prime Minister ===
{| class="wikitable" style="width:70%; text-align:center;"
|--
! Name
! Portrait
! Born-Died
! Term start
! Term end
! Political Party
|-- style="background:#FFC500;"
|[[Zheng Xiaoxu]] || [[File:Zheng Xiaoxu.jpg|90px]] || 1860-1938 || 9 March 1932 || May 1935 || [[Concordia Association]]
|-- style="background:#FFC500;"
|[[Zhang Jinghui]] || [[File:Zhang Jinghui2.JPG|90px]] || 1871-1959 || May 1935 || August 1945 || [[Concordia Association]]
|--
|}

==Administrative divisions==
:''See [[List of administrative divisions of Manchukuo]] for a complete list of [[Prefecture (China)|prefecture-level]] divisions.''

During its short-lived existence, Manchukuo was divided into between five (in 1932) and 19 (in 1941) [[Province (China)|provinces]], one special ward of Peiman ({{lang-zh|北滿特別區}}) and two [[Direct-controlled municipality|Special cities]] which were [[Hsinking]] ({{lang-zh|新京特別市}}) and [[Harbin]] ({{lang-zh|哈爾濱特別市}}). Each province was divided into between four (Hsingan-tung) and 24 (Fengtien) [[Prefecture (China)|prefectures]]. Peiman lasted less than 3 years (1 July 1933 – 1 January 1936) and Harbin was later incorporated into [[Binkiang]] province. Lungkiang also existed as a province in the 1932 before being divided into [[Heiho]], [[Lungkiang]] and [[Sankiang]] in 1934. Antung and Chinchow provinces separated themselves from Fengtien while Binkiang and Chientao from Kirin separated themselves in the same year.
==Pemimpin==
<center>
{| class="wikitable" border="1"
|+ '''Manchukuo''' 1932–1945
|-
! Nama personal
! Periode jabatan
! [[Nama zaman Tiongkok|Nama zaman]] (年號) dan waktu pemerintahan
|-
| colspan="5" align="center" |''nama yang diberikan dalam '''tebal'''.''
|-
| [[Puyi|Aisin-Gioro '''Puyi''']] 愛新覺羅溥儀 Àixīnjuéluó Pǔyì
| Maret 1932 – Augustus&nbsp;1945
| Datong (大同 Dàtóng) 1932–1934<br>Kangde (康德 Kāngdé) 1934–1945
|}</center>
-->

== Referensi ==
{{reflist}}

== Lihat juga ==
* [[Pertempuran Danau Khasan]]
* [[Angkatan Bersenjata Kolaborator Tiongkok]]
* [[Kelompok Fengtian]]
{{Negara dan wilayah dalam pengaruh Kekaisaran Jepang pada Perang Dunia II}}{{Kekaisaran}}
[[Kategori:Bekas negara boneka Jepang]]
[[Kategori:Kata dan frasa Tionghoa]]
[[Kategori:Sejarah Tiongkok]]

Revisi terkini sejak 29 Juli 2023 13.24

Negara Manchuria
(1932–1934)
滿洲國


Kekaisaran Manchuria Raya
(1934–1945)
大滿洲帝國
ᡩᠠᠮᠠᠨᠵᡠ
ᡤᡠᡵᡠᠨ

1932–1945
Bendera Manchukuo
Bendera
{{{coat_alt}}}
Lambang
Semboyan"Lima Ras dibawah Satu Kesatuan"
"五族共和"
Lagu kebangsaanLagu Kebangsaan Manchukuo
(1933–1942)

(1942–1945)
Segel Nasional
滿洲帝國之寶
Lokasi Manchuko (merah) dalam lingkup pengaruh Jepang. (merah muda)
Lokasi Manchuko (merah) dalam lingkup pengaruh Jepang. (merah muda)
StatusNegara boneka dari Kekaisaran Jepang
Ibu kotaHsinking (Changchun)
(sebelum 9 Agustus 1945)
Tonghua (Linjiang)
(sebelum 18 Agustus 1945)
Bahasa yang umum digunakanJepang
Mandarin
Mongolia
Manchu (tidak resmi)[1]
PemerintahanMonarki konstitusional dengan sistem partai tunggal di bawah Kediktatoran militer
Kepala Eksekutif 
• 1932–1934
Aisin-Gioro Puyi
Kaisar 
• 1934–1945
Kangde (Aisin-Gioro Puyi)
Perdana Menteri 
• 1932–1935
Zheng Xiaoxu
• 1935–1945
Zhang Jinghui
LegislatifMajelis Legislatif
Era SejarahPeriode antar perang · Perang Dunia II
• Diproklamasikan
18 Februari 1932
• Dibubarkan
Augustus 1945
Luas
 - Total
1,550,000 km² km2
Mata uangYuan Manchukuo
Didahului oleh
Digantikan oleh
Republik Tiongkok (1912-1949)
Pendudukan Soviet di Manchuria
Wilayah Pangkalan Revolusioner Partai Komunis Tiongkok
Sekarang bagian dari Tiongkok
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Manchukuo (Hanzi Tradisional: 滿洲國; Hanzi Sederhana: 满洲国; Pinyin: Mǎnzhōuguó; bahasa Jepang: 滿洲国; arti harfiah: "Negara Manchuria") adalah sebuah negara boneka yang berdiri di daerah Tiongkok Timur Laut dan Mongolia Dalam, yang diperintah dalam bentuk monarki konstitusional. Luas negara ini kira-kira 1.550.000 km², Wilayah ini secara umum dikenal sebagai Manchuria oleh orang Barat dan orang Jepang, yang ditetapkan oleh mantan penguasa Tiongkok, Dinasti Qing sebagai "tanah air" kelompok etnis keluarga penguasa yaitu Bangsa Manchu, tetapi orang-orang Manchu tersebut sendiri tidak pernah menggunakan kata "Manchuria" (滿洲) sebagai nama tempat yang merujuk ke daerah ini.

Pada tahun 1931, daerah ini diserang dan berhasil dikuasai oleh Jepang setelah Insiden Mukden dan satu tahun kemudian pemerintah pro-Jepang didirikan di wilayah ini dengan Puyi, kaisar Qing terakhir, sebagai regent dan kaisar (secara nominal).[2] Pemerintahan Manchukuo dihapuskan setelah kekalahan Kekaisaran Jepang pada akhir Perang Dunia II. Daerah yang secara formal dikuasai oleh negara boneka ini diserang dan berhasil dikuasai oleh tentara Soviet pada Agustus 1945,[3] dan secara formal diserahkan ke administrasi Tiongkok pada tahun berikutnya.[4]

Meskipun nama negara ini menggunakan kata Manchu, orang-orang Manchu hanya menjadi minoritas di negara ini, dan Han Tiongkok menjadi penduduk mayoritas. Populasi orang-orang Korea bertambah pada zaman Manchukuo. Di samping suku-suku tersebut terdapat juga bangsa minoritas, seperti orang Jepang, Mongol, Rusia Putih, dan lainnya. Namun, daerah mayoritas berbangsa Mongol yang ada di Manchukuo barat diperintah di bawah sistem yang sedikit berbeda karena pengakuan dari tradisi Mongolia di sana. Bagian selatan Semenanjung Liaodong diperintah oleh Jepang sebagai Wilayah Sewaan Kwantung.

Sebagai akibat langsung dari Perang Rusia-Jepang (1904-1905), pengaruh Jepang menggantikan pengaruh Rusia di Mongolia Dalam. Pada tahun 1906, Jepang membangun Jalur Kereta Api Mongolia Selatan yang menuju Port Arthur (Bahasa Jepang: Ryojun). Antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II Manchuria menjadi medan pertempuran politik dan militer antara Rusia, Jepang, dan Tiongkok. Jepang terpaksa pindah ke Manchuria Luar sebagai akibat dari kekacauan yang disebabkan Revolusi Rusia 1917. Namun, kombinasi keberhasilan militer Soviet dan tekanan ekonomi Amerika memaksa Jepang untuk menarik diri dari daerah ini dan Manchuria Luar kembali ke kekuasaan Uni Soviet pada tahun 1925.

Saat zaman panglima perang di Tiongkok, panglima perang Zhang Zuolin mengukuhkan kekuasaanya atas Manchuria Dalam dengan perlindungan Jepang. Namun, Tentara Kwantung Jepang malah menemukan dia terlalu independen. Akibatnya ia dibunuh pada tahun 1928.

Protokol Jepang-Manchukuo 15 September 1932.
Takhta Kaisar Manchukuo sekitar 1937.

Setalah invasi Jepang atas Manchuria pada 1931, militeris Jepang bergerak maju untuk memisahkan wilayah tersebut dari kontrol Tiongkok dan berencana untuk mendirikan negara boneka yang beraliansi dengan Jepang. Untuk membuat suasana legitimasi, kaisar terakhir Tiongkok, Puyi, diundang untuk datang dengan pengikutnya dan diminta menjadi kepala negara Manchuria. Salah satu sahabatnya yang setia adalah Zheng Xiaoxu, seorang reformis dan loyalis Qing.[5]

Pada 18 Februari 1932, Negara Manchu (Manchukuo, Pinyin: Mǎnzhōuguó)[6] diproklamasikan dan diakui oleh Jepang pada 15 September 1932 melalui Protokol Jepang-Manchukuo. Kota Changchun kemudian dinamakan Hsinking (Pinyin: Xinjing) (新京, secara literal "Ibukota Baru") dan menjadi ibukota etintias baru ini. Orang Tionghoa yang hidup di Manchuria mendirikan tentara sukarelawan untuk melawan jepang dan negara baru ini membutuhkan perang yang berlangsung beberapa tahun untuk menenangkan negara.

Jepang awalnya mengangkat Puyi sebagai Kepala Negara pada tahun 1932, dan dua tahun kemudian dia dinyatakan sebagai Kaisar Manchukuo dengan nama zaman Kangde ("Ketenangan dan Kebajikan"; Wade-Giles: Kangte). Manchukuo kemudian menjadi Kekaisaran Manchukuo Raya, sering kali disebut Manchutikuo (Pinyin: Mǎnzhōu Dìguó). Zheng Xiaoxu menjabat sebagai perdana menteri pertama Manchukuo hingga 1935, dan penerusnya adalah Zhang Jinghui menggantikan dia. Puyi tidak lebih dari seorang pemmpin boneka dan otoritas yang nyata berada di tangan para pejabat militer Jepang. Sebuah istana kekaisaran kemudian dibangun untuk Kaisar. Semua menteri Manchu menjabat sebagai kaki tangan para wakil menteri mereka yang berasal dari orang Jepang. Wakil Menteri/Orang-orang Jepang inilah yang membuat semua keputusan.

Dengan cara ini, Jepang secara resmi memisahkan Manchukuo dari Tiongkok pada 1930-an. Dengan investasi Jepang dan sumber daya alam yang kaya, daerah ini menjadi industri pembangkit tenaga listrik. Manchukuo memiliki uang kertas dan perangko pos yang mereka cetak sendiri. Beberapa bank independen juga didirikan.

Pada tahun 1935, Manchukuo membeli Jalur Kereta Api Tiongkok Timur dari Uni Soviet.

Pengakuan diplomatik

[sunting | sunting sumber]
Pengakuan diplomatik Manchukuo

Tiongkok tidak mengakui Manchukuo namun kedua negara mendirikan hubungan resmi perdagangan, transportasi dan komunikasi. Pada tahun 1933 Liga Bangsa-Bangsa menerbitkan Laporan Lytton, dan mengakui Manchuria tetap menjadi bagian Tiongkok. Hal ini membuat Jepang mengundurkan diri dari LBB. Kasus Manchukuo membuat Amerika Serikat menyatakan Doktrin Stimson. Di luar penolakan LBB negara ini diakui sejulah negara, seperti El Salvador (3 Maret 1934), Republik Dominika (1934), Uni Soviet (de facto 23 Maret 1935; de jure 13 April 1941),[7][8] Italia (29 November 1937), Spanyol (2 Desember 1937), Jerman (12 Mei 1938) dan Italia (9 Januari 1939).

Meskipun Tahta Suci diyakini membuka hubungan diplomatik dengan Manchukuo pada tahun 1934, tetapiTahta Suci sebenarnya tidak pernah melakukannya. Keyakinan ini pada umumnya disebabkan referensi yang salah dari film Bernardo Bertolucci The Last Emperor (1987) yang menyatakan Tahta Suci mengakui Manchukuo. Pastor Auguste Ernest Pierre Gaspais ditunuk sebagai "perwakilan ad tempus Tahta Suci dan Misi Katolik ke Manchukuo" oleh Kongregasi De Propaganda Fide (lembaga yang murni untuk tujuah isi keagamaan) dan bukan oleh Sekretariat Negara yang bertanggng jawab untuk hubungan diplomatik.[9]

Pada permmulaan PD II, negara ini dakui oleh Slowakia (1 Juni 1940), Prancis Vichy (12 Juli 1940), Rumania (1 Desember 1940), Bulgaria (10 Mei 1941), Finlandia (18 Juli 1941), Denmark (Augustus 1941), Kroasia (2 Augustus 1941) yang semuanya dipengaruhi/dikuasai oleh Jerman, serupa dengan Rezim Wang Jingwei di Tiongkok (30 November 1940), Thailand (5 Augustus 1941) dan Filipina (1943) yang semuanya di bawah kekuasaan Jepang.

Kaisar Manchukuo Kangde (Puyi)

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Mitani, Hiromi (1996). "A STUDY OF MANCHUKUO'S LANGUAGE POLICY : THE REPRESENTATION OF NATION AND NATIONAL LANGUAGE IN THE NEW SCHOOL SYSTEM". Essays and studies. 46 (2). 
  2. ^ "Encyclopædia Britannica article on Manchukuo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-21. Diakses tanggal 2015-07-16. 
  3. ^ [1]
  4. ^ Catatan- meskipun wilayah ini kemudian berada di tangan Pemerintah nasionalis sebelum Perang Saudara Tiongkok berakhir pada tahun 1949, pendudukan Soviet secara singkat membantu mengubah wilayah itu menjadi basis kekuatan pasukan Komunis Tiongkok yang dipimpin oleh Mao Zedong, dimana Tentara Pembebasan Rakyat dapat memasok kekuatan mereka dengan peralatan Jepang dan mendapatkan keuntungan strategis terhadap pemerintah Nasionalis yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek.
  5. ^ Reginald Fleming Johnston, p. 438.
  6. ^ "Between World Wars". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-31. Diakses tanggal 2015-07-16. 
  7. ^ Nish, Ian Hill (2002), Japanese foreign policy in the interwar period, Westport, CT: Praeger, hlm. 95, ISBN 0-275-94791-2 .
  8. ^ Lu, David John (2002), Agony of choice: Matsuoka Yōsuke and the rise and fall of the Japanese Empire, 1880-1946, Lanham, MD: Lexington Books, hlm. 83, ISBN 0-7391-0458-6 .
  9. ^ Valente, Gianni. "Vatican-Manchukuo, mea culpas are not necessary". 30giorni. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-25. Diakses tanggal February 25, 2013. 

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]