Isa: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k menambahkan etimologi agar lebih meyakinkan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(473 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{about|Nabi dalam Islam|nama|Isa (nama)}} |
|||
'''''Isa''''' (عيسى ) merupakan nama Muslim untuk [[Yesus]] yang dipakai dalam [[Alquran]], [[Kitab Suci]] Agama [[Islam]]. Kata ini diyakini diambil dari bahasa Aram, Eesho atau Eesaa. Orang [[Kristen]] Arab menyebut [[Yesus]] dengan Yasu' al-Masih (يسوع المسيح). |
|||
{{Infobox person |
|||
| honorific_prefix = [[Nabi]] dan [[Rasul]] |
|||
| name = 'Īsā<br />عيس |
|||
| honorific_suffix = [[Alaihis Salam|'alaihissalam]], [[Ululazmi|Ulul 'Azmi]] |
|||
| title = * [[Alaihis Salam|'Alaihissalam]] |
|||
* [[Almasih]] |
|||
* [[Ululazmi|Ulul 'Azmi]] |
|||
* [[Maryam|Ibnu Maryam]] |
|||
* Ruhullah |
|||
* Kalimatullah |
|||
| image = Isa (Jesus)1.png |
|||
| image_size = 150px |
|||
| caption = Kaligrafi Isa ''<br>'alaihis-salam'' |
|||
| birth_name = |
|||
| birth_date = 4 SM |
|||
| birth_place = [[Bethlehem]] |
|||
| disappeared_date = 33 M |
|||
| death_place = |
|||
| resting_place = {{unbulleted list |
|||
}} |
|||
| residence = [[Palestina]] |
|||
| years_active = |
|||
| notable_works = |
|||
| predecessor = {{unbulleted list |
|||
| [[Yahya]] ([[Nabi dan rasul dalam Islam|Sesuai urutan 25 nabi dan rasul]]) |
|||
}} |
|||
| successor = {{unbulleted list |
|||
| [[Muhammad]] ([[Nabi dan rasul dalam Islam|Sesuai urutan 25 nabi dan rasul]]) |
|||
}} |
|||
| spouse = |
|||
| children = |
|||
| parents = [[Maryam]] |
|||
| relatives = |
|||
}} |
|||
{{Nabi Islam}} |
|||
'''Isa''' ({{Lang-ar|عيسى|'Īsā}}) adalah tokoh dalam [[Al-Qur'an]] yang merupakan seorang ''[[nabi]]'' yang ke-24<ref name="ReferenceB">[[Nabi dan rasul dalam Islam|Sesuai urutan 25 nabi dan rasul]]</ref> sekaligus ''[[rasul]]'' yang ke-13<ref name="ReferenceB"/> serta merangkap dengan kedudukan sebagai ''[[Ululazmi|ulul azmi]]'' yang ke-4<ref>[[Ululazmi|Sesuai urutan 5 ulul azmi]]</ref> pada [[Islam]]. |
|||
== Ayat == |
|||
{{quote|Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, muslim, dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.|{{cite quran|3|67|style=inline}}}} |
|||
{{quote|Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka (Bani Israil), dia berkata, "Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para Ḥawāriyyūn (sahabat setianya) menjawab, "Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim.|{{cite quran|3|52|style=inline}}}} |
|||
{{quote|Katakanlah (Muhammad), "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri."|{{cite quran|3|84|style=inline}}}} |
|||
== '''KISAH NABI ISA''' == |
|||
{{quote|dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang siapa yang dibunuh. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya, tetapi Allah telah mengangkat Isa kehadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.|{{cite quran|4|157-158|style=inline}}}} |
|||
{{quote|Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan Kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, dan sebagai petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.|{{cite quran|5|46|style=inline}}}} |
|||
Matahari tampak akan tenggelam, angin pun bertiup sepoi-sepoi di sekitar pepohonan. Harum semerbak mulai memenuhi mihrab Maryam. Bau itu menembus jendela mihrab dan mengepakkan sayapnya di sekeliling gadis perawan yang khusuk dalam salat tanpa seorang pun mendengar suaranya. Maryam merasa bahwa udara dipenuhi dengan bau harum yang mengagumkan. Ia kembali melakukan salatnya dengan khusuk dan mengungkapkan syukur kepadaAllahSWT. |
|||
== Nama == |
|||
Seekor burung hinggap di jendela mihrab. Ia mengangkat paruhnya ke atas dan mengarahkan ke matahari serta mengepakkan kedua sayapnya lalu ia terjun ke air dan mandi di dalamnya. Kemudian ia terbang ringan di sekitamya. Maryam ingat bahwa beliau lupa untuk menyirami pohon mawar yang tumbuh secara tiba-tiba di tengah dua batu yang tumbuh di luar mesjid. Maryam menyelesaikan salatnya lalu ia keluar dari mihrab dan menuju pohon. Belum selesai beliau siap-siap untuk keluar sehingga para malaikat memanggilnya: |
|||
{{utama|Isa (nama)}} |
|||
Ada beberapa pendapat mengenai nama asli Isa. Sebagian menyatakan bahwa nama Yesus dalam bahasa Ibrani {{lang|he|ישע|rtl=yes}} ''Yesyua‘'' atau ''Y'syua‘'' merupakan nama asli Isa. Nama ini disebut merupakan kependekan dari {{lang|he|יהושע}} ''Yehosyua‘''.<ref name="newadvent.org">{{cite web|url=http://www.newadvent.org/cathen/08374x.htm|title=CATHOLIC ENCYCLOPEDIA: The Name of Jesus Christ|publisher=}}</ref> [[Klemens dari Aleksandria]] dan [[Sirilus dari Yerusalem]] berpendapat bahwa nama Yunani {{lang|grc|Ἰησοῦς}} ''Iēsous'' merupakan nama asli Isa dan nama ini bukan turunan dari bentuk Ibraninya.<ref name="newadvent.org"/> Pendapat lain menyatakan bahwa nama asli Isa menggunakan nama Aram {{lang|arc|ܝܫܘܥ}}, dibaca ''Yesyu‘'' dalam dialek Suryani Barat atau ''Isyo‘'' dalam dialek Suryani Timur,<ref name="Jennings">[http://dukhrana.com/lexicon/word.php?adr=2:9575&font=Estrangelo+Edessa Jennings]</ref><ref>The Encyclopaedia Brittanica (1911), 11th Edition. Cambridge, England: University Press</ref> mengingat dia tumbuh dan berdakwah utamanya dengan bahasa Aram.<ref>{{Cite web|url=https://www.answering-christianity.com/name_of_jesus.htm|title=Name of Jesus|last=Juferi|first=Mohd Elfie Nieshaem|date=|website=Answering Christianity|access-date=30 Juli 2020}}</ref> Nama Yesus yang digunakan umat Kristen diturunkan dari nama Yunani ''Iēsous''. Umat Kristen Arab menyebut Isa dengan {{lang|ar|يسوع}} ''Yasū‘'' yang diturunkan dari ''Yesyua‘'' dengan perubahan [[fonetik]].{{sfn|Reynolds|2007|pp=235}}<ref name="LewisPellat1998">{{citation|last=Anawati|first=G. C.|editor-last=Lewis|editor-first=B.|editor2-last=Pellat|editor2-first=C.|editor-last3=Vandonzel|editor-first3=E.|contribution=ʿIsā|title=Encyclopaedia of Islam|contribution-url=http://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/isa-COM_0378?s.num=0&s.q=isa|volume=4|date=May 1998|publisher=Brill Academic Pub|isbn=978-90-04-05745-6|page=81}}</ref> ''Yasū‘'' digunakan sejak sebelum masa [[Islam]] dan dan tetap digunakan pada masa-masa setelahnya.{{sfn|Beaumont|2005|p=175}}<ref>{{cite book|last1=Jeffery|last2=Böwering|last3=McAuliffe|first1=Arthur|first2=Gerhard|first3=Jane|title=The Foreign Vocabulary of the Quran|year=2008|publisher=Woods Press|isbn=978-1-4437-2149-3|pages=220|url=https://books.google.com/books?id=YTg4bdQSeLQC}}</ref> |
|||
Asal-muasal nama Isa yang digunakan dalam Al-Qur'an masih belum sepenuhnya terpecahkan dan ada beberapa pendapat terkait hal ini. |
|||
"''Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)."'' (QS. Ali 'Imran: 42) |
|||
* Turunan dari dialek Suryani Timur ''Isyo‘''.<ref>Robinson, N. (1991). ''Christ in Islam and Christianity''. London: Macmillan Press LTD. hlm. 17</ref><ref>Griffith, S. H. (2013). ''The Bible in Arabic: The Scriptures of “the People of the Book” in the Language of Islam''. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. hlm. 84 catatan kaki 64</ref><ref>Jongeneel, J. A. B. (1989). ''Jesus Christ in World History: His Presence and Representation in Cyclical and Linear Settings''. Frankfurt: Peter Lang Internationaler Verlag der Wissenschaften. hlm. 128</ref> |
|||
* Turunan dari nama {{lang|he|עֵשָׂו|rtl=yes}} ''‘Esau''.<ref name="EQ">''[[Encyclopaedia of the Qur'an]]'' vol 3, Penyunting Umum: Jane Dammen McAuliffe (Universitas Georgetown, Washington DC). Brill Academic, 2003, hlm. 8-10</ref> Namun tidak ada bukti bahwa umat [[Yahudi]] pernah menyebut Isa dengan nama ini. |
|||
* Merupakan bentuk penyerasian agar selaras dengan nama [[Musa]], sebagai bentuk gaya puisi Al-Qur'an.{{sfn|Reynolds|2007|pp=236}} |
|||
* Isa Merupakan nama asli beliau, sedangkan ''Yesyua''' merupakan gelar atau julukannya, bagaimanapun kata Isa sudah digunakan beberapa ratus tahun sebelum masa kenabian nabi Muhammad. |
|||
Isa juga digunakan oleh beberapa kelompok [[Kristen]] di negara-negara [[Muslim]]. Terjemahan [[Injil Matius]] dalam [[bahasa Persia]] pada abad ke-14, salah satu manuskrip naskah terawal yang masih ada, menggunakan kata Isa.<ref>{{cite web| url=http://www.loc.gov/exhibits/vatican/orient.html | title=Rome Reborn: The Vatican Library & Renaissance Culture | publisher=LOC |accessdate=14 Juli 2012}}</ref> Kemudian, terjemahan dalam bahasa lainnya juga mengikuti penamaan tersebut. Beberapa terjemahan Evangelikal modern juga menggunakan kata Isa, seperti ''Life of Christ'' (Arab 1987) karya David Owen.<ref>Ivor Mark Beaumont. ''Christology in Dialogue with Muslims: A Critical Analysis of Christian Presentations of Christ for Muslims from the Ninth and Twentieth Centuries''. Oxford: Regnum Books International, 2005 - hlm. 175 "language is used in the translation in an unprecedented way.3 For example, the use of the Qur'anic name Isa for Jesus in The Life of Christ is a startling innovation for Christian Arabic writing, where the ancient Syriac Yasu'a is normally found.[Correction: the ancient Syriac was Yeshu`, the form Yasu'a (sic) is an Arabic modification of the Syriac name.]</ref> |
|||
Maryam berhenti dan tampak wajahnya yang pucat dan semakin bertambah. Mihrab itu dipenuhi dengan kalimat-kalimat para malaikat yang memancarkan cahaya. Maryam merasa bahwa pada hari-hari terakhir terdapat perubahan pada suasana ruhaninya dan fisiknya. Di tempat itu tidak terdapat cermin sehingga ia tidak dapat melihat perubahan itu. Tetapi ia merasa bahwa darah, kekuatan dan masa mudanya mulai meninggalkan tempatnya dan digantikan dengan kesucian dan kekuatan yang lebih banyak. Beliau menyadari bahwa ia sedang gugup. Beliau merasakan kelemahan manusiawi dan adanya kekuatan yang luar biasa. Setiap kali tubuhnya merasakan kelemahan, maka bertambahlah kekuatan dalam ruhnya. Perasaan yang demikian ini justru membangkitkan kerendahan hatinya. Maryam mengetahui bahwa ia akan memikul tanggung jawab besar. |
|||
== Kisah == |
|||
"''Dan (ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata: 'Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yong semasa dengan kamu)."'' (QS. Ali 'Imran: 42) |
|||
[[Al-Qur'an]] (kitab suci Islam) [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|menyebut]] nama Isa sebanyak 25 kali.{{efn|Dalam Al-Qur'an, nama Isa disebutkan 25 kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan ---> |
|||
# Al-Baqarah (2): 87, 136, 253 |
|||
# Ali 'Imran (3): 45, 52, 55, 59, 84 |
|||
# An-Nisa' (4): 157, 163, 171 |
|||
# Al-Ma'idah (5): 46, 78, 110, 112, 114, 116 |
|||
# Al-An'am (6): 85 |
|||
# Maryam (19): 34 |
|||
# Al-Ahzab (33): 7 |
|||
# Asy-Syura (42): 13 |
|||
# Az-Zukhruf (43): 63 |
|||
# Al-Hadid (57): 27 |
|||
# Ash-Shaff (61): 6, 14 |
|||
}} Dia juga disebut ibnu Maryam sebanyak 23 kali{{efn|Dalam Al-Qur'an, Isa disebut {{lang|ar|ٱبْنُ مَرْيَمَ}} ''ibnu Maryam'' sebanyak 23 kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan ---> |
|||
# Al-Baqarah (2): 87, 253 |
|||
# Ali 'Imran (3): 45 |
|||
# An-Nisa' (4): 157, 171 |
|||
# Al-Ma'idah (5): 17 {{small|(2 kali)}}, 46, 72, 75, 78, 110, 112, 114, 116 |
|||
# At-Taubah (9): 31 |
|||
# Maryam (19): 34 |
|||
# Al-Mu'minun (23): 50 |
|||
# Al-Ahzab (33): 7 |
|||
# Az-Zukhruf (43): 57 |
|||
# Al-Hadid (57): 27 |
|||
# Ash-Shaff (61): 6, 14 |
|||
}} dan Al-Masih 11 kali.{{efn|Dalam Al-Qur'an, Isa disebut {{lang|ar|المسيح}} ''Al-Masih'' sebanyak 11 kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan ---> |
|||
# Ali 'Imran (3): 45 |
|||
# An-Nisa' (4): 157, 171, 172 |
|||
# Al-Ma'idah (5): 17 {{small|(2 kali)}}, 72 {{small|(2 kali)}}, 75 |
|||
# At-Taubah (9): 30, 31 |
|||
}} Kisahnya disebutkan dalam Surah [[Surah Ali Imran|Ali 'Imran]] (3): 49-55, [[Surah Al-Ma’idah|Al-Ma'idah]] (5): 110-118, dan [[Surah Maryam|Maryam]] (19): 24-36. Dalam [[Alkitab]] (kitab suci Kristen), kisahnya disebutkan dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. |
|||
=== Latar belakang === |
|||
Dengan kalimat-kalimat yang sederhana ini Maryam memahami bahwa Allah SWT telah memilihnya dan menyucikannya dan menjadikannya penghulu para wanita dunia. Beliau adalah wanita terbesar di dunia. Para malaikat kembali berkata kepada Maryam: |
|||
{{utama|Bani Israil}} |
|||
Setelah [[Sulaiman]] mangkat, [[Kerajaan Israel (kerajaan bersatu)|Kerajaan Israel]] terbagi menjadi dua: kerajaan di utara yang juga disebut [[Kerajaan Israel (Samaria)|Kerajaan Israel]], tapi kerap disebut Kerajaan Utara atau Kerajaan Samaria untuk membedakan dengan Kerajaan Israel lama; dan [[Kerajaan Yehuda]] di selatan.<ref>{{Alkitab|1 Raja-raja 12: 1-24}}</ref> Kerajaan Samaria ditaklukkan Asyur pada 720-an SM.<ref>{{cite book |last=Broshi |first=Maguen |title=Bread, Wine, Walls and Scrolls |url=https://books.google.com/books?id=etTUEorS1zMC&pg=PA174&dq=the+main+reasons+behind+this+expansion+was+the+immigration+of+Israelites+who+came+to+Judah+from+the+Northern+Kingdom+after+the+fall+of+Samaria+in+721+BCE&hl=es-419&sa=X&ei=DCiQVbrTJsbv-AGv4oiICw&ved=0CBkQ6AEwAQ#v=onepage&q=the%20main%20reasons%20behind%20this%20expansion%20was%20the%20immigration%20of%20Israelites%20who%20came%20to%20Judah%20from%20the%20Northern%20Kingdom%20after%20the%20fall%20of%20Samaria%20in%20721%20BCE&f=false |publisher=Bloomsbury Publishing |year=2001 |page=174 |isbn=1841272019}}</ref> Satu setengah abad kemudian, Kerajaan Yehuda ditaklukkan [[Kekaisaran Babilonia Baru|Babilonia Baru]] pada tahun 587 SM dan Bait Suci ([[Baitul Maqdis]], [[Masjid Al-Aqsha]]) yang menjadi pusat ibadah Bani Israil turut dihancurkan. Banyak Bani Israil kemudian diasingkan ke Babilonia. Pada masa antara Sulaiman dan sebelum pengasingan Bani Israil ke Babilonia disebut periode Bait Suci pertama. Pada masa-masa selanjutnya, Bani Israil (sebutan untuk keturunan [[Yakub|Ya'qub]]) juga kerap disebut dengan bangsa Yahudi, meski ada juga non-Bani Israil yang menjadi penganut ajaran Yahudi. |
|||
[[Berkas:Palestine in the time of Jesus.jpg|jmpl|[[Palestina (kawasan)|Palestina]] pada zaman Isa (4 SM-30 M). Keterangan dalam bahasa Inggris.]] |
|||
"''Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orangyang ruku."'' (QS. Ali 'Imran: 43) |
|||
Setelah lima puluh tahun di pengasingan, Kekaisaran Persia Akhemeniyah memperkenakan Bani Israil kembali ke Palestina dan Bait Suci kembali dibangun, menandakan dimulainya periode Bait Suci kedua. Antara tahun 332-160 SM, kawasan Palestina dikuasai dinasti-dinasti dari Yunani. Mereka mendorong proses [[Helenisasi]] di wilayah bawahannya, menjadikan kebudayaan Yunani sangat dominan di Palestina dan kehidupan sosial-keagamaan Bani Israil. Proses Helenisasi ini memicu umat Yahudi melancarkan [[Pemberontakan Makabe]] dan umat Yahudi berhasil berkuasa secara mandiri di bawah kepemimpinan Dinasti Yahudi [[Hashmonayim]]. Saat meluaskan wilayahnya, Hashmonayim juga memaksa penduduk taklukan untuk memeluk agama Yahudi, meskipun penduduknya bukanlah Bani Israil. Bangsa [[Edom]] kemudian menjadi Yahudi.<ref>Flavius Josephus Antiquities 13.257–258</ref><ref>[http://www.ccel.org/j/josephus/works/ant-13.htm Josephus, ''Ant.'' xiii, 9:1., via]</ref> Pada 37 SM, kekuasaan Hashmonayim atas Palestina berakhir, digantikan oleh [[Herodes yang Agung]], raja bawahan Romawi. Herodes adalah keturunan bangsa Edom yang menjadi pemeluk Yahudi pada masa Hashmonayim.<ref name=":0">[http://www.britannica.com/EBchecked/topic/263437/Herod Herod] at ''Encyclopædia Britannica'': "...thus, Herod was, although a practicing Jew, of Arab origin on both sides."</ref><ref>{{cite web|url=http://ngm.nationalgeographic.com/print/2008/12/herod/mueller-text|title=National Geographic Magazine - NGM.com|website=ngm.nationalgeographic.com}}</ref><ref name=PersPers>Aryeh Kasher dan Eliezer Witztum, ''King Herod: A Persecuted Persecutor: A Case Study in Psychohistory'', hlm. 19-23</ref><ref>Jan Retsö, ''The Arabs in Antiquity: Their History from the Assyrians to the Umayyads'', Routledge (2013), hlm. 374</ref><ref name=Losch>Richard R. Losch, ''All the People in the Bible'', Wm. B. Eerdmans Publishing (2008), hlm. 155</ref> Setelah Herodes Agung mangkat pada 4 SM, wilayah Palestina dibagi-bagi untuk tiga putranya: [[Herodes Arkhelaus]], [[Herodes Antipas]], dan [[Filipus bin Herodes|Herodes Filipus II]]. Secara resmi, mereka tidak menyandang gelar raja sebagaimana ayah mereka.<ref name="Jeffers">{{cite book |last1=Jeffers |first1=James S. |title=The Greco-Roman World of the New Testament Era: Exploring the Background of Early Christianity |date=2000 |publisher=Intervarsity-Press |isbn=978-0830815890 |page=125 |url= https://books.google.com/?id=YGmKaXiUDiYC&pg=PA125&dq=herod+antipas+king#v=onepage&q=herod%20antipas%20king&f=false |accessdate=29 September 2016}}</ref> Arkhelaus menyandang gelar [[etnark]] (semacam gubernur), sedangkan Antipas dan Filipus bergelar tetrark (semacam gubernur). Sebagaimana ayah mereka, ketiganya juga penguasa bawahan Kaisar Romawi. |
|||
Isa dan Yahya hidup pada satu zaman. Mereka berdakwah di Palestina pada masa kekuasaan Kaisar Romawi kedua, [[Tiberius]] (berkuasa 14-37 M), saat [[Pontius Pilatus]] menjabat [[prefek]] (Wali negeri) [[Provinsi Iudaea]] (Palestina).<ref>{{Alkitab|Lukas 3: 1}}</ref> Isa tumbuh di Galilea (Palestina utara) dan kebanyakan dakwahnya dilakukan di sana.{{sfn|Green|McKnight|Marshall|1992|p=442}} Bahasa yang digunakan di Galilea dan Palestina pada masa itu termasuk [[bahasa Aram Palestina Yahudi]], [[Bahasa Ibrani|Ibrani]], dan [[Bahasa Yunani Koine|Yunani Koine]], dengan dominan bahasa Aram.<ref name="BarrLang">{{cite journal|first=James|last= Barr|title=Which language did Jesus speak| journal=Bulletin of the John Rylands University Library of Manchester|year= 1970|volume= 53|issue=1| pages= 9–29 |url=https://www.escholar.manchester.ac.uk/uk-ac-man-scw:1m2973|doi= 10.7227/BJRL.53.1.2|issn=2054-9318}}</ref><ref name="Porter110">{{cite book|title=Handbook to exegesis of the New Testament|url=https://archive.org/details/handbooktoexeges00port|url-access=limited|first=Stanley E.|last= Porter|year= 1997| isbn= 978-90-04-09921-0 |publisher=Brill |pages= [https://archive.org/details/handbooktoexeges00port/page/n124 110]–12}}</ref> Ada konsensus substansial bahwa Isa memberikan sebagian besar ajarannya dalam bahasa Aram{{sfn|Dunn|2003|pp=313–15}} dialek Galilea.<ref name="Allen C. Myers">{{cite encyclopedia|encyclopedia=The Eerdmans Bible Dictionary|title=Aramaic|quote=|page=[https://archive.org/details/eerdmansbibledic00myer/page/72 72]|isbn=978-0-8028-2402-8|editor=Allen C. Myers|location=Grand Rapids, Michigan |publisher= William B. Eerdmans |year=1987 |url=https://archive.org/details/eerdmansbibledic00myer/page/72}}</ref><ref name="Encyclopedia">{{cite encyclopedia|url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/32043/Aramaic-language |title=Aramaic language |encyclopedia=Encyclopædia Britannica}}</ref> |
|||
Perintah tersebut ditetapkan setelah adanya berita gembira agar beliau meningkatkan kekhusukannya, sujudnya, dan rukuknya kepada Allah SWT. Maryam lupa terhadap pohon mawar dan beliau kembali salat. Maryam merasakan bahwa sesuatu yang besar akan akan terjadi padanya. Beliau merasakan hal itu sejak beberapa hari, tetapi perasaan itu semakin menguat saat ini. |
|||
==== Keagamaan ==== |
|||
Matahari meninggalkan tempat tidurnya sementara malam telah bangkit sedangkan bulan duduk di atas singgasananya di langit dan di sekelilingnya terdapat awan-awan yang indah dan putih. Kemudian datanglah pertengahan malam dan Maryam masih sibuk dalam salatnya. Beliau menyelesaikan salatnya dan teringat pohon mawar itu lalu beliau membawa air di suatu bejana dan pergi untuk menyiramnya. |
|||
Saat berada di pengasingan Babilonia dan tidak adanya Bait Suci sebagai pusat peribadahan, rumah-rumah umat Yahudi (''beit knesset'' atau [[sinagoga]]) menjadi tempat pertemuan utama untuk beribadah dan ''beth midrash'' sebagai tempat pembelajaran Taurat dan tafsirnya. Meski Akhemeniyah kemudian memperbolehkan Bani Israil kembali ke Palestina dan membangun Bait Suci kembali, Bani Israil tidak diizinkan mendirikan kerajaan. Tanpa keberadaan raja, kedudukan imam atau pendeta Yahudi (כֹּהֵן, ''kohen'') menjadi sangat dominan dan kewenangan Bait Suci dalam kehidupan masyarakat semakin kuat. Di waktu inilah muncul aliran [[Saduki]] sebagai wadah para imam yang menjadi kelompok elit dalam masyarakat. Para imam Saduki memegang berbagai urusan kenegaraan, seperti mengurus urusan dalam negeri, mengumpulkan pajak, memimpin pasukan, dan mengelola hubungan dengan negara lain atau negara penguasa, seperti Romawi.{{sfn|Wellhausen|2001|p=45}} |
|||
Meski imam memegang kendali ritual di Bait Suci, ahli dan guru Taurat (kelak disebut [[rabi]]) yang mendominasi pengajaran Taurat. Kelompok [[Farisi]] muncul dari kalangan para guru dan ahli Taurat.<ref name="Shaye">{{cite book |title=From the Maccabees to the Mishnah |url=https://archive.org/details/frommaccabeestom0000cohe |last=Cohen |first=Shaye J.D. |publisher=The Westminster Press |year=1987}}</ref>{{rp|159}} Mereka populer di kalangan rakyat biasa, berbeda dengan Saduki yang diasosiasikan dengan kelas elit.<ref>Roth, Cecil ''A History of the Jews: From Earliest Times Through the Six Day War'' 1970 {{ISBN|0-8052-0009-6}}, hlm. 84</ref> Farisi sangat dikenal mendetail dalam hukum Taurat, menerapkan hukum Yahudi pada kegiatan-kegiatan duniawi untuk menguduskan dunia setiap hari. |
|||
Pohon mawar itu tumbuh di antara dua batu di tempat yang tidak jauh dari mesjid yang hanya ditempuh beberapa langkah darinya. Tempat itu jauh dari jangkauan manusia sehingga tak seorang pun mendekatinya. Tempat itu sudah dijadikan tempat yang khusus bagi Maryam untuk melakukan salat di dalamnya atau beribadah. Maryam mendekati pohon mawar itu dan menyiramnya. lalu beliau meletakkan bejana, kemudian ia memikirkan pohon mawar itu di mana tangkainya semakin panjang pada dua malam yang dilaluinya. |
|||
=== Kelahiran === |
|||
Tiba-tiba, Maryam mendengar suara derap kaki yang mengguncang bumi. Beliau tidak mendengar suara kaki yang berjalan, tetapi beliau mendengar suara kaki yang menetap di atas batu serta pasir. Maryam merasakan ketakutan. Ia merasakan bahwa ia tidak sendirian. Ia menoleh ke sebelahnya namun ia tidak mendapati sesuatu pun. Kemudian kedua matanya mulai berputar-putar dan memperhatikan suatu cahaya yang berdiri di sana. Maryam gemetar ketakutan dan menundukkan kepalanya. Maryam berkata dalam dirinya, siapa gerangan orang yang berdiri di sana. Maryam memandang kepada wajah orang asing itu, dan menyebabkan ia gelisah. Wajah orang itu sangat aneh, di mana dahinya bercahaya lebih daripada cahaya bulan. Meskipun kedua matanya memancarkan kemuliaan dan kebesaran tetapi wajah orang itu justru menggambarkan kerendahan hati yang mengagumkan. |
|||
{{utama|Maryam}} |
|||
[[Al-Qur'an]] menjelaskan bahwa [[Maryam]] mengandung Isa secara mukjizat, yakni dalam keadaan perawan dan tanpa campur tangan laki-laki. Al-Qur'an dan keterangan para ulama menyebutkan bahwa Maryam keluar dari Baitul Maqdis ketika haid atau ada keperluan. Saat Maryam mengasingkan diri dari keluarganya ke sebelah timur, seorang laki-laki mendatanginya. Maryam yang sangat menjaga diri dari lelaki asing kemudian mengatakan, "Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa." Laki-laki yang ternyata adalah jelmaan Malaikat Jibril tersebut mengabarkan bahwa Maryam akan memiliki seorang putra. Maryam terheran-heran lantaran dia belum bersuami, juga menyatakan bahwa dirinya bukan pezina. Malaikat Jibril menyebutkan bahwa hal itu mudah bagi Allah dan sudah menjadi ketetapan-Nya.<ref>Maryam (19): 16-21</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=802-804}} |
|||
Alkitab menyebutkan bahwa Malaikat Jibril menyampaikan kabar tersebut saat Maryam ada di [[Nazaret]]. Disebutkan pula bahwa Maryam sudah berstatus sebagai tunangan seorang lelaki Bani Israil keturunan [[Dawud]] bernama [[Yusuf dari Nazaret|Yusuf]], tapi mereka belum hidup sebagai suami istri. Saat itu kerabat Maryam, Elisyeba, sedang mengandung Yahya dan usia kandungannya sudah sekitar enam bulan.<ref>{{Alkitab|Lukas 1: 26-38}}</ref> Maryam melahirkan putranya, Isa, di [[Betlehem]] saat masa kekuasaan [[Augustus|Kaisar Romawi Augustus]].<ref>{{Alkitab|Lukas 2: 1-6}}</ref> dan Palestina dipimpin Raja Herodes Agung.<ref>{{Alkitab|Matius 2: 1}}</ref> Para sarjana berpendapat bahwa Isa lahir antara tahun 6 sampai 4 SM.<ref name=JDG324 >{{Cite journal | first = James DG | last = Dunn | title = Jesus Remembered | url = https://archive.org/details/jesusrememberedc00jame | publisher = Eerdmans Publishing | year = 2003 | page = [https://archive.org/details/jesusrememberedc00jame/page/n342 324]}}</ref> |
|||
Pandangan pertama yang dilihat oleh Maryam kepada orang itu mengisyaratkan, bahwa orang itu memiliki kemuliaan yang diperoleh orang yang menyembah Allah SWT selama julaan tahun. Maryam bertanya kepada dirinya, siapa gerangan orang ini? Kemudian seakan-akan orang asing itu membaca pikiran Maryam dan berkata: "Salam kepadamu wahai Maryam." Maryam dibuat terkejut mendengar adanya suara manusia di depannya. Maryam berkata sebelum menjawab salamnya: |
|||
Al-Qur'an menjelaskan bahwa saat merasa sakit karena melahirkan, Maryam bersandar pada pohon kurma dan berujar, "Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan." Kemudian ada yang menyeru Maryam dari tempat yang rendah, mengatakan agar dia tidak bersedih dan Allah telah menjadikan anak sungai mengalir di bawahnya. Maryam juga diminta menggoyang-goyangkan pangkal pohon kurma supaya buah kurma akan jatuh pada Maryam. Maryam juga diperintahkan untuk tidak berbicara pada siapapun pada hari ini.<ref>Maryam (19): 22-26</ref> Terkait sosok yang menyeru Maryam, sebagian penafsir menyebutkan bahwa dia adalah Jibril, sedangkan tafsiran lain menyebutkan bahwa dia adalah Isa.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=806-807}} |
|||
"Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa." (QS. Maryam: 18) |
|||
Dalam riwayat hadits disebutkan bahwa setiap bayi yang dilahirkan pasti akan menangis karena disentuh setan, kecuali Maryam dan putranya.<ref>[[Shahih Bukhari]] (3248)</ref><ref>[[Shahih Muslim]] (2366)</ref><ref>HR. Ahmad (2/274)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=788}}<ref>[https://abuaminaelias.com/dailyhadithonline/2012/04/06/isa-maryam-shaytan-birth/ Hadits terkait Maryam dan putranya]</ref> |
|||
Maryam berlindung di bawah lindungan Allah SWT dan ia bertanya kepadanya, "Apakah engkau manusia yang mengenal Allah SWT dan bertakwa kepadanya?" Kemudian orang itu tersenyum dan berkata: |
|||
Diterangkan dalam Al-Qur'an bahwa saat Maryam kembali dengan menggendong Isa, kaumnya mencelanya, menyatakan bahwa dia telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar. Mereka juga menyatakan, "Hai saudari Harun! Ayahmu bukanlah seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang pezina!" Namun Maryam tidak menjawab cercaan mereka dan memberi isyarat pada bayinya. Kaumnya terheran-heran karena diminta bicara dengan seorang bayi. Namun Isa yang masih bayi berbicara pada mereka, menjelaskan bahwa dirinya adalah hamba Allah yang diangkat sebagai nabi, dianugerahi kitab, dan diberkahi oleh Allah.<ref>Maryam (19): 27-33</ref> Alkitab tidak menyebutkan mukjizat Isa yang bisa berbicara saat masih bayi. |
|||
"Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." (QS. Maryam: 19) |
|||
=== Hijrah === |
|||
Orang asing itu belum selesai menyampaikan kalimatnya sehingga tempat itu dipenuhi cahaya yang menakjubkan yang tidak menyerupai cahaya matahari, cahaya bulan, cahaya lampu, cahaya lilin bahkan cahaya api. Di sana terdapat cahaya yang sangat jernih. Kemudian terngianglah di kepala Maryam kalimat: "Aku adalah seorang utusan Tuhanmu." Kalau begitu, dia adalah penghulu para malaikat, Ruhul Amin (Jibril) yang telah berubah wujud menjadi manusia. |
|||
Alkitab menyebutkan bahwa demi menghindari kelahiran seorang mesias, Raja Herodes Agung menitahkan agar [[Pembantaian anak-anak di Betlehem|membunuh semua bayi laki-laki di Betlehem]] yang berumur dua tahun ke bawah. Isa, Maryam, dan Yusuf sendiri hijrah ke Mesir dan tinggal di sana.<ref>{{Alkitab|Matius 2: 1-18}}</ref> Peristiwa hijrahnya Isa dan Maryam ke Mesir tidak tercantum dalam Al-Qur'an, tetapi ayat yang menyatakan bahwa Allah melindungi Maryam dan putranya "di sebuah dataran tinggi dengan mata air yang mengalir"<ref>Al-Mu'minun (23): 50</ref> ditafsirkan sebagai isyarat akan hal tersebut.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=830-831}}<ref>A.J. Wensinck dan Penelope C. Johnstone, “Maryam”, dalam ''Encyclopaedia of Islam, Second Edition'', disunting oleh P. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Konsutasi daring pada 30 September 2018. {{DOI|10.1163/1573-3912_islam_COM_0692}}, {{ISBN|9789004161214}}.</ref> |
|||
Tradisi Kristen Ortodoks menyebutkan bahwa [[Zakariyya]] dibunuh saat pembantaian anak-anak di Betlehem karena menyembunyikan keberadaan putranya, [[Yahya]], yang lahir sekitar enam bulan sebelum Isa. Namun sebagian besar penulis biografi modern dari Herodes Agung menampik kisah pembantaian itu sebagai kenyataan sejarah dan memandangnya sebagai kisah buatan.{{sfn|Maier|1998|pp=170-171}} |
|||
Maryam mengangkat kepalanya dengan gemetar menahan luapan cinta. Jibril berdiri di depannya dalam bentuk manusia. Maryam memperhatikan kejernihan dahinya dan kesucian wajahnya. Benar apa yang diduganya bahwa Jibril memiliki kemuliaan yang diperoleh orang yang menyembah Allah SWT selama jutaan tahun. Kemudian Maryam mengingat kembali kalimat-kalimat yang diucapkan Jibril. Malaikat itu telah mengatakan bahwa ia adalah utusan Tuhannya, dan ia telah datang untuk memberi Maryam seorang anak laki-laki yang suci. Maryam ingat bahwa dirinya adalah seorang perawan yang belum tersentuh oleh seorang pun. Ia belum menikah dan belum dilamar oleh seseorang pun, maka bagaimana ia melahirkan anak tanpa melalui pernikahan. Pikiran-pikiran ini berputar-berputar di kepala Maryam lalu ia berkata kepada Jibril: |
|||
Alkitab menyebutkan bahwa Isa, Maryam, dan Yusuf kembali lagi ke Palestina setelah Herodes Agung mangkat. Namun mereka tidak kembali ke Betlehem karena kawasan tersebut sekarang masuk dalam wilayah kekuasaan Herodes Arkhelaus. Akhirnya mereka tinggal di kawasan [[Galilea]] (Palestina utara) di kota Nazaret.<ref>{{Alkitab|Matius 2: 1-23}}</ref> Galilea masuk dalam wilayah kekuasaan Herodes Antipas. Herodes Agung diperkirakan mangkat pada 4 SM.<ref>Knoblet, Jerry. ''Herod the Great'' (University Press of America, 2005), hlm. 179.</ref> |
|||
"Maryam berkata: Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorangpezina!" (QS. Maryam: 20) |
|||
=== Kehidupan === |
|||
Jibril berkata: |
|||
Berbagai riwayat ulama menerangkan kehidupan Isa yang sangat sederhana. Disebutkan bahwa Isa merupakan pemimpin orang-orang [[zuhud]] di hari kiamat. Riwayat lain menjelaskan bahwa Isa mengenakan pakaian bulu, memakan dedaunan, tidak memiliki rumah, keluarga, harta benda, dan tidak menyimpan sesuatu untuk hari besok. Ada juga yang menyatakan bahwa Isa makan dari hasil ibunya sebagai tukang tenun. Kisah lain menerangkan bahwa saat Isa merasakan kenikmatan saat tidur dengan berbantalkan batu, Iblis menghampirinya dan berkata, "Wahai Isa, bukankah engkau pernah bilang bahwa engkau tidak menginginkan kenikmatan dunia? Bukankah batu itu bagian dari kenikmatan dunia?" Isa kemudian bangun dan melemparkan batu itu pada Iblis.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=852-853}} |
|||
Diterangkan bahwa suatu hari, Isa membawa emas dan pasir di masing-masing tangannya. Dia bertanya pada orang-orang mengenai benda yang lebih menyenangkan hati dan mereka menjawab emas. Isa kemudian membalas, "Bagiku, keduanya adalah sama."{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=852}} |
|||
"Demikianlah Tuhanmu berfirman: 'Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputushan."' (QS. Maryam: 21) |
|||
=== Yahya === |
|||
Maryam menerima kalimat-kalimat Jibril. Tidakkah Jibril berkata kepadanya bahwa ini adalah perintah Allah SWT dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya pasti akan terlaksana. Kemudian, mengapa ia harus (ketika) melahirkan tanpa disentuh oleh seorang manusia pun. Bukankah Allah SWT mendptakan Nabi Adam tanpa seorang ayah dan seorang ibu? Sebelum diciptakannya Nabi Adam tidak ada pria dan wanita. Hawa diciptakan dari Nabi Adam dan ia pun diciptakan dari laki-laki, tanpa perempuan. |
|||
{{utama|Yahya}} |
|||
[[Berkas:Yarden 034PAN2.JPG|250px|ka|jmpl|[[Sungai Yordan]], tempat Isa dibaptis [[Yahya]] dalam sumber Alkitab<ref>"Yahya b. Zakariyya", Encyclopedia of Islam.</ref>]] |
|||
Isa dan Yahya hidup pada satu zaman. Alkitab menyebutkan bahwa saat Elisyeba mengandung Yahya dan kehamilannya memasuki usia enam bulan, Maryam mulai mengandung Isa.<ref>{{Alkitab|Lukas 1: 39-45}}</ref> Dalam Al-Qur'an, Yahya disebutkan membenarkan kalimat atau firman dari Allah.<ref>Ali 'Imran (3): 39</ref> Ayat selanjutnya menyebutkan bahwa yang dimaksud kalimat dari Allah adalah sosok Isa bin Maryam.<ref>Ali 'Imran (3): 45</ref> |
|||
Dalam Kristen, sosok Yahya utamanya memiliki peran khusus sebagai pendahulu kedatangan Isa yang dipandang sebagai mesias yang sudah dinubuatkan.<ref name="ActJMark">Funk, Robert W. & the Jesus Seminar (1998). ''The Acts of Jesus: the search for the authentic deeds of Jesus.''San Francisco: Harper; "Mark," hlm. 51–161.</ref><ref name="marginal">{{cite book|last=Meier|first=John|author-link=John P. Meier|title=Mentor, Message, and Miracles (A Marginal Jew: Rethinking the Historical Jesus, Vol. 2)|publisher=Anchor Bible|year=1994|volume=2|isbn=978-0-385-46992-0|url-access=registration|url=https://archive.org/details/mentormessagemir00john}}</ref> Alkitab menyebutkan bahwa Yahya membaptis Isa di [[Sungai Yordan]].<ref>{{Alkitab|Matius 3: 13-17}}</ref> |
|||
Biasanya manusia diciptakan melalui pasangan laki-laki dan perempuan; biasanya ia memiliki ayah dan ibu, tetapi mukjizat terjadi ketika Allah SWT menginginkannya untuk terjadi. Kemudian Jibril meneruskan pembicaraannya: |
|||
=== Dakwah === |
|||
"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran searangputra yang didptakan) dengan kalimat (yang datang) dari-Nya, namanya al-Masih Isa putra Maryam, seorang yang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh." (QS. Ali 'Imran: 45-46) |
|||
Isa diutus untuk berdakwah pada [[Bani Israil]].<ref name="Isa2"/> Selain penyembahan pada Allah, seruan Isa yang paling sering disebutkan dalam Al-Qur'an adalah bahwa dia datang untuk membenarkan kitab Taurat.<ref>Ali 'Imran (3): 50</ref><ref>Al-Ma'idah (5): 46</ref><ref>Ash-Shaff (61): 6</ref> Al-Qur'an juga menjelaskan bahwa Isa "menghalalkan bagi kamu sebagian dari yang telah diharamkan untukmu." Terkait ayat ini, sebagian ulama menafsirkan bahwa ajaran Isa tidak memperbarui Taurat sama sekali, tetapi hanya menjelaskan perkara yang disalahpahami dan diperselisihkan Bani Israil. Ulama lain berpendapat bahwa memang ajaran Isa mengubah dan memperbarui sebagian syariat Taurat. Meski demikian, Taurat tetap menjadi dasar utama dari ajaran Isa dan Injil berperan sebagai pelengkap dan penyempurna.<ref name="Tafsir1">Ibnu Katsir, ''Tafsir Ibnu Katsir'', Juz 3: Ali 'Imran ayat 48-51</ref><ref>{{cite book |last1= Phipps|first1=William|title= Muhammad and Jesus: A Comparison of the Prophets and Their Teachings |publisher=[[Bloomsbury Publishing]]|date=May 28, 2018|orig-year=2016|pages=101|chapter=5 Scriptures |chapterurl=https://books.google.co.uk/books?id=DR_mDAAAQBAJ&pg=PA101|isbn=978-1-4742-8934-4|lastauthoramp=y}}</ref> Alkitab menjelaskan bahwa Isa tidak datang untuk menghapus syariat Taurat, tapi menggenapinya.<ref>{{Alkitab|Matius 5: 17}}</ref> |
|||
==== Mukjizat ==== |
|||
Keheranan Maryam semakian bertambah. Betapa tidak, sebelum mengandung anak itu di perutnya ia telahmengetahui namanya. Bahkan ia menhetahui bahwa anaknya itu akan berbicara dengan manusia saat ia masih kecil. Sebelum Maryam menggerakan lisannya untuk melontarkan pertanyaan lain, Jibril mengangkat tangannya dan mengerahkan udara ke arah Maryam. Kemudian datanglah hembusan udara yang bercahaya yang belum pernah dilihat sebelumnya oleh Maryam. Lalu cahaya tersebut ke jasad Maryam dan memenuhinya. Tak sempat Maryam melontarkan pertanyaan yang lain, Jibril yang suci telah pergi tanpa meninggalkan suara. |
|||
Dalam menjelaskan seruan Isa, Al-Qur'an biasanya juga menyebutkan mukjizat-mukjizat Isa. Ada enam mukjizat Isa yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan sebagian besarnya disebutkan sekilas tanpa penjelasan terperinci. Berbagai literatur Muslim menuliskan dan merincikan mukjizat-mukjizat Isa dengan mengambil sumber di luar Al-Qur'an, seperti Alkitab, sumber non-kanon, dan cerita rakyat.<ref name="Leirvik 2010, p. 59-60">{{cite book|last=Leirvik|first=Oddbjørn|authorlink=|title=Images of Jesus Christ in Islam: 2nd Edition|url=https://books.google.com/books?id=IEUdCgAAQBAJ&pg=PA59|year=2010|publisher=Bloomsbury Publishing|isbn=978-1-4411-8662-1|pages=59–60}}</ref><ref name="Ayoub 1992, p. 145">{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=XCZaP4JLeKkC&pg=PA145|title=The Qur'an and Its Interpreters, Volume II: The House of 'Imran|first=Mahmoud|last=Ayoub|date=14 May 1992|publisher=SUNY Press|via=Google Books|isbn=9780791409947}}</ref> |
|||
Para ulama menyatakan bahwa Allah membekali nabi dengan mukjizat yang sesuai dengan keadaan zamannya. Pada masa Isa, sedang terkenal ilmu kesehatan dan biologi. Maka Isa dibekali mukjizat yang berkaitan dengan penyembuhan dan mengungguli ilmu kesehatan manusia pada masa itu, seperti menyembuhkan kebutaan dan membangkitkan orang mati.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=844-845}}<ref name="Tafsir1"/> |
|||
Udara yang dingin telah bergerak dan Maryam pun tampak menggigil. Maryam segera kembali ke mihrabnya. Ia menutup pintu mihrab dan ia tenggelam dalam salat yang khusuk dan ia pun menangis. Maryam merasakan kegembiraan, kebingungan dan kegoncangan serta kedamaian yang dalam. Kini, Maryam tidak lagi sendirian. Sejak Jibril meninggalkannya, ia merasakan bahwa ia tidak lagi sendirian. Ia menggerakkan tangannya yang dipenuhi dengan cahaya, kemudian cahaya ini berubah di dalam perutnya menjadi anak, seorang anak yang akan menjadi kalimat Allah SWT dan ruh-Nya yang diletakkan pada Maryam. Ketika anak itu besar, ia akan menjadi seorang rasul dan nabi yang ajarannya dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang. |
|||
'''Bicara saat bayi''' |
|||
Maryam di malam itu tidur dengan nyenyak dan ia bangun di waktu Subuh. Belum lama ia membuka kedua matanya sehingga ia dibuat terkejut ketika melihat mihrab dipenuhi dengan buah-buahan yang sebenarnya tidak lagi musim. Maryam heran melihat hal itu. Ia mulai mengingat apa yang telah terjadi padanya kemarin, yaitu bagaimana kejadian saat menyiram pohon mawar, bagaimana pertemuannya dengan malaikat Jibril, bagaimana Allah SWT meniupkan kalimat-Nya padanya, bagaimana ia kembali ke mihrab, dan bagaimana tidurnya yang nyenyak. Maryam berkata kepada dirinya sambil melihat buah-buahan yang banyak: Apakah aku akan memakan sendirian buah-buahan ini. Kemudian ada suara dalam dirinya yang berkata: "Engkau tidak lagi sendirian wahai Maryam. Kini, engkau bersama Isa. Engkau harus makan dengan baik. Dan Maryam mulai makan. |
|||
Al-Qur'an menyebutkan bahwa Isa dapat berbicara saat masih bayi.<ref name="Isa1">Al-Maidah (5): 110</ref> Dia berbicara saat Maryam dituduh berzina, menjelaskan bahwa dirinya adalah hamba Allah yang diangkat sebagai nabi, dianugerahi kitab, dan diberkahi oleh Allah.<ref>Maryam (19): 29-33</ref> |
|||
Lalu berlalulah hari demi hari. Kandungan Maryam berbeda dengan kandungan umumnya wanita. Ia tidak merasakan sakit dan tidak merasa berat; ia tidak merasakan sesuatu telah bertambah padanya dan perutnya tidak membuncit seperti umumnya wanita. Alhasil, kehamilan yang dialaminya dipenuhi dengan nikmat yang baik. Datanglah bulan yang kesembilan. Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa Maryam tidak mengandung Isa selama sembilan bulan, tetapi ia melahirkannya secara langsung sebagai mukjizat. |
|||
'''Burung dari tanah''' |
|||
Pada suatu hari, Maryam keluar ke suatu tempat yang jauh. Ia merasa bahwa sesuatu akan terjadi hari itu. Tetapi ia tidak mengetahui hakikat sesuatu itu. Kakinya membimbingnya untuk menuju tempat yang dipenuhi dengan pohon kurma. Tempat itu tidak biasa dikunjungi oleh seseorang pun karena saking jauhnya; tempat yang tidak diketahui oleh seseorang pun kecuali Maryam. |
|||
Al-Qur'an juga menyebutkan bahwa Isa membuat burung dari tanah liat, kemudian meniupnya, sehingga menjadi burung yang hidup.<ref name="Isa2">Ali 'Imran (3): 49</ref><ref name="Isa1"/> [[Injil Kanak-Kanak Tomas]] menyebutkan bahwa Isa melakukan mukjizat itu saat masih kanak-kanak. |
|||
Tak seorang pun yang mengetahui Maryam bahwa sedang hamil dan ia akan melahirkan. Mihrab yang menjadi tempat ibadahnya selalu tertutup. Orang-orang mengetahui bahwa Maryam sedang sibuk beribadah dan tidak ada seorang pun yang mendekatinya. Maryam duduk beristirahat di bawah pohon kurma yang besar dan tinggi. Maryam mulai merasakan sakit pada dirinya, dan rasa sakit tersebut semakin terasa. Akhirnya, Maryam melahirkan: |
|||
'''Penyembuhan''' |
|||
"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: 'Aduhai alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan." (QS. Maryam: 23) |
|||
Mukjizat lain yang disebutkan dalam Al-Qur'an adalah menyembuhkan ''al-akmah'' dan kusta.<ref name="Isa2"/><ref name="Isa1"/> Terkait makna ''al-akmah'', sebagian ulama menafsirkan bahwa maknanya adalah orang yang dapat melihat di siang hari, tapi tidak bisa saat malam hari. Pendapat lain menyatakan sebaliknya. Ulama lain berpendapat bahwa maknanya adalah orang yang rabun. Pendapat lain menyebutkan bahwa makna ''al-akmah'' adalah orang yang buta sejak lahir.<ref name="Tafsir1"/> Alkitab mengisahkan bahwa Isa menyembuhkan dua orang buta yang mengikutinya. Namun meski Isa memperingatkan untuk jangan mengatakan kepada orang lain terkait masalah ini, dua orang itu justru menyebarkan kabar mukjizat Isa pada khalayak.<ref>{{Alkitab|Matius 9: 27-31}}</ref> |
|||
Rasa sakit saat melahirkan anak yang dialami wanita suci ini menimbulkan penderitaan-penderitaan lain yang segera menantinya. Bagaimana manusia akan menyambut anaknya ini? Apa yang mereka katakan tentangnya? Bukankah mereka mengetahui bahwa ia adalah wanita yang masih perawan? Bagaimana seorang gadis perawan bisa melahirkan? Apakah manusia akan membenarkan Maryam yang melahirkan anak itu tanpa ada seseorang pun yang menyentuhnya? Kemudian pandangan-pandangan keraguan mulai menyelimutinya. Maryam berpikir bagaimana reaksi manusia kepadanya dan bagaimana perkataan mereka terhadapnya sehingga hatinya dipenuhi dengan kesedihan. Belum lama Maryam membayangkan dan meminta agar ia dimatikan dan dilupakan, tiba-tiba anak yang baru lahir itu memanggilnya: |
|||
Alkitab menerangkan bahwa Isa juga menyembuhkan orang yang lumpuh,<ref>{{Alkitab|Matius 9: 1-8}}</ref> bisu,<ref>{{Alkitab|Matius 9: 32-33}}</ref> tuli,<ref>{{Alkitab|Markus 7: 31-37}}</ref> dan lainnya. Tidak hanya penyakit fisik, Isa juga disebutkan mengusir setan yang merasuki manusia.<ref>{{Alkitab|Matius 12: 22-37}}</ref><ref>{{Alkitab|Markus 1: 21-28}}</ref> |
|||
"Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu ahan mengugurkan buah kurma yang masak kepadamu makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu rnelihat seorang manusia, maka katakantah: 'Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.'" (QS. Maryam: 24-26) |
|||
'''Menghidupkan''' |
|||
Maryam melihat al-Masih yang tampan wajahnya. Wajahnya tidak kemerah-merahan dan rambutnya tidak keriting seperti anak-anak yang lahir di saat itu, tetapi ia berkulit lembut dan putih. Anak itu diselimuti dengan kesucian dan kasih sayang; anak itu berbicara kepada Maryam agar ia menghilangkan kesedihannya dan meminta padanya agar menggoyangkan batang-batang pohon kurma supaya jatuh darinya sebagian buahnya yang lezat dan Maryam dapat memakan dan meminum darinya sehingga hatinya pun penuh dengan kedamaian serta kegembiraan dan tidak berpikir tentang sesuatu pun. Jika Maryam melihat atau menemui manusia, maka hendaklah ia berkata kepada mereka bahwa ia bernazar kepada Allah SWT untuk berpuasa dan tidak berbicara kepada seseorang pun. |
|||
Isa juga dapat menghidupkan kembali orang yang mati.<ref name="Isa2"/><ref name="Isa1"/> Dalam sebuah riwayat sahabat Nabi disebutkan bahwa Isa pernah membangkitkan Ham bin Nuh. Isa dan Ham kemudian bertanya jawab soal bahtera Nuh.<ref>Ath-Thabari, ''Tarikh al-Rusul wa al-Muluk: Volume 1'', diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Franz Rosenthal (State University of New York Press: New York, 1989), hlm. 357-358.</ref> Alkitab menjelaskan bahwa Isa menghidupkan seorang lelaki bernama Lazarus yang telah mati empat hari. Kejadian itu disaksikan keluarga Lazarus dan orang-orang yang datang melayat.<ref>{{Alkitab|Yohanes 11: 1-44}}</ref> |
|||
Maryam melihat al-Masih dengan penuh kecintaan. Anak itu baru dilahirkan beberapa saat tetapi ia langsung memikul tanggung jawab ibunya di atas pundaknya. Selanjutnya, ia akan memikul penderitaan orang-orang fakir. Maryam melihat bahwa wajah anak itu menyiratkan tanda yang sangat aneh. Yaitu tanda yang mengisyaratkan bahwa ia datang ke dunia bukan untuk mengambil darinya sesuatu, tetapi untuk memberinya segala sesuatu. Maryam mengulurkan tangannya ke pohon kurma yang besar. Belum lama ia menyentuh batangnya hingga jatuhlah darinya buah kurma yang masih muda dan lezat. Maryam makan dan minum dan kemudian ia memangku anaknya dengan penuh kasih sayang. |
|||
'''Mengetahui hal tersembunyi''' |
|||
Saat itu, Maryam merasakan kegoncangan yang hebat. Silih-berganti ketenangan dan kegelisahan menghampirinya. Segala pikirannya tertuju pada satu hal, yaitu Isa. Ia bertanya-tanya dalam dirinya: Bagaimana orang-orang Yahudi akan menyambutnya, apa yang akan mereka katakan tentangnya, apa yang akan mereka katakan terhadap Maryam, apakah para pendeta dan para pembesar Yahudi percaya bahwa Maryam melahirkan seorang anak tanpa disentuh oleh seseorang pun? Bukankah mereka terbiasa hidup dengan suasana pencurian dan penipuan? Apakah seseorang di antara mereka akan percaya—padahal ia jauh dari langit—bahwa langit telah memberinya seseorang anak. |
|||
Isa juga mampu mengetahui makanan yang telah disantap orang atau yang disimpan di rumah.<ref name="Isa2"/> Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa mukjizat ini terjadi saat Isa masih kanak-kanak. Isa memberi tahu anak-anak sebayanya bahwa orang tua mereka memiliki makanan yang disembunyikan dan anak-anak itu kemudian meminta makanan tersebut pada orang tua mereka. Orang tua mereka menjadi tidak suka dengan Isa dan menganggapnya telah merusak anak mereka. Saat hendak menemui teman-teman bermainnya, Isa tidak menemui mereka karena orang tua mereka mengunci mereka di suatu rumah. Saat Isa mendengar suara gaduh dari rumah tersebut, orang tua mereka mengatakan kalau itu suara kera dan babi. Akhirnya anak-anak tersebut benar-benar berubah menjadi kera dan babi.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=830}} |
|||
Akhirnya, masa pengasingan Maryam telah berakhir dan Maryam harus kembali ke kaumnya. Maryam kembali dan waktu menunjukkan Ashar. Pasar besar yang terletak di jalan yang dilalui Maryam menuju mesjid dipenuhi dengan manusia. Mereka sibuk dengan jual-beli. Mereka duduk berbincang-bincang sambil minum anggur. Belum lama Maryam melewati pasar itu sehingga manusia melihatnya membawa seorang anak kecil yang didekapnya. Salah seorang bertanya: "Bukankah ini Maryam yang masih perawan? Lalu, anak siapa yang dibawanya itu?" Seorang yang mabuk berkata: "Itu adalah anaknya." Mari kita dengar cerita apa yang akan disampaikannya. Akhirnya, orang-orang Yahudi mulai "mengepung" dengan berbagai macam pertanyaan: "Anak siapa ini wahai Maryam, mengapa engkau tidak mengembalikannya, apakah itu memang anakmu, bagaimana engkau datang dengan membawa seorang anak sedangkan engkau adalah gadis yang masih perawan?" |
|||
'''Hidangan''' |
|||
"Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina." (QS. Maryam: 28) |
|||
Al-Qur'an menjelaskan bahwa para pengikut Isa meminta hidangan dari langit. Isa kemudian berdoa agar Allah menurunkan hidangan dari langit dan hari turunnya akan menjadi hari raya bagi mereka.<ref name="Isa3">Al-Maidah (5): 112-115</ref> Beberapa ulama menafsirkan bahwa hidangan tersebut turun dari langit secara harfiah dan ditutupi dua awan. Pengikut Isa tidak mau makan sebelum Isa makan, tetapi Isa menyatakan bahwa pengikutnyalah yang harus memakannya karena mereka yang meminta. Setelahnya, Isa mengundang orang-orang miskin, papa, dan sakit untuk makan bersama hidangan tersebut. Mereka yang menderita penyakit menjadi sembuh setelah menyantapnya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=848-850}} |
|||
Maryam dituduh melakukan pelacuran. Mereka menyerang Maryam tanpa terlebih dahulu mendengarkan sanggahannya atau mengadakan penelitian atau membuktikan bahwa perkataan mereka memang benar. Maryam dicerca sana-sini dan ia diingatkan, bahwa bukankah ia seseorang yang tumbuh dari rumah yang baik dan bukanlah ibunya seorang pelacur? Lalu mengapa semua ini terjadi padanya? Menghadapi semua tuduhan itu, Maryam tampak tenang dan tetap menunjukkan kebaikannya. Wajahnya dipenuhi dengan cahaya keyakinan. Ketika pertanyaan semakin menjadi-jadi dan keadaan semakin sulit, maka Maryam menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Ia menunjuk ke arah anaknya dengan tangannya. Maryam menunjuk Isa. |
|||
Namun ada ulama yang berpendapat bahwa hidangan tersebut tidak jadi diturunkan. Al-Qur'an menerangkan bahwa setelah murid-murid Isa meminta hidangan dari langit, Isa berdoa memohon kepada Allah. Allah berfirman bahwa hidangan tersebut akan diturunkan, tetapi mereka yang tetap kafir setelah turunnya hidangan tersebut akan ditimpakan azab yang tidak pernah ditimpakan pada umat lain. Setelahnya, tidak ada lagi keterangan mengenai hidangan tersebut. Menurut pendapat ini, setelah mendapat peringatan dari Allah, para murid Isa tidak jadi meminta hidangan tersebut karena takut mendapat azab jika mereka mengingkarinya.<ref>Ibnu Katsir, ''Tafsir Ibnu Katsir'', Juz 7: Al-Ma'idah ayat 112-115</ref> |
|||
Orang-orang yang ada di situ tampak kebingungan. Mereka memahami bahwa Maryam berpuasa dari berbicara dan meminta kepada mereka agar bertanya kepada anak itu. Para pembesar Yahudi bertanya: "Bagaimana mereka akan melontarkan pertanyaan kepada seorang anak kecil yang baru lahir beberapa hari? Apakah anak itu akan berbicara di buaiannya" Mereka berkata kepada Maryam: |
|||
Alkitab tidak menerangkan mengenai hidangan yang turun dari langit, tetapi disebutkan bahwa Isa memberkahi makanan yang jumlahnya sedikit hingga dapat disantap banyak orang. Disebutkan bahwa setelah mendengar Yahya dibunuh, Isa pergi mengasingkan diri. Namun banyak orang kemudian mengikutinya. Saat sudah mulai malam, Isa mengambil lima roti dan dua ikan, kemudian memecah-mecah dan membagikannya pada orang-orang. Disebutkan bahwa lima ribu laki-laki menyantap makanan tersebut sampai kenyang.<ref>{{Alkitab|Matius 14: 13-21}}</ref><ref>{{Alkitab|Lukas 9: 10-17}}</ref><ref>{{Alkitab|Yohanes 6: 1-15}}</ref> |
|||
"Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?" (QS. Maryam: 29) |
|||
'''Mukjizat lain''' |
|||
Berkata Isa: |
|||
Ada juga mukjizat Isa yang tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, seperti berjalan di atas air.<ref>{{Alkitab|Matius 14: 25-27}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=851-852}} |
|||
"Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku al-Kitab (injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadahu, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. " (QS. Maryam: 30-33) |
|||
==== Tantangan ==== |
|||
Belum sampai Isa menuntaskan pembicaraannya sehingga wajah-wajah para pendeta dari kalangan Yahudi dan para uskup tampak pucat. Mereka menyaksikan mukjizat terjadi di depan mereka secara langsung. Anak kecil itu berbicara di buaiannya; anak kecil yang datang tanpa seorang ayah; anak kecil yang mengatakan bahwa Allah SWT telah memberinya al-Kitab dan menjadikannya seorang Nabi. Ini berarti bahwa kekuasaan mereka sebentar lagi akan hancur. Setiap orang dari mereka akan menjadi tidak berarti ketika anak kecil itu dewasa. Tak seorang pun di antara mereka yang dapat "menjual pengampunan" kepada manusia atau menghakimi mereka melalui pemyataan bahwa ia adalah wakil dari langit yang turun di bumi. Atau pernyataan, bahwa hanya dia yang mengetahui syariat. |
|||
Berbeda pada masa Bait Suci pertama yang masih akrab dengan penyembahan berhala, umat Yahudi pada periode Bait Suci kedua (termasuk pada masa Isa) cenderung merupakan penganut monoteisme ketat.{{sfn|Albertz|1994a|p=61}}{{sfn|Betz|2000|p=917}} Bila rasul lain berdakwah pada umat musyrik yang menyekutukan Allah, Isa berdakwah pada umat yang sudah mengesakan Allah, tapi menyalahgunakan hukum-hukum Allah atau menjalankan dengan tidak semestinya. Alkitab menjelaskan bahwa Isa beberapa kali berselisih dengan kelompok Saduki dan Farisi dan memperingatkan murid-muridnya terhadap ajaran dua kelompok tersebut.<ref>{{Alkitab|Matius 16: 12}}</ref> |
|||
Alkitab menggambarkan Farisi sebagai kelompok yang lebih mementingkan aturan lahiriah suatu hukum di atas makna yang ada dalam hukum tersebut. Isa mencela kaum Farisi yang tersibukkan mengurus hukum yang begitu terperinci, tetapi melupakan syariat Taurat yang paling utama, yakni keadilan, belas kasih, dan kesetiaan. Kaum Farisi juga dicela atas sikap riya' mereka, mengenakan busana yang membuat mereka terlihat seperti orang saleh di hadapan orang lain, dan gila pujian. Isa juga menyatakan bahwa kaum Farisi mendapat kekuasaan untuk menafsirkan hukum Musa dan dia meminta orang-orang untuk mematuhi ajaran kaum Farisi, tapi jangan meniru perbuatan mereka, karena kaum Farisi tidak menjalankan hal yang mereka ajarkan. Isa mencela dan mengibaratkan mereka seperti kuburan yang dilabur putih, tampak bagus di luar tetapi penuh tulang dan kebusukan di dalamnya.<ref>{{Alkitab|Matius 23: 1-28}}</ref><ref>[http://www.thefreedictionary.com/pharisee ''"pharisee"''] The Free Dictionary</ref> Isa juga berdebat dengan kelompok Saduki yang tidak mempercayai kebangkitan setelah mati dan mencela mereka sebagai orang yang tidak memahami kitab suci maupun kekuasaan Allah.<ref>{{Alkitab|Markus 12: 18-27}}</ref><ref>[http://biblehub.com/commentaries/pulpit/matthew/22.htm Pulpit Commentary on Matthew 22], accessed 14 February 2017</ref> |
|||
Para pendeta Yahudi merasa akan terjadi suatu tragedi kepribadian yang akan datang kepada mereka dengan kelahiran anak kecil ini. Kedatangan al-Masih berarti mengembalikan manusia kepada penyembahan semata-mata kepada Allah SWT. Ini berarti menghapus agama Yahudi yang sekarang mereka yakini. Perbedaan antara ajaran-ajaran Musa dan tindakan-tindakan orang-orang Yahudi menyerupai perbedaan antara bintang-bintang di langit dan lumpur-lumpur di jalan. Para pendeta Yahudi menyembunyikan kisah kelahiran Isa dan bagaimana ia berbicara di masa buaian. Mereka justru menuduh Maryam yang masih perawan dengan kebohongan yang besar. Mereka menuduh Maryam melakukan pelacuran, padahal mereka menyaksikan sendiri mukjizat pembicaraan anaknya di masa buaian. |
|||
Seruan Isa disambut banyak orang dan kabar mengenai mukjizatnya tersebar luas. Saat pergi ke Yerusalem bersama para muridnya, Isa memasuki Bait Suci (Baitul Maqdis), kemudian mengusir orang-orang yang berjual beli di sekitarnya, juga menjungkirbalikkan meja dan bangku pedagang. Hal ini menambah kebencian pihak berwenang Yahudi, yakni kaum Saduki dan Farisi.<ref>{{Alkitab|Markus 11: 15-19}}</ref>{{sfn|Cox|Easley|2007|pp=155–170}} Sangat mungkin kelompok Saduki menentang Isa bukan karena ajarannya, tetapi lebih kepada alasan-alasan politik.<ref name="ODCC Jesus Christ">"Jesus Christ." Cross, F. L., ed. The Oxford dictionary of the Christian church. New York: Oxford University Press. 2005</ref> Isa dipandang mengancam stabilitas di masyarakat, terutama setelah dia dan murid-muridnya memasuki Baitul Maqdis.<ref name="ODCC Jesus Christ"/><ref>Sanders, E. P. ''The historical figure of Jesus''. Penguin, 1993, hlm. 269-273</ref><ref>Theissen, Gerd, dan Annette Merz. ''The historical Jesus: a comprehensive guide''. Fortress Press. 1998. Diterjemahkan dari bahasa Jerman (edisi 1996). hlm. 466</ref> Seruan Isa ditakutkan akan memprovokasi pihak Romawi untuk menyerang bangsa Yahudi, sehingga para imam dan kaum Farisi sepakat untuk membunuh Isa,<ref>{{Alkitab|Yohanes 11: 45-52}}</ref> tetapi mereka tidak bisa menangkapnya secara terang-terangan karena khawatir dengan perlawanan rakyat.<ref>{{Alkitab|Markus 12: 12}}</ref> |
|||
Mula-mula cerita tentang itu mereka sembunyikan untuk beberapa saat. Meskipun demikian, berita tentang kelahiran Isa sampai ke Hakim Romawi, yaitu Heradus. Ia memimpin orang-orang Palestina dan orang-orang Yahudi dengan kekuatan pedang. Ia menakut-nakuti mereka dengan menumpahkan darah serta banyaknya mata-mata yang dimilikinya. Pada suatu hari, ia duduk di istananya dan meminum anggur. Lalu ia mendengar berita yang samar tentang kelahiran seseorang anak tanpa ayah; seorang anak yang dikatakan ia mampu berbicara saat masih di buaian, lalu ia menyampaikan pembicaraan yang menjurus pada ancaman terhadap kekuasaan Romawi. Kemudian bergetarlah kursi yang ada di bawah tubuh Heradus. Ia memerintahkan untuk diadakan suatu pertemuan mendadak yang dihadiri oleh para pengawalnya dan para mata-matanya. Pertemuan itu pun terlaksana. Heradus duduk dengan wajahnya yang hitam mengkilat, lalu ia memutarkan pandangannya ke arah mata-matanya dan bertanya: "Bagaimana berita anak kecil yang berbicara di buaiannya?" |
|||
=== Murid === |
|||
Salah seorang kepala mata-mata berkata: "Tampak bahwa masalahnya tidak benar. Kami telah mendengar isu-isu sekitar anak kecil yang mereka katakan bahwa ia membuat mukjizat dengan berbicara saat ia masih belia. Lalu saya mengutus anak buahku untuk mencari kebenaran berita itu, tetapi mereka tidak menemukannya. Jelas bagi kami, bahwa berita itu dilebih-lebihkan." Kemudian salah satu anggota mata-mata raja berkata: "Aku telah mendapatkan bukti yang terpercaya bahwa tiga orang dari orang-orang Majusi datang di balik suatu bintang yang mereka lihat menyala di suatu langit dan bintang tersebut mengisyaratkan kelahiran anak kecil yang membawa mukjizat, yaitu anak kecil yang akan menyelamatkan kaumnya." Hakim berkata: "Bagaimana ia dapat menyelamatkan kaumnya dan kaum siapa yang diselamatkannya?" Salah seorang mata-mata berkata: "Anak buahku tidak mengetahuinya karena orang-orang pandai dari Majusi itu pergi dan tak seorang pun menemukan mereka." |
|||
[[Al-Qur'an]] menyebut murid-murid Isa dengan sebutan Al-Hawariyyun ({{lang-ar|الحواريون|translit=al-ḥawāriyyūn}}). Al-Qur'an tidak memberikan keterangan terperinci mengenai pengikut Isa mana saja yang masuk golongan ''hawariyyun'' dan para penafsir Muslim biasanya sepakat dengan nama-nama yang disebutkan dalam Alkitab.<ref>Wheeler, ''A-Z of Prophets in Islam and Judaism'', ''Disciples of Jesus'', hlm. 86</ref> Dijelaskan dalam Alkitab bahwa Isa memiliki murid-murid pilihan yang disebut [[Dua Belas Rasul]], yakni [[Simon Petrus|Simon Kefas (Petrus)]], [[Andreas]], [[Yakobus|Yakobus (Ya'qub) bin Zebedeus]], [[Yohanes|Yohanes (Yohanan) bin Zebedeus]], [[Filipus]], [[Bartolomeus]], [[Tomas]], [[Matius]], [[Yakobus anak Alfeus|Yakobus (Ya'qub) bin Alfeus]], [[Yudas bin Yakobus|Yudas Tadeus]], [[Simon orang Zelot]], dan [[Yudas Iskariot|Yudas (Yehuda) Iskariot]].<ref>{{Alkitab|Matius 10: 1-4}}</ref> Di antara para murid, sosok [[Maria Magdalena|Maria (Miryam) Magdalena]] disebut sebagai murid yang paling dekat dengan Isa dan paling memahami ajarannya, dan Maria dihormati sebagai "rasulnya para rasul".{{sfn|Geneva Press|2008|page=139}} Sebagai catatan, istilah "rasul" (utusan) dalam konteks ini bermakna bahwa mereka adalah sosok yang diutus Isa untuk menyebarkan ajarannya dan memiliki makna yang berbeda dalam tradisi Islam (lihat [[rasul]]). Disebutkan pula bahwa Isa memiliki murid rahasia, yakni [[Yusuf dari Arimatea]]<ref>{{Alkitab|Matius 27: 57}}</ref> dan [[Nikodemus]].<ref>{{Alkitab|Yohanes 3: 1-2}}</ref> |
|||
Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa ''hawariyyun'' menyatakan diri mereka sebagai penolong agama, orang yang beriman, dan berserah diri pada Allah, dan mereka dijadikan percontohan bagi orang beriman yang lain.<ref>Ali 'Imran (3): 52</ref><ref>Ash-Shaff (61): 14</ref> Dikisahkan pula bahwa mereka meminta Isa untuk menurunkan hidangan dari langit untuk menguatkan iman mereka.<ref name="Isa3"/> Sebagian penafsir juga berpendapat bahwa tiga orang yang diutus pada suatu kaum yang dikisahkan dalam Surah Yasin adalah murid-murid Isa.<ref>(''Tafsir Ibnu Katsir'' (Ringkasan), Volume 8, Surat Al-Ahzab ayat 51 sampai akhir Surat Ad-Dukhan, diringkas di bawah sekelompok ulama di bawah pengawasan Syaikh Safiur Rahman Al-Mubarakpuri [Darussalam Publishers & Distributors Riyadh, Houston, New York, London, Lahore; edisi pertama, September 2000], hlm. 179) https://www.answering-islam.org/Shamoun/christs_apostles.htm https://quranx.com/tafsirs/36.13</ref> |
|||
Hakim berkata: "Bagaimana mereka dapat pergi dan bersembunyi lalu bagaimana cerita anak kecil ini? Apakah di sana ada persekongkolan untuk menentang Romawi?" Hakim melompat dari tempat duduknya ketika ia menyebut Romawi, dan ia mulai berbicara dengan keadaan emosi: "Aku menginginkan kepala tiga orang yang cerdik itu dan aku juga menginginkan kepala anak kecil itu. Dan aku menginginkan informasi yang lengkap. Sungguh masalah ini semakin samar hai orang-orang yang bodoh." Lalu kepala mata-mata berkata: "Barangkali ini hanya mimpi yang dibayangkan orang-orang Yahudi bahwa mereka melihatnya." Hakim berkata: "Sungguh kepala-kepala kalian semua akan terbang lebih cepat dari merpati jika kalian tidak mendatangkan cerita secara lengkap tentang anak ini. Kebingungan dan kekacauan apa yang aku rasakan! Pergilah kalian dari sini." |
|||
=== Penyaliban === |
|||
Anak buah Heradus dan para mata-mata pergi, sedangkan ia masih duduk memikirkan masalah tersebut. Tampaknya masalah itu sangat menggelisahkannya. Ia tidak peduli dengan kedatangan agama baru kepada manusia tetapi yang dipikirkannya adalah kekuasaan Romawi yang ia menjadi simbolnya. Kemudian Heradus menetapkan untuk memanggil pemuka orang Yahudi dan bertanya kepadanya tentang masalah ini. Para pengawalnya yang khusus memanggil orang Yahudi itu. Tidak beberapa lama orang Yahudi itu ada di depan hakim. Heradus berkata: "Aku ingin berbicara kepadamu tentang suatu masalah yang sangat menggelisahkanku." Pendeta Yahudi itu berkata: "Aku ingin mengabdi kepadamu." |
|||
Alkitab menyebutkan bahwa Yudas Iskariot mengkhianati Isa dan bekerja sama dengan para imam Yahudi untuk menangkapnya. Setelah Isa [[Perjamuan Terakhir|makan malam bersama]] murid-muridnya, mereka pergi ke [[Taman Getsemani]] di kaki [[bukit Zaitun]], Yerusalem. Yudas Iskariot kemudian datang bersama sekelompok orang bersenjata yang dikirim oleh para imam kepala dan sesepuh Yahudi dan menangkap Isa. Isa kemudian dibawa ke [[Sanhedrin]] (badan peradilan Yahudi) untuk diadili,<ref>{{Alkitab|Matius 26: 17-68}}</ref> kemudian dibawa ke hadapan [[Pontius Pilatus]]. Isa sempat dibawa ke hadapan [[Herodes Antipas]] sebelum kemudian dikembalikan lagi ke Pilatus. Para imam dan tetua Yahudi menghasut orang-orang untuk mendesak Pilatus agar Isa disalib. Pilatus enggan menghukum orang yang tidak jelas kesalahannya, tapi tidak mau terjadi kerusuhan dan pemberontakan, sehingga dia menyerah dengan tuntutan orang-orang. Isa kemudian dipancang di kayu salib bersama dua orang penyamun. Setelah beberapa jam digantung di kayu salib, tubuh Isa diturunkan dan dibawa pergi oleh Yusuf dari Arimatea.<ref>{{Alkitab|Matius 27: 1-57}}</ref> |
|||
Al-Qur'an tidak menyebutkan peristiwa penangkapan maupun proses penyaliban Isa, tetapi dalam Surah An-Nisa' disebutkan bahwa Isa tidak dibunuh maupun disalib, tetapi diserupakan seolah-olah Isa mati disalib.<ref>An-Nisa' (4): 157</ref> Menggunakan ayat ini sebagai dasar, mayoritas tradisi Islam menolak kematian Isa di kayu salib dan terdapat perbedaan pendapat dan teori mengenai makna "diserupakan" dalam ayat tersebut. Pendapat pertama, teori orang pengganti. Menurut teori ini, ada orang yang wajah dan perawakannya diserupakan dengan Isa, sehingga dialah yang ditangkap dan disalib, bukan Isa. Jati diri orang pengganti ini juga diperdebatkan. Pendapat kedua, teori koma. Menurut teori ini, Isa memang benar-benar ditangkap dan dipancang di kayu salib. Isa mengalami koma atau mati suri dalam proses penyaliban, tidak mati dalam arti sesungguhnya, tetapi diserupakan seperti sudah benar-benar mati di mata orang-orang. Dia kemudian diturunkan dari kayu salib dalam keadaan kritis, tetapi belum mati, dan dibawa pergi muridnya. Ada juga pendapat lain. |
|||
Heradus berkata: "Aku mendengar berita-berita yang saling berlawanan tentang anak kecil yang bisa berbicara di masa buaiannya dan ia mengatakan bahwa ia akan menyelamatkan kaumnya. Maka bagaimana berita yang sebenarnya tentang itu?" Pendeta itu berkata—dan ia merasa bahwa pertanyaan itu sepertinya berupa jebakan yang tidak diketahuinya secara pasti: "Apakah tuan yang mulia peduli dengan agama Yahudi?" Heradus berkata dalam keadaan emosi: "Aku tidak peduli sedikit pun selain kekuasaan Romawi. Jawablah pertanyaanku wahai pendeta." Pendeta Yahudi itu telah melihat Isa berbicara di buaiannya. Ia memahami bahwa seandainya ia mengatakan itu, maka ia akan mendapatkan penderitaan pada dirinya, maka ia lebih memilih sedikit berbohong. Ia berkata kepada Heradus bahwa ia mendengar cerita itu tetapi ia meragukannya. |
|||
Kepercayaan Isa yang tidak mati disalib tidak hanya dianut umat Muslim, tapi juga dianut oleh sebagian kecil kalangan Kristen. Begitu pula sebaliknya, kematian Isa di kayu salib juga dianut sebagian kalangan Muslim. Umat Kristen arus utama menyatakan bahwa Isa memang mati disalib, kemudian [[Kebangkitan Yesus|dibangkitkan kembali]]. |
|||
Heradus berkata: "Apakah benar agama kalian berbicara tentang kedatangan seorang penyelamat bagi rakyat kalian?" Pendeta berkata: "Ini benar wahai tuan yang mulai." Heradus berkata: "Apakah kalian mengetahui ini adalah persekongkolan menentang keamanan kerajaan Romawi? Apakah kalian menyadari ini adalah bentuk pengkhianatan?" Pendeta berkata: "Aku harap tuan membiarkan aku meluruskan suatu pemikiran yang sederhana. Berita tentang hal itu adalah berita yang kuno. Berita ini diyakini ketika rakyat menjadi tawanan di Bebel sejak ratusan tahun." |
|||
==== Teori orang pengganti ==== |
|||
Heradus berkata: "Apakah memang di sana ada yang membenarkan berita ini? Sekarang, apakah kamu secara pribadi membenarkannya? Apakah engkau melihat anak kecil itu yang mereka katakan bahwa ia dilahirkan tanpa seorang ayah?" Pendeta itu berkata: "Apakah ada seorang yang percaya wahai tuan yang mulia jika dikatakan ada seorang anak yang lahir tanpa seorang ayah. Ini adalah mimpi rakyat biasa." |
|||
Keyakinan bahwa orang yang disalib adalah orang yang mirip dengan Isa dianut oleh penganut [[Gnostisisme]], [[Mandaeisme]], Muslim, dan Kristen Jepang. Departemen Agama Republik Indonesia mengacu pada teori ini dalam menerjemahkan Surah An-Nisa'.{{efn|Terjemahan Surah An-Nisa' (4): 157 sesuai Departemen Agama Republik Indonesia adalah "padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa." Bandingkan dengan terjemahan bahasa Inggris dari [[Abdullah Yusuf Ali]], "''but they killed him not, nor crucified him, but so it was made to appear to them''."}} Sebagian menyebutkan bahwa jati diri dari orang pengganti tersebut adalah salah seorang musuh Isa, pendapat lain menyebutkan bahwa dia adalah pengikut Isa yang sengaja mengajukan diri untuk menjadi pengganti Isa.<ref>Reynolds, Gabriel Said. "The Muslim Jesus: Dead or alive?" Bulletin of SOAS, 72(2) (2009), 242-244.</ref> |
|||
Sebagian sumber apokrif Gnostik menyebutkan bahwa orang pengganti Isa adalah [[Simon dari Kirene]].<ref>Bart D. Erhman, ''Lost Scriptures: Books that Did Not Make It into the New Testament'', hlm. 82</ref><ref>{{cite web|last1=Bullard|first1=Roger|last2=Gibbons|first2=Joseph|title=The Nag Hammadi Library: The Second Treatise of the Great Seth|url=http://gnosis.org/naghamm/2seth.html|website=The Gnostic Society Library|publisher=Coptic Gnostic Library Project}}</ref> Beberapa ulama seperti [[Al-Baidhawi]],<ref>Muhammad Saed Abdul-Rahman ''The Meaning and Explanation of the Glorious Qur'an (Vol 10)'' MSA Publication Limited 2009 {{ISBN|978-1-861-79670-7}} hlm. 93</ref> [[Ibnu Jarir ath-Thabari]],<ref>''Tafsir Ath-Thabari'' (6/13)</ref><ref>Neal Robinson Christ in Islam and Christianity SUNY Press 1991 {{ISBN|978-0-791-40558-1}} hlm. 127-129</ref> dan [[Ibnu Katsir]]{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=861-866}}<ref>Ibnu Katsir, ''Tafsir Ibnu Katsir'', Juz 6: An-Nisa' ayat 155-159</ref> menyatakan bahwa ada murid setia Isa yang menawarkan diri menjadi pengganti Isa, tanpa menyebutkan jati diri murid tersebut secara terperinci. |
|||
Heradus berkata: "Tidak ada sesuatu yang mengusir tidur dari mata seorang penguasa selain mimpi-mimpi rakyat. Pergilah wahai pendeta dan jika engkau mendengar berita-berita, maka sampaikanlah kepadaku sebelum engkau sampaikan kepada istrimu." Belum lama pendeta itu pergi sehingga Heradus berpikir, bagaimana seandainya pendeta itu berbohong. Ia menangkap benang kebohongan pada kedua matanya. Ia mengetahui kebohongan ini karena ia sendiri sangat pandai berbohong. Kemudian bagaimana cerita tiga orang cerdik yang mereka mengikuti bintang? Apakah di sana terdapat persekongkolan menentang Romawi yang tidak diketahuinya? |
|||
Dalam versi [[Injil Barnabas]] disebutkan bahwa orang pengganti tersebut adalah Yudas Iskariot. Disebutkan bahwa Isa dibawa pergi para malaikat melalui jendela. Saat Yudas masuk ruangan untuk mencari Isa, penampilannya diserupakan dengan Isa, sehingga pasukan yang masuk ruangan belakangan kemudian menangkapnya.<ref name=Barnabas>{{Cite encyclopedia|title=Īsā|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill Online|url=http://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/isa-COM_0378|accessdate=5 Aug 2018|last=Anawati|first=G.C.|date=5 Aug 2018|origyear=2012|editor=P. Bearman|editor2=Th. Bianquis|editor3=C.E. Bosworth|editor4=E. van Donzel|editor5=W.P. Heinrichs|edition=2nd|isbn=9789004161214}}</ref> |
|||
Heradus berteriak di tengah-tengah pengawalnya dan memerintahkan mereka untuk menangkap semua orang yang mendengar cerita ini atau ia akan melihat akibatnya. Mula-mula dia memerintahkan untuk mencari gadis perawan yang melahirkan anak itu dan membunuh setiap anak yang lahir di saat itu. Sementara itu, Maryam keluar dari Palestina menuju ke Mesir. Sebelumnya, pada suatu malam, datanglah kepadanya seseorang yang belum pernah dilihatnya dan orang itu menyampaikan salam kepadanya serta menyerukannya dan sambil berkata: "Bawalah anakmu wahai Maryam dan keluarlah menuju Mesir." Dengan nada ketakutan Maryam bertanya, "Mengapa? Bagaimana aku keluar menuju ke Mesir; dan bagaimana aku bisa mengenali jalan?" Orang asing itu menjawab, "Keluarlah engkau niscaya Allah SWT akan melindungimu. Sesungguhnya Hakim Romawi mencari anakmu dan ingin membunuhmu." |
|||
==== Mati disalib ==== |
|||
Maryam bertanya: "Kapan aku keluar?" Orang asing itu menjawab: "Sekarang juga. Janganlah engkau khawatir sedikit pun karena engkau keluar bersama seorang Nabi yang mulia. Semua nabi diusir oleh kaumnya dari negeri mereka dan rumah mereka. Demikianlah hukum kehidupan. Kejahatan selalu berusaha untuk menyingkirkan kebaikan tetapi pada akhirnya, kebaikan akan kembali menduduki singgasananya. Keluarlah wahai Maryam." Akhirnya, Maryam pun pergi menuju ke Mesir. Maryam melalui gurun Saina' bersama suatu kafilah yang menuju Mesir. Maryam berjalan membawa Isa di jalan yang sama yang pernah dilalui Nabi Musa di mana ditampakkan kepada Nabi Musa api yang suci dan beliau dipanggil dari sisi thur al-Aiman. Setelah melalui perjalanan yang jauh dan melelahkan, Maryam sampai di Mesir. Mesir yang dipenuhi dengan kebaikan, kemuliaan, kebudavaan klasik serta cuacanya yang stabil mempakan tempat yang terbaik untuk pertumbuhan Isa as. |
|||
Sebagian kalangan berpendapat bahwa Isa memang telah mati disalib. Ja'far ibn Mansur al-Yaman (w. 347 H/958 M), Abu Hatim Ahmad ibn Hamdan ar-Razi (filsuf Syi'ah, wafat 322 H/935 M), Abu Yaqub as-Sijistani (dai Syi'ah, wafat 358 H/971 M) , Mu'ayyad fi'l-Din as-Shirazi (ulama Syi'ah, w. 470 H/1078 M), dan kelompok [[Ikhwan As-Shafa]] juga menegaskan historisitas penyaliban, menyatakan bahwa Isa disalibkan dan tidak digantikan oleh orang lain sebagaimana dinyatakan dalam tafsiran pada umumnya.<ref>Lawson 2009, [https://books.google.com/books?id=C1cQBwAAQBAJ&pg=PA12 hlm. 12].</ref> Terkait Surah An-Nisa' ayat 157, ulama Lebanon Mahmoud M. Ayoub menyatakan, "Al-Qur'an, seperti telah kita bahas, tidak menyangkal kematian Al-Masih. Sebaliknya, itu menantang manusia yang dalam kebodohan mereka telah menipu diri mereka sendiri untuk percaya bahwa mereka akan mengalahkan firman Ilahi, Isa Al-Masih, utusan Allah. Kematian Isa ditegaskan beberapa kali dan dalam berbagai konteks."<ref name="Toward An Islamic Christology II">{{cite journal|last=Ayoub|first=Mahmoud M.|author-link= |last2=|first2=|date=April 1980|title=Toward An Islamic Christology II: The Death of Jesus, Reality or Delusion (A Study of the Death of Jesus in Tafsir Literature)|url=|journal=The Muslim World|publisher=Hartford Seminary|volume=70|issue=2|pages=106|doi=10.1111/j.1478-1913.1980.tb03405.x}}</ref> |
|||
==== Teori koma ==== |
|||
Al-Masih tumbuh dan berkembang serta menjalani masa kecilnya di Mesir. Kemudian datanglah kepada Maryam orang asing yang telah memerintahkannya untuk meninggalkan Palestina. Kali ini, ia memerintahkannya untuk kembali ke Palestina. Orang asing itu berkata kepadanya: "Raja yang lalim telah mati, maka kembalilah bersama anakmu wahai Maryam. Telah datang kesempatan emas bagi Isa untuk menduduki singgasananya. Isa akan menjadi penyayang orang-orang fakir dan orang-orang yang benar. Kembalilah wahai Maryam." Maryam pun kembali. Dalam perjalanan Maryam melalui banyak mata air di sungai Jordania. |
|||
Menurut teori ini, Isa memang benar-benar ditangkap dan dipancang di kayu salib, kemudian pingsan atau koma dalam prosesnya. Namun Isa tampak serupa seperti sudah mati, sehingga dia kemudian diturunkan dari salib. Diperkirakan teori ini lahir pada sekitar abad ke-17 atau 18 di Barat. Beberapa cendekiawan Muslim modern seperti [[Ahmed Deedat]] dan [[Zakir Naik]] juga menggunakan teori ini dalam karya atau ceramah mereka. |
|||
Dalam tulisan dan ceramahnya, Ahmed Deedat menganalisis kejadian penyaliban dalam Alkitab dan mengambil kesimpulan alternatif yang berbeda dengan yang diyakini umat Kristen.<ref>{{cite web|title=Who moved the Stone |url=http://ia802607.us.archive.org |format=PDF }}</ref><ref>{{cite web|title=Resurrection or Resuscitation |url=http://ia802607.us.archive.org |format=PDF }}</ref><ref>{{cite web|title=Was Jesus Crucified |url=http://ia802607.us.archive.org |format=PDF }}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.ipci.co.za/wp-content/uploads/2011/05/Crucifixion-or-Crucifiction.pdf|title=Crucifixion or Crucifiction|access-date=2020-07-15|archive-date=2018-03-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20180329000732/http://www.ipci.co.za/wp-content/uploads/2011/05/Crucifixion-or-Crucifiction.pdf|dead-url=yes}} oleh Ahmed Deedat</ref> Terkait makna "disalib", Deedat memberikan permisalan dengan seorang yang diberi putusan untuk dieksekusi. Orang ini didudukkan di kursi listrik untuk disetrum, tetapi daya listriknya kurang sehingga orang ini masih hidup. Orang ini tidak bisa dikatakan telah dieksekusi hanya lantaran sudah disetrum, karena dia masih hidup. Dalam kejadian Isa, dia memang telah menjalani proses penyaliban, tapi tidak bisa dikatakan bahwa Isa telah disalib karena dia masih hidup. Makna "disalib" tidak hanya sekadar diikat di kayu salib, tetapi "''membunuh'' dengan cara mengikat pada sebuah salib".{{sfn|Deedat|2004|pp=509-512}} |
|||
Isa pun tumbuh menjadi dewasa dan mencapai masa mudanya. Isa keluar dari rumahnya dan menuju tempat penyembahan kaum Yahudi. Saat itu bertepatan dengan hari Sabtu. Di sana tidak ada satu rumah pun dari rumah kaum Yahudi yang dapat menyalakan api atau memadamkannya pada hari Sabtu, atau mengambil buah di hari itu. Dilarang bagi seorang wanita untuk membikin adonan roti atau seseorang anak kecil mencuci anjingnya. Nabi Musa telah memerintahkan untuk menghormati hari Sabtu dan hanya mengkhususkanya untuk beribadah kepada Allah SWT. |
|||
Disebutkan bahwa setelah Isa digantung di kayu salib selama beberapa jam, umat Yahudi meminta agar dia dan dua penyamun itu diturunkan. Hal ini lantaran penyaliban terjadi pada hari Jum'at dan saat senja berarti sudah masuk hari suci pekanan Yahudi, [[Sabat]].<ref>{{Alkitab|Yohanes 19: 31}}</ref> Untuk mempercepat kematian, penjagal bisa mematahkan kaki korban.{{sfn|Deedat|2004|p=447}} Kedua kaki penyamun tersebut dipatahkan, tetapi tidak dengan Isa karena mereka melihat bahwa dia sudah mati. Kemudian salah satu prajurit menikam perut Isa sehingga keluarlah darah dan air.<ref>{{Alkitab|Yohanes 19: 32-34}}</ref> Deedat menyatakan bahwa kejadian tersebut adalah cara Allah menyelamatkan Isa. Dengan tidak dipatahkannya tulang Isa, dia selamat dari kematian. Dinyatakan pula bahwa saat mengalami rasa sakit yang sangat, seseorang akan pingsan. Dalam kasus Isa yang digantung di kayu salib, aliran darahnya berjalan sangat lambat lantaran posisi tubuhnya. Penikaman yang membuat darah dan air langsung keluar tersebut justru melancarkan kembali sirkulasi darah teratur kembali.{{sfn|Deedat|2004|p=457}} |
|||
Terdapat hikmah di balik penghormatan hari Sabtu sehingga hari Sabtu menjadi hari yang sangat disucikan di kalangan orang-orang Yahudi. Mereka melaksanakannya dengan berbagai macam tradisi dan mereka mencurahkan segala konsentrasi mereka untuk menjaga hari Sabtu dan tidak meremehkannya. Sebab, mereka meyakini bahwa hari Sabtu adalah hari yang dijaga dari langit sebelum Allah menciptakan manusia sebagaimana mereka percaya bahwa Bani Israil telah diberikan pilihan kepada satu jalur saja, yaitu menjaga hari Sabtu. Mereka bangga karena mereka dapat menjaganya meskipun hal itu menyebabkan mereka kalah di kancah peperangan atau mereka tertawan di tangan musuh. Bahkan saking ketatnya mereka mempertahankan kehormatan hari Sabtu sampai-sampai mereka menambah-nambahi berbagai macam larangan di hari Sabtu. Majelis kaum Yahudi menetapkan ratusan larangan yang tidak boleh dilakukan di hari Sabtu, seseorang dilarang untuk memakai gigi palsu di hari Sabtu. Seorang yang sakit dilarang untuk memakai perban atau memakai minyak di tempat yang sakit pada hari Sabtu atau memanggil dokter. Dilarang pula di hari Sabtu untuk menulis dua huruf abjad; dilarang juga untuk mempertahankan diri pada hari Sabtu; dilarang untuk panen dan belajar di hari Sabtu. Kemudian, bepergian di hari Sabtu diharuskan untuk tidak lebih dari dua ribu yard. Dilarang juga dihari Sabtu untuk membawa sesuatu ke luar rumah. |
|||
=== Diangkat ke langit === |
|||
Jadi, banyaknya syariat, hukum serta larangan-larangan biasanya diikuti dengan banyaknya keburukan atau paling tidak membantu terciptanya keburukan. Setiap timbul suatu larangan, maka timbul bersamanya cara untuk menghindar darinya. Demikianlah, kehidupan kaum Yahudi dipenuhi dengan kemunafikan yang luar biasa di mana secara lahiriah mereka menampakkan penghormatan terhadap hari Sabtu, tetapi secara batiniah mereka berusaha menodai kehormatan dengan berbagai macam cara. |
|||
Al-Qur'an menyatakan bahwa Isa diangkat ke hadirat Allah<ref>Ali 'Imran (3): 55</ref><ref>An-Nisa' (4): 158</ref> dan ini menjadi pijakan dalam keyakinan tradisi Muslim pada umumnya bahwa Isa diangkat ke langit secara jasmaniah. Ada juga pendapat minoritas, mengacu pada penjelasan [[Mu'tazilah]] dan [[Syi'ah]], yang menyatakan bahwa Isa hanya diangkat rohnya, tidak bersama tubuhnya.<ref>Ayoub 1980, hlm. 100.</ref> |
|||
==== Waktu ==== |
|||
Meskipun kelompok Farisiun bertanggung jawab terhadap tugas pelaksanaan syariat dan mengawasinya dengan banyak mendapatkan jarninan-jaminan, maka kita akan melihat bahwa mereka siap untuk menciptakan berbagai rekayasa dan tipu daya yang memungkinkan mereka untuk menghindar dari hukum-hukum syariat di saat yang tepat. Saat yang tepat adalah saat di mana syariat-syariat tersebut bertentangan dengan kepentingan pribadi mereka atau dapat menjadi penghalang bagi mereka untuk mendapatkan mata pencaharian yang haram yang sudah siap masuk pada kantong mereka. Misalnya, terdapat kaidah syariat yang menetapkan perjalanan pada hari Sabtu tidak boleh melebihi dua ribu yard. Namun orang-orang Farisiun mengadakan walimah di mana mereka mengundang orang-orang untuk menghadiri acara tersebut pada hari Sabtu, padahal tempat diadakannya acara itu berjarak lebih dari dua ribu yard dari rumah mereka. Lalu, bagaimana mereka dapat melaksanakan hal tersebut? Sangat mudah sekali. Mereka meletakkan pada sore hari Sabtu sebagian makanan yang berjarak dua ribu yard dari rumah mereka lalu setelah itu mereka mendirikan suatu tempat tinggal di mana mereka dapat berjalan setelahnya dan menempuh dua ribu yard yang lain. Dari sini mereka dapat menambah jarak yang mereka inginkan. Begitu juga agar mereka menghindar dari larangan membawa sesuatu ke luar rumah pada hari Sabtu, maka mereka membuat tipu daya yang lain. Yaitu mereka mendirikan gerbang-gerbang pintu dan jendela di berbagai jalan sehingga seluruh kota seperti rumah besar yang dimungkinkan bagi mereka untuk membawa segala sesuatu dan bergerak di dalamnya. |
|||
Al-Qur'an tidak menjelaskan secara rinci mengenai waktu kejadian tersebut dan setidaknya ada dua pendapat: |
|||
* Setelah penyaliban. Alkitab menjelaskan bahwa setelah keluar dari gua tempatnya dibaringkan (hidup kembali menurut ajaran Kristen, sadar dari pingsan atau koma menurut teori koma), Isa menemui beberapa muridnya. Setelahnya, dia diangkat ke langit disaksikan mereka.<ref>{{Alkitab|Matius 28: 1-20}}</ref><ref>{{Alkitab|Markus 16: 1-20}}</ref><ref>{{Alkitab|Lukas 24: 1-53}}</ref> Ibnu Katsir juga menyatakan bahwa Isa diangkat setelah peristiwa penyaliban.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=866-868}} |
|||
* Sebelum penyaliban. Injil Barnabas menyatakan bahwa Isa diangkat ke langit tepat sebelum para prajurit menangkapnya.<ref name=Barnabas/> Dalam pendapat kedua ini, biasanya disebutkan bahwa Isa kembali turun dan menemui murid-muridnya, kemudian kembali diangkat ke langit. |
|||
==== Kematian ==== |
|||
Contoh lain yang menunjukan bagaimana orang-orang Yahudi mempermainkan syariat sedangkan mereka mengklaim menjaganya adalah, bahwa syariat Musa menetapkan agar seorang anak menginfaki kedua orang tuanya saat mereka menginjak usia tua dan membutuhkannya. Tetapi kaum Farisiun memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk lari dan menghindar dari tanggung jawab ini dengan suatu tipu daya yang sederhana. Ketika seorang anak dituntut oleh kedua orang tuanya untuk memberi nafkah, maka ia pergi ke para pendeta dan bersepakat kepada mereka untuk mewakafkan semua hartanya dan kekayaannya kepada haikal, yaitu tempat sembahan kaum Yahudi. Saat itu kedua orang tuanya tidak mampu mengambil sesuatu pun darinya. Ketika mereka berdua telah putus asa dan tidak lagi menuntut padanya untuk memberi nafkah, maka semua harta kekayaannya akan dikembalikan kepadanya oleh para pendeta, dengan catatan hendaklah ia memberikan bagian tertentu dari hartanya kepada para pendeta itu. Demikianlah yang terdapat dalam Injil Mata. |
|||
Terdapat beberapa penafsiran mengenai makna dari kata ''mutawafik'' (متوفيك) dalam Surah Ali 'Imran ayat 55 dan Al-Maidah ayat 117. Tafsiran pertama, artinya adalah "untuk mengakhiri setelah jangka waktu tertentu" atau "mengambilmu". Dari penafsiran ini, kebanyakan umat Muslim percaya bahwa Isa mengalami kenaikan secara jasmani tanpa didahului atau disertai kematian.<ref>Shafaat, Dr. Ahmad, [http://www.islamicperspectives.com/ReturnOfJesus.htm Islamic View of the Coming/Return of Jesus"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150923170110/http://www.islamicperspectives.com/ReturnOfJesus.htm |date=2015-09-23 }} article dated May 2003, at the ''Islamic Perspectives'' Web site: "In 4:159, after denying that the Jews killed or crucified Jesus and after stating that God raised him to Himself, the Qur`an says ...". Retrieved March 29, 2007.</ref> |
|||
Tafsiran kedua, "mewafatkan", yakni mewafatkan Isa. Sebagian pihak, tidak semua, yang berpendapat bahwa ''mutawafik'' bermakna wafat menyatakan bahwa Isa telah wafat dan ini menjadi pijakan untuk mempertanyakan kebenaran mengenai kedatangannya kedua kali menjelang hari kiamat kelak.<ref>Geoffrey Parrinder, ''Jesus in the Quran'', hlm. 121, Oxford: Oneworld Publications, 1996. {{ISBN|1-85168-094-2}}</ref> Bila ditafsirkan bahwa Isa telah wafat, maka setidaknya ada lima pendapat di kalangan umat Muslim perihal kematiannya: |
|||
Di tengah-tengah suasana kebodohan pemikiran yang luar biasa ini, juga terdapat sikap keras kepala dan kejumudan berpikir yang mengelilingi kaum Yahudi. Terdapat tujuh tingkat kesucian dan dua puluh enam salat yang harus mereka lakukan saat mereka membasuh tangan sebelum memakan makanan, namun mereka menganggap bahwa meniadakan pembacaan salat-salat sebagai bentuk pembunuhan terhadap jiwa dengan cara bunuh diri dan tercegah dari kehidupan abadi. Demikianlah kekerasan sikap masyarakat Yahudi yang menunjukkan bahwa moral mereka telah rusak dan dipenuhi dengan kemunafikan yang tiada taranya. |
|||
* Wafat disalib<ref name="Toward An Islamic Christology II"/> |
|||
* Meninggal selama beberapa waktu, kemudian dihidupkan kembali, dan setelahnya diangkat ke langit.<ref name=Tafsir2>Ibnu Katsir, ''Tafsir Ibnu Katsir'', Juz 3: Ali 'Imran ayat 55-58</ref> |
|||
* Isa selamat dari penyaliban, hidup normal selama bertahun-tahun, kemudian meninggal secara wajar. Pihak yang memegang pendapat ini di antaranya adalah kelompok Ahmadiyyah. Diyakini bahwa Isa pergi ke India bersama Maryam setelah selamat dari penyaliban, kemudian berdakwah kepada suku Bani Israil yang hilang di sana. Disebutkan bahwa Isa meninggal di [[Kashmir]].<ref>https://www.alislam.org/library/articles/death-of-hazrat-jesus/</ref><ref name="Melton55">{{cite book|title=Religions of the World: A Comprehensive Encyclopedia of Beliefs and Practices| isbn= 978-1-59884-203-6| publisher= ABC-CLIO |page= 55 |url=https://books.google.com/books?id=v2yiyLLOj88C&pg=PA55| date= September 21, 2010}}</ref> |
|||
* Wafat setelah kenaikan. Sebagian ulama menyatakan bahwa kalimat "mewafatkanmu (''mutawafik'') dan mengangkatmu kepada-Ku" dalam Surah Ali 'Imran ayat 55 termasuk versi ungkapan ''muqaddam'' dan ''mu'akhkhar'', yakni mendahulukan yang akhir dan mengakhirkan yang awal. Jadi maknanya adalah bahwa Isa diangkat terlebih dahulu, baru diwafatkan.<ref name=Tafsir2/> Sebagian menyebutkan bahwa kematian Isa ini terjadi setelah kedatangannya yang kedua kali menjelang hari kiamat. |
|||
* Sebagian ulama berpendapat bahwa maknanya memang wafat, tapi bukan mati dalam arti yang sebenarnya, tetapi serupa dengan keadaan tidur, sebagaimana yang disebutkan dalam Surah Al-An'am (6): 60, "Dan Dialah Yang menidurkan kalian (''yatawaffākum'') di malam hari."<ref name=Tafsir2/> |
|||
== Pandangan agama == |
|||
Sementara itu, Isa berjalan menuju tempat beribadah. Orang-orang berjalan di sekelilingnya. Mereka tampak membanggakan pakaian-pakaian yang berwarna dan berharga sedangkan Isa berjalan dengan memakai baju putih dan menampakkan kezuhudannya. Rambut Isa tampak lembut yang mencapai kedua bahunya dan tampak ia basah terkena air awan yang menurunkan gerimis. Kemudian kedua kakinya berjalan di atas tanah sehingga tanah itu dipenuhi dengan bau harum yang tidak diketahui sumbernya. Baju yang dipakai oleh Isa terbuat dari bulu domba yang sangat sederhana dan kasar. Meskipun hari itu hari Sabtu, Isa memetik buah di suatu kebun dan mengambil dua buah yang beliau berikan kepada anak kecil yang fakir dan lapar. Tindakan semacam ini menurut kepercayaan Yahudi dianggap sebagai tindakan yang menentang agama Yahudi. |
|||
{{Yesus}} |
|||
=== Kristen === |
|||
{{utama|Pandangan Kristen tentang Yesus}} |
|||
Isa (disebut Yesus dalam Kristen) adalah tokoh utama dalam [[Kristen]]. Pandangan Isa dalam Kristen beragam. Ada beberapa keyakinan yang dipegang oleh aliran-aliran Kristen, tapi ada juga doktrin-doktrin yang diakui satu aliran tetapi tidak diakui aliran lain dan terdapat perbedaan teologis di antara umat Kristen selama berabad-abad.<ref>{{cite encyclopedia|title=Great Schism| encyclopedia = Oxford Dictionary of the Christian Church |publisher= Oxford University Press |year=2005 |isbn= 978-0-19-280290-3}}</ref> Ajaran Kristen menyatakan bahwa kematian Isa di kayu salib dan kebangkitannya kembali menjadi penebusan atau keselamatan dosa manusia, baik dosa secara umum maupun [[dosa asal]] secara khusus.<ref name = "Oxford Companion">{{cite book|title=Oxford Companion to the Bible|first1=Bruce M.|last1= Metzger|first2= Michael D.|last2= Coogan| page= 649| publisher=Oxford University Press| url=https://books.google.com/?id=Y2KGVuym5OUC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|isbn=978-0-19-974391-9|year=1993}}</ref> |
|||
Setelah masa para rasul (murid Isa), terdapat perdebatan teologis dalam tubuh umat Kristen mengenai kedudukan Isa dan berbagai hal keagamaan lain, sehingga diadakanlah rangkaian [[Konsili Ekumenis|konsili ekumenis]], yakni pertemuan para pemuka agama Kristen untuk membahas dan mengambil keputusan yang menyangkut doktrin Gereja dan aturan praktisnya. |
|||
Isa mengetahui bahwa menjalankan agama yang hakiki bukan terletak pada ketaatan eksternal sementara hati jauh dari sikap rendah diri. Oleh karena itu, Isa mencabut buah dan memberikan makan kepada manusia pada hari Sabtu. Beliau menyalakan api untuk wanita-wanita tua sehingga mereka tidak mati kedinginan. |
|||
==== Trinitas ==== |
|||
Isa sering mengunjungi tempat sesembahan orang Yahudi. Isa berdiri di dalamnya dan mengamati para pendeta dan manusia yang hilir mudik di sekitarnya. Sesampainya Isa di tempat sembahan, ia berdiri di dalamnya. Isa mengamat-amati apa yang ada di dalamnya. Dinding-dinding tempat beribadah itu terbuat dari kayu gahru yang memiliki bau yang harum. Di samping itu, terdapat kelambu-kelambu yang terbuat dari kain-kain yang mengagumkan yang dicampur dengan emas. Juga terdapat lampu-lampu yang terulur dari atap dan juga ada lilin-lilin yang memenuhi ruangan dengan cahaya. Meskipun demikian, kegelapan menyelimuti hati orang-orang yang ada di situ. |
|||
{{utama|Trinitas}} |
|||
Trinitas adalah doktrin ketuhanan yang dianut Kristen arus utama. Doktrin ini menyatakan bahwa Tuhan itu satu, tapi memiliki tiga pribadi: [[Allah Bapa|Bapa]], [[Allah Putra|Putra]], dan [[Roh Kudus (Kekristenan)|Roh Kudus]].<ref>Grudem, Wayne A. 1994. ''Systematic theology an introduction to biblical doctrine''. Leicester, England: Inter-Varsity Press. Hlm 226</ref> Dalam trinitas, Isa dipandang sebagai pribadi kedua Tuhan (Putra). Isa diyakini sebagai firman Allah yang menjadi daging (manusia). Isa juga disebutkan sepenuhnya Tuhan dan sepenuhnya manusia.<ref>''Nicene and Post-Nicene Fathers'', seri kedua, Vol XIV hlm. 207, edisi terjemahan oleh H.R. Percival. http://www.fordham.edu/halsall/basis/ephesus.html</ref><ref>''The Seven Ecumenical Councils of the Undivided Church'', terjemahan H. R. Percival, dalam ''Nicene and Post-Nicene Fathers'' seri kedua, disunting P. Schaff dan H. Wace, (repr. Grand Rapids MI: Wm. B. Eerdmans, 1955), XIV, hlm. 192-242</ref> Bapa, Putra, dan Roh Kudus dalam paham Trinitas sama dalam kesetaraan dan kekekalan, sama-sama tidak diciptakan dan tanpa awal mula, tetapi ketiganya bukan tiga Tuhan, tapi tiga pribadi Tuhan dalam satu entitas.<ref>Thomas, and Anton Charles Pegis. 1997. ''Basic writings of Saint Thomas Aquinas''. Indianapolis, Indiana: Hackett Pub. Hlm. 307–309.</ref> |
|||
==== Non-Trinitas ==== |
|||
Nabi Isa berdiri cukup lama di tempat penyembahan itu. Setiap kali ia memutarkan wajahnya, ia mendapati para pendeta di sana. Terdapat dua puluh ribu pendeta. Nama-nama mereka tercatat dalam haikal. Mereka adalah kaum Waliyun yang memakai saku-saku yang besar yang di dalamnya ada kitab-kitab syariat. Sedangkan kaum Farisiun, mereka memakai pakaian yang lebar yang sisi-sisinya tertenun dengan emas. Mereka adalah pembantu haikal yang resmi dengan memakai baju-baju mereka yang putih. Adapun kaum Shaduqiyun adalah kelompok para pendeta aristokrat yang bersekutu dengan penguasa di mana mereka memperoleh kekayaan melalui persekutuan ini. Nabi Isa memperhatikan bahwa jumlah pengunjung haikalita lebih sedikit daripada jumlah para pendeta dan para tokoh agama. Tempat penyembahan itu dipenuhi dengan kambing dan merpati yang dibeli oleh para pengunjung tempat penyembahan itu. Mereka menyerahkannya sebagai kurban kepada Allah. Yaitu kurban yang disembelih di dalam tempat persembahan di atas tempat penyembelihan. Alhasil setiap langkah yang diayunkan oleh para pejalan di tempat penyembahan itu akan menghasilkan uang. |
|||
{{utama|Nontrinitarisme}} |
|||
Paham Trinitas tidak diterima secara universal dalam semua kalangan Kristen.<ref>{{cite encyclopedia|title=Antitrinitarianism| url=http://www.gameo.org/encyclopedia/contents/A597.html| last=Friedmann|first=Robert| encyclopedia=Global Anabaptist Mennonite Encyclopedia |accessdate=October 24, 2012}}</ref><ref>{{CathEncy|wstitle=Blessed Trinity|first=George H. |last= Joyce}}</ref> Terdapat banyak sekali aliran Kristen non-trinitas dan mereka memiliki beragam paham mengenai Isa, ada yang memandangnya sebagai Tuhan, semi-ilahi, makhluk sempurna, dan lainnya. |
|||
* Triteisme: Meyakini bahwa Allah, Isa, dan Roh Kudus adalah tiga Tuhan<ref>[https://plato.stanford.edu/entries/philoponus John Philoponus] - Tritheism - Stanford Encyclopedia of Philosophy. Retrieved 10 July 2019.</ref> |
|||
** [[Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir]] atau [[Mormonisme|Mormon]]: seperti Triteisme yang meyakini adanya tiga Tuhan. Mereka percaya bahwa Allah menciptakan Isa, sehingga Isa lebih rendah dari Allah,<ref name="eomchristoverview">{{cite book |contribution-url= http://contentdm.lib.byu.edu/cdm/ref/collection/EoM/id/3818 |contribution= Jesus Christ: Overview |last= Millet |first= Robert L. |authorlink= |pages= [https://archive.org/details/encyclopediaofmo01ludl/page/724 724–726] |editor-last= Ludlow |editor-first= Daniel H |editor-link= |year= 1992 |title= Encyclopedia of Mormonism |location= New York |publisher= Macmillan Publishing |isbn= 978-0-02-879602-4 |oclc= 24502140 |title-link= }}</ref> dan Isa yang menciptakan alam semesta.<ref name="eomchristoverview"/><ref name="carmarianism">{{cite web |url= http://carm.org/arianism |title=Arianism |publisher=Christian Apologetics and Research Ministry |accessdate=29 November 2013|date=2008-12-13 }}</ref> |
|||
* [[Arianisme]]: Isa bukan Tuhan, tetapi ilahi atau memiliki sifat ketuhanan.<ref name="www-groups.dcs.st-and.ac.uk">{{Cite web |url=http://www-groups.dcs.st-and.ac.uk/history/Extras/Newton_Arian.html |title=Newton's Arian beliefs |publisher=School of Mathematics and Statistics, University of St Andrews |location=Scotland |access-date=2020-07-19 |archive-date=2019-10-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191026010518/http://www-groups.dcs.st-and.ac.uk/history/Extras/Newton_Arian.html |dead-url=yes }}</ref> Dia adalah putra Tuhan Bapa dan diciptakan Tuhan Bapa, sehingga kedudukannya lebih rendah dari Bapa.<ref name="Steinacher">{{Cite book |url=https://books.google.com/books?id=8RsGDAAAQBAJ&printsec=frontcover |title=Arianism: Roman Heresy and Barbarian Creed |last=Berndt |first=Guido M. |last2=Steinacher |first2=Roland |date=2014 |publisher=[[Routledge]] |isbn=978-14-09-44659-0 |quote=}}</ref><ref name="ehrmanblogariusalexander">{{Cite web |url=https://ehrmanblog.org/the-controversies-about-christ-arius-and-alexander/ |title=The Controversies about Christ: Arius and Alexander |last=Ehrman |first=Bart D. |authorlink= |website=The Bart Ehrman Blog}}</ref> |
|||
* [[Unitarianisme]]: Isa dipandang sebagai manusia agung dan nabi Tuhan, bahkan sangat mungkin juga makhluk supernatural, tapi bukan Tuhan itu sendiri<ref name="Miano 2003 15">{{citation |first=David |last=Miano |title=An Explanation of Unitarian Christianity |publisher=AUC |year=2003 |page=15 |url=http://americanunitarian.org/explanation.htm |accessdate=2020-07-19 |archive-date=2019-05-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190521191654/http://www.americanunitarian.org/explanation.htm |dead-url=yes }}</ref><ref>Drzymala, Daren. 2002. ''Biblical Christianity''. Xulon press. hlm. 122</ref> |
|||
** [[Saksi-Saksi Yehuwa]]: Isa dipandang sebagai satu-satunya ciptaan langsung Allah, dan ciptaan Allah yang paling pertama. Mereka memberikan "sembah sujud" (penghormatan, sebagaimana kepada seorang raja) atau "pemujaan" kepada Isa.<ref>{{cite journal|title=The Watchtower|date=January 15, 1992|page=23}}</ref> Mereka juga berdoa pada Isa karena Isa dipandang sebagai perantara antara Allah dan manusia. Sebelum terlahir sebagai manusia, Isa adalah Malaikat Mikail.<ref>{{cite book|title=Insight on the Scriptures|volume=2|pages=393–394|publisher=Watchtower Bible and Tract Society of Pennsylvania|year=1988}}</ref><ref>[https://wol.jw.org/en/wol/d/r1/lp-e/1102014738 Chapter 138 - Christ at God's Right Hand] - JW.org. Retrieved October 18, 2019.</ref> |
|||
** [[Iglesia ni Cristo]]: gerakan keagamaan Kristen yang lahir di Filipina dan mengadopsi paham Unitarianisme. Isa dipandang sebagai makhluk Tuhan tertinggi dan menolak keilahiannya.<ref name="apologetics">{{cite web | url = http://www.ukapologetics.net/09/iglesia.htm | title = Who are the 'Iglesia ni Cristo'? | author = Robin A. Brace | date = February 2009 | accessdate = 2011-06-07 | publisher = UK Apologetics}}</ref> Mereka berpandangan bahwa menyembah Isa adalah perintah Tuhan.<ref name="incfund">Manalo, Eraño G., ''Fundamental Beliefs of the Iglesia ni Cristo (Church of Christ)'' (Iglesia ni Cristo; Manila 1989)</ref> |
|||
** [[Kristadelfian]]: Isa dipandang sebagai putra Tuhan Bapa, dia adalah manusia dan bukan Tuhan<ref>{{cite book | last = Flint | first = James | authorlink = |author2=Deb Flint |title = One God or a Trinity? | publisher = Printland Publishers | location = Hyderabad | pages = | url = http://www.christadelphia.org/pamphlet/p_onegod.htm | doi = | id = | isbn = 978-81-87409-61-8}}</ref> |
|||
=== Yahudi === |
|||
Di tempat penyembahan Yahudi itulah tersingkap hakikat kehidupan kaum Yahudi. Nilai satu-satunya yang disembah oleh manusia di zaman itu adalah uang. Jadi, kemewahan materi atau kekayaan adalah nilai satu-satunya yang karenanya manusia akan bergulat satu sama lain. Dalam hal itu, tidak ada perbedaan antara tokoh-tokoh pembawa ajaran syariat dengan manusia-manusia biasa. Kaum Shaduqiyun dan kaum Farisiun bekerja sama di antara mereka di dalam haikal itu seakan-akan mereka di dalam suatu pasar di mana mereka memanfaatkannya untuk diri mereka dengan terus mencari kurban-kurban di dalamnya. Seringkali kaum Shaduqiyun dan Farisiun berseteru dalam persoalan syariat dan hukum. Demikian juga, mereka berseteru dalam menentukan kurban yang harus mereka raih di haikal itu. Kaum Farisiun berpendapat bahwa hewan-hewan kurban itu harus dibeli dari harta haikal sedangkan kaum Shaduqiyun menganggap bahwa harta dari haikal adalah hak mereka. Oleh karena itu, mereka menganggap bahwa hewan kurban itu harus dibeli dengan jumlah tersendiri. Begitu juga kaum Farisiun mewajibkan untuk membakar hewan yang disembelih di atas tempat penyembahan, sedangkan kaum Shaduqiyun mereka mengambil hewan sembelihan ini untuk diri mereka sendiri. |
|||
{{Utama|Pandangan Yahudi tentang Yesus}} |
|||
[[Yahudi]] arus utama menolak gagasan bahwa Isa adalah Tuhan, atau seorang perantara Tuhan, ataupun bagian dari Trinitas.<ref>{{cite web|last=Kessler|first=Ed|title=Jesus the Jew|url=http://www.bbc.co.uk/thepassion/articles/jesus_the_jew.shtml |publisher=BBC |accessdate=June 18, 2013}}</ref> Mereka berkeyakinan bahwa Isa bukanlah [[Mesias dalam Yudaisme|Mesias]], dengan alasan bahwa Isa tidak memenuhi [[Mesias|nubuat Mesianik]] yang tertulis di dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) dan juga tidak memenuhi kualifikasi personal Mesias.<ref>{{cite book |first=Asher |last=Norman |title= Twenty-six reasons why Jews don't believe in Jesus |url=https://books.google.com/books?id=tx5qrKz6dRMC&pg=PA59#v=onepage&q&f=false |publisher= Feldheim Publishers |year=2007 |isbn=978-0-9771937-0-7 |pages=59–70}}</ref> Menurut tradisi Yahudi, tidak ada nabi lagi setelah [[Maleakhi]],<ref>{{cite web |last= Simmons |first= Shraga |url= http://www.aish.com/jewishissues/jewishsociety/Why_Jews_Dont_Believe_In_Jesus.asp |title= Why Jews Do not Believe in Jesus |date= March 6, 2004 |publisher= Aish.com |access-date= 2020-07-19 |archive-date= 2006-03-16 |archive-url= https://web.archive.org/web/20060316040138/http://www.aish.com/jewishissues/jewishsociety/Why_Jews_Dont_Believe_In_Jesus.asp |dead-url= yes }}</ref> yang menyampaikan nubuat-nubuatnya pada abad ke-5 SM.<ref>{{cite encyclopedia | title=MALACHI, BOOK OF | encyclopedia=Jewish Encyclopedia | accessdate=July 3, 2013 |url=http://www.jewishencyclopedia.com/articles/10321-malachi-book-of}}</ref> |
|||
Kritik Yahudi terhadap Isa telah ada sejak dahulu. Talmud, yang ditulis dan disusun dari abad ke-3 hingga ke-5 M,<ref>{{cite encyclopedia | title=TALMUD | encyclopedia=Jewish Encyclopedia | accessdate=July 3, 2013 |url=http://www.jewishencyclopedia.com/articles/14213-talmud}}</ref> memuat kisah-kisah yang sejak abad pertengahan telah dianggap sebagai laporan-laporan yang merendahkan Isa.<ref>[https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/judaica/ejud_0002_0011_0_10113.html Jesus<!-- Judul yang dihasilkan bot -->]</ref> Dalam Talmud disebutkan bahwa ''Yesyu ha-nozri'' ("[[Yesus dari Nazaret|Yesus orang Nazaret]]"), murid dari Rabbi Yehoshua ben Peraḥya<ref>[https://www.sefaria.org/Sotah.47a.14?lang=bi Talmud Sotah 47a.14]</ref> adalah seorang yang dihukum mati dengan dilempari (dirajam) batu karena [[Mukjizat Yesus|mempraktikkan sihir]], menyebabkan orang Israel menyembah berhala (menyembah Yesus) dan menyesatkan orang Yahudi.<ref>[https://www.sefaria.org/Sanhedrin.43a.20?lang=bi Talmud Sanhedrin 43a.20]</ref> |
|||
Di dalam Talmud disebutkan bahwa kaum Shaduqiyun menjual merpati di toko-toko mereka yang mereka miliki. Mereka sengaja memperbanyak kesempatan-kesempatan yang diharuskan di dalamnya untuk mengorbankan burung-burung merpati sehingga harga seekor burung merpati saja mencapai beberapa Dinar. Melihat hal itu, salah satu tokoh Farisiun yaitu Sam'an bin Amlail mengeluarkan fatwa yang intinya mengurangi kesempatan-kesempatan yang diharuskan di dalamnya seseorang menyerahkan merpati sebagai kurban. Setelah itu, harga burung cuma mencapai seperempat Dinar. Pergulatan antara kedua kelompok itu mendatangkan pukulan berat bagi pemilik toko yang menyimpan burung merpati terutama anak-anak dari kepala pendeta. |
|||
=== Islam === |
|||
Nabi Isa memperhatikan apa yang terjadi di sekelilingnya; Nabi Isa melihat kaum fakir yang tidak mampu membeli hewan kurban sehingga mereka tidak mampu berkurban; Nabi Isa melihatbagaimana para pendeta memperlakukan mereka dan memangsa mereka seperti serigala yang buas. Nabi Isa berpikir di dalam dirinya, mengapa binatang-binatang itu mereka bakar lalu dagingnya menjadi asap di udara, padahal di sana terdapat ribuan kaum fakir yang mati kelaparan? Mengapa mereka mengira bahwa Allah SWT ridha ketika tempat penyembelihan dilumuri dengan darah, lalu hewan kurban itu dibawa ke rumah-rumah para pendeta dan toko-toko mereka untuk dijual? Mengapa orang-orang fakir banyak berhutang dan mengeluarkan banyak uang untuk membeli binatang-binatang kurban? Mengapa binatang-binatang kurban itu harus dimiliki dan hanya dirawat oleh para pendeta lalu apa yang mereka lakukan dengan uang-uang ini? Lalu, di manakah tempat orang-orang fakir di haikal itu? Bukankah hal yang aneh ketika seseorang memasuki rumah dengan keharusan membawa uang? |
|||
Isa dipandang sebagai nabi dan rasul dalam [[Islam]] dan merupakan salah satu ''[[ulul azmi]]''. Setidaknya ada tiga surah Al-Qur'an yang namanya memiliki kaitan dengan Isa: surah ketiga dinamai Ali 'Imran (keluarga Imran) yang merupakan nama kakek Isa, surah kelima dinamai Al-Ma'idah (hidangan) karena berisi Isa yang berdoa meminta hidangan dari langit, surah ke-19 dinamai Maryam yang merupakan nama ibu Isa. Isa lahir di perkirakan antara tahun 4 SM sampai sekitar 6 SM |
|||
Penyebutannya dalam Al-Qur'an utamanya menekankan pada dua aspek: kemuliaan dan kemanusiaannya. Isa disebutkan sebagai sosok yang terkemuka di dunia dan akhirat, didekatkan kepada Allah, saleh,<ref>Ali 'Imran (3): 45-46</ref> suci,<ref>Maryam (19): 19</ref> dan diberkahi.<ref>Maryam (19): 31</ref> Disebutkan pula bahwa Allah mengajarkan kitab, hikmah, Taurat, dan Injil kepada Isa.<ref>Ali 'Imran (3): 48</ref><ref name="Isa4">Maryam (19): 30</ref> Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Isa, juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.<ref>Al-Baqarah (2): 136</ref><ref>Ali 'Imran (3): 84</ref> |
|||
Nabi Isa pergi dari tempat penyembahan itu dan ia meninggalkan kota menuju gunung. Dada Nabi Isa dipenuhi dengan kecemburuan yang suci terhadap yang Maha Benar. Wajahnya tampak semakin pucat ketika melihat berbagai macam kejahatan memenuhi dunia. Nabi Isa berdiri di atas sebuah bukit dan beliau mulai melakukan salat. Tetesan-tetesan air mata mulai berlinang dari pipinya dan jatuh ke bumi. Nabi Isa mulai merenung dan menangis. Di sana terdapat bunga yang nyaris mati karena kehausan lalu ketika ia mendapatkan tetesan air mata al-Masih, maka bunga itu mekar kembali dan mendapatkan kehidupan. Tetesan air mata al-Masih menyelamatkannya, sebagaimana beliau akan menyelamatkan manusia dengan dakwahnya. Di malam yang penuh berkah ini pula, dua orang Nabi yang mulia meninggalkan bumi, yaitu Nabi Yahya dan Nabi Zakaria. Kedua Nabi itu dibunuh oleh penguasa. Sejak kepergian mereka berdua, bumi kehilangan banyak dari kebaikan. Pada malam itu juga, turunlah wahyu kepada Isa bin Maryam. Allah SWT memutuskan perintah-Nya agar ia memulai dakwahnya. |
|||
Di sisi lain, Isa juga disebutkan sebagai seorang hamba Allah<ref name="Isa4"/><ref>Az-Zukhruf (43): 59</ref> dan tidak enggan untuk menjadi hamba Allah.<ref>An-Nisa' (4): 172</ref> Bersama Maryam, Isa disebutkan biasa menyantap makanan,<ref>Al-Ma'idah (5): 75</ref> ungkapan akan sisi kemanusiaannya. Penciptaan Isa juga disejajarkan dengan penciptaan [[Adam]], menjelaskan bahwa penciptaan keduanya adalah karena kekuasaan Allah.<ref>Ali 'Imran (3): 59</ref><ref name="Akhtar 2017, p. 32">{{cite book|url=https://books.google.co.uk/books?id=wa1HRjA0AgEC&pg=PA32|title=The Quran and the Secular Mind: A Philosophy of Islam|first=Shabbir|last=Akhtar|date=31 October 2007|publisher=Routledge|via=Google Books|isbn=9781134072569}}</ref> Al-Qur'an juga memberikan penentangan terhadap berbagai macam paham yang mengultuskan Isa, seperti menganggapnya sebagai Tuhan,<ref>At-Taubah (9): 31</ref><ref>Al-Ma'idah (5): 116</ref> putra Allah,<ref>At-Taubah (9): 30</ref> atau memandang bahwa Allah adalah Isa itu sendiri.<ref>Al-Ma'idah (5): 17</ref><ref>Al-Ma'idah (5): 72</ref> |
|||
Nabi Isa menutup lembaran halus dari kehidupannya yaitu lembaran yang penuh dengan tafakur dan ibadah. Beliau memulai perjalanannya yang berat dan penuh tantangan serta penderitaan: beliau mulai berdakwah di jalan Allah SWT; beliau mulai membangun kerajaan yang tegak berdasarkan kerendahan hati dan cinta. Kerajaan yang penguasanya bertujuan untuk membebaskan dan menyucikan ruh. Kerajaan yang memancarkan sikap rendah diri dan cinta. Nabi Isa ingin menyelamatkan ruhani. Ajaran Nabi Isa berdasarkan keimanan terhadap hari kiamat dan kebangkitan. Nilai-nilai dan pemikiran tersebut tidak ditemukan dalam kehi-dupan orang-orang Yahudi. |
|||
Riwayat hadits menyebutkan berbagai hal terkait Isa. Nabi Islam [[Muhammad]] menyatakan bahwa Isa adalah sosok berpostur tubuh sedang, berdada bidang, dan kulitnya kemerah-merahan seperti baru keluar dari pemandian.<ref>HR. Al-Bukhari (3446)</ref><ref>HR. Muslim (154)</ref><ref>HR. Al-Bukhari (3437)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=872-873}}{{sfn|Hakim|2006|p=48}} Saat peristiwa ''isra' mi'raj'', Muhammad melihat Yahya dan Isa berada di langit kedua.<ref>HR. Al-Bukhari (2968)</ref><ref>HR. Al-Bukhari (3598)</ref><ref>HR. Muslim (162-168)</ref> |
|||
Syariat Musa menetapkan pemberlakuan hukum qisas: barangsiapa yang memukulmu di pipi sebelah kananmu, maka pukullah pipi sebelah kanannya. Lalu bagaimanakah orang-orang Yahudi menerapkan hukum qisas tersebut? Jika yang dipukul mampu untuk menghancurkan rumah orang yang memukul, maka ia tidak perlu merasa puas hanya sekadar memukul pipi sebelah kanannya, namum jika ia tidak mampu, maka hendaklah ia memukul pipi sebelah kanannya. Namun boleh jadi hatinya dipenuhi dengan dendam karena ia tidak dapat menghancurkan rumahnya. |
|||
Disebutkan bahwa pada hari kiamat kelak, Allah menjadikan Isa sebagai ''[[hujjah]]'' (alasan) bagi orang-orang fakir dan miskin. Maknanya adalah orang-orang di hari kiamat kelak tidak bisa beralasan bahwa mereka tidak bisa beribadah karena repot dengan kekurangan dan kefakiran, lantaran Isa yang sebegitu miskinnya saja tetap taat beribadah kepada Allah.<ref>{{Cite web|url=https://islam.nu.or.id/post/read/114412/4-hamba-yang-akan-jadi-hujjah-allah-di-akhirat-|title=Hamba yang Menjadi Hujjah Allah|last=Wijaya|first=M. Tatam|date=11 Desember 2019|website=NU Online|access-date=9 April 2020}}</ref> |
|||
Jadi, kebencian adalah pelabuhan tempat bersinggahnya syariat Musa. Meskipun beliau adalah seorang Nabi yang merupakan cermin cinta Ilahi yang besar namun syariatnya kini berada di bawah kekuasaan hati-hati yang mati, yaitu hati-hati yang penuh dengan dendam dan kebencian. Lalu, apa yang dilakukan Nabi Isa terhadap semua ini? Allah SWT telah mengutusnya dan memperkuat Taurat yang dibawa oleh Musa sebagaimana Allah SWT menurunkannya kepada Musa. Jadi, seorang nabi tidak menghancurkan tugas nabi sebelumnya. Para nabi bagaikan satu mata rantai yang tujuannya adalah satu, yaitu menciptakan kesucian dan mempertahankan kebenaran serta mengesakan Allah SWT. |
|||
Alkitab menyebutkan dua silsilah Isa: versi Injil Matius<ref>{{Alkitab|Matius 1: 1-17}}</ref> dan versi Injil Lukas.<ref>{{Alkitab|Lukas 3: 23-37}}</ref> Meski Alkitab mengakui bahwa kehamilan Maryam yang perawan adalah mukjizat, silsilah Isa ditautkan dengan Yusuf, tunangan Maryam. Melalui Yusuf, kedua versi silsilah tersebut menyambungkan Isa dengan [[Dawud]] dari [[suku Yehuda]], suku yang menurunkan raja-raja. Namun jumlah dan nama-nama orang yang disebutkan antara Yusuf dengan Dawud sangat berbeda antara satu versi dengan versi yang lain. Matius menyebutkan bahwa Yusuf adalah putra Ya'qub dan silsilahnya tersambung sampai Sulaiman bin Dawud. Ada 27 nama, terhitung dari Yusuf sampai Dawud. Lukas menyebutkan bahwa Yusuf adalah putra Eli atau Heli dan silsilahnya tersambung sampai Natan bin Dawud. Ada 42 nama, terhitung dari Yusuf sampai Dawud. |
|||
Kemudian apa yang dilakukan Nabi Isa terhadap syariat qisas cersebut? Yang jelas, tindakan yang dilakukkan oleh Nabi Isa murni dari ilham yang didapatnya dari Allah SWT. Nabi Isa mengem-balikan kaum kepada tujuan asli dari syariat. Nabi Isa mengembalikan mereka kepada hikmah syariat yang asli. Nabi Isa mengembalikan mereka kepada cinta. Nabi Isa tidak mengatakan sesuatu pun kepada orang yang memukul pipi sebelah kanannya. Nabi Isa tidak berusaha untuk memukul pipi sebelah kanannya. Al-Masih justru akan membalikkan pipi sebelah kirinya. Inilah syariat Nabi Isa yang tidak berbeda sedikit pun dengan syariat Nabi Musa. Ia merupakan kedalaman yang mengagumkan dari kedalaman syariat Nabi Musa. Nabi Isa ingin menetapkan kepada kaum di sekelilinginya tentang sesuatu yang penting. Nabi Isa ingin memberitahu mereka bahwa syariat bukan mengajari kalian untuk meletakkan dendam pada diri kalian lalu kalian memukul lawan kalian. Syariat yang hakiki adalah, hendaklah kalian menebar kasih sayang, pemaaf, dan cinta. |
|||
Terkait perbedaan ini, ada yang menyebutkan bahwa silsilah Isa dalam Injil Lukas merupakan silsilah dari pihak ibu, sehingga sosok yang bernama Eli sebenarnya adalah ayah kandung Maryam.<ref name=wordpic>Robertson, A.T. "[http://www.biblestudytools.com/commentaries/robertsons-word-pictures/luke/luke-3-23.html Commentary on Luke 3:23]". "Robertson's Word Pictures of the New Testament". Broadman Press 1932,33, Renewal 1960.</ref> Ada juga pendapat minoritas bahwa silsilah Isa dalam Injil Matius yang merupakan silsilah Maryam<ref>{{citation |author=Clement of Alexandria |authorlink=Clement of Alexandria |title=Stromata |page=[http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf02.vi.iv.i.xxi.html#vi.iv.i.xxi–p125 21] |quote=And in the Gospel according to Matthew, the genealogy which begins with Abraham is continued down to Mary the mother of the Lord.|title-link= }} {{citation |author=Victorinus of Pettau |authorlink= |title=In Apocalypsin (Commentary on the Apocalypse) |pages=[http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf07.vi.ii.iv.html#vi.ii.iv–p11.4 4.7–10] |quote=Matthew strives to declare to us the genealogy of Mary, from whom Christ took flesh.}} But already the possibility is excluded by {{citation |author=Irenaeus |authorlink=Irenaeus |title=Adversus haereses (Against Heresies) |page=[http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf01.ix.iv.xxii.html#ix.iv.xxii–p32 3.21.9]|title-link=On the Detection and Overthrow of the So-Called Gnosis }}</ref> sehingga menurut pendapat ini, ayah Maryam adalah Ya'qub. Terkait pendapat ini, disebutkan bahwa nama Maryam tidak disebutkan secara tersurat lantaran dalam tradisi Ibrani kuno, nama perempuan tidak diperkenankan dimasukkan dalam rantai silsilah, sehingga nama suaminya yang disebutkan sebagai gantinya.<ref>Torrey, R. A. "[http://www.sacred-texts.com/bib/cmt/tsk/luk003.htm Tafsiran Lukas 3]". "The Treasury of Scriptural Knowledge", 1880.</ref> Pendapat lain, bersumber dari [[Injil Yakobus]] (bukan bagian resmi dari Alkitab) menyebutkan bahwa nama ayah Maryam adalah Yoakhim.<ref name=souvay>{{cite web|url=http://www.newadvent.org/cathen/08406b.htm |title=Souvay, Charles. "St. Joachim." The Catholic Encyclopedia. Vol. 8. New York: Robert Appleton Company, 1910. 3 May 2013 |publisher=Newadvent.org |date=1910-10-01 |accessdate=2013-11-03}}</ref> Ada juga pendapat lain terkait perbedaan ini. |
|||
Terdapat banyak binatang-binatang buas di hutan. Binatang-binatang itu mencintai diri mereka sendiri. Mereka bermusuhan dan saling membunuh demi makanan dan minuman. Mereka memberikan makan kepada anak-anaknya. Perbedaan antara manu-sia dan binatang adalah perbedaan pada tingkat cinta. Hewan tidak akan mampu melampui derajat cintanya kepada makhluk yang lain. Atau dengan kata lain, hewan tidak dapat membagi cintanya kepada jenis yang lain. Sedangkan manusia mampu melakukan hal itu. Di situlah manusia mampu dapat mencapai kemuliaannya dan kemanusiaannya. Al-Masih memberitahu kaumnya bahwa manusia tidak akan menjadi manusia sempurna kecuali setelah ia mencintai orang lain sebagaimana ia mendntai dirinya sendiri. |
|||
Al-Qur'an dan hadis tidak memberikan keterangan mengenai silsilah Isa yang berujung pada Dawud. Sebagian ulama Muslim terdahulu, seperti Muhammad bin Ishaq<ref>''Tarikh Ath-Thabari'' (1/585, 586)</ref><ref>Tafsir Ath-Thabari (3/235)</ref> dan Abul Qasim bin Asakir<ref>''Tarikh Dimasyq'' tentang biografi wanita</ref> juga menyebutkan silsilah Isa. Kedua silsilah tersebut dimulai dari Isa bin Maryam binti 'Imran dan berujung pada Sulaiman bin Dawud, tapi ada perbedaan nama dan jumlah orang di antara kedua versi ini.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=786}} |
|||
"Aku mendengar bahwa dikatakan, hendaklah engkau mencintai orang yang dekat denganmu dan membenci musuhmu, sedangkan aku berkata kepada kalian, cintailah musuh kalian dan doakanlah orang yang melaknati kalian. Berbuat baiklah kepada pembenci kalian dan salatlah untuk orang-orang berbuat buruk kepada kalian." (Injil Mata). |
|||
Cendekiawan modern menyatakan bahwa silsilah Isa dalam Alkitab cenderung merupakan konstruksi teologis dan bukan kenyataan sejarah. Kalangan non-imam biasanya tidak mencatat silsilah keluarga mereka dan kontradiksi antara kedua versi silsilah tersebut menjadi bukti yang jelas bahwa keterangan tersebut tidak berasal dari catatan yang valid. Selain itu, penggunaan gelar seperti 'Anak Allah' dan 'Anak Dawud' dipandang sebagai bukti bahwa keterangan tersebut tidak berasal dari tradisi Injil yang paling awal.<ref>Marshall D. Johnson ''The Purpose of the Biblical Genealogies with Special Reference to the Setting of the Genealogies of Jesus'' (Wipf dan Stock, 2002)</ref> [[Raymond E. Brown]], seorang imam Katolik Amerika, mengatakan silsilah itu "tidak memberi tahu kita tentang kakek-neneknya atau buyutnya".<ref>Raymond E. Brown, ''The Birth of the Messiah'' (Doubleday, 1977), hlm. 94.</ref> [[Marcus Borg]] dan [[John Dominic Crossan]] berpendapat bahwa kedua silsilah tersebut adalah keterangan buatan untuk mendukung klaim Isa sebagai mesias sesuai kriteria Yahudi<ref name="Marcus J. Borg 2009 page 95">Marcus J. Borg, John Dominic Crossan, The First Christmas (HarperCollins, 2009) hlm. 95.</ref> yang menyatakan bahwa mesias yang akan datang merupakan keturunan Dawud.<ref name="schochet moshiah ben yossef">{{cite web|last=Schochet|first=Rabbi Prof. Dr. Jacob Immanuel|title=Moshiach ben Yossef|url=http://www.moshiach.com/discover/tutorials/moshiach_ben_yossef.php|work=Tutorial|publisher=moshiach.com|accessdate=2 December 2012|url-status=dead|archiveurl=https://web.archive.org/web/20021220182918/http://www.moshiach.com/discover/tutorials/moshiach_ben_yossef.php|archivedate=20 Desember 2002}}</ref><ref name="JVL messiah">{{cite web|last=Blidstein|first=Prof. Dr. Gerald J.|title=Messiah in Rabbinic Thought|url=https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/judaica/ejud_0002_0014_0_13744.html|work=MESSIAH|publisher=Jewish Virtual Library and Encyclopaedia Judaica 2008 The Gale Group|accessdate=2 Desember 2012}}</ref><ref name="JVL The Messiah">{{cite web|last=Telushkin|first=Joseph|title=The Messiah|url=https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Judaism/messiah.html|publisher=The Jewish Virtual Library Jewish Literacy. NY: William Morrow and Co., 1991. Dicetak ulang dengan izin penulis.|accessdate=2 Desember 2012}}</ref> |
|||
Dakwah Nabi Isa datang dan menghapus syariat Nabi Musa dalam bentuk eksternal. Jika kita berusaha membandingkan dua syariat tersebut dalam bentuk yang sederhana, maka pada hakikat-nya dakwah Nabi Isa bertujuan untuk menghapus bid'ah yang dilakukan oleh kaum Farisiun dan Shaduqiun terhadap syariat Nabi Musa dan menunjukkan hakikat syariat ini dan tujuan-tujuannya yang tinggi. Di tengah-tengah masa materialisme yang sangat luar biasa dan dunia dipenuhi dengan penyembahan terhadap emas dan tersebarnya berbagai macam kejahatan, munculah dakwah al-Masih sebagai reaksi ideal yang menunjukkan ketinggian dan kesucian. Al-Masih mengetahui bahwa ia mengajak manusia untuk menciptakan perilaku ideal dalam kehidupan; Al-Masih menyadari bahwa dakwahnya penuh dengan idealisme tetapi idealisme ini sendiri pada saat yang sama merupakan solusi satu-satunya untuk mengobati kehidupan dari kesengsaraan dan penyakit-penyakit menular; Al-Masih mengetahui bahwa tidak semua manusia tidak mampu untuk mencapai puncak yang diisyaratkannya. Tetapi paling tidak, hendaklah setiap orang berusaha sedikit mendaki sehingga ia selamat. |
|||
Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa Isa merupakan keturunan [[Harun]] dari [[suku Lewi]], suku yang menurunkan para imam. Alkitab menyebutkan bahwa Zakariyya dan istrinya, Elisyeba, adalah keturunan Harun dari suku Lewi<ref>{{Alkitab|Lukas 1: 5}}</ref> dan disebutkan bahwa Maryam adalah kerabat Elisyeba.<ref>{{Alkitab|Lukas 1: 36}}</ref> Dari ayat ini, sebagian cendekiawan Alkitab menyatakan bahwa Maryam adalah seorang suku Lewi, atau setidaknya separuh Lewi.<ref>P. H. Davids, "Mary" dalam W. A. Elwell (Gen. Ed.), ''Encyclopedia Of The Bible'', 1988, Volume II, Marshall Pickering: London, hlm. 1411</ref><ref>E. P. Blair, "Mary Mother Of Jesus " dalam G. A. Buttrick (Ed.), ''The Interpreter's Dictionary Of The Bible'', 1962 (1996 Print), Volume 3, Abingdon Press: Nashville, hlm. 290</ref><ref>"Elizabeth" dalam G. W. Bromiley (Gen. Ed.), ''The International Standard Bible Encyclopedia'', 1982 (Fully Revised, Illustrated), Volume II, William B. Eerdmans Publishing Company: Grand Rapids (MI), hlm. 73.</ref> |
|||
Dakwah Nabi Isa terdiri dari kesudan yang mengagumkan; dakwah Nabi Isa bertujuan untuk menyelamatkan ruh atau dakwah yang dapat dianggap sebagai pedoman perilaku individu, bukan suatu system perincian-perincian tersebut dan hanya memfokuskan kepada sumber utama, yaitu ruh. Isa ingin raenghidupkan ruhani manusia dan membimbingnya untuk mencapai cahaya Sang Pencipta. Oleh karena itu, Isa datang dengan didukung oleh ruhul kudus. Ruhul kudus adalah Jibril. Kita tidak mengetahui bagaimana Allah SWT memperkuat Isa dengan Ruh Kudus: apakah Jibril menemaninya dan menyertainya sepanjang pengutusannya? Jibril turun kepada nabi untuk menyampaikan risalah atau membawa mukjizat atau justru mendatangkan hukuman atas kaumnya, tetapi ia tidak bersama mereka sepanjang waktu. Oleh karena itu, apakah memang Jibril menemani Isa sehingga beliau diangkat ke langit? |
|||
Al-Qur'an menyebutkan Maryam sebagai "saudari Harun".<ref>Maryam (19): 28</ref> Lantaran kata "saudari" bisa digunakan untuk merujuk pada hubungan kekerabatan dan keturunan yang lebih jauh dan luas, beberapa cendekiawan Muslim seperti Yusuf Ali dan Muhammad Asad berpendapat bahwa Maryam berasal dari suku Lewi.<ref>Yusuf Ali, ''The Holy Qur'ān: English Translation Of The Meaning And Commentary'', 1410 H, King Fahd Holy Qur'ān Printing Complex: Al-Madinah al-Munawarah, hlm. 860, catatan 2481.</ref><ref>M. Asad, ''The Message Of The Qur'an'', 1980, Dar al-Andalus: Gibraltar, hlm. 460, catatan 22.</ref> Bila mengacu pada pendapat ini, berarti Isa juga seorang Lewi secara biologis. |
|||
Hampir saja hati menjadi tenang dengan tafsiran ini karena dalam kehidupan Nabi Isa terdapat sisi-sisi malaikat di mana beliau mempunyai kemampuan yang luar biasa yang berupa mukjizat-mukjizat. Bahkan kemampuan beliau sampai pada batas menghidupkan orang-orang mati dengan izin Allah SWT. Begitu juga, beliau memiliki kemampuan yang luar biasa di mana beliau dengan hanya meniupkan pada suatu tanah, maka tanah itu terbentuk menjadi burung dan ia terbang dengan izin Allah SWT. Selain itu, Nabi Isa sama sekali tidak mendekati wanita sepanjang hidupnya sehingga beliau diangkat oleh Allah SWT. Beliau tidak menikah. Ini juga sifat malaikat di mana kita saksikan bahwa sebagian para nabi yang diutus oleh Allah SWT dan memiliki beberapa wanita bahkan kitab-kitab Yahudi menyebutkan bahwa jumlah istri-istri nabi mereka Sulaiman misalnya, mencapai seribu wanita. |
|||
== Pengikut == |
|||
Isa hidup dalam keadaan tenggelam dalam ibadah seperti anak dari bibinya, yaitu Yahya. Jika Yahya khusuk beribadah dan tinggal di gunung dan gurun bahkan dia menginap di gua, maka hal itu adalah hal yang alami baginya, sedangkan Isa hidup justru di tengah-tengah masyarakat kota. Persoalannya adalah, bukan hanya Isa tidak terkait hubungan dengan seorang wanita dan bukan hanya mukjizat-mukjizat yang diperolehnya yang luar biasa yang berhubungan dengan ruh, tetapi yang lebih dari itu adalah, bahwa beliau didukung oleh ruhul kudus sepanjang masa dakwahnya. Tentu itu adalah nikmat yang tak seorang pun dari para nabi sebelumnya diberi. Allah SWT berfirman: |
|||
Salah satu istilah yang digunakan untuk merujuk pada pengikut awal Isa adalah "Yudeo-Kristen" atau "Kristen Ibrani". Para pengikut awal Isa menyebut diri mereka sendiri dengan "Sang Jalan" ({{lang|grc|ἡ ὁδός}} - ''hė hodós''), mungkin mengacu pada ayat dalam Tanakh, "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan."<ref>{{Alkitab|Yesaya 40: 3}}</ref>{{sfn|Cwiekowski|1988|p=79-80}}{{sfn|Pao|2016|p=65}} Istilah Kristen (secara harfiah bermakna "pengikut Kristus") pertama kali digunakan dari masyarakat non-Yahudi kepada pengikut Isa di [[Antiokhia]].<ref>E. Peterson (1959), "Christianus." Dalam: ''Frühkirche, Judentum und Gnosis'', Penerbit: Herder, Freiburg, hlm. 353–372</ref> |
|||
Awalnya pengikut Isa seperti sekte atau gerakan keagamaan dalam tubuh Yahudi sebagaimana Farisi, Saduki, [[Eseni]], dan [[Zelot]].<ref name="Shiffman">{{cite web |url=https://www.myjewishlearning.com/article/how-jewish-christians-became-christians/ |title=How Jewish Christians Became Christians |last=Shiffman |first=Lawrence H. |date=2018 |website=My Jewish Learning}}</ref><ref name="JVL">{{cite web |url=https://www.jewishvirtuallibrary.org/christianity-2 |title=Christianity: Severance from Judaism |author=<!--Not stated--> |date=2008 |website=Jewish Virtual Library |publisher=American–Israeli Cooperative Enterprise |access-date=17 December 2018 |quote=}}</ref> Komunitas ini awalnya terdiri dari bangsa Yahudi yang meyakini Isa sebagai mesias.<ref name="Shiffman"/><ref name="JVL"/> Mereka tetap menjalankan syariat Taurat dan tradisi Yahudi, seperti menyucikan hari Sabat, khitan, menjaga makanan kosher, dan kehadiran di sinagoga.<ref name="Judaeo-Christians">{{cite book |editor1-last=Tomson |editor1-first=Peter J. |editor2-last=Lambers-Petry |editor2-first=Doris |date=2003 |title=The Image of the Judaeo-Christians in Ancient Jewish and Christian Literature |location=[[Tübingen]] |publisher=Mohr Siebeck |page=162 |series=Wissenschaftliche Untersuchungen zum Neuen Testament |volume=158 |isbn=3-16-148094-5 |quote=}}</ref> |
|||
"(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: 'Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan roh kudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat, dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: 'Ini tidak lain hanya sehir yang nyata.' Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: 'Berimanlah kepada-Ku dan kepada rasul-Ku.' Mereka nienjawab: 'Kami telah beiiman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu).'" (QS. al-Maidah: 110-111) |
|||
Sepeninggal Isa, pengikutnya menyebarkan ajarannya di kalangan bangsa Yahudi diaspora yang tersebar di luar Palestina. Dakwah mereka juga menarik perhatian kalangan ''[[goy]]'' (bangsa non-Yahudi, {{lang-he-n|גוי}}, jamak: {{Hebrew|גוים|rtl=yes}} ''goyim'') dan mereka akhirnya juga menjadi target dakwah.<ref name="Fredriksen 2018">{{cite book |last=Fredriksen |first=Paula |author-link= |date=2018 |title=When Christians Were Jews: The First Generation |url=https://books.google.com/books?id=NW9yDwAAQBAJ&pg=PA10 |location=[[London]] |publisher=Yale University Press |pages=10–11 |isbn=978-0-300-19051-9}}</ref> Kelompok Yudeo Kristen tradisional (pengikut Isa dari kalangan Farisi) bersikukuh bahwa kelompok ''goy'' juga harus dikhitan dan menjalankan syariat Taurat lantaran dalam tradisi Yahudi, khitan menjadi tanda bukti seseorang tergabung ke dalam agama Ibrahim.<ref>{{Alkitab|Kisah Para Rasul 15: 1}}</ref>{{sfn| Bokenkotter|2004|pp=19–21}}{{sfn|Hurtado|2005|pp=162–65}}{{sfn|McGrath|2006|pp=174–75}}{{sfn|Cross|Livingstone|2005|pp=1243–1245}} Namun khitan dipandang sebagai hal menjijikkan dalam tradisi Yunani dan Romawi yang sedang mendominasi kawasan timur Laut Tengah.<ref>{{cite book |title=Approaches to Ancient Judaism, New Series: Religious and Theological Studies |year=1993 |page=149 |author=Neusner, Jacob |author-link=Jacob Neusner |publisher=Scholars Press |quote=}}</ref> |
|||
Ayat-ayat tersebut menyebutkan lima mukjizat Nabi Isa. Pertama, bahwa beliau mampu berbicara dengan manusia saat beliau masih di buaian. Kedua, beliau diajari Taurat dan Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa telah tersembunyi dan telah mengalami perubahan yang dilakukan oleh orang-orang cerdik dari kaum Yahudi. Ketiga, beliau membentuk tanah seperti burung kemudian meniupkannya lalu tanah itu menjadi burung. Keempat, beliau mampu menghidupkan orang-orang yang mati. Kelima, beliau mampu menyembuhkan orang yang buta dan orang yang belang. Terdapat mukjizat yang keenam yang disebutkan dalam Al-Qur'an al-Karim: |
|||
[[Paulus dari Tarsus|Paulus]] menentang penerapan tradisi Yahudi secara ketat kepada pengikut Isa dari kalangan ''goy'', termasuk kewajiban khitan.{{sfn|Cross|Livingstone|2005|pp=1243–1245}}<ref name=Bisschops2017>{{cite book |last1=Bisschops |first1=Ralph |date=January 2017 |chapter=Metaphor in Religious Transformation: 'Circumcision of the Heart' in Paul of Tarsus |chapter-url=https://www.researchgate.net/publication/312589528_Metaphor_in_Religious_Transformation_'Circumcision_of_the_Heart'_in_Paul_of_Tarsus |chapter-format=PDF |editor1-last=Chilton |editor1-first=Paul |editor2-last=Kopytowska |editor2-first=Monika |title=Language, Religion and the Human Mind |location=New York |publisher=Oxford University Press |pages=1–30 |doi=10.1093/oso/9780190636647.003.0012 |isbn=978-0-19-063664-7 |access-date=9 July 2019}}</ref> Permasalahan ini dibawa dalam [[Konsili Yerusalem]] (sekitar 50 M) dan diputuskan bahwa pengikut Isa dari kalangan ''goy'' dibebaskan dari kewajiban menjalankan sebagian besar syariat Taurat. Meski disebutkan bahwa hasil konsili berasal dari kesepakatan, kalangan Yudeo Kristen tetap menentang keras.{{sfn|Cross|Livingstone|2005|p=1244}} Pelonggaran ini menjadi ajaran Isa tersebar lebih jauh di luar kalangan bangsa Yahudi.{{sfn|Burkett|2002|p=263}} |
|||
"(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: 'Hai Isa putra Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?' Isa menjawab: 'Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kamu orangyang beriman.' Mereka berkata: 'Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu.' Isa putra Maryam berdoa: 'Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu: beri rezekilah kami dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama.' Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan) itu, maka sesungguhnya Aku ahan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.'" (QS. al-Maidah: 112-115) |
|||
Saat pengikut Isa semakin berkembang di kalangan ''goy'', tradisi mereka berkembang dan semakin terpisah dengan akar Yahudi mereka.<ref>[https://books.google.com/books?id=7LfL6E50ZWgC&pg=PA21&dq=%22who+were+the+Jewish+christians+%22+%22law+of+moses%22&cd=1#v=onepage&q=%22who%20were%20the%20Jewish%20christians%20%22%20%22law%20of%20moses%22&f=false Keith Akers, ''The lost religion of Jesus: simple living and nonviolence in early Christianity'', Lantern Books, 2000] hlm. 21</ref><ref>Wylen, Stephen M., ''The Jews in the Time of Jesus: An Introduction'', Paulist Press (1995), {{ISBN|0-8091-3610-4}}, hlm. 190-192.</ref><ref>Dunn, James D.G., ''Jews and Christians: The Parting of the Ways, A.D. 70 to 135'', Wm. B. Eerdmans Publishing (1999), {{ISBN|0-8028-4498-7}}, hlm. 33–34.</ref><ref>Boatwright, Mary Taliaferro & Gargola, Daniel J & Talbert, Richard John Alexander, ''The Romans: From Village to Empire'', Oxford University Press (2004), {{ISBN|0-19-511875-8}}, hlm. 426.</ref> Sejarawan masih memperdebatkan waktu saat Kristen benar-benar menjadi agama baru dan terpisah dari Yahudi. Sejarawan Amerika Shaye J. D. Cohen menyatakan bahwa "terpisahnya Kristen dari Yahudi adalah sebuah proses, bukan peristiwa."{{sfn|Cohen|1987|p=228}} Kristen awal tidak lagi menjadi sekte Yahudi saat mereka tidak lagi menjalankan tradisi Yahudi, seperti khitan.{{sfn|Cohen|1987|p=168}} Perpisahan ini tidak hanya terjadi antara Kristen dengan Yahudi, tapi juga antara Kristen ''goy'' (juga disebut Kristen Paulus) dengan Yudeo Kristen. |
|||
Mukjizat yang keenam itu adalah turunnya makanan dari langit karena permintaan Hawariyin. Juga terdapat mukjizat yang ketujuh yang terdapat surah Ali 'Imran yaitu beliau diberi kemampuan melihat hal-hal yang gaib melalui panca inderanya meskipun beliau tidak menyaksikannya secara langsung. Oleh karena itu, beliau memberitahu kepada sahabat-sahabatnya dan murid-muridnya apa yang mereka makan dan apa yang mereka simpan di rumah-rumah mereka: |
|||
Baitul Maqdis (Bait Suci) kembali dihancurkan pada 70 M akibat [[Perang Yahudi-Romawi Pertama]], menjadi pengalaman traumatis bagi bangsa Yahudi. Sekte Saduki, Eseni, dan Zelot lenyap setelahnya, tetapi Kristen awal dan Farisi tetap bertahan. Farisi kemudian bertransformasi menjadi [[Yahudi Rabinik]], bentuk Yahudi paling umum sejak abad ke-6.<ref>{{cite web |title=Rabbinic Judaism |url=https://www.britannica.com/topic/Rabbinic-Judaism |website=www.britannica.com |publisher=Encyclopedia Britannica}}</ref> Faktor yang berperan besar terhadap perpecahan di antara kedua kelompok tersebut adalah tafsiran keagamaan mereka terhadap kehancuran Baitul Maqdis kedua. Yahudi Rabinik memandang peristiwa tersebut sebagai hukuman karena mengabaikan Taurat. Kristen awal memandangnya sebagai hukuman bagi bangsa Yahudi karena menolak Isa, menjadikan mereka mengklaim diri sebagai "Israel sejati" yang baru. Klaim ini dianggap kalangan Yahudi Rabinik sebagai skandal.<ref>[http://www.oztorah.com/2008/07/jewish-attitudes-to-gentiles-in-the-first-century/ Raymond Apple, "Jewish attitudes to Gentiles in the First Century"]</ref> Lantaran umat Kristen awal percaya bahwa Isa telah menggantikan kedudukan Baitul Maqdis, mereka tidak begitu mempedulikan kehancuran Baitul Maqdis.<ref name="ReferenceA">Paula Fredriksen, ''From Jesus to Christ''</ref> |
|||
"Dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu benar-benar beriman. " (QS. Ali 'Imran:: 49) |
|||
Pada abad pertama dan kedua, umat Kristen semakin berkembang pesat. Bila jamaah Yudeo Kristen terpusat di Yerusalem pada abad pertama, Kristen ''goy'' semakin terdesentralisasi pada abad kedua.<ref>Langan, ''The Catholic Tradition'' (1998), hlm.55, 115</ref> Kristen terbagi dalam berbagai kelompok, masing-masingnya memiliki penafsiran agama dan pandangan terkait Isa yang berbeda-beda satu sama lain. Belum ada penetapan resmi atau pihak berwenang yang memutuskan mengenai ajaran mana yang dipandang baku dan yang dipandang sebagai bid'ah dan sesat.<ref>{{cite book|last=Pagels|first=Elaine|authorlink=|title=The Gnostic Gospels|year=1979|isbn= 0-679-72453-2}}</ref><ref>{{cite book|last=Ehrman|first=Bart D.|authorlink=|title=Lost Christianities: The Battles for Scripture and the Faiths We Never Knew|year=2005|isbn= 0195182499}}</ref> Pada masa ini pula kelembagaan dalam Kristen mulai berkembang.<ref name="Harris">Harris, Stephen L., ''Understanding the Bible''. Palo Alto: Mayfield. 1985.</ref> Setelah diadakan pertemuan para pemuka umat Kristen di [[Konsili Nicea I]] pada 325 M untuk membahas berbagai perdebatan keagamaan, kelompok Yudeo Kristen mendapat penentangan ganda karena mereka tidak hanya ditentang pihak Yahudi Rabinik, tapi juga oleh Kristen ''goy'' yang mengakui Konsili Nicea. Kristen ''goy'' menjadi bentuk baku ajaran Kristen dan mengambil alih rumah ibadah umat Yudeo Kristen yang telah dipandang sebagai kelompok bid'ah.<ref name="Dauphin 1993. pp. 235, 240–242">Dauphin (1993). hlm. 235, 240–242.</ref> |
|||
Inilah mukjizat Nabi Isa yang ketujuh yang didahului oleh mukjizat kelahirannya yang sangat mengagumkan. Beliau lahir tanpa seorang ayah, lalu diikuti mukjizat berikutnya di mana beliau diangkat dari bumi ke langit ketika penguasa yang lalim berusaha menyalibnya. Barangkali pembaca akan bertanya-tanya: mengapa mukjizat-mukjizat seperti ini diperoleh oleh Nabi Isa? Kita mengetahui bahwa mukjizat adalah hal yang luar biasa yang Allah SWT berikan kepada nabi-Nya. Tetapi pemberian itu menjadi sempuma jika mukjizat itu disesuaikan dengan keadaan zaman diutusnya nabi tersebut sehingga mukjizat itu sangat berpengaruh dalam jiwa kaum dan mampu menggoncangkan hati mereka dan menjadikan mereka berimana kepada pemilik mukjizat ini. Jadi, mukjizat menjadi suatu hal yang luar biasa. Oleh karena itu, Allah SWT berkehendak agar mukjizat ini sesuai dengan zaman diutusnya nabi tersebut. |
|||
=== Paulus === |
|||
Jadi, setiap mukjizat yang dibawa oleh rasul selalu berlain-lainan. Nabi Saleh diutus di tengah-tengah kaum yang melihat bagaimana seekor unta yang melahirkan dari gunung atau mampu membelah batu-batuan gunung. Sedangkan Nabi Musa diutus di tengah-tengah kaum yang gemar memainkan sihir sehingga sihir mendapat tempat istimewa. Oleh karena itu, mukjizat yang dibawa oleh Nabi Musa bentuk lahirnya seakan-akan menyerupai sihir, tetapi pada hakikatnya ia justru menjatuhkan sihir. Mukjizat itu berupa tongkat yang menjadi ular dan kemudian ular itu memakan tongkat-tongkat para tukang sihir. |
|||
Beberapa pihak menyatakan bahwa Paulus telah menyimpangkan ajaran asli Isa atau klaim bahwa Kristen sebagian besar adalah ciptaannya. Dakwaan pertama termasuk pendapat dari komentator sekuler<ref>{{Cite web|url=http://www.wizanda.com/modules/article/view.article.php/article=52|title=Articles - People Who Have Understood Paul is Anti-Christ's Teachings - Oneness - True Faith|website=www.wizanda.com|accessdate=May 30, 2020}}</ref> seperti filsuf [[Friedrich Nietzsche]] dan [[Bertrand Russell]]. Kritik Nietzsche didasarkan pada keberatan moralnya terhadap pemikiran Paulus. Kaum [[Anarkisme Kristen|Anarkis Kristen]], seperti [[Leo Tolstoy]] dan Ammon Hennacy, percaya bahwa Paulus menyimpangkan ajaran Isa. Tolstoy mengklaim bahwa Paulus berperan dalam "penyimpangan" gereja dari pengajaran dan praktik Isa,<ref>{{Cite book |last=Tolstoy |first=Leo |title=Church and State |year=1882 |quote=This deviation begins from the times of the Apostles and especially from that hankerer after mastership Paul |author-link=Leo Tolstoy}}</ref> sementara Hennacy percaya "Paulus merusak pesan Kristus."<ref>{{Cite book |last=Hennacy |first=Ammon |title=The Book of Ammon |publisher=Hennacy |year=1970 |page=475 |quote=Paul and the Churches |author-link=}}</ref> [[Thomas Jefferson]], Presiden Amerika Serikat ketiga dan seorang penganut [[Deisme]], menuliskan bahwa Paulus adalah orang pertama yang merusak doktrin Isa.<ref>''The Writings of Thomas Jefferson: Being his Autobiography, Correspondence, Reports, Messages, Addresses, and Other Writings, Official and Private. Published by the Order of the Joint Committee of Congress on the Library, from the Original Manuscripts, Deposited in the Department of State, With Explanatory Notes, Tables of Contents, and a Copious Index to Each Volume, as well as a General Index to the Whole'', by the Editor H. A. Washington. Vol. VII. Published by Taylor Maury, Washington, D.C., 1854.</ref> |
|||
Sudah dipercaya sejak lama dalam tradisi Muslim bahwa Paulus dengan sengaja merusak ajaran asli Isa,{{sfn|Hindson|Caner|2008|p=280}}{{sfn|De Young|2004|p=60}}{{sfn|Riddell|2001|p=235}} memasukkan elemen paganisme,{{sfn|Waardenburg|1999|p=276}} sehingga Kristen menjadi agama penebusan dosa{{sfn|Waardenburg|1999|p=255}} dengan memperkenalkan ajaran [[dosa asal]] dan kebutuhan manusia akan perlunya penebusan.{{sfn|De Young|2004|p=64}} [[Saif bin Umar]] menyatakan bahwa para rabi tertentu membujuk Paulus untuk secara sengaja membujuk umat Kristen awal.{{sfn|Adang|1996|pp=105–06}}{{sfn|Anthony|2011|p=68}} [[Ibnu Hazm|Ibnu Hazm Al-Andalusi]] (wafat 1064) mengulang pernyataan Saif.{{sfn|Brann|2010|pp=65–66}} [[Syed Muhammad Naquib al-Attas|Syed Muhammad Naquib Al-Attas]] menuliskan bahwa Paulus menyalahartikan pesan Isa{{sfn|Riddell|2001|p=235}} dan [[Rasyid Ridha]] (wafat 1935) mendakwa Paulus memperkenalkan ajaran syirik ke dalam Kekristenan.{{sfn|Waardenburg|1999|p=276}} |
|||
Lain halnya dengan Nabi Isa, beliau diutus di tengah-tengah kaum materialis yang mengingkari ruh dan hari kebangkitan. Mereka menduga bahwa manusia hanya sekadar tubuh tanpa ruh. Mereka adalah kaum yang meyakini bahwa darah makhluk adalah ruhnya atau jiwanya. Taurat yang ada di tangan Yahudi menyebutkan bahwa tafsir an-Nafst adalah darah. Disebutkan di dalamnya: "Janganlah engkau memakan darah dari tubuh manusia karena jiwa setiap tubuh adalah darahnya. " |
|||
Umat Kristen sendiri tidak sepakat sejauh mana perselisihan antara Paulus dan jamaah Yerusalem. Kristen arus utama seperti Katolik Roma, Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, dan Protestan konservatif berpendapat bahwa tulisan-tulisan Paulus adalah penafsiran yang sah dari Injil. Gagasan bahwa Paulus yang menciptakan Kekristenan diperdebatkan oleh banyak penulis Kristen.<ref>David Wenham, "Paul: Follower of Jesus or Founder of Christianity?"</ref><ref>L. Michael White, "From Jesus to Christianity"</ref><ref>F. F. Bruce, "Paul & Jesus"</ref><ref>Machen, J. Gresham. "The Origin of Paul's Religion"</ref> Menurut Christopher Rowland, Kristen Paulus adalah pengembangan pemikiran tentang Isa dalam konteks dakwah pada kalangan non-Yahudi. Rowland berpendapat bahwa pengaruh Paulus dalam Kristen terlalu dilebih-lebihkan,{{sfn|Rowland|1985|p=194}} menyimpulkan bahwa Paulus tidak mengubah secara material ajaran-ajaran Isa. |
|||
Nabi Isa diutus di tengah-tengah kaum yang mereka disesatkan oleh falsafah yang dasarnya mengatakan bahwa penciptaan alam memiliki sumber pertama, seperti sebab dari akibat. Jadi, alam memiliki wujud yang mendahuluinya. Di tengah-tengah masa yang niaterialis ini, di mana ruh diingkari, maka secara logis mukjizat Nabi Isa terkait dengan usaha menunjukkan alam ruhani. Demikianlah Isa dilahirkan tanpa seorang ayah. Mukjizat ini cukup untuk membungkam kaum yang mengatakan bahwa alam memiliki sumber pertama. Jelas bahwa alam tidak memiliki wujud yang mendahuluinya. Kita berada di hadapan Sang Pencipta yang mengadakan sistem bagi segala sesuatu dan menjadikan sebab bagi segala sesuatu. Dia menjadikan proses kelahiran anak berasal dari hubungan laki-laki dan wanita, tetapi Pencipta ini sendiri menciptakan sebab-sebab dan sebab-sebab itu tunduk kepadanya sedangkan Dia tidak tunduk kepada sebab-sebab itu. Dengan kehendak-Nya yang bebas, Dia mampu memerintahkan kelahiran anak tanpa melalui ayah sehingga anak itu lahir. Dan, kelahiran Isa pun terjadi tanpa seorang ayah. Cukup ditiupkan ruh kepadanya: |
|||
== Kedatangan kedua == |
|||
"Lalu Kami tiupkan ke dalamnya (tubuhnya) roh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. " (QS. al-Anbiya': 91) |
|||
Tradisi Islam meyakini bahwa Isa akan turun kembali. Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai peristiwa ini secara tersurat,<ref>Roberto Tottoli ''Biblical Prophets in the Qur'an and Muslim Literature'' Routledge, 11 Jan 2013 {{ISBN|978-1-136-12314-6}} hlm. 121</ref> tetapi sebagian penafsir menyatakan bahwa Surah Az-Zukhruf (43) ayat 61 merupakan isyarat yang membenarkan keterangan bahwa Isa akan turun menjelang hari kiamat.{{sfn|Hakim|2006|p=103-104}}<ref name="Warren">Warren Larson ''Jesus in Islam and Christianity: Discussing the Similarities and the Differences'' hlm. 335</ref> |
|||
Beberapa riwayat hadits menjelaskan hal ini secara jelas. Disebutkan bahwa kiamat tidak akan terjadi sebelum munculnya sepuluh tanda, di antaranya adalah turunnya Isa.<ref>HR. Muslim</ref>{{sfn|Hakim|2006|p=22}} Isa datang saat terjadi peperangan antara umat beriman dengan Dajjal dan pengikutnya. Dia turun di menara putih di sebelah timur Damaskus, kemudian menemui umat Muslim yang saat itu hendak melaksanakan shalat. Pemimpin mereka (Al-Mahdi) meminta Isa untuk memimpin shalat, tapi Isa menolaknya, mengatakan bahwa pemimpin kalian berasal dari kalangan kalian sendiri.<ref>HR. Muslim no. 156</ref> Setelahnya, Isa akan membunuh Dajjal, menjadi hakim yang adil, menghancurkan salib, membunuh babi, dan menghapus ''[[jizyah]]''.<ref>HR. Bukhari no. 3448</ref><ref>HR. Muslim no. 155</ref>{{sfn|Hakim|2006|p=108-113}}<ref name="Warren"/> |
|||
Kelahiran Isa membawa mukjizat yang luar biasa yang menegaskan dua hal: pertama, kebebasan kehendak Ilahi dan ketidak terkaitannya dengan sebab karena Dia adalah Pencipta sebab-sebab, kedua pentingnya ruh dan menjelaskan kedudukannya serta nilainya di antara kaum yang hanya mementingkan fisik sehingga mereka mengingkari ruh. Seandainya kita mengamati sebagian besar mukjizat Nabi Isa, maka kita akan melihatnya dan mendukung pandangan tersebut. Misalnya, mukjizat Nabi Isa yang mampu membentuk tanah seperti burung lalu beliau meniupkannya sehingga tanah itu menjadi burung. Mukjizat ini pun menguatkan adanya ruh. Semula ia berupa tanah yang bersifat fisik yang tidak dapat disifati dengan kehidupan tetapi ketika Nabi Isa meniupnya, maka segenggam tanah itu menjadi burung yang memiliki kehidupan, Sungguh sesuatu yang bukan fisik masuk ke dalamnya. Sesuatu itu adalah ruh. Ruh itu masuk ke dalam tanah sehingga ia menjadi burung. Jadi, ruh adalah nilai yang hakiki, bukan jasad atau fisik. Di samping itu, juga ada mukjizat menghidupkan orang-orang yang mati. Bukankah ini juga menunjukkan adanya ruh dan adanya hari akhir atau hari kebangkitan. Orang yang mati telah ditelan oleh bumi di mana anggota tubuhnya telah hancur berantakan sehingga ia hampir menjadi tulang-belulang yang hancur lalu al-Masih memanggilnya dan tiba-tiba dia hidup kembali dan bangkit dari kematiannya. |
|||
== Lihat pula == |
|||
Seandainya orang yang mati hanya berupa fisik sebagaimana dikatakan orang-orang Yahudi, maka ia tidak akan mampu bangkit dari kematiannya karena fisiknya telah hancur tetapi mayit itu mampu bangkit dari kematian. Jasadnya kembali hidup dan ia bangkit dari kuburannya serta berbicara. Jadi, ruh adalah nilai yang hakild. bukan fisik atau jasad. Kalau begitu, di sana terdapat hari kebangkitan dan hari kiamat. Hal ini bukanlah mustahil sebagaimana yang dikatakan orang-orang Yahudi, karena setelah kematian jasad menjadi tanah yang berterbangan di udara. Itu bukan mustahil tetapi mungkin-mungkin saja. Dalil dari hal itu adalah, kebangkitan orang-orang yang telah mati di hadapan mata kepala mereka sendiri. Nabi Isa telah menghidupkan mereka agar kaumya vakin bahwa kiamat fisik akan terjadi dari kematian dan itu adalah benar dan bahwa hari akhir adalah benar. |
|||
* [[Nabi dan Rasul|Nabi-nabi]], di antaranya: |
|||
** [[Ibrahim]] |
|||
** [[Musa]] |
|||
** [[Zakariyya]] |
|||
** [[Yahya]] |
|||
** [[Muhammad]] |
|||
* [[Maryam]] |
|||
* [[Bani Israil]] |
|||
* [[Yesus]] |
|||
* [[Eskatologi Islam]] |
|||
* [[Kiamat]] |
|||
== Catatan == |
|||
Juga terdapat mukjizat yang lain, yaitu beliau mampu memberi tahu kaumnya tentang apa yang mereka simpan di rumah-rumah mereka, tanpa terlebih dahulu beliau masuk ke rumah mereka atau dapat bocoran dari seseorang. Mukjizat ini menetapkan bahwa panca indera bukanlah nilai yang hakiki. Nabi Isa tidak melihat apa yang ada di rumah mereka tetapi ruhnya mampu untuk melihat dan berbicara atau memberitahu mereka. Jadi, ruhani adalah nilai yang hakiki, bukan fisik. Demikianlah mukjizat-mukjizat Isa datang untuk memberitahukan pentingnya ruh dan kebebasan kehendak Ilahi. Mukjizat-mukjizat Nabi Isa—sebagaimana dikatakan oleh guru kami Muhammad Abu Zahra'—termasuk dari jenis propagandanya dan sesuai dengan tujuan risalahnya, yaitu dakwah untuk mendidik ruhani dan keimanan kepada hari kebangkitan dan hari kemudian, dan di sana ada kehidupan lain di mana seseorang yang berbuat baik akan dibalas kebaikannya dan orang yang berbuat buruk akan dibalas keburukannya. |
|||
{{notelist}} |
|||
== Rujukan == |
|||
Lalu, apakah mukjizat menghidupkan orang-orang yang mati masih memberikan celah kepada para pengingkar akhirat untuk terus mengingkarinya atau memberikan ruangan kepada penentang hari kebangkitan untuk meneruskan penentangannya? Kami telah mengatakan bahwa orang-orang Yahudi telah diracuni dengan pikiran ketidakpercayaan atau penentangan pada hari akhirat serta tidak beriman kepada hari akhir, maka menghidupkan orang-orang yang mati yang dibawa atau dikuasai oleh Isa menjadi suatu pukulan telak bagi mereka yang membuat mereka beriman, tetapi mereka masih menentang tanda-tanda kebesaran Allah. |
|||
{{Reflist}} |
|||
B * مجاني |
|||
لتأخذ نفسا |
|||
ينظف |
|||
ميسون |
|||
الصهاينة المسيحيون |
|||
ممتاز |
|||
نية العالم |
|||
فوضى |
|||
غرفة |
|||
الاسلام الدين |
|||
ياسيف |
|||
دقائق DJ * |
|||
محمد محجي |
|||
معزي الروح |
|||
صحيح |
|||
الدينونة الأخيرة في عزرا |
|||
المسيح يحيا |
|||
راجناروك |
|||
صعود الفرقاطة من منطقة العديان |
|||
الى بدن السفينة |
|||
محكمة عزرا |
|||
قذف قطعة نقدية للقرعة |
|||
أستخدم أمينة (1976) ، مثال على المستقبل بين الأتاباي. |
|||
yahtawi Chetmin China (1988) ealaa eanasir min Kach niyam، lakina stran ghair Mutawaqay yaqul "Leta swalker ha، sania aflam kahanist kenay inchi cha، kel ke ch chena ingel kenay koy lena dana ni ha" الغرض: -4 1987 (PAMU) ( SAMU) () 1987-16 2014 قسط. "" |
|||
لوبريس نور إبراهيم ["الفاتح". محمد نور ابراهيم 1987 (تيراس دا فوركا). |
|||
atlub (C) 2016 Macanan Perkuma 61. 6. Digongkang |
|||
- "أنا أيلام" ؛ |
|||
=== Daftar pustaka === |
|||
*{{cite book |last=Adang |first=Camilla |title=Muslim Writers on Judaism and the Hebrew Bible: From Ibn Rabban to Ibn Hazm|url=https://archive.org/details/muslimwritersonj0000adan |date=1996|publisher=Brill|isbn= 978-90-04-10034-3|ref=harv}} |
|||
* {{cite book |last = Albertz |first = Rainer |title = A History of Israelite Religion, Volume I: From the Beginnings to the End of the Monarchy |publisher = |year = 1994a |url = https://books.google.com.au/books?id=yvZUWbTftSgC&pg=PA89&dq=%22the+real+centre+of+the+main+cult%22%22three+great+annual+festivals%22&hl=en&sa=X&ved=0CB0Q6AEwAGoVChMIlKjh5JO5xwIV4uOmCh2lMAuI#v=onepage&q=%22the%20real%20centre%20of%20the%20main%20cult%22%22three%20great%20annual%20festivals%22&f=false |ref = harv}} |
|||
*{{cite book|ref=harv|last=Anthony|first=Sean |title=The Caliph and the Heretic: Ibn Sabaʾ and the Origins of Shīʿism|url=https://books.google.com/?id=jeYxAQAAQBAJ&pg=PA68|date= 2011|publisher=Brill|isbn=978-90-04-21606-8}} |
|||
* {{cite book |last = Betz |first = Arnold Gottfried |chapter = Monotheism |editor1-last = Freedman |editor1-first = David Noel |editor2-last = Myer |editor2-first = Allen C. |title = Eerdmans Dictionary of the Bible |publisher = Eerdmans |year = 2000 |url = https://books.google.com/books?id=qRtUqxkB7wkC&pg=PA917#v=onepage&q=bible%20monotheism%20Betz&f=false |isbn = 9053565035 |ref = harv}} |
|||
* {{Citation | last =Bokenkotter | first =Thomas | year =2004 | title =A Concise History of the Catholic Church |edition = Revised and expanded | publisher =Doubleday | isbn =0-385-50584-1 | url = https://books.google.com/books?id=DISK1e7JXA8C&printsec=frontcover }} |
|||
* Brown, Schuyler. ''The Origins of Christianity: A Historical Introduction to the New Testament''. Oxford University Press (1993). {{ISBN|0-19-826207-8}} |
|||
*{{cite book|ref=harv|last=Brann|first=Ross |title=Power in the Portrayal: Representations of Jews and Muslims in Eleventh- and Twelfth-Century Islamic Spain|url=https://books.google.com/?id=bbrCTfBSFaEC|year=2010|publisher=Princeton University Press|isbn=978-0-691-14673-7}} |
|||
* {{Citation | last =Burkett | first =Delbert | year =2002 | title =An Introduction to the New Testament and the Origins of Christianity | publisher =Cambridge University Press | url=https://books.google.com/books?id=EcsQknxV-xQC&pg=PA195#v=onepage&q=%2213%20The%20Gospel%20of%20Luke%22&f=false |isbn=978-0-521-00720-7}} |
|||
* {{cite book|last1=Cox|first1=Steven L.|first2=Kendell H|last2=Easley|year=2007|title=Harmony of the Gospels|isbn=978-0-8054-9444-0 |url=https://books.google.com/?id=QjmwuFUksOQC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false | ref=harv |publisher=B&H Publishing Group}} |
|||
* {{Citation | last =Cohen | first =Shaye J.D. | year =1987 | title =From the Maccabees to the Mishnah | publisher =The Westminster Press| isbn =0-664-25017-3}} |
|||
* {{Citation |editor1-last=Cross |editor1-first=F. L. |editor1-link= |editor2-last=Livingstone |editor2-first=E. A. |editor2-link= |title=The Oxford Dictionary of the Christian Church |date=2005 |publisher=Oxford University Press |location=Oxford |edition=3rd Revised |pp=1243–45 |isbn=978-0-19-280290-3 |url=https://books.google.com/books?id=fUqcAQAAQBAJ&printsec=frontcover}} |
|||
* {{Citation | last =Cwiekowski | first =Frederick J. | year =1988 | title =The Beginnings of the Church | publisher =Paulist Press}} |
|||
* {{cite book |last1=Deedat |first1= Ahmed |authorlink=Ahmed Deedat |translator=Setiawan Budi Utomo |title=The Choice: Dialog Islam-Kristen |year=2007 |publisher=Pustaka Al-Kautsar |location=[[Jakarta]] |isbn=979-592-118-5 |url= |ref=harv}} |
|||
*{{cite book|ref=harv|last=De Young|first=James |title=Terrorism, Islam, and Christian Hope: Reflections on 9-11 and Resurging Islam|url=https://books.google.com/?id=60JLAwAAQBAJ&pg=PA64|year=2004|publisher=Wipf and Stock |isbn=978-1-59752-005-8}} |
|||
* {{cite book|first=James D.G.|last=Dunn|author-link=|title=Jesus Remembered|year=2003|isbn=978-0-8028-3931-2 |publisher=Wm. B. Eerdmans Publishing| url=https://books.google.com/?id=G4qpnvoautgC}} |
|||
* {{citation|author=Geneva Press|date=2008|title=The Presbyterian Handbook for Pastors|url=https://books.google.com/?id=2RMFgUlGyxwC&pg=PA138&dq=Mary+Magdalene+Presbyterianism#v=onepage&q=Mary%20Magdalene&f=false|location=Louiseville, Kentucky|publisher=Geneva Press|isbn=978-0-664-50299-7|ref=harv}} |
|||
* {{cite book|last1=Green |first1=Joel B. |first2=Scot |last2=McKnight |first3= I. Howard |last3=Marshall |title= Dictionary of Jesus and the Gospels |url=https://books.google.com/?id=9ntwNm-tOogC |publisher=InterVarsity Press| year=1992 | page=442|isbn=978-0-8308-1777-1}} |
|||
* {{cite book |last1=Hakim |first1= Manshur Abdul |authorlink= |translator=Abdul Hayyie Al-Kattani, Uqinu Attaqi |title=Kiamat: Tanda-Tandanya Menurut Islam, Kristen, dan Yahudi |year=2006 |publisher=Gema Insani Press |location=[[Jakarta]] |isbn=979-56-0106-7 |url= |ref=harv}} |
|||
*{{cite book|ref=harv|last1=Hindson|first1=Ed |last2=Caner|first2=Ergun |title=The Popular Encyclopedia of Apologetics: Surveying the Evidence for the Truth of Christianity|url=https://books.google.com/?id=yipXIHcteRsC&pg=PA280|year=2008|publisher=Harvest House |isbn=978-0-7369-3635-4}} |
|||
* {{Citation | last =Hurtado | first =Larry | author-link = | year = 2005 | title = Lord Jesus Christ: Devotion to Jesus in Earliest Christianity | publisher =Wm. B. Eerdmans Publishing | isbn =978-0-8028-3167-5 | url = https://books.google.com/books?id=k32wZRMxltUC&printsec=frontcover}} |
|||
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}} |
|||
* {{Citation | last =Pao |first =David W. | year =2016 | title =Acts and the Isaianic New Exodus | publisher =Wipf and Stock Publishers}} |
|||
* {{Cite book | last = Maier | first = Paul L. | chapter = Herod and the Infants of Bethlehem | editor1-last = Summers | editor1-first = Ray | editor2-last = Vardaman | editor2-first = Jerry | title = Chronos, Kairos, Christos II: Chronological, Nativity, and Religious Studies in Memory of Ray Summers | publisher = Mercer University Press | year = 1998 | chapter-url = https://books.google.com/?id=mWnYvI5RdLMC&pg=PA169&dq=Herod+and+the+Infants+of+Bethlehem#v=onepage&q=Herod%20and%20the%20Infants%20of%20Bethlehem&f=false | isbn = 978-0-86554-582-3 | ref = harv}} |
|||
* {{Citation | last =McGrath | first =Alister E. | author-link = | year =2006 | title =Christianity: An Introduction | publisher = Wiley-Blackwell | isbn =1-4051-0899-1 | url = https://books.google.com/books?id=v26doW8jIyYC&printsec=frontcover}} |
|||
* {{cite book| last = Reynolds| first = Gabriel Said| title = The Quran in its Historical Context| url = http://books.google.com/?id=sqpgtcMXIb0C| accessdate = 6 November 2012| date = 29 November 2007| publisher = Taylor & Francis| isbn = 978-0-415-42899-6 |ref=harv}} |
|||
* {{cite book|ref=harv|last=Riddell|first=Peter G. |title=Islam and the Malay-Indonesian World: Transmission and Responses|url=https://books.google.com/?id=a3x-JdCGn1UC|year=2001|publisher=University of Hawaii Press|isbn=978-0-8248-2473-0}} |
|||
* {{Citation |last=Rowland |first=Christopher |title=Christian Origins: An Account of the Setting and Character of the Most Important Messianic Sect of Judaism |url=https://books.google.com/books?id=PZfYAAAAMAAJ |year=1985 |publisher=SPCK |isbn=9780281041107 |author-link=}} |
|||
*{{cite book|ref=harv|last=Waardenburg|first=Jacques |title=Muslim Perceptions of Other Religions: A Historical Survey|url=https://books.google.com/?id=eLDPuc4SL_cC|date= 1999|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-535576-5}} |
|||
* {{cite book | last = Wellhausen | first = Julius | title = The Pharisees and the Sadducees | publisher = Mercer University Press | location = Macon | year = 2001 | isbn = 978-0-86554-729-2 | ref = harv}} |
|||
== Pranala luar == |
|||
Nabi Isa menutup lembaran kehidupannya yang lembut dan dan ia mulai berdakwah di jalan Allah. Beliau didukung oleh ruhul kudus dan mukjizat-mukjizat yang luar biasa. Al-Qur'an al-Karim menceritakan kepada kita bahwa esensi dakwah al-Masih tidak banyak berubah dari esensi dakwah para nabi sebelumnya, yaitu menyuarakan Islam yang intinya adalah menebarkan tauhid yang sempurna hanya serta menyerahkan diri kepada Allah: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhan kalian." |
|||
* [https://islami.co/kisah-nabi-isa-as/ Islami.co: Kisah Nabi Isa AS] |
|||
* [http://www.scribd.com/doc/5360425/My-Shajrafamily-tree- Silsilah Nabi dan Rasul] |
|||
{{Portal bar|Islam|Kristen|Biografi}} |
|||
Al-Qur'an memberitahu kita bahwa yang mengatakan kalimat tersebut adalah Isa. Kalimat tersebut adalah kalimat yang sama yang pernah disampaikan seluruh nabi, meskipun nama mereka, sifat mereka, mukjizat mereka, baju mereka, bahasa mereka, usia mereka, bentuk mereka, dan warna kulit mereka tidak sama. Mereka semua bersepakat untuk menyuarakan Islam dan hanya menyerahkan diri kepada Allah SWT serta beriman bahwa Allah SWT adalah Tuhan mereka dan Tuhan alam semesta. Tiada sekutu bagi-Nya dan tiada yang setara dengan-Nya. Dia Maha Esa yang tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tiada sesuatu pun yang menyerupai-Nya. |
|||
{{Nabi-nabi}} |
|||
{{Authority control}} |
|||
[[Kategori:Yesus]] |
|||
Isa tidak mengatakan persoalan tauhid lebih banyak atau lebih sedikit dari apa yang pemah disampaikan oleh para nabi. Al-Qur'an datang kira-kira setelah lima ratus tahun dari pengangkatan Nabi Isa. Allah SWT, melalui ilmu-Nya yang azali mengetahui apa yang terjadi di tengah-tengah kaum Masehi di mana mereka berselisih tentang hakikat Isa. Oleh karena itu, Al-Qur'an al-Karim berusaha menyingkap dialog mereka yang belum terjadi. Allah SWT berfirman: |
|||
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]] |
|||
[[Kategori:Eskatologi Islam]] |
|||
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: 'Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: 'Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?' Isa menjawab: 'Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya, maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya) yaitu: 'Sembahlah Allah, Tuhanku, dan Tuhanmu,' dan aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.'" (QS. al-Maidah: 116-117) |
|||
[[Kategori:Nabi Alkitab Ibrani dalam Al-Qur'an]] |
|||
[[Kategori:Rasul|Isa]] |
|||
Al-Qur'an secara tegas mengatakan bahwa dakwah al-Masih adalah dakwah tauhid. Al-Qur'an ingin mengatakan bahwa al-Masih terlepas dari segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya, yaitu tuduhan bahwa ia anak Tuhan atau ia justru tuhan itu sendiri. "Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya) yaitu: 'Sembahluh Allah, Tuhanku, dan Tuhanmu." |
|||
Nabi Isa pergi berdakwah di jalan Allah SMT. Inti dakwahnya adalah, bahwa tidak ada perantara antara Pencipta dan makhluk; tidak ada perantara antara seorang penyembah dan yang disembah. Allah SWT menurunkan kitab Injil kepada Nabi Isa. Ia adalah kitab suci yang datang untuk membenarkan Taurat dan berusaha menghidupkan syariatnya yang pertama. Injil adalah cahaya, petunjuk, dan peringatan bagi orang-orang yang bertakwa. Nabi Isa ingin meluruskan tafsiran orang-orang Yahudi terhadap syariat di mana mereka menyampaikan tafsir dari syariat itu secara harfiah dan sesuai dengan kepentingan mereka. Nabi Isa menenangkan orang-orang yang yang menjaga syariat bahwa ia tidak datang untuk menghilangkan syariat, tetapi ia datang untuk menyempurnakannya dan menyelesaikan tugas para nabi. Namun Isa lebih menekankan pada penafsiran esensinya, bukan kepada bentuk lahiriahnya. |
|||
Nabi Isa memberi pengertian kepada orang-orang Yahudi bahwa sepuluh wasiat yang dibawa oleh Isa mengandung makna-makna yang lebih dalam dari apa yang mereka bayangkan. Wasiat yang keenam bukan hanya melarang pembunuhan materi, sebagaimana yang mereka pahami tetapi juga menyangkut penindasan dan usaha rnencelakakan orang lain. Sedangkan wasiat yang ketujuh bukan hanya melarang zina (dalam pengertian terjadinya hubungan antara laki-laki dengan perempuan melalui cara-cara yang tidak sah), tetapi zina berarti segala bentuk perbuatan yang menjurus kepada dosa. Misalnya, ketika mata diarahkan kepada lawan jenis disertai syahwat dan hasrat seksual, maka itu pun berarti zina. Nabi Isa berkata: "Sesungguhnya lebih baik bagi manusia untuk menghindarkan matanya dari sesuatu yang dapat menghancurkannya daripada ia harus hancur dengan mata itu sendiri. Syariat yang dibawa oleh Isa melarang untuk melanggar sumpah dan janji Nabi Isa memberi pengertian kepada kaumnya bahwa hendaklah mereka tidak melakukan sumpah palsu karena merupakan "kesalahan besar jika nama Allah dibuat main-main di atas mulut-mulut manusia." (Injil Mata 21 sampai 48). |
|||
Dakwah Nabi Isa juga berbenturan dengan arus materialisme yang sangat mendominasi masyarakat saat itu. Oleh karena itu, beliau mengingatkan manusia dari perbuatan munaflk, pamrih, tamak, dan gila pujian. Begitu juga beliau mengingatkan mereka dari sifat rakus terhadap kekayaan dunia; beliau mengingatkan agar jangan sampai mereka menimbun harta di dunia. Yakni, hendak lah mereka tidak memfokuskan perhatian mereka pada urusan-urusan duniawi semata yang sifatnya tidak abadi. Tetapi hendaklah rnereka memfokuskan perhatian mereka pada hal-hal yang bersifat samawi (ukhrawi) karena itu bersifat abadi. |
|||
Nabi Isa memberitahu kepada masyarakatnya agar mereka menjadi orang-orang yang teliti saat memilih gaya hidup mereka karena pada gilirannya akal mereka akan menjadi cermin darinya. Kecenderungan manusia itu terkait kuat dengan hatinya. Jika hati tertuju kepada cahaya langit, maka kehidupan manusia akan tampak bersinar tetapi jika hati tertuju pada kegelapan dunia, maka kehidupannya pun tampak gelap. Nabi Isa mengingatkan kaumnya dari sikap pamrih dan cinta dunia. Beliau mengajak mereka untuk teliti dalam memilih majikan yang mereka mengabdi kepadanya karena manusia tidak dapat mengabdi kepada dua majikan dalam satu waktu. Boleh jadi ia akan menjadikan harta sebagai majikannya, atau boleh jadi ia akan menjadikan Allah SWT sebagai tuannya. Jika ia menyembah harta, maka berarti ia jauh dari penyembahan terhadap Tuhannya. Oleh karena itu, hendaklah manusia menjauhi dunia, seperti makanan dan pakaian di mana mereka akan dikuasai oleh kegelisahan dan ketidaktenangan serta keraguan tentang penjagaan Allah SWT kepada mereka. Allah SWT telah berjanji untuk memenuhi kebutuhan hamba-hamba-Nya dalam kehidupan. Ketika timbul kegelisahan dan keraguan pada diri mereka, maka itu dikarenakan keraguan mereka terhadap penjagaan Allah SWT dan ketidakpercayaan mereka kepada janji-janjinya dan rahmat-Nya serta bimbingan-Nya. Allah SWT-lah yang menciptakan mereka dan Dia pula yang menjamin kehidupan mereka dan melindungi mereka. Bahkan Dia juga melindungi makhluk yang paling kecil urusannya seperti burung di langit dan kumbang-kumbang di kebun. |
|||
Nabi Isa memberitahu kaumnya bahwa hanya memperhatikan dunia adalah hal yang salah, yang tidak pantas dilakukan oleh orang-orang yang beragama. Itu adalah sikap para penyembah berhala karena penyembah berhala tidak mengetahui apa yang lebih baik darinya, sedangkan orang-orang yang beragama mengetahui bahwa di sana terdapat bimbingan Ilahi yang mengajak mereka untuk percaya kepada Allah SWT dan tidak begitu peduli dengan dunia. Allah SWT mengetahui kebutuhan-kebutuhan mereka lebih daripada apa yang mereka ketahui; Allah SWT akan melindungi mereka dan akan menjamin kehidupan mereka. Karena itu, yang layak bagi mereka adalah, hendaklah mereka memohon agar diberi kekuasaan Allah SWT dan kebaikan dari-Nya. Yakni kehidupan ruhani dan apa yang dikandungnya dari kebahagiaan abadi. |
|||
Di samping itu, Nabi Isa menasihati mereka agar jangan terlalu pusing dengan kejadian-kejadian yang akan datang dan persoalan-persoalan esok hari karena esok hari sudah berjalan sebagaimana mestinya. Jika kebutuhan dan penderitaan datang silih berganti, maka bantuan dan perlindungan Ilahi pun terus datang silih berganti. Dakwah Nabi Isa juga berbenturan dengan dualisme yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Kita saksikan sebagaimana mereka suka mendapatkan kebaikan yang ditujukan kepada diri mereka, maka mereka pun biasa untuk melakukan kejahatan kepada orang-orang lain. Demikianlah, kehidupan orang-orang Yahudi dicemari sikap dualisme ini. Nabi Isa mewasiatkan kepada manusia agar mereka memperlakukan sesama mereka sesuai dengan akidah yang mengatakan: "Perlakukanlah orang lain sebagaimana engkau memperlakukan dirimu sendiri" |
|||
Nabi Isa terus melangsungkan dakwahnya dan mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT serta tidak menyekutukan-Nya, sebagaimana beliau juga mengajak manusia untuk membersihkan dan menyudkan ruhani serta hati dan berasaha memasuki kerajaan langit. Dakwah Nabi Isa itu sangat memukul kalangan para pendeta Yahudi. Kalimat-kalimat yang dilontarkan Nabi Isa bagaikan senjata yang siap menerpa wajah mereka dan menyatakan peperangan terhadap mereka serta menyingkap kedok kemunafikan mereka. Mula-mula pemerintahan Romawi tidak turut campur dalam masalah tersebut karena mereka melihat bahwa itu hanya sekadar perselisihan internal antara kelompok-kelompok Yahudi. Bagi mereka, selama orang-orang Yahudi sibuk dengan masalah mereka sendiri dan tidak peduli dengan kekuasaan, mereka pun tidak turut campur. |
|||
Kemudian para pendeta Yahudi mulai merancang suatu persekongkolan untuk menyingkirkan Isa. Mereka ingin mengusir Isa dan membuktikan bahwa Isa datang untuk menghancurkan syariat Musa. Syariat Musa memutuskan untuk merajam wanita yang berzina. Para pendeta Yahudi menghadirkan wanita yang salah yang berhak dirajam. Mereka berkumpul di sekeliling Isa dan bertanya kepadanya: "Tidakkah syariat menetapkan untuk merajam wanita yang bersalah?" Isa menjawab: "Benar," Mereka berkata: "Ini adalah wanita yang bersalah." Isa memandang wanita itu dan ia pun melihat para pendeta Yahudi. Isa mengetahui bahwa para pendeta Yahudi lebih banyak kesalahannya daripada wanita tersebut. Para pendeta itu menunggujawaban Isa. Jika ia mengatakan bahwa wanita itu tidak berhak dibunuh, maka berarti ia menentang syariat Musa, dan jika ia mengatakan bahwa ia berhak dibunuh, maka ia justru menghancurkan dirinya sendiri yang membawa syariat cinta dan toleransi. Nabi Isa memahami bahwa ini adalah persekongkolan. Beliau tersenyum dan wajahnya tampak bercahaya. Kemudian beliau melihat para pendeta Yahudi dan wanita itu sambil berkata: "Barangsiapa di antara kalian yang tidak memiliki kesalahan, maka hendaklah ia merajam wanita itu." |
|||
Suara beliau yang keras itu memecahkan keheningan tempat penyembahan. Beliau menetapkan peraturan baru yang berhubungan dengan hukum yang dijatuhkan kepada orang yang ber-buat salah. Hendaklah orang yang tidak berbuat salah menghukum orang yang salah dan tidak berhak seseorang pun dari kalangan manusia untuk menghukum orang yang bersalah jika ia sendiri bersalah, tetapi yang menghukumnya adalah Allah SWT yang Maha Suci dan Maha Tinggi dan Allah SWT adalah Maha Pengasih di antara yang mengasihi. |
|||
Nabi Isa keluar dari tempat penyembahan itu. Tiba-tiba, wanita itu mengejar dari belakangnya. Lalu wanita itu mengeluarkan dari pakaiannya satu botol dari minyak yang berharga. Ia berdiri di depan Isa dan menjatuhkan dirinya di atas kedua kaki Isa lalu menciumnya dan membasuhnya dengan minyak wangi dan air mata. Setelah itu, ia mengeringkan kedua kakinya dengan rambutnya. Bagi wanita itu, al-Masih mempakan harapan terakhir yang dapat menyelamatkannya. Lalu keluarlah dari belakang Isa seorang tokoh pendeta Yahudi. Ia berdiri menyaksikan pemandangan tersebut dan ia merasa kagum terhadap kasih sayang Isa. Isa melihat kepadanya dan bertanya; "Seorang kreditor yang memiliki dua orang debitor, salah satunya berhutang lima ratus dinar dan yang lain lima puluh dinar." Pendeta itu berkata: "Ya." Isa berkata: "Tak seorang pun dari mereka berdua yang merniliki uang yang cukup untuk melunasi uangnya. Lalu si kreditor memaafkan mereka dan membebaskan mereka dari hutang." Pendeta berkata: "Ya." Kemudian Isa bertanya: "Siapa di antara mereka yang paling senang kepada kreditor itu?" Pendeta menjawab: "Tentu yang berhutang lebih besar.'' Isa berkata: "Benar apa yang engkau ucapkan. Lihadah wanita ini. Aku telah masuk ke rumahmu tetapi engkau tidak memberikan kepadaku air agar aku dapat membasuh wajahku, tetapi wanita itu membasuh kedua kakiku dengan air mata lalu ia mengusapnya dengan rambut kepalanya. Begitu juga engkau tidak memberikan ciuman kepadaku tetapi wanita ini tidak merasa puas dengan hanya mencium kedua kakiku. Jadi, hatimu sungguh sangat keras tetapi hati wanita itu dipenuhi dengan rasa cinta. Maka barangsiapa yang banyak mencintai niscaya kesalahan-kesalahannya akan diampum." Kemudian Isa menoleh ke wanita itu dan memerintahkannya untuk bangkit dari tanah sambil berkata: "Ya Allah, ampunilah wanita ini dan hilangkanlah kesalahan-kesalahannya." |
|||
Nabi Isa berusaha menyadarkan para pendeta Yahudi bahwa para dai yang menyeru di jalan Allah SWT bukanlah algojoalgojo yang bengis yang menerapkan hukum syariat tanpa melihat keadaan masyarakat yang bersalah, tetapi mereka datang dan membawa ajaran Allah SWT yang merupakan ajaran yang penuh dengan rahmat kepada manusia. Jadi, rahmat adalah tujuan semua dakwah Ilahi ini. Bahkan diutusnya para nabi itu sendiri mengandung rahmat Allah SWT terhadap kaum mereka. |
|||
Isa terus berdoa kepada Allah SWT agar merahmati kaumnya. Beliau menyuruh kaumnya agar menyayangi diri mereka sendiri dan beriman kepada Allah SWT. Kehidupan Nabi Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam ibadah. Mu'tamar bin Sulaiman berkata, sebagaimana diri wayatkan Ibnu 'Asakir: "Nabi Isa menemui kaumnya dengan memakai pakian dari wol. Beliau keluar dalam keadaan tidak beralas kaki sambil menangis serta wajahnya tampak pucat karena kelaparan dan bibimya tampak kering karena kehausan. Nabi Isa berkata, "salam kepada kalian wahai Bani Israil. Aku adalah seseorang yang meletakkan dunia di tempatnya sesuai dengan izin Allah SWT, tanpa bermaksud membanggakan diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku?" Mereka menjawab: "Di mana rumahmu wahai Ruhullah?" |
|||
Nabi Isa menjawab: "Rumahku adalah mesjid, wewangianku adalah air makananku adalah rasa lapar, pelitaku adalah bulan di waktu malam dan salatku di waktu musim dingin di saat matahari terletak di timur, bungaku adalah tanaman-tanaman bumi, pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang Maha Mulia, teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit, dan orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu pagi dan aku tidak mendapati sesuatu pun di rumahku begitu juga aku memasuki waktu sore dan aku tidak menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah seseorang yang jiwanya bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada aku?" |
|||
Isa terus melakukan dakwahnya. Ia didukung oleh mukjizat dari Allah SWT. Nabi Isa mampu membuat bentuk burung dari tanah kemudian ia meniupnya, maka tanah itu menjadi burung dengan izin Allah SWT. Selain itu, ujung bajunya yang sederhana jika tersentuh orang yang sakit, maka orang itu akan sembuh. Bahkan jika Isa meletakkan tangannya di atas mata orang yang buta atau orang yang terkena sakit belang niscaya ia akan sembuh. Jadi, Nabi Isa didukung oleh mukjizat yang luar biasa. Bahkan beliau mampu menghidupkan orang-orang yang mati dari kuburan mereka sehingga mereka keluar dalam keadaan hidup dengan izin Allah SWT. |
|||
Para ahli tafsir mengatakan bahwa Nabi Isa menghidupkan empat orang. Pertama, al-Azir yaitu temannya. Kemudian dua orang anak laki-laki dari seorang tua, dan seorang anak perempuan satu-satunya dari seorang ibu. Mereka adalah tiga orang yang mati di zaman Nabi Isa. Ketika orang-orang Yahudi melihat hal tersebut, mereka berkata: "Engkau menghidupkan orang-orang yang mati dan kematian mereka tidak lama .Barangkali mereka tidak mati tapi mereka sekadar mengalami keadaan tidak sadarkan diri atau mati suri. Lalu mereka meminta kepada Nabi Isa untuk membangkitkan Sam bin Nuh dari kematiannya. |
|||
Para ahli tafsir mengatakan bahwa Nabi Isa bertanya kepada mereka, "Di manakah kaum kuburan Sam bin Nuh?" Mereka keluar bersama Isa sehingga mereka mencapai kuburan. Lalu Nabi Isa berdoa kepada Allah SWT agar menghidupkan orang yang mati di situ. Sam bin Nuh keluar dari kuburannya, dan rambut dikepala-nya tampak beruban. Isa berkata kepadanya: "Bagaimana rambut di kepalamu bisa beruban, sementara di zamanmu kau tidai. ada uban," Sam berkata: "Ya Ruhullah, aku mendengar engkau berdoa untukku lalu aku mendengar suara yang mengatakan, aku akan mengabulkan wahai Ruhullah. Aku mengira bahwa kiamat telah tiba. Karena takutnya kepada hal itu sehingga rambut di kepalaku beruban." |
|||
Apa pun yang dikatakan berkaitan dengan cerita itu yang menyebutkan tentang bagaimana Nabi Isa menghidupkan orang-orang yang mati, namun kita tidak mengetahui konteks Al-Qu'ran serta perincian-perincian yang menjelaskan hal tersebut. Allah SWT hanya menyebutkan bahwa Isa menghidupkan orang-orang yang mati dengan izin-Nya. Kita percaya bahwa Nabi Isa mampu menghidupkan mereka tetapi kita tidak mengetahui apakah mereka mati kembali setelah dihidupkan atau mereka sempat menjalani kehidupan selama beberapa saat. Nabi Isa terus berjalan di jalan Allah SWT. Beliau membuat bagi mereka apa yang disebut dengan hukum ruh. Beliau menaiki gunung dan para sahabat-sahabatnya berdiri di sekitarnya. Nabi Isa melihat orang-orang yang beriman kepadanya yang terdiri dari orang-orang yang fakir, orang-orang yang menderita, dan orang- orang yang sedih. Jumlah mereka sedikit sebagaimana lazimnya jumlah para pengikut nabi. |
|||
Gunung diliputi dengan awan tipis dan turunlah hujan gerimis. Isa mulai berbicara: "Sungguh beruntung bagi orang-orang miskin karena mereka memiliki kerajaan langit. Beruntunglah orang-orang yang sedih karena mereka akan menjadi orang-orang yang mulia. Beruntunglah yang diserahi amanat karena mereka akan mewarisi bumi. Beruntunglah orang-orang yang lapar dan haus karena mereka akan dikenyangkan. Beruntunglah orang-orang yang menyayangi karena mereka akan disayangi. Beruntunglah orang-orang yang bersih hatinya karena mereka akan melihat Allah SWT. Beruntunglah orang-orang yang tertindas demi mempertahankan kebenaran karena mereka akan mendapatkan kerajaan langit. Kalian adalah garam bumi jika garam telah rusak, maka siapa gerangan yang dapat mengembalikannya menjadi garam kembali." Renungkanlah kedalaman ungkapan dari Nabi Isa, "kalian adalah garam bumi." |
|||
Garam adalah sesuatu yang memberikan rasa yang khusus dan tanpa garam makanan akan menjadi hambar. Yakni, tanpa orang-orang mukmin, maka cita rasa kehidupan terasa tidak bermakna; tanpa kehadiran orang-orang Muslim dan perbuatan mereka yang ikhlas terhadap Allah SWT akan tampak kehidupan sangat berat dan tidak berarti. Di samping itu, kehadiran manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi pun sia-sia, dan keagungan manusia sebagai hamba Allah SWT pun tidak bermakna, dan pada gilirannya kehidupan akan dipenuhi dengan kejahatan dan keburukan. |
|||
Allah SWT teiah mewahyukan kepada "garam bumi" agar mereka beriman kepada Nabi Isa. Allah SWT berfirman: |
|||
"Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut-pengikut Isa yang setia: 'Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku.' Mereka menjawab: 'Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu).'" (QS. al-Maidah: 111) |
|||
Al-Hawariyin mengakui kebenaran ajaran Nabi Isa dan mereka menyatakan keislaman kepadanya, sebagaimana ratu Saba' mengakui kebenaran ajaran Nabi Sulaiman dan menyatakan keislaman padanya, dan sebagaimana semua para nabi menyatakan keislaman. Hakikat ajaran para nabi terbatas kepada pernyataan keislaman dan semua nabi menyeru kepada jalan tauhid dan jalan Islam. Islam dalam pandangan kami memiliki makna yang lebih dalam daripada tauhid. Pengakuan seseorang terhadap Allah SWT dan keimanan akan keesaan-Nya dalam menciptakan makhluk tidak mencegah orang itu untuk berbuat dosa, sedangkan keislaman atau penyerahan hati dan anggota badan serta pemikiran kepada Allah SWT merupakan suatu tingkatan sedikit lebih tinggi. Ini adalah tingkat kepatuhan orang-orang yang patuh dan puncak ketauhidan orang-orang yang bertauhid. Itu adalah keserasian antara tindakan dengan pikiran, yaitu usaha manusia untuk menghindari kesalahan dan memurnikan amal hanya untuk Allah SWT. Al-Qur'an al-Karim memberitahu kita bahwa Allah SWT menyampaikan wahyu kepada al-Hawariyin agar mereka beriman kepadanya dan kepada Rasul-Nya Isa. |
|||
Marilah kita renungkanlah sejenak tentang wahyu Allah SWT terhadap Hawariyin. Kita mengetahui bahwa Allah SWT mewahyukan kepada manusia dan kepada makhluk-makhluk lainnya. Allah SWT berfirman: |
|||
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mewahyukan kepada lebah..." (QS. an-Nahl: 68) |
|||
Yang dimaksud dengan wahyu di sini adalah memberikan ilham kepada makhluk agar mereka menuju ke jalan fitrahnya yang telah Allah SWT gariskan di atasnya sehingga mereka mencapai jalan kesempurnaan. Tidakkah Anda ingat tentang jawaban Nabi Musa terhadap pertanyaan Fira'un: |
|||
"Fir'aun berkata: 'Siapakah Tuhan kamu berdua wahai Musa. " (QS. Thaha: 49) |
|||
"Musa berkata: 'Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya kemudian memberinsa petunjuk. " (QS. Thaha: 50) |
|||
Makna di sana dan di sini sama. Makna yang sama tersebut diterapkan kepada kaum Hawariyin di mana wahyu Allah SWT terhadap mereka berupa pemberian ilham kepada mereka demi kebaikan mereka dan kebahagiaan mereka, dan wahyu ini tidak bertentangan dengan ikhtiar mereka dan usaha mereka serta keinginan mereka, bahkan tidak bertentangan dengan kebebasan mereka. Allah SWT telah melihat hati mereka yang dipenuhi dengan kebaikan. Dia melihat mereka sebagai garam bumi, maka Allah SWT mewahyukan kepada mereka agar beriman kepadanya dan rasul-Nya sehingga mereka pun beriman dan mereka pun bersaksi bahwa mereka orang-orang yang berserah diri atau Muslim. |
|||
Tampaknya kaum Hawariyin menyembunyikan keimanan mereka sehingga Isa merasakan kekufuran kaumnya semakin menjadi-jadi lalu Isa memanggil mereka: "Siapakah di antara kalian yang menolong aku menuju jalan Allah SWT?" Allah SWT berfirman: |
|||
"Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkatalah dia: 'Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan (agama) Allah?' Para Hawariyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: 'Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan sahsikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri. Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi.'" (QS. Ali 'Imran: 52-53) |
|||
Nas Al-Quran menunjukkan bahwa Nabi Isa mengajak mereka untuk mengikuti Islam sehingga mereka pun berserah diri; nas Al-Quran menegaskan bahwa Nabi Isa menyampaikan kabar gembira dengan kedatangan seorang rasul yang datang setelahnya yang bernama Ahmad. Dikatakan dalam Al-Qur'an: |
|||
"Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata: 'Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab yang turun sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).' Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: 'Ini adalah sihir yang nyata.'" (QS. Shaff: 6) |
|||
Kita tidak mengetahui secara pasti kapan Nabi Isa menyampaikan kabar berita tentang kedatangan seorang rasul ini yang datang setelah masanya, yaitu Ahmad saw. Apakah kabar berita itu beliau sampaikan dipermulaan pengutusannya kepada manusia, atau apakah beliau menyampaikan kabar itu pada akhir masa dakwahnya dan sebelum beliau diangkat ke langit? Tetapi melihat konteks Al-Qur'an tampaknya kabar berita tersebut itu disampaikan di permulaan dakwahnya, sebagaimana firman-Nya: "Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: 'lni adalah sihir yang nyata.'" |
|||
Kata ganti (dhamir) dalam ayat tersebut kembali kepada Nabi Isa. Ayat tersebut menunjukkan bahwa Nabi Isa menyampaikan kabar gembira dengan datangnya Muhammad atau Ahmad ketika Allah SWT mengutus kepada kaumnya. Kemudian terjadilah di hadapan Nabi Isa berbagai macam mukjizat yang luar biasa seperti penghidupan orang yang mati, peniupan tanah, dan sebagainya. Ketika Nabi Isa datang membawa bukti-bukti yang jelas ini, maka mereka menuduhnya bahwa ia membawa sihir. Nabi Isa mengetahui bahwa tuduhan semacam ini telah dialamatkan kepada sebagian besar para nabi sebelumnya. Beliau juga mengetahui bahwa nabi yang terakhir pun akan mendapatkan tuduhan yang sama. Oleh karena itu, nabi yang mulia itu tetap berdakwah di jalan Allah SWT dan tidak peduli dengan tuduhan kaumnya yang mengatakan bahwa beliau membawa sihir. |
|||
Kemudian pertentangan antara Nabi Isa dan Bani Israil semakin meningkat. Mereka adalah orang-orang yang hatinya keras, yang membeku di hadapan kebenaran. Isa datang kepada mereka dan menghancurkan segala pemikiran mereka dan kehidupan mereka serta sistem mereka. Sesungguhnya dakwah Nabi Isa terfokus kepada kebenaran, kedamaian dan keadilan dan pada saat yang sama mengumumkan peperangan terhadap kehidupan orang-orang yang lalim yang telah menjauhi kebenaran. keadilan, dan kedamaian. Injil Mata menyebutkan melalui lisan Isa: "Jangalah kalian mengira bahwa aku membawa kedamaian ke muka bumi. Aku tidak datang hanya membawa kedamaian tetapi aku datang membawa pedang." |
|||
Kalimat tersebut menyiratkan hakikat yang penting dari hakikat dakwah para nabi. Para nabi adalah pejuang sejati di mana senjata yang mereka gunakan di medan peperangan beraneka ragam. tetapi mereka pada hakikatnya adalah pejuang. Mereka memulai peperangan mereka dengan satu pemikiran yaitu suatu tekad mengatakan bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Pemikiran itu tentu berbenturan dengan kepercayaan akan tuhan-tuhan yang diyakini oleh manusia, baik tuhan-tuhan yang terbuat dari emas atau batu. Pemikiran itu sangat mengganggu ketenangan orang-orang yang lalim atau penguasa yang bengis serta sangat melawan kepentingan mereka, sehingga para raja dan para penguasa seperti biasanya bergerak menentang nabi kecuali orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Para pembesar dari kalangan kaum nabi menentang nabi. Al-Mala' adalah para pembesar sebagaimana telah kami jelaskan dalam kisah Nabi Nuh dan sesudahnya. Kemudian Nabi terus melangsungkan peperangan mewujudkan tekadnya: Nabi meletakkan dasar peperangannya dengan menyampaikan ketuhanan Allah SWT. |
|||
Setelah meneguhkan dasar yang kuat ini, Nabi menetapkan keadilan. Tak seorang pun berhak untuk menghinakan seseorang atau menjadikannya sebagai budak karena penghambaan hanya pantas ditujukan kepada Allah SWT. Manusia adalah sama di antara mereka sehingga tidak berhak seseorang untuk memanfaatkan kekuatan manusia untuk membangun kejayaan pribadinya atau unruk memperkaya dirinya dengan merugikan orang lain, atau menghancurkan hak-hak mereka atau berbuat buruk terhadap mereka dalam berbagai bentuknya. Jadi, inti dakwah para nabi berarti mengganti dan mengubah sistem yang rusak yang didirikan oleh para pembesar kaumnya. Kalau begitu, ia adalah dakwah yang menyatakan peperangan dan karena itu seseorang nabi harus membava senjata. Setelah meneguhkan pemikiran tersebut, dimulailah peperangan. Seorang nabi menggunakan pedang. Ia berlindung di balik senjata dan senjata yang dimiliki oleh setiap nabi berbeda-beda. |
|||
Mula-mula seorang nabi tidak menggunakan senjata apa pun dalam peperangannya selain berusaha untuk membangkitkan akal. Lalu peperangan semakin meningkat sehingga nabi terpaksa untuk menggunakan senjata. Para musuh memaksanya untuk menggunakan senjata sehingga para nabi pun menggunakan senjata. Di sini setiap nabi mempunyai senjata yang berbeda-beda. Terkadang senjata seorang nabi berupa mukjizat yang dapat menghentikan langkah dan menghancurkan mereka seperti taufan (kisah Nabi Nuh) atau angin (kisah Nabi Hud), dan terkadang senjata para nabi adalah mukjizat yang membantunya untuk mengalahkan musuh-musuhnya secara pasti seperti ditundukkannya jin dan burung baginya (kisah Nabi Sulaiman) dan senjata nabi berupa mukjizat yang menyelamatkannya dari tipu daya musuh seperti berubahnya api menjadi sesuatu yang dingin dan membawa keselamatan (kisah Nabi Ibrahim) dan terkadang senjata nabi yang luar biasa yang memperkuat dakwahnya seperti menghidupkan orang-orang yang mati (kisah Nabi Isa) dan terkadang senjata nabi berupa pedang yang dipegang di tangannya saat ia melangsungkan peperangan dan mempertahankan dakwahnya (kisah Nabi Muhammad saw). |
|||
Jadi, senjata para nabi berbeda-beda, baik dalam bentuk kualitas maupun kapasitasnya. Allah SWT mengetahui kondisi mereka lebih dari apa yang kita ketahui sehingga Allah SWT sangat tepat ketika memilihkan senjata untuk setiap nabi. Dan tak seorang nabi pun yang tinggal di suatu tempat sementara ia tidak berjuang dan tidak bergerak dan tidak mengalami penderitaan dari kaumnya. Oleh karena itu, sesuai dengan kadar kesabaran para nabi dan perjuangan mereka dalam menyampaikan dakwah di jalan Allah SWT, mereka layak untuk mendapatkan tempat yang istimewa di sisi Allah SWT. |
|||
Isa bin Maryam telah menyampaikan bahwa beliau adalah seorang pejuang yang membawa senjata. Kata-katanya sendiri berusaha menghancurkan masyarakat yang keras, masyarakat yang bodoh. Masyarakat di zaman Nabi Isa berdiri di atas kesalahan, kesyirikan, kebohongan, kemunafikan, meterialisme, pamrih, kelaliman dan tidak ada kebebasan. Maka melalui kalimat-kalimatnya, Nabi Isa menghancurkan semua ini. Nabi Isa memberitahu kaumnya bahwa dakwahnya di jalan Allah SWT bukan terfokus pada dakwah kedamaian tetapi dalam hal-hal tertentu dakwahnya pun berisi pernyataan perang. Sesuatu menjadi tidak bernilai ketika tidak berusaha dipertahankan oleh yang bersangkutan sampai tetes darah penghabisan. Timbulnya pemikiran-pemikiran, nilai-nilai dan prinsip-prinsip tidak hanya bersandar kepada idealismenya tetapi nilainya justru bersandar kepada usaha keras yang dikerahkan oleh para pembawanya dalam rangka mempertahankannya. Tanpa peperangan dan mengangkat senjata dakwah para nabi akan menjadi pemikiran-pemikiran yang sekadar idealisme yang tidak akan menghentikan seseorang pun dan tidak akan membangkitkan seseorang pun. |
|||
Kita mengetahui bahwa sebagian besar nabi berhadapan dengan kelompok besar dari masyarakat yang menentangnya dan berusaha memeranginya. Mula-mula mereka mengejeknya dan pada akhirnya mereka berusaha untuk membunuhnya. Kita mengetahui bahwa para nabi berusaha mati-matian untuk memperjuangkan kebenaran yang dibawanya. Melalui kisah para nabi, kita mengetahui bahwa bagaimana serangan masyarakat, para pembesar, dan para penguasa terhadap para nabi tetapi pada saat yang sama kita seakan-akan tidak melihat bagaimana serangan para nabi terhadap mereka. Penjelasan dari hal itu sangat mudah. Peperangan yang dibangkitkan oleh kebatilan atas para nabi didukung oleh alat-alat yang canggih dan sangat kuat di mana mereka memiliki berbagai macam sarana untuk menjatuhkan para nabi, sedangkan para nabi hanya menyandarkan kekuatan dari yang Maha Benar, yaitu Allah SWT; kekuatan yang tidak berdasarkan pada sebab-sebab tertentu atau tidak peduli dengan tuduhan-tuduhan atau kegaduhan. |
|||
Para nabi hanya terus melangsungkan dakwahnya yang berdasarkan kepada usaha membangkitkan akal dan hati serta menvucikan ruh. Keteguhan sikap para nabi ini bagi musuh-musuh mereka merupakan problem yang besar. Dakwah nabi juga menjamah suatu keluarga di mana seorang ayah dapat beriman sementara seorang anak dapat menentang atau seorang anak dapat beriman sementara si ayah dapat menentang atau seorang istri beriman atau seorang suami kafir atau seorang suami beriman sementara si istri kafir. Perbedaan anak laki-laki dengan ayahnya dan seorang istri dengan suaminya menimbulkan permusuhan di dalam rumah-rumah. Dengan terjadinya hal ini, masyarakat bergerak untuk menentang nabi dan semakin meningkatkan tekanan-tekanan mereka kepadanya sehingga permusuhan dan kebencian mereka kepada nabi semakin meruncing. Mereka pun berusaha untuk melawan nabi itu yang bagi mereka telah memisahkan antara ayah dan anaknya atau ia datang untuk memisahkan seorang anak perempuan dari ibunya. |
|||
Kemudian seorang nabi meletakkan suatu undang-undang bagi orang yang mengikutinya, yaitu undang-undang pokok yang membatalkan undang-undang yang tidak sesuai dengannya. Undang-undang ini tampak dalam kalimat nabi: "pertama-tama cinta kepada Allah dan kemudian cinta kepada nabi dan setelah itu cinta kepada sesama manusia." Makna-makna yang demikian ini tercermin secara jelas dari kalimat-kalimat Isa yang disampaikan oleh Injil Mata pada pasal ke-10. |
|||
Al-Masih berkata: "Janganlah engkau mengira bahwa aku datang membawa kedamaian di bumi, aku datang bukan hanya membawa kedamaian tetapi pedang. Aku datang untuk menjadikan seorang anak berbeda dengan ayahnya dan seorang anak perempuan berbeda dengan ibunya sehingga musuh seseorang justru terdapat pada keluarganya. Maka barangsiapa yang mencintai ibunya dan ayahnya lebih dari kecintaannya kepadaku, maka ia tidak berhak mencintaiku, dan barangsiapa yang mencintai anak laki-lakinya dan perempuannya lebih dariku, maka ia tidak berhak mengikutiku. Meskipun kehidupannya tampak beruntung sebenarnya ia telah rugi, dan barangsiapa yang kehidupannya merugi karena aku, maka sebenarnya ia telah beruntung." |
|||
Penjelas Injil mengatakan: "Pemikiran orang-orang Yahudi tentang al-Masih adalah, ketika al-Masih datang, maka semua pengikutnya akan merampas kekayaan dan kejayaan di dunia ini lalu ia hanya memberi mereka ketenangan dan kedamaian. Ketika al-Masih datang, ia menjelaskan kepada para muridnya bahwa hal tersebut tidak benar, karena jika ia datang untuk memberikan kedamaian kepada para pengikutnya, maka mereka akan terancam kelaliman dan mereka akan mati karena tajamnya pedang. Maka hendaklah mereka tidak mengharapkan kedamaian tetapi peperangan; hendaklah mereka tidak mengharapkan keserasian tetapi perpecahan." Demikianlah masyarakat Yahudi terbagi menjadi dua kelompok: kelompok orang-orang yang fakir, orang-orang yang lemah dan orang-orang yang bersih hatinya bersama Isa, sedangkan kelompok mayoritas menentang Isa. Bahkan kelompok mayoritas kafir itu sering menyakiti Isa. |
|||
Injil Mata menceritakan penderitaan al-Masih pada pasal ke-11. Ia menceritakan bagaimana kemarahan al-Masih terhadap orang-orang yang tidak mengabdi kepada Yuhana (Yahya) dengan baik atau mengabdi kepadanya secara pribadi dengan baik. Injil Mata menguntip pernyataan Isa sebagai berikut: "Dengan apa aku menyerupakan generasi ini, Sesungguhnya mereka menyerupai anak-anak kecil yang duduk di pasar yang berteriak-teriak memanggil teman-teman mereka sambil berkata: "Kami telah meniup seruling tetapi kalian tidak menari. Kami mengasihi kalian tetapi kalian tidak menangis." Yuhana telah datang dan tidak makan dan minum tetapi mereka mengatakan, sesungguhnya ia terkena setan. lalu datanglah seorang anak manusia yang makan dan minurn lalu mereka mengatakan, ia adalah seorang yang ahli makan dan ahli minum khamer." |
|||
Dokumen itu menunjukkan penderitaan al-Masih dan menyingkap peperangan yang akan dihadapinya. Penderitaan yang dialami oleh hati suci al-Masih adalah sebagai tindakan generasi tersebut di mana beliau diutus di dalamnya sebagai orang yang memberi petunjuk dan menyampaikan berita gembira tentang kerajaan langit. Beliau menyerupakan generasi Yahudi itu dengan anak-anak kecil yang duduk-duduk di pasar sambil berteriak-teriak memanggil teman-teman mereka sambil berkata: "kami telah meniup seruling tetapi kalian tidak menari. Kami berbelas kasih kepada kalian tetapi kalian tidak menangis." Al-Masih mengisyaratkan dengan pernyataan itu tentang apa yang diperbuat anak-anak kecil saat mereka bermain-main, di mana biasanya mereka meniru orang-orang yang besar saat mereka bergembira dengan menari-nari dan saat mereka sedih mereka menangis. Demikianlah mereka sangat cepat berubah antara bergembira dan sedih tanpa melalui pertimbangan dan kesadaran. Demikianlah keadaaan orang-orang Yahudi saat mereka mengabdi kepada Yahya, kemudian saat mereka mengabdi kepada al-Masih. Yahya telah datang kepada mereka dalam keadaan menangis, tidak makan dan tidak minum dari apa yang mereka makan dan yang mereka minum. Ia tidak bergaul dengan sembarangan manusia. Telah datang kepada mereka seorang nabi yang ahli ibadah tetapi kebanyakan mereka menolaknya dan mereka mengatakan bahwa ia terkena setan. Kemudian datang kepada mereka al-Masih di mana ia makan dan minum bersama pada acara walimah dan hari raya lalu mereka pun menolaknya dan mengatakan bahwa ia suka makan dan minum khamer padahal beliau adalah cermin terbesar dalam menghilangkan syahwat dan kesucian yang sempurna. |
|||
Alhasil, generasi itu adalah generasi yang main-main Iayaknya anak kecil. Tidak ada sesuatu pun yang dapat mempengaruhi mereka dan mereka tidak mau bertaubat. Meskipun demikian, di sana terdapat kelompok kecil dari manusia yang terpengaruh dan bertaubat. Dokumen tersebut menunjukkan betapa beratnya penderitaan Isa di tengah-tengah generasi yang sezaman dengannya. Isa mengalami banyak penderitaan dalam menyampaikan dakwahnya. Isa banyak menderita di tengah-tengah kaum yang pikiran mereka belum matang. Mereka tak ubahnya seperti anak-anak kecil yang suka bermain-main. Kaum yang tak tergugah oleh kalimat-kalimat yang baik dan mereka tidak bergerak atau tersentuh ketika menyaksikan mukjizat-mukjizat yang luar biasa. |
|||
Allah SWT kembali memperkuat Isa dengan mukjizat-mukjizat yang mengagumkan. Mukjizat di sini adalah senjata yang diberikan Allah SWT kepada nabi-Nya agar nabi tersebut menjadi tenteram dan agar menambah keyakinan orang-orang yang beriman kepadanya, sedangkan bagi orang-orang kafir mukjizat tersebut justru menambah kekufuran mereka sehingga Allah SWT memberikan pembalasan yang setimpal kepada kedua kelompok tersebut. Mukjizat yang Allah SWT berikan kepada Isa bin Maryam yang lain adalah, Allah SWT mengabulkan doa Hawariyin dengan menurunkan makanan dari langit. Allah SWT berfirman: |
|||
"(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: 'Hai Isa putra Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?' Isa menjawab: 'Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kamu orang yang beriman.' Mereka berkata: 'Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu.' Isa putra Maryam berdoa: 'Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada hami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu: beri rezekilah kami dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama.' Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan) itu, maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.'" (QS. al-Maidah: 112-115) |
|||
Barangkali kita terheran-heran ketika memperhatikan perkataan Hawariyin, "wahai Isa bin Maryam, apakah Tuhanmu mampu?" Mungkin pertama-tama yang terlintas dalam pikiran kita berkenaan dalam ayat tersebut adalah, keraguan Hawariyin terhadap kekuatan atau kekuasaan Allah SWT. Bagaimana hal itu mampu mereka laku-kan sedangkan mereka adalah murid-murid Isa yang beriman dan berserah diri kepada Allah SWT? Berkaitan dengan tafsir ayat tersebut, para ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama mengatakan, bahwa pertanyaan mereka 'apakah Tuhanmu mampu?' Yakni, berarti apakah Tuhanmu bisa? Kemudian mereka mencarikan alasan yang membenarkan perkataan Hawariyin itu dengan mengatakan bahwa pertanyaan itu dilontarkan saat mereka baru saja mengikuti Isa, sebelum mereka banyak mengetahui Allah SWT. Oleh karena itu, Isa berkata dalam jawabannya terhadap pertanyaan mereka, bertakwalah kepada Allah SWT jika kamu benar-benar orang mukmin. Yakni, janganlah kalian meragukan kekuasaan atau kekuatan Allah SWT. |
|||
Qurthubi menampik tafsir ini. Hawariyin adalah para penolong Allah SWT, sesuai dengan nas Al-Qur'an dan tentu tidak boleh bagi penolong Allah SWT untuk tidak mengetahui kekuatan-Nya, apalagi meragukan kekuasaan-Nya. Sebagian ulama mengatakan bahwa perkataan tersebut dikeluarkan orang-orang yang bersama Hawariyin yang berasal dari Bani Israil dan tidak seorang pun dari Hawariyin yang mengatakan demikian kecuali mereka hanya sekedar menukil perkataan tersebut. Ada pendapat lain lagi yang mengatakan bahwa ayat tersebut tidak dibaca 'hal yastathi' rabbuka' tetapi dibaca 'hal tastathi' rabbaka' sebagaimana bacaan Aisyah dan sebagaimana dibaca oleh Nabi. Maknanya, "apakah engkau mampu menghadirkan kekuatan Tuhanmu terhadap apa yang engkau minta." Ada pendapat yang lain mengatakan ia dibaca 'hal tastathi' rabbaka', yakni "apakah engkau mampu untuk berdoa kepada Tuhanmu atau meminta-Nya." |
|||
Sebagian kaum sufi berpendapat bahwa kaum Hawariyin bukan tidak mengetahui kekuasaan Allah SWT tetapi pertanyaan itu justru bersumber dari cinta kepada Allah SWT dan keinginan menyaksikan kekuasaan Allah SWT. Sikap mereka ini menyerupai dengan perbedaan tingkatan sikap Nabi Ibrahim as ketika beliau mengatakan: |
|||
"Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati?' Allah berfirman: 'Apakah kamu belum percaya?' Ibrahim menjawab: 'Saya telah percaya, tetapi agar bertambah mantap hatiku.'" (QS. al-Baqarah: 260) |
|||
Oleh karena itu, kaum Hawariyin berkata: "Dan hati kami menjadi mantap," sebagaimana Nabi Ibrahim berkata: "Agar bertambah mantap hatiku." Inilah tafsir yang membuat kita puas dan membuat hati kita tenang. Nabi Isa menjawab pertanyaan mereka: 'Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kamu orang yang beriman.' Yakni, hati-hatilah kalian dengan banyak bertanya dan menguji Allah SWT karena kalian tidak mengetahui apa yang boleh kalian minta untuk didatangkan bukti-bukti kekuasaan Allah SWT. Perkataan Nabi Isa, jika kalian benar-benar beriman terfokus kepada apa yang dibawanya yang berupa mukjizat-mukjizat atau tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Nabi Isa bermaksud untuk mengatakan, sesungguhnya apa yang telah aku bawa dari mukjizat-mukjizat bagi kalian seharusnya sudah cukup membuat hati kalian mantap. "Mereka berkata: 'Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu.'" |
|||
Kaum Hawariyin menjelaskan kepada Isa sebab pertanyaan mereka ketika beliau melarangnya. Jika Nabi Isa keluar, maka beliau diikuti lima ribu orang atau lebih. Sebagian mereka dari kalangan Hawariyin dan sebagian yang lain campuran di antara pengikutnya dan musuhnya. Dikatakan bahwa mereka berpuasa dan mereka tidak mempunyai makanan, lalu para pengikut berkata kepada kaum Hawariyin, "Tanyalah kepada Isa apakah ia mampu berdoa kepada Tuhannya sehingga diturunkan kepada kita makanan dari langit." Kemudian kaum Hawariyin pergi dengan membawa surat kaum itu kepada Isa. Ketika Isa meminta mereka untuk merasa cukup dengan mukjizat-mukjizat sebelumnya, mereka kembali melontarkan kebenaran permintaan mereka: 'Kami ingin memakan hidangan itu. Mereka adalah orang-orang yang lapar sementara mereka tidak mempunyai makanan. Dan supaya tenteram hati kami. |
|||
Hati kaum Hawariyin menjadi tenang seperti tenangnya hati Ibrahim. Dan para pengikut pun merasa hatinya tenang dan mengakui bahwa Isa adalah Nabi yang diutus untuk mereka. Dan hati musuh juga menjadi tenang karena mereka menyaksikan kebatilan mereka sehingga pilihan mereka untuk tidak mengikuti Isa berakibat pada suatu saat mereka akan dimintai pertanggung jawaban. |
|||
"Dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami. Yakni kami mengetahui bahwa engkau utusan Allah. Dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu. Yakni, kami menyaksikan keesaan Allah dan risalah dan kenabianmu. Dan bagi orang lain yang tidak menyahsikannya, maka kami akan menceritakan kepada mereka peristiwa yang terjadi." |
|||
Isa putra Maryam berdoa: 'Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turimnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kavii dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu: beri rezekilah kami dan Engkaulah Pembeti rezeki Yang Paling Utama.' |
|||
Ketika kaum Hawariyin bertanya kepada Isa bin Maram agar diturunkan makanan dari langit, maka Nabi Isa berdiri dan meletakkan pakaian dari kulit wol kemudian beliau melangkahkan kakinya dan meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya, lalu beliau menundukkan kepalanya dalam keadaan khusuk dan tunduk kepada Allab SWT. Kemudian beliau membuka matanya dan menangis sehingga air matanya membasahi jenggotnya bahkan mencapai dadanya dan berkata: 'Ya Tuhan kami, turunhanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit... Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu. |
|||
Lalu turunlah makanan besar dari celah dua awan: satu awan di atasnya satu awan di bawahnya. Saat itu manusia melihatnya. Nabi Isa berkata, "Ya Allah jadikanlah makanan ini sebagai rahmat dan jangan menjadi fitnah." Lalu turunlah di depan Nabi Isa sapu tangan yang menutupinya kemudian Nabi Isa tersungkur dalam keadaan sujud yang diikuti oleh kaum Hawariyin. Mereka mendapati suatu bau yang harum yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. |
|||
Nabi Isa berkata, "Siapakah di antara kalian yang paling ikhlas dan paling percaya kepada Allah SWT agar ia membuka makanan itu sehingga kita bisa makan darinya serta berzikir kepada Allah SWT atasnya serta bersyukur kepadanya." Kaum Hawariyin berkata: "Wahai Ruhullah sesungguhnya engkau lebih berhak daripada kami dalam hal itu.", maka Nabi Isa berdiri lalu beliau mengambil wudhu dan salat. Kemudian beliau banyak berdoa sambil duduk di sisi makanan itu dan membukanya. Tiba-tiba di atas makanan itu terdapat ikan yang lezat yang tidak ada durinya. Nabi Isa ditanya: "Wahai Ruhullah, apakah ini makanan dari dunia atau dari surga?" Nabi Isa menjawab: "Bukankah Tuhan kalian melarang kalian untuk bertanya pertanyaan semacam ini. Ia turun dari langit dan tidak ada makanan sepertinya di dunia dan ia bukan berasal dari surga tetapi ia adalah sesuatu yang Allah SWT ciptakan dengan kekuasaan yang luar biasa di mana Dia cukup mengatakan "jadilah, maka jadilah." |
|||
Para mufasir berbeda pendapat sekitar bentuk makanan yang diturunkan kepada Isa, apakah itu ikan atau daging? Apakah roti atau buah-buahan? Kami memandang bahwa pembahasan-pembahasan ini kurang penting. Sesuatu yang paling penting yang perlu kita perhatikan adalah apa yang dikatakan oleh Nabi Isa, Sesungguhnya ia diciptakan oleh Allah SWT dengan kekuasaan yang mengagumkan di mana Dia cukup mengatakan "Jadilah, maka jadilah ia." |
|||
Inilah hakikat makanan tersebut. Ia merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT yaitu suatu tanda yang Allah SWT mengancam bagi siapa yang menentangnya Dia akan menyiksanya dengan azab yang belum pernah diterima oleh seseorang pun di dunia. Para ulama berbeda pendapat apakah makanan tersebut memang diturunkan atau tidak, tetapi menurut pendapat mayoritas dan ini yang benar makanan tersebut memang diturunkan, sesuai dengan firman Allah SWT: "Aku akan menurunkan hidangan itu bagimu. " |
|||
Dikatakan bahwa ribuan pengikut Nabi Isa memakannya dan makanan tersebut tidak habis. Setiap orang yang buta ia sembuh dari butanya dan setiap orang yang belang ia sembuh dari belangnya akibat memakan hidangan itu. Alhasil, setelah menyantap makananitu, orang yang sakit sembuh dari penyakitnya. Maka hari turunnya makan itu dijadikan hari raya dari hari raya-hari raya kaum Hawariyin dan para pengikut Nabi Isa. Kemudian berita dan peristiwa turunnya makanan itu mulai hilang dan mulai dilupakan sehingga kita tidak menemukan beritanya hari ini di Injil-Injil yang mereka akui. Setelah peristiwa makanan yang Allah SWT ceritakan dalam surah al-Maidah, Allah SWT menunjukkan kepada kita sikap lain dari Nabi Isa bin Maryam. Allah SWT berkata setelah menceritakan kepada kita tentang turunnya mukjizat makanan dari langit: |
|||
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: 'Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: 'Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah!' Isa menjawab: 'Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya, maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada rnereka kecuali apa yang Engkau tiepadaku (mengatakan)nya yaitu: 'Sembahlah Allah, Tuhanku, dan Tuhanmu,' dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.' Allah berfirman: 'lni adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-selamanya; Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar.' Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. " (QS. al-Maidah: 116-120) |
|||
Dengan ayat-ayat tersebut, Al-Qur'an menutup surah al-Maidah. Demikianlah konteks Al-Qur'an berpindah secara mengejutkan dari turannya makanan kepada sikap atau dialog antara Allah SWT dan Isa bin Maryam pada hari kiamat. Allah SWT bertanya pada hari kiamat: 'Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: 'Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?' |
|||
Para ahli ilmu sepakat bahwa pertanyaan tersebut bukan bersifat pertanyaan mumi meskipun tampak dalam bentuk pertanyaan karena Allah SWT mengetahui apa yang dikatakan oleh Isa. Tentu yang dimaksud dengan pertanyaan itu adalah sesuatu yang lain. Ada yang mengatakan bahwa Allah SWT bermaksud memberitahu Isa bahwa kaumnya telah mengubah ajarannya sepeninggalnya. Dan mereka telah mendapatkan fitnah. Ada lagi yang mengatakan bahwa Allah SWT bermaksud dari pertanyaan itu untuk mencela orang-orang yang mengubah akidah Nabi Isa setelah beliau tidak ada. Kami kira pertanyaan tersebut memuat dua makna dan mencakup makna yang lain. |
|||
Allah SWT ingin menyingkap dan memberitahu manusia dalam Kitab-Nya yang terakhir bahwa Nabi Isa terlepas dari berbagai macam tuduhan, dan apa saja yang dilakukan kaumnya sepeninggalnya. Konteks AI-Qur'an menunjukkan tentang peristiwa gaib yang belum terjadi meskipun akan terjadi pada hari kiamat. Oleh karena itu, Al-Qur'an menyampaikannya dalam bentuk fi'il madhi (kata kerja bentuk lampau). Al-Qur'an menyampaikan berita gaib ini kepada penduduk dunia agar mereka mengetahui hakikat Isa bin Maryam. |
|||
Allah SWT bertanya kepadanya dan Isa bin Maryam menjawab. Sebagai nabi besar, Isa tidak menjawab kecuali setelah ia mengatakan: 'Maha Suci Engkau ya Allah.' Sebelum menjawab, Isa memulai dengan tasbih dan menyucikan Allah SWT. Nabi Isa menampakkan kepatuhan dan ketundukan kepada kemuliaan Allah SWT dan rasa takut terhadap azab-Nya. Qurthubi menyampaikan dalam tafsirnya: |
|||
"Ketika Allah SWT berkata kepada Isa, apakah engkau berkata kepada manusia jadikanlah aku dan ibuku tuhan selain Allah, maka Isa tampak gemetar terhadap perkataan itu sehingga ia mendengar rintihan dari tulang-tulangnya di dalam jasadnya lalu ia berkata: 'Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Tidak mungkin aku memutuskan sesuatu yang tidak aku miliki, yang diriku tidak dapat melakukannya. Aku hanya seorang hamba, bukan seorang yang disembah: Jika aku pernah mengatakannya maha tentulah Enghau telah mengetahuinya. |
|||
Demikianlah Nabi Isa menyampaikan jawabannya kepada Allah SWT dan ia mengembalikan sesuatu kepada Allah SWT. Dan Allah SWT Maha Mengetahui terhadap apa yang dikatakannya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Yakni, Engkau mengetahui apa yang aku sembunyikan sedangkan aku tidak mengetahui apa yang engkau sembunyikan. Engkau mengetahui rahasiaku dan apa yang terlintas dalam hatiku dan aku tidak mengetahui apa yang Engkau sembunyikan dari ilmu gaib-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib. Hanya Engkau yang tahu terhadap hal-hal yang gaib. Hanya Engkau yang tahu terhadap apa yang terjadi di tengah-tengah mereka setelah Engkau angkat aku dari bumi: 'Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau kepadaku (mengatakan)nya yaitu: 'Sembahlah Allah, Tuhanku, dan Tuhanmu.' |
|||
Demikianlah kalimat-kalimat yang disampaikan oleh Isa bin Maryam. Dia hanya mengajak manusia untuk hanya menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya: Dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. |
|||
Sesungguhnya Engkau mengawasi mereka saat aku tinggal di tengah-tengah mereka dan mengajak mereka ke jalan yang benar. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Al-Wafat dalam Kitab Allah mempunyai tiga bentuk: Pertama, wafat dalam pengertian kematian, sebagaimana firman Allah SWT: |
|||
"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya." (QS. az-Zumar: 42) |
|||
Yakni ketika tercabutnya ajal. Kedua, bahwa wafat adalah tidur, sebagaimana firman Allah SWT: |
|||
"Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari. " (QS. al-An'am: 60) |
|||
Yakni yang menidurkan kalian. Ketiga, wafat berarti pengangkatan, sebagaimana firman Allah SWT: |
|||
"Hai Isa, sesungguhnya Aku yang menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku. " (QS. Ali 'Imran: 55) |
|||
Demikianlah Isa terbebas dari apa yang mereka katakan dan apa yang mereka nisbatkan kepadanya. Isa mengumumkan bahwa dakwahnya tidak lebih dari sekadar ajakan untuk bertahuid dan tidak keluar dari kerangka Islam yang diakui oleh pengikutnya. Kemudian Isa kembali menyampaikan pembicaraannya dan meminta belas kasihan kepada Allah SWT: Jika Engkau rnenyiksa mereka, makasesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu. Tidak seorang pun dari makhluk yang mempunyai kekuasaan di atas-Mu dan tidak ada Pencipta selain-Mu. Maha Suci Engkau dan tiada sekutu bagi-Mu dalam kerajaan dan kekuasaan. Pada akhirnya, mereka adalah hamba-Mu dan seorang hamba tidak memiliki apa-apa di hadapan tuannya kecuali kepatuhan: Dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.' |
|||
Isa tidak mengatakan jika Engkau mengampuni mereka, maka Engkau Maha Pengampun dan Maha Pengasih. Jadi, jawaban Isa terfokus pada penyerahan diri dan kepatuhan serta tunduk kepada kemuliaan Allah SWT dan kebesaran-Nya. Para pengikut Nabi Isa adalah hamba-hamba Allah SWT yang patuh. Jika Allah SWT berkehendak, maka Dia akan menyiksa mereka sesuai dengan siksaan yang layak mereka terima, dan jika Dia berkehendak, maka Dia akan mengampuni mereka karena Dia mengetahui karena mereka memang layak untuk mendapatkan ampunan. Dengan penyerahan yang mutlak ini, Isa menyampaikan jawaban atas pertanyaan Allah SWT dan beliau berlepas diri dari apa yang dikatakan oleh kaumnya sepeninggalnya. Isa menyampaikan—pada awal pembicaraannya—bahwa hanya Allah SWT yang patut disembah, dan pada akhir pembicaraannya Isa menyampaikan penyerahan dirinya kepada Allah SWT. Allah berfirman: 'Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. |
|||
Allah SWT memuji ketulusan Isa, dan karena dialog tersebut terjadi pada hari kiamat, Allah SWT berfirman: "Hari ini adalah hari kiamat di mana orang-orang yang benar akan dapat mengambil manfaat dari kebenaran mereka di dunia. Kebenaran mereka di sana akan mereka temukan balasannya yang berupa rahmat di sini. "Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-selamanya; Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. " |
|||
Demikianlah balasan orang-orang yang benar, surga. Dan ada balasan yang lebih baik dari surga, yaitu kepuasan (ridha) seorang hamba terhadap Allah SWT dan keridhaan Allah SWT terhadap hamba. Pengertian kepuasaan seorang hamba adalah kegembiraannya terhadap penyembahan kepada Allah SWT sedangkan pengertian keridhaan Allah SWT terhadap hamba-Nya adalah rahmat yang diberikan-Nya kepada mereka: Itulah keberuntungan yang paling besar.' Setelah itu Allah SWT, memberitahukan hakikat Isa dan seluruh nabi-Nya: "Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." Allah SWT adalah Penguasa satu-satunya dan Dia Pencipta satu-satunya. Selain-Nya adalah hamba. |
|||
Isa terus melangsungkan dakwahnya sehingga kejahatan dan keburukan mengetahui bahwa singgasana mereka terancam hancur. Lalu pasukan keburukan bergerak untuk menangkapnya. Orang-orang Yahudi menyakitinya dan menuduhnya dengan berbagai macam tuduhan. Isa dikatakan sebagai penyihir dan sebagai orang yang mengubah syariat dan mereka menisbatkan kekuatannya yang luar biasa kepada kekuatan setan. Ketika mereka tidak lagi memiliki tipu daya yang dapat melumpuhkan Nabi Isa dan mereka melihat orang-orang yang lemah dan orang-orang fakir berkumpul di sekitarnya, maka mereka mulai membikin suatu, makar. Mereka mempengaruhi orang-orang Romawi. |
|||
Mula-mula pemerintahan Romawi tidak turut campur karena menganggap bahwa perselisihan-perselisihan antara orang-orang Yahudi adalah perselisihan yang terjadi demi memperebutkan kepentingan sesama mereka. Lalu diadakanlah majelis Sanhadurim (yaitu majelis undang-undang tertinggi dari kalangan Yahudi). Mereka berkumpul untuk membuat persekongkolan demi menyingkirkan Isa. Persekongkolan itu mengambil bentuk yang baru. |
|||
Ketika orang-orang Yahudi tidak mampu memerangi Nabi Isa, mereka berpikir untuk membunuhnya. Mulailah para ketua pendeta Yahudi bermusyawarah untuk membuat suatu kesimpulan tentang cara yang mereka lakukan untuk menangkap Nabi Isa yang tidak menirnbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat. |
|||
Ketika para kepala Yahudi bermusyarah, maka salah seorang dari murid al-Masih yang dua belas pergi kepada mereka, yaitu Yahuda al-Iskhriyutha. Ia berkata kepada mereka, "Apa yang kalian berikan jika aku berhasil menyerahkannya kepada kalian." |
|||
"Meja penghianatan telah digelar di antara mereka dan dimulailah perundingan. Orang-orang Yahudi berusaha mencari titik temu dan mereka sepakat untuk memberinya tiga puluh lempeng dari perak. Ini adalah harga yang biasa mereka lakukan untuk membeli seorang budak sesuai dengan syariat Yahudi." (penjelasan Injil Mata) |
|||
Selesailah konspirasi yang menetapkan untuk menangkap al-Masih dan kemudian membunuhnya. Dikatakan bahwa kepala pendeta Yahudi merobek-robek bajunya secara dramatis di suatu pertemuan agama dan ia berteriak, "sungguh Isa telah kafir." Pero bekan baju dalam tradisi orang-orang Yahudi dilakukan ketika mereka mendengar atau melihat sesuatu yang mengandung penghinaan terhadap Allah. Para pendeta Yahudi tidak memiliki kekuasaan untuk menetapkan hukum bunuh pada saat itu. Semua itu dilakukan oleh kekuasaan penguasa Romawai. Tetapi tampaknya mereka berhasil meyakinkan kekuasaan Romawi bahwa Isa telah membuat rencana untuk melengserkan kekuasaan Romawi atau mereka berhasil meyakinkan penguasa Romawi bahwa masalah yang mereka hadapi murni berkaitan dengan tradisi mereka dan keyakinan mereka. Kemudian mereka menyarankan agar penguasa tidak turut campur atas apa yang mereka tetapkan. Demikianlah konspirasi itu telah ditetapkan dan telah diputuskan bahwa Isa harus ditangkap dan kemudian disalib. |
|||
Empat Injil yang diakui oleh kalangan Masehi saat ini membicarakan tentang proses pembunuhan Isa di mana beliau disalib kemudian beliau bangkit dari kematiannya dan naik ke langit. Semua Injil ini sepakat tentang proses pengyaliban Isa dan kematiannya, sebagaimana mereka sepakat tentang tabiat Isa yang mengandung ketuhanan yang bercampur dengan tabiatnya sebagai manusia. Kami akan menyampaikan keyakinan orang-orang Masehi berkaitan dengan Isa sebagaimana diyakini oleh mayoritas kaum Nasrani saat ini, kemudian kami akan mengemukakan keyakinan Islam tentang Isa sebagaimana diceritakan oleh Al-Qur'an al-Karim dan disampaikan oleh para ulama dan disebutkan dalam hadis. Setelah itu, kita akan membicarakan hal-hal yang perlu dibicarakan berkaitan hubungan antara kaum Muslim dan kaum Masehi serta kaitannya dengan akidah mereka. |
|||
Injil Mata mengatakan, "Isa ditangkap dan majelis Sanhadirum memutuskan bahwa ia harus dibunuh. Kemudian para anggota mejelis itu dari kepala-kepala para pendeta dan para tokoh mereka menghinanya dan mengejeknya serta berbuat aniaya terhadapnya bahkan mereka meludahi wajahnya dan menempelengnya. Sambil mengejek mereka berkata, "beritahukanlah wahai al-Masih siapa yang memukulrnu." Setelah itu al-Masih ditangkap dan ia ditetapkan untuk dibunuh. |
|||
Adalah sudah menjadi tradisi di kalangan orang-orang Romawi untuk mencambuk orang yang ditetapkan untuk dibunuh sebelum pelaksaan hukum tersebut. Oleh karena itu, para penguasa Romawi menetapkan agar al-Masih dicambuk terlebih dahulu. Sedangkan syariat Musa menetapkan agar cambukan itu tidak melebihi empat puluh kali, namun orang-orang Romawi tidak berhenti pada batasan ini bahkan mereka terus mencambuk korban dengan cambukan yang kejam dan terus-menerus sehingga punggung yang bersangkutan hampir saja patah dan napasnya nyaris tinggal sedikit. Setelah itu, mereka mulai melaksanakan hukum bunuh kepadanya. Demikianlah yang dilakukan oleh tentara terhadap penyelamat kita. (Injil Mata 26) |
|||
Selesailah proses pecambukan, lalu penguasa Romawi menyerahkan Isa kepada tentara agar mereka menyalibnya. Kemudian para tentara membuat sesuatu hal yang bermaksud untuk menghibur. Mereka mencabut pakaian Isa yang dilumuri dengan darah yang ada luka di tubuhnya setelah proses pencabukan, lalu mereka memakaikan pakaian merah dengan maksud untuk mengejeknya. Para raja biasanya memakai pakaian merah. Mereka terus menghinanya. Mereka memakaikannya mahkota dari duri dan meletakkannya di atas kepalanya. (Injil Mata 26) |
|||
Akhirnya, mereka sampai pada suatu tempat yang bernama Jaljatsah, yaitu suatu tempat di luar pagar Ursyilim. Tradisi Yahudi menetapkan untuk memberi satu gelas khamer yang bercampur dengan minyak wangi bagi orang yang ditetapkan untuk dihukum mati sebelum pelaksanaan hukum. Ini dimaksudkan sebagai alat pembius untuk meringankan penderitaannya. Tetapi para tentara menentang tradisi ini dan mereka memberi al-Masih satu gelas dari cuka yang bercampur dengan sesuatu yang pahit." (Injil Mata 26) |
|||
Teks Injil mata mengatakan (cetakan tahun 1972) pada pasal kedua puluh tujuh: "Sehingga mereka sampai ke suatu tempat yang bernama Jaljatsah lalu mereka memberinya minuman keras yang bercampur dengan empedu agar ia meminumnya. Ketika ia merasakannya, ia enggan untuk meminumnya. Kemudian mereka menyalibnya. Kemudian mereka duduk di sana menjaganya dan meletakkan di atas kepalanya suatu tuduhan yang tertulis: Ini adalah Yasu', penguasa Yahudi. Mereka benar-benar menyalibnya bersama Yasim. Salah seorang dari keduanya di sebelah kanannya dan yang lain di sebelah kirinya. Lalu orang-orang yang lewat di tempat itu mencelanya dan berkata, "wahai yang menghancurkan tempat sembahan dan yang membangunnya pada tiga hari, selamatkanlah dirimu dan jika engkau adalah anak Allah, maka turunlah dari tempat penyaliban itu." |
|||
Demikianlah sebagian riwayat kaum Masehi tentang proses penyalipan serta penafsiran mereka berkaitan dengannya. Kami telah menukilnya tanpa memperhatikan tentang catatan yang terdapat dalam Injil Mata yang terbaru, yaitu ia merupakan catatan yang paling baik dalam bentuknya yang terkumpul dari ulama-ulama mereka dan tokoh-tokoh agama Masehi sehingga ia lebih mudah untuk dipahami dan lebih sederhana. Kami telah mengemukakan sebagiannya kepada Anda dalam halaman-halaman ini. |
|||
Sementara itu, dalam akidah Islam disebutkan suatu riwayat yang berbeda dengan riwayat yang ada dalam Injil-Injil yang terdapat sekarang, baik yang berhubungan dengan kehidupan akhir yang dialami oleh Isa maupun tabiat Isa yang merupakan sumber perselisihan setelah pengangkatannya. Al-Qur'an al-Karim menceritakan bahwa Allah SWT tidak menghendaki Bani Israil untuk membunuh Isa atau menyalibnya tetapi Allah SWT menyelamatkannya dari kekufuran mereka lalu mengangkatnya di sisi-Nya. Mereka tidak berhasil membunuhnya dan tidak berhasil menyalibnya tetapi ia diserupakan seperti orang-orang di antara mereka. Allah SWT berfirman: |
|||
"Dan karena ucapan mereka: 'Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,' padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah arang yang diserupakan dengan Isa bagi meeha. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidah mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepadanya." (QS. an-Nisa': 157-158) |
|||
Dan Allah SWT juga berflrman: |
|||
"(Ingatlah), ketika Allah berfirman: 'Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan karnu pada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir. " (QS. Ali 'Imran: 55) |
|||
Para ulama-ulama Islam sepakat atas hal itu dan mereka berselisih pendapat tentang cara beragumentasi terhadap apa yang mereka yakini sebagai kebenaran. Sebagian mereka meyakini nas-nas Al-Qur'an saja yang menyebut tentang Isa al-Masih dan mereka tidak mendukungnya atau memperkuatnya dengan kitab-kitab lain selain Al-Qur'an. Kedua metode tersebut memiliki titik kekuatan tersendiri. Orang yang berpegangan dengan pendapat yang pertama mengatakan bahwa Nabi melarang untuk membahas kitab-kitab pegangan kaum Yahudi dan kaum Nasrani. Bagi kaum itu agama mereka dan bagi kita agama kita dan hanya Allah SWT yang akan memutuskan segala perselisihan di antara kita pada hari kiamat. |
|||
Sedangkan orang-orang yang berpegangan dengan cara yang kedua mengatakan bahwa larangan Nabi tersebut terjadi pada permulaan masa Islam di mana kaum Muslim sangat dekat dengan masa jahiliah. Nabi memerintahkan mereka agar tidak disibukkan dengan kitab-kitab lain selain kitab mereka, yakni Al-Qur'an. Yang demikian ini dimaksudkan agar mereka memiliki akidah yang kuat dan keyakinan mereka benar-benar tertanam dalam diri mereka, Tetapi ilmu dan pandangan ilmiah menetapkan bahwa seorang yang alim harus banyak menggali kitab-kitab kuno dalam rangka mengetahui kebenaran dan jika ia mendapati sesuatu yang sesuai dengan apa yang didapatinya dengan kebenaran, maka hatinya akan lebih merasa tenang dan damai. Berkaitan dengan kelompok yang pertama yang merasa cukup dengan Al-Qur'an, kita tidak menemukan perincian-perincian yang mendalam berkenaan dengan usaha penangkapan Isa, bagaimana proses pengangkatannya ke langit, di mana Isa diserupakan dengan salah seorang di antara mereka, bagaimana dia diserupakan dengan salah seorang di antara mereka. Allah SWT telah menyerupakannya dengan salah seorang di antara mereka sedangkan Nabi Isa diangkat ke langit. Demikianlah penjelasan singkat mereka, tidak ada penambahan lagi. Sedangkan kelompok yang kedua, mereka melontarkan kisah secara lengkap. Mereka mengatakan bahwa Allah SWT menyerupakan Isa dengan Yahuda. Yahuda ini adalah Yahuda al-Askhariyutha yang menurut Injil ia menjualnya kepada musuh-musuhnya dan menunjukkan kepada mereka tentang keberadaannya. Ia adalah seorang muridnya yang terpilih. Demikian ini sesuai dengan Injil Barnabas di mana disebutkan di dalamnya: "Ketika para tentara mendekat bersama Yahuda di tempat yang di situ terdapat Yasu', maka Yasu' mendengar kedatangan segerombolan orang yang menuju tempatnya. Oleh karena itu, ia segera pergi ke rumah dalam keadaan takut. Di dalam rumah itu terdapat sebelas orang yang tidur. Ketika Allah melihat bahaya akan mengancam hamba-Nya, maka Dia merintahkan Jibril, Mikail, dan Rafail (Israfil), serta Idril (Izrail) yang mereka semua adalah para utusan-Nya untuk mengambil Yasu' dari dunia. Lalu datanglah malaikat-malaikat yang suci di mana mereka mengambil Yasu' dari pintu yang dekat dengan arah selatan. Mereka membawanya dan meletakkannyadi langit yang ketiga dengan disertai para malaikat yang selalu bertasbih kepada Allah selama-lamanya. Yahuda masuk secara paksa ke kamar yang di situlah Yasu' diangkat ke langit. Saat itu murid-murid sedang tidur semuanya, lalu Allah mendatangkan keajaiban yang luar biasa di mana Yahuda berubah cara berbicaranya dan juga wajahnya. Ia sangat mirip sekali dengan Yasu' sehingga kami mengiranya Yasu'. Adapun ia (Yahuda) setelah membangunkan kami, ia mencari-cari di mana si guru berada. Oleh karena itu, kami merasa heran dan kami menjawab, "bukankah engkau wahai tuanku guru kami, apakah sekarang engkau telah melupakan kami?" Demikianlah kisah yang terdapat dalam Injil Barnabas. Allah SWT berfirman: |
|||
"Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang Sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan." (QS. al-Maidah: 75) |
|||
Para ulama berkata, "Al-Masih dinamakan al-Masih karena ia mengusap bumi dan membersihkannya serta usahanya untuk menyelamatkan agama dari fitnah di zaman itu karena saking hebatnya kebohongan orang-orang Yahudi kepadanya dan bagaimana usaha mereka untuk menciptakan dusta padanya dan kepada ibunya as." Banyak ulama yang meriwayatkan tentang kesucian spiritual dari Nabi Isa. Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi bahwa beliau menceritakan tentang al-Masih sebagai berikut: "Isa melihat seorang lelaki yang mencuri lalu ia berkata: "Wahai si fulan apakah engkau mencuri?" Orang itu berkata: "Tidak, demi Allah aku tidak mencuri," Isa berkata: "Aku beriman kepada Allah SWT dan pengelihatanku telah berbohong." Ini menunjukkan kesucian ruhani Isa di mana ia lebih memilih sumpah orang itu atas apa yang disaksikannya. Ia membayangkan bahwa orang tersebut tidak akan bersumpah dan membawa nama Allah SWT yang Maha Besar lalu ia berdusta sehingga ia menerima pernyataannya dan ia kembali kepada dirinya sendiri sambil berkata: "Aku beriman kepada Allah SWT, yakni aku mempercayaimu dan mataku telah berbohong karena engkau telah bersumpah." Ada riwayat lagi yang mengatakan bahwa suatu hari Nabi Isa berjalan bersama sahabatnya dan mereka melewati bangkai anjing yang busuk baunya, lalu sahabat-sahabat Isa sangat terpukul dan sangat menderita dengan bau anjing itu. Melihat sikap mereka, Isa berkata: "Lihatlah betapa putih giginya." |
|||
Isa ingin mengajari manusia bagaimana mereka menghadapi keburukan di mana Nabi Isa menekankan agar mereka lebih melihat kepada keindahan dan kebaikan. Dakwah Nabi Nabi Isa merupakan puncak dari ketinggian ruhani dan idealisme yang mengagumkan di mana Beliau lebih menekankan kebaikan daripada keburukan. Rasulullah berkata: "Semua para nabi adalah saudara, agama mereka satu sedangkan mereka dilahirkan dari berbagai macam ibu dan aku adalah manusia yang utama begitu juga Isa bin Maryam di mana tidak ada nabi setelahku dan sesudahnya." Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa Nabi Isa akan turun pada akhir zaman. Islam sangat memberikan penghormatan kepada Isa yang sesuai dengan kedudukannya sebagai salah satu nabi ulul azmi yang besar. Islam menamakannya Rasulullah dan Kalimatullah yang telah diberikan kepada Maryam. Allah SWT berfirman: |
|||
"Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah hamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang terjadi dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: '(Tuhan itu) tiga.' Berhentilah dari ucapan itu. (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah untuk menjadi Pemelihara. Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat malaikat yang terdekat (kepada Alah). Barangsiapa yang enggan dari menyernbah-Nya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepadanya. Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari Allah. " (QS. an-Nisa': 171- 173) |
|||
Ibnu Katsir berkata dalam Qhisasul Anbiya': Para pengikut Nabi Isa berselisih pendapat setelah Nabi Isa diangkat ke langit. Sebagian mereka mengatakan, di tengah-tengah kita ada hamba Allah SWT dan rasul-Nya (Ariyus). Sebagian lagi mengatakan, dia adalah Allah. Yang lain lagi mengatakan, dia adalah anak Allah. Mereka berselisih pendapat tentang Injil yang menyebutkan berbagai kebo hongan di mana terdapat di dalamnya penambahan, pengurangan, dan pergantian. Al-Qur'an al-Karim telah membahas persoalan ketuhanan. Ia menjelaskan bahwa Allah SWT Maha Suci dari segala sekutu dan anak dan segala hal yang menyerupai-Nya serta segala bentuk ingkarnasi, kejauhan, kedekatan dan pencapaian pandangan mata. Allah SWT berfirman: |
|||
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, YangMahaEsa.'Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadanya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. " (QS. al-Ikhlash: 1-4) |
|||
Dan tentang Isa as Allah berfirman: "Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: 'Jadilah' (seorang manusia), maka jadilah ia." (QS. Ali 'Imran: 59) |
|||
"Mereka (orang-orang kafir) berkata: Allah mempunyai anah.' Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepadanya. Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia mengatakan kepadanya: 'Jadilah', lalujadilah ia." (QS. al-Baqarah: 116-117) |
|||
"Orang-orang Yahudi berkata: 'Uzair itu putra Allah' dan orang-orang Nasrani berhata: Al-Masih itu putra Allah.' Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Mereka dilaknat oleh Allah; bagaimana mereka sampai berpaling?" (QS. at-Taubah: 30) |
|||
Nas tersebut mengisyaratkan akidah orang-orang Mesir dan orang-orang seperti mereka dari umat-umat yang terdahulu di mana akidah mereka terfokus pada keyakinan penyaliban Isa, tentang tebusan dan kebangkitan Tuhan yang disembelih serta penentangannya terhadap para pengikutnya setelah kematiannya. |
|||
Allah SWT berfirman: |
|||
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhnya Allah itu ialah al-Masih putra Maryam.' Katakanlah: 'Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendah Allah, jika Dia hendak membinasakan al-Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya?' Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apayang ada di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dihehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. al-Maidah: 17) |
|||
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: Allah salah seorang dari yang tiga,' padahal sekali-kali tidak ada selain dari Tuhan YangEsa." (QS. al-Maidah: 73) |
|||
Demikianlah Al-Qur'an al-Karim menyebutkan sikap berbagai aliran yang saling berlawanan yang tumbuh setelah pengangkatan al-Masih. Al-Qur'an menjelaskan bahwa al-Masih adalah hamba Allah SWT dan seorang rasul yang diutus kepada Bani Israil. Kata hamba dan rasul adalah kata yang sangat jelas artinya, adapun yang dimaksud dengan al-Kalimah dan ar-Ruh, maka kedua kata tersebut perlu dijelaskan. Kaum Muslim memahami bahwa al-Kalimah adalah petunjuk Allah SWT yang diberikan-Nya kepada Maryam sedangkan ar-Ruh adalah menunjukkan atau mengisyaratkan kepada Ruh Kudus, yaitu Jibril as. Allah SWT telah menguatkannya atau menguatkan Nabi Isa dengan ruh yakni Jibril: |
|||
"Dan (ingatlah) ketiha Aku dukung kamu dengan Ruhul Kudus." (QS. al-Maidah: 110) |
|||
Setelah mengemukakan keyakinan kaum Masehi tentang karakter Nabi Isa dan akhir dari kehidupannya dan setelah menjelaskan kebenaran yang Allah SWT ceritakan kepada kita tentang karakter tersebut dan akhir dari kehidupan yang dialami oleh Nabi Isa, kita ingin mengetahui apa yang harus dilakukan oleh kaum Muslim dalam hubungan mereka dengan orang-orang Masehi serta keyakinan mereka. Islam menetapkan atau menyampaikan nas-nas yang jelas yang mengkhususkan agama Masehi—di antara agama-agama yang lain—dengan kecintaan. Al-Qu'ran mengingkari ketuhanan al-Masih; ia juga mengingkari penyaliban dan tebusan dosa yang dilakukannya. Namun Al-Qur'an menegaskan dalam nasnya bahwa agama Nasrani merupakan agama yang lebih dekat kecintaannya kepada Islam. Allah SWT berfirman: |
|||
"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.' Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri." (QS. al-Maidah: 82) |
|||
Allah SWT memuji para pengikut al-Masih yang berjalan di atas petunjuknya. Allah SWT berfirman: |
|||
"Dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyah (keadaan tidak menikah dan mengurung diri di biara) padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi mereka sendirilah yang mengada-adakannya untuk mencarai keridhaan Allah." (QS. al-Hadid: 27) |
|||
Tidak terdapat kontradiksi dari dua sikap tersebut. Pengingkaran Al-Qur'an terhadap ketuhanan al-Masih dan pengakuannya terhadap kecintaan kaum Nasrani serta pujiannya terhadap orang-orang yang mengikuti Nabi Isa mengandung makna lebih dari satu: Pertama, bahwa Masehi berdasarkan pada agama Tauhid dan sangat sulit bagi para pengikutnya untuk meninggalkan tauhid, dan hanya Allah SWT yang mengakui hakikat apa yang terpendam dalam hati; kedua, dalam kalangan orang-orang Nasrani terdapat para pendeta dan para rahib yang tidak bersikap congkak di hadapan Allah SWT tetapi mereka sangat patuh dan tunduk kepadanya; ketiga, sebagian pengikut Nabi Isa memiliki hati yang dipenuhi dengan kasih sayang dan rahmat. Tentu rahmat dan kasih sayang tersebut tidak tumbuh kecuali dari keimanan terhadap hari akhir. Allah SWT telah menetapkan perintah-Nya kepada kaum Muslim agar mereka memperlakukan ahlul kitab dengan perlakuan yang mulia dan baik, sebagaimana Islam menjamin kebebasan untuk menentukan keyakinan pada setiap manusia. Allah SWT berfirman: |
|||
"Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?" (QS. Yunus: 99) |
|||
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah." (QS. al-Baqarah: 256) |
|||
"Katakanlah: 'Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidah kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: 'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri (kepada Allah).'" (QS. Ali 'Imran: 64) |
|||
Kita perhatikan bahwa ayat-ayat tersebut berbicara tentang cara memperlakukan kaum Masehi sebagai individu sebagaimana ia berbicara tentang bagaimana kita memperlakukan keyakinan mereka. Sehubungan dengan kaum Masehi sebagai individu, kita menyaksikan ayat-ayat tersebut memerintahkan untuk membalas kecintaan yang mereka perlihatkan di mana nas tersebut dengan tegas mengatakan bahwa mereka lebih dekat kecintaannya kepada orang-orang yang beriman. Jika Allah SWT yang menegaskan hal tersebut, maka orang-orang Muslim harus membalas kebaikan dan kecintaan yang ditunjukkan oleh kaum Nasrani. Adapun sehubungan dengan keyakinan mereka, di dalam Al-Qur'an terdapat banyak ayat yang melarang untuk memaksa manusia dalam bentuk apa pun. Allah SWT berfirman: |
|||
"Dan katakanlah: 'Kebenaran itu datang dari Tuhanmu. Maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin kafir biarlah ia kafir." (QS. al-Kahfi: 29) |
|||
Yang demikian itu, karena keimanan yang didahului dengan paksaan adalah bukan keimanan karena ia berarti mencabut ikhtiar atau kebebasan manusia, padahal itu adalah syarat dari keimanan. Dan barangkali inilah yang menunjukkan kesempumaan Islam dilihat dari sikapnya yang demikian indah. Kami kira tanpa kita harus memaksakan tafsiran kita kepada ayat-ayat tersebut dan memohon kepada Allah SWT dari kesalahan dan kebodohan bahwa Islam dengan sikapnya itu ingin menjauhkan para pengikutnya dari kalangan awam dari perdebatan yang panjang dan melelahkan seputar keyakinan orang lain. Tentu perdebatan tersebut tidak akan berujung dan akan menjadi seperti debat kusir saja. Namun tugas tersebut hanya diemban oleh para ulama, di mana mereka membahas sebagaimana mereka kehendaki berbagai keyakinan-keyakinan keberagamaan, sedangkan orang-orang awam tidak diberi tanggung jawab dalam hal itu. Lagi pula, perselisihan antara keyakinan dan aliran-aliran di kalangan Masehi dan kalangan Yahudi jika melibatkan orang-orang awam, maka itu hanya memboroskan waktu dan hanya membuat lelah saja. |
|||
Islam akan kembali menjadi asing dan akan kembali menjadi asing seperti pertama kali terbit. Dalam suasana keasingan Islam yang pertama, orang-orang Muslim berhasil membangun suatu individu Muslim yang kokoh. Dan ketika bangunan tersebut telah selesai, maka sempurnalah pembangunan pemerintahan Islam. Kita tidak mendengar bahwa salah seorang di antara mereka terlibat dalam perdebatan yang sengit yang tidak berujung sekitar keyakinan orang lain. Sesungguhnya memberi petunjuk kepada orang lain sehingga orang tersebut engetahui jalan menuju Allah SWT adalah perbuatan yang indah, tetapi hidayah tersebut didahului dengan tekad seseorang untuk memberikan petunjuk kepada dirinya sendiri. Seandainya orang-orang Islam membimbing mereka menuju jalan Allah SWT niscaya Allah SWT memberi petunjuk melalui mereka siapa saja yang dikehendaki dari hamba-hamba-Nya. |
|||
Al-Qur'an menetapkan dua mukjizat kepada Nabi Isa yang tidak disebutkan dalam kitab Injil: pertama mukjizat yang berupa pembicaraannya saat ia masih menyusui dibuaian. Dan yang kedua mukjizat makanan yang turun dari langit kepada kaum Hawariyin. Sebagaimana Al-Qur'an menetapkan kemuliaan yang diperoleh oleh Nabi Isa saat ia diselamatkan dari tangan-tangan jahat orang-orang Yahudi yang ingin menyiksanya atau membunuhnya sehingga Nabi Isa terselamatkan dan dia diangkat ke langit. Rasulullah saw mewasiatkan kepada sahabatnya agar mereka memperlakukan orang-orang Masehi dengan penuh kebaikan, bahkan beliau menikahi Maria al-Qibthiya. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa seseorang lelaki dari Bani Salim bin Auf yang bernama al-Hasin mempunyai dua orang anak yang masih Kristen, lalu ia masuk Islam dan bertanya kepada Rasulullah saw bagaimana seandainya ia harus memaksa kedua anaknya untuk memeluk Islam sedangkan mereka berdua menolak agama lain selain agama Masehi? Kemudian Allah SWT menurunkan ayat yang berbunyi: |
|||
"Tidak ada paksaan dalam memeluk agama (Islam)." (QS. al-Baqarah: 256) |
|||
Ketika para utusan Najran dari kalangan kaum Masehi datang ke Madinah untuk berunding dengan Nabi, maka beliau memberi mereka setengah dari mesjidnya agar mereka dapat melaksanakan salat dengan cara mereka di dalamnya. Pada suatu hari Rasulullah saw berdiri untuk melakukan salat kepada seseorang jenazah lalu dikatakan kepadanya bahwa ia adalah jenazah Yahudi. Kemudian Rasulullah menjawab: "Bukankah ia adalah manusia." Dalam kesempatan lain Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang mengganggu secara aniaya seorang Yahudi atau seorang Nasrani, maka aku akan jadi musuhnya pada hari kiamat." Terkadang kekuasaan akan langgeng meskipun disertai dengan kekufuran tetapi ia tidak akan abadi ketika disertai dengan kelaliman. |
|||
Para ulama Islam berselisih pendapat berkaitan dengan keadaan Nabi Isa setelah pengangkatannya. Mereka sepakat bahwa beliau tidak disalib tetapi Allah SWT mengangkatnya di sisi-Nya. Tetapi ketika ia tidak disalib, maka bagaimana keadaannya setelah itu: apakah ia masih hidup, ataukah ia mati seperti matinya nabi yang lain? Mayoritas mengatakan bahwa Allah SWT mengangkat Isa dengan fisiknya dan ruhnya di sisi-Nya. Mereka mengambil zahir dari firman-Nya: |
|||
"Tetapi Allah mengangkatnya di sisi-Nya." (QS. an-Nisa': 158) |
|||
Juga sebagian hadis yang mendukung hal tersebut. Sementara itu, kelompok yang lain dari kalangan mufasirin, dan ini adalah kelompok yang minoritas, mereka mengatakan bahwa Nabi Isa hidup sehingga Allah SWT mematikannya sebagaimana Dia mematikan nabi-nabi-Nya lalu Dia mengangkat ruhnya di sisi-Nya sebagaimana ruh para nabi diangkat, begitu juga ruh para shidiqin (orang-orang yang benar) dan syuhada. Mereka mengambil zahir firman-Nya: |
|||
"(Ingatlah) ketika Allah berfirman: 'Hai ha, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir." (QS. Ali 'Imran: 55) |
|||
Kami sendiri lebih memilih pendapat yang pertama karena ia sangat sesuai—sebagai mukjizat yang luar biasa—dengan kelahiran Isa di mana kelahiran tersebut dipenuhi dengan mukjizat yang luar biasa, juga sesuai dengan kehidupannya dan kesuciannya. Jadi, kedua-duanya merupakan mukjizat yang luar biasa.♦ |
Revisi terkini sejak 10 November 2024 01.47
Nabi dan Rasul 'Īsā عيس 'alaihissalam, Ulul 'Azmi | |
---|---|
Lahir | 4 SM Bethlehem |
Menghilang | 33 M |
Tempat tinggal | Palestina |
Gelar |
|
Pendahulu | |
Pengganti | |
Orang tua | Maryam |
Nabi dan Rasul dalam Islam |
---|
Portal Islam |
Isa (bahasa Arab: عيسى, translit. 'Īsā) adalah tokoh dalam Al-Qur'an yang merupakan seorang nabi yang ke-24[1] sekaligus rasul yang ke-13[1] serta merangkap dengan kedudukan sebagai ulul azmi yang ke-4[2] pada Islam.
Ayat
[sunting | sunting sumber]Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, muslim, dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.
Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka (Bani Israil), dia berkata, "Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para Ḥawāriyyūn (sahabat setianya) menjawab, "Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim.
Katakanlah (Muhammad), "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri."
dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang siapa yang dibunuh. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya, tetapi Allah telah mengangkat Isa kehadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan Kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, dan sebagai petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
Nama
[sunting | sunting sumber]Ada beberapa pendapat mengenai nama asli Isa. Sebagian menyatakan bahwa nama Yesus dalam bahasa Ibrani ישע Yesyua‘ atau Y'syua‘ merupakan nama asli Isa. Nama ini disebut merupakan kependekan dari יהושע Yehosyua‘.[3] Klemens dari Aleksandria dan Sirilus dari Yerusalem berpendapat bahwa nama Yunani Ἰησοῦς Iēsous merupakan nama asli Isa dan nama ini bukan turunan dari bentuk Ibraninya.[3] Pendapat lain menyatakan bahwa nama asli Isa menggunakan nama Aram ܝܫܘܥ, dibaca Yesyu‘ dalam dialek Suryani Barat atau Isyo‘ dalam dialek Suryani Timur,[4][5] mengingat dia tumbuh dan berdakwah utamanya dengan bahasa Aram.[6] Nama Yesus yang digunakan umat Kristen diturunkan dari nama Yunani Iēsous. Umat Kristen Arab menyebut Isa dengan يسوع Yasū‘ yang diturunkan dari Yesyua‘ dengan perubahan fonetik.[7][8] Yasū‘ digunakan sejak sebelum masa Islam dan dan tetap digunakan pada masa-masa setelahnya.[9][10]
Asal-muasal nama Isa yang digunakan dalam Al-Qur'an masih belum sepenuhnya terpecahkan dan ada beberapa pendapat terkait hal ini.
- Turunan dari dialek Suryani Timur Isyo‘.[11][12][13]
- Turunan dari nama עֵשָׂו ‘Esau.[14] Namun tidak ada bukti bahwa umat Yahudi pernah menyebut Isa dengan nama ini.
- Merupakan bentuk penyerasian agar selaras dengan nama Musa, sebagai bentuk gaya puisi Al-Qur'an.[15]
- Isa Merupakan nama asli beliau, sedangkan Yesyua' merupakan gelar atau julukannya, bagaimanapun kata Isa sudah digunakan beberapa ratus tahun sebelum masa kenabian nabi Muhammad.
Isa juga digunakan oleh beberapa kelompok Kristen di negara-negara Muslim. Terjemahan Injil Matius dalam bahasa Persia pada abad ke-14, salah satu manuskrip naskah terawal yang masih ada, menggunakan kata Isa.[16] Kemudian, terjemahan dalam bahasa lainnya juga mengikuti penamaan tersebut. Beberapa terjemahan Evangelikal modern juga menggunakan kata Isa, seperti Life of Christ (Arab 1987) karya David Owen.[17]
Kisah
[sunting | sunting sumber]Al-Qur'an (kitab suci Islam) menyebut nama Isa sebanyak 25 kali.[a] Dia juga disebut ibnu Maryam sebanyak 23 kali[b] dan Al-Masih 11 kali.[c] Kisahnya disebutkan dalam Surah Ali 'Imran (3): 49-55, Al-Ma'idah (5): 110-118, dan Maryam (19): 24-36. Dalam Alkitab (kitab suci Kristen), kisahnya disebutkan dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Setelah Sulaiman mangkat, Kerajaan Israel terbagi menjadi dua: kerajaan di utara yang juga disebut Kerajaan Israel, tapi kerap disebut Kerajaan Utara atau Kerajaan Samaria untuk membedakan dengan Kerajaan Israel lama; dan Kerajaan Yehuda di selatan.[18] Kerajaan Samaria ditaklukkan Asyur pada 720-an SM.[19] Satu setengah abad kemudian, Kerajaan Yehuda ditaklukkan Babilonia Baru pada tahun 587 SM dan Bait Suci (Baitul Maqdis, Masjid Al-Aqsha) yang menjadi pusat ibadah Bani Israil turut dihancurkan. Banyak Bani Israil kemudian diasingkan ke Babilonia. Pada masa antara Sulaiman dan sebelum pengasingan Bani Israil ke Babilonia disebut periode Bait Suci pertama. Pada masa-masa selanjutnya, Bani Israil (sebutan untuk keturunan Ya'qub) juga kerap disebut dengan bangsa Yahudi, meski ada juga non-Bani Israil yang menjadi penganut ajaran Yahudi.
Setelah lima puluh tahun di pengasingan, Kekaisaran Persia Akhemeniyah memperkenakan Bani Israil kembali ke Palestina dan Bait Suci kembali dibangun, menandakan dimulainya periode Bait Suci kedua. Antara tahun 332-160 SM, kawasan Palestina dikuasai dinasti-dinasti dari Yunani. Mereka mendorong proses Helenisasi di wilayah bawahannya, menjadikan kebudayaan Yunani sangat dominan di Palestina dan kehidupan sosial-keagamaan Bani Israil. Proses Helenisasi ini memicu umat Yahudi melancarkan Pemberontakan Makabe dan umat Yahudi berhasil berkuasa secara mandiri di bawah kepemimpinan Dinasti Yahudi Hashmonayim. Saat meluaskan wilayahnya, Hashmonayim juga memaksa penduduk taklukan untuk memeluk agama Yahudi, meskipun penduduknya bukanlah Bani Israil. Bangsa Edom kemudian menjadi Yahudi.[20][21] Pada 37 SM, kekuasaan Hashmonayim atas Palestina berakhir, digantikan oleh Herodes yang Agung, raja bawahan Romawi. Herodes adalah keturunan bangsa Edom yang menjadi pemeluk Yahudi pada masa Hashmonayim.[22][23][24][25][26] Setelah Herodes Agung mangkat pada 4 SM, wilayah Palestina dibagi-bagi untuk tiga putranya: Herodes Arkhelaus, Herodes Antipas, dan Herodes Filipus II. Secara resmi, mereka tidak menyandang gelar raja sebagaimana ayah mereka.[27] Arkhelaus menyandang gelar etnark (semacam gubernur), sedangkan Antipas dan Filipus bergelar tetrark (semacam gubernur). Sebagaimana ayah mereka, ketiganya juga penguasa bawahan Kaisar Romawi.
Isa dan Yahya hidup pada satu zaman. Mereka berdakwah di Palestina pada masa kekuasaan Kaisar Romawi kedua, Tiberius (berkuasa 14-37 M), saat Pontius Pilatus menjabat prefek (Wali negeri) Provinsi Iudaea (Palestina).[28] Isa tumbuh di Galilea (Palestina utara) dan kebanyakan dakwahnya dilakukan di sana.[29] Bahasa yang digunakan di Galilea dan Palestina pada masa itu termasuk bahasa Aram Palestina Yahudi, Ibrani, dan Yunani Koine, dengan dominan bahasa Aram.[30][31] Ada konsensus substansial bahwa Isa memberikan sebagian besar ajarannya dalam bahasa Aram[32] dialek Galilea.[33][34]
Keagamaan
[sunting | sunting sumber]Saat berada di pengasingan Babilonia dan tidak adanya Bait Suci sebagai pusat peribadahan, rumah-rumah umat Yahudi (beit knesset atau sinagoga) menjadi tempat pertemuan utama untuk beribadah dan beth midrash sebagai tempat pembelajaran Taurat dan tafsirnya. Meski Akhemeniyah kemudian memperbolehkan Bani Israil kembali ke Palestina dan membangun Bait Suci kembali, Bani Israil tidak diizinkan mendirikan kerajaan. Tanpa keberadaan raja, kedudukan imam atau pendeta Yahudi (כֹּהֵן, kohen) menjadi sangat dominan dan kewenangan Bait Suci dalam kehidupan masyarakat semakin kuat. Di waktu inilah muncul aliran Saduki sebagai wadah para imam yang menjadi kelompok elit dalam masyarakat. Para imam Saduki memegang berbagai urusan kenegaraan, seperti mengurus urusan dalam negeri, mengumpulkan pajak, memimpin pasukan, dan mengelola hubungan dengan negara lain atau negara penguasa, seperti Romawi.[35]
Meski imam memegang kendali ritual di Bait Suci, ahli dan guru Taurat (kelak disebut rabi) yang mendominasi pengajaran Taurat. Kelompok Farisi muncul dari kalangan para guru dan ahli Taurat.[36] Mereka populer di kalangan rakyat biasa, berbeda dengan Saduki yang diasosiasikan dengan kelas elit.[37] Farisi sangat dikenal mendetail dalam hukum Taurat, menerapkan hukum Yahudi pada kegiatan-kegiatan duniawi untuk menguduskan dunia setiap hari.
Kelahiran
[sunting | sunting sumber]Al-Qur'an menjelaskan bahwa Maryam mengandung Isa secara mukjizat, yakni dalam keadaan perawan dan tanpa campur tangan laki-laki. Al-Qur'an dan keterangan para ulama menyebutkan bahwa Maryam keluar dari Baitul Maqdis ketika haid atau ada keperluan. Saat Maryam mengasingkan diri dari keluarganya ke sebelah timur, seorang laki-laki mendatanginya. Maryam yang sangat menjaga diri dari lelaki asing kemudian mengatakan, "Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa." Laki-laki yang ternyata adalah jelmaan Malaikat Jibril tersebut mengabarkan bahwa Maryam akan memiliki seorang putra. Maryam terheran-heran lantaran dia belum bersuami, juga menyatakan bahwa dirinya bukan pezina. Malaikat Jibril menyebutkan bahwa hal itu mudah bagi Allah dan sudah menjadi ketetapan-Nya.[38][39]
Alkitab menyebutkan bahwa Malaikat Jibril menyampaikan kabar tersebut saat Maryam ada di Nazaret. Disebutkan pula bahwa Maryam sudah berstatus sebagai tunangan seorang lelaki Bani Israil keturunan Dawud bernama Yusuf, tapi mereka belum hidup sebagai suami istri. Saat itu kerabat Maryam, Elisyeba, sedang mengandung Yahya dan usia kandungannya sudah sekitar enam bulan.[40] Maryam melahirkan putranya, Isa, di Betlehem saat masa kekuasaan Kaisar Romawi Augustus.[41] dan Palestina dipimpin Raja Herodes Agung.[42] Para sarjana berpendapat bahwa Isa lahir antara tahun 6 sampai 4 SM.[43]
Al-Qur'an menjelaskan bahwa saat merasa sakit karena melahirkan, Maryam bersandar pada pohon kurma dan berujar, "Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan." Kemudian ada yang menyeru Maryam dari tempat yang rendah, mengatakan agar dia tidak bersedih dan Allah telah menjadikan anak sungai mengalir di bawahnya. Maryam juga diminta menggoyang-goyangkan pangkal pohon kurma supaya buah kurma akan jatuh pada Maryam. Maryam juga diperintahkan untuk tidak berbicara pada siapapun pada hari ini.[44] Terkait sosok yang menyeru Maryam, sebagian penafsir menyebutkan bahwa dia adalah Jibril, sedangkan tafsiran lain menyebutkan bahwa dia adalah Isa.[45]
Dalam riwayat hadits disebutkan bahwa setiap bayi yang dilahirkan pasti akan menangis karena disentuh setan, kecuali Maryam dan putranya.[46][47][48][49][50]
Diterangkan dalam Al-Qur'an bahwa saat Maryam kembali dengan menggendong Isa, kaumnya mencelanya, menyatakan bahwa dia telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar. Mereka juga menyatakan, "Hai saudari Harun! Ayahmu bukanlah seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang pezina!" Namun Maryam tidak menjawab cercaan mereka dan memberi isyarat pada bayinya. Kaumnya terheran-heran karena diminta bicara dengan seorang bayi. Namun Isa yang masih bayi berbicara pada mereka, menjelaskan bahwa dirinya adalah hamba Allah yang diangkat sebagai nabi, dianugerahi kitab, dan diberkahi oleh Allah.[51] Alkitab tidak menyebutkan mukjizat Isa yang bisa berbicara saat masih bayi.
Hijrah
[sunting | sunting sumber]Alkitab menyebutkan bahwa demi menghindari kelahiran seorang mesias, Raja Herodes Agung menitahkan agar membunuh semua bayi laki-laki di Betlehem yang berumur dua tahun ke bawah. Isa, Maryam, dan Yusuf sendiri hijrah ke Mesir dan tinggal di sana.[52] Peristiwa hijrahnya Isa dan Maryam ke Mesir tidak tercantum dalam Al-Qur'an, tetapi ayat yang menyatakan bahwa Allah melindungi Maryam dan putranya "di sebuah dataran tinggi dengan mata air yang mengalir"[53] ditafsirkan sebagai isyarat akan hal tersebut.[54][55]
Tradisi Kristen Ortodoks menyebutkan bahwa Zakariyya dibunuh saat pembantaian anak-anak di Betlehem karena menyembunyikan keberadaan putranya, Yahya, yang lahir sekitar enam bulan sebelum Isa. Namun sebagian besar penulis biografi modern dari Herodes Agung menampik kisah pembantaian itu sebagai kenyataan sejarah dan memandangnya sebagai kisah buatan.[56]
Alkitab menyebutkan bahwa Isa, Maryam, dan Yusuf kembali lagi ke Palestina setelah Herodes Agung mangkat. Namun mereka tidak kembali ke Betlehem karena kawasan tersebut sekarang masuk dalam wilayah kekuasaan Herodes Arkhelaus. Akhirnya mereka tinggal di kawasan Galilea (Palestina utara) di kota Nazaret.[57] Galilea masuk dalam wilayah kekuasaan Herodes Antipas. Herodes Agung diperkirakan mangkat pada 4 SM.[58]
Kehidupan
[sunting | sunting sumber]Berbagai riwayat ulama menerangkan kehidupan Isa yang sangat sederhana. Disebutkan bahwa Isa merupakan pemimpin orang-orang zuhud di hari kiamat. Riwayat lain menjelaskan bahwa Isa mengenakan pakaian bulu, memakan dedaunan, tidak memiliki rumah, keluarga, harta benda, dan tidak menyimpan sesuatu untuk hari besok. Ada juga yang menyatakan bahwa Isa makan dari hasil ibunya sebagai tukang tenun. Kisah lain menerangkan bahwa saat Isa merasakan kenikmatan saat tidur dengan berbantalkan batu, Iblis menghampirinya dan berkata, "Wahai Isa, bukankah engkau pernah bilang bahwa engkau tidak menginginkan kenikmatan dunia? Bukankah batu itu bagian dari kenikmatan dunia?" Isa kemudian bangun dan melemparkan batu itu pada Iblis.[59]
Diterangkan bahwa suatu hari, Isa membawa emas dan pasir di masing-masing tangannya. Dia bertanya pada orang-orang mengenai benda yang lebih menyenangkan hati dan mereka menjawab emas. Isa kemudian membalas, "Bagiku, keduanya adalah sama."[60]
Yahya
[sunting | sunting sumber]Isa dan Yahya hidup pada satu zaman. Alkitab menyebutkan bahwa saat Elisyeba mengandung Yahya dan kehamilannya memasuki usia enam bulan, Maryam mulai mengandung Isa.[62] Dalam Al-Qur'an, Yahya disebutkan membenarkan kalimat atau firman dari Allah.[63] Ayat selanjutnya menyebutkan bahwa yang dimaksud kalimat dari Allah adalah sosok Isa bin Maryam.[64]
Dalam Kristen, sosok Yahya utamanya memiliki peran khusus sebagai pendahulu kedatangan Isa yang dipandang sebagai mesias yang sudah dinubuatkan.[65][66] Alkitab menyebutkan bahwa Yahya membaptis Isa di Sungai Yordan.[67]
Dakwah
[sunting | sunting sumber]Isa diutus untuk berdakwah pada Bani Israil.[68] Selain penyembahan pada Allah, seruan Isa yang paling sering disebutkan dalam Al-Qur'an adalah bahwa dia datang untuk membenarkan kitab Taurat.[69][70][71] Al-Qur'an juga menjelaskan bahwa Isa "menghalalkan bagi kamu sebagian dari yang telah diharamkan untukmu." Terkait ayat ini, sebagian ulama menafsirkan bahwa ajaran Isa tidak memperbarui Taurat sama sekali, tetapi hanya menjelaskan perkara yang disalahpahami dan diperselisihkan Bani Israil. Ulama lain berpendapat bahwa memang ajaran Isa mengubah dan memperbarui sebagian syariat Taurat. Meski demikian, Taurat tetap menjadi dasar utama dari ajaran Isa dan Injil berperan sebagai pelengkap dan penyempurna.[72][73] Alkitab menjelaskan bahwa Isa tidak datang untuk menghapus syariat Taurat, tapi menggenapinya.[74]
Mukjizat
[sunting | sunting sumber]Dalam menjelaskan seruan Isa, Al-Qur'an biasanya juga menyebutkan mukjizat-mukjizat Isa. Ada enam mukjizat Isa yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan sebagian besarnya disebutkan sekilas tanpa penjelasan terperinci. Berbagai literatur Muslim menuliskan dan merincikan mukjizat-mukjizat Isa dengan mengambil sumber di luar Al-Qur'an, seperti Alkitab, sumber non-kanon, dan cerita rakyat.[75][76]
Para ulama menyatakan bahwa Allah membekali nabi dengan mukjizat yang sesuai dengan keadaan zamannya. Pada masa Isa, sedang terkenal ilmu kesehatan dan biologi. Maka Isa dibekali mukjizat yang berkaitan dengan penyembuhan dan mengungguli ilmu kesehatan manusia pada masa itu, seperti menyembuhkan kebutaan dan membangkitkan orang mati.[77][72]
Bicara saat bayi
Al-Qur'an menyebutkan bahwa Isa dapat berbicara saat masih bayi.[78] Dia berbicara saat Maryam dituduh berzina, menjelaskan bahwa dirinya adalah hamba Allah yang diangkat sebagai nabi, dianugerahi kitab, dan diberkahi oleh Allah.[79]
Burung dari tanah
Al-Qur'an juga menyebutkan bahwa Isa membuat burung dari tanah liat, kemudian meniupnya, sehingga menjadi burung yang hidup.[68][78] Injil Kanak-Kanak Tomas menyebutkan bahwa Isa melakukan mukjizat itu saat masih kanak-kanak.
Penyembuhan
Mukjizat lain yang disebutkan dalam Al-Qur'an adalah menyembuhkan al-akmah dan kusta.[68][78] Terkait makna al-akmah, sebagian ulama menafsirkan bahwa maknanya adalah orang yang dapat melihat di siang hari, tapi tidak bisa saat malam hari. Pendapat lain menyatakan sebaliknya. Ulama lain berpendapat bahwa maknanya adalah orang yang rabun. Pendapat lain menyebutkan bahwa makna al-akmah adalah orang yang buta sejak lahir.[72] Alkitab mengisahkan bahwa Isa menyembuhkan dua orang buta yang mengikutinya. Namun meski Isa memperingatkan untuk jangan mengatakan kepada orang lain terkait masalah ini, dua orang itu justru menyebarkan kabar mukjizat Isa pada khalayak.[80]
Alkitab menerangkan bahwa Isa juga menyembuhkan orang yang lumpuh,[81] bisu,[82] tuli,[83] dan lainnya. Tidak hanya penyakit fisik, Isa juga disebutkan mengusir setan yang merasuki manusia.[84][85]
Menghidupkan
Isa juga dapat menghidupkan kembali orang yang mati.[68][78] Dalam sebuah riwayat sahabat Nabi disebutkan bahwa Isa pernah membangkitkan Ham bin Nuh. Isa dan Ham kemudian bertanya jawab soal bahtera Nuh.[86] Alkitab menjelaskan bahwa Isa menghidupkan seorang lelaki bernama Lazarus yang telah mati empat hari. Kejadian itu disaksikan keluarga Lazarus dan orang-orang yang datang melayat.[87]
Mengetahui hal tersembunyi
Isa juga mampu mengetahui makanan yang telah disantap orang atau yang disimpan di rumah.[68] Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa mukjizat ini terjadi saat Isa masih kanak-kanak. Isa memberi tahu anak-anak sebayanya bahwa orang tua mereka memiliki makanan yang disembunyikan dan anak-anak itu kemudian meminta makanan tersebut pada orang tua mereka. Orang tua mereka menjadi tidak suka dengan Isa dan menganggapnya telah merusak anak mereka. Saat hendak menemui teman-teman bermainnya, Isa tidak menemui mereka karena orang tua mereka mengunci mereka di suatu rumah. Saat Isa mendengar suara gaduh dari rumah tersebut, orang tua mereka mengatakan kalau itu suara kera dan babi. Akhirnya anak-anak tersebut benar-benar berubah menjadi kera dan babi.[88]
Hidangan
Al-Qur'an menjelaskan bahwa para pengikut Isa meminta hidangan dari langit. Isa kemudian berdoa agar Allah menurunkan hidangan dari langit dan hari turunnya akan menjadi hari raya bagi mereka.[89] Beberapa ulama menafsirkan bahwa hidangan tersebut turun dari langit secara harfiah dan ditutupi dua awan. Pengikut Isa tidak mau makan sebelum Isa makan, tetapi Isa menyatakan bahwa pengikutnyalah yang harus memakannya karena mereka yang meminta. Setelahnya, Isa mengundang orang-orang miskin, papa, dan sakit untuk makan bersama hidangan tersebut. Mereka yang menderita penyakit menjadi sembuh setelah menyantapnya.[90]
Namun ada ulama yang berpendapat bahwa hidangan tersebut tidak jadi diturunkan. Al-Qur'an menerangkan bahwa setelah murid-murid Isa meminta hidangan dari langit, Isa berdoa memohon kepada Allah. Allah berfirman bahwa hidangan tersebut akan diturunkan, tetapi mereka yang tetap kafir setelah turunnya hidangan tersebut akan ditimpakan azab yang tidak pernah ditimpakan pada umat lain. Setelahnya, tidak ada lagi keterangan mengenai hidangan tersebut. Menurut pendapat ini, setelah mendapat peringatan dari Allah, para murid Isa tidak jadi meminta hidangan tersebut karena takut mendapat azab jika mereka mengingkarinya.[91]
Alkitab tidak menerangkan mengenai hidangan yang turun dari langit, tetapi disebutkan bahwa Isa memberkahi makanan yang jumlahnya sedikit hingga dapat disantap banyak orang. Disebutkan bahwa setelah mendengar Yahya dibunuh, Isa pergi mengasingkan diri. Namun banyak orang kemudian mengikutinya. Saat sudah mulai malam, Isa mengambil lima roti dan dua ikan, kemudian memecah-mecah dan membagikannya pada orang-orang. Disebutkan bahwa lima ribu laki-laki menyantap makanan tersebut sampai kenyang.[92][93][94]
Mukjizat lain
Ada juga mukjizat Isa yang tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, seperti berjalan di atas air.[95][96]
Tantangan
[sunting | sunting sumber]Berbeda pada masa Bait Suci pertama yang masih akrab dengan penyembahan berhala, umat Yahudi pada periode Bait Suci kedua (termasuk pada masa Isa) cenderung merupakan penganut monoteisme ketat.[97][98] Bila rasul lain berdakwah pada umat musyrik yang menyekutukan Allah, Isa berdakwah pada umat yang sudah mengesakan Allah, tapi menyalahgunakan hukum-hukum Allah atau menjalankan dengan tidak semestinya. Alkitab menjelaskan bahwa Isa beberapa kali berselisih dengan kelompok Saduki dan Farisi dan memperingatkan murid-muridnya terhadap ajaran dua kelompok tersebut.[99]
Alkitab menggambarkan Farisi sebagai kelompok yang lebih mementingkan aturan lahiriah suatu hukum di atas makna yang ada dalam hukum tersebut. Isa mencela kaum Farisi yang tersibukkan mengurus hukum yang begitu terperinci, tetapi melupakan syariat Taurat yang paling utama, yakni keadilan, belas kasih, dan kesetiaan. Kaum Farisi juga dicela atas sikap riya' mereka, mengenakan busana yang membuat mereka terlihat seperti orang saleh di hadapan orang lain, dan gila pujian. Isa juga menyatakan bahwa kaum Farisi mendapat kekuasaan untuk menafsirkan hukum Musa dan dia meminta orang-orang untuk mematuhi ajaran kaum Farisi, tapi jangan meniru perbuatan mereka, karena kaum Farisi tidak menjalankan hal yang mereka ajarkan. Isa mencela dan mengibaratkan mereka seperti kuburan yang dilabur putih, tampak bagus di luar tetapi penuh tulang dan kebusukan di dalamnya.[100][101] Isa juga berdebat dengan kelompok Saduki yang tidak mempercayai kebangkitan setelah mati dan mencela mereka sebagai orang yang tidak memahami kitab suci maupun kekuasaan Allah.[102][103]
Seruan Isa disambut banyak orang dan kabar mengenai mukjizatnya tersebar luas. Saat pergi ke Yerusalem bersama para muridnya, Isa memasuki Bait Suci (Baitul Maqdis), kemudian mengusir orang-orang yang berjual beli di sekitarnya, juga menjungkirbalikkan meja dan bangku pedagang. Hal ini menambah kebencian pihak berwenang Yahudi, yakni kaum Saduki dan Farisi.[104][105] Sangat mungkin kelompok Saduki menentang Isa bukan karena ajarannya, tetapi lebih kepada alasan-alasan politik.[106] Isa dipandang mengancam stabilitas di masyarakat, terutama setelah dia dan murid-muridnya memasuki Baitul Maqdis.[106][107][108] Seruan Isa ditakutkan akan memprovokasi pihak Romawi untuk menyerang bangsa Yahudi, sehingga para imam dan kaum Farisi sepakat untuk membunuh Isa,[109] tetapi mereka tidak bisa menangkapnya secara terang-terangan karena khawatir dengan perlawanan rakyat.[110]
Murid
[sunting | sunting sumber]Al-Qur'an menyebut murid-murid Isa dengan sebutan Al-Hawariyyun (bahasa Arab: الحواريون, translit. al-ḥawāriyyūn). Al-Qur'an tidak memberikan keterangan terperinci mengenai pengikut Isa mana saja yang masuk golongan hawariyyun dan para penafsir Muslim biasanya sepakat dengan nama-nama yang disebutkan dalam Alkitab.[111] Dijelaskan dalam Alkitab bahwa Isa memiliki murid-murid pilihan yang disebut Dua Belas Rasul, yakni Simon Kefas (Petrus), Andreas, Yakobus (Ya'qub) bin Zebedeus, Yohanes (Yohanan) bin Zebedeus, Filipus, Bartolomeus, Tomas, Matius, Yakobus (Ya'qub) bin Alfeus, Yudas Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas (Yehuda) Iskariot.[112] Di antara para murid, sosok Maria (Miryam) Magdalena disebut sebagai murid yang paling dekat dengan Isa dan paling memahami ajarannya, dan Maria dihormati sebagai "rasulnya para rasul".[113] Sebagai catatan, istilah "rasul" (utusan) dalam konteks ini bermakna bahwa mereka adalah sosok yang diutus Isa untuk menyebarkan ajarannya dan memiliki makna yang berbeda dalam tradisi Islam (lihat rasul). Disebutkan pula bahwa Isa memiliki murid rahasia, yakni Yusuf dari Arimatea[114] dan Nikodemus.[115]
Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa hawariyyun menyatakan diri mereka sebagai penolong agama, orang yang beriman, dan berserah diri pada Allah, dan mereka dijadikan percontohan bagi orang beriman yang lain.[116][117] Dikisahkan pula bahwa mereka meminta Isa untuk menurunkan hidangan dari langit untuk menguatkan iman mereka.[89] Sebagian penafsir juga berpendapat bahwa tiga orang yang diutus pada suatu kaum yang dikisahkan dalam Surah Yasin adalah murid-murid Isa.[118]
Penyaliban
[sunting | sunting sumber]Alkitab menyebutkan bahwa Yudas Iskariot mengkhianati Isa dan bekerja sama dengan para imam Yahudi untuk menangkapnya. Setelah Isa makan malam bersama murid-muridnya, mereka pergi ke Taman Getsemani di kaki bukit Zaitun, Yerusalem. Yudas Iskariot kemudian datang bersama sekelompok orang bersenjata yang dikirim oleh para imam kepala dan sesepuh Yahudi dan menangkap Isa. Isa kemudian dibawa ke Sanhedrin (badan peradilan Yahudi) untuk diadili,[119] kemudian dibawa ke hadapan Pontius Pilatus. Isa sempat dibawa ke hadapan Herodes Antipas sebelum kemudian dikembalikan lagi ke Pilatus. Para imam dan tetua Yahudi menghasut orang-orang untuk mendesak Pilatus agar Isa disalib. Pilatus enggan menghukum orang yang tidak jelas kesalahannya, tapi tidak mau terjadi kerusuhan dan pemberontakan, sehingga dia menyerah dengan tuntutan orang-orang. Isa kemudian dipancang di kayu salib bersama dua orang penyamun. Setelah beberapa jam digantung di kayu salib, tubuh Isa diturunkan dan dibawa pergi oleh Yusuf dari Arimatea.[120]
Al-Qur'an tidak menyebutkan peristiwa penangkapan maupun proses penyaliban Isa, tetapi dalam Surah An-Nisa' disebutkan bahwa Isa tidak dibunuh maupun disalib, tetapi diserupakan seolah-olah Isa mati disalib.[121] Menggunakan ayat ini sebagai dasar, mayoritas tradisi Islam menolak kematian Isa di kayu salib dan terdapat perbedaan pendapat dan teori mengenai makna "diserupakan" dalam ayat tersebut. Pendapat pertama, teori orang pengganti. Menurut teori ini, ada orang yang wajah dan perawakannya diserupakan dengan Isa, sehingga dialah yang ditangkap dan disalib, bukan Isa. Jati diri orang pengganti ini juga diperdebatkan. Pendapat kedua, teori koma. Menurut teori ini, Isa memang benar-benar ditangkap dan dipancang di kayu salib. Isa mengalami koma atau mati suri dalam proses penyaliban, tidak mati dalam arti sesungguhnya, tetapi diserupakan seperti sudah benar-benar mati di mata orang-orang. Dia kemudian diturunkan dari kayu salib dalam keadaan kritis, tetapi belum mati, dan dibawa pergi muridnya. Ada juga pendapat lain.
Kepercayaan Isa yang tidak mati disalib tidak hanya dianut umat Muslim, tapi juga dianut oleh sebagian kecil kalangan Kristen. Begitu pula sebaliknya, kematian Isa di kayu salib juga dianut sebagian kalangan Muslim. Umat Kristen arus utama menyatakan bahwa Isa memang mati disalib, kemudian dibangkitkan kembali.
Teori orang pengganti
[sunting | sunting sumber]Keyakinan bahwa orang yang disalib adalah orang yang mirip dengan Isa dianut oleh penganut Gnostisisme, Mandaeisme, Muslim, dan Kristen Jepang. Departemen Agama Republik Indonesia mengacu pada teori ini dalam menerjemahkan Surah An-Nisa'.[d] Sebagian menyebutkan bahwa jati diri dari orang pengganti tersebut adalah salah seorang musuh Isa, pendapat lain menyebutkan bahwa dia adalah pengikut Isa yang sengaja mengajukan diri untuk menjadi pengganti Isa.[122]
Sebagian sumber apokrif Gnostik menyebutkan bahwa orang pengganti Isa adalah Simon dari Kirene.[123][124] Beberapa ulama seperti Al-Baidhawi,[125] Ibnu Jarir ath-Thabari,[126][127] dan Ibnu Katsir[128][129] menyatakan bahwa ada murid setia Isa yang menawarkan diri menjadi pengganti Isa, tanpa menyebutkan jati diri murid tersebut secara terperinci.
Dalam versi Injil Barnabas disebutkan bahwa orang pengganti tersebut adalah Yudas Iskariot. Disebutkan bahwa Isa dibawa pergi para malaikat melalui jendela. Saat Yudas masuk ruangan untuk mencari Isa, penampilannya diserupakan dengan Isa, sehingga pasukan yang masuk ruangan belakangan kemudian menangkapnya.[130]
Mati disalib
[sunting | sunting sumber]Sebagian kalangan berpendapat bahwa Isa memang telah mati disalib. Ja'far ibn Mansur al-Yaman (w. 347 H/958 M), Abu Hatim Ahmad ibn Hamdan ar-Razi (filsuf Syi'ah, wafat 322 H/935 M), Abu Yaqub as-Sijistani (dai Syi'ah, wafat 358 H/971 M) , Mu'ayyad fi'l-Din as-Shirazi (ulama Syi'ah, w. 470 H/1078 M), dan kelompok Ikhwan As-Shafa juga menegaskan historisitas penyaliban, menyatakan bahwa Isa disalibkan dan tidak digantikan oleh orang lain sebagaimana dinyatakan dalam tafsiran pada umumnya.[131] Terkait Surah An-Nisa' ayat 157, ulama Lebanon Mahmoud M. Ayoub menyatakan, "Al-Qur'an, seperti telah kita bahas, tidak menyangkal kematian Al-Masih. Sebaliknya, itu menantang manusia yang dalam kebodohan mereka telah menipu diri mereka sendiri untuk percaya bahwa mereka akan mengalahkan firman Ilahi, Isa Al-Masih, utusan Allah. Kematian Isa ditegaskan beberapa kali dan dalam berbagai konteks."[132]
Teori koma
[sunting | sunting sumber]Menurut teori ini, Isa memang benar-benar ditangkap dan dipancang di kayu salib, kemudian pingsan atau koma dalam prosesnya. Namun Isa tampak serupa seperti sudah mati, sehingga dia kemudian diturunkan dari salib. Diperkirakan teori ini lahir pada sekitar abad ke-17 atau 18 di Barat. Beberapa cendekiawan Muslim modern seperti Ahmed Deedat dan Zakir Naik juga menggunakan teori ini dalam karya atau ceramah mereka.
Dalam tulisan dan ceramahnya, Ahmed Deedat menganalisis kejadian penyaliban dalam Alkitab dan mengambil kesimpulan alternatif yang berbeda dengan yang diyakini umat Kristen.[133][134][135][136] Terkait makna "disalib", Deedat memberikan permisalan dengan seorang yang diberi putusan untuk dieksekusi. Orang ini didudukkan di kursi listrik untuk disetrum, tetapi daya listriknya kurang sehingga orang ini masih hidup. Orang ini tidak bisa dikatakan telah dieksekusi hanya lantaran sudah disetrum, karena dia masih hidup. Dalam kejadian Isa, dia memang telah menjalani proses penyaliban, tapi tidak bisa dikatakan bahwa Isa telah disalib karena dia masih hidup. Makna "disalib" tidak hanya sekadar diikat di kayu salib, tetapi "membunuh dengan cara mengikat pada sebuah salib".[137]
Disebutkan bahwa setelah Isa digantung di kayu salib selama beberapa jam, umat Yahudi meminta agar dia dan dua penyamun itu diturunkan. Hal ini lantaran penyaliban terjadi pada hari Jum'at dan saat senja berarti sudah masuk hari suci pekanan Yahudi, Sabat.[138] Untuk mempercepat kematian, penjagal bisa mematahkan kaki korban.[139] Kedua kaki penyamun tersebut dipatahkan, tetapi tidak dengan Isa karena mereka melihat bahwa dia sudah mati. Kemudian salah satu prajurit menikam perut Isa sehingga keluarlah darah dan air.[140] Deedat menyatakan bahwa kejadian tersebut adalah cara Allah menyelamatkan Isa. Dengan tidak dipatahkannya tulang Isa, dia selamat dari kematian. Dinyatakan pula bahwa saat mengalami rasa sakit yang sangat, seseorang akan pingsan. Dalam kasus Isa yang digantung di kayu salib, aliran darahnya berjalan sangat lambat lantaran posisi tubuhnya. Penikaman yang membuat darah dan air langsung keluar tersebut justru melancarkan kembali sirkulasi darah teratur kembali.[141]
Diangkat ke langit
[sunting | sunting sumber]Al-Qur'an menyatakan bahwa Isa diangkat ke hadirat Allah[142][143] dan ini menjadi pijakan dalam keyakinan tradisi Muslim pada umumnya bahwa Isa diangkat ke langit secara jasmaniah. Ada juga pendapat minoritas, mengacu pada penjelasan Mu'tazilah dan Syi'ah, yang menyatakan bahwa Isa hanya diangkat rohnya, tidak bersama tubuhnya.[144]
Waktu
[sunting | sunting sumber]Al-Qur'an tidak menjelaskan secara rinci mengenai waktu kejadian tersebut dan setidaknya ada dua pendapat:
- Setelah penyaliban. Alkitab menjelaskan bahwa setelah keluar dari gua tempatnya dibaringkan (hidup kembali menurut ajaran Kristen, sadar dari pingsan atau koma menurut teori koma), Isa menemui beberapa muridnya. Setelahnya, dia diangkat ke langit disaksikan mereka.[145][146][147] Ibnu Katsir juga menyatakan bahwa Isa diangkat setelah peristiwa penyaliban.[148]
- Sebelum penyaliban. Injil Barnabas menyatakan bahwa Isa diangkat ke langit tepat sebelum para prajurit menangkapnya.[130] Dalam pendapat kedua ini, biasanya disebutkan bahwa Isa kembali turun dan menemui murid-muridnya, kemudian kembali diangkat ke langit.
Kematian
[sunting | sunting sumber]Terdapat beberapa penafsiran mengenai makna dari kata mutawafik (متوفيك) dalam Surah Ali 'Imran ayat 55 dan Al-Maidah ayat 117. Tafsiran pertama, artinya adalah "untuk mengakhiri setelah jangka waktu tertentu" atau "mengambilmu". Dari penafsiran ini, kebanyakan umat Muslim percaya bahwa Isa mengalami kenaikan secara jasmani tanpa didahului atau disertai kematian.[149]
Tafsiran kedua, "mewafatkan", yakni mewafatkan Isa. Sebagian pihak, tidak semua, yang berpendapat bahwa mutawafik bermakna wafat menyatakan bahwa Isa telah wafat dan ini menjadi pijakan untuk mempertanyakan kebenaran mengenai kedatangannya kedua kali menjelang hari kiamat kelak.[150] Bila ditafsirkan bahwa Isa telah wafat, maka setidaknya ada lima pendapat di kalangan umat Muslim perihal kematiannya:
- Wafat disalib[132]
- Meninggal selama beberapa waktu, kemudian dihidupkan kembali, dan setelahnya diangkat ke langit.[151]
- Isa selamat dari penyaliban, hidup normal selama bertahun-tahun, kemudian meninggal secara wajar. Pihak yang memegang pendapat ini di antaranya adalah kelompok Ahmadiyyah. Diyakini bahwa Isa pergi ke India bersama Maryam setelah selamat dari penyaliban, kemudian berdakwah kepada suku Bani Israil yang hilang di sana. Disebutkan bahwa Isa meninggal di Kashmir.[152][153]
- Wafat setelah kenaikan. Sebagian ulama menyatakan bahwa kalimat "mewafatkanmu (mutawafik) dan mengangkatmu kepada-Ku" dalam Surah Ali 'Imran ayat 55 termasuk versi ungkapan muqaddam dan mu'akhkhar, yakni mendahulukan yang akhir dan mengakhirkan yang awal. Jadi maknanya adalah bahwa Isa diangkat terlebih dahulu, baru diwafatkan.[151] Sebagian menyebutkan bahwa kematian Isa ini terjadi setelah kedatangannya yang kedua kali menjelang hari kiamat.
- Sebagian ulama berpendapat bahwa maknanya memang wafat, tapi bukan mati dalam arti yang sebenarnya, tetapi serupa dengan keadaan tidur, sebagaimana yang disebutkan dalam Surah Al-An'am (6): 60, "Dan Dialah Yang menidurkan kalian (yatawaffākum) di malam hari."[151]
Pandangan agama
[sunting | sunting sumber]Bagian dari seri tentang |
Kristen
[sunting | sunting sumber]Isa (disebut Yesus dalam Kristen) adalah tokoh utama dalam Kristen. Pandangan Isa dalam Kristen beragam. Ada beberapa keyakinan yang dipegang oleh aliran-aliran Kristen, tapi ada juga doktrin-doktrin yang diakui satu aliran tetapi tidak diakui aliran lain dan terdapat perbedaan teologis di antara umat Kristen selama berabad-abad.[154] Ajaran Kristen menyatakan bahwa kematian Isa di kayu salib dan kebangkitannya kembali menjadi penebusan atau keselamatan dosa manusia, baik dosa secara umum maupun dosa asal secara khusus.[155]
Setelah masa para rasul (murid Isa), terdapat perdebatan teologis dalam tubuh umat Kristen mengenai kedudukan Isa dan berbagai hal keagamaan lain, sehingga diadakanlah rangkaian konsili ekumenis, yakni pertemuan para pemuka agama Kristen untuk membahas dan mengambil keputusan yang menyangkut doktrin Gereja dan aturan praktisnya.
Trinitas
[sunting | sunting sumber]Trinitas adalah doktrin ketuhanan yang dianut Kristen arus utama. Doktrin ini menyatakan bahwa Tuhan itu satu, tapi memiliki tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.[156] Dalam trinitas, Isa dipandang sebagai pribadi kedua Tuhan (Putra). Isa diyakini sebagai firman Allah yang menjadi daging (manusia). Isa juga disebutkan sepenuhnya Tuhan dan sepenuhnya manusia.[157][158] Bapa, Putra, dan Roh Kudus dalam paham Trinitas sama dalam kesetaraan dan kekekalan, sama-sama tidak diciptakan dan tanpa awal mula, tetapi ketiganya bukan tiga Tuhan, tapi tiga pribadi Tuhan dalam satu entitas.[159]
Non-Trinitas
[sunting | sunting sumber]Paham Trinitas tidak diterima secara universal dalam semua kalangan Kristen.[160][161] Terdapat banyak sekali aliran Kristen non-trinitas dan mereka memiliki beragam paham mengenai Isa, ada yang memandangnya sebagai Tuhan, semi-ilahi, makhluk sempurna, dan lainnya.
- Triteisme: Meyakini bahwa Allah, Isa, dan Roh Kudus adalah tiga Tuhan[162]
- Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir atau Mormon: seperti Triteisme yang meyakini adanya tiga Tuhan. Mereka percaya bahwa Allah menciptakan Isa, sehingga Isa lebih rendah dari Allah,[163] dan Isa yang menciptakan alam semesta.[163][164]
- Arianisme: Isa bukan Tuhan, tetapi ilahi atau memiliki sifat ketuhanan.[165] Dia adalah putra Tuhan Bapa dan diciptakan Tuhan Bapa, sehingga kedudukannya lebih rendah dari Bapa.[166][167]
- Unitarianisme: Isa dipandang sebagai manusia agung dan nabi Tuhan, bahkan sangat mungkin juga makhluk supernatural, tapi bukan Tuhan itu sendiri[168][169]
- Saksi-Saksi Yehuwa: Isa dipandang sebagai satu-satunya ciptaan langsung Allah, dan ciptaan Allah yang paling pertama. Mereka memberikan "sembah sujud" (penghormatan, sebagaimana kepada seorang raja) atau "pemujaan" kepada Isa.[170] Mereka juga berdoa pada Isa karena Isa dipandang sebagai perantara antara Allah dan manusia. Sebelum terlahir sebagai manusia, Isa adalah Malaikat Mikail.[171][172]
- Iglesia ni Cristo: gerakan keagamaan Kristen yang lahir di Filipina dan mengadopsi paham Unitarianisme. Isa dipandang sebagai makhluk Tuhan tertinggi dan menolak keilahiannya.[173] Mereka berpandangan bahwa menyembah Isa adalah perintah Tuhan.[174]
- Kristadelfian: Isa dipandang sebagai putra Tuhan Bapa, dia adalah manusia dan bukan Tuhan[175]
Yahudi
[sunting | sunting sumber]Yahudi arus utama menolak gagasan bahwa Isa adalah Tuhan, atau seorang perantara Tuhan, ataupun bagian dari Trinitas.[176] Mereka berkeyakinan bahwa Isa bukanlah Mesias, dengan alasan bahwa Isa tidak memenuhi nubuat Mesianik yang tertulis di dalam Tanakh (kitab suci Yahudi) dan juga tidak memenuhi kualifikasi personal Mesias.[177] Menurut tradisi Yahudi, tidak ada nabi lagi setelah Maleakhi,[178] yang menyampaikan nubuat-nubuatnya pada abad ke-5 SM.[179]
Kritik Yahudi terhadap Isa telah ada sejak dahulu. Talmud, yang ditulis dan disusun dari abad ke-3 hingga ke-5 M,[180] memuat kisah-kisah yang sejak abad pertengahan telah dianggap sebagai laporan-laporan yang merendahkan Isa.[181] Dalam Talmud disebutkan bahwa Yesyu ha-nozri ("Yesus orang Nazaret"), murid dari Rabbi Yehoshua ben Peraḥya[182] adalah seorang yang dihukum mati dengan dilempari (dirajam) batu karena mempraktikkan sihir, menyebabkan orang Israel menyembah berhala (menyembah Yesus) dan menyesatkan orang Yahudi.[183]
Islam
[sunting | sunting sumber]Isa dipandang sebagai nabi dan rasul dalam Islam dan merupakan salah satu ulul azmi. Setidaknya ada tiga surah Al-Qur'an yang namanya memiliki kaitan dengan Isa: surah ketiga dinamai Ali 'Imran (keluarga Imran) yang merupakan nama kakek Isa, surah kelima dinamai Al-Ma'idah (hidangan) karena berisi Isa yang berdoa meminta hidangan dari langit, surah ke-19 dinamai Maryam yang merupakan nama ibu Isa. Isa lahir di perkirakan antara tahun 4 SM sampai sekitar 6 SM
Penyebutannya dalam Al-Qur'an utamanya menekankan pada dua aspek: kemuliaan dan kemanusiaannya. Isa disebutkan sebagai sosok yang terkemuka di dunia dan akhirat, didekatkan kepada Allah, saleh,[184] suci,[185] dan diberkahi.[186] Disebutkan pula bahwa Allah mengajarkan kitab, hikmah, Taurat, dan Injil kepada Isa.[187][188] Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Isa, juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.[189][190]
Di sisi lain, Isa juga disebutkan sebagai seorang hamba Allah[188][191] dan tidak enggan untuk menjadi hamba Allah.[192] Bersama Maryam, Isa disebutkan biasa menyantap makanan,[193] ungkapan akan sisi kemanusiaannya. Penciptaan Isa juga disejajarkan dengan penciptaan Adam, menjelaskan bahwa penciptaan keduanya adalah karena kekuasaan Allah.[194][195] Al-Qur'an juga memberikan penentangan terhadap berbagai macam paham yang mengultuskan Isa, seperti menganggapnya sebagai Tuhan,[196][197] putra Allah,[198] atau memandang bahwa Allah adalah Isa itu sendiri.[199][200]
Riwayat hadits menyebutkan berbagai hal terkait Isa. Nabi Islam Muhammad menyatakan bahwa Isa adalah sosok berpostur tubuh sedang, berdada bidang, dan kulitnya kemerah-merahan seperti baru keluar dari pemandian.[201][202][203][204][205] Saat peristiwa isra' mi'raj, Muhammad melihat Yahya dan Isa berada di langit kedua.[206][207][208]
Disebutkan bahwa pada hari kiamat kelak, Allah menjadikan Isa sebagai hujjah (alasan) bagi orang-orang fakir dan miskin. Maknanya adalah orang-orang di hari kiamat kelak tidak bisa beralasan bahwa mereka tidak bisa beribadah karena repot dengan kekurangan dan kefakiran, lantaran Isa yang sebegitu miskinnya saja tetap taat beribadah kepada Allah.[209]
Alkitab menyebutkan dua silsilah Isa: versi Injil Matius[210] dan versi Injil Lukas.[211] Meski Alkitab mengakui bahwa kehamilan Maryam yang perawan adalah mukjizat, silsilah Isa ditautkan dengan Yusuf, tunangan Maryam. Melalui Yusuf, kedua versi silsilah tersebut menyambungkan Isa dengan Dawud dari suku Yehuda, suku yang menurunkan raja-raja. Namun jumlah dan nama-nama orang yang disebutkan antara Yusuf dengan Dawud sangat berbeda antara satu versi dengan versi yang lain. Matius menyebutkan bahwa Yusuf adalah putra Ya'qub dan silsilahnya tersambung sampai Sulaiman bin Dawud. Ada 27 nama, terhitung dari Yusuf sampai Dawud. Lukas menyebutkan bahwa Yusuf adalah putra Eli atau Heli dan silsilahnya tersambung sampai Natan bin Dawud. Ada 42 nama, terhitung dari Yusuf sampai Dawud.
Terkait perbedaan ini, ada yang menyebutkan bahwa silsilah Isa dalam Injil Lukas merupakan silsilah dari pihak ibu, sehingga sosok yang bernama Eli sebenarnya adalah ayah kandung Maryam.[212] Ada juga pendapat minoritas bahwa silsilah Isa dalam Injil Matius yang merupakan silsilah Maryam[213] sehingga menurut pendapat ini, ayah Maryam adalah Ya'qub. Terkait pendapat ini, disebutkan bahwa nama Maryam tidak disebutkan secara tersurat lantaran dalam tradisi Ibrani kuno, nama perempuan tidak diperkenankan dimasukkan dalam rantai silsilah, sehingga nama suaminya yang disebutkan sebagai gantinya.[214] Pendapat lain, bersumber dari Injil Yakobus (bukan bagian resmi dari Alkitab) menyebutkan bahwa nama ayah Maryam adalah Yoakhim.[215] Ada juga pendapat lain terkait perbedaan ini.
Al-Qur'an dan hadis tidak memberikan keterangan mengenai silsilah Isa yang berujung pada Dawud. Sebagian ulama Muslim terdahulu, seperti Muhammad bin Ishaq[216][217] dan Abul Qasim bin Asakir[218] juga menyebutkan silsilah Isa. Kedua silsilah tersebut dimulai dari Isa bin Maryam binti 'Imran dan berujung pada Sulaiman bin Dawud, tapi ada perbedaan nama dan jumlah orang di antara kedua versi ini.[219]
Cendekiawan modern menyatakan bahwa silsilah Isa dalam Alkitab cenderung merupakan konstruksi teologis dan bukan kenyataan sejarah. Kalangan non-imam biasanya tidak mencatat silsilah keluarga mereka dan kontradiksi antara kedua versi silsilah tersebut menjadi bukti yang jelas bahwa keterangan tersebut tidak berasal dari catatan yang valid. Selain itu, penggunaan gelar seperti 'Anak Allah' dan 'Anak Dawud' dipandang sebagai bukti bahwa keterangan tersebut tidak berasal dari tradisi Injil yang paling awal.[220] Raymond E. Brown, seorang imam Katolik Amerika, mengatakan silsilah itu "tidak memberi tahu kita tentang kakek-neneknya atau buyutnya".[221] Marcus Borg dan John Dominic Crossan berpendapat bahwa kedua silsilah tersebut adalah keterangan buatan untuk mendukung klaim Isa sebagai mesias sesuai kriteria Yahudi[222] yang menyatakan bahwa mesias yang akan datang merupakan keturunan Dawud.[223][224][225]
Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa Isa merupakan keturunan Harun dari suku Lewi, suku yang menurunkan para imam. Alkitab menyebutkan bahwa Zakariyya dan istrinya, Elisyeba, adalah keturunan Harun dari suku Lewi[226] dan disebutkan bahwa Maryam adalah kerabat Elisyeba.[227] Dari ayat ini, sebagian cendekiawan Alkitab menyatakan bahwa Maryam adalah seorang suku Lewi, atau setidaknya separuh Lewi.[228][229][230]
Al-Qur'an menyebutkan Maryam sebagai "saudari Harun".[231] Lantaran kata "saudari" bisa digunakan untuk merujuk pada hubungan kekerabatan dan keturunan yang lebih jauh dan luas, beberapa cendekiawan Muslim seperti Yusuf Ali dan Muhammad Asad berpendapat bahwa Maryam berasal dari suku Lewi.[232][233] Bila mengacu pada pendapat ini, berarti Isa juga seorang Lewi secara biologis.
Pengikut
[sunting | sunting sumber]Salah satu istilah yang digunakan untuk merujuk pada pengikut awal Isa adalah "Yudeo-Kristen" atau "Kristen Ibrani". Para pengikut awal Isa menyebut diri mereka sendiri dengan "Sang Jalan" (ἡ ὁδός - hė hodós), mungkin mengacu pada ayat dalam Tanakh, "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan."[234][235][236] Istilah Kristen (secara harfiah bermakna "pengikut Kristus") pertama kali digunakan dari masyarakat non-Yahudi kepada pengikut Isa di Antiokhia.[237]
Awalnya pengikut Isa seperti sekte atau gerakan keagamaan dalam tubuh Yahudi sebagaimana Farisi, Saduki, Eseni, dan Zelot.[238][239] Komunitas ini awalnya terdiri dari bangsa Yahudi yang meyakini Isa sebagai mesias.[238][239] Mereka tetap menjalankan syariat Taurat dan tradisi Yahudi, seperti menyucikan hari Sabat, khitan, menjaga makanan kosher, dan kehadiran di sinagoga.[240]
Sepeninggal Isa, pengikutnya menyebarkan ajarannya di kalangan bangsa Yahudi diaspora yang tersebar di luar Palestina. Dakwah mereka juga menarik perhatian kalangan goy (bangsa non-Yahudi, Ibrani: גוי, jamak: גוים goyim) dan mereka akhirnya juga menjadi target dakwah.[241] Kelompok Yudeo Kristen tradisional (pengikut Isa dari kalangan Farisi) bersikukuh bahwa kelompok goy juga harus dikhitan dan menjalankan syariat Taurat lantaran dalam tradisi Yahudi, khitan menjadi tanda bukti seseorang tergabung ke dalam agama Ibrahim.[242][243][244][245][246] Namun khitan dipandang sebagai hal menjijikkan dalam tradisi Yunani dan Romawi yang sedang mendominasi kawasan timur Laut Tengah.[247]
Paulus menentang penerapan tradisi Yahudi secara ketat kepada pengikut Isa dari kalangan goy, termasuk kewajiban khitan.[246][248] Permasalahan ini dibawa dalam Konsili Yerusalem (sekitar 50 M) dan diputuskan bahwa pengikut Isa dari kalangan goy dibebaskan dari kewajiban menjalankan sebagian besar syariat Taurat. Meski disebutkan bahwa hasil konsili berasal dari kesepakatan, kalangan Yudeo Kristen tetap menentang keras.[249] Pelonggaran ini menjadi ajaran Isa tersebar lebih jauh di luar kalangan bangsa Yahudi.[250]
Saat pengikut Isa semakin berkembang di kalangan goy, tradisi mereka berkembang dan semakin terpisah dengan akar Yahudi mereka.[251][252][253][254] Sejarawan masih memperdebatkan waktu saat Kristen benar-benar menjadi agama baru dan terpisah dari Yahudi. Sejarawan Amerika Shaye J. D. Cohen menyatakan bahwa "terpisahnya Kristen dari Yahudi adalah sebuah proses, bukan peristiwa."[255] Kristen awal tidak lagi menjadi sekte Yahudi saat mereka tidak lagi menjalankan tradisi Yahudi, seperti khitan.[256] Perpisahan ini tidak hanya terjadi antara Kristen dengan Yahudi, tapi juga antara Kristen goy (juga disebut Kristen Paulus) dengan Yudeo Kristen.
Baitul Maqdis (Bait Suci) kembali dihancurkan pada 70 M akibat Perang Yahudi-Romawi Pertama, menjadi pengalaman traumatis bagi bangsa Yahudi. Sekte Saduki, Eseni, dan Zelot lenyap setelahnya, tetapi Kristen awal dan Farisi tetap bertahan. Farisi kemudian bertransformasi menjadi Yahudi Rabinik, bentuk Yahudi paling umum sejak abad ke-6.[257] Faktor yang berperan besar terhadap perpecahan di antara kedua kelompok tersebut adalah tafsiran keagamaan mereka terhadap kehancuran Baitul Maqdis kedua. Yahudi Rabinik memandang peristiwa tersebut sebagai hukuman karena mengabaikan Taurat. Kristen awal memandangnya sebagai hukuman bagi bangsa Yahudi karena menolak Isa, menjadikan mereka mengklaim diri sebagai "Israel sejati" yang baru. Klaim ini dianggap kalangan Yahudi Rabinik sebagai skandal.[258] Lantaran umat Kristen awal percaya bahwa Isa telah menggantikan kedudukan Baitul Maqdis, mereka tidak begitu mempedulikan kehancuran Baitul Maqdis.[259]
Pada abad pertama dan kedua, umat Kristen semakin berkembang pesat. Bila jamaah Yudeo Kristen terpusat di Yerusalem pada abad pertama, Kristen goy semakin terdesentralisasi pada abad kedua.[260] Kristen terbagi dalam berbagai kelompok, masing-masingnya memiliki penafsiran agama dan pandangan terkait Isa yang berbeda-beda satu sama lain. Belum ada penetapan resmi atau pihak berwenang yang memutuskan mengenai ajaran mana yang dipandang baku dan yang dipandang sebagai bid'ah dan sesat.[261][262] Pada masa ini pula kelembagaan dalam Kristen mulai berkembang.[263] Setelah diadakan pertemuan para pemuka umat Kristen di Konsili Nicea I pada 325 M untuk membahas berbagai perdebatan keagamaan, kelompok Yudeo Kristen mendapat penentangan ganda karena mereka tidak hanya ditentang pihak Yahudi Rabinik, tapi juga oleh Kristen goy yang mengakui Konsili Nicea. Kristen goy menjadi bentuk baku ajaran Kristen dan mengambil alih rumah ibadah umat Yudeo Kristen yang telah dipandang sebagai kelompok bid'ah.[264]
Paulus
[sunting | sunting sumber]Beberapa pihak menyatakan bahwa Paulus telah menyimpangkan ajaran asli Isa atau klaim bahwa Kristen sebagian besar adalah ciptaannya. Dakwaan pertama termasuk pendapat dari komentator sekuler[265] seperti filsuf Friedrich Nietzsche dan Bertrand Russell. Kritik Nietzsche didasarkan pada keberatan moralnya terhadap pemikiran Paulus. Kaum Anarkis Kristen, seperti Leo Tolstoy dan Ammon Hennacy, percaya bahwa Paulus menyimpangkan ajaran Isa. Tolstoy mengklaim bahwa Paulus berperan dalam "penyimpangan" gereja dari pengajaran dan praktik Isa,[266] sementara Hennacy percaya "Paulus merusak pesan Kristus."[267] Thomas Jefferson, Presiden Amerika Serikat ketiga dan seorang penganut Deisme, menuliskan bahwa Paulus adalah orang pertama yang merusak doktrin Isa.[268]
Sudah dipercaya sejak lama dalam tradisi Muslim bahwa Paulus dengan sengaja merusak ajaran asli Isa,[269][270][271] memasukkan elemen paganisme,[272] sehingga Kristen menjadi agama penebusan dosa[273] dengan memperkenalkan ajaran dosa asal dan kebutuhan manusia akan perlunya penebusan.[274] Saif bin Umar menyatakan bahwa para rabi tertentu membujuk Paulus untuk secara sengaja membujuk umat Kristen awal.[275][276] Ibnu Hazm Al-Andalusi (wafat 1064) mengulang pernyataan Saif.[277] Syed Muhammad Naquib Al-Attas menuliskan bahwa Paulus menyalahartikan pesan Isa[271] dan Rasyid Ridha (wafat 1935) mendakwa Paulus memperkenalkan ajaran syirik ke dalam Kekristenan.[272]
Umat Kristen sendiri tidak sepakat sejauh mana perselisihan antara Paulus dan jamaah Yerusalem. Kristen arus utama seperti Katolik Roma, Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, dan Protestan konservatif berpendapat bahwa tulisan-tulisan Paulus adalah penafsiran yang sah dari Injil. Gagasan bahwa Paulus yang menciptakan Kekristenan diperdebatkan oleh banyak penulis Kristen.[278][279][280][281] Menurut Christopher Rowland, Kristen Paulus adalah pengembangan pemikiran tentang Isa dalam konteks dakwah pada kalangan non-Yahudi. Rowland berpendapat bahwa pengaruh Paulus dalam Kristen terlalu dilebih-lebihkan,[282] menyimpulkan bahwa Paulus tidak mengubah secara material ajaran-ajaran Isa.
Kedatangan kedua
[sunting | sunting sumber]Tradisi Islam meyakini bahwa Isa akan turun kembali. Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai peristiwa ini secara tersurat,[283] tetapi sebagian penafsir menyatakan bahwa Surah Az-Zukhruf (43) ayat 61 merupakan isyarat yang membenarkan keterangan bahwa Isa akan turun menjelang hari kiamat.[284][285]
Beberapa riwayat hadits menjelaskan hal ini secara jelas. Disebutkan bahwa kiamat tidak akan terjadi sebelum munculnya sepuluh tanda, di antaranya adalah turunnya Isa.[286][287] Isa datang saat terjadi peperangan antara umat beriman dengan Dajjal dan pengikutnya. Dia turun di menara putih di sebelah timur Damaskus, kemudian menemui umat Muslim yang saat itu hendak melaksanakan shalat. Pemimpin mereka (Al-Mahdi) meminta Isa untuk memimpin shalat, tapi Isa menolaknya, mengatakan bahwa pemimpin kalian berasal dari kalangan kalian sendiri.[288] Setelahnya, Isa akan membunuh Dajjal, menjadi hakim yang adil, menghancurkan salib, membunuh babi, dan menghapus jizyah.[289][290][291][285]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Nabi-nabi, di antaranya:
- Maryam
- Bani Israil
- Yesus
- Eskatologi Islam
- Kiamat
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Dalam Al-Qur'an, nama Isa disebutkan 25 kali, yakni pada surah:
- Al-Baqarah (2): 87, 136, 253
- Ali 'Imran (3): 45, 52, 55, 59, 84
- An-Nisa' (4): 157, 163, 171
- Al-Ma'idah (5): 46, 78, 110, 112, 114, 116
- Al-An'am (6): 85
- Maryam (19): 34
- Al-Ahzab (33): 7
- Asy-Syura (42): 13
- Az-Zukhruf (43): 63
- Al-Hadid (57): 27
- Ash-Shaff (61): 6, 14
- ^ Dalam Al-Qur'an, Isa disebut ٱبْنُ مَرْيَمَ ibnu Maryam sebanyak 23 kali, yakni pada surah:
- Al-Baqarah (2): 87, 253
- Ali 'Imran (3): 45
- An-Nisa' (4): 157, 171
- Al-Ma'idah (5): 17 (2 kali), 46, 72, 75, 78, 110, 112, 114, 116
- At-Taubah (9): 31
- Maryam (19): 34
- Al-Mu'minun (23): 50
- Al-Ahzab (33): 7
- Az-Zukhruf (43): 57
- Al-Hadid (57): 27
- Ash-Shaff (61): 6, 14
- ^ Dalam Al-Qur'an, Isa disebut المسيح Al-Masih sebanyak 11 kali, yakni pada surah:
- Ali 'Imran (3): 45
- An-Nisa' (4): 157, 171, 172
- Al-Ma'idah (5): 17 (2 kali), 72 (2 kali), 75
- At-Taubah (9): 30, 31
- ^ Terjemahan Surah An-Nisa' (4): 157 sesuai Departemen Agama Republik Indonesia adalah "padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa." Bandingkan dengan terjemahan bahasa Inggris dari Abdullah Yusuf Ali, "but they killed him not, nor crucified him, but so it was made to appear to them."
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Sesuai urutan 25 nabi dan rasul
- ^ Sesuai urutan 5 ulul azmi
- ^ a b "CATHOLIC ENCYCLOPEDIA: The Name of Jesus Christ".
- ^ Jennings
- ^ The Encyclopaedia Brittanica (1911), 11th Edition. Cambridge, England: University Press
- ^ Juferi, Mohd Elfie Nieshaem. "Name of Jesus". Answering Christianity. Diakses tanggal 30 Juli 2020.
- ^ Reynolds 2007, hlm. 235.
- ^ Anawati, G. C. (May 1998), "ʿIsā", dalam Lewis, B.; Pellat, C.; Vandonzel, E., Encyclopaedia of Islam, 4, Brill Academic Pub, hlm. 81, ISBN 978-90-04-05745-6
- ^ Beaumont 2005, hlm. 175.
- ^ Jeffery, Arthur; Böwering, Gerhard; McAuliffe, Jane (2008). The Foreign Vocabulary of the Quran. Woods Press. hlm. 220. ISBN 978-1-4437-2149-3.
- ^ Robinson, N. (1991). Christ in Islam and Christianity. London: Macmillan Press LTD. hlm. 17
- ^ Griffith, S. H. (2013). The Bible in Arabic: The Scriptures of “the People of the Book” in the Language of Islam. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. hlm. 84 catatan kaki 64
- ^ Jongeneel, J. A. B. (1989). Jesus Christ in World History: His Presence and Representation in Cyclical and Linear Settings. Frankfurt: Peter Lang Internationaler Verlag der Wissenschaften. hlm. 128
- ^ Encyclopaedia of the Qur'an vol 3, Penyunting Umum: Jane Dammen McAuliffe (Universitas Georgetown, Washington DC). Brill Academic, 2003, hlm. 8-10
- ^ Reynolds 2007, hlm. 236.
- ^ "Rome Reborn: The Vatican Library & Renaissance Culture". LOC. Diakses tanggal 14 Juli 2012.
- ^ Ivor Mark Beaumont. Christology in Dialogue with Muslims: A Critical Analysis of Christian Presentations of Christ for Muslims from the Ninth and Twentieth Centuries. Oxford: Regnum Books International, 2005 - hlm. 175 "language is used in the translation in an unprecedented way.3 For example, the use of the Qur'anic name Isa for Jesus in The Life of Christ is a startling innovation for Christian Arabic writing, where the ancient Syriac Yasu'a is normally found.[Correction: the ancient Syriac was Yeshu`, the form Yasu'a (sic) is an Arabic modification of the Syriac name.]
- ^ 1 Raja–raja 12: 1–24
- ^ Broshi, Maguen (2001). Bread, Wine, Walls and Scrolls. Bloomsbury Publishing. hlm. 174. ISBN 1841272019.
- ^ Flavius Josephus Antiquities 13.257–258
- ^ Josephus, Ant. xiii, 9:1., via
- ^ Herod at Encyclopædia Britannica: "...thus, Herod was, although a practicing Jew, of Arab origin on both sides."
- ^ "National Geographic Magazine - NGM.com". ngm.nationalgeographic.com.
- ^ Aryeh Kasher dan Eliezer Witztum, King Herod: A Persecuted Persecutor: A Case Study in Psychohistory, hlm. 19-23
- ^ Jan Retsö, The Arabs in Antiquity: Their History from the Assyrians to the Umayyads, Routledge (2013), hlm. 374
- ^ Richard R. Losch, All the People in the Bible, Wm. B. Eerdmans Publishing (2008), hlm. 155
- ^ Jeffers, James S. (2000). The Greco-Roman World of the New Testament Era: Exploring the Background of Early Christianity. Intervarsity-Press. hlm. 125. ISBN 978-0830815890. Diakses tanggal 29 September 2016.
- ^ Lukas 3: 1
- ^ Green, McKnight & Marshall 1992, hlm. 442.
- ^ Barr, James (1970). "Which language did Jesus speak". Bulletin of the John Rylands University Library of Manchester. 53 (1): 9–29. doi:10.7227/BJRL.53.1.2. ISSN 2054-9318.
- ^ Porter, Stanley E. (1997). Handbook to exegesis of the New Testament. Brill. hlm. 110–12. ISBN 978-90-04-09921-0.
- ^ Dunn 2003, hlm. 313–15.
- ^ Allen C. Myers, ed. (1987). "Aramaic". The Eerdmans Bible Dictionary. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans. hlm. 72. ISBN 978-0-8028-2402-8.
- ^ "Aramaic language". Encyclopædia Britannica.
- ^ Wellhausen 2001, hlm. 45.
- ^ Cohen, Shaye J.D. (1987). From the Maccabees to the Mishnah. The Westminster Press.
- ^ Roth, Cecil A History of the Jews: From Earliest Times Through the Six Day War 1970 ISBN 0-8052-0009-6, hlm. 84
- ^ Maryam (19): 16-21
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 802-804.
- ^ Lukas 1: 26–38
- ^ Lukas 2: 1–6
- ^ Matius 2: 1
- ^ Dunn, James DG (2003). "Jesus Remembered". Eerdmans Publishing: 324.
- ^ Maryam (19): 22-26
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 806-807.
- ^ Shahih Bukhari (3248)
- ^ Shahih Muslim (2366)
- ^ HR. Ahmad (2/274)
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 788.
- ^ Hadits terkait Maryam dan putranya
- ^ Maryam (19): 27-33
- ^ Matius 2: 1–18
- ^ Al-Mu'minun (23): 50
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 830-831.
- ^ A.J. Wensinck dan Penelope C. Johnstone, “Maryam”, dalam Encyclopaedia of Islam, Second Edition, disunting oleh P. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Konsutasi daring pada 30 September 2018. doi:10.1163/1573-3912_islam_COM_0692, ISBN 9789004161214.
- ^ Maier 1998, hlm. 170-171.
- ^ Matius 2: 1–23
- ^ Knoblet, Jerry. Herod the Great (University Press of America, 2005), hlm. 179.
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 852-853.
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 852.
- ^ "Yahya b. Zakariyya", Encyclopedia of Islam.
- ^ Lukas 1: 39–45
- ^ Ali 'Imran (3): 39
- ^ Ali 'Imran (3): 45
- ^ Funk, Robert W. & the Jesus Seminar (1998). The Acts of Jesus: the search for the authentic deeds of Jesus.San Francisco: Harper; "Mark," hlm. 51–161.
- ^ Meier, John (1994). Mentor, Message, and Miracles (A Marginal Jew: Rethinking the Historical Jesus, Vol. 2). 2. Anchor Bible. ISBN 978-0-385-46992-0.
- ^ Matius 3: 13–17
- ^ a b c d e Ali 'Imran (3): 49
- ^ Ali 'Imran (3): 50
- ^ Al-Ma'idah (5): 46
- ^ Ash-Shaff (61): 6
- ^ a b c Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Juz 3: Ali 'Imran ayat 48-51
- ^ Phipps, William (May 28, 2018) [2016]. "5 Scriptures". Muhammad and Jesus: A Comparison of the Prophets and Their Teachings. Bloomsbury Publishing. hlm. 101. ISBN 978-1-4742-8934-4.
- ^ Matius 5: 17
- ^ Leirvik, Oddbjørn (2010). Images of Jesus Christ in Islam: 2nd Edition. Bloomsbury Publishing. hlm. 59–60. ISBN 978-1-4411-8662-1.
- ^ Ayoub, Mahmoud (14 May 1992). The Qur'an and Its Interpreters, Volume II: The House of 'Imran. SUNY Press. ISBN 9780791409947 – via Google Books.
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 844-845.
- ^ a b c d Al-Maidah (5): 110
- ^ Maryam (19): 29-33
- ^ Matius 9: 27–31
- ^ Matius 9: 1–8
- ^ Matius 9: 32–33
- ^ Markus 7: 31–37
- ^ Matius 12: 22–37
- ^ Markus 1: 21–28
- ^ Ath-Thabari, Tarikh al-Rusul wa al-Muluk: Volume 1, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Franz Rosenthal (State University of New York Press: New York, 1989), hlm. 357-358.
- ^ Yohanes 11: 1–44
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 830.
- ^ a b Al-Maidah (5): 112-115
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 848-850.
- ^ Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Juz 7: Al-Ma'idah ayat 112-115
- ^ Matius 14: 13–21
- ^ Lukas 9: 10–17
- ^ Yohanes 6: 1–15
- ^ Matius 14: 25–27
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 851-852.
- ^ Albertz 1994a, hlm. 61.
- ^ Betz 2000, hlm. 917.
- ^ Matius 16: 12
- ^ Matius 23: 1–28
- ^ "pharisee" The Free Dictionary
- ^ Markus 12: 18–27
- ^ Pulpit Commentary on Matthew 22, accessed 14 February 2017
- ^ Markus 11: 15–19
- ^ Cox & Easley 2007, hlm. 155–170.
- ^ a b "Jesus Christ." Cross, F. L., ed. The Oxford dictionary of the Christian church. New York: Oxford University Press. 2005
- ^ Sanders, E. P. The historical figure of Jesus. Penguin, 1993, hlm. 269-273
- ^ Theissen, Gerd, dan Annette Merz. The historical Jesus: a comprehensive guide. Fortress Press. 1998. Diterjemahkan dari bahasa Jerman (edisi 1996). hlm. 466
- ^ Yohanes 11: 45–52
- ^ Markus 12: 12
- ^ Wheeler, A-Z of Prophets in Islam and Judaism, Disciples of Jesus, hlm. 86
- ^ Matius 10: 1–4
- ^ Geneva Press 2008, hlm. 139.
- ^ Matius 27: 57
- ^ Yohanes 3: 1–2
- ^ Ali 'Imran (3): 52
- ^ Ash-Shaff (61): 14
- ^ (Tafsir Ibnu Katsir (Ringkasan), Volume 8, Surat Al-Ahzab ayat 51 sampai akhir Surat Ad-Dukhan, diringkas di bawah sekelompok ulama di bawah pengawasan Syaikh Safiur Rahman Al-Mubarakpuri [Darussalam Publishers & Distributors Riyadh, Houston, New York, London, Lahore; edisi pertama, September 2000], hlm. 179) https://www.answering-islam.org/Shamoun/christs_apostles.htm https://quranx.com/tafsirs/36.13
- ^ Matius 26: 17–68
- ^ Matius 27: 1–57
- ^ An-Nisa' (4): 157
- ^ Reynolds, Gabriel Said. "The Muslim Jesus: Dead or alive?" Bulletin of SOAS, 72(2) (2009), 242-244.
- ^ Bart D. Erhman, Lost Scriptures: Books that Did Not Make It into the New Testament, hlm. 82
- ^ Bullard, Roger; Gibbons, Joseph. "The Nag Hammadi Library: The Second Treatise of the Great Seth". The Gnostic Society Library. Coptic Gnostic Library Project.
- ^ Muhammad Saed Abdul-Rahman The Meaning and Explanation of the Glorious Qur'an (Vol 10) MSA Publication Limited 2009 ISBN 978-1-861-79670-7 hlm. 93
- ^ Tafsir Ath-Thabari (6/13)
- ^ Neal Robinson Christ in Islam and Christianity SUNY Press 1991 ISBN 978-0-791-40558-1 hlm. 127-129
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 861-866.
- ^ Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Juz 6: An-Nisa' ayat 155-159
- ^ a b Anawati, G.C. (5 Aug 2018) [2012]. "Īsā". Dalam P. Bearman; Th. Bianquis; C.E. Bosworth; E. van Donzel; W.P. Heinrichs. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-2nd). Brill Online. ISBN 9789004161214. Diakses tanggal 5 Aug 2018.
- ^ Lawson 2009, hlm. 12.
- ^ a b Ayoub, Mahmoud M. (April 1980). "Toward An Islamic Christology II: The Death of Jesus, Reality or Delusion (A Study of the Death of Jesus in Tafsir Literature)". The Muslim World. Hartford Seminary. 70 (2): 106. doi:10.1111/j.1478-1913.1980.tb03405.x.
- ^ "Who moved the Stone" (PDF).
- ^ "Resurrection or Resuscitation" (PDF).
- ^ "Was Jesus Crucified" (PDF).
- ^ "Crucifixion or Crucifiction" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-03-29. Diakses tanggal 2020-07-15. oleh Ahmed Deedat
- ^ Deedat 2004, hlm. 509-512.
- ^ Yohanes 19: 31
- ^ Deedat 2004, hlm. 447.
- ^ Yohanes 19: 32–34
- ^ Deedat 2004, hlm. 457.
- ^ Ali 'Imran (3): 55
- ^ An-Nisa' (4): 158
- ^ Ayoub 1980, hlm. 100.
- ^ Matius 28: 1–20
- ^ Markus 16: 1–20
- ^ Lukas 24: 1–53
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 866-868.
- ^ Shafaat, Dr. Ahmad, Islamic View of the Coming/Return of Jesus" Diarsipkan 2015-09-23 di Wayback Machine. article dated May 2003, at the Islamic Perspectives Web site: "In 4:159, after denying that the Jews killed or crucified Jesus and after stating that God raised him to Himself, the Qur`an says ...". Retrieved March 29, 2007.
- ^ Geoffrey Parrinder, Jesus in the Quran, hlm. 121, Oxford: Oneworld Publications, 1996. ISBN 1-85168-094-2
- ^ a b c Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Juz 3: Ali 'Imran ayat 55-58
- ^ https://www.alislam.org/library/articles/death-of-hazrat-jesus/
- ^ Religions of the World: A Comprehensive Encyclopedia of Beliefs and Practices. ABC-CLIO. September 21, 2010. hlm. 55. ISBN 978-1-59884-203-6.
- ^ "Great Schism". Oxford Dictionary of the Christian Church. Oxford University Press. 2005. ISBN 978-0-19-280290-3.
- ^ Metzger, Bruce M.; Coogan, Michael D. (1993). Oxford Companion to the Bible. Oxford University Press. hlm. 649. ISBN 978-0-19-974391-9.
- ^ Grudem, Wayne A. 1994. Systematic theology an introduction to biblical doctrine. Leicester, England: Inter-Varsity Press. Hlm 226
- ^ Nicene and Post-Nicene Fathers, seri kedua, Vol XIV hlm. 207, edisi terjemahan oleh H.R. Percival. http://www.fordham.edu/halsall/basis/ephesus.html
- ^ The Seven Ecumenical Councils of the Undivided Church, terjemahan H. R. Percival, dalam Nicene and Post-Nicene Fathers seri kedua, disunting P. Schaff dan H. Wace, (repr. Grand Rapids MI: Wm. B. Eerdmans, 1955), XIV, hlm. 192-242
- ^ Thomas, and Anton Charles Pegis. 1997. Basic writings of Saint Thomas Aquinas. Indianapolis, Indiana: Hackett Pub. Hlm. 307–309.
- ^ Friedmann, Robert. "Antitrinitarianism". Global Anabaptist Mennonite Encyclopedia. Diakses tanggal October 24, 2012.
- ^ Joyce, George H. (1913). "Blessed Trinity". Dalam Herbermann, Charles. Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company.
- ^ John Philoponus - Tritheism - Stanford Encyclopedia of Philosophy. Retrieved 10 July 2019.
- ^ a b Millet, Robert L. (1992). "Jesus Christ: Overview". Dalam Ludlow, Daniel H. Encyclopedia of Mormonism. New York: Macmillan Publishing. hlm. 724–726. ISBN 978-0-02-879602-4. OCLC 24502140.
- ^ "Arianism". Christian Apologetics and Research Ministry. 2008-12-13. Diakses tanggal 29 November 2013.
- ^ "Newton's Arian beliefs". Scotland: School of Mathematics and Statistics, University of St Andrews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-26. Diakses tanggal 2020-07-19.
- ^ Berndt, Guido M.; Steinacher, Roland (2014). Arianism: Roman Heresy and Barbarian Creed. Routledge. ISBN 978-14-09-44659-0.
- ^ Ehrman, Bart D. "The Controversies about Christ: Arius and Alexander". The Bart Ehrman Blog.
- ^ Miano, David (2003), An Explanation of Unitarian Christianity, AUC, hlm. 15, diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-21, diakses tanggal 2020-07-19
- ^ Drzymala, Daren. 2002. Biblical Christianity. Xulon press. hlm. 122
- ^ "The Watchtower". January 15, 1992: 23.
- ^ Insight on the Scriptures. 2. Watchtower Bible and Tract Society of Pennsylvania. 1988. hlm. 393–394.
- ^ Chapter 138 - Christ at God's Right Hand - JW.org. Retrieved October 18, 2019.
- ^ Robin A. Brace (February 2009). "Who are the 'Iglesia ni Cristo'?". UK Apologetics. Diakses tanggal 2011-06-07.
- ^ Manalo, Eraño G., Fundamental Beliefs of the Iglesia ni Cristo (Church of Christ) (Iglesia ni Cristo; Manila 1989)
- ^ Flint, James; Deb Flint. One God or a Trinity?. Hyderabad: Printland Publishers. ISBN 978-81-87409-61-8.
- ^ Kessler, Ed. "Jesus the Jew". BBC. Diakses tanggal June 18, 2013.
- ^ Norman, Asher (2007). Twenty-six reasons why Jews don't believe in Jesus. Feldheim Publishers. hlm. 59–70. ISBN 978-0-9771937-0-7.
- ^ Simmons, Shraga (March 6, 2004). "Why Jews Do not Believe in Jesus". Aish.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-03-16. Diakses tanggal 2020-07-19.
- ^ "MALACHI, BOOK OF". Jewish Encyclopedia. Diakses tanggal July 3, 2013.
- ^ "TALMUD". Jewish Encyclopedia. Diakses tanggal July 3, 2013.
- ^ Jesus
- ^ Talmud Sotah 47a.14
- ^ Talmud Sanhedrin 43a.20
- ^ Ali 'Imran (3): 45-46
- ^ Maryam (19): 19
- ^ Maryam (19): 31
- ^ Ali 'Imran (3): 48
- ^ a b Maryam (19): 30
- ^ Al-Baqarah (2): 136
- ^ Ali 'Imran (3): 84
- ^ Az-Zukhruf (43): 59
- ^ An-Nisa' (4): 172
- ^ Al-Ma'idah (5): 75
- ^ Ali 'Imran (3): 59
- ^ Akhtar, Shabbir (31 October 2007). The Quran and the Secular Mind: A Philosophy of Islam. Routledge. ISBN 9781134072569 – via Google Books.
- ^ At-Taubah (9): 31
- ^ Al-Ma'idah (5): 116
- ^ At-Taubah (9): 30
- ^ Al-Ma'idah (5): 17
- ^ Al-Ma'idah (5): 72
- ^ HR. Al-Bukhari (3446)
- ^ HR. Muslim (154)
- ^ HR. Al-Bukhari (3437)
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 872-873.
- ^ Hakim 2006, hlm. 48.
- ^ HR. Al-Bukhari (2968)
- ^ HR. Al-Bukhari (3598)
- ^ HR. Muslim (162-168)
- ^ Wijaya, M. Tatam (11 Desember 2019). "Hamba yang Menjadi Hujjah Allah". NU Online. Diakses tanggal 9 April 2020.
- ^ Matius 1: 1–17
- ^ Lukas 3: 23–37
- ^ Robertson, A.T. "Commentary on Luke 3:23". "Robertson's Word Pictures of the New Testament". Broadman Press 1932,33, Renewal 1960.
- ^ Clement of Alexandria, Stromata, hlm. 21,
And in the Gospel according to Matthew, the genealogy which begins with Abraham is continued down to Mary the mother of the Lord.
Victorinus of Pettau, In Apocalypsin (Commentary on the Apocalypse), hlm. 4.7–10,Matthew strives to declare to us the genealogy of Mary, from whom Christ took flesh.
But already the possibility is excluded by Irenaeus, Adversus haereses (Against Heresies), hlm. 3.21.9 - ^ Torrey, R. A. "Tafsiran Lukas 3". "The Treasury of Scriptural Knowledge", 1880.
- ^ "Souvay, Charles. "St. Joachim." The Catholic Encyclopedia. Vol. 8. New York: Robert Appleton Company, 1910. 3 May 2013". Newadvent.org. 1910-10-01. Diakses tanggal 2013-11-03.
- ^ Tarikh Ath-Thabari (1/585, 586)
- ^ Tafsir Ath-Thabari (3/235)
- ^ Tarikh Dimasyq tentang biografi wanita
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 786.
- ^ Marshall D. Johnson The Purpose of the Biblical Genealogies with Special Reference to the Setting of the Genealogies of Jesus (Wipf dan Stock, 2002)
- ^ Raymond E. Brown, The Birth of the Messiah (Doubleday, 1977), hlm. 94.
- ^ Marcus J. Borg, John Dominic Crossan, The First Christmas (HarperCollins, 2009) hlm. 95.
- ^ Schochet, Rabbi Prof. Dr. Jacob Immanuel. "Moshiach ben Yossef". Tutorial. moshiach.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Desember 2002. Diakses tanggal 2 December 2012.
- ^ Blidstein, Prof. Dr. Gerald J. "Messiah in Rabbinic Thought". MESSIAH. Jewish Virtual Library and Encyclopaedia Judaica 2008 The Gale Group. Diakses tanggal 2 Desember 2012.
- ^ Telushkin, Joseph. "The Messiah". The Jewish Virtual Library Jewish Literacy. NY: William Morrow and Co., 1991. Dicetak ulang dengan izin penulis. Diakses tanggal 2 Desember 2012.
- ^ Lukas 1: 5
- ^ Lukas 1: 36
- ^ P. H. Davids, "Mary" dalam W. A. Elwell (Gen. Ed.), Encyclopedia Of The Bible, 1988, Volume II, Marshall Pickering: London, hlm. 1411
- ^ E. P. Blair, "Mary Mother Of Jesus " dalam G. A. Buttrick (Ed.), The Interpreter's Dictionary Of The Bible, 1962 (1996 Print), Volume 3, Abingdon Press: Nashville, hlm. 290
- ^ "Elizabeth" dalam G. W. Bromiley (Gen. Ed.), The International Standard Bible Encyclopedia, 1982 (Fully Revised, Illustrated), Volume II, William B. Eerdmans Publishing Company: Grand Rapids (MI), hlm. 73.
- ^ Maryam (19): 28
- ^ Yusuf Ali, The Holy Qur'ān: English Translation Of The Meaning And Commentary, 1410 H, King Fahd Holy Qur'ān Printing Complex: Al-Madinah al-Munawarah, hlm. 860, catatan 2481.
- ^ M. Asad, The Message Of The Qur'an, 1980, Dar al-Andalus: Gibraltar, hlm. 460, catatan 22.
- ^ Yesaya 40: 3
- ^ Cwiekowski 1988, hlm. 79-80.
- ^ Pao 2016, hlm. 65.
- ^ E. Peterson (1959), "Christianus." Dalam: Frühkirche, Judentum und Gnosis, Penerbit: Herder, Freiburg, hlm. 353–372
- ^ a b Shiffman, Lawrence H. (2018). "How Jewish Christians Became Christians". My Jewish Learning.
- ^ a b "Christianity: Severance from Judaism". Jewish Virtual Library. American–Israeli Cooperative Enterprise. 2008. Diakses tanggal 17 December 2018.
- ^ Tomson, Peter J.; Lambers-Petry, Doris, ed. (2003). The Image of the Judaeo-Christians in Ancient Jewish and Christian Literature. Wissenschaftliche Untersuchungen zum Neuen Testament. 158. Tübingen: Mohr Siebeck. hlm. 162. ISBN 3-16-148094-5.
- ^ Fredriksen, Paula (2018). When Christians Were Jews: The First Generation. London: Yale University Press. hlm. 10–11. ISBN 978-0-300-19051-9.
- ^ Kisah Para Rasul 15: 1
- ^ Bokenkotter 2004, hlm. 19–21.
- ^ Hurtado 2005, hlm. 162–65.
- ^ McGrath 2006, hlm. 174–75.
- ^ a b Cross & Livingstone 2005, hlm. 1243–1245.
- ^ Neusner, Jacob (1993). Approaches to Ancient Judaism, New Series: Religious and Theological Studies. Scholars Press. hlm. 149.
- ^ Bisschops, Ralph (January 2017). "Metaphor in Religious Transformation: 'Circumcision of the Heart' in Paul of Tarsus" (PDF). Dalam Chilton, Paul; Kopytowska, Monika. Language, Religion and the Human Mind. New York: Oxford University Press. hlm. 1–30. doi:10.1093/oso/9780190636647.003.0012. ISBN 978-0-19-063664-7. Diakses tanggal 9 July 2019.
- ^ Cross & Livingstone 2005, hlm. 1244.
- ^ Burkett 2002, hlm. 263.
- ^ Keith Akers, The lost religion of Jesus: simple living and nonviolence in early Christianity, Lantern Books, 2000 hlm. 21
- ^ Wylen, Stephen M., The Jews in the Time of Jesus: An Introduction, Paulist Press (1995), ISBN 0-8091-3610-4, hlm. 190-192.
- ^ Dunn, James D.G., Jews and Christians: The Parting of the Ways, A.D. 70 to 135, Wm. B. Eerdmans Publishing (1999), ISBN 0-8028-4498-7, hlm. 33–34.
- ^ Boatwright, Mary Taliaferro & Gargola, Daniel J & Talbert, Richard John Alexander, The Romans: From Village to Empire, Oxford University Press (2004), ISBN 0-19-511875-8, hlm. 426.
- ^ Cohen 1987, hlm. 228.
- ^ Cohen 1987, hlm. 168.
- ^ "Rabbinic Judaism". www.britannica.com. Encyclopedia Britannica.
- ^ Raymond Apple, "Jewish attitudes to Gentiles in the First Century"
- ^ Paula Fredriksen, From Jesus to Christ
- ^ Langan, The Catholic Tradition (1998), hlm.55, 115
- ^ Pagels, Elaine (1979). The Gnostic Gospels. ISBN 0-679-72453-2.
- ^ Ehrman, Bart D. (2005). Lost Christianities: The Battles for Scripture and the Faiths We Never Knew. ISBN 0195182499.
- ^ Harris, Stephen L., Understanding the Bible. Palo Alto: Mayfield. 1985.
- ^ Dauphin (1993). hlm. 235, 240–242.
- ^ "Articles - People Who Have Understood Paul is Anti-Christ's Teachings - Oneness - True Faith". www.wizanda.com. Diakses tanggal May 30, 2020.
- ^ Tolstoy, Leo (1882). Church and State.
This deviation begins from the times of the Apostles and especially from that hankerer after mastership Paul
- ^ Hennacy, Ammon (1970). The Book of Ammon. Hennacy. hlm. 475.
Paul and the Churches
- ^ The Writings of Thomas Jefferson: Being his Autobiography, Correspondence, Reports, Messages, Addresses, and Other Writings, Official and Private. Published by the Order of the Joint Committee of Congress on the Library, from the Original Manuscripts, Deposited in the Department of State, With Explanatory Notes, Tables of Contents, and a Copious Index to Each Volume, as well as a General Index to the Whole, by the Editor H. A. Washington. Vol. VII. Published by Taylor Maury, Washington, D.C., 1854.
- ^ Hindson & Caner 2008, hlm. 280.
- ^ De Young 2004, hlm. 60.
- ^ a b Riddell 2001, hlm. 235.
- ^ a b Waardenburg 1999, hlm. 276.
- ^ Waardenburg 1999, hlm. 255.
- ^ De Young 2004, hlm. 64.
- ^ Adang 1996, hlm. 105–06.
- ^ Anthony 2011, hlm. 68.
- ^ Brann 2010, hlm. 65–66.
- ^ David Wenham, "Paul: Follower of Jesus or Founder of Christianity?"
- ^ L. Michael White, "From Jesus to Christianity"
- ^ F. F. Bruce, "Paul & Jesus"
- ^ Machen, J. Gresham. "The Origin of Paul's Religion"
- ^ Rowland 1985, hlm. 194.
- ^ Roberto Tottoli Biblical Prophets in the Qur'an and Muslim Literature Routledge, 11 Jan 2013 ISBN 978-1-136-12314-6 hlm. 121
- ^ Hakim 2006, hlm. 103-104.
- ^ a b Warren Larson Jesus in Islam and Christianity: Discussing the Similarities and the Differences hlm. 335
- ^ HR. Muslim
- ^ Hakim 2006, hlm. 22.
- ^ HR. Muslim no. 156
- ^ HR. Bukhari no. 3448
- ^ HR. Muslim no. 155
- ^ Hakim 2006, hlm. 108-113.
B * مجاني
لتأخذ نفسا ينظف ميسون الصهاينة المسيحيون ممتاز نية العالم فوضى غرفة الاسلام الدين ياسيف دقائق DJ * محمد محجي معزي الروح صحيح الدينونة الأخيرة في عزرا المسيح يحيا راجناروك صعود الفرقاطة من منطقة العديان الى بدن السفينة محكمة عزرا قذف قطعة نقدية للقرعة أستخدم أمينة (1976) ، مثال على المستقبل بين الأتاباي. yahtawi Chetmin China (1988) ealaa eanasir min Kach niyam، lakina stran ghair Mutawaqay yaqul "Leta swalker ha، sania aflam kahanist kenay inchi cha، kel ke ch chena ingel kenay koy lena dana ni ha" الغرض: -4 1987 (PAMU) ( SAMU) () 1987-16 2014 قسط. "" لوبريس نور إبراهيم ["الفاتح". محمد نور ابراهيم 1987 (تيراس دا فوركا). atlub (C) 2016 Macanan Perkuma 61. 6. Digongkang - "أنا أيلام" ؛
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Adang, Camilla (1996). Muslim Writers on Judaism and the Hebrew Bible: From Ibn Rabban to Ibn Hazm. Brill. ISBN 978-90-04-10034-3.
- Albertz, Rainer (1994a). A History of Israelite Religion, Volume I: From the Beginnings to the End of the Monarchy.
- Anthony, Sean (2011). The Caliph and the Heretic: Ibn Sabaʾ and the Origins of Shīʿism. Brill. ISBN 978-90-04-21606-8.
- Betz, Arnold Gottfried (2000). "Monotheism". Dalam Freedman, David Noel; Myer, Allen C. Eerdmans Dictionary of the Bible. Eerdmans. ISBN 9053565035.
- Bokenkotter, Thomas (2004), A Concise History of the Catholic Church (edisi ke-Revised and expanded), Doubleday, ISBN 0-385-50584-1
- Brown, Schuyler. The Origins of Christianity: A Historical Introduction to the New Testament. Oxford University Press (1993). ISBN 0-19-826207-8
- Brann, Ross (2010). Power in the Portrayal: Representations of Jews and Muslims in Eleventh- and Twelfth-Century Islamic Spain. Princeton University Press. ISBN 978-0-691-14673-7.
- Burkett, Delbert (2002), An Introduction to the New Testament and the Origins of Christianity, Cambridge University Press, ISBN 978-0-521-00720-7
- Cox, Steven L.; Easley, Kendell H (2007). Harmony of the Gospels. B&H Publishing Group. ISBN 978-0-8054-9444-0.
- Cohen, Shaye J.D. (1987), From the Maccabees to the Mishnah, The Westminster Press, ISBN 0-664-25017-3
- Cross, F. L.; Livingstone, E. A., ed. (2005), The Oxford Dictionary of the Christian Church (edisi ke-3rd Revised), Oxford: Oxford University Press, hlm. 1243–45, ISBN 978-0-19-280290-3
- Cwiekowski, Frederick J. (1988), The Beginnings of the Church, Paulist Press
- Deedat, Ahmed (2007). The Choice: Dialog Islam-Kristen. Diterjemahkan oleh Setiawan Budi Utomo. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. ISBN 979-592-118-5.
- De Young, James (2004). Terrorism, Islam, and Christian Hope: Reflections on 9-11 and Resurging Islam. Wipf and Stock. ISBN 978-1-59752-005-8.
- Dunn, James D.G. (2003). Jesus Remembered. Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 978-0-8028-3931-2.
- Geneva Press (2008), The Presbyterian Handbook for Pastors, Louiseville, Kentucky: Geneva Press, ISBN 978-0-664-50299-7
- Green, Joel B.; McKnight, Scot; Marshall, I. Howard (1992). Dictionary of Jesus and the Gospels. InterVarsity Press. hlm. 442. ISBN 978-0-8308-1777-1.
- Hakim, Manshur Abdul (2006). Kiamat: Tanda-Tandanya Menurut Islam, Kristen, dan Yahudi. Diterjemahkan oleh Abdul Hayyie Al-Kattani, Uqinu Attaqi. Jakarta: Gema Insani Press. ISBN 979-56-0106-7.
- Hindson, Ed; Caner, Ergun (2008). The Popular Encyclopedia of Apologetics: Surveying the Evidence for the Truth of Christianity. Harvest House. ISBN 978-0-7369-3635-4.
- Hurtado, Larry (2005), Lord Jesus Christ: Devotion to Jesus in Earliest Christianity, Wm. B. Eerdmans Publishing, ISBN 978-0-8028-3167-5
- Ibnu Katsir (2014). Kisah-Kisah Para Nabi. Diterjemahkan oleh Muhammad Zaini. Surakarta: Insan Kamil Solo. ISBN 978-602-6247-11-7.
- Pao, David W. (2016), Acts and the Isaianic New Exodus, Wipf and Stock Publishers
- Maier, Paul L. (1998). "Herod and the Infants of Bethlehem". Dalam Summers, Ray; Vardaman, Jerry. Chronos, Kairos, Christos II: Chronological, Nativity, and Religious Studies in Memory of Ray Summers. Mercer University Press. ISBN 978-0-86554-582-3.
- McGrath, Alister E. (2006), Christianity: An Introduction, Wiley-Blackwell, ISBN 1-4051-0899-1
- Reynolds, Gabriel Said (29 November 2007). The Quran in its Historical Context. Taylor & Francis. ISBN 978-0-415-42899-6. Diakses tanggal 6 November 2012.
- Riddell, Peter G. (2001). Islam and the Malay-Indonesian World: Transmission and Responses. University of Hawaii Press. ISBN 978-0-8248-2473-0.
- Rowland, Christopher (1985), Christian Origins: An Account of the Setting and Character of the Most Important Messianic Sect of Judaism, SPCK, ISBN 9780281041107
- Waardenburg, Jacques (1999). Muslim Perceptions of Other Religions: A Historical Survey. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-535576-5.
- Wellhausen, Julius (2001). The Pharisees and the Sadducees. Macon: Mercer University Press. ISBN 978-0-86554-729-2.