Bani Israil: Perbedaan antara revisi
k bot Menambah: bg, fi, ml Membuang: cs Mengubah: ar, tl |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(179 revisi perantara oleh 80 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{dab| |
{{dab|Untuk artikel mengenai dua belas suku dalam Bani Israil, lihat [[Suku Israel]]}} |
||
{{Islam}} |
|||
[[Berkas:Mosaic Tribes.jpg|jmpl|Mosaik pertengahan abad kedua puluh tentang dua belas suku dalam Bani Israel, dari dinding sinagoga Etz Yosef di [[Givat Mordechai]], Yerusalem]] |
|||
'''Bani Israil''' ({{lang-ar|بنو إسرائيل}}, '''Banū Isräīl''') adalah sebutan untuk kaum keturunan [[Israil]] yakni kaum Israel. Sebutan ini juga merupakan sebutan yang digunakan dalam [[Al Qur'an]] saat merujuk hal yang sama, [[Allah]] kerap memanggil [[Yaqub]] ([[Bahasa Inggris]] Jacob) dengan nama '''Israel''', maka anak-cucunya disebut Bani Israil. Sebuah surat dalam Al Qur'an yakni [[surat Al Israa']] juga memiliki nama lain yang banyak dikenal sebagai surat Bani Israil. |
|||
'''Bani Israil''' atau '''Bani Israel''' ({{lang-he|בני ישראל}} ''Bnei Yisra'el'', {{lang-ar|بني إسرائيل }}, ''Banī Israīl'') adalah persekutuan suku-suku berbahasa Semit pada [[Zaman Besi]] dari kawasan [[Timur Dekat Kuno]] yang mendiami wilayah [[Kanaan]] ([[Israel]]) pada [[Sejarah Israel dan Yehuda kuno|masa kesukuan dan monarki]].<ref>Finkelstein, Israel. "Ethnicity and origin of the Iron I settlers in the Highlands of Canaan: Can the real Israel stand up?." The Biblical archaeologist 59.4 (1996): 198–212.</ref><ref>Finkelstein, Israel. The archaeology of the Israelite settlement. Jerusalem: Israel Exploration Society, 1988.</ref><ref>Finkelstein, Israel, and Nadav Na'aman, eds. From nomadism to monarchy: archaeological and historical aspects of early Israel. Yad Izhak Ben-Zvi, 1994.</ref><ref>Finkelstein, Israel. "The archaeology of the United Monarchy: an alternative view." Levant 28.1 (1996): 177–87.</ref><ref>Finkelstein, Israel, and Neil Asher Silberman. The Bible Unearthed: Archaeology's New Vision of Ancient Israel and the Origin of Sacred Texts. Simon and Schuster, 2002.</ref> Naskah-naskah kitab suci menyebutkan bahwa mereka merupakan keturunan Israel (nama lain dari [[Yakub (tokoh Alkitab)|Yakub]]), putra [[Ishak (tokoh Alkitab)|Ishaq]], putra [[Abraham]]. |
|||
== |
== Istilah == |
||
Secara bahasa, Bani Israil bermakna "anak keturunan Israel." Kata ini diambil dari {{lang-ar|بني إسرائيل }} ''Banī Israīl'' yang merupakan terjemahan dari {{lang-he|בני ישראל}} ''Bnei Yisra'el''. Israel sendiri adalah julukan untuk Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Istilah lain dalam bahasa Indonesia yang juga digunakan untuk merujuk pada Bani Israil adalah "kaum Israel", "bangsa Israel", "orang Israel", atau "Israel" saja. Pada masa modern, kata Israel digunakan sebagai nama Negara [[Israel]], sebuah negara bangsa Yahudi di Timur Tengah. |
|||
Kalimat Bani Israel berasal dari ''Bani'' dalam [[bahasa Arab]] artinya keturunan dan Israel adalah kalimat yang terdiri dan dua kata ''Isra'' berarti hamba/ teman dekat dan ''El'' berarti [[Tuhan]]. Maka arti Israel adalah hamba Tuhan atau teman dekat Tuhan. Dan dalam kebanyakan bahasa [[Semit]], bukan hanya dalam bahasa [[Ibrani]], kata [[El]] selalu bermakna Tuhan. |
|||
Dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) dan [[Alkitab]] (kitab suci Kristen), istilah Israel pertama kali digunakan dalam [[Kitab Kejadian]]. Disebutkan bahwa Ya'qub bergelut dengan lelaki asing. Setelahnya lelaki tersebut berkata, "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." Setelah lelaki itu pergi, barulah Ya'qub sadar bahwa dia adalah malaikat.<ref>{{Alkitab|Kejadian 32: 22-32}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=328-329}} |
|||
Didalam sumber lain mengatakan bahwa Israil memiliki arti "berjalan di malan hari." Karena menurut beberapa sumber kisah, Yaqub sering melakukan perjalanan diwaktu malam hari, karena jika dia melakukan perjalanan disiang hari, dia takut akan ditemukan dan disiksa oleh saudaranya.<ref>[http://islam.elvini.net/rasul.cgi?nabi4 Ya'qub, Perselisihan Ya'qub dengan saudaranya.]</ref> |
|||
Nama Israel pertama kali muncul dalam sumber non-kitab suci sekitar 1209 SM, dalam sebuah prasasti Fir'aun [[Merneptah]]. Prasasti itu sangat singkat dan mengatakan secara sederhana, "Israel terbuang dan keturunannya tidak". Prasasti ini mengacu pada kaum, bukan untuk individu atau negara-bangsa.<ref name="Greenspahn2008">{{cite book|author=Frederick E. Greenspahn|title=The Hebrew Bible: New Insights and Scholarship|url=https://books.google.com/books?id=inRKaf_To5sC&pg=PA12|year=2008|publisher=NYU Press|isbn=978-0-8147-3187-1|pages=12–}}</ref> |
|||
== Genealogi == |
|||
Dari keempat orang istrinya Ya'qub memiliki 12 putra, yakni Rubin, Simeon, Lawway, Yahuda, Zebulaon, Isakhar, Dann, Gad, Asyer, Naftali, [[Yusuf (anak Yakub)|Yusuf]], dan Benyamin.<ref>[http://thifan.amikom.info/?p=93 Nabi Ishaq alayhi salam berputra Nabi Ya’qub alayhi salam yang bergelar Israel. Dari beberapa orang istrinya, Nabi Ya'qub alayhi salam berputra dua belas, yakni Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Zebulaon, Isakhar, Dann, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan Benyamin.]</ref> |
|||
Ya'qub memiliki dua belas putra: [[Ruben]], [[Simeon]], [[Lewi]], [[Yehuda]], [[Dan bin Yakub|Dan]], [[Naftali]], [[Gad]], [[Asyer]], [[Isakhar]], [[Zebulon]], [[Yusuf]], dan [[Benyamin]]. Keturunan mereka kemudian menjadi dua belas suku dalam Bani Israil. Keturunan Yusuf biasanya dibagi menjadi dua: [[suku Manasye]] yang merupakan keturunan putra sulung Yusuf dan [[suku Efraim]] yang merupakan keturunan putra kedua Yusuf. |
|||
Putra-putra Ya'qub inilah yang merupakan cikal bakal lahirnya istilah Bani Israil. Mereka dan keturunannya disebut sebagai Al-Asbath, yang berarti cucu-cucu. Sibith dalam bangsa Yahudi adalah seperti [[suku]] bagi bangsa Arab dan mereka yang berada dalam satu sibith berasal dari satu bapak. Masing-masing anak Ya'qub kemudian menjadi bapak bagi sibith Bani Israil. Maka seluruh Bani Israil berasal dari putra-putra Ya'qub yang berjumlah 12 orang. |
|||
=== Yahudi === |
|||
Dalam sibith-sibith ini kelak diturunkan para nabi-nabi yang lain, diantaranya adalah: |
|||
Istilah bahasa Indonesia "[[Yahudi]]" diturunkan dari bahasa Arab يَهُودِيّ ''yahūdī'', dari bahasa Ibrani {{lang|he|יְהוּדִי}} ''Yehudi''. Istilah ini awalnya digunakan untuk merujuk pada [[suku Yehuda|keturunan Yehuda]] ({{Hebrew|יְהוּדָה}}, ''Yehudah''), putra keempat Ya'qub, kemudian melebar dan merujuk pada Bani Israil yang tinggal di Kerajaan Yehuda (Israel Selatan).<ref>"Jew", ''Oxford English Dictionary''.</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.ucg.org/bible-study-tools/booklets/the-united-states-and-britain-in-bible-prophecy/are-all-israelites-jews|title=Apakah semua Bani Israil adalah Yahudi? (dalam bahasa Inggris)|last=|first=|date=|website=United Church of God|access-date=13 April 2020}}</ref> Suku-suku Bani Israil yang hidup di Kerajaan Yehuda sendiri adalah suku Yehuda, Benyamin, dan sebagian suku Lewi, sedangkan suku-suku yang lain berada di Kerajaan Samaria. Setelah Kerajaan Samaria runtuh, sebagian menyebutkan bahwa suku-suku yang tinggal di kerajaan tersebut hilang, sebagian berpendapat bahwa mereka mengungsi ke Kerajaan Yehuda dan terserap ke dalam suku Yehuda.<ref>{{cite journal |last1=Neubauer |first1=A. |title=Where Are the Ten Tribes?: I. Bible, Talmud, and Midrashic Literature |url=https://archive.org/details/sim_jewish-quarterly-review_1888-10_1/page/14 |journal=The Jewish Quarterly Review |date=1888 |volume=1 |issue=1 |pages=14–28 |doi=10.2307/1449853 |jstor=1449853}}</ref> Pada keberjalanannya, ada juga orang-orang yang bukan Bani Israil yang memeluk agama Yahudi sehingga dia juga dianggap sebagai bagian bangsa Yahudi. |
|||
* Lewi, di keturunannya terdapat [[Musa]], [[Harun]], [[Ilyas]], dan [[Ilyasa]]. |
|||
* Yahuda, di keturunannya terdapat [[Daud]], [[Sulaiman]], [[Zakaria]], [[Yahya]], [[Isa]]. |
|||
* Bunyamin, di keturunannya terdapat [[Yunus]]. |
|||
Meski demikian, penggunaan istilah Yahudi dan Israel ini sendiri bisa berbeda tergantung pendekatan agama dan kebangsaan yang digunakan.<ref>{{cite web|url=http://www.chabad.org/45132 |title=What Makes a Jew Jewish? |publisher=Chabad.org |accessdate=2 October 2013}}</ref><ref>{{cite encyclopedia|url=https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Judaism/whojew1.html|title=Who is a Jew?|accessdate=6 October 2007|last=Weiner|first=Rebecca|year=2007|encyclopedia=Jewish Virtual Library}}</ref> Talmud menyebutkan bahwa istilah Israel (Bani Israil) merupakan seorang bangsa Yahudi, meski dia tidak memeluk agama Yahudi.<ref>Sanhedrin 44a</ref> Pada masa modern, mereka yang biasanya dimasukkan ke dalam kelompok bangsa Yahudi terdiri dari tiga kelompok: orang yang lahir dari keluarga Yahudi tanpa memandang agama orang tersebut, mereka yang memiliki latar belakang atau leluhur Yahudi, dan mereka yang masuk agama Yahudi meski tidak memiliki latar belakang atau leluhur Yahudi.<ref>{{cite book|title=World Religions: An Introduction for Students|last=Fowler|first=Jeaneane D.|year=1997|publisher=Sussex Academic Press|isbn=1-898723-48-6|page=[https://archive.org/details/worldreligionsin0000unse/page/7 7]|url=https://archive.org/details/worldreligionsin0000unse/page/7}}</ref> Untuk kelompok terakhir, terdapat beberapa perbedaan tata cara dalam masuk ke dalam agama Yahudi, tergantung aliran Yahudi yang diikuti. Proses masuknya seseorang menjadi Yahudi bisa diakui satu aliran dan tidak diakui oleh aliran lain.<ref name="autogenerated1">{{cite web|title=Converting to Judaism|date=July 12, 2011|newspaper=BBC|url=http://www.bbc.co.uk/religion/religions/judaism/beliefs/conversion.shtml|accessdate=November 18, 2016}}</ref> |
|||
== Karakter Bani Israel == |
|||
Sifat-sifat Bani Isrel digambarkan didalam [[Al-Qur'an]] sebagian besar sebagai manusia yang keras kepala, membangkang, pesimis, tamak terhadap dunia, pengecut, suka menghina, mengolok-olok nabi, seperti dalam surah [[Al-Ahzab]]: 69. Allah berfirman: {{cquote|''Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa." (Al-Ahzab: 69)}} Telah ditunjukkan beberapa [[mukjizat]] oleh para nabi [[Musa]], [[Isa]] dan lainya. Mereka tetap tidak mengakui tentang kebenaran ajaran yang dibawa oleh para nabinya. Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Bani Israel, bahkan nabi-nabi mereka, seperti [[Zakariyya]] dan [[Yahya]] pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh [[Isa]] dan bangga atas usahanya. |
|||
=== Samaria === |
|||
Semasa [[Yusuf (Al-Qur'an)|Yusuf]] memiliki kekuasaan di Mesir, Bani Israel berkembang dari tujuh puluh orang menjadi tiga juta orang. Di antara mereka terdapat ratusan ribu orang Yahudi dari keturunan Yahuda yang rata-rata berotak cerdas tetapi sebagian besar dari bangsa ini memiliki watak buruk seperti, kikir, sombong, keduniaan, berkeinginan menguasai bangsa lain, ''ashabiyah'' (fanatis), kejam dan sebagainya.<ref>[http://thifan.amikom.info/?p=93 Sejarah singkat Bani Israel.]</ref> |
|||
[[Orang Samaria|Samaria]] adalah kelompok etno-religius dari Timur Dekat Kuno yang merupakan bagian dari Bani Israil. Mereka menyatakan sebagai keturunan dari suku Efraim, Manasye, dan sebagian Lewi yang selamat setelah penaklukan Kerajaan Samaria (Israel Utara) oleh Asyur pada 720 SM. Pihak Yahudi memandang bahwa bangsa Samaria tidak lagi murni lantaran telah bercampur dengan bangsa Asyur melalui perkawinan dan hal ini mempengaruhi praktik keagamaan mereka. Di sisi lain, pihak Samaria juga memandang bangsa Yahudi sudah melupakan tradisi awal keagamaan mereka.<ref>{{Cite news|last=Firman|first=Tony|date=20 Juni 2019|title=Orang Samaria di Tengah Konflik Israel Palestina|url=https://tirto.id/orang-samaria-di-tengah-konflik-israel-palestina-ecBN|work=[[Tirto|Tirto.id]]|access-date=13 Mei 2021|language=id}}</ref> |
|||
=== |
=== Ibrani === |
||
Istilah Ibrani (עברים atau עבריים, ''ʿIḇrîm'', ''ʿIḇriyyîm'') kerap dikaitkan dengan Bani Israil. Asal makna tersebut tidak diketahui, tetapi kerap dianggap untuk merujuk keturunan [[Eber]], cicit dari [[Sem]] bin [[Nuh]].<ref>{{cite web|url=http://www.jewishencyclopedia.com/articles/5406-eber|title=EBER - JewishEncyclopedia.com|website=www.jewishencyclopedia.com|accessdate=March 3, 2019}}</ref> |
|||
* '''Menghina Musa''' |
|||
Musa pernah dihina oleh Bani Israel bahwa Musa memiliki [[penyakit kulit]] dan memiliki [[testis]] yang besar, Musa tidak pernah mandi bersama dengan mereka karena Musa digambarkan sebagai orang yang pemalu.<ref> Hadits shahih yang diriwayatkan oleh [[Imam Bukhari]] melalui kisah dari [[Abu Hurairah]]</ref> Terbukti setelah adanya kisah batu yang membawa baju Musa yang sedang mandi, mereka baru mempercayai Musa sebagai orang yang sehat.<ref>[http://alislamu.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1212&Itemid=80 Kisah batu yang membawa lari baju Musa]</ref> Kisah ini tercantum dalam salah satu surah Al-Ahzab 33:69 yang berbunyi, {{cquote|''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. (Al-Ahzab 33:69)}} |
|||
Dalam Tanakh, istilah Ibrani digunakan pada Bani Israil untuk merujuk pada diri mereka saat berbicara dengan orang asing, atau digunakan orang asing untuk membicarakan Bani Israil.<ref>William David. Reyburn - Euan McG. Fry - ''A Handbook on Genesis'' - New York - United Bible Societies - 1997</ref> Dalam ''[[Jewish Encyclopedia]]'' disebutkan bahwa istilah "Ibrani" dan "Israel" mengacu pada kaum yang sama, menyatakan bahwa mereka disebut orang Ibrani sebelum penaklukan [[Kanaan]] (Palestina) dan disebut orang Israel sesudah penaklukan.<ref>{{cite web|url=http://www.jewishencyclopedia.com/articles/7445-hebrew|title=HEBREW |work=Jewishe Ecyclopedia|accessdate=March 3, 2019}}</ref> Profesor Nadav Na'aman dan yang lainnya mengatakan bahwa "Ibrani" jarang digunakan untuk merujuk pada Bani Israil dan digunakan "untuk orang Israel dalam situasi yang luar biasa dan berbahaya, seperti migran atau budak."<ref>{{cite book|title=Gender and Law in the Hebrew Bible and the Ancient Near East|url=https://archive.org/details/genderlawhebrewb00matt|year=2009|isbn=978-0567545008|page=[https://archive.org/details/genderlawhebrewb00matt/page/n152 152]|author=Carolyn Pressler|editor=Bernard M. Levinson|editor-link= |editor2=Victor H. Matthews|editor2-link= |editor3=Tikva Frymer-Kensky |editor3-link= |chapter=Wives and Daughters, Bond and Free: Views of Women in the Slave Laws of Exodus 21.2-11}}</ref><ref>{{cite book|last=Carvalho|first=Corrine L.|title=Encountering Ancient Voices: A Guide to Reading the Old Testament|url=https://archive.org/details/encounteringanci0000carv|year=2010|publisher=Anselm Academic|isbn=978-1599820507|page=[https://archive.org/details/encounteringanci0000carv/page/68 68]}}</ref> |
|||
* '''Pengharamkan tanah Palestina bagi Bani Israil selama 40 tahun''' |
|||
Tatkala Allah mewahyukan perintah-Nya kepada Musa untuk memimpin kaumnya pergi ke [[Palestina]], tempat suci yang telah dijanjikan oleh Allah kepada [[Ibrahim]] untuk menjadi tempat tinggal anak cucunya, mereka membangkang dan enggan melaksanankan perintah itu. Alasan penolakan mereka ialah karena mereka harus menghadapi suku [[Kana’an]] yang menurut anggapan mereka adalah orang-orang yang kuat dan perkasa yang tidak dapat dikalahkan dan diusir dengan adu kekuatan. Mereka tidak mempercayai janji Allah melalui Musa, bahwa dengan pertolongan-Nya mereka akan dapat mengusir suku Kan’aan dari kota [[Ariha]] untuk dijadikan tempat pemukiman mereka selama-lamanya.{{br}} |
|||
== Sosial politik == |
|||
Di antara Bani Israil itu, ada 2 orang bertakwa yang menasihati mereka agar masuk dari pintu kota supaya mereka bisa menang. Akan tetapi Bani Israil menolak nasihat itu dan melontarkan kepada Musa kalimat yang menunjukkan pembangkangan dan sifat pengecut, "Pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah, sementara kami menunggu di sini." |
|||
Bani Israil adalah sebutan untuk keturunan [[Ya'qub]]. Ya'qub sendiri adalah putra [[Ishaq]], putra [[Ibrahim]]. Dari empat istrinya, Ya'qub memiliki dua belas putra dan mereka tinggal di [[Palestina (wilayah)|Palestina]]. Bani Israil nantinya dibagi menjadi dua belas suku berdasarkan keturunan dua belas putra Ya'qub. Putra kesebelas, [[Yusuf]], tidak disukai kakak-kakaknya lantaran perasaan dengki sehingga mereka menjualnya pada musafir dan musafir menjualnya ke Mesir.<ref>Yusuf (12): 8-19</ref><ref>{{Alkitab|Kejadian 37: 12-35}}</ref> Di Mesir, Yusuf menjadi tangan kanan raja.<ref>Yusuf (12): 54-56</ref><ref>{{Alkitab|Kejadian 41: 37-52}}</ref> Saat masa paceklik hebat melanda Mesir dan kawasan di sekitarnya, Ya'qub dan keluarganya hijrah ke Mesir atas undangan Yusuf dan mereka beranak-pinak di sana.<ref>Yusuf (12): 93-100</ref><ref>{{Alkitab|Kejadian 46: 1-34}}</ref> |
|||
Setelah sekian generasi tinggal di Mesir, Bani Israil menjadi budak bangsa Qibti. Dipimpin Musa dan Harun dari suku Lewi, Bani Israil keluar dari Mesir untuk menuju Palestina. Namun karena menolak berperang merebut Palestina, Bani Israil hidup mengembara di gurun. Setelah Harun dan Musa wafat, kepemimpinan Bani Israil diserahkan pada [[Yusya|Yusya']] ([[Yosua]]) dari suku Efraim bin Yusuf dan dia berhasil memimpin Bani Israil menduduki Palestina. Setelahnya, tiap suku Bani Israil berkuasa atas wilayah tertentu di Palestina. Bani Israil membentuk semacam konfederasi longgar pada masa ini, tanpa adanya pemerintahan terpusat. Saat masa-masa sulit, terdapat sosok [[Hakim Israel kuno|hakim]] yang menjadi pemimpin militer. Sejak keluar Mesir, dibuatlah [[Kemah Suci]] di bawah arahan Musa sebagai pusat peribadahan Bani Israil yang dapat dipindah-pindahkan. |
|||
Melihat sikap umatnya yang pengecut, maka naik pitamlah Musa kepada umatnya yang tidak mau berjuang dan memeras keringat untuk mendapat tempat pemukiman tetapi ingin memperolehnya secara hadiah atau melalui mukjizat sebagaimana mereka telah mengalaminya dan banyak peristiwa. Dan yang menyedihkan hati Musa ialah kata-kata mengejek mereka, yang menandakan bahwa dada mereka masih belum bersih dari benih kufur dan syirik kepada Allah. Sehingga Bani Isra’il pun mendapatkan hukuman karena telah menolak perintah Allah memasuki Palestina, Allah mengharamkan negeri itu atas mereka selama empat puluh tahun dan selama itu mereka akan mengembara berkeliaran di atas bumi Allah tanpa mempunyai tempat mukim yang tetap. Mereka hidup dalam kebingungan sampai musnahlah mereka semuanya dan datang menyusul generasi baru yang akan mewarisi negeri yang suci itu sebagaimana yang telah disanggupkan oleh Allah kepada Ibrahim.<ref>[http://sunatullah.com/para-nabi/nabi-musa-as/kaum-nabi-musa-mengembara.html Kaum Musa mengembara]</ref> Kisah diatas tercantum dalam [[Al Qur'an]] surah [[Surah Al-Ma'idah|Al-Ma'idah]]: 20 - 26. |
|||
Saat ditindas bangsa Filistin, Bani Israil meminta hakim dan nabi mereka saat itu, [[Samuel]], untuk mengangkat seorang raja agar Bani Israil dapat bersatu melawan penindasan. [[Thalut]] ([[Saul]]) dari suku Benyamin kemudian dinobatkan menjadi raja, memulai awal berdirinya [[Kerajaan Israel (kerajaan bersatu)|Kerajaan Israel]]. Thalut digantikan menantunya, Dawud dari suku Yehuda, dan Dawud kemudian digantikan putranya, [[Sulaiman]] ([[Salomo]]). Pada masa kekuasaan Sulaiman, dibangunlah tempat di Yerusalem yang dijadikan pusat ibadah Bani Israil, yakni Bait Suci (Masjidil Aqsha, Baitul Maqdis, Beit HaMikdash). Kemah Suci kemungkinan tidak lagi digunakan setelah pembangunan Bait Suci. |
|||
* '''Merubah perintah Allah''' |
|||
Ketika mereka akan memasuki desa di [[Baitul Maqdis]] yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan memohon ampunan, tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas pantatnya dan mengatakan hinthah, yakni "Sebiji gandum atau biji dalam sehelai rambut.". {{cquote|''Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik." Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik. (Al-Baqarah 2:58-59)}} |
|||
[[Berkas:Kingdoms of Israel and Judah map 830-id.svg|kiri|250px|jmpl|Peta Kerajaan Israel (biru) dan Kerajaan Yehuda (kuning) beserta negara-negara di sekitarnya]] |
|||
* '''Enggan melaksanakan Taurat''' |
|||
Setelah Sulaiman mangkat, Kerajaan Israel terbagi menjadi dua: kerajaan di sisi selatan yang disebut [[Kerajaan Yehuda]] dengan Yerusalem sebagai ibu kota dan kerajaan di sisi utara yang disebut [[Kerajaan Israel (Samaria)|Kerajaan Israel]] dengan Samaria sebagai ibukota. Kerajaan di sisi utara ini juga kerap disebut Kerajaan Utara atau Kerajaan Samaria untuk membedakan dengan Kerajaan Israel yang lama. Kerajaan Samaria dipimpin 19 raja dari 9 dinasti berbeda dalam jangka waktu 208 tahun. Kerajaan Yehuda, terhitung dari [[Rehabeam]] bin Sulaiman, dipimpin 19 raja, semuanya merupakan Dinasti Dawud, dan seorang ratu. Penduduk Kerajaan Samaria dan keturunannya disebut bangsa Samaria. Meskipun awalnya hanya digunakan untuk merujuk pada keturunan Yehuda bin Ya'qub, istilah Yahudi kemudian digunakan untuk penduduk Kerajaan Yehuda secara keseluruhan, walaupun yang bersangkutan bukan anggota suku Yehuda. |
|||
Bani Israel enggan melaksanakan hukum yang terdapat dalam Taurat sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. {{cquote|''Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati." Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat). (Al-Baqarah 2:93)}} |
|||
Kerajaan Samaria hancur pada tahun 720 SM setelah ditaklukan [[Kerajaan Ailsria Baru|Asyur]]. Sebagian penduduknya dibawa ke Mesopotamia dan sebagiannya melarikan diri ke Kerajaan Yehuda.<ref>{{cite book |last=Broshi |first=Maguen |title=Bread, Wine, Walls and Scrolls |url=https://books.google.com/books?id=etTUEorS1zMC&pg=PA174&dq=the+main+reaind+this+expansion+was+the+immigration+of+Israelites+who+came+to+Judah+from+the+Northern+Kingdom+after+the+fall+of+Samaria+in+721+BCE&hl=es-419&sa=X&ei=DCiQVbrTJsbv-AGv4oiICw&ved=0CBkQ6AEwAQ#v=onepage&q=the%20main%20reasons%20behind%20this%20expansion%20was%20the%20immigration%20of%20Israelites%20who%20came%20to%20Judah%20from%20the%20Northern%20Kingdom%20after%20the%20fall%20of%20Samaria%20in%20721%20BCE&f=false |publisher=Bloomsbury Publishing |year=2001 |page=174 |isbn=1841272019}}</ref> Sebagian dari sepuluh suku Bani Israil penduduk Kerajaan Samaria yang ditawan dan diasingkan Asyur kemudian disebut [[Sepuluh Suku yang Hilang|sepuluh suku yang hilang]].<ref>Yosefus, ''[[Antiquitates Iudaicae]]'', Buku 11 bab 1</ref> Se≈lain itu, Asyur juga menempatkan bangsa-bangsa lain ke wilayah bekas Kerajaan Samaria untuk menghancurkan identitas bangsa taklukan.{{sfn|Wahono|1986|pp=338-3 |
|||
* '''Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung''' |
|||
39}} |
|||
{{cquote|''Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya." (Al-Baqarah 2:55)}}{{cquote|''Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata." Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami ma'afkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata. (An-Nissa 4:153)}} |
|||
Pada akhir abad ke-7 SM, Kerajaan Yehuda menjadi negara bawahan [[Kekaisaran Babilonia Baru|Babilonia Baru]], kekaisaran yang berpusat di Iraq. Raja Yehuda [[Zedekia]] kemudian bersekutu dengan Mesir dan memberontak pada Babilonia. Pemberontakan gagal dan, pada 597 SM, banyak Bani Israil yang [[Pembuangan ke Babilonia|diasingkan ke Babilonia]]. Kerajaan Yehuda memberontak lagi dan Babilonia di bawah kepemimpinan [[Nebukadnezar II]] [[Pengepungan Yerusalem (587 SM)|mengepung Yerusalem]] pada 589 SM. Banyak Bani Israil yang mengungsi ke negara-negara tetangga. Pada 587 atau 586 SM, Kerajaan Yehuda jatuh dan Bait Suci di Yerusalem juga dihancurkan. Keluarga raja, para imam, dan kalangan atas Bani Israil lain diasingkan ke Babilonia. Kawasan [[Yudea]] (Yehu |
|||
Babilonia Baru runtuh dan digantikan [[Kekaisaran Akhemeniyah]]. Pada 538 SM, Kaisar Akhemeniyahda) menjadi provinsi Babilonia. |
|||
[[Koresh Agung|Koresy Agung]] mengeluarkan surat perintah yang mengizinkan Bani Israil kembali ke Palestina dan membangun Bait Suci kedua.<ref>{{Alkitab|Ezra 1: 3-4}}</ref> Kawasan bekas Kerajaan Yehuda, dengan luas yang lebih kecil, menjadi negara otonom Yehud Medinata di bawah Akhemeniyah. Setelahnya, kawasan Yudea dikuasai beberapa dinasti asal Yunani secara bergantian. Sekitar 332 SM, kawasan ini ditaklukan [[Aleksander Agung]] dan menjadi bagian dari [[Kekaisaran Makedonia]] yang berpusat di Yunani. Tahun 301 SM, wilayah Yudea menjadi bagian dari kekuasaan [[Dinasti Ptolemaik]], keluarga bangsawan asal Yunani yang pusat kekuasaannya di Mesir. Tahun 200 SM, Yudea menjadi bagian dari kekuasaan [[Kekaisaran Seleukia|Dinasti Seleukia]], keluarga bangsawan asal Yunani yang pusat kekuasaannya di [[Antiokhia]] (Turki). Berbeda dengan Akhemeniyah yang cenderung tidak ikut campur urusan internal wilayah bawahannya, dinasti-dinasti Yunani ini mendorong proses [[Helenisasi]] besar-besaran di kawasan Yudea dan wilayah bawahannya yang lain, menjadikan kebudayaan Yunani sangat dominan. |
|||
* '''Menuduh Musa mengolok-olok mereka''' |
|||
Saat mereka disuruh menyembelih sapi betina, untuk menunjukkan siapa yang telah membunuh salah seorang dari mereka. {{cquote|''Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil. (Al-Baqarah 2:67)}} |
|||
Pada tahun 167-160 SM, terjadi [[Pemberontakan Makabe]] yang melawan Kekaisaran Seleukia dan pengaruh Yunani dalam kehidupan umat Yahudi di Palestina. Pemberontakan berhasil dan [[Hashmonayim|Dinasti Hashmonayim]] Yahudi berkuasa atas kawasan Yudea. Awalnya Hashmonayim berperan sebagai pemimpin otonom di bawah Seleukia, tetapi kemudian menjadi pemimpin berdaulat setelah Seleukia terpecah. |
|||
* '''Mengarang al-kitab dengan tangan mereka''' |
|||
Mereka pernah mengarang al-kitab lalu mereka mengatakan ini dari Allah. {{cquote|''Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah 2:79)}} |
|||
Tahun 63 SM, Hashmonayim menjadi bawahan [[Republik Romawi]]. 37 SM, kekuasaan Hashmonayim berakhir, digantikan [[Herodes yang Agung|Raja Herodes Agung]] yang merupakan pemimpin bawahan Romawi. Setelah Herodes Agung mangkat, kawasan Yudea dibagi-bagi kepada anak-anaknya. Namun kekuasaan Dinasti Herodes pada akhirnya melebur dan Yudea yang awalnya merupakan wilayah semi-otonom berubah menjadi provinsi Romawi seiring meningkatnya pengaruh Romawi di kawasan timur Mediterania. Awalnya pihak Romawi menghormati adat dan hukum Yahudi setempat, tetapi lama-kelamaan terjadi gesekan antara kedua belah pihak, sehingga terjadilah [[Perang Yahudi-Romawi Pertama]] pada tahun 66-73 M. Banyak umat Yahudi yang terbunuh dan dijadikan budak, sementara Bait Suci kembali dihancurkan.<ref>{{cite web|url=https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Judaism/revolt.html|title=The Great Revolt (66–70 CE)|website=www.jewishvirtuallibrary.org}}</ref><ref>{{Cite journal| doi = 10.2307/1356664 | issn = 0003-097X| issue = 236| pages = 1–10| authorlink = | last = Broshi| first = Magen| title = The Population of Western Palestine in the Roman-Byzantine Period| journal = Bulletin of the American Schools of Oriental Research| volume = 236| date = 1979-10-01| jstor = 1356664}}</ref><ref>{{Cite journal| doi = 10.1179/peq.1973.105.1.51 | issn = 0031-0328| volume = 105| issue = 1| pages = 51–60| last = Byatt| first = Anthony| title = Josephus and Population Numbers in First Century Palestine| journal = Palestine Exploration Quarterly| date = 1973-01-01}}</ref> |
|||
* '''Mengaku bahwa wahyu yang dibaca adalah asli''' |
|||
{{cquote|''Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. (Al-'Imran 3:78)}} |
|||
Pada tahun 130 M, Kaisar [[Hadrianus]] berencana membangun ulang kota Yerusalem dan melambungkan harapan umat Yahudi. Namun Hadrianus kemudian membangun ulang kota tersebut sebagai koloni Romawi dan menjadi barak [[Legiuner]].<ref>Benjamin Isaac, ''The Near East under Roman Rule: Selected Papers'' (Leiden: Brill 1998){{page needed|date=June 2014}}</ref> Kota baru tersebut, [[Aelia Capitolina]], dibangun dan dipersembahkan untuk dirinya sendiri dan beberapa dewa Romawi, utamanya Yupiter.<ref>{{Cite book|title=A history of Jerusalem|url=https://archive.org/details/historyofjerusal0000unse|last=Gray|first=John|publisher=Hale|year=1969|isbn=0709103646|location=London|pages=[https://archive.org/details/historyofjerusal0000unse/page/59 59]|oclc=53301}}</ref> Hal ini memicu [[Perang Bar Kokhba]] (132-135 M). Menurut Cassius Dio, perang tersebut menyebabkan sekitar 580.000 Yahudi terbunuh, 50 kota berbenteng, dan 985 desa diratakan, dan lebih banyak lagi yang mati karena penyakit dan kelaparan.<ref name="Dio">Cassius Dio, Translation by Earnest Cary. ''Roman History'', book 69, 12.1-14.3. Loeb Classical Library, 9 volumes, Greek texts and facing English translation: Harvard University Press, 1914 thru 1927. Online in LacusCurtius:[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Cassius_Dio/69*.html#12]{{Dead link|date=December 2018|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}} and livius.org:[https://www.livius.org/ja-jn/jewish_wars/bk05.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160813220152/http://www.livius.org/ja-jn/jewish_wars/bk05.html|date=2016-08-13}}. Book scan in Internet Archive:[https://archive.org/stream/diosromanhistory08cassuoft#page/446/mode/2up].</ref><ref>[http://www.zuckermann.org/mosaic.html "Mosaic or mosaic?—The Genesis of the Israeli Language"] by Zuckermann, Gilad</ref> Banyak tawanan perang yang dijual menjadi budak.<ref name="Mor, M. 2016. P471">Mor, M. ''The Second Jewish Revolt: The Bar Kokhba War, 132-136 CE''. Brill, 2016. P471/</ref> Umat Yahudi juga dilarang memasuki Yerusalem. |
|||
* '''Merubah Firman Allah''' |
|||
{{cquote|''Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (Al-Baqarah 2:75)}} |
|||
Pada tahun 610, [[Kekaisaran Sasaniyah|Kekaisaran Sasania Persia]] mengalahkan Romawi dan merebut Palestina. Umat Yahudi diberi wewenang untuk mendirikan negara bawahan dan mulai membangun Bait Suci. Namun lima tahun kemudian, Romawi kembali mengambil alih Palestina. Umat Kristen menghancurkan Bait Suci yang belum selesai pembangunannya dan menjadikan tempat itu sebagai tempat pembuangan sampah.<ref>{{cite book|title=Jerusalem Today: What Future for the Peace Process?|first=Ghada|last=Karmi|year=1997|publisher=Garnet & Ithaca Press|isbn=0-86372-226-1|page=116}}</ref> |
|||
* '''Menyembah patung sapi''' |
|||
{{Utama|Samiri}} |
|||
Penyembahan ini terjadi pada saat mereka ditinggal Musa menerima [[wahyu]] berupa [[Taurat]], salah seorang pengikut Musa yang masih dipengaruhi nuansa mistis [[Mesir]] kuno mencoba untuk membuat sebuah patung sapi betina, kemudian diperintahkan olehnya untuk menyembah patung tersebut. {{cquote|''Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah 2: 51)}}{{cquote|''Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah 2: 92)}} |
|||
=== Diaspora === |
|||
* '''Mengatakan Tangan Allah terbelenggu (kikir)''' |
|||
Diaspora merupakan istilah yang merujuk pada bangsa yang terdorong atau terpaksa meninggalkan tanah air mereka. Dalam konteks Yahudi, maka Yahudi diaspora merujuk pada umat Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Umumnya diklaim bahwa bangsa Yahudi diaspora di Eropa merupakan keturunan dari mereka yang keluar dari Palestina pada perang antara tahun 66 sampai 135 M.<ref name = "Aberbach">{{cite book |title= The European Jews, Patriotism and the Liberal State 1789-1939: A Study of Literature and Social Psychology Routledge Jewish Studies Series|url = https://books.google.com/?id=B3kXQEUJy_YC&printsec=frontcover&dq=The+European+Jews,+Patriotism+and+the+Liberal+State#v=snippet&q=135%20ce&f=false| author = David Aberbach | publisher = Routledge | year = 2012|isbn = 9781136158957}}</ref>{{rp| 224}} Kepercayaan populer yang tersebar luas menyatakan bahwa ada pengusiran mendadak orang-orang Yahudi dari kawasan Yudea dan Syria.<ref name=noreturn>[https://books.google.com/books?id=80j612aFo_4C&pg=PA159&hl=en&sa=X&ei=mj54UYakNJCM4gSK9ICwCQ&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false ''No Return, No Refuge'' (Howard Adelman, Elazar Barkan, hlm. 159)]. "in the popular imagination of Jewish history, in contrast to the accounts of historians or official agencies, there is a widespread notion that the Jews from Judea were expelled in antiquity after the destruction of the temple and the "Great Rebellion" (70 and 135 CE, respectively). Even more misleading, there is the widespread, popular belief that this expulsion created the diaspora."</ref> Namun nyatanya, proses pertumbuhan komunitas diaspora ini berlangsung selama berabad-abad, dimulai dari kehancuran Kerajaan Samaria oleh Asyur.<ref name=MYTH>{{cite news |url=https://www.nytimes.com/2009/11/24/books/24jews.html?pagewanted=2 |title=Book Calls Jewish People an 'Invention' |newspaper=The New York Times |date=November 23, 2009 |page=2 |quote=Experts dismiss the popular notion that the Jews were expelled from Palestine in one fell swoop in A.D. 70. Yet while the destruction of Jerusalem and Second Temple by the Romans did not create the Diaspora, it caused a momentous change in the Jews' sense of themselves and their position in the world.}}</ref> Avrum Ehrlich juga menyatakan bah→wa jauh sebelum kehancuran Bait Suci pada tahun 70 M, lebih banyak orang Yahudi yang tinggal di diaspora daripada di Palestina.<ref>[https://scholar.google.com/scholar?&as_sdt=0,5&q=Mark+Avrum+Ehrlich Encyclopedia of the Jewish Diaspora: Origins, Experiences, and Culture, Volume 1] hlm. 126: "In fact, well before the destruction of the Second Temple (70 CE), more Jews lived in the Diaspora than in the Land of Israel."</ref> |
|||
{{cquote|''Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. (Al Maa'idah 5:64)}} |
|||
Setelah jatuhnya Kerajaan Yehuda, Bani Israil memiliki dua tempat yang menjadi pusat kebudayaan mereka: Babilonia dan Palestina.<ref>Hersh Goldwurm (1982) ''History of the Jewish People: The Second Temple Era'' p.143, Mesorah Publications, New York {{ISBN|978-0-899-06455-0}}</ref> Meskipun sebagian besar Bani Israil selama periode ini, terutama keluarga kaya, dapat ditemukan di Babilonia, keberadaan mereka di sana tidak jelas dan tidak memiliki pengaruh politik, baik di bawah penguasa Akhemeniyah, Seleukia, Parthia, maupun Sasaniyah. Mereka yang paling miskin tetapi paling bersemangat kembali ke Yudea (Palestina) pada masa Akhemeniyah. |
|||
* '''Menuduh Allah itu faqir''' |
|||
{{cquote|''Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya." Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang membakar." (Al-'Imran 3:181)}} |
|||
Awal abad ketiga SM, berbagai komunitas Bani Israil bermunculan di [[kepulauan Aegea]], Yunani, Anatolia (Turki), [[Kirenaika]] (Libya), Italia, dan Mesir.<ref name="Ehrlich">{{cite book |url = https://books.google.com/?id=NoPZu79hqaEC&printsec=frontcover&dq=jewish+diaspora#v=onepage&q=jewish%20diaspora&f=false| title = Encyclopedia of the Jewish Diaspora: Origins, Experiences, and Culture, Volume 1 |editor= Mark Avrum Ehrlich | publisher = ABC-CLIO| year = 2009| isbn = 9781851098736 }}</ref>{{rp| 8–11}} Pada diaspora Yahudi di Barat, bahasa Yunani dengan cepat menjadi dominan dalam kehidupan umat Yahudi dan sedikit sekali tanda-tanda akan adanya kontak mendalam dengan bahasa Ibrani atau Aram, yang terakhir mungkin lebih lazim. Proporsi bangsa Yahudi dalam diaspora secara keseluruhan meningkat terus sepanjang era Helenistik dan mencapai dimensi yang mencengangkan pada masa Romawi awal, khususnya di Aleksandria (Mesir). Untuk alasan inilah orang-orang Yahudi menjadi faktor politik utama, terutama karena orang-orang Yahudi di diaspora, terlepas dari ketegangan budaya, sosial dan agama yang kuat, tetap bersatu dengan tanah air mereka. Smallwood menuliskan bahwa pemukiman di [[Pozzuoli|Puteoli]] (Italia) yang dibuktikan pada tahun 4 SM berasal dari perpindahan sukarela bangsa Yahudi dan karena alasan kegiatan dagang.<ref>E. Mary Smallwood (2008) "The Diaspora in the Roman period before A.D. 70." In: ''The Cambridge History of Judaism'', Volume 3. Editors Davis and Finkelstein.</ref> |
|||
* '''Menyuruh Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka''' |
|||
{{cquote|''Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja." (Al-Maa'idah 5:24)}} |
|||
Beberapa kelompok Bani Israil juga menetap di Arab. Sejarawan mengklaim bahwa sejumlah besar orang Yahudi, sebanyak 80.000, tiba setelah penghancuran Bait Suci pertama, untuk bergabung dengan mereka yang sudah lama tinggal di tempat-tempat seperti oasis Khaybar serta koloni perdagangan di Madinah dan Makkah (mereka memiliki kuburan mereka sendiri). Teori lain menyatakan bahwa orang-orang Yahudi ini adalah pengungsi dari penganiayaan Romawi Timur. Sejarawan Arab menyebut sekitar 20 komunitas Yahudi, termasuk dua komunitas ''[[kohen|kohanim]]''.<ref>Bernard Lewis, ''The Crisis of Islam'' (London, 2003), hlm. XXVII</ref> Di antara suku-suku Bani Israil yang tinggal di Arab antara lain [[Bani Qaynuqa]] yang merupakan keturunan Manasye bin Yusuf bin §Ya'qub.<ref>al-Isaba fi tamyiz al-Sahaba, Ibn Hajar, part 4[4617].</ref> [[Bani Quraizhah]] juga mengklaim sebagai Bani Israil. Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa mereka adalah keturunan Harun.<ref name="Guillaume7">Guillaume, ''The Life of Muhammad: A Translation of Ibn Ishaq's Sirat Rasul Allah'', hlm. 7-9.</ref> Sebagian suku Yahudi di jazirah Arab juga merupakan suku Arab non-Bani Israil yang masuk agama Yahudi pada masa pra-Islam, seperti Bani Harits<ref>{{Cite web |url=http://www.islamproject.org/muhammad/muhammad_09_PrimarySourceDocuments.htm |title=Islamproject.org |access-date=2013-10-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131029183742/http://www.islamproject.org/muhammad/muhammad_09_PrimarySourceDocuments.htm |archive-date=2013-10-29 |url-status=dead }}</ref><ref>[http://www.islamic-study.org/prophet_of_islam_and_the_jews.htm Islamicstudy.org] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20131029192357/http://www.islamic-study.org/prophet_of_islam_and_the_jews.htm |date=October 29, 2013 }}</ref><ref name="Liberal Islam">Charles Kurzman, ''Liberal Islam'', p. 172</ref><ref name="The Jews of Arab Lands: A History and Source Book">Norman Stillman, ''The Jews of Arab Lands: A History and Source Book'', p. 117</ref><ref>{{cite book |last=Lecker |first=Michael |year=1995 |title=Judaism among Kinda and the Ridda of Kinda }}</ref> dan [[Banu Awf|Bani 'Auf]].<ref>Moshe Gil, "The Origins of the Jews of Yathrib," J.S.A.I. 4 (1984):210f</ref> |
|||
=== Kisah Isa === |
|||
* '''Persekongkolan pendeta Yahudi''' |
|||
Para [[pendeta]] [[Yahudi]] pernah merancang suatu persekongkolan untuk menyingkirkan [[Isa]]. Mereka ingin mengusir Isa dan membuktikan bahwa Isa datang untuk menghancurkan [[syariat]] Musa. Syariat Musa memutuskan untuk me[[rajam]] seorang [[wanita]] yang berzina. Para pendeta Yahudi menghadirkan wanita yang salah yang berhak dirajam. Mereka berkumpul di sekeliling Isa dan bertanya kepadanya: “Tidakkah syariat menetapkan untuk merajam wanita yang bersalah?” Isa menjawab: “Benar,” Mereka berkata: “Ini adalah wanita yang bersalah.” Isa memandang wanita itu dan ia pun melihat para pendeta Yahudi. Isa mengetahui bahwa para pendeta Yahudi lebih banyak kesalahannya daripada wanita tersebut. |
|||
=== Sepuluh suku yang hilang === |
|||
Para pendeta itu menunggu jawaban Isa. Jika ia mengatakan bahwa wanita itu tidak berhak dibunuh, maka berarti ia menentang syariat Musa dan jika ia mengatakan bahwa ia berhak dibunuh, maka ia justru menghancurkan dirinya sendiri yang membawa syariat [[cinta]] dan toleransi. {{br}}Isa memahami bahwa ini adalah persekongkolan yang akan menjebaknya, kemudian ia tersenyum dan wajahnya tampak bercahaya. Kemudian ia melihat para pendeta Yahudi dan wanita itu sambil berkata: “Barangsiapa di antara kalian yang tidak memiliki kesalahan, maka hendaklah ia merajam wanita itu.” Isa menetapkan peraturan baru yang berhubungan dengan hukum yang dijatuhkan kepada orang yang berbuat salah. Dalam syariat Islam, diajarkan hendaklah orang yang tidak berbuat salah menghukum orang yang salah dan tidak berhak seseorang pun dari kalangan [[manusia]] untuk menghukum orang yang bersalah jika ia sendiri masih memiliki kesalahan, tetapi yang harus menghukumnya adalah [[Allah]].<ref>[http://sunatullah.com/para-nabi/nabi-isa-as/persekongkolan-pendeta-yahudi.html Persekongkolan Pendeta Yahudi dalam menyingkirkan Isa]</ref> |
|||
Ada beberapa kelompok yang dianggap sebagai keturunan dari sepuluh suku Bani Israil yang hilang setelah Kerajaan Samaria ditaklukan Asyur, di antaranya adalah: |
|||
* [[Pashtun]], suku Muslim yang utamanya ditemui di daerah Afghanistan dan Pakistan. Tradisi di kalangan Pashtun menyebutkan bahwa mereka keturunan dari suku-suku Bani Israil yang hilang di pengasingan.<ref>{{harvnb|lal|1846|page=3}}</ref> Tahun 2000-an, antropolog Yerusalem Shalva Weil, yang dikutip dalam media massa, menyatakan bahwa "[[Taliban]] mungkin adalah keturunan bangsa Yahudi".<ref>[https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/afghanistan/6967224/Taliban-may-be-descended-from-Jews.html Taliban may be descended from Jews], ''The Telegraph'', 11 January 2010.</ref> Banyak anggota Taliban berasal dari suku Pashtun dan mereka tidak serta-merta menolak dugaan tersebut.<re←f name=Weiltaliban>{{cite news |last1=Weil |first1=Shalva |title=The Israelite Connections of the Taliban |url=http://www.css.ethz.ch/en/services/digital-library/articles/article.html/132724/pdf |work=ETH Zurich Cent·er for Security Studies |date=7 September 2011}}</ref> Keyakinan bahwa orang Pashtun adalah keturunan suku Bani Israil yang hilang tidak pernah dibuktikan oleh bukti sejarah yang konkret.<ref name="LoC">{{Cite web|url=http://lcweb2.loc.gov/cgi-bin/query/r?frd/cstdy:@field(DOCID+af0037)|title=Afhganistan Ethnic Groups|publisher=Library of Congress Country Studies|year=1997|archiveurl=https://web.archive.org/web/20130726012707/http://lcweb2.loc.gov/cgi-bin/query/r?frd%2Fcstdy%3A%40field%28DOCID+af0037%29|archivedate=2013-07-26|access-date=2021-02-03|dead-url=no}}</ref><ref name="CAL-Pashtuns">{{Cite web |url=http://www.cal.org/co/afghan/apeop.html |title=The People – The Pashtuns|publisher=Center for Applied Linguistics (CAL)|date=30 June 2002|accessdate=2010-10-29|archiveurl=https://web.archive.org/web/20070105112924/http://www.cal.org/co/afghan/apeop.html|archivedate=2007-01-05 |url-status=dead}}</ref> Namun pada 2010, ''The Guardian'' melaporkan bahwa pemerintah Israel berencana untuk mendanai studi genetika untuk menguji kebenaran hubungan genetik antara suku Pashtun dan suku-suku Bani Israil yang hilang. Artikel itu menyatakan bahwa "Bukti historis dan anekdotal sangat menyarankan adanya hubungan, tetapi bukti ilmiah definitif belum pernah ditemukan. Beberapa antropolog terkemuka Israel percaya bahwa, dari semua banyak kelompok di dunia yang mengklaim memiliki hubungan dengan sepuluh suku yang hilang, Pashtun, atau Pathan, memiliki kasus yang paling menarik."<ref>{{cite news |last1=McCarthy |first1=Rory |title=Pashtun clue to lost tribes of Israel |url=https://www.theguardian.com/world/2010/jan/17/israel-lost-tribes-pashtun |work=The Guardian |date=17 January 2010 }}</ref> |
|||
* [[Sejarah Yahudi di Kurdistan|Yahudi Kurdistan]] |
|||
* Yahudi Kashmir |
|||
* Bene Israel, komunitas Yahudi di India. Dalam tradisi Bene Israel, disebutkan bahwa leluhur mereka hijrah melalui Asia Barat dari Israel, kemudian bermigrasi ke India dan perlahan-lahan berasimilasi dengan masyarakat sekitar, sambil mempertahankan tradisi Yahudi tertentu.<ref name="Weil2009">{{cite book |last=Weil |first=Shalva |year=2009 |chapter=Bene Israel Rites and Routines |editor-first=Shalva |editor-last=Weil |title=India’s Jewish Heritage: Ritual, Art and Life-Cycle |location=Mumbai |publisher=Marg Publications |origyear=2002 |edition=3rd |pages=78–89}}</ref> |
|||
* Bnei Menasye, suku-suku di [[India Timur Laut]]. Mereka mengklaim sebagai suku Bani Israil yang hilang dan mereka juga mempelajari bahasa Ibrani dan Yahudi.<ref>{{cite journal |last1=Weil |first1=Shalva |title=Lost Israelites From the Indo-Burmese Borderlands: Re-Traditionalisation and Conversion Among the Sh∂inlung or Bene Menasseh |journal=The Anthropologist |date=17 October 2017 |volume=6 |issue=3 |pages=219–233 |doi=10.1080/09720073.2004.11890858}}</ref><ref>{{cite news |last1=Weil |first1=Shalva |title=Via India to Israel: The Migrations of the Bnei Menashe |url=http://www.css.ethz.ch/en/services/digital-library/articles/article.html/133889/pdf |work=ETH Zurich: Center for Security Studies |date=9 November 2011}}</ref> |
|||
* Yahudi Tiongkok. Telah ditegaskan oleh beberapa pendapat bahwa orang-orang Yahudi yang secara historis tinggal di Tiongkok berasal dari sepuluh suku Bani Israil yang hilang dan diasingkan, kemudian pindah ke berbagai daerah di Tiongkok. Jejak beberapa ritual Yahudi kuno telah ditemukan di beberapa tempat.<ref>{{cite web|url=https://www.pbs.org/wgbh/nova/israel/losttribes3.html |title=NOVA Online | Lost Tribes of Israel | Where are the Ten Lost Tribes? (3) |publisher=Pbs.org |date= |accessdate=2017-07-18}}</ref> |
|||
== Keagamaan == |
|||
* '''Fitnah dari Bani Israel''' |
|||
Baik teks kitab suci maupun bukti arkeologi menunjukkan bahwa keagamaan Bani Israil sangat akrab dengan [[politeisme]] (menyembah banyak Tuhan) dan membutuhkan masa transisi panjang untuk mereka menjadi pemeluk [[monoteisme]] murni. Pada masa peralihan, banyak Bani Israil merupakan seorang [[henoteisme]] atau [[monolatrisme]], menyembah [[Yahweh]] tanpa menolak keberadaan dewa-dewa lain.<ref>{{Cite book|title=The Routledge Companion to Theism|last=Taliaferro|first=Charles|last2=Harrison|first2=Victoria S.|last3=Goetz|first3=Stewart|publisher=Routledge|year=2012}}</ref>{{snf|Eakin|1971|pages=70, 263}} Pada masa ini, banyak keluarga menyembah dewa-dewa yang berbeda-beda. Keagamaan sangat terpusat pada keluarga, bukan pada komunitas.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Caquot|first=André|title=At the Origins of the Bible|url=https://archive.org/details/sim_near-eastern-archaeology_2000-12_63_4/page/225|journal=Near Eastern Archaeology|volume=63|issue=4|pages=225–27|jstor=3210793|year=2000|doi=10.2307/3210793}}</ref> |
|||
Ketika Isa terus mendakwahkan risalah Tuhan, kaum Bani Israel mengetahui gelagat yang tidak menguntungkan pihaknya. Maka kaum Bani Israel pun mengambil jalan dengan memfitnah Isa. Dikatakan bahwa Isa dikatakan memiliki kekuatan sebagai [[sihir|penyihir]] dan sebagai orang yang akan merubah syariat dan mereka menisbatkan kekuatannya yang luar biasa kepada kekuatan [[setan]]. Ketika mereka tidak lagi memiliki tipu daya yang dapat melumpuhkan Isa dan mereka melihat orang-orang yang lemah dan orang-orang fakir berkumpul di sekitarnya, maka mereka mulai membuat suatu makar, yaitu mereka mulai mempengaruhi orang-orang [[Romawi]]. Ketika orang Yahudi tidak berhasil memerangi Isa, maka mereka mengambil keputusan untuk menghilangkan [[nyawa]] Isa. |
|||
Dalam teks-teks kitab suci disebutkan bahwa setelah menyeberang laut dan Musa pergi ke Gunung Sinai, Bani Israil menyembah patung sapi emas.<ref>Al-A'raf (7): 148</ref><ref>Thaha (20): 88-91</ref><ref>{{Alkitab|Keluaran 32: 4-6}}</ref> Sumber Alkitab menyebutkan Sulaiman membangun tempat pemujaan untuk dewa-dewa,<ref>{{Alkitab|1 Raja-raja 11: 1-13}}</ref> meski sumber Islam menolak pernyataan tersebut. Pemujaan patung sapi terjadi lagi saat Raja Samaria [[Yerobeam bin Nebat]] membangun patung sapi emas, satu di Betel dan satu di Dan, untuk menyaingi Bait Suci yang ada di Kerajaan Yehuda.<ref>{{Alkitab|1 Raja-raja 12: 25-29}}</ref><ref>Coogan, hlm. 117, 2009</ref> [[Ba'al]], dewa cuaca dan kesuburan negeri Kan'an juga disembah di tengah komunitas Bani Israil. Raja Samaria [[Ahab]] membangun kuil pemujaan untuk Ba'al atas bujukan istrinya, [[Izebel|Permaisuri Izebel]], dan [[Ilyas]] ([[Elia]]) sangat menentang praktik tersebut.<ref>Ash-Shaffat (37): 125</ref><ref>{{Alkitab|1 Raja-raja 18: 17-19}}</ref><ref>New Bible Dictionary. 1982 (second edition). Tyndale Press, Wheaton, IL, US. {{ISBN|0-8423-4667-8}}, hlm. 323</ref><ref name = jency>{{Cite Jewish Encyclopedia |last= G. Hirsch |first= Emil |authorlink= |first2= Eduard |last2= König |first3=Solomon |last3=Schechter |first4=Louis |last4=Ginzberg |first5=M. |last5=Seligsohn |first6=Kaufmann |last6=Kohler |volume=V |url=http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=245&letter=E&search=Elijah |title=Elijah |accessdate=2007-04-08}}</ref><ref>"Elijah." ''Encyclopaedia Judaica.'' Jerusalam: Keter Publishing House, 1971. p. 633.</ref><ref>Cogan, Mordechai. ''The Anchor Bible: I Kings.'' New York: Doubleday, 2001. hlm. 425.</ref><ref>In Werblowsky, R.J.Z., and Geoffrey Wigoder, eds. ''Oxford Dictionary of the Jewish Religion.'' Oxford: Oxford University Press, 1997. {{ISBN|0-19-508605-8}}</ref> |
|||
Mulailah para ketua pendeta Yahudi bermusyawarah untuk membuat suatu kesimpulan tentang cara yang mereka lakukan untuk menangkap Nabi Isa yang tidak menirnbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat. Ketika para pemimpin Yahudi bermusyawarah, maka salah seorang dari murid al-Masih yang dua belas pergi kepada mereka, yaitu [[Yahuda al-Iskhariyutha]], dengan meminta sejumlah imbalan. Tetapi pada akhirnya Isa tidak berhasil mereka bunuh.<ref>Al Qur'an: “Dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidah mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepadanya.” (QS. an-Nisa’: 157-158)</ref> |
|||
Saat Bani Israil di pengasingan dan hidup tanpa Bait Suci, rumah-rumah pertemuan Yahudi (''beit knesset'' atau [[sinagoga]]) menjadi tempat pertemuan utama untuk beribadah dan ''[[beth midrash]]'' sebagai tempat pembelajaran Taurat dan tafsirnya. Setelah Bani Israil akhirnya kembali ke Palestina dan Bait Suci kedua dibangun, terdapat perbedaan signifikan terkait keagamaan Bani Israil bila dibanding masa-masa sebelumnya.<ref>Avery Peck, hlm. 58</ref> Monoteisme yang ketat muncul di antara para imam (pendeta) (כֹּהֵן, ''kohen'').<ref>Grabbe (2004), hlm. 243–44.</ref> Ibadah sunat, aturan makanan, dan ketaatan pada hari Sabat menjadi lebih ditekankan sebagai perlambang jati diri Yahudi, dan institusi sinagoga menjadi semakin penting. Sebagian besar literatur Alkitab, termasuk Taurat, ditulis atau secara substansial direvisi selama waktu ini.<ref>Avery Peck, hlm. 59</ref> Untuk menguatkan jati diri mereka, bangsa Yahudi yang telah kembali ke Palestina amat menekankan masalah kemurnian darah, sehingga memandang negatif bangsa Samaria yang dipandang sudah tidak murni lagi karena telah bercampur dengan bangsa asing yang ditempatkan pihak Asyur di bekas wilayah Kerajaan Samaria.{{sfn|Wahono|1986|pp=338-339}}{{sfn|Wahono|1986|pp=111-114}} |
|||
== Catatan kaki == |
|||
{{Reflist|3}} |
|||
Meski Akhemeniyah memperbolehkan pembangunan Bait Suci kembali, mereka tidak mengizinkan Bani Israil mendirikan kerajaan. Tanpa keberadaan raja, kedudukan imam menjadi sangat dominan dan kewenangan Bait Suci dalam kehidupan masyarakat semakin kuat. Di waktu inilah muncul aliran [[Saduki]] sebagai wadah para imam yang menjadi kelompok elit dalam masyarakat. Di sisi lain, Bait Suci kedua yang dibangun dengan bantuan asing menimbulkan pertanyaan atas keabsahannya dan sinagoga melanjutkan perannya sebagai pusat ibadah umat Yahudi setelah Bait Suci sendiri. Meski imam memegang kendali ritual di Bait Suci, ahli dan guru Taurat (kelak disebut [[rabi]]) yang mendominasi pengajaran Taurat. |
|||
== Referensi == |
|||
{{Refbegin}} |
|||
* [http://sunatullah.com/ Kisah para nabi kaum Bani Israel disitus web Sunatullah.com] |
|||
* [http://www.akhirzaman.info/index.php?option=com_content&view=article&id=25:nama-yahudi-bani-israel-dan-asal-usul-mereka Asal mula kalimat Bani Israel] |
|||
* [http://islam.elvini.net/rasul.cgi?nabi4 Keturunan Ya'qub] |
|||
* [http://islam.elvini.net/rasul.cgi?nabi7 Kisah Musa di situs web Islam.elvini.net] |
|||
{{Refend}} |
|||
Pada masa Hashmonayim, [[Imam Besar Israel|imam agung]] (כהן גדול, ''kohen gadol'') juga berperan rangkap sebagai raja, kecuali pada masa [[Salome Aleksandra|Ratu Salome Aleksandra]]. Saat meluaskan wilayahnya, Hashmonayim juga memaksa penduduk taklukan untuk memeluk agama Yahudi. Bangsa [[Edom]] kemudian menjadi Yahudi.<ref>Flavius Josephus Antiquities 13.257–258</ref><ref>[http://www.ccel.org/j/josephus/works/ant-13.htm Josephus, ''Ant.'' xiii, 9:1., via]</ref> Sekitar tahun 80 SM, kota [[Pella, Yordania|Pella]] di [[Moab]] dihancurkan karena penduduk setempat tidak sepakat untuk mengadopsi adat bangsa Yahudi.<ref>Harold W. Attridge, Gōhei Hata (eds). ''Eusebius, Christianity, and Judaism'' Wayne State University Press, 1992: hlm. 387</ref> |
|||
{{Qur'an-stub}} |
|||
Kelompok [[Farisi]] muncul dari kalangan para guru dan ahli Taurat<ref name="Shaye">{{cite book |title=From the Maccabees to the Mishnah |url=https://archive.org/details/frommaccabeestom0000cohe |last=Cohen |first=Shaye J.D. |publisher=The Westminster Press |year=1987}}</ref>{{rp|159}} dan kedudukan mereka mulai menguat pada masa Ratu Salome Aleksandra. Mereka populer di kalangan rakyat biasa, berbeda dengan Saduki yang diasosiasikan dengan kelas elit.<ref>Roth, Cecil ''A History of the Jews: From Earliest Times Through the Six Day War'' 1970 {{ISBN|0-8052-0009-6}}, hlm. 84</ref> Farisi sangat dikenal mendetail dalam hukum Taurat, menerapkan hukum Yahudi pada kegiatan-kegiatan duniawi untuk menguduskan dunia setiap hari. Ini adalah bentuk Yudaisme yang lebih partisipatif (atau "demokratis"), lantaran ritual tidak dimonopoli oleh para imam yang kedudukannya diwariskan tetapi dapat dilakukan oleh semua orang dewasa Yahudi secara individu atau kolektif, yang para pemimpinnya tidak ditentukan oleh kelahiran tetapi oleh capaian keilmuan. Saduki dan Farisi sering berseberangan dalam banyak hal dan keduanya juga berselisih dengan [[Yahya]] ([[Yohanes Pembaptis]]) dan '[[Isa]] ([[Yesus]]). |
|||
[[Kategori:Istilah Islam]] |
|||
Pada awalnya, 'Isa dan pengikutnya merupakan salah satu gerakan keagamaan dalam tubuh Yahudi pada saat itu (sebagaimana Farisi, Saduki, dan Eseni). Pada tahap paling awal, komunitas tersebut terdiri dari orang-orang Yahudi yang percaya bahwa 'Isa adalah mesias, dengan tetap menjalankan aturan-aturan dalam agama Yahudi, seperti ibadah pada hari Sabat, kehadiran di sinagoga, dan menjaga makanan [[kosher]].<ref name="Judaeo-Christians">{{cite book |editor1-last=Tomson |editor1-first=Peter J. |editor2-last=Lambers-Petry |editor2-first=Doris |date=2003 |title=The Image of the Judaeo-Christians in Ancient Jewish and Christian Literature |location=[[Tübingen]] |publisher=[[Mohr Siebeck]] |page=162 |series=Wissenschaftliche Untersuchungen zum Neuen Testament |volume=158 |isbn=3-16-148094-5 |quote=}}</ref><ref name="Freedman">{{cite book|url= https://books.google.com/books?id=qRtUqxkB7wkC&printsec=frontcover&dq=editions:Ue3Yk90iSAoC&hl=en&sa=X&ei=bzAAU7CfJ6emygHKoYHABQ&ved=0CC4Q6AEwAQ#v=onepage&q=Jewish%20Christian&f=false|title=Eerdmans Dictionary of the Bible |editor1-last=Freedman |editor1-first=David Noel |editor2-last=Myers |editor2-first=Allen C. |publisher=Eerdmans |location=Grand Rapids, Michigan |page=709 |year=2000 |accessdate=15 February 2014}}</ref> Pada keberjalanannya, para pengikut 'Isa, kemudian disebut dengan umat [[Kristen]], semakin tumbuh di kalangan non-Yahudi. Tradisi Kristen juga menjadi semakin berbeda dari Yahudi.<ref>[https://books.google.com/books?id=7LfL6E50ZWgC&pg=PA21&dq=%22who+were+the+Jewish+christians+%22+%22law+of+moses%22&cd=1#v=onepage&q=%22who%20were%20the%20Jewish%20christians%20%22%20%22law%20of%20moses%22&f=false Keith Akers, ''The lost religion of Jesus: simple living and nonviolence in early Christianity'', Lantern Books, 2000] hlm. 21</ref><ref>Wylen, Stephen M., ''The Jews in the Time of Jesus: An Introduction'', Paulist Press (1995), {{ISBN|0-8091-3610-4}}, hlm. 190-192.</ref><ref>Dunn, James D.G., ''Jews and Christians: The Parting of the Ways, A.D. 70 to 135'', Wm. B. Eerdmans Publishing (1999), {{ISBN|0-8028-4498-7}}, hlm. 33–34.</ref><ref>Boatwright, Mary Taliaferro & Gargola, Daniel J & Talbert, Richard John Alexander, ''The Romans: From Village to Empire'', Oxford University Press (2004), {{ISBN|0-19-511875-8}}, hlm. 426.</ref> Kristen perlahan menjadi salah satu agama dominan, kemudian menjadi agama negara Romawi. |
|||
[[ar:بنو إسرائيل]] |
|||
[[bg:Дванайсетте израилски племена]] |
|||
== Lihat pula == |
|||
[[ca:Tribus d'Israel]] |
|||
[[da:Israelit]] |
|||
[[ |
* [[Ya'qub]] |
||
* [[Bangsa Yahudi]] |
|||
[[el:Δώδεκα φυλές του Ισραήλ]] |
|||
[[en:Israelites]] |
|||
== Rujukan == |
|||
[[eo:Izraelidoj]] |
|||
{{reflist|2}} |
|||
[[es:Tribus de Israel]] |
|||
[[et:Iisraellased]] |
|||
=== Daftar pustaka === |
|||
[[fi:Israelin heimot]] |
|||
* {{Cite book|editor-last=Avery-Peck|editor-first=Alan|editor-last2=Neusner|editor-first2=Jacob|display-editors=1|title=The Blackwell Companion to Judaism|publisher=Blackwell|year=2003|url=https://books.google.com/books?id=asYoIwz9z2UC&pg=PA230|isbn=9781577180593}} |
|||
[[fr:Tribus d'Israël]] |
|||
* Eakin, Frank E. Jr. ''The Religion and Culture of Israel'' (Boston: Allyn and Bacon, 1971), 70 dan 263. |
|||
[[he:שבטי ישראל]] |
|||
* {{Cite book|last=Grabbe|first=Lester L.|title=A History of the Jews and Judaism in the Second Temple Period|publisher=T&T Clark International|year=2004|url=https://books.google.com/books?id=VK2fEzruIn0C|isbn=9780567043528}} |
|||
[[it:Dodici tribù di Israele]] |
|||
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}} |
|||
[[ja:イスラエル (民族)]] |
|||
* {{cite book |last1=Wahono |first1=S. Wismoady |authorlink= |translator= |title=Di Sini Kutemukan |year=1986 |publisher=BPK Gunung Mulia |location=Jakarta |isbn= |url= |ref=harv}} |
|||
[[lt:Izraelitai]] |
|||
[[ml:ഇസ്രായീൽ ജനത]] |
|||
{{Nama orang dan tempat yang disebutkan dalam Al-Qur'an}}{{Suku-suku Israel}}{{Authority control}} |
|||
[[ms:Bani Israel]] |
|||
[[nl:Israëlieten]] |
|||
[[Kategori:Bani Israil| ]] |
|||
[[no:Israelittere]] |
|||
[[Kategori:Sejarah Yahudi]] |
|||
[[pt:Tribos de Israel]] |
|||
[[Kategori:Bangsa kuno di Timur Dekat]] |
|||
[[ro:Triburile israelite]] |
|||
[[Kategori:Orang Kanaan]] |
|||
[[ru:Колена Израилевы]] |
|||
[[ |
[[Kategori:Etnonim]] |
||
[[Kategori:Tanah Israel]] |
|||
[[sk:Izraeliti]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Semitik]] |
|||
[[sv:Israeliter]] |
|||
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]] |
|||
[[ta:இசுரவேலர்]] |
|||
[[th:วงศ์วานแห่งอิสราเอล]] |
|||
[[tl:Labindalawang lipi ng Israel]] |
|||
[[tr:İsrailoğulları]] |
|||
[[ur:بنی اسرائیل]] |
|||
[[zh:以色列人]] |
Revisi terkini sejak 17 Januari 2024 05.06
Bani Israil atau Bani Israel (bahasa Ibrani: בני ישראל Bnei Yisra'el, bahasa Arab: بني إسرائيل , Banī Israīl) adalah persekutuan suku-suku berbahasa Semit pada Zaman Besi dari kawasan Timur Dekat Kuno yang mendiami wilayah Kanaan (Israel) pada masa kesukuan dan monarki.[1][2][3][4][5] Naskah-naskah kitab suci menyebutkan bahwa mereka merupakan keturunan Israel (nama lain dari Yakub), putra Ishaq, putra Abraham.
Istilah
[sunting | sunting sumber]Secara bahasa, Bani Israil bermakna "anak keturunan Israel." Kata ini diambil dari bahasa Arab: بني إسرائيل Banī Israīl yang merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani: בני ישראל Bnei Yisra'el. Israel sendiri adalah julukan untuk Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Istilah lain dalam bahasa Indonesia yang juga digunakan untuk merujuk pada Bani Israil adalah "kaum Israel", "bangsa Israel", "orang Israel", atau "Israel" saja. Pada masa modern, kata Israel digunakan sebagai nama Negara Israel, sebuah negara bangsa Yahudi di Timur Tengah.
Dalam Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen), istilah Israel pertama kali digunakan dalam Kitab Kejadian. Disebutkan bahwa Ya'qub bergelut dengan lelaki asing. Setelahnya lelaki tersebut berkata, "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." Setelah lelaki itu pergi, barulah Ya'qub sadar bahwa dia adalah malaikat.[6][7]
Nama Israel pertama kali muncul dalam sumber non-kitab suci sekitar 1209 SM, dalam sebuah prasasti Fir'aun Merneptah. Prasasti itu sangat singkat dan mengatakan secara sederhana, "Israel terbuang dan keturunannya tidak". Prasasti ini mengacu pada kaum, bukan untuk individu atau negara-bangsa.[8]
Ya'qub memiliki dua belas putra: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Isakhar, Zebulon, Yusuf, dan Benyamin. Keturunan mereka kemudian menjadi dua belas suku dalam Bani Israil. Keturunan Yusuf biasanya dibagi menjadi dua: suku Manasye yang merupakan keturunan putra sulung Yusuf dan suku Efraim yang merupakan keturunan putra kedua Yusuf.
Yahudi
[sunting | sunting sumber]Istilah bahasa Indonesia "Yahudi" diturunkan dari bahasa Arab يَهُودِيّ yahūdī, dari bahasa Ibrani יְהוּדִי Yehudi. Istilah ini awalnya digunakan untuk merujuk pada keturunan Yehuda (יְהוּדָה, Yehudah), putra keempat Ya'qub, kemudian melebar dan merujuk pada Bani Israil yang tinggal di Kerajaan Yehuda (Israel Selatan).[9][10] Suku-suku Bani Israil yang hidup di Kerajaan Yehuda sendiri adalah suku Yehuda, Benyamin, dan sebagian suku Lewi, sedangkan suku-suku yang lain berada di Kerajaan Samaria. Setelah Kerajaan Samaria runtuh, sebagian menyebutkan bahwa suku-suku yang tinggal di kerajaan tersebut hilang, sebagian berpendapat bahwa mereka mengungsi ke Kerajaan Yehuda dan terserap ke dalam suku Yehuda.[11] Pada keberjalanannya, ada juga orang-orang yang bukan Bani Israil yang memeluk agama Yahudi sehingga dia juga dianggap sebagai bagian bangsa Yahudi.
Meski demikian, penggunaan istilah Yahudi dan Israel ini sendiri bisa berbeda tergantung pendekatan agama dan kebangsaan yang digunakan.[12][13] Talmud menyebutkan bahwa istilah Israel (Bani Israil) merupakan seorang bangsa Yahudi, meski dia tidak memeluk agama Yahudi.[14] Pada masa modern, mereka yang biasanya dimasukkan ke dalam kelompok bangsa Yahudi terdiri dari tiga kelompok: orang yang lahir dari keluarga Yahudi tanpa memandang agama orang tersebut, mereka yang memiliki latar belakang atau leluhur Yahudi, dan mereka yang masuk agama Yahudi meski tidak memiliki latar belakang atau leluhur Yahudi.[15] Untuk kelompok terakhir, terdapat beberapa perbedaan tata cara dalam masuk ke dalam agama Yahudi, tergantung aliran Yahudi yang diikuti. Proses masuknya seseorang menjadi Yahudi bisa diakui satu aliran dan tidak diakui oleh aliran lain.[16]
Samaria
[sunting | sunting sumber]Samaria adalah kelompok etno-religius dari Timur Dekat Kuno yang merupakan bagian dari Bani Israil. Mereka menyatakan sebagai keturunan dari suku Efraim, Manasye, dan sebagian Lewi yang selamat setelah penaklukan Kerajaan Samaria (Israel Utara) oleh Asyur pada 720 SM. Pihak Yahudi memandang bahwa bangsa Samaria tidak lagi murni lantaran telah bercampur dengan bangsa Asyur melalui perkawinan dan hal ini mempengaruhi praktik keagamaan mereka. Di sisi lain, pihak Samaria juga memandang bangsa Yahudi sudah melupakan tradisi awal keagamaan mereka.[17]
Ibrani
[sunting | sunting sumber]Istilah Ibrani (עברים atau עבריים, ʿIḇrîm, ʿIḇriyyîm) kerap dikaitkan dengan Bani Israil. Asal makna tersebut tidak diketahui, tetapi kerap dianggap untuk merujuk keturunan Eber, cicit dari Sem bin Nuh.[18]
Dalam Tanakh, istilah Ibrani digunakan pada Bani Israil untuk merujuk pada diri mereka saat berbicara dengan orang asing, atau digunakan orang asing untuk membicarakan Bani Israil.[19] Dalam Jewish Encyclopedia disebutkan bahwa istilah "Ibrani" dan "Israel" mengacu pada kaum yang sama, menyatakan bahwa mereka disebut orang Ibrani sebelum penaklukan Kanaan (Palestina) dan disebut orang Israel sesudah penaklukan.[20] Profesor Nadav Na'aman dan yang lainnya mengatakan bahwa "Ibrani" jarang digunakan untuk merujuk pada Bani Israil dan digunakan "untuk orang Israel dalam situasi yang luar biasa dan berbahaya, seperti migran atau budak."[21][22]
Sosial politik
[sunting | sunting sumber]Bani Israil adalah sebutan untuk keturunan Ya'qub. Ya'qub sendiri adalah putra Ishaq, putra Ibrahim. Dari empat istrinya, Ya'qub memiliki dua belas putra dan mereka tinggal di Palestina. Bani Israil nantinya dibagi menjadi dua belas suku berdasarkan keturunan dua belas putra Ya'qub. Putra kesebelas, Yusuf, tidak disukai kakak-kakaknya lantaran perasaan dengki sehingga mereka menjualnya pada musafir dan musafir menjualnya ke Mesir.[23][24] Di Mesir, Yusuf menjadi tangan kanan raja.[25][26] Saat masa paceklik hebat melanda Mesir dan kawasan di sekitarnya, Ya'qub dan keluarganya hijrah ke Mesir atas undangan Yusuf dan mereka beranak-pinak di sana.[27][28]
Setelah sekian generasi tinggal di Mesir, Bani Israil menjadi budak bangsa Qibti. Dipimpin Musa dan Harun dari suku Lewi, Bani Israil keluar dari Mesir untuk menuju Palestina. Namun karena menolak berperang merebut Palestina, Bani Israil hidup mengembara di gurun. Setelah Harun dan Musa wafat, kepemimpinan Bani Israil diserahkan pada Yusya' (Yosua) dari suku Efraim bin Yusuf dan dia berhasil memimpin Bani Israil menduduki Palestina. Setelahnya, tiap suku Bani Israil berkuasa atas wilayah tertentu di Palestina. Bani Israil membentuk semacam konfederasi longgar pada masa ini, tanpa adanya pemerintahan terpusat. Saat masa-masa sulit, terdapat sosok hakim yang menjadi pemimpin militer. Sejak keluar Mesir, dibuatlah Kemah Suci di bawah arahan Musa sebagai pusat peribadahan Bani Israil yang dapat dipindah-pindahkan.
Saat ditindas bangsa Filistin, Bani Israil meminta hakim dan nabi mereka saat itu, Samuel, untuk mengangkat seorang raja agar Bani Israil dapat bersatu melawan penindasan. Thalut (Saul) dari suku Benyamin kemudian dinobatkan menjadi raja, memulai awal berdirinya Kerajaan Israel. Thalut digantikan menantunya, Dawud dari suku Yehuda, dan Dawud kemudian digantikan putranya, Sulaiman (Salomo). Pada masa kekuasaan Sulaiman, dibangunlah tempat di Yerusalem yang dijadikan pusat ibadah Bani Israil, yakni Bait Suci (Masjidil Aqsha, Baitul Maqdis, Beit HaMikdash). Kemah Suci kemungkinan tidak lagi digunakan setelah pembangunan Bait Suci.
Setelah Sulaiman mangkat, Kerajaan Israel terbagi menjadi dua: kerajaan di sisi selatan yang disebut Kerajaan Yehuda dengan Yerusalem sebagai ibu kota dan kerajaan di sisi utara yang disebut Kerajaan Israel dengan Samaria sebagai ibukota. Kerajaan di sisi utara ini juga kerap disebut Kerajaan Utara atau Kerajaan Samaria untuk membedakan dengan Kerajaan Israel yang lama. Kerajaan Samaria dipimpin 19 raja dari 9 dinasti berbeda dalam jangka waktu 208 tahun. Kerajaan Yehuda, terhitung dari Rehabeam bin Sulaiman, dipimpin 19 raja, semuanya merupakan Dinasti Dawud, dan seorang ratu. Penduduk Kerajaan Samaria dan keturunannya disebut bangsa Samaria. Meskipun awalnya hanya digunakan untuk merujuk pada keturunan Yehuda bin Ya'qub, istilah Yahudi kemudian digunakan untuk penduduk Kerajaan Yehuda secara keseluruhan, walaupun yang bersangkutan bukan anggota suku Yehuda.
Kerajaan Samaria hancur pada tahun 720 SM setelah ditaklukan Asyur. Sebagian penduduknya dibawa ke Mesopotamia dan sebagiannya melarikan diri ke Kerajaan Yehuda.[29] Sebagian dari sepuluh suku Bani Israil penduduk Kerajaan Samaria yang ditawan dan diasingkan Asyur kemudian disebut sepuluh suku yang hilang.[30] Se≈lain itu, Asyur juga menempatkan bangsa-bangsa lain ke wilayah bekas Kerajaan Samaria untuk menghancurkan identitas bangsa taklukan.[31] Pada akhir abad ke-7 SM, Kerajaan Yehuda menjadi negara bawahan Babilonia Baru, kekaisaran yang berpusat di Iraq. Raja Yehuda Zedekia kemudian bersekutu dengan Mesir dan memberontak pada Babilonia. Pemberontakan gagal dan, pada 597 SM, banyak Bani Israil yang diasingkan ke Babilonia. Kerajaan Yehuda memberontak lagi dan Babilonia di bawah kepemimpinan Nebukadnezar II mengepung Yerusalem pada 589 SM. Banyak Bani Israil yang mengungsi ke negara-negara tetangga. Pada 587 atau 586 SM, Kerajaan Yehuda jatuh dan Bait Suci di Yerusalem juga dihancurkan. Keluarga raja, para imam, dan kalangan atas Bani Israil lain diasingkan ke Babilonia. Kawasan Yudea (Yehu Babilonia Baru runtuh dan digantikan Kekaisaran Akhemeniyah. Pada 538 SM, Kaisar Akhemeniyahda) menjadi provinsi Babilonia.
Koresy Agung mengeluarkan surat perintah yang mengizinkan Bani Israil kembali ke Palestina dan membangun Bait Suci kedua.[32] Kawasan bekas Kerajaan Yehuda, dengan luas yang lebih kecil, menjadi negara otonom Yehud Medinata di bawah Akhemeniyah. Setelahnya, kawasan Yudea dikuasai beberapa dinasti asal Yunani secara bergantian. Sekitar 332 SM, kawasan ini ditaklukan Aleksander Agung dan menjadi bagian dari Kekaisaran Makedonia yang berpusat di Yunani. Tahun 301 SM, wilayah Yudea menjadi bagian dari kekuasaan Dinasti Ptolemaik, keluarga bangsawan asal Yunani yang pusat kekuasaannya di Mesir. Tahun 200 SM, Yudea menjadi bagian dari kekuasaan Dinasti Seleukia, keluarga bangsawan asal Yunani yang pusat kekuasaannya di Antiokhia (Turki). Berbeda dengan Akhemeniyah yang cenderung tidak ikut campur urusan internal wilayah bawahannya, dinasti-dinasti Yunani ini mendorong proses Helenisasi besar-besaran di kawasan Yudea dan wilayah bawahannya yang lain, menjadikan kebudayaan Yunani sangat dominan.
Pada tahun 167-160 SM, terjadi Pemberontakan Makabe yang melawan Kekaisaran Seleukia dan pengaruh Yunani dalam kehidupan umat Yahudi di Palestina. Pemberontakan berhasil dan Dinasti Hashmonayim Yahudi berkuasa atas kawasan Yudea. Awalnya Hashmonayim berperan sebagai pemimpin otonom di bawah Seleukia, tetapi kemudian menjadi pemimpin berdaulat setelah Seleukia terpecah.
Tahun 63 SM, Hashmonayim menjadi bawahan Republik Romawi. 37 SM, kekuasaan Hashmonayim berakhir, digantikan Raja Herodes Agung yang merupakan pemimpin bawahan Romawi. Setelah Herodes Agung mangkat, kawasan Yudea dibagi-bagi kepada anak-anaknya. Namun kekuasaan Dinasti Herodes pada akhirnya melebur dan Yudea yang awalnya merupakan wilayah semi-otonom berubah menjadi provinsi Romawi seiring meningkatnya pengaruh Romawi di kawasan timur Mediterania. Awalnya pihak Romawi menghormati adat dan hukum Yahudi setempat, tetapi lama-kelamaan terjadi gesekan antara kedua belah pihak, sehingga terjadilah Perang Yahudi-Romawi Pertama pada tahun 66-73 M. Banyak umat Yahudi yang terbunuh dan dijadikan budak, sementara Bait Suci kembali dihancurkan.[33][34][35]
Pada tahun 130 M, Kaisar Hadrianus berencana membangun ulang kota Yerusalem dan melambungkan harapan umat Yahudi. Namun Hadrianus kemudian membangun ulang kota tersebut sebagai koloni Romawi dan menjadi barak Legiuner.[36] Kota baru tersebut, Aelia Capitolina, dibangun dan dipersembahkan untuk dirinya sendiri dan beberapa dewa Romawi, utamanya Yupiter.[37] Hal ini memicu Perang Bar Kokhba (132-135 M). Menurut Cassius Dio, perang tersebut menyebabkan sekitar 580.000 Yahudi terbunuh, 50 kota berbenteng, dan 985 desa diratakan, dan lebih banyak lagi yang mati karena penyakit dan kelaparan.[38][39] Banyak tawanan perang yang dijual menjadi budak.[40] Umat Yahudi juga dilarang memasuki Yerusalem.
Pada tahun 610, Kekaisaran Sasania Persia mengalahkan Romawi dan merebut Palestina. Umat Yahudi diberi wewenang untuk mendirikan negara bawahan dan mulai membangun Bait Suci. Namun lima tahun kemudian, Romawi kembali mengambil alih Palestina. Umat Kristen menghancurkan Bait Suci yang belum selesai pembangunannya dan menjadikan tempat itu sebagai tempat pembuangan sampah.[41]
Diaspora
[sunting | sunting sumber]Diaspora merupakan istilah yang merujuk pada bangsa yang terdorong atau terpaksa meninggalkan tanah air mereka. Dalam konteks Yahudi, maka Yahudi diaspora merujuk pada umat Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Umumnya diklaim bahwa bangsa Yahudi diaspora di Eropa merupakan keturunan dari mereka yang keluar dari Palestina pada perang antara tahun 66 sampai 135 M.[42] Kepercayaan populer yang tersebar luas menyatakan bahwa ada pengusiran mendadak orang-orang Yahudi dari kawasan Yudea dan Syria.[43] Namun nyatanya, proses pertumbuhan komunitas diaspora ini berlangsung selama berabad-abad, dimulai dari kehancuran Kerajaan Samaria oleh Asyur.[44] Avrum Ehrlich juga menyatakan bah→wa jauh sebelum kehancuran Bait Suci pada tahun 70 M, lebih banyak orang Yahudi yang tinggal di diaspora daripada di Palestina.[45]
Setelah jatuhnya Kerajaan Yehuda, Bani Israil memiliki dua tempat yang menjadi pusat kebudayaan mereka: Babilonia dan Palestina.[46] Meskipun sebagian besar Bani Israil selama periode ini, terutama keluarga kaya, dapat ditemukan di Babilonia, keberadaan mereka di sana tidak jelas dan tidak memiliki pengaruh politik, baik di bawah penguasa Akhemeniyah, Seleukia, Parthia, maupun Sasaniyah. Mereka yang paling miskin tetapi paling bersemangat kembali ke Yudea (Palestina) pada masa Akhemeniyah.
Awal abad ketiga SM, berbagai komunitas Bani Israil bermunculan di kepulauan Aegea, Yunani, Anatolia (Turki), Kirenaika (Libya), Italia, dan Mesir.[47] Pada diaspora Yahudi di Barat, bahasa Yunani dengan cepat menjadi dominan dalam kehidupan umat Yahudi dan sedikit sekali tanda-tanda akan adanya kontak mendalam dengan bahasa Ibrani atau Aram, yang terakhir mungkin lebih lazim. Proporsi bangsa Yahudi dalam diaspora secara keseluruhan meningkat terus sepanjang era Helenistik dan mencapai dimensi yang mencengangkan pada masa Romawi awal, khususnya di Aleksandria (Mesir). Untuk alasan inilah orang-orang Yahudi menjadi faktor politik utama, terutama karena orang-orang Yahudi di diaspora, terlepas dari ketegangan budaya, sosial dan agama yang kuat, tetap bersatu dengan tanah air mereka. Smallwood menuliskan bahwa pemukiman di Puteoli (Italia) yang dibuktikan pada tahun 4 SM berasal dari perpindahan sukarela bangsa Yahudi dan karena alasan kegiatan dagang.[48]
Beberapa kelompok Bani Israil juga menetap di Arab. Sejarawan mengklaim bahwa sejumlah besar orang Yahudi, sebanyak 80.000, tiba setelah penghancuran Bait Suci pertama, untuk bergabung dengan mereka yang sudah lama tinggal di tempat-tempat seperti oasis Khaybar serta koloni perdagangan di Madinah dan Makkah (mereka memiliki kuburan mereka sendiri). Teori lain menyatakan bahwa orang-orang Yahudi ini adalah pengungsi dari penganiayaan Romawi Timur. Sejarawan Arab menyebut sekitar 20 komunitas Yahudi, termasuk dua komunitas kohanim.[49] Di antara suku-suku Bani Israil yang tinggal di Arab antara lain Bani Qaynuqa yang merupakan keturunan Manasye bin Yusuf bin §Ya'qub.[50] Bani Quraizhah juga mengklaim sebagai Bani Israil. Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa mereka adalah keturunan Harun.[51] Sebagian suku Yahudi di jazirah Arab juga merupakan suku Arab non-Bani Israil yang masuk agama Yahudi pada masa pra-Islam, seperti Bani Harits[52][53][54][55][56] dan Bani 'Auf.[57]
Sepuluh suku yang hilang
[sunting | sunting sumber]Ada beberapa kelompok yang dianggap sebagai keturunan dari sepuluh suku Bani Israil yang hilang setelah Kerajaan Samaria ditaklukan Asyur, di antaranya adalah:
- Pashtun, suku Muslim yang utamanya ditemui di daerah Afghanistan dan Pakistan. Tradisi di kalangan Pashtun menyebutkan bahwa mereka keturunan dari suku-suku Bani Israil yang hilang di pengasingan.[58] Tahun 2000-an, antropolog Yerusalem Shalva Weil, yang dikutip dalam media massa, menyatakan bahwa "Taliban mungkin adalah keturunan bangsa Yahudi".[59] Banyak anggota Taliban berasal dari suku Pashtun dan mereka tidak serta-merta menolak dugaan tersebut.<re←f name=Weiltaliban>Weil, Shalva (7 September 2011). "The Israelite Connections of the Taliban". ETH Zurich Cent·er for Security Studies.</ref> Keyakinan bahwa orang Pashtun adalah keturunan suku Bani Israil yang hilang tidak pernah dibuktikan oleh bukti sejarah yang konkret.[60][61] Namun pada 2010, The Guardian melaporkan bahwa pemerintah Israel berencana untuk mendanai studi genetika untuk menguji kebenaran hubungan genetik antara suku Pashtun dan suku-suku Bani Israil yang hilang. Artikel itu menyatakan bahwa "Bukti historis dan anekdotal sangat menyarankan adanya hubungan, tetapi bukti ilmiah definitif belum pernah ditemukan. Beberapa antropolog terkemuka Israel percaya bahwa, dari semua banyak kelompok di dunia yang mengklaim memiliki hubungan dengan sepuluh suku yang hilang, Pashtun, atau Pathan, memiliki kasus yang paling menarik."[62]
- Yahudi Kurdistan
- Yahudi Kashmir
- Bene Israel, komunitas Yahudi di India. Dalam tradisi Bene Israel, disebutkan bahwa leluhur mereka hijrah melalui Asia Barat dari Israel, kemudian bermigrasi ke India dan perlahan-lahan berasimilasi dengan masyarakat sekitar, sambil mempertahankan tradisi Yahudi tertentu.[63]
- Bnei Menasye, suku-suku di India Timur Laut. Mereka mengklaim sebagai suku Bani Israil yang hilang dan mereka juga mempelajari bahasa Ibrani dan Yahudi.[64][65]
- Yahudi Tiongkok. Telah ditegaskan oleh beberapa pendapat bahwa orang-orang Yahudi yang secara historis tinggal di Tiongkok berasal dari sepuluh suku Bani Israil yang hilang dan diasingkan, kemudian pindah ke berbagai daerah di Tiongkok. Jejak beberapa ritual Yahudi kuno telah ditemukan di beberapa tempat.[66]
Keagamaan
[sunting | sunting sumber]Baik teks kitab suci maupun bukti arkeologi menunjukkan bahwa keagamaan Bani Israil sangat akrab dengan politeisme (menyembah banyak Tuhan) dan membutuhkan masa transisi panjang untuk mereka menjadi pemeluk monoteisme murni. Pada masa peralihan, banyak Bani Israil merupakan seorang henoteisme atau monolatrisme, menyembah Yahweh tanpa menolak keberadaan dewa-dewa lain.[67][68] Pada masa ini, banyak keluarga menyembah dewa-dewa yang berbeda-beda. Keagamaan sangat terpusat pada keluarga, bukan pada komunitas.[69]
Dalam teks-teks kitab suci disebutkan bahwa setelah menyeberang laut dan Musa pergi ke Gunung Sinai, Bani Israil menyembah patung sapi emas.[70][71][72] Sumber Alkitab menyebutkan Sulaiman membangun tempat pemujaan untuk dewa-dewa,[73] meski sumber Islam menolak pernyataan tersebut. Pemujaan patung sapi terjadi lagi saat Raja Samaria Yerobeam bin Nebat membangun patung sapi emas, satu di Betel dan satu di Dan, untuk menyaingi Bait Suci yang ada di Kerajaan Yehuda.[74][75] Ba'al, dewa cuaca dan kesuburan negeri Kan'an juga disembah di tengah komunitas Bani Israil. Raja Samaria Ahab membangun kuil pemujaan untuk Ba'al atas bujukan istrinya, Permaisuri Izebel, dan Ilyas (Elia) sangat menentang praktik tersebut.[76][77][78][79][80][81][82]
Saat Bani Israil di pengasingan dan hidup tanpa Bait Suci, rumah-rumah pertemuan Yahudi (beit knesset atau sinagoga) menjadi tempat pertemuan utama untuk beribadah dan beth midrash sebagai tempat pembelajaran Taurat dan tafsirnya. Setelah Bani Israil akhirnya kembali ke Palestina dan Bait Suci kedua dibangun, terdapat perbedaan signifikan terkait keagamaan Bani Israil bila dibanding masa-masa sebelumnya.[83] Monoteisme yang ketat muncul di antara para imam (pendeta) (כֹּהֵן, kohen).[84] Ibadah sunat, aturan makanan, dan ketaatan pada hari Sabat menjadi lebih ditekankan sebagai perlambang jati diri Yahudi, dan institusi sinagoga menjadi semakin penting. Sebagian besar literatur Alkitab, termasuk Taurat, ditulis atau secara substansial direvisi selama waktu ini.[85] Untuk menguatkan jati diri mereka, bangsa Yahudi yang telah kembali ke Palestina amat menekankan masalah kemurnian darah, sehingga memandang negatif bangsa Samaria yang dipandang sudah tidak murni lagi karena telah bercampur dengan bangsa asing yang ditempatkan pihak Asyur di bekas wilayah Kerajaan Samaria.[86][87]
Meski Akhemeniyah memperbolehkan pembangunan Bait Suci kembali, mereka tidak mengizinkan Bani Israil mendirikan kerajaan. Tanpa keberadaan raja, kedudukan imam menjadi sangat dominan dan kewenangan Bait Suci dalam kehidupan masyarakat semakin kuat. Di waktu inilah muncul aliran Saduki sebagai wadah para imam yang menjadi kelompok elit dalam masyarakat. Di sisi lain, Bait Suci kedua yang dibangun dengan bantuan asing menimbulkan pertanyaan atas keabsahannya dan sinagoga melanjutkan perannya sebagai pusat ibadah umat Yahudi setelah Bait Suci sendiri. Meski imam memegang kendali ritual di Bait Suci, ahli dan guru Taurat (kelak disebut rabi) yang mendominasi pengajaran Taurat.
Pada masa Hashmonayim, imam agung (כהן גדול, kohen gadol) juga berperan rangkap sebagai raja, kecuali pada masa Ratu Salome Aleksandra. Saat meluaskan wilayahnya, Hashmonayim juga memaksa penduduk taklukan untuk memeluk agama Yahudi. Bangsa Edom kemudian menjadi Yahudi.[88][89] Sekitar tahun 80 SM, kota Pella di Moab dihancurkan karena penduduk setempat tidak sepakat untuk mengadopsi adat bangsa Yahudi.[90]
Kelompok Farisi muncul dari kalangan para guru dan ahli Taurat[91] dan kedudukan mereka mulai menguat pada masa Ratu Salome Aleksandra. Mereka populer di kalangan rakyat biasa, berbeda dengan Saduki yang diasosiasikan dengan kelas elit.[92] Farisi sangat dikenal mendetail dalam hukum Taurat, menerapkan hukum Yahudi pada kegiatan-kegiatan duniawi untuk menguduskan dunia setiap hari. Ini adalah bentuk Yudaisme yang lebih partisipatif (atau "demokratis"), lantaran ritual tidak dimonopoli oleh para imam yang kedudukannya diwariskan tetapi dapat dilakukan oleh semua orang dewasa Yahudi secara individu atau kolektif, yang para pemimpinnya tidak ditentukan oleh kelahiran tetapi oleh capaian keilmuan. Saduki dan Farisi sering berseberangan dalam banyak hal dan keduanya juga berselisih dengan Yahya (Yohanes Pembaptis) dan 'Isa (Yesus).
Pada awalnya, 'Isa dan pengikutnya merupakan salah satu gerakan keagamaan dalam tubuh Yahudi pada saat itu (sebagaimana Farisi, Saduki, dan Eseni). Pada tahap paling awal, komunitas tersebut terdiri dari orang-orang Yahudi yang percaya bahwa 'Isa adalah mesias, dengan tetap menjalankan aturan-aturan dalam agama Yahudi, seperti ibadah pada hari Sabat, kehadiran di sinagoga, dan menjaga makanan kosher.[93][94] Pada keberjalanannya, para pengikut 'Isa, kemudian disebut dengan umat Kristen, semakin tumbuh di kalangan non-Yahudi. Tradisi Kristen juga menjadi semakin berbeda dari Yahudi.[95][96][97][98] Kristen perlahan menjadi salah satu agama dominan, kemudian menjadi agama negara Romawi.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Finkelstein, Israel. "Ethnicity and origin of the Iron I settlers in the Highlands of Canaan: Can the real Israel stand up?." The Biblical archaeologist 59.4 (1996): 198–212.
- ^ Finkelstein, Israel. The archaeology of the Israelite settlement. Jerusalem: Israel Exploration Society, 1988.
- ^ Finkelstein, Israel, and Nadav Na'aman, eds. From nomadism to monarchy: archaeological and historical aspects of early Israel. Yad Izhak Ben-Zvi, 1994.
- ^ Finkelstein, Israel. "The archaeology of the United Monarchy: an alternative view." Levant 28.1 (1996): 177–87.
- ^ Finkelstein, Israel, and Neil Asher Silberman. The Bible Unearthed: Archaeology's New Vision of Ancient Israel and the Origin of Sacred Texts. Simon and Schuster, 2002.
- ^ Kejadian 32: 22–32
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 328-329.
- ^ Frederick E. Greenspahn (2008). The Hebrew Bible: New Insights and Scholarship. NYU Press. hlm. 12–. ISBN 978-0-8147-3187-1.
- ^ "Jew", Oxford English Dictionary.
- ^ "Apakah semua Bani Israil adalah Yahudi? (dalam bahasa Inggris)". United Church of God. Diakses tanggal 13 April 2020.
- ^ Neubauer, A. (1888). "Where Are the Ten Tribes?: I. Bible, Talmud, and Midrashic Literature". The Jewish Quarterly Review. 1 (1): 14–28. doi:10.2307/1449853. JSTOR 1449853.
- ^ "What Makes a Jew Jewish?". Chabad.org. Diakses tanggal 2 October 2013.
- ^ Weiner, Rebecca (2007). "Who is a Jew?". Jewish Virtual Library. Diakses tanggal 6 October 2007.
- ^ Sanhedrin 44a
- ^ Fowler, Jeaneane D. (1997). World Religions: An Introduction for Students. Sussex Academic Press. hlm. 7. ISBN 1-898723-48-6.
- ^ "Converting to Judaism". BBC. July 12, 2011. Diakses tanggal November 18, 2016.
- ^ Firman, Tony (20 Juni 2019). "Orang Samaria di Tengah Konflik Israel Palestina". Tirto.id. Diakses tanggal 13 Mei 2021.
- ^ "EBER - JewishEncyclopedia.com". www.jewishencyclopedia.com. Diakses tanggal March 3, 2019.
- ^ William David. Reyburn - Euan McG. Fry - A Handbook on Genesis - New York - United Bible Societies - 1997
- ^ "HEBREW". Jewishe Ecyclopedia. Diakses tanggal March 3, 2019.
- ^ Carolyn Pressler (2009). "Wives and Daughters, Bond and Free: Views of Women in the Slave Laws of Exodus 21.2-11". Dalam Bernard M. Levinson; Victor H. Matthews; Tikva Frymer-Kensky. Gender and Law in the Hebrew Bible and the Ancient Near East. hlm. 152. ISBN 978-0567545008.
- ^ Carvalho, Corrine L. (2010). Encountering Ancient Voices: A Guide to Reading the Old Testament. Anselm Academic. hlm. 68. ISBN 978-1599820507.
- ^ Yusuf (12): 8-19
- ^ Kejadian 37: 12–35
- ^ Yusuf (12): 54-56
- ^ Kejadian 41: 37–52
- ^ Yusuf (12): 93-100
- ^ Kejadian 46: 1–34
- ^ Broshi, Maguen (2001). Bread, Wine, Walls and Scrolls. Bloomsbury Publishing. hlm. 174. ISBN 1841272019.
- ^ Yosefus, Antiquitates Iudaicae, Buku 11 bab 1
- ^ Wahono 1986, hlm. 338-3 39.
- ^ Ezra 1: 3–4
- ^ "The Great Revolt (66–70 CE)". www.jewishvirtuallibrary.org.
- ^ Broshi, Magen (1979-10-01). "The Population of Western Palestine in the Roman-Byzantine Period". Bulletin of the American Schools of Oriental Research. 236 (236): 1–10. doi:10.2307/1356664. ISSN 0003-097X. JSTOR 1356664.
- ^ Byatt, Anthony (1973-01-01). "Josephus and Population Numbers in First Century Palestine". Palestine Exploration Quarterly. 105 (1): 51–60. doi:10.1179/peq.1973.105.1.51. ISSN 0031-0328.
- ^ Benjamin Isaac, The Near East under Roman Rule: Selected Papers (Leiden: Brill 1998)[halaman dibutuhkan]
- ^ Gray, John (1969). A history of Jerusalem. London: Hale. hlm. 59. ISBN 0709103646. OCLC 53301.
- ^ Cassius Dio, Translation by Earnest Cary. Roman History, book 69, 12.1-14.3. Loeb Classical Library, 9 volumes, Greek texts and facing English translation: Harvard University Press, 1914 thru 1927. Online in LacusCurtius:[1][pranala nonaktif permanen] and livius.org:[2] Diarsipkan 2016-08-13 di Wayback Machine.. Book scan in Internet Archive:[3].
- ^ "Mosaic or mosaic?—The Genesis of the Israeli Language" by Zuckermann, Gilad
- ^ Mor, M. The Second Jewish Revolt: The Bar Kokhba War, 132-136 CE. Brill, 2016. P471/
- ^ Karmi, Ghada (1997). Jerusalem Today: What Future for the Peace Process?. Garnet & Ithaca Press. hlm. 116. ISBN 0-86372-226-1.
- ^ David Aberbach (2012). The European Jews, Patriotism and the Liberal State 1789-1939: A Study of Literature and Social Psychology Routledge Jewish Studies Series. Routledge. ISBN 9781136158957.
- ^ No Return, No Refuge (Howard Adelman, Elazar Barkan, hlm. 159). "in the popular imagination of Jewish history, in contrast to the accounts of historians or official agencies, there is a widespread notion that the Jews from Judea were expelled in antiquity after the destruction of the temple and the "Great Rebellion" (70 and 135 CE, respectively). Even more misleading, there is the widespread, popular belief that this expulsion created the diaspora."
- ^ "Book Calls Jewish People an 'Invention'". The New York Times. November 23, 2009. hlm. 2.
Experts dismiss the popular notion that the Jews were expelled from Palestine in one fell swoop in A.D. 70. Yet while the destruction of Jerusalem and Second Temple by the Romans did not create the Diaspora, it caused a momentous change in the Jews' sense of themselves and their position in the world.
- ^ Encyclopedia of the Jewish Diaspora: Origins, Experiences, and Culture, Volume 1 hlm. 126: "In fact, well before the destruction of the Second Temple (70 CE), more Jews lived in the Diaspora than in the Land of Israel."
- ^ Hersh Goldwurm (1982) History of the Jewish People: The Second Temple Era p.143, Mesorah Publications, New York ISBN 978-0-899-06455-0
- ^ Mark Avrum Ehrlich, ed. (2009). Encyclopedia of the Jewish Diaspora: Origins, Experiences, and Culture, Volume 1. ABC-CLIO. ISBN 9781851098736.
- ^ E. Mary Smallwood (2008) "The Diaspora in the Roman period before A.D. 70." In: The Cambridge History of Judaism, Volume 3. Editors Davis and Finkelstein.
- ^ Bernard Lewis, The Crisis of Islam (London, 2003), hlm. XXVII
- ^ al-Isaba fi tamyiz al-Sahaba, Ibn Hajar, part 4[4617].
- ^ Guillaume, The Life of Muhammad: A Translation of Ibn Ishaq's Sirat Rasul Allah, hlm. 7-9.
- ^ "Islamproject.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-29. Diakses tanggal 2013-10-25.
- ^ Islamicstudy.org Diarsipkan October 29, 2013, di Wayback Machine.
- ^ Charles Kurzman, Liberal Islam, p. 172
- ^ Norman Stillman, The Jews of Arab Lands: A History and Source Book, p. 117
- ^ Lecker, Michael (1995). Judaism among Kinda and the Ridda of Kinda.
- ^ Moshe Gil, "The Origins of the Jews of Yathrib," J.S.A.I. 4 (1984):210f
- ^ lal 1846, hlm. 3
- ^ Taliban may be descended from Jews, The Telegraph, 11 January 2010.
- ^ "Afhganistan Ethnic Groups". Library of Congress Country Studies. 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-26. Diakses tanggal 2021-02-03.
- ^ "The People – The Pashtuns". Center for Applied Linguistics (CAL). 30 June 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-01-05. Diakses tanggal 2010-10-29.
- ^ McCarthy, Rory (17 January 2010). "Pashtun clue to lost tribes of Israel". The Guardian.
- ^ Weil, Shalva (2009) [2002]. "Bene Israel Rites and Routines". Dalam Weil, Shalva. India’s Jewish Heritage: Ritual, Art and Life-Cycle (edisi ke-3rd). Mumbai: Marg Publications. hlm. 78–89.
- ^ Weil, Shalva (17 October 2017). "Lost Israelites From the Indo-Burmese Borderlands: Re-Traditionalisation and Conversion Among the Sh∂inlung or Bene Menasseh". The Anthropologist. 6 (3): 219–233. doi:10.1080/09720073.2004.11890858.
- ^ Weil, Shalva (9 November 2011). "Via India to Israel: The Migrations of the Bnei Menashe". ETH Zurich: Center for Security Studies.
- ^ "NOVA Online | Lost Tribes of Israel | Where are the Ten Lost Tribes? (3)". Pbs.org. Diakses tanggal 2017-07-18.
- ^ Taliaferro, Charles; Harrison, Victoria S.; Goetz, Stewart (2012). The Routledge Companion to Theism. Routledge.
- ^ Eakin 1971, hlm. 70, 263.
- ^ Caquot, André (2000). "At the Origins of the Bible". Near Eastern Archaeology. 63 (4): 225–27. doi:10.2307/3210793. JSTOR 3210793.
- ^ Al-A'raf (7): 148
- ^ Thaha (20): 88-91
- ^ Keluaran 32: 4–6
- ^ 1 Raja–raja 11: 1–13
- ^ 1 Raja–raja 12: 25–29
- ^ Coogan, hlm. 117, 2009
- ^ Ash-Shaffat (37): 125
- ^ 1 Raja–raja 18: 17–19
- ^ New Bible Dictionary. 1982 (second edition). Tyndale Press, Wheaton, IL, US. ISBN 0-8423-4667-8, hlm. 323
- ^ G. Hirsch, Emil; König, Eduard (1901–1906). "Elijah". Jewish Encyclopedia. V. Diakses tanggal 2007-04-08.
- ^ "Elijah." Encyclopaedia Judaica. Jerusalam: Keter Publishing House, 1971. p. 633.
- ^ Cogan, Mordechai. The Anchor Bible: I Kings. New York: Doubleday, 2001. hlm. 425.
- ^ In Werblowsky, R.J.Z., and Geoffrey Wigoder, eds. Oxford Dictionary of the Jewish Religion. Oxford: Oxford University Press, 1997. ISBN 0-19-508605-8
- ^ Avery Peck, hlm. 58
- ^ Grabbe (2004), hlm. 243–44.
- ^ Avery Peck, hlm. 59
- ^ Wahono 1986, hlm. 338-339.
- ^ Wahono 1986, hlm. 111-114.
- ^ Flavius Josephus Antiquities 13.257–258
- ^ Josephus, Ant. xiii, 9:1., via
- ^ Harold W. Attridge, Gōhei Hata (eds). Eusebius, Christianity, and Judaism Wayne State University Press, 1992: hlm. 387
- ^ Cohen, Shaye J.D. (1987). From the Maccabees to the Mishnah. The Westminster Press.
- ^ Roth, Cecil A History of the Jews: From Earliest Times Through the Six Day War 1970 ISBN 0-8052-0009-6, hlm. 84
- ^ Tomson, Peter J.; Lambers-Petry, Doris, ed. (2003). The Image of the Judaeo-Christians in Ancient Jewish and Christian Literature. Wissenschaftliche Untersuchungen zum Neuen Testament. 158. Tübingen: Mohr Siebeck. hlm. 162. ISBN 3-16-148094-5.
- ^ Freedman, David Noel; Myers, Allen C., ed. (2000). Eerdmans Dictionary of the Bible. Grand Rapids, Michigan: Eerdmans. hlm. 709. Diakses tanggal 15 February 2014.
- ^ Keith Akers, The lost religion of Jesus: simple living and nonviolence in early Christianity, Lantern Books, 2000 hlm. 21
- ^ Wylen, Stephen M., The Jews in the Time of Jesus: An Introduction, Paulist Press (1995), ISBN 0-8091-3610-4, hlm. 190-192.
- ^ Dunn, James D.G., Jews and Christians: The Parting of the Ways, A.D. 70 to 135, Wm. B. Eerdmans Publishing (1999), ISBN 0-8028-4498-7, hlm. 33–34.
- ^ Boatwright, Mary Taliaferro & Gargola, Daniel J & Talbert, Richard John Alexander, The Romans: From Village to Empire, Oxford University Press (2004), ISBN 0-19-511875-8, hlm. 426.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Avery-Peck, Alan; et al., ed. (2003). The Blackwell Companion to Judaism. Blackwell. ISBN 9781577180593.
- Eakin, Frank E. Jr. The Religion and Culture of Israel (Boston: Allyn and Bacon, 1971), 70 dan 263.
- Grabbe, Lester L. (2004). A History of the Jews and Judaism in the Second Temple Period. T&T Clark International. ISBN 9780567043528.
- Ibnu Katsir (2014). Kisah-Kisah Para Nabi. Diterjemahkan oleh Muhammad Zaini. Surakarta: Insan Kamil Solo. ISBN 978-602-6247-11-7.
- Wahono, S. Wismoady (1986). Di Sini Kutemukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.