Spesiasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan

Sebaris

Revisi terkini sejak 22 Februari 2024 15.38

Spesiasi atau penspesiesan merupakan sebuah proses evolusi munculnya spesies baru. Terdapat empat jenis spesiasi alami, tergantung pada sejauh mana populasi yang berspesiasi terisolasi secara geografis dari satu populasi ke yang lainnya. Empat jenis spesiasi alami tersebut adalah: spesiasi alopatrik, spesiasi peripatrik, spesiasi parapatrik, dan spesiasi simpatrik. Spesiasi juga dapat dilakukan secara buatan, melalui domestikasi ataupun eksperimen laboratorium.

Pengemuka teori[sunting | sunting sumber]

Alfred Russel Wallace[sunting | sunting sumber]

Alfred Russel Wallace mulai menyusun teori spesiasi ketika mengadakan penjelajahan di alam Indonesia. Ia merumuskan teorinya pada tahun 1858 berdasarkan teori seleksi alam yang dikemukakan oleh Charles Darwin. Teori spesiasi yang dibuat oleh Alfred Russel Wallace dikirimkannya kepada Charles Darwin untuk dikomentari.^[1]

Cakupan ilmu[sunting | sunting sumber]

Spesiasi merupakan bagian dari makroevolusi karena evolusi terjadi dalam skala yang lebih tinggi dibandingkan spesies. Dalam makroevolsui, kedudukan spesiasi sama dengan kepunahan.^[2] Spesiasi menjadi bagian dari makroevolusi karena adanya kenyataan mengenai luasnya kisaran geografi. Kondisi demikian membuat spesies menjadi memiliki kemungkinan untuk terisolasi dalam suatu kawasan dan meningkatkan terjadinya spesiasi.^[2] Seluruh spesies dalam makroevolusi memberikan pengaruh bagi laju spesiasi.^[2]

Faktor pendukung[sunting | sunting sumber]

Iklim[sunting | sunting sumber]

Laju spesiasi yang tinggi kemungkinan terjadi pada wilayah beriklim tropis. Penyebabnya adalah kondisi temperatur yang tinggi mampu mempercepat laju mutasi dengan kecepatan yang tinggi. Kondisi terbentuknya banyak spesies endemik di iklim tropis misalnya di kawasan Wallacea.^[3]

Batas-batas ekologi[sunting | sunting sumber]

Batas-batas ekologi memberikan peluang yang lebih tinggi untuk menyebabkan terjadinya spesiasi. Kemungkinan spesiasi akibat adanya batas-batas ekologis lebih tinggi dibandingkan dengan isolasi fisik. Pada ekosistem darat dan ekosistem laut terjadi proses spesiasi yang prosesnya mirip namun memiliki tingkat peluang yang berbeda. Peluang terjadinya spesiasi pada kondisi isolasi geografi lebih memungkinkan pada spesies di daratan dibandingkan dengan spesies di lautan.^[4]

Imigrasi[sunting | sunting sumber]

Imigrasi menimbulkan spesiasi lokal yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses evolusi. Jumlah spesies akan bertambah lebih cepat ketika mengadakan imigrasi ke pulau-pulau baru berukuran besar. Pulau-pulau ini biasanya terbentuk setelah terjadi aktivitas vulkanik. Garis pantai yang lebih panjang dan area yang lebih luas pada pulau besar membuat laju peningkatan jumlah spesies menjadi lebih tinggi. Populasi-populasi spesies yang lebih banya jumlahnya juga sesuai dengan pulau yang berukuran besar. Dukungan ini membuat tingkat kepunahan menjadi lebih rendah. Imigrasi ke pulau besar juga menghasilkan faktor lain seperti keanekaragaman habitat dan jarak pulau dari massa daratan yang berpengaruh terhadap jumlah spesies yang menghuninya.^[5]

Dampak[sunting | sunting sumber]

Diversitas spesies[sunting | sunting sumber]

Spesiasi bersama dengan proses kepunahan telah menimbulkan diversitas spesies di Bumi. Prosesnya berlangsung sangat lama dan diperkirakan telah berlangsung selama 3,8 milyar tahun sejak dimulainya sejarah makhluk hidup. Proses kepunahan massal sendiri pernah terjadi sebanyak lima kali di Bumi melalui catatan sejarah.^[6] Menurut teori biogeografi pulau, keseimbangan antara laju spesiasi dan laju pengelompokan spesies terhadap laju kepunahan telah membuat kekayaan spesies tetap terpelihara.^[7]

Contoh nyata[sunting | sunting sumber]

Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea[sunting | sunting sumber]

Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea menjadi contoh dari berlangsungnya proses evolusioner dan biogeografis secara terus-menerus. Perbedaan dan keragaman jenis habitat maupun kumpulan spesies disebabkan oleh ukuran kepulauan, isolasi biogeografinya serta jarak antar pulau dan atol. Ekosistem di Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea membentuk spesiasi dari spesies leluhur tunggal. Endemisme laut dan terestrial yang sangat tinggi ditemukan pada sekumpulan spesies. Seperempat dari hampir 7.000 spesies laut di Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea telah ditetapkan sebagai spesies endemik. Seperlima spesies ikan di Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea juga merupakan endemik yang tidak ditemukan di kepulauan lainnya. Selain itu, tingkat endemisme spesies karang di Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea mencapai lebih dari 40%. Pencatatan spesies dalam suatu habitat masih bertambah untuk dipelajari lebih rinci. Kondisi terisolasi juga membuat Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea mengalami spesiasi di ekosistem terumbu karang. Pada puncak pemangsa terdapat hiu yang telah kehilangan fungsinya dari sebagian besar lingkungan pulau yang lain karena aktivitas manusia.^[8]

Indonesia[sunting | sunting sumber]

Proses spesiasi cenderung terjadi di Indonesia karena keadaan geografi yang berbentuk kepulauan.^[9] Faktor pendukung spesiasi di Indonesia ialah jarak pulau-pulaunya yang berjauhan.^[10] Spesiasi umumnya terjadi pada biota laut di beberapa lokasi laut Indonesia. Ciri-cirinya ialah adanya spesies endemik pada biota laut di Indonesia.^[11]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

^ Goss, Andrew (2014). The Floracrats: State-sponsored science and the failure of the enlightenment in Indonesia [Belenggu Ilmuwan dan Pengetahuan: Dari Hindia Belanda sampai Orde Baru]. Depok: Komunitas Bambu. hlm. 1. ISBN 978-602-940-232-2.
^ ^a ^b ^c Sumitro, S. B., Ambariyanto dan Toha, A. H. A. (2020). Epigenetika (PDF). Malang: UB Press. hlm. 74.
^ Sumarto, dkk. 2012, hlm. 94.
^ Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (Agustus 2019). Sains untuk Biodiversitas Indonesia (PDF). Jakarta Pusat: Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. hlm. 48. ISBN 978-602-61626-5-6.
^ Sumarto, dkk. 2012, hlm. 31.
^ Sumarto, dkk. 2012, hlm. 3.
^ Radiansyah, A. D., dkk. (2015). Strategi Nasional dan Arahan Rencana Aksi Pengelolaan Jenis Asing Invasif di Indonesia (PDF). Jakarta: Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. hlm. 10. ISBN 978-602-72942-2-6.
^ Douvere, Fanny (2018). Perdanahardja, Glaudy, ed. World Heritage Marine Sites, Managing effectively the world’s most iconic Marine Protected Areas, Best Practice Guide [Situs Perairan Warisan Dunia: Mengelola secara efektif Kawasan Konservasi Perairan yang paling ikonis di dunia, panduan praktik terbaik]. Diterjemahkan oleh Nugrahane, Ian. Paris: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. hlm. 34. ISBN 978-92-3-000065-3.
^ Atmoko, T., dkk. (Agustus 2021). Praktik Terbaik Pengelolaan Habitat Satwa Terancam Punah dalam Skala Bentang Alam: Sebuah Pembelajaran dari Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 1.
^ Sumarto, dkk. 2012, hlm. 70.
^ Dermawan, A., dkk. (2015). Dermawan, A., Wiadnyana, N. N., dan Suharsono, ed. Profil Keankaragaman Hayati Perairan Seri 1: Biota Perairan Dilindungi dan Terancam Punah (PDF). Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan. hlm. 16. ISBN 978-602-7913-45-5.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

Sumarto, S., dkk. (2012). Sumarto, Saroyo, ed. Biologi Konservasi (PDF). Bandung: CV. Patra Media Grafindo. ISBN 978-602-17976-1-7.

Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]

Coyne, J. A. & Orr, H. A. (2004). Speciation. Sunderlands, Massachusetts: Sinauer Associates, Inc. ISBN 0-87893-089-2.
Grant, V. (1981). Plant Speciation (edisi ke-2nd Edit.). New York: Columbia University Press. ISBN 0-231-05113-1.
Mayr, E. (1963). Animal Species and Evolution. Harvard University Press. ISBN 0-674-03750-2
White, M. J. D. (1978). Modes of Speciation. San Francisco, California: W. H. Freeman and Company. ISBN 0-716-70284-3.
Dedicated issue of Philosophical Transactions B on Speciation in microorganisms is freely available.^{[pranala nonaktif permanen]}

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Observed Instances of Speciation from the Talk.Origins Frequently Asked Questions
Speciation, and
Evidence for Speciation from Understanding Evolution Diarsipkan 2009-02-20 di Wayback Machine. by the University of California Museum of Paleontology
Speciation from John Hawks' Anthropology Weblog - paleoanthropology, genetics, and evolution

Artikel bertopik biologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

[1] Goss, Andrew (2014). The Floracrats: State-sponsored science and the failure of the enlightenment in Indonesia [Belenggu Ilmuwan dan Pengetahuan: Dari Hindia Belanda sampai Orde Baru]. Depok: Komunitas Bambu. hlm. 1. ISBN 978-602-940-232-2.

[:0-2] Sumitro, S. B., Ambariyanto dan Toha, A. H. A. (2020). Epigenetika (PDF). Malang: UB Press. hlm. 74.

[FOOTNOTESumarto,_dkk.201294-3] Sumarto, dkk. 2012, hlm. 94.

[4] Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (Agustus 2019). Sains untuk Biodiversitas Indonesia (PDF). Jakarta Pusat: Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. hlm. 48. ISBN 978-602-61626-5-6.

[FOOTNOTESumarto,_dkk.201231-5] Sumarto, dkk. 2012, hlm. 31.

[FOOTNOTESumarto,_dkk.20123-6] Sumarto, dkk. 2012, hlm. 3.

[7] Radiansyah, A. D., dkk. (2015). Strategi Nasional dan Arahan Rencana Aksi Pengelolaan Jenis Asing Invasif di Indonesia (PDF). Jakarta: Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. hlm. 10. ISBN 978-602-72942-2-6.

[8] Douvere, Fanny (2018). Perdanahardja, Glaudy, ed. World Heritage Marine Sites, Managing effectively the world’s most iconic Marine Protected Areas, Best Practice Guide [Situs Perairan Warisan Dunia: Mengelola secara efektif Kawasan Konservasi Perairan yang paling ikonis di dunia, panduan praktik terbaik]. Diterjemahkan oleh Nugrahane, Ian. Paris: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. hlm. 34. ISBN 978-92-3-000065-3.

[9] Atmoko, T., dkk. (Agustus 2021). Praktik Terbaik Pengelolaan Habitat Satwa Terancam Punah dalam Skala Bentang Alam: Sebuah Pembelajaran dari Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 1.

[FOOTNOTESumarto,_dkk.201270-10] Sumarto, dkk. 2012, hlm. 70.

[11] Dermawan, A., dkk. (2015). Dermawan, A., Wiadnyana, N. N., dan Suharsono, ed. Profil Keankaragaman Hayati Perairan Seri 1: Biota Perairan Dilindungi dan Terancam Punah (PDF). Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan. hlm. 16. ISBN 978-602-7913-45-5.

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

[9]

[10]

[11]

@@ Baris 1: / Baris 1: @@
-'''Spesiasi''' merupakan sebuah proses [[evolusi]] munculnya [[spesies]] baru. Terdapat empat jenis spesiasi alami, tergantung pada sejauh mana populasi yang berspesiasi terisolasi secara geografis dari satu populasi ke yang lainnya. Empat jenis spesiasi alami tersebut adalah: [[spesiasi alopatrik]], [[spesiasi peripatrik]], [[spesiasi parapatrik]], dan [[spesiasi simpatrik]]. Spesiasi juga dapat dilakukan secara buatan, melalui [[domestikasi]] ataupun eksperimen laboratorium.
+'''Spesiasi''' atau '''penspesiesan''' merupakan sebuah proses [[evolusi]] munculnya [[spesies]] baru. Terdapat empat jenis spesiasi alami, tergantung pada sejauh mana populasi yang berspesiasi terisolasi secara geografis dari satu populasi ke yang lainnya. Empat jenis spesiasi alami tersebut adalah: [[spesiasi alopatrik]], [[spesiasi peripatrik]], [[spesiasi parapatrik]], dan [[spesiasi simpatrik]]. Spesiasi juga dapat dilakukan secara buatan, melalui [[domestikasi]] ataupun eksperimen laboratorium.
+== Pengemuka teori ==
+[[Berkas:Alfred-Russel-Wallace-c1895.jpg|jmpl|[[Alfred Russel Wallace]] pada tahun 1895]]
+=== Alfred Russel Wallace ===
+[[Alfred Russel Wallace]] mulai menyusun teori spesiasi ketika mengadakan penjelajahan di alam [[Indonesia]]. Ia merumuskan teorinya pada tahun 1858 berdasarkan teori [[seleksi alam]] yang dikemukakan oleh [[Charles Darwin]]. Teori spesiasi yang dibuat oleh Alfred Russel Wallace dikirimkannya kepada Charles Darwin untuk dikomentari.<ref>{{Cite book|last=Goss|first=Andrew|date=2014|title=The Floracrats: State-sponsored science and the failure of the enlightenment in Indonesia|location=Depok|publisher=Komunitas Bambu|isbn=978-602-940-232-2|pages=1|trans-title=Belenggu Ilmuwan dan Pengetahuan: Dari Hindia Belanda sampai Orde Baru|url-status=live}}</ref>
+== Cakupan ilmu ==
+Spesiasi merupakan bagian dari makroevolusi karena [[evolusi]] terjadi dalam skala yang lebih tinggi dibandingkan spesies. Dalam makroevolsui, kedudukan spesiasi sama dengan kepunahan.<ref name=":0">{{Cite book|last=Sumitro, S. B., Ambariyanto dan Toha, A. H. A.|date=2020|url=http://repository.unipa.ac.id:8080/xmlui/bitstream/handle/123456789/899/Sutiman%20et%20al.%202020.pdf?sequence=1&isAllowed=y|title=Epigenetika|location=Malang|publisher=UB Press|pages=74|url-status=live}}</ref> Spesiasi menjadi bagian dari makroevolusi karena adanya kenyataan mengenai luasnya kisaran geografi. Kondisi demikian membuat spesies menjadi memiliki kemungkinan untuk terisolasi dalam suatu kawasan dan meningkatkan terjadinya spesiasi.<ref name=":0" /> Seluruh spesies dalam makroevolusi memberikan pengaruh bagi laju spesiasi.<ref name=":0" />
+== Faktor pendukung ==
+=== Iklim ===
+Laju spesiasi yang tinggi kemungkinan terjadi pada wilayah beriklim tropis. Penyebabnya adalah kondisi temperatur yang tinggi mampu mempercepat laju mutasi dengan kecepatan yang tinggi. Kondisi terbentuknya banyak spesies endemik di iklim tropis misalnya di kawasan [[Wallacea]].{{Sfn|Sumarto, dkk.|2012|p=94}}
+== Batas-batas ekologi ==
+Batas-batas ekologi memberikan peluang yang lebih tinggi untuk menyebabkan terjadinya spesiasi. Kemungkinan spesiasi akibat adanya batas-batas ekologis lebih tinggi dibandingkan dengan isolasi fisik. Pada [[ekosistem]] darat dan ekosistem laut terjadi proses spesiasi yang prosesnya mirip namun memiliki tingkat peluang yang berbeda. Peluang terjadinya spesiasi pada kondisi isolasi geografi lebih memungkinkan pada spesies di daratan dibandingkan dengan spesies di lautan.<ref>{{Cite book|last=Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia|date=Agustus 2019|url=https://batukarinfo.com/system/files/SIB_INDO_2019.pdf|title=Sains untuk Biodiversitas Indonesia|location=Jakarta Pusat|publisher=Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia|isbn=978-602-61626-5-6|pages=48|url-status=live}}</ref>
+=== Imigrasi ===
+Imigrasi menimbulkan spesiasi lokal yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses evolusi. Jumlah spesies akan bertambah lebih cepat ketika mengadakan imigrasi ke pulau-pulau baru berukuran besar. Pulau-pulau ini biasanya terbentuk setelah terjadi aktivitas vulkanik. Garis pantai yang lebih panjang dan area yang lebih luas pada pulau besar membuat laju peningkatan jumlah spesies menjadi lebih tinggi. Populasi-populasi spesies yang lebih banya jumlahnya juga sesuai dengan pulau yang berukuran besar. Dukungan ini membuat tingkat kepunahan menjadi lebih rendah. Imigrasi ke pulau besar juga menghasilkan faktor lain seperti keanekaragaman habitat dan jarak pulau dari massa daratan yang berpengaruh terhadap jumlah spesies yang menghuninya.{{Sfn|Sumarto, dkk.|2012|p=31}}
+== Dampak ==
+=== Diversitas spesies ===
+Spesiasi bersama dengan proses kepunahan telah menimbulkan diversitas spesies di Bumi. Prosesnya berlangsung sangat lama dan diperkirakan telah berlangsung selama 3,8 milyar tahun sejak dimulainya sejarah [[makhluk hidup]]. Proses kepunahan massal sendiri pernah terjadi sebanyak lima kali di Bumi melalui catatan sejarah.{{Sfn|Sumarto, dkk.|2012|p=3}} Menurut teori biogeografi pulau, keseimbangan antara laju spesiasi dan laju pengelompokan spesies terhadap laju kepunahan telah membuat kekayaan spesies tetap terpelihara.<ref>{{Cite book|last=Radiansyah, A. D., dkk.|date=2015|url=https://balaikliringkehati.menlhk.go.id/wp-content/uploads/STRANAS-JAI.pdf|title=Strategi Nasional dan Arahan Rencana Aksi Pengelolaan Jenis Asing Invasif di Indonesia|location=Jakarta|publisher=Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia|isbn=978-602-72942-2-6|pages=10|url-status=live}}</ref>
+== Contoh nyata ==
+=== Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea ===
+[[Berkas:Map_PMNM_2016.jpg|jmpl|Kawasan [[Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea]] ditandai dengan garis putus-putus.]]
+[[Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea]] menjadi contoh dari berlangsungnya proses evolusioner dan biogeografis secara terus-menerus. Perbedaan dan keragaman jenis habitat maupun kumpulan spesies disebabkan oleh ukuran kepulauan, isolasi biogeografinya serta jarak antar pulau dan atol. Ekosistem di Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea membentuk spesiasi dari spesies leluhur tunggal. Endemisme laut dan terestrial yang sangat tinggi ditemukan pada sekumpulan spesies. Seperempat dari hampir 7.000 spesies laut di Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea telah ditetapkan sebagai spesies endemik.  Seperlima  spesies ikan di Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea juga merupakan endemik yang tidak ditemukan di kepulauan lainnya. Selain itu, tingkat  endemisme  spesies  karang di Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea mencapai lebih dari 40%. Pencatatan spesies dalam suatu habitat masih bertambah untuk dipelajari lebih rinci. Kondisi terisolasi juga membuat Monumen Nasional Kelautan Papahānaumokuākea mengalami spesiasi di ekosistem terumbu karang. Pada puncak pemangsa terdapat hiu yang telah kehilangan fungsinya dari sebagian besar lingkungan pulau yang lain karena aktivitas manusia.<ref>{{Cite book|last=Douvere|first=Fanny|date=2018|url=https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000235316_ind|title=World Heritage Marine Sites, Managing effectively the world’s most iconic Marine Protected Areas, Best Practice Guide|location=Paris|publisher=United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization|isbn=978-92-3-000065-3|editor-last=Perdanahardja|editor-first=Glaudy|pages=34|translator-last=Nugrahane|translator-first=Ian|trans-title=Situs Perairan Warisan Dunia: Mengelola secara efektif Kawasan Konservasi Perairan yang paling ikonis di dunia, panduan praktik terbaik|url-status=live}}</ref>
+=== Indonesia ===
+[[Berkas:Indonesia_-_Sumatra_rotated_-_id.svg|jmpl|[[Indonesia]] sebagai [[negara kepulauan]] dengan [[pulau]]-pulau yang jaraknya berjauhan.]]
+Proses spesiasi cenderung terjadi di [[Indonesia]] karena keadaan [[geografi]] yang berbentuk kepulauan.<ref>{{Cite book|last=Atmoko, T., dkk.|date=Agustus 2021|url=https://www.researchgate.net/publication/361108879_Praktik_Terbaik_Pengelolaan_Habitat_Satwa_Terancam_Punah_Dalam_Skala_Bentang_Alam_Sebuah_Pembelajaran_dari_Kawasan_Ekosistem_Esensial_Wehea-Kelay|title=Praktik Terbaik Pengelolaan Habitat Satwa Terancam Punah dalam Skala Bentang Alam: Sebuah Pembelajaran dari Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay|location=Bogor|publisher=PT Penerbit IPB Press|pages=1|url-status=live}}</ref> Faktor pendukung spesiasi di Indonesia ialah jarak pulau-pulaunya yang berjauhan.{{Sfn|Sumarto, dkk.|2012|p=70}} Spesiasi umumnya terjadi pada biota laut di beberapa lokasi laut Indonesia. Ciri-cirinya ialah adanya spesies endemik pada biota laut di Indonesia.<ref>{{Cite book|last=Dermawan, A., dkk.|date=2015|url=https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/KKHL/BUKU/Profil%20Kehati%20Perairan.pdf|title=Profil Keankaragaman Hayati Perairan Seri 1: Biota Perairan Dilindungi dan Terancam Punah|publisher=Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan|isbn=978-602-7913-45-5|editor-last=Dermawan, A., Wiadnyana, N. N., dan Suharsono|pages=16|url-status=live}}</ref>
 == Lihat pula ==
@@ Baris 6: / Baris 41: @@
 * [[Kronospesies]]
 * [[Plastisitas beku]]
+== Referensi ==
+=== Catatan kaki ===
+<references />
+=== Daftar pustaka ===
+* {{Cite book|last=Sumarto, S., dkk.|date=2012|url=http://repo.unsrat.ac.id/1480/4/1._Biologi_Konservasi.pdf|title=Biologi Konservasi|location=Bandung|publisher=CV. Patra Media Grafindo|isbn=978-602-17976-1-7|editor-last=Sumarto|editor-first=Saroyo|ref={{sfnref|Sumarto, dkk.|2012}}|url-status=live}}
 == Bacaan lebih lanjut ==
 * {{cite book|author = Coyne, J. A. & Orr, H. A.|title = Speciation|edition =|publisher = Sinauer Associates, Inc|year = 2004|location = Sunderlands, Massachusetts|isbn = 0-87893-089-2}}
-* {{cite book|author = Grant, V.|title = Plant Speciation|edition = 2nd Edit.|publisher = Columbia University Press|year = 1981|location = New York|isbn = 0-231-05113-1}}
+* {{cite book|author = Grant, V.|title = Plant Speciation|url = https://archive.org/details/plantspeciation0000gran_g3t7|edition = 2nd Edit.|publisher = Columbia University Press|year = 1981|location = New York|isbn = 0-231-05113-1}}
 * [[Ernst Mayr|Mayr, E.]] (1963). ''Animal Species and Evolution''. Harvard University Press. ISBN 0-674-03750-2
-* {{cite book|author = White, M. J. D.|title = Modes of Speciation|edition =|publisher = W. H. Freeman and Company|year = 1978|location = San Francisco, California|isbn = 0-716-70284-3}}
+* {{cite book|author = White, M. J. D.|title = Modes of Speciation|url = https://archive.org/details/modesofspeciatio00whit|edition =|publisher = W. H. Freeman and Company|year = 1978|location = San Francisco, California|isbn = 0-716-70284-3}}
-* [http://publishing.royalsociety.org/microgenesis Dedicated issue of ''Philosophical Transactions B'' on Speciation in microorganisms is freely available.]
+* [http://publishing.royalsociety.org/microgenesis Dedicated issue of ''Philosophical Transactions B'' on Speciation in microorganisms is freely available.]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 == Pranala luar ==
 * [http://www.talkorigins.org/faqs/faq-speciation.html ''Observed Instances of Speciation''] from the [http://www.talkorigins.org/origins/faqs-qa.html Talk.Origins Frequently Asked Questions]
 * [http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/article/0_0_0/evo_40 Speciation], and
-* [http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/article/0_0_0/evo_45 Evidence for Speciation] from [http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/home.php Understanding Evolution] by the University of California Museum of Paleontology
+* [http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/article/0_0_0/evo_45 Evidence for Speciation] from [http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/home.php Understanding Evolution] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090220005828/http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/home.php |date=2009-02-20 }} by the University of California Museum of Paleontology
 * [http://johnhawks.net/weblog/topics/phylogeny/speciation.html Speciation] from [http://johnhawks.net/weblog/topics/phylogeny/ John Hawks' Anthropology Weblog - paleoanthropology, genetics, and evolution]
-{{biologi-stub}}
 {{Biologi nav}}
 {{evolusi}}
+{{Authority control}}
 [[Kategori:Spesiasi| ]]
@@ Baris 28: / Baris 72: @@
 [[Kategori:Evolusi]]
 [[Kategori:Biologi evolusi]]
+{{biologi-stub}}

l b s Topik dasar tentang biologi evolusioner
Bukti nenek moyang bersama
Proses-proses dari evolusi	Adaptasi Makroevolusi Mikroevolusi Spesiasi
Mekanisme genetika populasi	Aliran gen Hanyutan genetik Mutasi Seleksi alam
Konsep biologi perkembangan evolusioner (Evo-devo)	Kanalisasi Inversi Modularitas Plastisitas fenotip
Evolusi struktur sosial dan proses psikologis	Budaya Emosi Eusosialitas Inteligensi manusia Skizofrenia Bahasa Moralitas Agama
Evolusi organ dan proses biologis	Penuaan Burung terbang Kompleksitas biologis Selular Melihat warna Penglihatan warna pada primata DNA Sel eukariota Kromatin Sistem endomembran Mata Flagela Rambut Mitokondria Multiselular Tulang lunak pendengaran mamalia Evolusi mosaik Sistem saraf Otak Nukleus Plastid Seks
Evolusi Taksa	Burung Brakiopoda Kucing Cephalopoda Dinosaurus Anjing Lumba-lumba dan paus Ikan Jamur Kuda Manusia Influensa Serangga Kupu-kupu Lemur Kehidupan Mamalia Moluska Tanaman Reptil Sapi laut Laba-laba Tetrapoda Virus Hepatitis C
Mode-mode spesiasi	Anagenesis Catagenesis Kladogenesis Ecological Hibrida Parapatri Peripatri Simpatri
Sejarah pemikiran evolusioner	Charles Darwin Teori gen egois Kehidupan (Pohon klasifikasi) Sintesis evolusioner modern On the Origin of Species
Subbidang lain	Genetika ekologis Evolusi molekuler Filogenetik Sistematika
Daftar topik biologi evolusioner Rentang waktu evolusi Sejarah evolusioner kehidupan

Pengawasan otoritas
Umum	Integrated Authority File (Jerman)
Perpustakaan nasional	Ukraina Amerika Serikat Latvia Republik Ceko
Lain-lain	Microsoft Academic 2