Lompat ke isi

Bahasa Sunda Cirebon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Mengembalikan suntingan oleh Jacksalemm (bicara) ke revisi terakhir oleh Dhivehi Man
Tag: Pengembalian
 
(68 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{bahasa
{{bukan|bahasa Cirebon}}
{{Bahasa|name=Sunda Cirebon|altname=Dialek Timur Laut|nativename=ᮘᮞ ᮝᮨᮝᮨᮀᮊᮧᮔ᮪ ᮎᮤᮛᮨᮘᮧᮔ᮪<br>''Basa Wewengkon Cirebon''|familycolor=Austronesian|glotto=cire1239|glottofoot=no|pronunciation={{IPA|basa sʊnda t͡ʃirəbɔn|}}|states=
|name= Bahasa Sunda Cirebon
[[Bahasa di Indonesia|Indonesia]]|region={{tree list}}
|nativename=''Basa Sunda Cirebon''
*[[Keresidenan Cirebon|Eks-Keresidenan Cirebon]]
| familycolor= Austronesian
** {{Kab singkat| Cirebon}}
| states= {{flag|Indonesia}}
** {{Kab singkat| Indramayu}}
| region={{flag|Jawa Barat}}
** {{Kab singkat| Kuningan}}
* [[File:Lambang Kabupaten Cirebon.gif|15px]] [[Kabupaten Cirebon]] perbatasan cirebon - kuningan
** {{Kab singkat| Majalengka}}
* [[File:Lambang Kabupaten Subang.jpeg|15px]] [[Kabupaten Subang]]
** {{Kab singkat| Cirebon}}
* [[File:Lambang Kabupaten Indramayu.png|15px]] [[Kabupaten Indramayu]] bagian selatan
{{Tree list/end}}
* [[File:Lambang Kabupaten Majalengka.svg|15px]] [[Kabupaten Majalengka]]
|speakers=3.940.436|date=2020|fam1=[[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]|fam2=[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]|fam3=[[Rumpun bahasa Kalimantan Utara Raya|Kalimantan Utara Raya]]?|fam4=[[Rumpun bahasa Sunda-Badui|Sunda-Badui]]|fam5=[[Bahasa Sunda|Sunda]]| fampos = Sunda|lingua=[http://www.hortensj-garden.org/index.php?tnc=1&tr=lsr&nid=31-MFN-ah 31-MFN-ah]|fam6=[[Dialek bahasa Sunda#Dialek Timur Laut|Sunda Timur Laut]]|notice=IPA|script=[[Alfabet bahasa Sunda]], [[Aksara Sunda Baku]]|linglist=sun-cir|ancestor=[[Bahasa Proto-Austronesia|Proto-Austronesia]]|ancestor2=[[Bahasa Proto-Melayu-Polinesia|Proto-Melayu-Polinesia]]|ancestor3=[[Bahasa Sunda Kuno]]|ref={{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=6}}|dia1=[[Bahasa Sunda Brebes|Sunda Brebes]]|dia2=Sunda Cirebon|dia3=[[Bahasa Sunda Indramayu|Sunda Indramayu]]|dia4=[[Bahasa Sunda Kuningan|Sunda Kuningan]]|dia5=[[Bahasa Sunda Majalengka|Sunda Majalengka]]}}
* [[File:Logo Kabupaten kuningan.jpg|15px]] [[Kabupaten Kuningan]]
[[File:Struktur Bahasa Sunda Dialek Cirebon 0000.jpg|jmpl|250px|Struktur Bahasa Sunda Dialek Cirebon terbitan 1985]]
| speakers=
'''Bahasa Sunda Cirebon''' ('''BSC''') adalah varietas bahasa Sunda yang dituturkan di wilayah bekas [[Keresidenan Cirebon]].{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=2}} Varietas bahasa yang dimaksud adalah [[Kesinambungan dialek|sekumpulan dialek atau klaster dialek]] yang menyebar di wilayah [[Kabupaten Kuningan]], [[Kabupaten Majalengka]], sebagian [[Kabupaten Cirebon]], sebagian kecil [[Kota Cirebon]], dan sebagian kecil [[Kabupaten Indramayu]].{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=3}}{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=6}} Bahasa Sunda Cirebon diperkirakan mempunyai penutur sekitar 60% dari seluruh penduduk yang menempati wilayah eks-Keresidenan Cirebon.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=6}} Bila merujuk pada data statistik pada tahun 2020, akumulasi dari jumlah penduduk di wilayah eks-Keresidenan Cirebon adalah 6.567.393, dengan demikian jumlah penutur bahasa Sunda Cirebon sekitar 3.940.436 jiwa.
| date=2020
| fank=
| fam2=[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
| fam3=diperdebatkan:<br>[[Rumpun bahasa Melayu–Sumbawa|Melayu–Sumbawa]] atau [[Rumpun bahasa Kalimantan Utara Raya|Kalimantan Utara Raya]]
| fam4= [[Bahasa Sunda|Sunda]]
| nation=
| script= [[Alfabet Latin]], [[Aksara Sunda Baku]]
| agency= ''Lembaga Basa jeung Sastra Sunda''<br>Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat
| iso1=
| iso2=
| glotto= cire1239|glottorefname=Cirebon Sundanese}}


Bahasa Sunda Cirebon hingga kini masih hidup dan digunakan sebagai alat komunikasi lisan dalam kegiatan sehari-hari dan kehidupan [[Sosialisme|sosial]] [[budaya]] sejak [[Masa lalu|masa lampau]].{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=1}} Jarak yang cukup jauh antara wilayah penutur bahasa Sunda Cirebon dengan [[bahasa Sunda Priangan]] (bahasa Sunda baku) menyebabkan adanya kekhasan dalam bahasa Sunda Cirebon yang berbeda dengan bahasa Sunda baku, perbedaan tersebut terdapat dalam hal [[Tata bahasa|struktur bahasa]], [[kosakata]], maupun [[intonasi]] sehingga memunculkan adanya pola-pola tertentu dalam [[frasa]], [[klausa]], dan [[Kalimat|susunan kalimat]].{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=2-3}} Karena bahasa Sunda Cirebon memiliki wilayah penuturan yang cukup luas, fungsi dan kedudukannya memiliki makna yang penting.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=2}} Dari kenyataan yang ditempukan di lapangan, bahasa Sunda Cirebon digunakan sebagai penghubung antara anggota masyarakat dengan anggota aparatur pemerintahan, ataupun antaranggota masyarakat itu sendiri.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=1-3}}
'''Bahasa Sunda Cirebon''' atau '''Sunda Cirebon''' adalah sebuah dialek [[bahasa Sunda]] yang meliputi [[Kabupaten Kuningan|Kuningan]], [[Kabupaten Majalengka|Majalengka]], bagian selatan [[Kabupaten Cirebon|Cirebon]], bagian selatan [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]] dan [[Kabupaten subang|Subang]].


== Fonologi ==
Bahasa Sunda Cirebon meliputi berbagai ragam percakapan atau dialek dari Bahasa Sunda wilayah Timur Laut ([[Kabupaten Kuningan|Kuningan]]), Bahasa Sunda wilayah Tengah-Timur ([[Kabupaten Majalengka|Majalengka]]) serta beberapa ragam dialek Bahasa Sunda yang berbatasan langsung dengan tanah kultural budaya Jawa ataupun budaya Cirebonan, misalkan ragam percakapan bahasa Sunda Parean dan Sunda Lea di wilayah [[Kandanghaur, Indramayu|Kecamatan Kandang Haur]] dan [[Lelea, Indramayu|Kecamatan Lelea]] di [[Kabupaten Indramayu]] yang berbatasan langsung dengan tanah kultural budaya Cirebon-Indramayuan yang menggunakan [[Bahasa Jawa Cirebon|Bahasa Cirebon dialek Indramayuan]] atau ragam percakapan Bahasa Sunda Binong di [[Binong, Subang|Kecamatan Binong]] yang juga terpengaruh langsung oleh [[Bahasa Jawa Cirebon|Bahasa Cirebon dialek Indramayuan]] dan [[Bahasa Jawa Banyumasan|Bahasa Jawa Banyumas]] yang dibawa oleh pendatang dari [[Kabupaten Tegal|Tegal]] dan [[Kabupaten Brebes|Brebes]] pada awal abad ke 20 melalui jalur kereta api Tegal-Brebes ke wilayah barat Indramayu<ref>Kasim, Supali. "Sisi Gelap Sejarah Indramayu" {{citation broken}}</ref> dan sekitarnya, sehingga dalam ragam percakapan Bahasa Sunda Binong juga dikenal istilah "Nyong" (untuk menyebut kata "Saya") dan istilah "Wong" (untuk menyebut kata "Orang").
[[Fonologi|Sistem bunyi]] bahasa Sunda Cirebon tidak berbeda dengan bahasa Sunda baku, sehingga jumlah [[fonem]] [[vokal]] maupun [[konsonan]] pada dua dialek tersebut sama-sama berjumlah 25 dengan fonem konsonan sebanyak 18 dan fonem vokal sebanyak 7.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=9}} Hal ini dijabarkan sebagai berikut.

=== Vokal ===
Vokal dalam bahasa Sunda Cirebon yang berjumlah 7 dapat diamati pada tabel di bawah ini.
<center>
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
|+[[Vokal]]
!
!Depan
!Madya
!Belakang
|-
!Tertutup
|i
|u
|-
!Tengah
|-
!Terbuka
|
|a
|
|}
</center>
* [ɤ] adalah [[alofon]] [ɨ] seperti pada /bɨtɨŋ/ 'perut' [bɨtɨŋ] atau pun [bɤtɤŋ] dan /dɨi/ 'lagi' [dɨi] atau pun [dɤi].
* [ɤ] juga adalah alofon [ɔ] seperti pada /naɔn/ 'apa' [naɔn] atau pun [naɤn].
* [ɛ] adalah alofon [i] seperti pada /id͡ʒɔ/ 'hijau' [id͡ʒɔ] atau pun [ɛd͡ʒɔ].
* Diftong [ui] dalam [[Bahasa Sunda|Bahasa Sunda Baku]] dialek menjadi [i] seperti pada [tului] 'selanjutnya' menjadi [tɔli].
* Vokal di akhir dapat dikenakan bunyi hentian glotis seperti pada [əntɨʔ] 'tidak'.
* Pada Bahasa Sunda Cirebon di [[Lelea, Indramayu]], beberapa vokal yang dapat hadir di dalam kata di Bahasa Sunda Baku dapat tereduksi hingga hilang sama sekali seperti pada [salapan] di Bahasa Sunda Baku menjadi [slapan]; [ŋalakɔn] > [ŋlakɔn]; [parɛan] > [prɛan]; [t͡ʃarita] > [t͡ʃrita]; [sabaraha] > [səbraha].
* /a/ dan /i/ pada suku kata awal di Bahasa Sunda Baku dapat tereduksi menjadi [ə] seperti pada [sad͡ʒalan] > [səd͡ʒalan]; [sapərti] > [səpərti]; [mimiti] > [məmiti].
* /i/ di Bahasa Sunda Baku, selayaknya di [[Bahasa Sunda Banten]], di [[Lelea, Indramayu]], dapat menjadi /ɔ/ seperti [int͡ʃu] > [ɔnt͡ʃu]; [tilu] > [tɔlu]; [ninun] > [nɔnun]; [ditu] > [dɔtu]; [diuk] > [dɔuk]; [timu] > [tɔmu].</center>

=== Fonem vokal ===
Untuk contoh-contoh tentang posisi fonem vokal, baik itu di awal, tengah, maupun akhir dapat dilihat pada tabel berikut.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=10}}{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=11}}
<center>
{| class="wikitable"
|+
! rowspan="2" |Fonem
! colspan="3" |Posisi
|-
!Awal
!Tengah
!Akhir
|-
|/i/
|/i.aŋ/ 'pergi'
|/si.riŋ/ 'sisi'
|/gi.li/ 'jalan'
|-
|/ɛ/
|/ɛ.tɛm/ 'ketam'
|/ŋɛ.ɛs/ 'tidur'
|/cə.wɛ.nɛ/ 'gadis'
|-
|/ə/
|/ən.dog/ 'telur'
|/də.rəp/ 'kuli penuai padi'
|
|-
|/u/
|/u.duh/ 'empuk'
|/bu.jut/ 'ayah dari kakek'
|/ku.ru/ 'kurus'
|-
|/ɨ/
|/ɨ.wɨh/ 'tak ada'
|/pɨ.d͡ʒɨh/ 'hati-hati'
|/hən.tɨ/ 'tidak'
|-
|/ɔ/
|/ɔ.mɔŋ/ 'bicara'
|/kɔ.lɔt/ 'tua'
|/d͡ʒə.rɔ/ 'dalam'
|-
|/a/
|/a.ja/ 'ada'
|/ɲa.ʔah/ 'sayang'
|/rə.ga/ 'harga'
|}
</center>

=== Konsonan ===
Konsonan pada bahasa Sunda Cirebon yang berjumlah 18 dijabarkan pada tabel di bawah ini.
<center>
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
|+[[Konsonan]]
! colspan="2" |
![[Konsonan dwibibir|Dwi-bibir]]
![[Konsonan gigi|Gigi]]
![[Konsonan langit-langit|Langit-langit{{br}}keras]]
![[Konsonan hampiran langit-langit belakang|Langit-langit{{br}}lunak]]
![[Konsonan celah suara|Celah suara]]
|-
! colspan="2" | [[Konsonan sengau|Sengau]]
| m
| n
| ɲ
| ŋ
|
|-
! rowspan="2" | [[Konsonan letup|Letup]]/[[Konsonan gesek|Gesek]]
!<small>nirsuara</small>
| p
| t
| t͡ʃ
| k
| ʔ
|-
!<small>bersuara</small>
|b
|d
|d͡ʒ
|g
|h
|-
! colspan="2" | [[Konsonan desis|Desis]]/[[Konsonan frikatif|Geser]]
|
| s
|
|
|
|-
! colspan="2" | [[Konsonan kepak|Kepak]]/[[Konsonan hampiran|Hampiran]]
|
| r l
|
|
|
|-
! colspan="2" | [[Semivokal]]
| w
|
| j
|
|}
</center>
* /h/ seringkali hilang, misalnya /həntɨ/ [əntɨ] 'tidak'.
* [[Metatesis (linguistik)|Metatesis]] dapat terjadi seperti pada /riwajat/ menjadi [wirajat]; /wahaŋan/ menjadi [hawaŋan]. </center>

=== Fonem konsonan ===
Pada tabel di bawah ini, dipaparkan posisi fonem-fonem konsonan di awal, tengah, dan akhir.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=11-12}}
<center>
{| class="wikitable"
! rowspan="2" |Fonem
! colspan="3" |Posisi
|-
!Awal
!Tengah
!Akhir
|-
|/p/
|/pa.rɛ/ 'padi'
|/sə.pit/ 'sunat'
|/kɨ.jɨp/ 'ketam'
|-
|/b/
|/bə.bə.ra/ 'sawah baru'
|/ta.bɔ/ 'sabut'
|/t͡ʃa.lub/ 'subur'
|-
|/m/
|/ma.war/ 'mawar'
|/ka.mi/ 'saya'
|/t͡ʃə.ləm/ 'sayur (jenis kuliner, bedakan [[Sayur|sayuran]])'
|-
|/t/
|/tɛ.ɔh/ 'bawah'
|/t͡ʃa.tu/ 'jatah padi'
|/maŋ.kat/ 'berangkat'
|-
|/d/
|/du.lur/ 'saudara'
|/mu.du/ 'harus'
|/kɔ.sɔd/ '''kosod''<nowiki/>'{{Discuss}}
|-
|/n/
|/na.pɛ/ 'membuat [[tapai]]'
|/nɔ.nun/ 'menenun'
|/na.ɨn/ 'apa'
|-
|/t͡ʃ/
|/t͡ʃa.ɔr/ 'alat tenun'
|/bon.t͡ʃɛl/ 'jenis ikan'
|
|-
|/d͡ʒ/
|/d͡ʒam.broŋ/ 'udang besar'
|/u.d͡ʒu.ŋan/ 'ujung'
|
|-
|/ɲ/
|/ɲa.nɛh/ 'kamu'
|/ka.ɲɛ.rɛ/ 'tanaman [[:su:Kanyéré|kanyere]]'
|
|-
|/k/
|/ku.kum.buŋ/ 'penghalang'
|/rak.sa/ 'jaga'
|/wu.duk/ 'nasi uduk'
|-
|/g/
|/ga.gɛ/ 'cepat'
|/rə.ga/ 'harga'
|/ba.dog/ 'rampok'
|-
|/ŋ/
|/ŋo.ra/ 'muda'
|/muŋ.kal/ 'batu'
|/ka.saŋ/ 'kain penutup'
|-
|/s/
|/se.pit/ 'sunat'
|/ru.si.a/ 'bertengkar'
|/rɛ.rɛs/ 'selesai'
|-
|/h/
|/hɨ.bɨl/ 'masa lampau'
|/bu.ra.hɔl/ 'nakal'
|/ru.rah/ 'tetua kampung'
|-
|/l/
|/la.diŋ/ 'pisau'
|/gi.li/ 'jalan orang'
|/ka.til/ 'keranda'
|-
|/r/
|/rɛ.rɛs/ 'selesai'
|/wi.ra.jat/ 'riwayat'
|/si.ar/ 'cari'
|-
|/w/
|/wɛ.daŋ/ 'camilan'
|/ku.wu/ 'kepala desa'
|/t͡ʃə.waw/ 'mulut yang terbuka'
|-
|/j/
|/ja.kin/ 'yakin'
|/wa.jah/ 'kala'
|/d͡ʒu.rej/ 'banyak ikannya'
|}
</center>

== Morfologi ==
Dalam bidang [[Morfologi (linguistik)|morfologi]], ditemukan banyak persamaan antara bahasa Sunda Cirebon dengan bahasa Sunda baku, meskipun juga ditemukan beberapa perbedaan yang cukup mencolok.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=48}} Bentukan linguistik yang dapat diamati di antaranya berupa [[morfem]], [[kata]], [[frasa]], [[klausa]], dan [[kalimat]].{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=12}} Hal-hal ini dijelaskan pada bagian di bawah ini.

=== Morfem ===
Ada [[Morfem bebas dan terikat|morfem bebas dan morfem terikat]], morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan digunakan dalam tuturan bahasa sehari-hari. Contoh morfem bebas yaitu, ''kuring'' 'saya', ''indit'' 'pergi', dan ''gawé'' 'kerja'. Sementara itu, morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan hanya dapat digunakan dalam tuturan ketika sudah mengalami proses morfologi. Morfem terikat terdiri dari morfem terikat secara morfologis dan morfem terikat secara sintaksis.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=12-13}}

Morfem terikat secara morfologis (MIM) merupakan morfem yang akan memiliki arti jika sudah terikat dengan morfem bebas, misalnya ''di-'' yang terikat dengan ''gawé'' menjadi ''digawé'' 'bekerja', ''dipi-'' dalam ''dipigawé'' 'dikerjakan', ''-keun'' dalam ''gawékeun'' 'kerjakan', serta ''pi-''/''-eun'' dalam ''pigawéeun'' 'sesuatu yang akan dikerjakan'. Lazimnya, MIM ini dalam bahasa Sunda berupa [[afiks]] (imbuhan). Morfem terikat secara sintaksis (MIS) adalah morfem yang berpadu dengan morfem lain dalam sebuah kalimat yang terbentuk. Misalnya: ''di'' dalam untaian kalimat ''Di Bandung jeung Jakarta usum rambutan'' 'Di Bandung dan Jakarta musim rambutan', ''téh'' 'itu', ''keur'' 'untuk' dalam untaian kalimat ''Duit téh keur anak jeung pamajikan'' 'Uang itu untuk anak dan istri'.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=13}}

=== Kata ===
Terdapat empat macam kata, yaitu: kata tunggal atau sederhana, kata kompleks, kata ulang, dan kata majemuk. Kata tunggal adalah kata yang berupa morfem bebas, contohnya, ''jelema'' 'orang', ''bageur'' 'baik', dan ''leumpang'' 'berjalan'. Kata kompleks adalah kata yang berisi satu atau lebih bentuk-bentuk terikat, contohnya: ''pagawé'' 'pegawai', ''sinatria'' 'bersifat satria', ''pakéeun'' 'yang bakal dipakai', ''ngabaékeun'' 'mengabaikan', dan ''lak-lakdasar'' 'dicaci maki'. Kata ulang adalah kata yang dibentuk dengan reduplikasi, contohnya: dari kata dasar ''sépak'' 'sepak' dapat diproduksi turunan-turunannya seperti, ''sésépak'' 'menyepak-nyepak', ''sépak-sépak'' 'sepak-sepak', dan ''supak-sépak'' 'sepak-sepak'.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=13}}

Kata majemuk adalah sebuah kata dapat terdiri dari morfem awal yang ditambah dengan morfem asal (baik itu ditambahkan dengan imbuhan ataupun tidak). Ada enam macam kata majemuk, seperti yang dijabarkan di bawah ini.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=13-14}}

# Kata majemuk yang dibentuk dari kata tunggal + kata tunggal, contohnya, ''panon poé'' 'matahari', dan ''panjang leungeun'' 'panjang tangan'.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=13}}
# Kata majemuk yang dibentuk dari kata tunggal + kata kompleks, maupun sebaliknya, contohnya, ''asak kapoé'' 'matang terpaksa', ''paméran batik'' 'pameran batik'.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=13}}
# Kata majemuk yang dibentuk dari kata tunggal + kata majemuk, maupun sebaliknya, contohnya, ''konci beusi'' 'kunci lemari besi', ''kuda rénggong Sumedang'' 'kuda renggong Sumedang'.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=13}}
# Kata majemuk yang dibentuk dari kata kompleks + kata majemuk, maupun sebaliknya, contohnya, ''padukuhan urang désa'' 'pemukiman orang desa', ''lembur singkur paniisan'' 'kampung terpencil peristirahatan'.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=13}}
# Kata majemuk yang dibentuk dari kata kompleks + kata kompleks, contohnya, ''paméran pertanian'' 'pameran pertanian', ''pimitohaeun dulur téré'' 'calon mertua saudara tiri'.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=13-14}}
# Kata majemuk yang dibentuk dari kata majemuk + kata majemuk, contohnya, ''kulub endog hayam kampung'' 'telur rebus ayam kampung', ''sangu goréng béas Cianjur'' 'sangu goreng beras Cianjur'.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=14}}

=== Proses morfologis ===
Dalam bahasa Sunda, termasuk dalam hal ini bahasa Sunda Cirebon, terdapat empat macam proses morfologis, yaitu afiksasi, [[Reduplikasi|pengulangan]], [[Jamak|pemajemukan]], dan [[Penyengauan|nasalisasi]].{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=14}}

==== Afiksasi ====
Afiksasi ialah pembentukan kata dengan pengimbuhan, yang berarti penambahan [[afiks]] pada kata dasar, jika afiks ditambahkan pada awal kata, maka afiks tersebut disebut sebagai prefiks dan prosesnya dinamakan prefiksasi, jika pada tengah kata, maka afiks menjadi infiks yang dan prosesnya disebut infiksasi, dan jika pada akhir kata, maka afiks menjadi sufiks dan prosesnya disebut sufiksasi.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=15}}

===== Prefiksasi =====
Di bawah ini adalah tabel yang memperinci jenis-jenis prefiks beserta prefiksasinya.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=15-16}}
{| class="wikitable"
|+
!Prefiks
!Prefiksasi
!Prefiks
!PrefiksasiPrefiksasi
|-
|''pa-''
|''paijek'' 'terinjak'
''pagawé'' 'pegawai'
|''ma-''
|''magawé'' 'bekerja'
|-
|''pak-''
|''pakséngok'' 'bersengok'
|''mang-''
|''mangtaun-taun'' 'bertahun-tahun'
|-
|''pang-''
|''panganggit'' 'pengarang'
|''ti-''
|''tilantar'' 'terlantar'
|-
|''para-''
|''parakuwu'' 'para kepala desa'
|''ting-''
|''tinggarauh'' 'bersorak-sorai'
|-
|''pari-''
|''paribasa'' 'peribahasa'
|''di-''
|''dipépér'' 'dipotong'
|-
|''pating-''
|''patingsaruit'' 'bersuit-suitan'
|''ka-''
|''kahiji'' 'kesatu'
|-
|''pra-''
|''prajurit'' 'prajurit'
|''nga-''
|''ngamuhit'' 'memuja'
|-
|''pri-''
|''pribumi'' 'pribumi'
|''sa-''
|''sadongdang'' 'sedondang'
|-
|''per-''
|''pertelu'' 'pertiga'
|''sang-''
|''sanghulu'' 'arah kepala sewaktu terlentang'
|-
|''pi-''
|''pisaur'' 'kata'
|''si-''
|''sibeungeut'' 'cuci muka'
|-
|''bala-''
|''balakecrakan'' 'makan-makan'
|''silih-''
|''silihéjék'' 'saling ejek'
|-
|''bal(r)ang''
|''barangsiar'' 'mencari'
|
|
|}
Keseluruhan prefiks yang dijabarkan pada tabel di atas produktif digunakan dalam bahasa Sunda Cirebon, dengan pengecualian untuk prefiks ''ma-'' dan ''si-'' yang tidak produktif.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=16}}

Ada prefiks yang diciptakan dengan menggabungkan prefiks-prefiks yang telah ada pada awal kata.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=16}}
{| class="wikitable"
|+
!Prefiks-prefiks
!Prefiksasi
|-
|''pi- + ka-''
|''pikalucueun'' 'menyebabkan lucu'
|-
|''di- + pi-''
|''dipiindung'' 'dianggap seperti ibu'
|-
|''di- + per-''
|''dipertelu'' 'dipertiga'
|-
|''di- + pi- + ka+''
|''dipikahayang'' 'dikehendaki'
|-
|''sa- + ka-''
|''sakainget'' 'seingatnya'
|-
|''sa- + pa-(N)''
|''sapamendak'' 'setemunya'
|}

===== Sufiksasi =====
Di bawah ini dijabarkan contoh-contoh sufiks beserta proses sufiksasinya.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=16-17}}
{| class="wikitable"
|+
!Sufiks
!Sufiksasi
|-
|''-keun''
|''nuhunkeun'' 'minta'
|-
|''-na''
|''cukupna'' 'cukupnya'
|-
|''-an''
|''kumpulan'' 'kumpulan'
|-
|''-eun''
|''paéheun'' 'kematian'
|-
|''-a''
|''ngaputa'' 'menjahit'
|-
|''-ing''
|''bakating'' 'karena'
|-
|''-ning''
|''kayaning'' 'seperti'
|-
|''-i''
|''ngaleuleuwihi'' 'melebihi'
|}
Terdapat sufiks yang dibentuk dengan menggabungkan lebih dari satu sufiks yang telah ada untuk direkatkan di akhir kata.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=17}}
{| class="wikitable"
|+
!Sufiks-sufiks
!Sufiksasi
|-
|''-keun + -eun''
|''bagikeuneun'' 'yang akan dibagikan'
|-
|''-keun + -an + -na''
|''(di)pentaskeunana'' 'dipentaskannya'
|-
|''-an + -an''
|''horénganan'' 'menyatakan keheranan'
|-
|''-an + -an + -an''
|''anak-anakanana'' 'anak-anaknya'
|-
|''-an + -eun''
|''kaputaneun'' 'yang akan dijahit'
|-
|''-an + -i''
|''nyakséni'' 'menyaksikan'
|-
|''-eun + -an + -na''
|''bacaeunana'' 'yang akan dibacanya'
|}
Semua sufiks yang telah dijabarkan di atas produktif digunakan di seluruh wilayah penuturan bahasa Sunda Cirebon, walaupun begitu, ada beberapa sufiks yang hanya digunakan di wilayah Indramayu (wilayah penuturan [[Bahasa Sunda Indramayu|bahasa Sunda Parean-Lelea]]), seperti sufiks ''-é'' pada ''asalé'' 'asalnya', ''-né'' pada ''artiné'' 'artinya', dan ''-a'' pada ''ngaputa'' 'menjahit'. Sufiks ''-eun'' dalam bahasa Sunda Cirebon diperlakukan seperti sufiks ''-keun'' dalam bahasa Sunda Priangan, seperti pada ''ngarosuleun'' 'merasulkan'.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=17-18}}

===== Simulfiksasi =====
Simulfiksasi adalah gabungan penambahan sufiks dan prefiks, yang berarti penambahan afiks pada awal kata dan akhir kata secara bersamaan.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=18-19}}
{| class="wikitable"
|+
!Prefiks
!Sufiks
!Simulfiksasi
!Prefiks
!Sufiks
!Simulfiksasi
|-
|''pi-''
|''-eun''
|''pibenereun'' 'yang akan benar'
|''di- + si-''
|''-an''
|''disibeungeutan'' 'dicuci muka'
|-
|''pi-''
|''-na''
|''pisaurna'' 'katanya'
|''ka-''
|''-an''
|''kabuyutan'' 'bebuyutan'
|-
|''pi-''
|''-an''
|''pileuleuyan'' 'selamat tinggal'
|''ka-''
|''-an + an + -na''
|''kahirupanana'' 'kehidupannya'
|-
|''pi- + ka-''
|''-eun''
|''pikalucueun'' 'menyebabkan lucu'
|''nga-''
|''-keun''
|''ngaderepkeun'' 'memotong padi'
|-
|''pa-''
|''-an''
|''paimahan'' 'perumahan'
|''nga-''
|''-an''
|''ngalétakan'' 'menjilati'
|-
|''pa-''
|''-na''
|''pagawéna'' 'pegawainya'
|''nga-''
|''-eun''
|''ngadéngéeun'' 'dia mendengar'
|-
|''pang-''
|''-na''
|''pangpinterna'' 'terpintar'
|''sa-''
|''-na''
|''sakuasana'' 'sekuasanya'
|-
|''pang-(N)''
|''-keun''
|''pangnuhunkeun'' 'dimintakan'
|''sa-''
|''-an''
|''saturunan'' 'seturunan'
|-
|''pang-(N)''
|''-an + -keun''
|''pangnulisankeun'' 'menyuruh ditulisi'
|''sa-''
|''-eun''
|''sahuapeun'' 'hanya sesuap'
|-
|''di-''
|''-an''
|''diteundeunan'' 'disimpani'
|''sa-''
|''-keun''
|''salombangkeun'' 'selubangkan'
|-
|''di-''
|''-keun''
|''disérénkeun'' 'diserahkan'
|''sang-''
|''-keun''
|''sanghareupkeun'' 'hadapkan'
|-
|''di- + pang-(N)''
|''-keun''
|''dipangmacakeun'' 'dibacakan'
|''si-''
|''-an''
|''sibeungeutan'' 'dicucikan mukanya'
|-
|''di- + sa-''
|''-keun''
|''disabeungkeutkeun'' 'diseikatkan'
|''silih-''
|''-an''
|''silihtulungan'' 'saling tolong'
|-
|''di- + sang-''
|''-keun''
|''disanghareupkeun'' 'dihadapkan'
|''silih-''
|''-keun''
|''silihgoréngkeun'' 'saling ejek'
|}
Beberapa prefiks seperti ''ba-'' dan ''pa-'' memiliki variasi ''be-'' dan ''pe-'' yang terutama digunakan di wilayah penuturan [[bahasa Sunda Indramayu]] ([[Parean Girang, Kandanghaur, Indramayu|Parean]]-[[Lelea, Indramayu|Lelea]]).{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=19}}

===== Infiksasi =====
Infiks adalah afiks yang diletakkan di tengah-tengah kata. Berikut ini adalah contoh-contoh infiks beserta infiksasinya.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=20}}
{| class="wikitable"
|+
!Infiks
!Infiksasi
|-
|''-in-''
|''pinangéran'' 'yang dianggap pangeran'
|-
|''-um-''
|''rumaos'' 'merasa'
|-
|''-ar-''
|''rareuneuh'' 'pada hamil'
|-
|''-al-''
|''laleumpang'' 'berjalan jamak'
|}
Jika sebuah kata diawali dengan fonem vokal, maka beberapa infiks di atas akan berubah menjadi prefiks, seperti contohnya ''araruih'' (kata dasar: ''uih'' 'pulang') 'pulang' (jamak), ''alakur'' (kata dasar: ''akur'' 'akur') 'akur' (jamak), ''umendog'' (kata dasar: ''endog'' 'telur') 'menyerupai telur'.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=20}}

Ada beberapa infiks yang dapat digabungkan secara bersama-sama, sehingga membentuk infiks baru, seperti pada contoh berikut.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=20}}
{| class="wikitable"
|+
!Gabungan infiks
!Infiksasi
|-
|''-ar- + -ar-''
|''araruih'' 'pulang' (jamak)
|-
|''-al- + -al-''
|''alaludur'' 'sakit' (jamak)
|-
|''-ar- + -um-''
|''arumendog'' 'seperti telur, menyerupai telur'
|}
Infiks juga bisa direkatkan secara bersama-sama dengan prefiks dan sufiks, contohnya ada di bawah ini.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=20}}
{|
|
|''digarawé''
|'bekerja' (jamak)
|-
|
|''lalumpatan''
|'lari' (jamak)
|-
|
|''digarsékeun''
|'dikerjakan' (jamak)
|}

===== Nasalisasi =====
Nasalisasi atau [[penyengauan]] adalah proses berubahnya fonem konsonan awal kata dengan fonem konsonan sengau yang sama dasar ucapannya (homorgan).{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=20}} Contoh-contoh penyengauan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=21}}
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
|+
!Fonem konsonan pada awal kata
!Fonem konsonan sengau yang homorgan
!Penyengauan
|-
|/p/
|/m/
|''pelak'' → ''melak'' 'tanam'
|-
|/b/
|/m/
|''beunang'' → ''meunang'' 'dapat'
|-
|/w/
|/m/
|''wadon'' → ''madon'' 'main perempuan'
|-
|/d/
|/n/
|''deuleu'' → ''neuleu'' 'melihat'
|-
|/t/
|/n/
|''tongtak'' → ''nongtak'' 'menarik'
|-
|/t͡ʃ/
|/ɲ/
|''candak'' → ''nyandak'' 'membawa'
|-
|/d͡ʒ/
|/ɲ/
|''jieun'' → ''nyieun'' 'membuat'
|-
|/k/
|/ŋ/
|''kuping'' → ''nguping'' 'mendengar'
|-
|/g/
|/ŋ/
|''gebrak'' → ''ngebrakkeun'' 'membuka'
|-
|/s/
|/n/
|''suhunkeun'' → ''nuhunkeun'' 'meminta'
|-
|/s/
|/ɲ/
|''suhunkeun'' → ''nyuhunkeun'' 'meminta
|}
Penyengauan pada kata-kata yang berawalan fonem vokal dilakukan dengan menambahkan fonem /ng/ atau /m/ pada awal kata tersebut.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=21-22}}
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
!Fonem vokal pada awal kata
!Fonem yang ditambahkan
!Penyengauan
|-
|/i/
|/ŋ/
|''ilari'' → ''ngilari'' 'mencari'
|-
|/i/
|/m/
|''iang'' → ''miang'' 'berangkat'
|-
|/ɛ/
|/ŋ/
|''éléh'' → ''ngéléhan'' 'mengalah'
|-
|/ə/
|/ŋ/
|''ebab'' → ''ngebab'' 'memasalahkan'
|-
|/a/
|/ŋ/
|''ayun'' → ''ngayun'' 'mengayun'
|-
|/u/
|/ŋ/
|''ungsi'' → ''ngungsi'' 'pindah'
|-
|/ɨ/
|/ŋ/
|''eureun'' → ''ngeureunkeun'' 'memberhentikan'
|-
|/ɔ/
|/ŋ/
|''omong'' → ''ngomong'' 'berbicara'
|}

==== Pengulangan ====
Pengulangan atau [[reduplikasi]] dalam bahasa Sunda Cirebon dapat dijabarkan di bawah ini.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=22-24}}
{| class="wikitable"
|+
!Cara pengulangan
!Kata tunggal/morfem bebas
!Proses pengulangan
|-
|Pengulangan suku kata pertama
|''kejek'' 'injak'
|''kekejek'' 'menginjak-injak'
|-
|Pengulangan seluruh kata tanpa perubahan fonem
|''ria'' 'ria'
|''ria-ria'' 'bersuka ria'
|-
| rowspan="2" |Pengulangan seluruh kata dengan perubahan fonem
|''tindak'' 'tindak'
|''tindak-tanduk'' 'tindak-tanduk'
|-
|''purilit'' 'putar'
|''puralat-purilit'' 'putar-putar'
|}
Pengulangan dapat direkatkan secara sekaligus dengan afiksasi, baik itu prefiksasi, sufiksasi, simulfiksasi, maupun infiksasi.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=23}}
{| class="wikitable"
|+
!Pengulangan
!Gabungan pengulangan dengan afiksasi
|-
|''babajingan'' 'bajing-bajing'
|Pengulangan suku kata pertama dengan sufiks ''-an''
|-
|''dilelebah-lebah'' 'dikira-kira'
|Pengulangan penuh kata dasar dan suku pertamanya, kemudian menambahkan sufiks ''di-'' pada bentukan akhir itu
|-
|''digagandéngan'' 'dibisingi'
|Pengulangan suku kata pertama dengan simulfiksasi ''di-...-an''
|-
|''dieurih-eurihkeun'' 'dipindahkan'
|Pengulangan seluruh kata dengan simulfiksasi ''di-...-keun''
|-
|''serat-sinerat'' 'surat-surat'
|Pengulangan seluruh kata dengan infiks ''-in-''
|-
|''pinangéran-pinangéran'' 'yang dianggap pangeran'
|Pengulangan seluruhnya dengan infiks ''-in-''
|}

==== Pemajemukan ====
Pemajemukan dapat tercipta dari beberapa proses di bawah ini.{{Sfnp|Abdurrachman ''et al''.|1985|pp=23-24}}
{| class="wikitable"
|+
!Kata-kata
!Pemajemukan
|-
|kata tunggal + kata tunggal
|''buku''/''taun'' 'ulang tahun'
|-
|kata tunggal + kata kompleks
|''rama''/''tuana'' 'kakek'
|-
|kata tunggal + kata ulang
|''hajat''/''mamaleman'' 'selamatan pada malam hari di akhir bulan puasa'
|-
|kata tunggal + kata majemuk
|''hayam''/''balik sumpah'' 'ayam balik sumpah'
|-
|kata kompleks + kata tunggal
|''gedogan''/''kuda'' 'kandang kuda'
|-
|kata kompleks + kata kompleks
|''paméran''/''pertanian'' 'pameran pertanian'
|-
|kata kompleks + kata majemuk
|''aturan''/''hukum waris'' 'aturan hukum waris'
|-
|kata ulang + kata tunggal
|''popojok''/''galeng'' 'pojok pematang'
|-
|kata ulang + kata majemuk
|''tatabeuhan''/''goong rénténg'' 'tabuhan gong renteng'
|-
|kata majemuk + kata tunggal
|''pusaka karuhun''/''cibali'' 'pusaka leluhur cibali'
|-
|kata majemuk + kata kompleks
|''waduk liwet''/''dihayaman'' 'nali liwet uduk liwet ayam'
|-
|kata majemuk + kata ulang
|''bulan puasa''/''lilikuran'' 'bulan puasa tanggal dua puluhan'
|-
|kata majemuk + kata majemuk
|''pangéran pati''/''arya dipati'' 'Pangeran Pati Arya Dipati'
|}


== Kosakata ==
== Kosakata ==
Berikut adalah kosakata dari ragam percakapan Bahasa Sunda Cirebon.<ref>Puji Lestari, Miranti. 2009. Penelitian: Geofrafi Dailek Bahasa Daerah Di Kecamatan Binong Kabupaten Subang Propinsi Jawa Barat (Tinjauan Fonologis Sinkronis). Bandung: Universtias Pendidikan Indonesia</ref><ref>Nurfaidah, Dedeh. 2008. Penelitian: "Basa Sunda Dialék Majalengka Di Kacamatan Sukahaji". Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia</ref>
Berikut adalah perbandingan kosakata dari ragam percakapan bahasa Sunda Cirebon dan bahasa Sunda dialek lain.<ref>Puji Lestari, Miranti. 2009. Penelitian: Geofrafi Dailek Bahasa Daerah Di Kecamatan Binong Kabupaten Subang Propinsi Jawa Barat (Tinjauan Fonologis Sinkronis). Bandung: Universtias Pendidikan Indonesia</ref><ref>Nurfaidah, Dedeh. 2008. Penelitian: "Basa Sunda Dialék Majalengka Di Kacamatan Sukahaji". Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia</ref>


{| class="wikitable sortable" width="100%"
{| class="wikitable sortable" width="100%"
! Sunda Banten (Sunda Barat)
! [[Bahasa Sunda Banten|Banten]]
! Sunda Priangan (Sunda Selatan)
! [[Bahasa Sunda Bogor|Bogor]]
! [[Bahasa Sunda Priangan|Priangan]]
! Sunda Kuningan (dialek Timur-Laut(*)
! Cirebon ([[Bahasa Sunda Kuningan|Kuningan]])
! Sunda Majalengka (dialek Kec. Sukahaji)
! Cirebon ([[Bahasa Sunda Majalengka|Majalengka]])
! Sunda Parean (dialek Kec. Kandanghaur - Indramayu)
! Cirebon ([[Bahasa Sunda Indramayu|Indramayu]])
! Sunda Binong (dialek Kec. Binong - Subang)
! [[Bahasa Sunda Binong|Binong]]
! Indonesia
! Glosa
! Keterangan
! Keterangan
|-
|-
| ''dia, sia''
|Nyana
| ''manéh, sia''
|Anjeun
| ''anjeun''
|Nyaneh
| ''nyanéh''
|Dewek / Sorangan
| ''déwék, sorangan''
|Inya / Kita
| ''inya, kita''
|Sira / Maneh / Ko
| ''manéh, sira''
|Kamu
| kamu
|Pada Bahasa Sunda Parean, Kata "Kita" memiliki makna yang lebih halus dibandingkan dengan kata "Inya"
|Pada bahasa Sunda Indramayu, kata "''kita''" memiliki makna yang lebih halus dibandingkan dengan kata "''inya''".
|-
|-
| ''aing''
|Aing
| ''aing, urang''
|Aing / Abdi
| ''abdi, kuring''
|Aing / Kami
| ''aing, kami''
|Uing
| ''uing''
|Aing / Kami / Kola
| ''aing, kami, kola''
|Urang / Kuring / Kami / Nyong / Enyong
| ''urang, kuring, kami, nyong''
|Saya
| saya
|Pada Bahasa Sunda Kuningan kata Kami memiliki makna yang lebih halus dibanding dengan "Aing" begitu juga dengan Sunda Parean, namun di Sunda Parean ada yang lebih halus lagi dari kata "Kami" yakni kata "Kola".
|Pada bahasa Sunda Kuningan, kata "''kami''" memiliki makna yang lebih halus dibanding dengan "''aing''". Begitu juga dengan bahasa Sunda Indramayu, namun pada dialek Indramayu, ada kosakata yang lebih halus lagi dari kata "''kami''", yakni "''kola''".
|}
|}
(*) Sunda Kuningan atau dialek Timur-Laut termasuk ragam bahasa sunda yang digunakan di Kabupaten Cirebon wilayah Timur dan Kabupaten Brebes bagian barat dan selatan, lihat [[Bahasa Sunda Brebes|ragam Sunda dialek Timur-Laut di Brebes]]


<!--
== Ragam Percakapan ==
== Ragam percakapan ==


Bahasa Sunda Cirebon memiliki ragam percakapan yang tidak jauh dengan [[Bahasa Sunda]] pada umumnya, namun kedekatan wilayah secara Geografis dengan Penurut [[Bahasa Jawa Cirebon|Bahasa Cirebonan]] membuat Bahasa Sunda Cirebon ini secara langsung menggunakan kosakata Bahasa Cirebon kedalam Kosakata Bahasa Sundanya.
Bahasa Sunda Cirebon memiliki ragam percakapan yang tidak jauh dengan [[Bahasa Sunda]] pada umumnya.


=== Bahasa Sunda Kuningan ===
=== Bahasa Sunda Kuningan ===
{{main|Bahasa Sunda Kuningan}}

Bahasa Sunda Kuningan atau yang secara ilmu kebahasaan lebih dikenal dengan Bahasa Sunda dialek Timur-Laut, merupakan ragam percakapan atau dialek Bahasa Sunda yang digunakan di wilayah [[Kabupaten Cirebon]] sebelah timur, di wilayah [[Kabupaten Kuningan]] dan wilayah [[Kabupaten Brebes]] sebelah barat dan selatan, tidak seperti Pada Bahasa Sunda Parean yang tidak mengenal pepel "eu" dan menggantinya dengan pepel "e" (contoh: heunteu di Bahasa Sunda Baku "dialek Selatan" yang berarti "tidak" dalam bahasa Indonesia, pada Bahasa Sunda Parean ditulis dan dibaca "hente"). Bahasa Sunda dialek Timur Laut ini masih mempertahankan bentuk pepel "eu", sehingga tidak begitu banyak perbedaan dengan Bahasa Sunda baku atau Bahasa Sunda dialek Selatan. berikut adalah contoh ragam percakapan Bahasa Sunda dialek Timur Laut yang digunakan di wilayah [[Kabupaten Cirebon]] sebelah Timur, tepatnya di wilayah [[Ciledug, Cirebon|Kecamatan Ciledug]], [[Kabupaten Cirebon]], tepat dengan perbatasan dengan [[Kabupaten Brebes]] dan tidak jauh dari tapal batas dengan wilayah [[Kabupaten Kuningan|Kuningan]]:
Bahasa Sunda Kuningan atau yang secara ilmu kebahasaan lebih dikenal dengan Bahasa Sunda dialek Timur-Laut, merupakan ragam percakapan atau dialek Bahasa Sunda yang digunakan di wilayah [[Kabupaten Cirebon]] sebelah timur, di wilayah [[Kabupaten Kuningan]] dan wilayah [[Kabupaten Brebes]] sebelah barat dan selatan, tidak seperti Pada Bahasa Sunda Parean yang tidak mengenal pepel "eu" dan menggantinya dengan pepel "e" (contoh: heunteu di Bahasa Sunda Baku "dialek Selatan" yang berarti "tidak" dalam bahasa Indonesia, pada Bahasa Sunda Parean ditulis dan dibaca "hente"). Bahasa Sunda dialek Timur Laut ini masih mempertahankan bentuk pepel "eu", sehingga tidak begitu banyak perbedaan dengan Bahasa Sunda baku atau Bahasa Sunda dialek Selatan. berikut adalah contoh ragam percakapan Bahasa Sunda dialek Timur Laut yang digunakan di wilayah [[Kabupaten Cirebon]] sebelah Timur, tepatnya di wilayah [[Ciledug, Cirebon|Kecamatan Ciledug]], [[Kabupaten Cirebon]], tepat dengan perbatasan dengan [[Kabupaten Brebes]] dan tidak jauh dari tapal batas dengan wilayah [[Kabupaten Kuningan|Kuningan]]:


Baris 111: Baris 881:
* '''Kamu''', pada Bahasa Sunda Baku digunakan istilah "Anjeuna atau Maneh" sementara pada Bahasa Sunda dialek Timur-Laut menggunakan kata "Nyaneh"
* '''Kamu''', pada Bahasa Sunda Baku digunakan istilah "Anjeuna atau Maneh" sementara pada Bahasa Sunda dialek Timur-Laut menggunakan kata "Nyaneh"
* '''Siapa, Bagaimana dan Kenapa?''' pada Bahasa Sunda Baku digunakan istilah '''''"Saha, Kumaha dan Naha?"''''' sementara pada Bahasa Sunda dialek Timur-Laut ini menggunakan kata '''''"Sadeh, Kumadeh dan Nadeh?"''''' sebagai cirinya.
* '''Siapa, Bagaimana dan Kenapa?''' pada Bahasa Sunda Baku digunakan istilah '''''"Saha, Kumaha dan Naha?"''''' sementara pada Bahasa Sunda dialek Timur-Laut ini menggunakan kata '''''"Sadeh, Kumadeh dan Nadeh?"''''' sebagai cirinya.
<br/>


=== Sunda Parean ([[Kandanghaur, Indramayu|Kec. Kandanghaur]], [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]]) ===
=== Sunda Parean-Lelea ([[Kandanghaur, Indramayu|Kec. Kandanghaur]] dan [[Lelea, Indramayu|Kec. Lelea]], [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]]) ===
{{main|Bahasa Sunda Indramayu}}

Sampai dengan tahun 1980-an, masyarakat tua di [[Lelea, Indramayu|Kecamatan Lelea]], [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]], masih menggunakan bahasa sehari-hari yang beda dengan masyarakat Indramayu pada umumnya. Masyarakat di sana kala itu menyebutkan bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda abad ke-14. Pada abad tersebut wilayah Indramayu merupakan bagian dari Kerajaan Sunda Galuh, Ketika datang Adipati Wiralodra dari Bagelen, Mataram. Dermaga Pelabuhan Muara Cimanuk direnovasi. Sang Adipati Wiralodra membawa banyak tenaga kerja dari Jawa. Mereka beranak-pinak di wilayah pantura dan membentuk bahasa campuran, yang kini dikenal sebagai [[Bahasa Jawa Cirebon|Bahasa Cirebon dialek Indramayuan]] atau disebut Bahasa Dermayon, hanya Lelea yang bertahan dengan bahasa yang mereka sebut sebagai Bahasa Sunda. Desa Lelea kini masuk ke wilayah Kecamatan Lelea, dulu Kecamatan Kandanghaur Girang.<ref>Permana, Merdeka. 2010. "Sunda Lelea Yang Terkatung-Katung". Bandung. Pikiran Rakyat.</ref> Berikut contoh ragam percakapan Bahasa Sunda Parean - Sunda Lea yang ada di Kabupaten Indramayu.
Sampai dengan tahun 1980-an, masyarakat tua di [[Lelea, Indramayu|Kecamatan Lelea]], [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]], masih menggunakan bahasa sehari-hari yang beda dengan masyarakat Indramayu pada umumnya. Masyarakat di sana kala itu menyebutkan bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda abad ke-14. Desa Lelea kini masuk ke wilayah Kecamatan Lelea, dulu Kecamatan Kandanghaur Girang.<ref>Permana, Merdeka. 2010. "Sunda Lelea Yang Terkatung-Katung". Bandung. Pikiran Rakyat.</ref> Berikut contoh ragam percakapan Bahasa Sunda Parean - Sunda Lea yang ada di Kabupaten Indramayu.


:: “Punten. Cakana boga kotok bibit? Caang tah poek? Kami aya perlu. Kami ndak nanya ka anak kita, daek tah hente? Diterima tah hente? Kami mawa jago ndak nganjang. Mun diterima, ie serena. Esina aya gambir, bako, sere jeng lainna. Ngges ente lila, kami ndak goyang, panglamaran diterima mah. Sejen poe, kami ndak nentuken waktu, jeng nentuken poe kawinna.”
:: “Punten. Cakana boga kotok bibit? Caang tah poek? Kami aya perlu. Kami ndak nanya ka anak kita, daek tah hente? Diterima tah hente? Kami mawa jago ndak nganjang. Mun diterima, ie serena. Esina aya gambir, bako, sere jeng lainna. Ngges ente lila, kami ndak goyang, panglamaran diterima mah. Sejen poe, kami ndak nentuken waktu, jeng nentuken poe kawinna.”
Baris 125: Baris 894:
Penjelasan:
Penjelasan:


Ada nuansa yang terasa asing pada penggunaan bahasa Sunda seperti di atas. Bahasa yang digunakan mayoritas penduduk di Jawa Barat itu, di Indramayu seperti terjadi distorsi dan akulturasi dengan bahasa daerah lainnya (Cirebon/Indramayu dan Melayu-Betawi). Bahasa Sunda yang khas itu sudah berabad-abad digunakan, yakni di Desa Parean Girang, Bulak, dan Ilir Kecamatan Kandanghaur, serta Desa Lelea dan pemekarannya, Tamansari Kecamatan Lelea. Masyarakat mengenalnya sebagai bahasa Sunda-Parean dan Sunda-Lea.
Ada nuansa yang terasa asing pada penggunaan bahasa Sunda seperti di atas. Bahasa Sunda yang khas itu sudah berabad-abad digunakan, yakni di Desa Parean Girang, Bulak, dan Ilir Kecamatan Kandanghaur, serta Desa Lelea dan pemekarannya, Tamansari Kecamatan Lelea. Masyarakat mengenalnya sebagai bahasa Sunda-Parean dan Sunda-Lea.


Kosakata asing dalam bahasa Sunda bermunculan pada kalimat di atas, seperti kami, kita, goyang. Sepintas kosakata tersebut seperti kata serapan dari bahasa Indonesia. Setelah mengetahui artinya, ternyata bukan. Kami artinya saya, dalam arti tunggal, bukan jamak. Kita berarti saudara. Goyang mengambil serapan dari bahasa Indramayu, yang artinya pulang. Penggunaan kosakata kami merupakan pengambilan undak-usuk yang dianggap halus dibandingkan aing, meski ada yang lebih halus lagi yakni "kola". Kosakata kita juga lebih halus, sebab penggunaan yang kasarnya adalah "inya".<ref>Kasim, Supali. 2009. "Fenomena Bahasa Sunda Di Indramayu". Indramayu{{citation broken}}
Kosakata asing dalam bahasa Sunda bermunculan pada kalimat di atas, seperti kami, kita, goyang. Sepintas kosakata tersebut seperti kata serapan dari bahasa Indonesia. Setelah mengetahui artinya, ternyata bukan. Kami artinya saya, dalam arti tunggal, bukan jamak. Kita berarti saudara. Goyang artinya pulang. Penggunaan kosakata kami merupakan pengambilan undak-usuk yang dianggap halus dibandingkan aing, meski ada yang lebih halus lagi yakni "kola". Kosakata kita juga lebih halus, sebab penggunaan yang kasarnya adalah "inya".<ref>Kasim, Supali. 2009. "Fenomena Bahasa Sunda Di Indramayu". Indramayu{{citation broken}}
</ref>
</ref>


Baris 140: Baris 909:
Penjelasan:
Penjelasan:


Pada Bahasa Sunda Parean "Bini" berarti Benih, sedangkan dalam Bahasa Sunda Baku "Bini" berarti Istri. begitu juga dengan kata "Kendi" yang berarti Mana?, sementara dalam bahasa Sunda Baku "Kendi" berarti "Guci / Kendi". penggunaan kata "Kendi" merupakan alkulturasi atau pengaruh budaya Cirebon-Indramayuan dari kata "Endi / Mendi / Ngendi" yang berarti "Mana?" dalam Bahasa Indonesia.
Pada Bahasa Sunda Parean "Bini" berarti Benih, sedangkan dalam Bahasa Sunda Baku "Bini" berarti Istri. begitu juga dengan kata "Kendi" yang berarti Mana?, sementara dalam bahasa Sunda Baku "Kendi" berarti "Guci / Kendi".


=== Sunda Binong ([[Binong, Subang|Kec. Binong]], [[Kabupaten Subang|Subang]]) ===
=== Sunda Binong ([[Binong, Subang|Kec. Binong]], [[Kabupaten Subang|Subang]]) ===
'''Bahasa Sunda Binong''' merupakan salah satu ragam percakapan [[bahasa Sunda]] yang dituturkan di wilayah [[Binong, Subang|kecamatan Binong]], [[kabupaten Subang]], tepatnya di [[Kediri, Binong, Subang|desa Kediri]]. Bahasa ini termasuk ke dalam dialek bahasa Sunda wilayah utara.
'''Bahasa Sunda Binong''' adalah salah satu ragam percakapan [[bahasa Sunda]] yang dituturkan di wilayah [[Binong, Subang|kecamatan Binong]], [[kabupaten Subang]], tepatnya di [[Kediri, Binong, Subang|desa Kediri]]. Bahasa ini termasuk ke dalam dialek bahasa Sunda wilayah utara.


Dialek Sunda di desa ini termasuk dialek ''h'' karena memiliki bunyi ''h'' dalam posisi initial, medial, dan final kata, misalnya, ''hayam'' ‘ayam’. ''mitoha'' ‘mertua’, dan ''taneuh'' ‘tanah’. Kepemilikan fonem ''h'' dalam segala posisi ini menunjukkan adanya kesamaan dengan bahasa Sunda baku sebagai sumber data sinkronis di lokasi yang berbeda. Dialek lainnya, seperti [[Bahasa Sunda Cirebon#Sunda Parean|Bahasa Sunda Parean]] yang dituturkan di [[Kandanghaur, Indramayu|Kecamatan Kandanghaur]], [[Kabupaten Indramayu]] termasuk [[bahasa Sunda]] dialek non-h karena dalam perbendaharaan fonemnya tidak ada ''h.'' Di samping itu, kesamaan bahasa Sunda baku dan bahasa Sunda di Desa Kediri tampak dalam fonotaktik ''i-u'' yang membangun kata, seperti ''tilu'' ‘tiga’'', lisung'' ‘lesung’'', lintuh'' ‘gemuk’'', mintul'' ‘tumpul’'','' dan ''kiruh'' ‘kiruh’''.'' Hal ini berbeda dengan bahasa Sunda di Kecamatan Kandanghaur yang memiliki fonotaktik ''o-u.''<ref>Wahya, 1995</ref>
Dialek Sunda di desa ini termasuk dialek ''h'' karena memiliki bunyi ''h'' dalam posisi initial, medial, dan final kata, misalnya, ''hayam'' ‘ayam’. ''mitoha'' ‘mertua’, dan ''taneuh'' ‘tanah’. Kepemilikan fonem ''h'' dalam segala posisi ini menunjukkan adanya kesamaan dengan bahasa Sunda baku sebagai sumber data sinkronis di lokasi yang berbeda. Dialek lainnya, seperti [[Bahasa Sunda Cirebon#Sunda Parean|Bahasa Sunda Parean]] yang dituturkan di [[Kandanghaur, Indramayu|Kecamatan Kandanghaur]], [[Kabupaten Indramayu]] termasuk [[bahasa Sunda]] dialek non-h karena dalam perbendaharaan fonemnya tidak ada ''h.'' Di samping itu, kesamaan bahasa Sunda baku dan bahasa Sunda di Desa Kediri tampak dalam fonotaktik ''i-u'' yang membangun kata, seperti ''tilu'' ‘tiga’'', lisung'' ‘lesung’'', lintuh'' ‘gemuk’'', mintul'' ‘tumpul’'','' dan ''kiruh'' ‘kiruh’''.'' Hal ini berbeda dengan bahasa Sunda di Kecamatan Kandanghaur yang memiliki fonotaktik ''o-u.''<ref>Wahya, 1995</ref>
Baris 249: Baris 1.018:
|Buaya
|Buaya
|}
|}
-->

== Lihat pula ==
{{Portal|Bahasa|Indonesia|Sunda}}
* [[Bahasa Sunda Brebes]]
* [[Bahasa Sunda di Kabupaten Banyumas]]
* [[Bahasa Sunda Kuningan]]
* [[Bahasa Sunda Priangan]]
* [[Dialek bahasa Sunda]]


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

=== Daftar pustaka ===
* {{Cite book|last=Abdurrachman|last2=Umsari|first2=O.S.|last3=Zarkasih|first3=R.|year=1985|url=https://archive.org/details/struktur-bahasa-sunda-dialek-cirebon|title=Struktur Bahasa Sunda Dialek Cirebon|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa|oclc=14148023|ref={{harvid|Abdurrachman ''et al''.|1985}}|url-status=live}}
* {{Cite journal|journal=Bahasa Sastra Indonesia Di Tengah Arus Global|title=Bahasa Daerah di Wilayah Cirebon (Satu Kajian Sosiolinguistik dan Dialektologi)|doi-access=|url-status=live|volume=|last=Sudaryat|location=|publisher=|ref=harv|year=2009|url=http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/196302101987031-YAYAT_SUDARYAT/Artikel%20Bahasa%20di%20Cirebon/Scan%20Artikel%20Prosiding%20Bahasa%20%26%20Sastra_d.pdf|first=Y.|type=|oclc=|pages=|doi=|isbn=|language=}}


==Pranala luar==
==Pranala luar==
Baris 260: Baris 1.042:
[[Kategori:Bahasa Sunda]]
[[Kategori:Bahasa Sunda]]
[[Kategori:Dialek bahasa Sunda]]
[[Kategori:Dialek bahasa Sunda]]
[[Kategori:Bahasa Austronesia]]
[[Kategori:Rumpun bahasa Austronesia]]
[[Kategori:Bahasa di Indonesia]]
[[Kategori:Bahasa di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 4 September 2024 08.19

Bahasa Sunda Cirebon
ᮘᮞ ᮝᮨᮝᮨᮀᮊᮧᮔ᮪ ᮎᮤᮛᮨᮘᮧᮔ᮪
Basa Wewengkon Cirebon
Dialek Timur Laut
Pengucapanbasa sʊnda t͡ʃirəbɔn
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
Penutur
3.940.436 (2020)[1]
Lihat sumber templat}}
Posisi bahasa Sunda Cirebon dalam dialek-dialek bahasa Sunda Sunting klasifikasi ini

Catatan:

Simbol "" menandai bahwa bahasa tersebut telah atau diperkirakan telah punah
Bentuk awal
Dialek
Sunda Cirebon
Alfabet bahasa Sunda, Aksara Sunda Baku
Kode bahasa
ISO 639-3
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
sun-cir
Glottologcire1239
Linguasfer31-MFN-ah
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat
Struktur Bahasa Sunda Dialek Cirebon terbitan 1985

Bahasa Sunda Cirebon (BSC) adalah varietas bahasa Sunda yang dituturkan di wilayah bekas Keresidenan Cirebon.[2] Varietas bahasa yang dimaksud adalah sekumpulan dialek atau klaster dialek yang menyebar di wilayah Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, sebagian Kabupaten Cirebon, sebagian kecil Kota Cirebon, dan sebagian kecil Kabupaten Indramayu.[3][1] Bahasa Sunda Cirebon diperkirakan mempunyai penutur sekitar 60% dari seluruh penduduk yang menempati wilayah eks-Keresidenan Cirebon.[1] Bila merujuk pada data statistik pada tahun 2020, akumulasi dari jumlah penduduk di wilayah eks-Keresidenan Cirebon adalah 6.567.393, dengan demikian jumlah penutur bahasa Sunda Cirebon sekitar 3.940.436 jiwa.

Bahasa Sunda Cirebon hingga kini masih hidup dan digunakan sebagai alat komunikasi lisan dalam kegiatan sehari-hari dan kehidupan sosial budaya sejak masa lampau.[4] Jarak yang cukup jauh antara wilayah penutur bahasa Sunda Cirebon dengan bahasa Sunda Priangan (bahasa Sunda baku) menyebabkan adanya kekhasan dalam bahasa Sunda Cirebon yang berbeda dengan bahasa Sunda baku, perbedaan tersebut terdapat dalam hal struktur bahasa, kosakata, maupun intonasi sehingga memunculkan adanya pola-pola tertentu dalam frasa, klausa, dan susunan kalimat.[5] Karena bahasa Sunda Cirebon memiliki wilayah penuturan yang cukup luas, fungsi dan kedudukannya memiliki makna yang penting.[2] Dari kenyataan yang ditempukan di lapangan, bahasa Sunda Cirebon digunakan sebagai penghubung antara anggota masyarakat dengan anggota aparatur pemerintahan, ataupun antaranggota masyarakat itu sendiri.[6]

Sistem bunyi bahasa Sunda Cirebon tidak berbeda dengan bahasa Sunda baku, sehingga jumlah fonem vokal maupun konsonan pada dua dialek tersebut sama-sama berjumlah 25 dengan fonem konsonan sebanyak 18 dan fonem vokal sebanyak 7.[7] Hal ini dijabarkan sebagai berikut.

Vokal dalam bahasa Sunda Cirebon yang berjumlah 7 dapat diamati pada tabel di bawah ini.

Vokal
Depan Madya Belakang
Tertutup i ɨ u
Tengah ɛ ə ɔ
Terbuka a
  • [ɤ] adalah alofon [ɨ] seperti pada /bɨtɨŋ/ 'perut' [bɨtɨŋ] atau pun [bɤtɤŋ] dan /dɨi/ 'lagi' [dɨi] atau pun [dɤi].
  • [ɤ] juga adalah alofon [ɔ] seperti pada /naɔn/ 'apa' [naɔn] atau pun [naɤn].
  • [ɛ] adalah alofon [i] seperti pada /id͡ʒɔ/ 'hijau' [id͡ʒɔ] atau pun [ɛd͡ʒɔ].
  • Diftong [ui] dalam Bahasa Sunda Baku dialek menjadi [i] seperti pada [tului] 'selanjutnya' menjadi [tɔli].
  • Vokal di akhir dapat dikenakan bunyi hentian glotis seperti pada [əntɨʔ] 'tidak'.
  • Pada Bahasa Sunda Cirebon di Lelea, Indramayu, beberapa vokal yang dapat hadir di dalam kata di Bahasa Sunda Baku dapat tereduksi hingga hilang sama sekali seperti pada [salapan] di Bahasa Sunda Baku menjadi [slapan]; [ŋalakɔn] > [ŋlakɔn]; [parɛan] > [prɛan]; [t͡ʃarita] > [t͡ʃrita]; [sabaraha] > [səbraha].
  • /a/ dan /i/ pada suku kata awal di Bahasa Sunda Baku dapat tereduksi menjadi [ə] seperti pada [sad͡ʒalan] > [səd͡ʒalan]; [sapərti] > [səpərti]; [mimiti] > [məmiti].
  • /i/ di Bahasa Sunda Baku, selayaknya di Bahasa Sunda Banten, di Lelea, Indramayu, dapat menjadi /ɔ/ seperti [int͡ʃu] > [ɔnt͡ʃu]; [tilu] > [tɔlu]; [ninun] > [nɔnun]; [ditu] > [dɔtu]; [diuk] > [dɔuk]; [timu] > [tɔmu].

Fonem vokal

[sunting | sunting sumber]

Untuk contoh-contoh tentang posisi fonem vokal, baik itu di awal, tengah, maupun akhir dapat dilihat pada tabel berikut.[8][9]

Fonem Posisi
Awal Tengah Akhir
/i/ /i.aŋ/ 'pergi' /si.riŋ/ 'sisi' /gi.li/ 'jalan'
/ɛ/ /ɛ.tɛm/ 'ketam' /ŋɛ.ɛs/ 'tidur' /cə.wɛ.nɛ/ 'gadis'
/ə/ /ən.dog/ 'telur' /də.rəp/ 'kuli penuai padi'
/u/ /u.duh/ 'empuk' /bu.jut/ 'ayah dari kakek' /ku.ru/ 'kurus'
/ɨ/ /ɨ.wɨh/ 'tak ada' /pɨ.d͡ʒɨh/ 'hati-hati' /hən.tɨ/ 'tidak'
/ɔ/ /ɔ.mɔŋ/ 'bicara' /kɔ.lɔt/ 'tua' /d͡ʒə.rɔ/ 'dalam'
/a/ /a.ja/ 'ada' /ɲa.ʔah/ 'sayang' /rə.ga/ 'harga'

Konsonan pada bahasa Sunda Cirebon yang berjumlah 18 dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Konsonan
Dwi-bibir Gigi Langit-langit
keras
Langit-langit
lunak
Celah suara
Sengau m n ɲ ŋ
Letup/Gesek nirsuara p t t͡ʃ k ʔ
bersuara b d d͡ʒ g h
Desis/Geser s
Kepak/Hampiran r l
Semivokal w j
  • /h/ seringkali hilang, misalnya /həntɨ/ [əntɨ] 'tidak'.
  • Metatesis dapat terjadi seperti pada /riwajat/ menjadi [wirajat]; /wahaŋan/ menjadi [hawaŋan].

Fonem konsonan

[sunting | sunting sumber]

Pada tabel di bawah ini, dipaparkan posisi fonem-fonem konsonan di awal, tengah, dan akhir.[10]

Fonem Posisi
Awal Tengah Akhir
/p/ /pa.rɛ/ 'padi' /sə.pit/ 'sunat' /kɨ.jɨp/ 'ketam'
/b/ /bə.bə.ra/ 'sawah baru' /ta.bɔ/ 'sabut' /t͡ʃa.lub/ 'subur'
/m/ /ma.war/ 'mawar' /ka.mi/ 'saya' /t͡ʃə.ləm/ 'sayur (jenis kuliner, bedakan sayuran)'
/t/ /tɛ.ɔh/ 'bawah' /t͡ʃa.tu/ 'jatah padi' /maŋ.kat/ 'berangkat'
/d/ /du.lur/ 'saudara' /mu.du/ 'harus' /kɔ.sɔd/ 'kosod'[diskusikan]
/n/ /na.pɛ/ 'membuat tapai' /nɔ.nun/ 'menenun' /na.ɨn/ 'apa'
/t͡ʃ/ /t͡ʃa.ɔr/ 'alat tenun' /bon.t͡ʃɛl/ 'jenis ikan'
/d͡ʒ/ /d͡ʒam.broŋ/ 'udang besar' /u.d͡ʒu.ŋan/ 'ujung'
/ɲ/ /ɲa.nɛh/ 'kamu' /ka.ɲɛ.rɛ/ 'tanaman kanyere'
/k/ /ku.kum.buŋ/ 'penghalang' /rak.sa/ 'jaga' /wu.duk/ 'nasi uduk'
/g/ /ga.gɛ/ 'cepat' /rə.ga/ 'harga' /ba.dog/ 'rampok'
/ŋ/ /ŋo.ra/ 'muda' /muŋ.kal/ 'batu' /ka.saŋ/ 'kain penutup'
/s/ /se.pit/ 'sunat' /ru.si.a/ 'bertengkar' /rɛ.rɛs/ 'selesai'
/h/ /hɨ.bɨl/ 'masa lampau' /bu.ra.hɔl/ 'nakal' /ru.rah/ 'tetua kampung'
/l/ /la.diŋ/ 'pisau' /gi.li/ 'jalan orang' /ka.til/ 'keranda'
/r/ /rɛ.rɛs/ 'selesai' /wi.ra.jat/ 'riwayat' /si.ar/ 'cari'
/w/ /wɛ.daŋ/ 'camilan' /ku.wu/ 'kepala desa' /t͡ʃə.waw/ 'mulut yang terbuka'
/j/ /ja.kin/ 'yakin' /wa.jah/ 'kala' /d͡ʒu.rej/ 'banyak ikannya'

Morfologi

[sunting | sunting sumber]

Dalam bidang morfologi, ditemukan banyak persamaan antara bahasa Sunda Cirebon dengan bahasa Sunda baku, meskipun juga ditemukan beberapa perbedaan yang cukup mencolok.[11] Bentukan linguistik yang dapat diamati di antaranya berupa morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat.[12] Hal-hal ini dijelaskan pada bagian di bawah ini.

Ada morfem bebas dan morfem terikat, morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan digunakan dalam tuturan bahasa sehari-hari. Contoh morfem bebas yaitu, kuring 'saya', indit 'pergi', dan gawé 'kerja'. Sementara itu, morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan hanya dapat digunakan dalam tuturan ketika sudah mengalami proses morfologi. Morfem terikat terdiri dari morfem terikat secara morfologis dan morfem terikat secara sintaksis.[13]

Morfem terikat secara morfologis (MIM) merupakan morfem yang akan memiliki arti jika sudah terikat dengan morfem bebas, misalnya di- yang terikat dengan gawé menjadi digawé 'bekerja', dipi- dalam dipigawé 'dikerjakan', -keun dalam gawékeun 'kerjakan', serta pi-/-eun dalam pigawéeun 'sesuatu yang akan dikerjakan'. Lazimnya, MIM ini dalam bahasa Sunda berupa afiks (imbuhan). Morfem terikat secara sintaksis (MIS) adalah morfem yang berpadu dengan morfem lain dalam sebuah kalimat yang terbentuk. Misalnya: di dalam untaian kalimat Di Bandung jeung Jakarta usum rambutan 'Di Bandung dan Jakarta musim rambutan', téh 'itu', keur 'untuk' dalam untaian kalimat Duit téh keur anak jeung pamajikan 'Uang itu untuk anak dan istri'.[14]

Terdapat empat macam kata, yaitu: kata tunggal atau sederhana, kata kompleks, kata ulang, dan kata majemuk. Kata tunggal adalah kata yang berupa morfem bebas, contohnya, jelema 'orang', bageur 'baik', dan leumpang 'berjalan'. Kata kompleks adalah kata yang berisi satu atau lebih bentuk-bentuk terikat, contohnya: pagawé 'pegawai', sinatria 'bersifat satria', pakéeun 'yang bakal dipakai', ngabaékeun 'mengabaikan', dan lak-lakdasar 'dicaci maki'. Kata ulang adalah kata yang dibentuk dengan reduplikasi, contohnya: dari kata dasar sépak 'sepak' dapat diproduksi turunan-turunannya seperti, sésépak 'menyepak-nyepak', sépak-sépak 'sepak-sepak', dan supak-sépak 'sepak-sepak'.[14]

Kata majemuk adalah sebuah kata dapat terdiri dari morfem awal yang ditambah dengan morfem asal (baik itu ditambahkan dengan imbuhan ataupun tidak). Ada enam macam kata majemuk, seperti yang dijabarkan di bawah ini.[15]

  1. Kata majemuk yang dibentuk dari kata tunggal + kata tunggal, contohnya, panon poé 'matahari', dan panjang leungeun 'panjang tangan'.[14]
  2. Kata majemuk yang dibentuk dari kata tunggal + kata kompleks, maupun sebaliknya, contohnya, asak kapoé 'matang terpaksa', paméran batik 'pameran batik'.[14]
  3. Kata majemuk yang dibentuk dari kata tunggal + kata majemuk, maupun sebaliknya, contohnya, konci beusi 'kunci lemari besi', kuda rénggong Sumedang 'kuda renggong Sumedang'.[14]
  4. Kata majemuk yang dibentuk dari kata kompleks + kata majemuk, maupun sebaliknya, contohnya, padukuhan urang désa 'pemukiman orang desa', lembur singkur paniisan 'kampung terpencil peristirahatan'.[14]
  5. Kata majemuk yang dibentuk dari kata kompleks + kata kompleks, contohnya, paméran pertanian 'pameran pertanian', pimitohaeun dulur téré 'calon mertua saudara tiri'.[15]
  6. Kata majemuk yang dibentuk dari kata majemuk + kata majemuk, contohnya, kulub endog hayam kampung 'telur rebus ayam kampung', sangu goréng béas Cianjur 'sangu goreng beras Cianjur'.[16]

Proses morfologis

[sunting | sunting sumber]

Dalam bahasa Sunda, termasuk dalam hal ini bahasa Sunda Cirebon, terdapat empat macam proses morfologis, yaitu afiksasi, pengulangan, pemajemukan, dan nasalisasi.[16]

Afiksasi ialah pembentukan kata dengan pengimbuhan, yang berarti penambahan afiks pada kata dasar, jika afiks ditambahkan pada awal kata, maka afiks tersebut disebut sebagai prefiks dan prosesnya dinamakan prefiksasi, jika pada tengah kata, maka afiks menjadi infiks yang dan prosesnya disebut infiksasi, dan jika pada akhir kata, maka afiks menjadi sufiks dan prosesnya disebut sufiksasi.[17]

Prefiksasi
[sunting | sunting sumber]

Di bawah ini adalah tabel yang memperinci jenis-jenis prefiks beserta prefiksasinya.[18]

Prefiks Prefiksasi Prefiks PrefiksasiPrefiksasi
pa- paijek 'terinjak'

pagawé 'pegawai'

ma- magawé 'bekerja'
pak- pakséngok 'bersengok' mang- mangtaun-taun 'bertahun-tahun'
pang- panganggit 'pengarang' ti- tilantar 'terlantar'
para- parakuwu 'para kepala desa' ting- tinggarauh 'bersorak-sorai'
pari- paribasa 'peribahasa' di- dipépér 'dipotong'
pating- patingsaruit 'bersuit-suitan' ka- kahiji 'kesatu'
pra- prajurit 'prajurit' nga- ngamuhit 'memuja'
pri- pribumi 'pribumi' sa- sadongdang 'sedondang'
per- pertelu 'pertiga' sang- sanghulu 'arah kepala sewaktu terlentang'
pi- pisaur 'kata' si- sibeungeut 'cuci muka'
bala- balakecrakan 'makan-makan' silih- silihéjék 'saling ejek'
bal(r)ang barangsiar 'mencari'

Keseluruhan prefiks yang dijabarkan pada tabel di atas produktif digunakan dalam bahasa Sunda Cirebon, dengan pengecualian untuk prefiks ma- dan si- yang tidak produktif.[19]

Ada prefiks yang diciptakan dengan menggabungkan prefiks-prefiks yang telah ada pada awal kata.[19]

Prefiks-prefiks Prefiksasi
pi- + ka- pikalucueun 'menyebabkan lucu'
di- + pi- dipiindung 'dianggap seperti ibu'
di- + per- dipertelu 'dipertiga'
di- + pi- + ka+ dipikahayang 'dikehendaki'
sa- + ka- sakainget 'seingatnya'
sa- + pa-(N) sapamendak 'setemunya'
Sufiksasi
[sunting | sunting sumber]

Di bawah ini dijabarkan contoh-contoh sufiks beserta proses sufiksasinya.[20]

Sufiks Sufiksasi
-keun nuhunkeun 'minta'
-na cukupna 'cukupnya'
-an kumpulan 'kumpulan'
-eun paéheun 'kematian'
-a ngaputa 'menjahit'
-ing bakating 'karena'
-ning kayaning 'seperti'
-i ngaleuleuwihi 'melebihi'

Terdapat sufiks yang dibentuk dengan menggabungkan lebih dari satu sufiks yang telah ada untuk direkatkan di akhir kata.[21]

Sufiks-sufiks Sufiksasi
-keun + -eun bagikeuneun 'yang akan dibagikan'
-keun + -an + -na (di)pentaskeunana 'dipentaskannya'
-an + -an horénganan 'menyatakan keheranan'
-an + -an + -an anak-anakanana 'anak-anaknya'
-an + -eun kaputaneun 'yang akan dijahit'
-an + -i nyakséni 'menyaksikan'
-eun + -an + -na bacaeunana 'yang akan dibacanya'

Semua sufiks yang telah dijabarkan di atas produktif digunakan di seluruh wilayah penuturan bahasa Sunda Cirebon, walaupun begitu, ada beberapa sufiks yang hanya digunakan di wilayah Indramayu (wilayah penuturan bahasa Sunda Parean-Lelea), seperti sufiks pada asalé 'asalnya', -né pada artiné 'artinya', dan -a pada ngaputa 'menjahit'. Sufiks -eun dalam bahasa Sunda Cirebon diperlakukan seperti sufiks -keun dalam bahasa Sunda Priangan, seperti pada ngarosuleun 'merasulkan'.[22]

Simulfiksasi
[sunting | sunting sumber]

Simulfiksasi adalah gabungan penambahan sufiks dan prefiks, yang berarti penambahan afiks pada awal kata dan akhir kata secara bersamaan.[23]

Prefiks Sufiks Simulfiksasi Prefiks Sufiks Simulfiksasi
pi- -eun pibenereun 'yang akan benar' di- + si- -an disibeungeutan 'dicuci muka'
pi- -na pisaurna 'katanya' ka- -an kabuyutan 'bebuyutan'
pi- -an pileuleuyan 'selamat tinggal' ka- -an + an + -na kahirupanana 'kehidupannya'
pi- + ka- -eun pikalucueun 'menyebabkan lucu' nga- -keun ngaderepkeun 'memotong padi'
pa- -an paimahan 'perumahan' nga- -an ngalétakan 'menjilati'
pa- -na pagawéna 'pegawainya' nga- -eun ngadéngéeun 'dia mendengar'
pang- -na pangpinterna 'terpintar' sa- -na sakuasana 'sekuasanya'
pang-(N) -keun pangnuhunkeun 'dimintakan' sa- -an saturunan 'seturunan'
pang-(N) -an + -keun pangnulisankeun 'menyuruh ditulisi' sa- -eun sahuapeun 'hanya sesuap'
di- -an diteundeunan 'disimpani' sa- -keun salombangkeun 'selubangkan'
di- -keun disérénkeun 'diserahkan' sang- -keun sanghareupkeun 'hadapkan'
di- + pang-(N) -keun dipangmacakeun 'dibacakan' si- -an sibeungeutan 'dicucikan mukanya'
di- + sa- -keun disabeungkeutkeun 'diseikatkan' silih- -an silihtulungan 'saling tolong'
di- + sang- -keun disanghareupkeun 'dihadapkan' silih- -keun silihgoréngkeun 'saling ejek'

Beberapa prefiks seperti ba- dan pa- memiliki variasi be- dan pe- yang terutama digunakan di wilayah penuturan bahasa Sunda Indramayu (Parean-Lelea).[24]

Infiksasi
[sunting | sunting sumber]

Infiks adalah afiks yang diletakkan di tengah-tengah kata. Berikut ini adalah contoh-contoh infiks beserta infiksasinya.[25]

Infiks Infiksasi
-in- pinangéran 'yang dianggap pangeran'
-um- rumaos 'merasa'
-ar- rareuneuh 'pada hamil'
-al- laleumpang 'berjalan jamak'

Jika sebuah kata diawali dengan fonem vokal, maka beberapa infiks di atas akan berubah menjadi prefiks, seperti contohnya araruih (kata dasar: uih 'pulang') 'pulang' (jamak), alakur (kata dasar: akur 'akur') 'akur' (jamak), umendog (kata dasar: endog 'telur') 'menyerupai telur'.[25]

Ada beberapa infiks yang dapat digabungkan secara bersama-sama, sehingga membentuk infiks baru, seperti pada contoh berikut.[25]

Gabungan infiks Infiksasi
-ar- + -ar- araruih 'pulang' (jamak)
-al- + -al- alaludur 'sakit' (jamak)
-ar- + -um- arumendog 'seperti telur, menyerupai telur'

Infiks juga bisa direkatkan secara bersama-sama dengan prefiks dan sufiks, contohnya ada di bawah ini.[25]

digarawé 'bekerja' (jamak)
lalumpatan 'lari' (jamak)
digarsékeun 'dikerjakan' (jamak)
Nasalisasi
[sunting | sunting sumber]

Nasalisasi atau penyengauan adalah proses berubahnya fonem konsonan awal kata dengan fonem konsonan sengau yang sama dasar ucapannya (homorgan).[25] Contoh-contoh penyengauan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.[26]

Fonem konsonan pada awal kata Fonem konsonan sengau yang homorgan Penyengauan
/p/ /m/ pelakmelak 'tanam'
/b/ /m/ beunangmeunang 'dapat'
/w/ /m/ wadonmadon 'main perempuan'
/d/ /n/ deuleuneuleu 'melihat'
/t/ /n/ tongtaknongtak 'menarik'
/t͡ʃ/ /ɲ/ candaknyandak 'membawa'
/d͡ʒ/ /ɲ/ jieunnyieun 'membuat'
/k/ /ŋ/ kupingnguping 'mendengar'
/g/ /ŋ/ gebrakngebrakkeun 'membuka'
/s/ /n/ suhunkeunnuhunkeun 'meminta'
/s/ /ɲ/ suhunkeunnyuhunkeun 'meminta

Penyengauan pada kata-kata yang berawalan fonem vokal dilakukan dengan menambahkan fonem /ng/ atau /m/ pada awal kata tersebut.[27]

Fonem vokal pada awal kata Fonem yang ditambahkan Penyengauan
/i/ /ŋ/ ilaringilari 'mencari'
/i/ /m/ iangmiang 'berangkat'
/ɛ/ /ŋ/ éléhngéléhan 'mengalah'
/ə/ /ŋ/ ebabngebab 'memasalahkan'
/a/ /ŋ/ ayunngayun 'mengayun'
/u/ /ŋ/ ungsingungsi 'pindah'
/ɨ/ /ŋ/ eureunngeureunkeun 'memberhentikan'
/ɔ/ /ŋ/ omongngomong 'berbicara'

Pengulangan

[sunting | sunting sumber]

Pengulangan atau reduplikasi dalam bahasa Sunda Cirebon dapat dijabarkan di bawah ini.[28]

Cara pengulangan Kata tunggal/morfem bebas Proses pengulangan
Pengulangan suku kata pertama kejek 'injak' kekejek 'menginjak-injak'
Pengulangan seluruh kata tanpa perubahan fonem ria 'ria' ria-ria 'bersuka ria'
Pengulangan seluruh kata dengan perubahan fonem tindak 'tindak' tindak-tanduk 'tindak-tanduk'
purilit 'putar' puralat-purilit 'putar-putar'

Pengulangan dapat direkatkan secara sekaligus dengan afiksasi, baik itu prefiksasi, sufiksasi, simulfiksasi, maupun infiksasi.[29]

Pengulangan Gabungan pengulangan dengan afiksasi
babajingan 'bajing-bajing' Pengulangan suku kata pertama dengan sufiks -an
dilelebah-lebah 'dikira-kira' Pengulangan penuh kata dasar dan suku pertamanya, kemudian menambahkan sufiks di- pada bentukan akhir itu
digagandéngan 'dibisingi' Pengulangan suku kata pertama dengan simulfiksasi di-...-an
dieurih-eurihkeun 'dipindahkan' Pengulangan seluruh kata dengan simulfiksasi di-...-keun
serat-sinerat 'surat-surat' Pengulangan seluruh kata dengan infiks -in-
pinangéran-pinangéran 'yang dianggap pangeran' Pengulangan seluruhnya dengan infiks -in-

Pemajemukan

[sunting | sunting sumber]

Pemajemukan dapat tercipta dari beberapa proses di bawah ini.[30]

Kata-kata Pemajemukan
kata tunggal + kata tunggal buku/taun 'ulang tahun'
kata tunggal + kata kompleks rama/tuana 'kakek'
kata tunggal + kata ulang hajat/mamaleman 'selamatan pada malam hari di akhir bulan puasa'
kata tunggal + kata majemuk hayam/balik sumpah 'ayam balik sumpah'
kata kompleks + kata tunggal gedogan/kuda 'kandang kuda'
kata kompleks + kata kompleks paméran/pertanian 'pameran pertanian'
kata kompleks + kata majemuk aturan/hukum waris 'aturan hukum waris'
kata ulang + kata tunggal popojok/galeng 'pojok pematang'
kata ulang + kata majemuk tatabeuhan/goong rénténg 'tabuhan gong renteng'
kata majemuk + kata tunggal pusaka karuhun/cibali 'pusaka leluhur cibali'
kata majemuk + kata kompleks waduk liwet/dihayaman 'nali liwet uduk liwet ayam'
kata majemuk + kata ulang bulan puasa/lilikuran 'bulan puasa tanggal dua puluhan'
kata majemuk + kata majemuk pangéran pati/arya dipati 'Pangeran Pati Arya Dipati'

Berikut adalah perbandingan kosakata dari ragam percakapan bahasa Sunda Cirebon dan bahasa Sunda dialek lain.[31][32]

Banten Bogor Priangan Cirebon (Kuningan) Cirebon (Majalengka) Cirebon (Indramayu) Binong Glosa Keterangan
dia, sia manéh, sia anjeun nyanéh déwék, sorangan inya, kita manéh, sira kamu Pada bahasa Sunda Indramayu, kata "kita" memiliki makna yang lebih halus dibandingkan dengan kata "inya".
aing aing, urang abdi, kuring aing, kami uing aing, kami, kola urang, kuring, kami, nyong saya Pada bahasa Sunda Kuningan, kata "kami" memiliki makna yang lebih halus dibanding dengan "aing". Begitu juga dengan bahasa Sunda Indramayu, namun pada dialek Indramayu, ada kosakata yang lebih halus lagi dari kata "kami", yakni "kola".


Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Abdurrachman et al. (1985), hlm. 6.
  2. ^ a b Abdurrachman et al. (1985), hlm. 2.
  3. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 3.
  4. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 1.
  5. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 2-3.
  6. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 1-3.
  7. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 9.
  8. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 10.
  9. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 11.
  10. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 11-12.
  11. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 48.
  12. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 12.
  13. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 12-13.
  14. ^ a b c d e f Abdurrachman et al. (1985), hlm. 13.
  15. ^ a b Abdurrachman et al. (1985), hlm. 13-14.
  16. ^ a b Abdurrachman et al. (1985), hlm. 14.
  17. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 15.
  18. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 15-16.
  19. ^ a b Abdurrachman et al. (1985), hlm. 16.
  20. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 16-17.
  21. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 17.
  22. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 17-18.
  23. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 18-19.
  24. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 19.
  25. ^ a b c d e Abdurrachman et al. (1985), hlm. 20.
  26. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 21.
  27. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 21-22.
  28. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 22-24.
  29. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 23.
  30. ^ Abdurrachman et al. (1985), hlm. 23-24.
  31. ^ Puji Lestari, Miranti. 2009. Penelitian: Geofrafi Dailek Bahasa Daerah Di Kecamatan Binong Kabupaten Subang Propinsi Jawa Barat (Tinjauan Fonologis Sinkronis). Bandung: Universtias Pendidikan Indonesia
  32. ^ Nurfaidah, Dedeh. 2008. Penelitian: "Basa Sunda Dialék Majalengka Di Kacamatan Sukahaji". Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]