Lompat ke isi

Meutya Hafid: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wikeepers (bicara | kontrib)
Jabatan (belum dilantik)
k Perempuan
 
(48 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox officeholder
{{Infobox officeholder
|name = Meutya Hafid
| name = Meutya Hafid
|image = Meutya Hafid.jpg
| image = Anggota DPR Meutya Hafid.jpg
|imagesize =
| imagesize =
|caption =
| caption =
|office = Ketua [[Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
| office = Ketua [[Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
|term_start = Oktober 2019
| term_start = 29 Oktober 2019
|term_end = <!-- kalau meninggal atau digantikan di tengah jabatan -->
| term_end =
|predecessor = [[Abdul Kharis Almasyhari]]
| predecessor = [[Abdul Kharis Almasyhari]]
|successor = <!-- kalau digantikan di tengah jabatan -->
| successor =
| office1 = Wakil Ketua [[Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
|birth_name = Meutya Viada Hafid
|birth_date = {{birth date and age|1978|5|3}}
| term_start1 = 1 Februari 2016
| term_end1 = 4 April 2018
|birth_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| predecessor1 = [[Tantowi Yahya]]
|death_date =
|death_place =
| successor1 = [[Satya Widya Yudha]]
| office2 = Wakil Ketua [[Badan Kerja Sama Antar-Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat]]
|resting_place =
| term_start2 = 20 Oktober 2014
|party = [[Berkas:Logo GOLKAR.jpg|20px]] [[Partai Golkar]]
|spouse = Noer Fajrieansyah
| term_end2 = 1 Februari 2016
| predecessor2 = [[Tantowi Yahya]]
|domesticpartner =
|parents = Anwar Hafid dan Metty Hafid
| successor2 = [[Tantowi Yahya]]
|almameter = [[Universitas New South Wales]]
| office3 = Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]]
| term_start3 = 30 Agustus 2010<br>{{small|Pengganti Antar Waktu hingga 30 September 2014}}
[[Universitas Indonesia]]
| term_end3 =
}}<ref>{{Cite web|url=https://nasional.tempo.co/read/1264193/inilah-para-politikus-golkar-pimpinan-komisi-dpr|title=Inilah Para Politikus Golkar Pimpinan Komisi DPR|last=Sugiharto|first=Jobpie|date=2019-10-25|website=Tempo|language=en|access-date=2019-10-26}}</ref>
| constituency3 = [[Sumatera Utara I (daerah pemilihan)|Sumatera Utara I]]
| predecessor3 = Burhanuddin Napitupulu
| successor3 = <!-- Kalau digantikan di tengah jabatan -->
| birth_name = Meutya Viada Hafid
| birth_date = {{birth date and age|1978|5|3}}
| birth_place = [[Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| death_date =
| death_place =
| nationality = Indonesia
| party = [[Partai Golongan Karya|Golkar]]
| spouse = [[Noer Fajrieansyah]] <ref>Purnomo, <https://www.obsessionnews.com/noer-fajrieansyah-anak-muda-yang-sukses-berkarier-di-bumn/</ref>
| parents = (Alm) Anwar Hafid dan (Almh) Metty Rumaety <ref>Sidik, Farih Maulana (2019). https://news.detik.com/berita/d-4797848/ibunda-meutya-hafid-wafat-menpora-wamendag-hadir-di-pemakaman</ref>
| alma_mater = [[Universitas New South Wales]]<br>[[Universitas Indonesia]]
| occupation = {{hlist|[[Wartawati]]|[[Politikus]]|[[Pembawa acara]]}}
| religion = Islam
}}


'''Meutya Viada Hafid''' ({{lahirmati|[[Bandung]], [[Jawa Barat]]|3|5|1978}}) adalah seorang politikus dan mantan pembawa acara berita televisi, yang saat ini menjabat sebagai Anggota [[Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Komisi I]] [[Dewan Perwakilan Rakyat|DPR]] Republik Indonesia dari [[Partai Golkar]] sejak tahun 2010. Sebelumnya, ia bekerja sebagai [[jurnalis]] di [[Metro TV]], Meutya membawakan acara [[berita]] serta menjadi [[pembawa acara|presenter]] di beberapa acara.
'''Meutya Viada Hafid''', [[:en:Bachelor of Engineering|B.Eng.]], [[Magister|M.I.P.]] ({{lahirmati|[[Bandung]], [[Jawa Barat]]|3|5|1978}}) adalah seorang wartawati dan politikus Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR-RI]] sejak 2010 menggantikan Burhanuddin Napitupulu yang meninggal dunia.<ref>{{Cite web{{Cite news |date=2021-11-12 |title=Meutya Hafid Dilantik Jadi Anggota DPR |url=https://news.detik.com/berita/d-1431096/meutya-hafid-dilantik-jadi-anggota-dpr |work=[[Detik.com]] |language=id |access-date=2021-12-27}}</ref> Seorang kader [[Partai Golongan Karya]], ia mewakili daerah pemilihan [[Sumatera Utara I (daerah pemilihan)|Sumatera Utara I]].<ref name="Profil Caleg">[https://silonpemilu.kpu.go.id/publik/calon/295755/2 Profil Meutya Hafid - Pileg DPR 2019] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210926015602/https://silonpemilu.kpu.go.id/publik/calon/295755/2 |date=2021-09-26 }}, diakses 26 September 2021.</ref>

Di DPR-RI, ia menjabat sebagai Ketua [[Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Komisi I]] [[Dewan Perwakilan Rakyat|DPR]] sejak 2019. Sebelumnya, ia bekerja sebagai [[jurnalis]] di [[Metro TV]] serta menjadi [[pembawa acara]] di beberapa acara televisi.

== Pendidikan ==
* [[SDN Menteng 02 Pagi|SD Negeri Menteng 02]] (1984–1990)
* [[SMP Negeri 1 Jakarta]] (1990–1993)
* Crescent Girl's School (1994–1997)
* S-1 [[Universitas New South Wales]] (1997–2001)
* S-2 [[Universitas Indonesia]] (2015–2018)

== Organisasi ==
* Wakil Ketua Umum Bidang Polhukam dan MPO DPP Ormas MKGR (2020 - sekarang)
* Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini DPP Partai Golkar (2019 - sekarang)
* Wakil Ketua Dewan Pakar Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) (2019 - sekarang)
* Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma’ruf Amin (2018 - 2019)
* Koordinator Bidang Hukum, HAM, Kebijakan Publik dan Kerjasama Publik Kesatuan Perempuan [[Partai Golkar]] (2016-2021)
* Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP [[Partai Golkar]] (2016-2019)
* Ketua Bidang Strategi Opini dan Propaganda Ormas MKGR (2015-2020)


== Tragedi penyanderaan ==
== Tragedi penyanderaan ==
Pada [[18 Februari]] [[2005]], Meutya dan rekannya [[juru kamera]] Budiyanto diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di [[Irak]]. Kontak terakhir Metro TV dengan Meutya adalah pada [[15 Februari]], tiga hari sebelumnya. Mereka akhirnya dibebaskan pada [[21 Februari]] [[2005]]. Sebelum ke Irak, Meutya juga pernah meliput [[Gempa bumi Samudra Hindia 2004|tragedi tsunami]] di [[Aceh]].
Pada 18 Februari 2005, Meutya dan rekannya [[juru kamera]] Budiyanto diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di [[Irak]]. Kontak terakhir Metro TV dengan Meutya adalah pada 15 Februari, tiga hari sebelumnya. Mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005. Sebelum ke Irak, Meutya juga pernah meliput [[Gempa bumi Samudra Hindia 2004|tragedi tsunami]] di [[Aceh]].


Pada tanggal [[28 September]] [[2007]], Meutya melaunching buku yang ia tulis sendiri, yaitu ''168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak''. [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]] pun turut menyumbangkan tulisan untuk bagian pengantar dari buku ini. Selain presiden, beberapa tokoh lainnya pun menyumbangkan tulisannya yakni [[Don Bosco Selamun]] (Pemimpin Redaksi Metro TV 2004-2005) dan [[Marty Natalegawa]] (Mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri).
Pada tanggal 28 September 2007, Meutya melaunching buku yang ia tulis sendiri, yaitu ''168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak''. [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]] pun turut menyumbangkan tulisan untuk bagian pengantar dari buku ini. Selain presiden, beberapa tokoh lainnya pun menyumbangkan tulisannya yakni [[Don Bosco Selamun]] (Pemimpin Redaksi Metro TV 2004-2005) dan [[Marty Natalegawa]] (Mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri).


== Sebagai jurnalis televisi ==
== Sebagai jurnalis televisi ==
Baris 37: Baris 71:


Pada 19 Februari 2008, Meutya meraih penghargaan alumni [[Australia]] 2008 untuk kategori Jurnalisme dan Media, bersamaan dengan pemilik grup Lippo Dr. [[James Tjahaja Riady]] (alumni University of Melbourne) yang menerima penghargaan serupa untuk kategori kewiraswastaan.
Pada 19 Februari 2008, Meutya meraih penghargaan alumni [[Australia]] 2008 untuk kategori Jurnalisme dan Media, bersamaan dengan pemilik grup Lippo Dr. [[James Tjahaja Riady]] (alumni University of Melbourne) yang menerima penghargaan serupa untuk kategori kewiraswastaan.
Meutya sempat kuliah di [[University of New South Wales]], sebelum kemudian mengabdikan diri sebagai jurnalis [[Metro TV]] . Finalis lain di kategori yang sama adalah Avian Tumengkol (William Angliss Institute) yang menjadi wakil khusus urusan kepresidenan dan luar negeri, Wishnutama Kusubandio (Kooralbyn International School) yang saat itu menjadi Direktur Utama Trans7, Mohammad Sobary (Monash University) yang menduduki Direktur Eksekutif Kemitraan; dan Rahmad Nasution (University of Queensland), kepala biro [[Antara]].
Meutya sempat kuliah di [[University of New South Wales]], sebelum kemudian mengabdikan diri sebagai jurnalis [[Metro TV]] . Finalis lain di kategori yang sama adalah Avian Tumengkol (William Angliss Institute) yang menjadi wakil khusus urusan kepresidenan dan luar negeri, [[Wishnutama Kusubandio]] (Kooralbyn International School) yang saat itu menjadi Direktur Utama Trans7, Mohammad Sobary (Monash University) yang menduduki Direktur Eksekutif Kemitraan; dan Rahmad Nasution (University of Queensland), kepala biro [[Antara]].
Meutya menjadi satu dari 30.000 pelajar dan mahasiswa [[Indonesia]] di [[Australia]] dalam 50 tahun terakhir yang menunjukkan prestasi gemilang dan berkontribusi besar membuat lingkungan sosial Australia lebih berwawasan dan mendekatkan kedua bangsa.
Meutya menjadi satu dari 30.000 pelajar dan mahasiswa di [[Malaysia]]. dari [[Indonesia]] di [[Australia]] dalam 50 tahun terakhir yang menunjukkan prestasi gemilang dan berkontribusi besar membuat lingkungan sosial Australia lebih berwawasan dan mendekatkan kedua bangsa.
Penghargaan diberikan di hadapan sekitar 700 alumnus [[Australia]] dan kalangan diplomat RI yang pernah bertugas di [[Australia]]. Turut hadir mantan menteri Hartarto dan pengusaha ternama Noke Kiroyan.<ref>http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=11910</ref>
Penghargaan diberikan di hadapan sekitar 700 alumnus [[Australia]] dan kalangan diplomat RI yang pernah bertugas di [[Australia]]. Turut hadir mantan menteri Hartarto dan pengusaha ternama Noke Kiroyan.<ref>http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=11910{{Pranala mati|date=Maret 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


Pada 9 Februari 2012, Meutya menjadi satu di antara lima Tokoh Pers Inspiratif Indonesia versi Mizan, karena dianggap sebagai tokoh besar di balik perkembangan pers nasional.
Pada 9 Februari 2012, Meutya menjadi satu di antara lima Tokoh Pers Inspiratif Indonesia versi Mizan, karena dianggap sebagai tokoh besar di balik perkembangan pers nasional.
Meutya menjadi satu-satunya perempuan yang duduk di antara tokoh pers inspiratif tersebut, dan juga yang termuda meraih penghargaan tersebut. Dia terpilih bersama [[Tirto Adhi Soerjo]]. Tirto Adhi Soerjo, perintis pertama surat kabar di Indonesia melalui “Medan Prijaji” pada 1 Januari 1907 di [[Bandung]].
Meutya menjadi satu-satunya perempuan yang duduk di antara tokoh pers inspiratif tersebut, dan juga yang termuda meraih penghargaan tersebut. Dia terpilih bersama [[Tirto Adhi Soerjo]]. Tirto Adhi Soerjo, perintis pertama surat kabar di Indonesia melalui “Medan Prijaji” pada 1 Januari 1907 di [[Bandung]].
Selain itu, juga sastrawan dan pendiri Majalah [[Tempo]] [[Goenawan Mohamad]], tokoh pers Indonesia [[Rosihan Anwar]], serta [[Andy F. Noya]] yang menjadi host acara "[[Kick Andy]]" di [[Metro TV]].
Selain itu, juga sastrawan dan pendiri Majalah [[Tempo]] [[Goenawan Mohamad]], tokoh pers Indonesia [[Rosihan Anwar]], serta [[Andy F. Noya]] yang menjadi host acara "[[Kick Andy]]" di [[Metro TV]].
“Kita juga semakin sadar bahwa wartawan tak hanya butuh intelektualitas dan wawasan, tetapi juga keberanian dan kegigihan. Dan, yang tak kalah pentingnya, Meutya juga menyadarkan pada kita bahwa wartawan bukan hanya profesi kaum pria,” demikian Mizan menyebutkan.<ref>http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=news_det&id=356</ref>
“Kita juga semakin sadar bahwa wartawan tak hanya butuh intelektualitas dan wawasan, tetapi juga keberanian dan kegigihan. Dan, yang tak kalah pentingnya, Meutya juga menyadarkan pada kita bahwa wartawan bukan hanya profesi kaum pria,” demikian Mizan menyebutkan.<ref>{{Cite web |url=http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=news_det&id=356 |title=Salinan arsip |access-date=2012-06-01 |archive-date=2012-05-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120512085400/http://mizan.com/index.php?fuseaction=news_det&id=356 |dead-url=yes }}</ref>


== Karier politik ==
== Karier politik ==
Pada 2010, Meutya berpasangan dengan H. Dhani Setiawan Isma S.Sos sebagai calon Wali kota dan Wakil Wali kota Binjai periode 2010-2015, diusung Partai Golkar, Demokrat, Hanura, PAN, Patriot, P3I, PDS serta 16 partai non-fraksi DPRD Binjai.
Pada 2010, Meutya berpasangan dengan H. Dhani Setiawan Isma S.Sos sebagai calon Wali kota dan Wakil Wali kota Binjai periode 2010-2015, diusung Partai Golkar, Demokrat, Hanura, PAN, Patriot, P3I, PDS serta 16 partai non-fraksi DPRD Binjai.
Deklarasi pasangan Dhani-Meutya didukung Partai Golkar sebagai calon Wali kota dan Wakil Wali kota dilaksanakan di Gedung Patar Hall, Jalan Tengku Imam Bonjol, Binjai Kota, pada 17 Februari 2010.
Deklarasi pasangan Dhani-Meutya didukung Partai Golkar sebagai calon Wali kota dan Wakil Wali kota dilaksanakan di Gedung Patar Hall, Jalan Tuanku Imam Bonjol, Binjai Kota, pada 15 Desember 2009.
Acara deklarasi tersebut dihadiri ribuan massa dengan pengawalan ketat petugas kepolisian kota Binjai.
Acara deklarasi tersebut dihadiri ribuan massa dengan pengawalan ketat petugas kepolisian kota Binjai.
Sayangnya, Meutya kalah. Saat itu, diduga ada kesalahan rekapitulasi penghitungan suara di Tingkat PPK Binjai Barat, Binjai Utara, Binjai Timur, Binjai Selatan dan Binjai Kota. Suara Dhani-Meutya juga diduga berkurang 200, dari seharusnya 22.287 menjadi 22.087 suara.
Sayangnya, Meutya kalah. Saat itu, diduga ada kesalahan rekapitulasi penghitungan suara di Tingkat PPK Binjai Barat, Binjai Utara, Binjai Timur, Binjai Selatan dan Binjai Kota. Suara Dhani-Meutya juga diduga berkurang 200, dari seharusnya 22.287 menjadi 22.087 suara.
Perolehan suara Dhani-Meutya juga banyak yang dibatalkan karena kertas suara dicoblos hingga bagian belakang secara simetris, dan banyaknya dan kertas suara yang robek di bagian tengah sehingga menguntungkan calon pasangan tertentu.
Perolehan suara Dhani-Meutya juga banyak yang dibatalkan karena kertas suara dicoblos hingga bagian belakang secara simetris, dan banyaknya dan kertas suara yang robek di bagian tengah sehingga menguntungkan calon pasangan tertentu.
Meutya berupaya mencari keadilan ke Mahkamah Konstitusi dan meminta penghitungan kembali kotak suara sekaligus mencari kebenaran pelaksanaan Pilkada di Kota Binjai karena diduga ada kesalahan penghitungan suara di beberapa TPS, Kecamatan Binjai Barat berdasarkan temuan-temuan saksi di tiap-tiap TPS.
Meutya berupaya mencari keadilan ke Mahkamah Konstitusi dan meminta penghitungan kembali kotak suara sekaligus mencari kebenaran pelaksanaan Pilkada di Kota Binjai karena diduga ada kesalahan penghitungan suara di beberapa TPS, Kecamatan Binjai Barat berdasarkan temuan-temuan saksi di tiap-tiap TPS.
Sayangnya, MK memutuskan menolak permohonan Meutya dengan alasan tidak cukup bukti.<ref>http://www.medanpunya.com/mpc-pilkada/3460-golkar-usung-dhani-setiawan-dan-meutya-hafid</ref><ref>http://www.tribunnews.com/2010/06/11/mk-tolak-pilkada-kota-binjai-akhiri-harapan-meutya-hafid-jadi-walikota</ref>
Sayangnya, MK memutuskan menolak permohonan Meutya dengan alasan tidak cukup bukti.<ref>http://www.medanpunya.com/mpc-pilkada/3460-golkar-usung-dhani-setiawan-dan-meutya-hafid{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>http://www.tribunnews.com/2010/06/11/mk-tolak-pilkada-kota-binjai-akhiri-harapan-meutya-hafid-jadi-walikota</ref>


Pada bulan [[Agustus]] [[2010]], ia dilantik menjadi Anggota [[DPR]] antar waktu dari [[Partai Golkar]] menggantikan [[Burhanudin Napitupulu]] yang meninggal dunia<ref>[http://www.tribunnews.com/2010/08/30/mutia-hafid-resmi-gantikan-burhanuddin-napitupulu "Mutia Hafid Resmi Gantikan Burhanuddin Napitupulu"]</ref>.
Pada bulan [[Agustus]] [[2010]], ia dilantik menjadi Anggota [[DPR]] antar waktu dari [[Partai Golkar]] menggantikan [[Burhanudin Napitupulu]] yang meninggal dunia.<ref>[http://www.tribunnews.com/2010/08/30/mutia-hafid-resmi-gantikan-burhanuddin-napitupulu "Mutia Hafid Resmi Gantikan Burhanuddin Napitupulu"]</ref>


Ketika organisasi massa yang didirikan [[Surya Paloh]], yakni [[Nasional Demokrat]], berganti baju menjadi partai politik pada 25 Juli 2011, Meutya yang dekat dengan Surya Paloh (atasannya ketika berkarya di Metro TV) termasuk di antara kader Golkar yang mundur dari Nasdem.
Ketika organisasi massa yang didirikan [[Surya Paloh]], yakni [[Nasional Demokrat]], berganti baju menjadi partai politik pada 25 Juli 2011, Meutya yang dekat dengan Surya Paloh (atasannya ketika berkarya di Metro TV) termasuk di antara kader Golkar yang mundur dari Nasdem.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan seluruh anggota Fraksi [[Partai Golkar]] memilih mundur dari Nasional Demokrat. Pengunduran diri kader Golkar itu diumumkan pada Kamis, 11 Agustus 2011 yang merupakan tenggat bagi kader Golkar untuk memilih bertahan di partai berlambang beringin tersebut, atau pindah ke Nasdem.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan seluruh anggota Fraksi [[Partai Golkar]] memilih mundur dari Nasional Demokrat. Pengunduran diri kader Golkar itu diumumkan pada Kamis, 11 Agustus 2011 yang merupakan tenggat bagi kader Golkar untuk memilih bertahan di partai berlambang beringin tersebut, atau pindah ke Nasdem.
Selain Meutya, kader Golkar lain yang sempat bergabung di Nasdem adalah Jeffrie Geovani dan Ferry Mursyidan Baldan. Pada hari itu, Meutya Hafid menyatakan di akun Twitternya dengan tegas mengatakan, "sangatlah tak mungkin jika saya menjadi anggota parpol lain."
Selain Meutya, kader Golkar lain yang sempat bergabung di Nasdem adalah [[Jeffrie Geovanie]] dan [[Ferry Mursyidan Baldan]]. Pada hari itu, Meutya Hafid menyatakan di akun Twitternya dengan tegas mengatakan, "sangatlah tak mungkin jika saya menjadi anggota parpol lain."
<ref>http://politik.vivanews.com/news/read/239947-anggota-fraksi-golkar-mundur-dari-nasdem</ref>
<ref>http://politik.vivanews.com/news/read/239947-anggota-fraksi-golkar-mundur-dari-nasdem{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>

== Teror dari Penggemar Fanatik ==

Ketenaran Meutya Hafid ini sempat berujung pada teror dari seseorang bernama Bobby Meidianto. Pria yang dikabarkan depresi sejak 2000 itu mengaku menjadi suami Meutya, dan menyebarkan kabar bohong itu di dunia maya.
Bobby adalah warga RT. 1/ RW. VII Kalurahan Panularan, Solo, yang tidak lagi mengurusi istri dan kedua anaknya, yaitu Panji (18 tahun) dan Pramudya (8 tahun). Bobby disebutkan tinggal berpindah-pindah karena mengalami gangguan kejiwaan.
Menurut cerita Ny Harsono, mertua Bobby, menantunya ini memang sejak awal menikah terlihat berpotensi mengalami gangguan jiwa. Puncak depresinya terjadi ketika salah seorang adik tirinya datang menanyakan apa benar dirinya meninggal.
Menurut Meutya, pernah ada pria berpakaian compang-camping yang menungguinya di depan pagar rumahnya selama 3 hari. Bobby mengaku sebagai Letkol Purnawirawan dan menjadi anggota detasemen khusus di kepolisian Republik Indonesia.<ref>http://news.detik.com/read/2008/12/17/150500/1055197/10/peneror-meutya-hafid-alami-depresi-sejak-8-tahun-lalu</ref>


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 73: Baris 100:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://meutyahafid.net Situs resmi]
* [http://meutyahafid.net Situs resmi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161202110037/http://meutyahafid.net/ |date=2016-12-02 }}


{{lifetime|1978||}}
{{lifetime|1978||}}


{{Penyiar MetroTV}}
{{Penyiar MetroTV}}
{{Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Sumatera Utara, 2019 |state=collapsed}}

{{Authority control}}


{{DEFAULTSORT:Hafid, Meutya}}
{{DEFAULTSORT:Hafid, Meutya}}
[[Kategori:Pembawa acara berita Indonesia]]
[[Kategori:Pembawa acara berita Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas New South Wales]]
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
[[Kategori:Politikus perempuan Indonesia]]
[[Kategori:Selebritas-politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 2009–2014]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 2009–2014]]
[[Kategori:Selebriti-Politisi Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas New South Wales]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 2014–2019]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 2014–2019]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 2019–2024]]

Revisi terkini sejak 31 Juli 2024 01.45

Meutya Hafid
Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Mulai menjabat
29 Oktober 2019
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan
1 Februari 2016 – 4 April 2018
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat
Masa jabatan
20 Oktober 2014 – 1 Februari 2016
Sebelum
Pendahulu
Tantowi Yahya
Pengganti
Tantowi Yahya
Sebelum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Mulai menjabat
30 Agustus 2010
Pengganti Antar Waktu hingga 30 September 2014
Sebelum
Pendahulu
Burhanuddin Napitupulu
Pengganti
Petahana
Sebelum
Daerah pemilihanSumatera Utara I
Informasi pribadi
Lahir
Meutya Viada Hafid

3 Mei 1978 (umur 46)
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikGolkar
Suami/istriNoer Fajrieansyah [1]
Orang tua(Alm) Anwar Hafid dan (Almh) Metty Rumaety [2]
Alma materUniversitas New South Wales
Universitas Indonesia
Pekerjaan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Meutya Viada Hafid, B.Eng., M.I.P. (lahir 3 Mei 1978) adalah seorang wartawati dan politikus Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai Anggota DPR-RI sejak 2010 menggantikan Burhanuddin Napitupulu yang meninggal dunia.[3] Seorang kader Partai Golongan Karya, ia mewakili daerah pemilihan Sumatera Utara I.[4]

Di DPR-RI, ia menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR sejak 2019. Sebelumnya, ia bekerja sebagai jurnalis di Metro TV serta menjadi pembawa acara di beberapa acara televisi.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Organisasi

[sunting | sunting sumber]
  • Wakil Ketua Umum Bidang Polhukam dan MPO DPP Ormas MKGR (2020 - sekarang)
  • Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini DPP Partai Golkar (2019 - sekarang)
  • Wakil Ketua Dewan Pakar Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) (2019 - sekarang)
  • Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma’ruf Amin (2018 - 2019)
  • Koordinator Bidang Hukum, HAM, Kebijakan Publik dan Kerjasama Publik Kesatuan Perempuan Partai Golkar (2016-2021)
  • Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP Partai Golkar (2016-2019)
  • Ketua Bidang Strategi Opini dan Propaganda Ormas MKGR (2015-2020)

Tragedi penyanderaan

[sunting | sunting sumber]

Pada 18 Februari 2005, Meutya dan rekannya juru kamera Budiyanto diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di Irak. Kontak terakhir Metro TV dengan Meutya adalah pada 15 Februari, tiga hari sebelumnya. Mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005. Sebelum ke Irak, Meutya juga pernah meliput tragedi tsunami di Aceh.

Pada tanggal 28 September 2007, Meutya melaunching buku yang ia tulis sendiri, yaitu 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun turut menyumbangkan tulisan untuk bagian pengantar dari buku ini. Selain presiden, beberapa tokoh lainnya pun menyumbangkan tulisannya yakni Don Bosco Selamun (Pemimpin Redaksi Metro TV 2004-2005) dan Marty Natalegawa (Mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri).

Sebagai jurnalis televisi

[sunting | sunting sumber]

Pada 11 Oktober 2007, Meutya Hafid terpilih sebagai pemenang Penghargaan Jurnalistik Elizabeth O'Neill, dari pemerintah Australia. Penghargaan ini dianugerahkan setiap tahun untuk mengenang mantan Atase Pers Kedutaan Australia Elizabeth O’Neill, yang gugur dalam tugasnya pada 7 Maret 2007 dalam kecelakaan pesawat di Yogyakarta. Penghargaan diberikan kepada satu orang jurnalis Australia dan satu orang jurnalis Indonesia, diserahkan langsung oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia Bill Farmer. Dari Australia, jurnalis ABC Radio Australia bernama Joanna McCarthy terpilih menjadi pemenang. Dengan kemenangan itu, Meutya menjalani program 3 minggu di daerah pedalaman untuk mengembangkan pengertian dan apresiasi lebih baik terhadap isu kontemporer yang dihadapi Australia dan Indonesia. Dubes Farmer menilai Meutya yang saat itu menjadi pembawa acara berita unggulan Metro TV dan acara perbincangan seperti Top Nine News, Today’s Dialogue dan Metro Hari ini, adalah pilihan “paling tepat” sebagai pekerja keras, profesional dan jurnalis yang berdedikasi dengan pengalaman luar biasa.[5]

Pada 19 Februari 2008, Meutya meraih penghargaan alumni Australia 2008 untuk kategori Jurnalisme dan Media, bersamaan dengan pemilik grup Lippo Dr. James Tjahaja Riady (alumni University of Melbourne) yang menerima penghargaan serupa untuk kategori kewiraswastaan. Meutya sempat kuliah di University of New South Wales, sebelum kemudian mengabdikan diri sebagai jurnalis Metro TV . Finalis lain di kategori yang sama adalah Avian Tumengkol (William Angliss Institute) yang menjadi wakil khusus urusan kepresidenan dan luar negeri, Wishnutama Kusubandio (Kooralbyn International School) yang saat itu menjadi Direktur Utama Trans7, Mohammad Sobary (Monash University) yang menduduki Direktur Eksekutif Kemitraan; dan Rahmad Nasution (University of Queensland), kepala biro Antara. Meutya menjadi satu dari 30.000 pelajar dan mahasiswa di Malaysia. dari Indonesia di Australia dalam 50 tahun terakhir yang menunjukkan prestasi gemilang dan berkontribusi besar membuat lingkungan sosial Australia lebih berwawasan dan mendekatkan kedua bangsa. Penghargaan diberikan di hadapan sekitar 700 alumnus Australia dan kalangan diplomat RI yang pernah bertugas di Australia. Turut hadir mantan menteri Hartarto dan pengusaha ternama Noke Kiroyan.[6]

Pada 9 Februari 2012, Meutya menjadi satu di antara lima Tokoh Pers Inspiratif Indonesia versi Mizan, karena dianggap sebagai tokoh besar di balik perkembangan pers nasional. Meutya menjadi satu-satunya perempuan yang duduk di antara tokoh pers inspiratif tersebut, dan juga yang termuda meraih penghargaan tersebut. Dia terpilih bersama Tirto Adhi Soerjo. Tirto Adhi Soerjo, perintis pertama surat kabar di Indonesia melalui “Medan Prijaji” pada 1 Januari 1907 di Bandung. Selain itu, juga sastrawan dan pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad, tokoh pers Indonesia Rosihan Anwar, serta Andy F. Noya yang menjadi host acara "Kick Andy" di Metro TV. “Kita juga semakin sadar bahwa wartawan tak hanya butuh intelektualitas dan wawasan, tetapi juga keberanian dan kegigihan. Dan, yang tak kalah pentingnya, Meutya juga menyadarkan pada kita bahwa wartawan bukan hanya profesi kaum pria,” demikian Mizan menyebutkan.[7]

Karier politik

[sunting | sunting sumber]

Pada 2010, Meutya berpasangan dengan H. Dhani Setiawan Isma S.Sos sebagai calon Wali kota dan Wakil Wali kota Binjai periode 2010-2015, diusung Partai Golkar, Demokrat, Hanura, PAN, Patriot, P3I, PDS serta 16 partai non-fraksi DPRD Binjai. Deklarasi pasangan Dhani-Meutya didukung Partai Golkar sebagai calon Wali kota dan Wakil Wali kota dilaksanakan di Gedung Patar Hall, Jalan Tuanku Imam Bonjol, Binjai Kota, pada 15 Desember 2009. Acara deklarasi tersebut dihadiri ribuan massa dengan pengawalan ketat petugas kepolisian kota Binjai. Sayangnya, Meutya kalah. Saat itu, diduga ada kesalahan rekapitulasi penghitungan suara di Tingkat PPK Binjai Barat, Binjai Utara, Binjai Timur, Binjai Selatan dan Binjai Kota. Suara Dhani-Meutya juga diduga berkurang 200, dari seharusnya 22.287 menjadi 22.087 suara. Perolehan suara Dhani-Meutya juga banyak yang dibatalkan karena kertas suara dicoblos hingga bagian belakang secara simetris, dan banyaknya dan kertas suara yang robek di bagian tengah sehingga menguntungkan calon pasangan tertentu. Meutya berupaya mencari keadilan ke Mahkamah Konstitusi dan meminta penghitungan kembali kotak suara sekaligus mencari kebenaran pelaksanaan Pilkada di Kota Binjai karena diduga ada kesalahan penghitungan suara di beberapa TPS, Kecamatan Binjai Barat berdasarkan temuan-temuan saksi di tiap-tiap TPS. Sayangnya, MK memutuskan menolak permohonan Meutya dengan alasan tidak cukup bukti.[8][9]

Pada bulan Agustus 2010, ia dilantik menjadi Anggota DPR antar waktu dari Partai Golkar menggantikan Burhanudin Napitupulu yang meninggal dunia.[10]

Ketika organisasi massa yang didirikan Surya Paloh, yakni Nasional Demokrat, berganti baju menjadi partai politik pada 25 Juli 2011, Meutya yang dekat dengan Surya Paloh (atasannya ketika berkarya di Metro TV) termasuk di antara kader Golkar yang mundur dari Nasdem. Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan seluruh anggota Fraksi Partai Golkar memilih mundur dari Nasional Demokrat. Pengunduran diri kader Golkar itu diumumkan pada Kamis, 11 Agustus 2011 yang merupakan tenggat bagi kader Golkar untuk memilih bertahan di partai berlambang beringin tersebut, atau pindah ke Nasdem. Selain Meutya, kader Golkar lain yang sempat bergabung di Nasdem adalah Jeffrie Geovanie dan Ferry Mursyidan Baldan. Pada hari itu, Meutya Hafid menyatakan di akun Twitternya dengan tegas mengatakan, "sangatlah tak mungkin jika saya menjadi anggota parpol lain." [11]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]