Lompat ke isi

Ki Sarmidi Mangunsarkoro: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Pranala luar: clean up
Tag: AWB Pengembalian manual
 
(41 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{nofootnote}}
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
|honorific-prefix =
|name = {{PAGENAME}}
|name = Ki Sarmidi Mangunsarkoro
ꦏꦶꦱꦂꦩꦶꦢꦶꦩꦔꦸꦤ꧀ꦱꦂꦏꦫ
|image = Sarmidi mangunsarkoro.jpg
|image = Sarmidi mangunsarkoro.jpg
|imagesize =
|imagesize =
|caption =
|caption =
|office1 = Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan Nasional Indonesia
|office1 = Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
|order1 = 5
|order1 = Ke-6
|term_start1 = [[4 Agustus]] [[1949]]
|term_start1 = 4 Agustus 1949
|term_end1 = [[6 September]] [[1950]]
|term_end1 = 6 September 1950
|president1 = [[Soekarno]]
|president1 = [[Soekarno]]
|predecessor1 = [[Ali Sastroamidjojo]]
|predecessor1 = [[Teuku Mohammad Hasan]]
|successor1 = [[Bahder Djohan]]
|successor1 = [[Bahder Djohan]]
|birth_date = [[1904]]
|birth_date = [[23 Mei]] [[1904]]
|birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
|birth_place = [[Surakarta]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = [[1957]]
|death_date = {{death date and age|1957|6|8|1904|5|23}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|party =
|party =
|spouse =
|spouse =
Baris 24: Baris 26:
|religion = [[Islam]]
|religion = [[Islam]]
}}
}}
'''Ki Mangunsarkoro''' atau '''Sarmidi Mangunsarkoro''' ([[1904]] - [[1959]]) adalah pejuang di bidang pendidikan nasional, ia dipercaya menjadi [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] pada tahun 1949 hingga tahun 1950.
'''Ki Mangunsarkoro''' atau '''Sarmidi Mangunsarkoro''' ({{lahirmati||23|5|1904||8|6|1957}}) adalah pejuang di bidang pendidikan nasional, ia dipercaya menjadi [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] pada tahun 1949 hingga tahun 1950.


== Kehidupan Awal ==
Ki Sarmidi Mangunsarkoro lahir 23 Mei 1904 di Surakarta. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga pegawai Keraton Surakarta. Pengabdian Ki Sarmidi Mangunsarkoro kepada masyarakat, diawali setelah ia lulus dari '''Sekolah Guru ‘Arjuna’ Jakarta''' langsung diangkat menjadi guru '''HIS [[Tamansiswa]] Yogyakarta'''. Kemudian pada Th 1929 Ki Sarmidi Mangunsarkoro diangkat menjadi Kepala Sekolah '''HIS Budi Utomo Jakarta'''. Satu tahun kemudian, atas permintaan penduduk Kemayoran dan restu [[Ki Hadjar Dewantara]], ia mendirikan Perguruan Tamansiswa di Jakarta. '''Perguruan Tamansiswa''' di Jakarta itu sebenarnya merupakan penggabungan antara HIS Budi Utomo dan HIS Marsudi Rukun yang dua-duanya dipimpin oleh Ki Sarmidi Mangunsarkoro, dan dalam perkembangannya Perguruan Tamansiswa Cabang [[Jakarta]] mengalami kemajuan yang pesat hingga sekarang.
Ki Sarmidi Mangunsarkoro lahir 23 Mei 1904 di Surakarta. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga pegawai Keraton Surakarta. Pengabdian Ki Sarmidi Mangunsarkoro kepada masyarakat, diawali setelah ia lulus dari [[Sekolah Guru]] "Arjuna" Jakarta langsung diangkat menjadi [[guru]] HIS [[Tamansiswa]] Yogyakarta.


Kemudian pada Th 1929 Ki Sarmidi Mangunsarkoro diangkat menjadi [[Kepala Sekolah]] HIS Budi Utomo Jakarta. Satu tahun kemudian, atas permintaan penduduk Kemayoran dan restu [[Ki Hadjar Dewantara]], ia mendirikan Perguruan Tamansiswa di Jakarta. Perguruan Tamansiswa di Jakarta itu sebenarnya merupakan penggabungan antara HIS Budi Utomo dan HIS Marsudi Rukun yang dua-duanya dipimpin oleh Ki Sarmidi Mangunsarkoro, dan dalam perkembangannya Perguruan Tamansiswa Cabang [[Jakarta]] mengalami kemajuan yang pesat hingga sekarang.
Pada upacara Penutupan Kongres atau Rapat Besar Umum Tamansiswa yang pertama di Yogyakarta pada 13 Agustus 1930, Ki Sarmidi Mangunsarkoro bersama-sama Ki Sadikin, Ki S. Djojoprajitno, Ki Poeger, Ki Kadiroen dan Ki Safioedin Soerjopoetro atas nama Persatuan Tamansiswa seluruh Indonesia menandatangani '''‘Keterangan Penerimaan’''' penyerahan '''‘Piagam Persatuan Perjanjian Pendirian’''' dari tangan '''Ki Hadjar Dewantara, Ki Tjokrodirjo dan Ki Pronowidigdo''' untuk mewujudkan usaha pendidikan yang beralaskan hidup dan penghidupan bangsa dengan nama '''‘Tamansiswa’''' yang didirikan pada 3 Juli 1922 di [[Yogyakarta]].


== Pengabdian di Taman Siswa ==
Sebagai salah satu orang yang terpilih oleh Ki Hadjar Dewantara untuk memajukan, menggalakkan serta memodernisasikan Tamansiswa yang berdasarkan pada rasa cinta tanah air serta berjiwa nasional, Ki Sarmidi Mangunsarkoro mempunyai beberapa pemikiran demi terlaksananya cita-cita pendidikan Tamansiswa.
Pada upacara Penutupan Kongres atau Rapat Besar Umum Tamansiswa yang pertama di [[Yogyakarta]] pada 13 Agustus 1930, Ki Sarmidi Mangunsarkoro bersama-sama Ki Sadikin, Ki S. Djojoprajitno, Ki Poeger, Ki Kadiroen dan Ki Safioedin Soerjopoetro atas nama Persatuan Tamansiswa seluruh Indonesia menandatangani Keterangan Penerimaan penyerahan "Piagam Persatuan Perjanjian Pendirian" dari tangan Ki Hadjar Dewantara, Ki Tjokrodirjo dan Ki Pronowidigdo untuk mewujudkan usaha pendidikan yang beralaskan hidup dan penghidupan bangsa dengan nama Tamansiswa yang didirikan pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta.


Sebagai salah satu orang yang terpilih oleh Ki Hadjar Dewantara untuk memajukan, menggalakkan serta memodernisasikan Tamansiswa yang berdasarkan pada rasa cinta tanah air serta berjiwa nasional, Ki Sarmidi Mangunsarkoro mempunyai beberapa pemikiran demi terlaksananya cita-cita pendidikan Tamansiswa.
Selanjutnya pada tahun 1931 Ki Sarmidi Mangunsarkoro ditugasi untuk menyusun Rencana Pelajaran Baru dan pada tahun 1932 disahkan sebagai '''‘Daftar Pelajaran Mangunsarkoro’'''. Atas dasar tugas tersebut maka pada tahun 1932 itu juga ia menulis buku '''‘Pengantar Guru Nasional’'''. Buku tersebut mengalami cetak ulang pada tahun 1935. Dalam ‘Daftar Pelajaran Mangunsarkoro’ yang mencerminkan cita-cita Tamansiswa dan Pengantar Guru Nasional itu di dalam arus pergerakan nasional di Indonesia khususnya di Asia pada umumnya, dapat disimpulkan pemikirannya mewakili salah satu aspek dari kebangunan '''nasionalisme''' yaitu ''aspek kebudayaan'', yang pada hakikatnya merupakan usaha menguji hukum-hukum kesusilaan dan mengajarkan berbagai pembaharuan disesuaikan dengan alam dan zaman. Dua aspek lainnya adalah ''aspek sosial ekonomis'' yaitu usaha meningkatkan derajat rakyat dengan menumbangkan cengkeraman ekonomi bangsa-bangsa Eropa Barat, sedangkan pada ''aspek politik'' yaitu usaha merebut kekuasaan politik dari tangan Pemerintah Kolonialisme Belanda.


Selanjutnya pada tahun 1931 Ki Sarmidi Mangunsarkoro ditugasi untuk menyusun Rencana Pelajaran Baru dan pada tahun 1932 disahkan sebagai Daftar Pelajaran Mangunsarkoro. Atas dasar tugas tersebut maka pada tahun 1932 itu juga ia menulis buku Pengantar Guru Nasional. Buku tersebut mengalami cetak ulang pada tahun 1935.
Perjuangan Ki Sarmidi Mangunsarkoro dalam bidang pendidikan, di antaranya pada tahun 1930-1938 menjadi Anggota Pengurus Besar '''Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI)''' dan penganjur gerakan Kepanduan Nasional yang bebas dari pengaruh kolonialisme Belanda. Selanjutnya pada tahun 1932-1940 ia menjabat sebagai Ketua Departemen Pendidikan dan Pengajaran Majelis Luhur Tamansiswa merangkap Pemimpin Umum Tamansiswa Jawa Barat. Pada tahun 1933 Ki Sarmidi Mangunsarkoro memegang Kepemimpinan Taman Dewasa Raya di Jakarta yang secara khusus membidangi bidang Pendidikan dan Pengajaran.


Dalam ‘Daftar Pelajaran Mangunsarkoro’ yang mencerminkan cita-cita Tamansiswa dan Pengantar Guru Nasional itu di dalam arus pergerakan nasional di Indonesia khususnya di [[Asia]] pada umumnya, dapat disimpulkan pemikirannya mewakili salah satu aspek dari kebangunan [[nasionalisme]] yaitu "aspek kebudayaan", yang pada hakikatnya merupakan usaha menguji hukum-hukum kesusilaan dan mengajarkan berbagai pembaharuan disesuaikan dengan alam dan zaman. Dua aspek lainnya adalah "aspek sosial ekonomis" yaitu usaha meningkatkan derajat rakyat dengan menumbangkan cengkeraman ekonomi bangsa-bangsa Eropa Barat, sedangkan pada "aspek politik" yaitu usaha merebut kekuasaan politik dari tangan Pemerintah Kolonialisme Belanda.
Pada tahun 1947 Ki Sarmidi Mangunsarkoro diberi tugas oleh Ki Hadjar Dewantara untuk memimpin penelitian guna merumuskan dasar-dasar perjuangan Tamansiswa, dengan bertitik tolak dari Asas Tamansiswa 1922. Dalam Rapat Besar Umum Tamansiswa Tahun 1947 hasil kerja '''‘Panitia Mangunsarkoro’ ''' bernama '''Pancadarma''' itu diterima dan menjadi '''Dasar Tamansiswa''', yaitu: Kodrat Alam, Kemerdekaan, Kebudayaan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan.
Ki Sarmidi Mangunsarkoro semakin dikenal di lingkungan pendidikan maupun di lingkungan politik melalui [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI).''' Ki Sarmidi Mangunsarkoro pada tahun 1928 ikut tampil sebagai pembicara dalam '''Kongres Pemuda 28 Oktober 1928''' menyampaikan pidato tentang '''‘Pendidikan Nasional’''', yang mengemukakan bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan dan dididik secara demokratis, serta perlunya keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Ki Sarmidi Mangunsarkoro pernah terpilih menjadi Ketua PNI Pertama sebagai hasil Kongres Serikat Rakyat Indonesia (SERINDO) di Kediri dan menentang politik kompromi dengan Belanda (Perjanjian Linggarjati dan Renvile). Sewaktu terjadi agresi Belanda II di Yogyakarta, Ki Sarmidi Mangunsarkoro pernah ditahan IVG dan dipenjara di Wirogunan.
Pada waktu [[Kabinet Hatta II]] berkuasa pada Agustus 1949 sampai dengan Januari 1950, Ki Sarmidi Mangunsarkoro mendapat kepercayaan menjadi '''Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP dan K) RI'''. Sewaktu menjabat Menteri PP dan K, beliau mendirikan dan meresmikan berdirinya '''Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI)''' di Yogyakarta, mendirikan Konservatori [[Karawitan]] di Surakarta, dan ikut membidani lahirnya '''[[Universitas Gadjah Mada]] (UGM)''' Yogyakarta.
Kepercayaan Pemerintah terhadap reputasi dan dedikasinya kepada Negara, membawa Ki Sarmidi Mangunsarkoro kembali dipercaya menjadi Menteri PP dan K RI pada masa [[Kabinet Halim]] sejak Januari 1950 sampai September 1950, dan beliau berhasil menyusun dan memperjuangkan di parlemen '''Undang Undang No 4/1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah untuk seluruh Indonesia'''. UU No 4/1950 itu disahkan dan sekaligus menjadi '''Undang Undang Pendidikan Nasional pertama'''.


Pada tahun 1947 Ki Sarmidi Mangunsarkoro diberi tugas oleh Ki Hadjar Dewantara untuk memimpin penelitian guna merumuskan dasar-dasar perjuangan Tamansiswa, dengan bertitik tolak dari Asas Tamansiswa 1922. Dalam Rapat Besar Umum Tamansiswa Tahun 1947 hasil kerja Panitia Mangunsarkoro bernama Pancadarma itu diterima dan menjadi Dasar Tamansiswa, yaitu: Kodrat Alam, Kemerdekaan, Kebudayaan, Kebangsaan, dan [[Kemanusiaan]].
Pribadi Ki Sarmidi Mangunsarkoro yang tetap sederhana, berpikiran dan berwawasan kebangsaan dan rasa nasional yang tebal tercermin dalam penampilannya sehari-hari yang selalu memakai peci agak bulat, kumis tebal, kemeja Schiller putih serta bersarung Samarinda serta memakai sandal. Penampilan yang sangat sederhana, beliau terapkan juga pada waktu menjadi Menteri PP dan K, yaitu tidak mau bertempat tinggal di rumah dinas menteri. Apabila menghadiri acara jamuan kepresidenan, di jalan raya maupun pergi ke Jakarta yang selalu tidak ketinggalan memakai sarung dan peci.


== Perjuangan ==
Di sepanjang hidupnya, Ki Sarmidi Mangunsarkoro menulis beberapa buku-buku mengenai pendidikan nasional, kebudayaan dan juga politik. Hal ini seiring dengan perhatian beliau yang begitu besar pada ketiga bidang tersebut. Buku-buku tulisan beliau antara lain :
Perjuangan Ki Sarmidi Mangunsarkoro dalam bidang pendidikan, di antaranya pada tahun 1930-1938 menjadi Anggota Pengurus Besar Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan penganjur gerakan Kepanduan Nasional yang bebas dari pengaruh kolonialisme Belanda. Selanjutnya pada tahun 1932-1940 ia menjabat sebagai Ketua Departemen Pendidikan dan Pengajaran Majelis Luhur Tamansiswa merangkap Pemimpin Umum Tamansiswa [[Jawa Barat]]. Pada tahun 1933 Ki Sarmidi Mangunsarkoro memegang Kepemimpinan Taman Dewasa Raya di Jakarta yang secara khusus membidangi bidang Pendidikan dan Pengajaran.


Ki Sarmidi Mangunsarkoro semakin dikenal di lingkungan pendidikan maupun di lingkungan politik melalui [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI). Ki Sarmidi Mangunsarkoro pada tahun 1928 ikut tampil sebagai pembicara dalam [[Sumpah Pemuda|Kongres Pemuda]] 28 Oktober 1928 menyampaikan pidato tentang [[Pendidikan Nasional]], yang mengemukakan bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan dan dididik secara demokratis, serta perlunya keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.


Ki Sarmidi Mangunsarkoro pernah terpilih menjadi Ketua PNI Pertama sebagai hasil Kongres Serikat Rakyat Indonesia (SERINDO) di [[Kediri]] dan menentang politik kompromi dengan [[Hindia Belanda|Belanda]] (Perjanjian Linggarjati dan Renvile). Sewaktu terjadi agresi Belanda II di Yogyakarta, Ki Sarmidi Mangunsarkoro pernah ditahan IVG dan dipenjara di Wirogunan.
* 1. Pendidikan Nasional (Keluarga, Jogjakarta, 1948)
* 2. Masjarakat Sosialis (Pelopor, Jogjakarta, 1951)
* 3. Dasar-Dasar Pendidikan Nasional (Pertjetakan Keluarga, 1951)
* 4. Kebudajaan Rakjat (Usaha Penerbitan Indonesia, 1951)
* 5. Dasar Sosiologi dan Kebudajaan untuk Pendidikan Indonesia Merdeka(Prapancha, Jogjakara, 1952)
* 6. Ilmu Kemasjarakatan (Prapancha, 1952)
* 7. [[Sosialisme]], [[Marhaenisme]] dan [[Komunisme]] (Wasiat Nasional, Jogja, 1955)
* 8. Inti Marhaenisme (Wasiat Nasional, Jogja, 1954)
* 9. Guru Tak Berkarakter ratjun Masjarakat : Sumbangan dari Kementerian Penerangan RI oentoek guru Nasional yang Membentuk Djiwa Nasional (ditulis bersama dg Asaat gelar Datuk Mudo, Kementerian Penerangan RI, kata Pengantar 1950)
* 10. Dasar Sosisologi dan Kebudajaan untuk Rakjat Indonesia (Prapancha, 1952


== Menteri Pendidikan ==
[[File:Sarmidi Mangunsarkoro, Kami Perkenalkan (1954), p111.jpg|jmpl|150px|Sarmidi Mangunsarkoro, 1954]]


Pada waktu [[Kabinet Hatta II]] berkuasa pada Agustus 1949 sampai dengan Januari 1950, Ki Sarmidi Mangunsarkoro mendapat kepercayaan menjadi [[Daftar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia|Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP dan K) RI]]. Sewaktu menjabat Menteri PP dan K, ia mendirikan dan meresmikan berdirinya [[Akademi Seni Rupa Indonesia]] (ASRI) di Yogyakarta, mendirikan Konservatori [[Karawitan]] di Surakarta, dan ikut membidani lahirnya [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM) Yogyakarta.
Ki Sarmidi Mangunsarkoro wafat 8 Juni 1957 di Jakarta, dimakamkan di makam Keluarga Besar Tamansiswa [['''‘Taman Wijaya Brata’''']], Celeban, Yogyakarta. Atas jasa-jasanya, Alm Ki Sarmidi Mangunsarkoro menerima beberapa tanda jasa [[Bintang Mahaputra]] Adipradana dari Pemerintah, dan juga penghargaan dari Tamansiswa dan rakyat.


Kepercayaan Pemerintah terhadap reputasi dan dedikasinya kepada Negara, membawa Ki Sarmidi Mangunsarkoro kembali dipercaya menjadi Menteri PP dan K RI pada masa [[Kabinet Halim]] sejak Januari 1950 sampai September 1950, dan ia berhasil menyusun dan memperjuangkan di parlemen Undang Undang No 4/1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah untuk seluruh Indonesia. UU No 4/1950 itu disahkan dan sekaligus menjadi Undang Undang Pendidikan Nasional pertama.


== Pranala luar ==
== Kehidupan Pribadi ==
Pribadi Ki Sarmidi Mangunsarkoro yang tetap sederhana, berpikiran dan berwawasan kebangsaan dan rasa nasional yang tebal tercermin dalam penampilannya sehari-hari yang selalu memakai peci agak bulat, kumis tebal, kemeja [[Schiller]] putih serta bersarung [[Samarinda]] serta memakai [[sandal]]. Penampilan yang sangat sederhana, ia terapkan juga pada waktu menjadi Menteri PP dan K, yaitu tidak mau bertempat tinggal di rumah dinas menteri. Apabila menghadiri acara jamuan kepresidenan, di jalan raya maupun pergi ke Jakarta yang selalu tidak ketinggalan memakai sarung dan peci.
* [http://pardi74.multiply.com/journal Berita]


Ki Sarmidi Mangunsarkoro wafat 8 Juni 1957 di Jakarta, dimakamkan di makam Keluarga Besar Tamansiswa [[Taman Wijaya Brata]], Celeban, Yogyakarta. Atas jasa-jasanya, Alm Ki Sarmidi Mangunsarkoro menerima tanda jasa [[Bintang Mahaputra]] Adipradana dari Pemerintah, dan juga penghargaan dari Tamansiswa dan rakyat.
* [http://mangunsarkoro.wordpress.com/ Kumpulan artikel Ki Mangunsarkoro]


== Karya-Karya ==
* [http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=198303&actmenu=39 Perjuangan Ki Mangunsarkoro]
Di sepanjang hidupnya, Ki Sarmidi Mangunsarkoro menulis beberapa buku-buku mengenai pendidikan nasional, kebudayaan dan juga politik. Hal ini seiring dengan perhatian ia yang begitu besar pada ketiga bidang tersebut. Buku-buku tulisan ia antara lain:
# Pendidikan Nasional (Keluarga, Jogjakarta, 1948)
# Masjarakat Sosialis (Pelopor, Jogjakarta, 1951)
# Dasar-Dasar Pendidikan Nasional (Pertjetakan Keluarga, 1951)
# Kebudajaan Rakjat (Usaha Penerbitan Indonesia, 1951)
# Dasar Sosiologi dan Kebudajaan untuk Pendidikan Indonesia Merdeka(Prapancha, Jogjakara, 1952)
# Ilmu Kemasjarakatan (Prapancha, 1952)
# [[Sosialisme]], [[Marhaenisme]] dan [[Komunisme]] (Wasiat Nasional, Jogja, 1955)
# Inti Marhaenisme (Wasiat Nasional, Jogja, 1954)
# Guru Tak Berkarakter ratjun Masjarakat: Sumbangan dari Kementerian Penerangan RI oentoek guru Nasional yang Membentuk Djiwa Nasional (ditulis bersama dg Asaat gelar Datuk Mudo, Kementerian Penerangan RI, kata Pengantar 1950)
# Dasar Sosisologi dan Kebudajaan untuk Rakjat Indonesia (Prapancha, 1952


== Pranala luar ==
* [http://wiki-indonesia.club/wiki/Daftar_Menteri_Pendidikan_Nasional_Republik_Indonesia Daftar Menteri Pendidikan]


* [http://pardi74.multiply.com/journal Berita]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://mangunsarkoro.wordpress.com/ Kumpulan artikel Ki Mangunsarkoro]
* [http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=198303&actmenu=39 Perjuangan Ki Mangunsarkoro]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_tandajasa&cat=2&id=7&Itemid=43&limit=1&limitstart=3 Bintang kehormatan Mahaputra Adhipradana]
* [http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_tandajasa&cat=2&id=7&Itemid=43&limit=1&limitstart=3 Bintang kehormatan Mahaputra Adhipradana]
* [http://www.harianjogja.com/pestabuku/beritas/detailberita/5512 Ki Mangunsarkoro diusulkan menjadi Pahlawan Nasional]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}

* [http://www.dinsos.pemda-diy.go.id/index.php?option=content&task=view&id=272&Itemid=49 Pelestarian Nilai Kepahlawanan Dinso DIY] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091108121542/http://www.dinsos.pemda-diy.go.id/index.php?option=content&task=view&id=272&Itemid=49 |date=2009-11-08 }}
* [http://www.harianjogja.com/pestabuku/beritas/detailberita/5512 Ki Mangunsarkoro diusulkan menjadi Pahlawan Nasional]
* [http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=53&kt=sarmidi%20mangunsarkoro Buku Karya Ki Mangunsarkoro: Perpustakaan Unika Atma Jaya]

* [http://catalogue.nla.gov.au/Search/Home?lookfor=sarmidi+mangunsarkoro&type=all&limits=&submit=Find Buku Karya Ki Mangunsarkoro: National Library of Australia]
* [http://www.dinsos.pemda-diy.go.id/index.php?option=content&task=view&id=272&Itemid=49 Pelestarian Nilai Kepahlawanan Dinso DIY]
* [http://cornell.worldcat.org/search?q=sarmidi+mangunsarkoro&qt=wc_org_cornell&GO=GO Buku Karya Ki Mangunsarkoro: Cornell University Library, USA]

* [http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=53&kt=sarmidi%20mangunsarkoro Buku Karya Ki Mangunsarkoro : Perpustakaan Unika Atma Jaya]
* [http://resources.library.yale.edu/siteSearch/searchOrbis.aspx?q=sarmidi%20mangunsarkoro Buku Karya Ki Mangunsarkoro: Yale University Library, USA]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://berkeley.worldcat.org/search?qt=affiliate&ai=wclocal_5689&q=sarmidi+mangunsarkoro&wcsbtn2w=Search&scope=1&oldscope=W Buku Karya Ki Mangunsarkoro: University of California, Berkeley Library]

* [http://catalogue.nla.gov.au/Search/Home?lookfor=sarmidi+mangunsarkoro&type=all&limits=&submit=Find Buku Karya Ki Mangunsarkoro : National Library of Australia]

* [http://cornell.worldcat.org/search?q=sarmidi+mangunsarkoro&qt=wc_org_cornell&GO=GO Buku Karya Ki Mangunsarkoro : Cornell University Library, USA]

* [http://resources.library.yale.edu/siteSearch/searchOrbis.aspx?q=sarmidi%20mangunsarkoro Buku Karya Ki Mangunsarkoro : Yale University Library, USA]

* [http://berkeley.worldcat.org/search?qt=affiliate&ai=wclocal_5689&q=sarmidi+mangunsarkoro&wcsbtn2w=Search&scope=1&oldscope=W Buku Karya Ki Mangunsarkoro : University of California, Berkeley Library]






{{Kotak_mulai}}
{{Kotak_mulai}}
{{S-off}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] |tahun = 1949|
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] |tahun = 1949–1950|pendahulu = [[Teuku Mohammad Hasan]]|pengganti = [[Bahder Djohan]]}}
Mangunsarkoro bersama Mohamad Roem pernah diberi tugas oleh Presiden Soekarno untuk membentuk kabinet tetapi tidak berhasil
pendahulu = [[Teuku Mohammad Hasan]]| pengganti = [[Abu Hanifah (menteri)|Abu Hanifah]]}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] |tahun = 1949 - 1950| pendahulu = [[Abu Hanifah (menteri)|Abu Hanifah]]| pengganti = [[Bahder Djohan]]}}

{{Kotak_selesai}}
{{Kotak_selesai}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia}}


{{lifetime|1904|1959|}}
{{indo-bio-stub}}


{{DEFAULTSORT:Mangunsarkoro, Sarmidi}}
{{DEFAULTSORT:Mangunsarkoro, Sarmidi}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
{{lifetime|1904|1959|}}
[[Kategori:Tokoh Jawa]]

[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Pendidikan Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1956–1959]]
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]]

Revisi terkini sejak 1 Desember 2022 03.10

Ki Sarmidi Mangunsarkoro ꦏꦶꦱꦂꦩꦶꦢꦶꦩꦔꦸꦤ꧀ꦱꦂꦏꦫ
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Ke-6
Masa jabatan
4 Agustus 1949 – 6 September 1950
PresidenSoekarno
Informasi pribadi
Lahir23 Mei 1904
Surakarta, Hindia Belanda
Meninggal8 Juni 1957(1957-06-08) (umur 53)
Jakarta, Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ki Mangunsarkoro atau Sarmidi Mangunsarkoro (23 Mei 1904 – 8 Juni 1957) adalah pejuang di bidang pendidikan nasional, ia dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1949 hingga tahun 1950.

Kehidupan Awal

[sunting | sunting sumber]

Ki Sarmidi Mangunsarkoro lahir 23 Mei 1904 di Surakarta. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga pegawai Keraton Surakarta. Pengabdian Ki Sarmidi Mangunsarkoro kepada masyarakat, diawali setelah ia lulus dari Sekolah Guru "Arjuna" Jakarta langsung diangkat menjadi guru HIS Tamansiswa Yogyakarta.

Kemudian pada Th 1929 Ki Sarmidi Mangunsarkoro diangkat menjadi Kepala Sekolah HIS Budi Utomo Jakarta. Satu tahun kemudian, atas permintaan penduduk Kemayoran dan restu Ki Hadjar Dewantara, ia mendirikan Perguruan Tamansiswa di Jakarta. Perguruan Tamansiswa di Jakarta itu sebenarnya merupakan penggabungan antara HIS Budi Utomo dan HIS Marsudi Rukun yang dua-duanya dipimpin oleh Ki Sarmidi Mangunsarkoro, dan dalam perkembangannya Perguruan Tamansiswa Cabang Jakarta mengalami kemajuan yang pesat hingga sekarang.

Pengabdian di Taman Siswa

[sunting | sunting sumber]

Pada upacara Penutupan Kongres atau Rapat Besar Umum Tamansiswa yang pertama di Yogyakarta pada 13 Agustus 1930, Ki Sarmidi Mangunsarkoro bersama-sama Ki Sadikin, Ki S. Djojoprajitno, Ki Poeger, Ki Kadiroen dan Ki Safioedin Soerjopoetro atas nama Persatuan Tamansiswa seluruh Indonesia menandatangani Keterangan Penerimaan penyerahan "Piagam Persatuan Perjanjian Pendirian" dari tangan Ki Hadjar Dewantara, Ki Tjokrodirjo dan Ki Pronowidigdo untuk mewujudkan usaha pendidikan yang beralaskan hidup dan penghidupan bangsa dengan nama Tamansiswa yang didirikan pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta.

Sebagai salah satu orang yang terpilih oleh Ki Hadjar Dewantara untuk memajukan, menggalakkan serta memodernisasikan Tamansiswa yang berdasarkan pada rasa cinta tanah air serta berjiwa nasional, Ki Sarmidi Mangunsarkoro mempunyai beberapa pemikiran demi terlaksananya cita-cita pendidikan Tamansiswa.

Selanjutnya pada tahun 1931 Ki Sarmidi Mangunsarkoro ditugasi untuk menyusun Rencana Pelajaran Baru dan pada tahun 1932 disahkan sebagai Daftar Pelajaran Mangunsarkoro. Atas dasar tugas tersebut maka pada tahun 1932 itu juga ia menulis buku Pengantar Guru Nasional. Buku tersebut mengalami cetak ulang pada tahun 1935.

Dalam ‘Daftar Pelajaran Mangunsarkoro’ yang mencerminkan cita-cita Tamansiswa dan Pengantar Guru Nasional itu di dalam arus pergerakan nasional di Indonesia khususnya di Asia pada umumnya, dapat disimpulkan pemikirannya mewakili salah satu aspek dari kebangunan nasionalisme yaitu "aspek kebudayaan", yang pada hakikatnya merupakan usaha menguji hukum-hukum kesusilaan dan mengajarkan berbagai pembaharuan disesuaikan dengan alam dan zaman. Dua aspek lainnya adalah "aspek sosial ekonomis" yaitu usaha meningkatkan derajat rakyat dengan menumbangkan cengkeraman ekonomi bangsa-bangsa Eropa Barat, sedangkan pada "aspek politik" yaitu usaha merebut kekuasaan politik dari tangan Pemerintah Kolonialisme Belanda.

Pada tahun 1947 Ki Sarmidi Mangunsarkoro diberi tugas oleh Ki Hadjar Dewantara untuk memimpin penelitian guna merumuskan dasar-dasar perjuangan Tamansiswa, dengan bertitik tolak dari Asas Tamansiswa 1922. Dalam Rapat Besar Umum Tamansiswa Tahun 1947 hasil kerja Panitia Mangunsarkoro bernama Pancadarma itu diterima dan menjadi Dasar Tamansiswa, yaitu: Kodrat Alam, Kemerdekaan, Kebudayaan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan.

Perjuangan

[sunting | sunting sumber]

Perjuangan Ki Sarmidi Mangunsarkoro dalam bidang pendidikan, di antaranya pada tahun 1930-1938 menjadi Anggota Pengurus Besar Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan penganjur gerakan Kepanduan Nasional yang bebas dari pengaruh kolonialisme Belanda. Selanjutnya pada tahun 1932-1940 ia menjabat sebagai Ketua Departemen Pendidikan dan Pengajaran Majelis Luhur Tamansiswa merangkap Pemimpin Umum Tamansiswa Jawa Barat. Pada tahun 1933 Ki Sarmidi Mangunsarkoro memegang Kepemimpinan Taman Dewasa Raya di Jakarta yang secara khusus membidangi bidang Pendidikan dan Pengajaran.

Ki Sarmidi Mangunsarkoro semakin dikenal di lingkungan pendidikan maupun di lingkungan politik melalui Partai Nasional Indonesia (PNI). Ki Sarmidi Mangunsarkoro pada tahun 1928 ikut tampil sebagai pembicara dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 menyampaikan pidato tentang Pendidikan Nasional, yang mengemukakan bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan dan dididik secara demokratis, serta perlunya keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.

Ki Sarmidi Mangunsarkoro pernah terpilih menjadi Ketua PNI Pertama sebagai hasil Kongres Serikat Rakyat Indonesia (SERINDO) di Kediri dan menentang politik kompromi dengan Belanda (Perjanjian Linggarjati dan Renvile). Sewaktu terjadi agresi Belanda II di Yogyakarta, Ki Sarmidi Mangunsarkoro pernah ditahan IVG dan dipenjara di Wirogunan.

Menteri Pendidikan

[sunting | sunting sumber]
Sarmidi Mangunsarkoro, 1954

Pada waktu Kabinet Hatta II berkuasa pada Agustus 1949 sampai dengan Januari 1950, Ki Sarmidi Mangunsarkoro mendapat kepercayaan menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP dan K) RI. Sewaktu menjabat Menteri PP dan K, ia mendirikan dan meresmikan berdirinya Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta, mendirikan Konservatori Karawitan di Surakarta, dan ikut membidani lahirnya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Kepercayaan Pemerintah terhadap reputasi dan dedikasinya kepada Negara, membawa Ki Sarmidi Mangunsarkoro kembali dipercaya menjadi Menteri PP dan K RI pada masa Kabinet Halim sejak Januari 1950 sampai September 1950, dan ia berhasil menyusun dan memperjuangkan di parlemen Undang Undang No 4/1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah untuk seluruh Indonesia. UU No 4/1950 itu disahkan dan sekaligus menjadi Undang Undang Pendidikan Nasional pertama.

Kehidupan Pribadi

[sunting | sunting sumber]

Pribadi Ki Sarmidi Mangunsarkoro yang tetap sederhana, berpikiran dan berwawasan kebangsaan dan rasa nasional yang tebal tercermin dalam penampilannya sehari-hari yang selalu memakai peci agak bulat, kumis tebal, kemeja Schiller putih serta bersarung Samarinda serta memakai sandal. Penampilan yang sangat sederhana, ia terapkan juga pada waktu menjadi Menteri PP dan K, yaitu tidak mau bertempat tinggal di rumah dinas menteri. Apabila menghadiri acara jamuan kepresidenan, di jalan raya maupun pergi ke Jakarta yang selalu tidak ketinggalan memakai sarung dan peci.

Ki Sarmidi Mangunsarkoro wafat 8 Juni 1957 di Jakarta, dimakamkan di makam Keluarga Besar Tamansiswa Taman Wijaya Brata, Celeban, Yogyakarta. Atas jasa-jasanya, Alm Ki Sarmidi Mangunsarkoro menerima tanda jasa Bintang Mahaputra Adipradana dari Pemerintah, dan juga penghargaan dari Tamansiswa dan rakyat.

Karya-Karya

[sunting | sunting sumber]

Di sepanjang hidupnya, Ki Sarmidi Mangunsarkoro menulis beberapa buku-buku mengenai pendidikan nasional, kebudayaan dan juga politik. Hal ini seiring dengan perhatian ia yang begitu besar pada ketiga bidang tersebut. Buku-buku tulisan ia antara lain:

  1. Pendidikan Nasional (Keluarga, Jogjakarta, 1948)
  2. Masjarakat Sosialis (Pelopor, Jogjakarta, 1951)
  3. Dasar-Dasar Pendidikan Nasional (Pertjetakan Keluarga, 1951)
  4. Kebudajaan Rakjat (Usaha Penerbitan Indonesia, 1951)
  5. Dasar Sosiologi dan Kebudajaan untuk Pendidikan Indonesia Merdeka(Prapancha, Jogjakara, 1952)
  6. Ilmu Kemasjarakatan (Prapancha, 1952)
  7. Sosialisme, Marhaenisme dan Komunisme (Wasiat Nasional, Jogja, 1955)
  8. Inti Marhaenisme (Wasiat Nasional, Jogja, 1954)
  9. Guru Tak Berkarakter ratjun Masjarakat: Sumbangan dari Kementerian Penerangan RI oentoek guru Nasional yang Membentuk Djiwa Nasional (ditulis bersama dg Asaat gelar Datuk Mudo, Kementerian Penerangan RI, kata Pengantar 1950)
  10. Dasar Sosisologi dan Kebudajaan untuk Rakjat Indonesia (Prapancha, 1952

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Jabatan politik
Didahului oleh:
Teuku Mohammad Hasan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
1949–1950
Diteruskan oleh:
Bahder Djohan