Lompat ke isi

Kerusuhan Mei 1998: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Korban: Memperbaiki kosakata
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(227 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox civil conflict
[[Berkas:May 1998 riot.jpg|300px|thumb|Kerusuhan Mei 1998]]
| title = Kerusuhan Mei 1998
'''Kerusuhan Mei 1998''' adalah [[kerusuhan]] yang terjadi di [[Indonesia]] pada [[13 Mei]]-[[15 Mei]] [[1998]], khususnya di mukamu [[Jakarta]] namun juga terjadi di beberapa daerah lain. Kerusuhan ini diawali oleh [[krisis finansial Asia]] dan dipicu oleh [[tragedi Trisakti]] di mana empat mahasiswa [[Universitas Trisakti]] ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998.
| partof = [[Kejatuhan Soeharto]], [[Krisis finansial Asia 1997]] dan [[Diskriminasi terhadap Tionghoa-Indonesia|Sentimen anti-Tionghoa di Indonesia]]
| image = [[File:Jakarta riot 14 May 1998.jpg|300px|alt=A man wearing a buttoned shirt, pants, and flip-flops throws an office chair into a burning pile of other chairs in the middle of a city street. Behind him, several dozen people gather in front of a building with broken windows.]]
| caption = Para perusuh membakar perabot kantor di jalanan Jakarta pada 14 Mei 1998
| date = 4–8 dan 12–15 Mei 1998
| place = Kerusuhan besar terjadi di [[Medan]], [[Jakarta]], dan [[Surakarta]] dengan sejumlah insiden terpisah di tempat lain
| coordinates =
| causes = * Ketidakpuasan atas pemerintahan [[Orde Baru (Indonesia)|Orde Baru]]
* Dugaan [[Kecurangan pemilihan umum|kecurangan suara]] dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|pemilu legislatif 1997]]
* Keruntuhan ekonomi sebagai akibat dari [[Krisis finansial Asia 1997|krisis keuangan Asia]]
* [[Otoritarianisme]]
| result = * [[Kejatuhan Soeharto|Pengunduran diri]] Presiden [[Soeharto]] dan pembentukan [[Kabinet Reformasi Pembangunan]] baru di bawah [[B.J. Habibie]]
* Kemerdekaan [[Timor-Leste]]
* Awal [[Reformasi (Indonesia)|Era Reformasi]]
| methods = * [[Kerusuhan]]
* [[Pembangkangan sipil]]
* [[Penjarahan]]
* [[Pembakaran disengaja]]
| side1 = {{flagicon|Indonesia}} [[Pemerintah Indonesia]]
*[[Tentara Nasional Indonesia]]
**[[Kodam Jayakarta]]
*[[Kepolisian Negara Republik Indonesia]]
**[[Korps Brigade Mobil]]
*[[Badan Intelijen Negara|Badan Intelijen Negara Indonesia]]
* Warga lokal
| side2 = [[Pribumi|warga sipil Indonesia]] yang terdiri dari [[Megawati Soekarnoputri]] pendukung dan pengunjuk rasa anti-pemerintah
| side3 = [[Orang Tionghoa Indonesia|Tionghoa]] warga sipil termasuk beberapa pendukung anti-Megawati dan anti-Soeharto
| casualties3 = <!-- Temporarily left blank until article is complete -->
| casualties_label =
|injuries=91|fatalities=1.308}}
{{Location map+
| Indonesia
| float = right
| width = 305
| caption = {{center|Peta Indonesia yang menunjukkan lokasi kerusuhan Mei 1998}}
| places =
{{Location map~ | Indonesia | lat_deg = 3 | lat_min = 35 | lat_dir = N | lon_deg = 98 | lon_min = 40 | lon_dir = E | label = [[#Medan (4–8 May)|Medan]]}}
{{Location map~ | Indonesia | lat_deg = 6 | lat_min = 12 | lat_dir = S | lon_deg = 106 | lon_min = 48 | lon_dir = E | label = [[#Jakarta (12–14 May)|Jakarta]]}}
{{Location map~ | Indonesia | lat_deg = 7 | lat_min = 34 | lat_dir = S | lon_deg = 110 | lon_min = 49 | lon_dir = E | label = [[#Surakarta (14–15 Mei)|Surakarta]]}}
}}


[[Berkas:Ratuluwes.jpg|200px|jmpl|Mal Ratu Luwes di Surakarta yang terbakar. [[Surakarta]] menjadi salah satu kota yang terdampak besar. Banyak bangunan bisnis dan pertokoan yang dibakar massa.]]
Pada kerusuhan ini banyak toko dan perusahaan dihancurkan oleh amuk massa—terutama milik warga Indonesia keturunan [[Tionghoa]]<ref>http://www.semanggipeduli.com/Sejarah/frame/kerusuhan.html</ref>. Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di [[Jakarta]], [[Bandung]], dan [[Sejarah Kota Surakarta|Surakarta]]. Terdapat ratusan wanita keturunan [[Tionghoa]] yang diperkosa dan mengalami pelecehan seksual dalam kerusuhan tersebut<ref>Hamid, Usman. MENATAP WAJAH KORBAN. Solidaritas Nusa Bangsa, Jakarta, 2005</ref><ref>http://groups.yahoo.com/group/bhinneka/message/2249</ref>. Sebagian bahkan diperkosa beramai-ramai, dianiaya secara sadis, kemudian dibunuh. Dalam kerusuhan tersebut, banyak warga Indonesia keturunan [[Tionghoa]] yang meninggalkan [[Indonesia]]. Tak hanya itu, seorang aktivis relawan kemanusiaan yang bergerak di bawah [[Romo Sandyawan]], bernama [[Ita Martadinata Haryono]], yang masih seorang siswi SMU berusia 18 tahun, juga diperkosa, disiksa, dan dibunuh karena aktivitasnya. Ini menjadi suatu indikasi bahwa kasus pemerkosaan dalam Kerusuhan ini digerakkan secara sistematis, tak hanya sporadis.
'''Kerusuhan Mei 1998''' adalah peristiwa [[Kerusuhan|kerusuhan massa]], [[Unjuk rasa|demonstrasi anti-pemerintah]], dan [[pembangkangan sipil]] di [[Indonesia]] pada bulan Mei 1998. Peristiwa ini terutama terjadi di kota '''[[Kota Medan|Medan]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Kota Bandung|Bandung]] dan [[Kota Surakarta|Surakarta]],''' dengan insiden-insiden kecil di wilayah lain di Indonesia.


Kerusuhan tersebut dipicu oleh korupsi, masalah ekonomi, termasuk kekurangan pangan dan pengangguran massal. Kerusuhan ini akhirnya berujung pada [[Kejatuhan Soeharto|pengunduran diri]] [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] dan jatuhnya pemerintahan [[Orde Baru]] yang telah berkuasa selama 32 tahun. Target utama dari kerusuhan tersebut adalah [[Orang Tionghoa Indonesia|etnis Tionghoa Indonesia]], namun sebagian besar korban jiwa disebabkan oleh kebakaran besar dan terjadi di antara para penjarah.<ref name="serve.com">{{cite web|last=van Klinken|first=Gerry|date=25 September 1999|title=Inside Indonesia - Digest 86 - Towards a mapping of 'at risk' groups in Indonesia|url=http://www.serve.com/inside/digest/dig86.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20000920073842/http://www.serve.com/inside/digest/dig86.htm|archive-date=20 September 2000|access-date=17 June 2015}}</ref><ref name="ohiou.edu">{{cite web|last=van Klinken|first=Gerry|date=29 May 1998|title=The May Riot|url=http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1998/05/31/0029.html|work=[INDONESIA-L] DIGEST|archive-url=https://web.archive.org/web/20150704215956/http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1998/05/31/0029.html|archive-date=4 July 2015|access-date=17 June 2015|url-status=dead}}</ref><ref>{{cite web|title=ASIET NetNews Number 20 - June 1-7, 1998|url=http://www.asia-pacific-solidarity.net/southeastasia/indonesia/netnews/1998/and20_v2.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20150213074917/http://www.asia-pacific-solidarity.net/southeastasia/indonesia/netnews/1998/and20_v2.htm|archive-date=13 February 2015|access-date=17 June 2015|url-status=dead}}</ref><ref>{{cite book|last1=Horowitz|first1=Donald L.|date=25 March 2013|url=https://books.google.com/books?id=bCsgAwAAQBAJ&pg=PA34|title=Constitutional Change and Democracy in Indonesia|publisher=Cambridge University Press|isbn=9781107355248|access-date=17 June 2015}}</ref><ref>[http://www.ohio.edu/cas/classics/faculty/upload/Indonesia-A-Violent-Culture.pdf Collins 2002] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150213065127/http://www.ohio.edu/cas/classics/faculty/upload/Indonesia-A-Violent-Culture.pdf|date=13 February 2015}}, p. 597.</ref><ref>{{cite news|last=Chinoy|first=Mike|date=16 May 1998|title=CNN - Hundreds dead from Indonesian unrest|url=http://www.cnn.com/WORLD/asiapcf/9805/16/indonesia.update/|access-date=17 June 2015|website=[[CNN]]}}</ref>
Amuk massa ini membuat para pemilik toko di kedua kota tersebut ketakutan dan menulisi muka toko mereka dengan tulisan "Milik pribumi" atau "Pro-reformasi". Sebagian masyarakat mengasosiasikan peristiwa ini dengan peristiwa ''[[Kristallnacht]]'' di [[Jerman]] pada tanggal [[9 November]] [[1938]] yang menjadi titik awal penganiayaan terhadap orang-orang [[Yahudi]] dan berpuncak pada pembunuhan massal yang [[sistematis]] atas mereka di hampir seluruh benua [[Eropa]] oleh pemerintahan [[Jerman Nazi]].


Diperkirakan lebih dari seribu orang tewas dalam kerusuhan tersebut.<ref>{{cite book|last1=Friend|first1=Theodore|date=2003|title=Indonesian Destines|url=https://archive.org/details/indonesiandestin00theo|publisher=Belknap Press of Harvard University Press|isbn=0-674-01834-6|pages=[https://archive.org/details/indonesiandestin00theo/page/n549 532]}}</ref><ref>{{cite book|last1=Hannigan|first1=Tim|date=2015|title=A Brief History of Indonesia|url=https://archive.org/details/briefhistoryofin0000hann|publisher=Tuttle Publishing|isbn=978-0804844765}}</ref> Sedikitnya 168 kasus pemerkosaan dilaporkan, dan kerusakan material bernilai lebih dari Rp3,1 triliun (US$260 juta). Pada tahun 2010, proses hukum atas kerusuhan tersebut terhenti dan belum selesai.<ref>{{Cite web|last1=Osman|first1=Nurfika|last2=Haryanto|first2=Ulma|date=14 May 2010|title=Still No Answers, or Peace, for Many Rape Victims|url=http://www.thejakartaglobe.com/national/still-no-answers-or-peace-for-many-rape-victims/374845|website=Jakarta Globe|archive-url=https://web.archive.org/web/20100904160043/http://www.thejakartaglobe.com/national/still-no-answers-or-peace-for-many-rape-victims/374845|archive-date=4 September 2010|url-status=dead}}</ref>
Sampai bertahun-tahun berikutnya Pemerintah Indonesia belum mengambil tindakan apapun terhadap nama-nama yang dianggap kunci dari peristiwa kerusuhan Mei 1998. Pemerintah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa bukti-bukti konkret tidak dapat ditemukan atas kasus-kasus pemerkosaan tersebut, namun pernyataan ini dibantah oleh banyak pihak.


== Kerusuhan ==
Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan kontroversi sampai hari ini. Namun demikian umumnya masyarakat Indonesia secara keseluruhan setuju bahwa peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam sejarah Indonesia, sementara beberapa pihak, terutama pihak Tionghoa, berpendapat ini merupakan tindakan pembasmian (genosida) terhadap orang Tionghoa, walaupun masih menjadi kontroversi apakah kejadian ini merupakan sebuah peristiwa yang disusun secara sistematis oleh pemerintah atau perkembangan provokasi di kalangan tertentu hingga menyebar ke masyarakat.
[[File:May 1998 Trisakti incident.jpg|thumb|left|Bentrokan antara mahasiswa [[Universitas Trisakti]] dan aparat kepolisian pada Mei 1998]]
Pada kerusuhan ini banyak toko dan perusahaan dihancurkan oleh amukan massa—terutama milik warga Indonesia keturunan [[Tionghoa]].<ref>{{Cite web |url=http://www.semanggipeduli.com/Sejarah/frame/kerusuhan.html |title=Salinan arsip |access-date=2009-06-26 |archive-date=2009-07-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090720030123/http://www.semanggipeduli.com/Sejarah/frame/kerusuhan.html |dead-url=yes }}</ref> Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di [[Jakarta]], [[Medan]], dan [[Sejarah Kota Surakarta|Surakarta]]. Dalam kerusuhan tersebut, banyak warga Indonesia keturunan [[Tionghoa]] yang meninggalkan [[Indonesia]]. Tak hanya itu, seorang aktivis relawan kemanusiaan yang bergerak di bawah [[Romo Sandyawan]], bernama [[Ita Martadinata Haryono]], yang masih seorang siswi SMU berusia 18 tahun, juga diperkosa, disiksa, dan dibunuh karena aktivitasnya. Ini menjadi suatu indikasi bahwa kasus pemerkosaan dalam kerusuhan ini digerakkan secara sistematis, tak hanya sporadis.<ref name=":0" />

Amukan massa ini membuat para pemilik toko di kedua kota tersebut ketakutan dan menulisi muka toko mereka dengan tulisan "Milik pribumi" atau "Pro-reformasi" karena penyerang hanya fokus ke orang-orang Tionghoa. Beberapa dari mereka tidak ketahuan, tetapi ada juga yang ketahuan bukan milik pribumi. Sebagian masyarakat mengasosiasikan peristiwa ini dengan peristiwa ''[[Kristallnacht]]'' di [[Jerman]] pada tanggal 9 November 1938 yang menjadi titik awal penganiayaan terhadap orang-orang [[Yahudi]] dan berpuncak pada pembunuhan massal yang [[sistematis]] atas mereka di hampir seluruh benua [[Eropa]] oleh pemerintahan [[Jerman Nazi]].<ref>{{Cite web|date=23 maret 2021|title=kristallnacht|url=https://www.history.com/topics/holocaust/kristallnacht|website=history|access-date=22 mei 2021}}</ref>

Sampai bertahun-tahun berikutnya Pemerintah Indonesia belum mengambil tindakan apapun terhadap nama-nama yang dianggap kunci dari peristiwa kerusuhan Mei 1998. Pemerintah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa bukti-bukti konkret tidak dapat ditemukan atas kasus-kasus pemerkosaan tersebut, tetapi pernyataan ini dibantah oleh banyak pihak.<ref name=":0" />

Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan kontroversi sampai hari ini. Namun umumnya masyarakat Indonesia secara keseluruhan setuju bahwa peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam sejarah Indonesia, sementara beberapa pihak, terutama pihak Tionghoa, berpendapat ini merupakan tindakan pembasmian (genosida) terhadap orang Tionghoa, walaupun masih menjadi kontroversi apakah kejadian ini merupakan sebuah peristiwa yang disusun secara sistematis oleh pemerintah atau perkembangan provokasi di kalangan tertentu hingga menyebar ke masyarakat.

== Korban ==
{{Lihat pula|Pembakaran Plaza Sentral Klender|Tragedi Trisakti}}
[[Tim Gabungan Pencari Fakta]] (TGPF) jumlah korban jiwa akibat kerusuhan 1998 mencapai 1.308 jiwa. TGPF merinci jumlah korban, yang terdiri atas korban tewas, korban luka, dan korban kekerasan seksual.<ref>{{cite web|title=Berapa Korban Kerusuhan Mei 1998?|url=https://www.kompas.com/stori/read/2023/05/12/230000379/berapa-korban-kerusuhan-mei-1998|website=[[Kompas.com]]|access-date=3 Agustus 2024}}</ref>

TGPF menemukan variasi data jumlah korban meninggal dan luka-luka. Pertama, data dari tim relawan yang diperoleh dari berbagai sumber menyatakan terdapat 1.308 korban dalam kerusuhan ini. Korban meninggal sebanyak 1.217 orang dengan rincian meninggal karena senjata sebanyak 1.190 orang dan dibakar sebanyak 564 orang. Sementara itu, korban yang luka-luka sebanyak 91 orang.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=xHxwAAAAMAAJ&q=plaza+sentral+Klender&dq=plaza+sentral+Klender&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjvwKrB7K2AAxUqSGwGHVB_CToQ6AF6BAgHEAI Lengser keprabon]</ref>

Mereka yang meninggal karena senjata termasuk empat korban [[Tragedi Trisakti]] yang terjadi pada 12 Mei 1998. [[Pembakaran Plaza Sentral Klender]] dianggap sebagai peristiwa yang paling banyak memakan korban jiwa dalam kerusuhan tersebut, setidaknya 288–488 orang tewas dan terbakar secara hidup-hidup.<Ref name=jkt>[https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/encyclopedia/blog/2018/04/Plaza-Yogya-Klender-Situs-Ingatan-Tragedi-Mei-1998 Plaza Yogya Klender, Situs Ingatan Tragedi Mei 1998]</ref>


== Pengusutan dan penyelidikan ==
== Pengusutan dan penyelidikan ==
[[File:November 1998 Semanggi demonstrations.jpg|thumb|left|Mahasiswa berdemonstrasi menolak Sidang Istimewa MPR tahun 1998]]
Tidak lama setelah kejadian berakhir dibentuklah [[Tim Gabungan Pencari Fakta]] (TGPF) untuk menyelidiki masalah ini. TGPF ini mengeluarkan sebuah laporan yang dikenal dengan "Laporan TGPF" <ref> [http://semanggipeduli.com/tgpf/laporan.html Laporan Tim Gabungan Pencari Fakta Peristiwa Tanggal 13-15 Mei 1998], ''Situs SemanggiPeduli.com'', [[23 Oktober]] [[1998]]. Diakses pada [[15 Mei]] [[2010]].</ref>
Tidak lama setelah kejadian berakhir dibentuklah [[Tim Gabungan Pencari Fakta]] (TGPF) untuk menyelidiki masalah ini. TGPF ini mengeluarkan sebuah laporan yang dikenal dengan "Laporan TGPF" <ref name=":0">[http://semanggipeduli.com/tgpf/laporan.html Laporan Tim Gabungan Pencari Fakta Peristiwa Tanggal 13-15 Mei 1998] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060630125445/http://semanggipeduli.com/tgpf/laporan.html |date=2006-06-30 }}, ''Situs SemanggiPeduli.com'', [[23 Oktober]] [[1998]]. Diakses pada [[15 Mei]] [[2010]].</ref>


Mengenai pelaku provokasi, pembakaran, penganiayaan, dan pelecehan seksual, TGPF menemukan bahwa terdapat sejumlah oknum yang berdasar penampilannya diduga berlatar belakang militer<ref>Ester Indahyani Jusuf, dkk. KERUSUHAN MEI 1998 – FAKTA, DATA&ANALISA. 2005. Jakarta. Kerjasama Solidaritas Nusa Bangda, APHI, dan TIFA.
Mengenai pelaku provokasi, pembakaran, penganiayaan, dan pelecehan seksual, TGPF menemukan bahwa terdapat sejumlah oknum yang berdasar penampilannya diduga berlatar belakang militer.<ref>Ester Indahyani Jusuf, dkk. KERUSUHAN MEI 1998 – FAKTA, DATA&Analisis. 2005. Jakarta. Kerjasama Solidaritas Nusa Bangda, APHI, dan TIFA.
</ref>. Sebagian pihak berspekulasi bahwa [[Pangkostrad]] [[Letnan Jenderal|Letjen]] [[Prabowo Subianto]] dan [[Komando Daerah Militer Jaya|Pangdam Jaya]] [[Mayor Jenderal|Mayjen]] [[Sjafrie Sjamsoeddin]] melakukan pembiaran atau bahkan aktif terlibat dalam provokasi kerusuhan ini<ref>Femi Adi Soempeno& AA Kunto A. PERANG PANGLIMA – SIAPA MENGKHIANATI SIAPA?. 2009. GALANG PRESS, Yogyakarta.
</ref> Sebagian pihak berspekulasi bahwa Pangab saat itu (Wiranto) dan [[Komando Daerah Militer Jaya|Pangdam Jaya]] [[Mayor Jenderal|Mayjen]] [[Sjafrie Sjamsoeddin]] melakukan pembiaran atau bahkan aktif terlibat dalam provokasi kerusuhan ini.<ref>Femi Adi Soempeno& AA Kunto A. PERANG PANGLIMA – SIAPA MENGKHIANATI SIAPA?. 2009. GALANG PRESS, Yogyakarta.
</ref><ref>http://www.politikindonesia.com/readhead.php?id=14&jenis=itk</ref><ref>Meicky Shoreamanis Panggabean. 2008. KEBERANIAN BERNAMA MUNIR-Mengenal Sisi-Sisi Personal Munir. Bandung: Mizan</ref>.
</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.politikindonesia.com/readhead.php?id=14&jenis=itk |title=Salinan arsip |access-date=2009-06-26 |archive-date=2021-02-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210227041301/https://www.politikindonesia.com/readhead.php?id=14&jenis=itk |dead-url=yes }}</ref><ref>Meicky Shoreamanis Panggabean. 2008. KEBERANIAN BERNAMA MUNIR-Mengenal Sisi-Sisi Personal Munir. Bandung: Mizan</ref>


Pada [[2004]] [[Komnas HAM]] mempertanyakan kasus ini kepada [[Kejaksaan Agung]] namun sampai [[1 Maret]] [[2004]] belum menerima tanggapan dari Kejaksaan Agung.<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/03/01/brk,20040301-26,id.html Komnas HAM Pertanyakan Kasus Mei 1998]. ''[[Tempo Interaktif]]'', [[1 Maret]] [[2004]]. Diakses pada [[15 Mei]] [[2010]].</ref>
Pada 2004 [[Komnas HAM]] mempertanyakan kasus ini kepada [[Kejaksaan Agung]] namun sampai 1 Maret 2004 belum menerima tanggapan dari Kejaksaan Agung.<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/03/01/brk,20040301-26,id.html Komnas HAM Pertanyakan Kasus Mei 1998] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050509121846/http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/03/01/brk,20040301-26,id.html |date=2005-05-09 }}. ''[[Tempo Interaktif]]'', [[1 Maret]] [[2004]]. Diakses pada [[15 Mei]] [[2010]].</ref>


=== Penuntutan Amandemen KUHP ===
=== Penuntutan Amendemen KUHP ===
Pada bulan Mei 2010, [[Andy Yentriyani]], Ketua Subkomisi Partisipasi Masyarakat di Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan ([[Komnas Perempuan]]), meminta supaya dilakukan amandemen terhadap [[Kitab Undang-undang Hukum Pidana]]. Menurut Andy, Kitab UU Hukum Pidana hanya mengatur tindakan perkosaan berupa penetrasi alat kelamin laki-laki ke alat kelamin perempuan. Namun pada kasus Mei 1998, bentuk kekerasan seksual yang terjadi sangat beragam. Sebanyak 85 korban saat itu (data Tim Pencari Fakta Tragedi Mei 1998), disiksa alat kelaminnya dengan benda tajam, anal, dan oral. Bentuk-bentuk kekerasan tersebut belum diatur dalam pasal perkosaan Kitab UU Hukum Pidana.<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/05/12/brk,20100512-247462,id.html Tempo Interaktif], Perempuan Korban Mei 1998 Butuh Amandeman KUHP</ref>
Pada bulan Mei 2010, [[Andy Yentriyani]], Ketua Subkomisi Partisipasi Masyarakat di Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan ([[Komnas Perempuan]]), meminta supaya dilakukan amendemen terhadap [[Kitab Undang-undang Hukum Pidana]]. Menurut Andy, Kitab UU Hukum Pidana hanya mengatur tindakan perkosaan berupa penetrasi alat kelamin laki-laki ke alat kelamin perempuan. Namun pada kasus Mei 1998, bentuk kekerasan seksual yang terjadi sangat beragam. Sebanyak 85 korban saat itu (data Tim Pencari Fakta Tragedi Mei 1998) mengalami pemerkosaan anal, oral, dan/atau disiksa alat kelaminnya dengan benda tajam. Bentuk-bentuk kekerasan tersebut belum diatur dalam pasal perkosaan Kitab UU Hukum Pidana.<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/05/12/brk,20100512-247462,id.html Tempo Interaktif] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100706223821/http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/05/12/brk,20100512-247462,id.html |date=2010-07-06 }}, Perempuan Korban Mei 1998 Butuh Amandeman KUHP</ref>

== Dalam budaya populer==
{{Lihat|Diskriminasi terhadap Tionghoa-Indonesia}}
Drama dan karya fiksi lainnya banyak ditulis sebagai respons terhadap kerusuhan 1998, khususnya yang berkaitan dengan aspek rasial dan pemerkosaan terhadap perempuan [[Orang Tionghoa Indonesia]]. Ini termasuk Putri Cina ([[Bahasa Inggris]]: ''Chinese Princess''), oleh pendeta Katolik Indonesia dan penulis [[Sindhunata]], yang membahas tentang hilangnya identitas yang dialami oleh [[Orang Tionghoa Indonesia]] setelah kerusuhan dan sebagian ditulis dari sudut pandang korban pemerkosaan.

===Film dan televisi===
* ''[[Di Balik 98]]'' (2015) - Film drama Indonesia berdasarkan peristiwa kerusuhan 1998, dibintangi oleh [[Chelsea Islan]] dan [[Boy William]]
* ''[[May (film)|May]]'' (2008) - Film drama Indonesia, bercerita mengenai sepasang kekasih Antares (Yama Carlos) dan May (Jenny Chang) yang berbeda suku, tetapi harus terpisah karena peristiwa kerusuhan 1998
* ''[[9808 Antologi 10 Tahun Reformasi Indonesia]]'' (2008) - Film Dokumenter-Antologi Indonesia, berdasarkan peristiwa kerusuhan 1998


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
{{Portal|Indonesia|Sejarah}}
* [[Tim Gabungan Pencari Fakta]]
* [[Tim Gabungan Pencari Fakta]]
* [[Ita Martadinata Haryono]]
* [[Ita Martadinata Haryono]]
* [[:zh:反華]]
* [[Sinofobia]]


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 32: Baris 99:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{wikisource|Laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa Tanggal 13-15 Mei 1998}}
{{wikisource|Laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa Tanggal 13-15 Mei 1998}}
* {{id}} [http://semanggipeduli.com/Sejarah/frame/kerusuhan.html Sejarah Reformasi - Semanggi Peduli]
* {{id}} [http://semanggipeduli.com/Sejarah/frame/kerusuhan.html Sejarah Reformasi - Semanggi Peduli] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051125043955/http://semanggipeduli.com/Sejarah/frame/kerusuhan.html |date=2005-11-25 }}
* {{id}} [http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/03/01/brk,20040301-26,id.html "Komnas HAM Pertanyakan Kasus Mei 1998"], ''Tempo Interaktif''
* {{id}} [http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/03/01/brk,20040301-26,id.html "Komnas HAM Pertanyakan Kasus Mei 1998"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050509121846/http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/03/01/brk,20040301-26,id.html |date=2005-05-09 }}, ''Tempo Interaktif''
* {{id}} [http://www.tionghoa.info/kerusuhan-mei-1998-harga-yang-harus-dibayar-oleh-etnis-tionghoa Sejarah Reformasi - Harga Yang Harus Dibayar Etnis Tionghoa di Indonesia]


{{Lembaran hitam Indonesia}}
{{Lembaran hitam Indonesia}}
{{Sejarah Indonesia navbox}}
{{indo-sejarah-stub}}
{{Bencana di Indonesia tahun 1990an}}


[[Kategori:Kerusuhan Mei 1998| ]]
<!-- interwiki -->

[[Kategori:Kerusuhan Mei 1998]]
[[Kategori:Orde Baru]]
[[Kategori:Orde Baru]]
[[Kategori:Kejahatan terhadap kemanusiaan]]
[[Kategori:Kejahatan terhadap kemanusiaan]]
[[Kategori:Lembaran hitam dalam sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Pelanggaran hak asasi manusia]]
[[Kategori:Pelanggaran HAM]]
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1998]]
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1998]]
[[Kategori:Anti-Tionghoa]]

[[en:May 1998 riots of Indonesia]]
[[eo:Ĝakartaj tumultoj en majo de 1998]]
[[fr:Émeutes de Jakarta de mai 1998]]
[[vi:Bạo loạn tháng 5 năm 1998 ở Indonesia]]
[[wuu:1998年印尼排华大骚乱]]
[[zh:黑色五月暴动]]
[[zh-yue:1998年印尼大排華]]

Revisi terkini sejak 7 November 2024 13.10

Kerusuhan Mei 1998
Bagian dari Kejatuhan Soeharto, Krisis finansial Asia 1997 dan Sentimen anti-Tionghoa di Indonesia
A man wearing a buttoned shirt, pants, and flip-flops throws an office chair into a burning pile of other chairs in the middle of a city street. Behind him, several dozen people gather in front of a building with broken windows.
Para perusuh membakar perabot kantor di jalanan Jakarta pada 14 Mei 1998
Tanggal4–8 dan 12–15 Mei 1998
LokasiKerusuhan besar terjadi di Medan, Jakarta, dan Surakarta dengan sejumlah insiden terpisah di tempat lain
Sebab
Metode
Hasil
Pihak terlibat
warga sipil Indonesia yang terdiri dari Megawati Soekarnoputri pendukung dan pengunjuk rasa anti-pemerintah
Tionghoa warga sipil termasuk beberapa pendukung anti-Megawati dan anti-Soeharto
Jumlah korban
Korban jiwa1.308
Terluka91
Peta Indonesia yang menunjukkan lokasi kerusuhan Mei 1998
Mal Ratu Luwes di Surakarta yang terbakar. Surakarta menjadi salah satu kota yang terdampak besar. Banyak bangunan bisnis dan pertokoan yang dibakar massa.

Kerusuhan Mei 1998 adalah peristiwa kerusuhan massa, demonstrasi anti-pemerintah, dan pembangkangan sipil di Indonesia pada bulan Mei 1998. Peristiwa ini terutama terjadi di kota Medan, Jakarta, Bandung dan Surakarta, dengan insiden-insiden kecil di wilayah lain di Indonesia.

Kerusuhan tersebut dipicu oleh korupsi, masalah ekonomi, termasuk kekurangan pangan dan pengangguran massal. Kerusuhan ini akhirnya berujung pada pengunduran diri Presiden Soeharto dan jatuhnya pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun. Target utama dari kerusuhan tersebut adalah etnis Tionghoa Indonesia, namun sebagian besar korban jiwa disebabkan oleh kebakaran besar dan terjadi di antara para penjarah.[1][2][3][4][5][6]

Diperkirakan lebih dari seribu orang tewas dalam kerusuhan tersebut.[7][8] Sedikitnya 168 kasus pemerkosaan dilaporkan, dan kerusakan material bernilai lebih dari Rp3,1 triliun (US$260 juta). Pada tahun 2010, proses hukum atas kerusuhan tersebut terhenti dan belum selesai.[9]

Kerusuhan

[sunting | sunting sumber]
Bentrokan antara mahasiswa Universitas Trisakti dan aparat kepolisian pada Mei 1998

Pada kerusuhan ini banyak toko dan perusahaan dihancurkan oleh amukan massa—terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa.[10] Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Medan, dan Surakarta. Dalam kerusuhan tersebut, banyak warga Indonesia keturunan Tionghoa yang meninggalkan Indonesia. Tak hanya itu, seorang aktivis relawan kemanusiaan yang bergerak di bawah Romo Sandyawan, bernama Ita Martadinata Haryono, yang masih seorang siswi SMU berusia 18 tahun, juga diperkosa, disiksa, dan dibunuh karena aktivitasnya. Ini menjadi suatu indikasi bahwa kasus pemerkosaan dalam kerusuhan ini digerakkan secara sistematis, tak hanya sporadis.[11]

Amukan massa ini membuat para pemilik toko di kedua kota tersebut ketakutan dan menulisi muka toko mereka dengan tulisan "Milik pribumi" atau "Pro-reformasi" karena penyerang hanya fokus ke orang-orang Tionghoa. Beberapa dari mereka tidak ketahuan, tetapi ada juga yang ketahuan bukan milik pribumi. Sebagian masyarakat mengasosiasikan peristiwa ini dengan peristiwa Kristallnacht di Jerman pada tanggal 9 November 1938 yang menjadi titik awal penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi dan berpuncak pada pembunuhan massal yang sistematis atas mereka di hampir seluruh benua Eropa oleh pemerintahan Jerman Nazi.[12]

Sampai bertahun-tahun berikutnya Pemerintah Indonesia belum mengambil tindakan apapun terhadap nama-nama yang dianggap kunci dari peristiwa kerusuhan Mei 1998. Pemerintah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa bukti-bukti konkret tidak dapat ditemukan atas kasus-kasus pemerkosaan tersebut, tetapi pernyataan ini dibantah oleh banyak pihak.[11]

Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan kontroversi sampai hari ini. Namun umumnya masyarakat Indonesia secara keseluruhan setuju bahwa peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam sejarah Indonesia, sementara beberapa pihak, terutama pihak Tionghoa, berpendapat ini merupakan tindakan pembasmian (genosida) terhadap orang Tionghoa, walaupun masih menjadi kontroversi apakah kejadian ini merupakan sebuah peristiwa yang disusun secara sistematis oleh pemerintah atau perkembangan provokasi di kalangan tertentu hingga menyebar ke masyarakat.

Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) jumlah korban jiwa akibat kerusuhan 1998 mencapai 1.308 jiwa. TGPF merinci jumlah korban, yang terdiri atas korban tewas, korban luka, dan korban kekerasan seksual.[13]

TGPF menemukan variasi data jumlah korban meninggal dan luka-luka. Pertama, data dari tim relawan yang diperoleh dari berbagai sumber menyatakan terdapat 1.308 korban dalam kerusuhan ini. Korban meninggal sebanyak 1.217 orang dengan rincian meninggal karena senjata sebanyak 1.190 orang dan dibakar sebanyak 564 orang. Sementara itu, korban yang luka-luka sebanyak 91 orang.[14]

Mereka yang meninggal karena senjata termasuk empat korban Tragedi Trisakti yang terjadi pada 12 Mei 1998. Pembakaran Plaza Sentral Klender dianggap sebagai peristiwa yang paling banyak memakan korban jiwa dalam kerusuhan tersebut, setidaknya 288–488 orang tewas dan terbakar secara hidup-hidup.[15]

Pengusutan dan penyelidikan

[sunting | sunting sumber]
Mahasiswa berdemonstrasi menolak Sidang Istimewa MPR tahun 1998

Tidak lama setelah kejadian berakhir dibentuklah Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk menyelidiki masalah ini. TGPF ini mengeluarkan sebuah laporan yang dikenal dengan "Laporan TGPF" [11]

Mengenai pelaku provokasi, pembakaran, penganiayaan, dan pelecehan seksual, TGPF menemukan bahwa terdapat sejumlah oknum yang berdasar penampilannya diduga berlatar belakang militer.[16] Sebagian pihak berspekulasi bahwa Pangab saat itu (Wiranto) dan Pangdam Jaya Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin melakukan pembiaran atau bahkan aktif terlibat dalam provokasi kerusuhan ini.[17][18][19]

Pada 2004 Komnas HAM mempertanyakan kasus ini kepada Kejaksaan Agung namun sampai 1 Maret 2004 belum menerima tanggapan dari Kejaksaan Agung.[20]

Penuntutan Amendemen KUHP

[sunting | sunting sumber]

Pada bulan Mei 2010, Andy Yentriyani, Ketua Subkomisi Partisipasi Masyarakat di Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), meminta supaya dilakukan amendemen terhadap Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Menurut Andy, Kitab UU Hukum Pidana hanya mengatur tindakan perkosaan berupa penetrasi alat kelamin laki-laki ke alat kelamin perempuan. Namun pada kasus Mei 1998, bentuk kekerasan seksual yang terjadi sangat beragam. Sebanyak 85 korban saat itu (data Tim Pencari Fakta Tragedi Mei 1998) mengalami pemerkosaan anal, oral, dan/atau disiksa alat kelaminnya dengan benda tajam. Bentuk-bentuk kekerasan tersebut belum diatur dalam pasal perkosaan Kitab UU Hukum Pidana.[21]

Dalam budaya populer

[sunting | sunting sumber]

Drama dan karya fiksi lainnya banyak ditulis sebagai respons terhadap kerusuhan 1998, khususnya yang berkaitan dengan aspek rasial dan pemerkosaan terhadap perempuan Orang Tionghoa Indonesia. Ini termasuk Putri Cina (Bahasa Inggris: Chinese Princess), oleh pendeta Katolik Indonesia dan penulis Sindhunata, yang membahas tentang hilangnya identitas yang dialami oleh Orang Tionghoa Indonesia setelah kerusuhan dan sebagian ditulis dari sudut pandang korban pemerkosaan.

Film dan televisi

[sunting | sunting sumber]
  • Di Balik 98 (2015) - Film drama Indonesia berdasarkan peristiwa kerusuhan 1998, dibintangi oleh Chelsea Islan dan Boy William
  • May (2008) - Film drama Indonesia, bercerita mengenai sepasang kekasih Antares (Yama Carlos) dan May (Jenny Chang) yang berbeda suku, tetapi harus terpisah karena peristiwa kerusuhan 1998
  • 9808 Antologi 10 Tahun Reformasi Indonesia (2008) - Film Dokumenter-Antologi Indonesia, berdasarkan peristiwa kerusuhan 1998

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ van Klinken, Gerry (25 September 1999). "Inside Indonesia - Digest 86 - Towards a mapping of 'at risk' groups in Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 September 2000. Diakses tanggal 17 June 2015. 
  2. ^ van Klinken, Gerry (29 May 1998). "The May Riot". [INDONESIA-L] DIGEST. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 July 2015. Diakses tanggal 17 June 2015. 
  3. ^ "ASIET NetNews Number 20 - June 1-7, 1998". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 February 2015. Diakses tanggal 17 June 2015. 
  4. ^ Horowitz, Donald L. (25 March 2013). Constitutional Change and Democracy in Indonesia. Cambridge University Press. ISBN 9781107355248. Diakses tanggal 17 June 2015. 
  5. ^ Collins 2002 Diarsipkan 13 February 2015 di Wayback Machine., p. 597.
  6. ^ Chinoy, Mike (16 May 1998). "CNN - Hundreds dead from Indonesian unrest". CNN. Diakses tanggal 17 June 2015. 
  7. ^ Friend, Theodore (2003). Indonesian Destines. Belknap Press of Harvard University Press. hlm. 532. ISBN 0-674-01834-6. 
  8. ^ Hannigan, Tim (2015). A Brief History of Indonesia. Tuttle Publishing. ISBN 978-0804844765. 
  9. ^ Osman, Nurfika; Haryanto, Ulma (14 May 2010). "Still No Answers, or Peace, for Many Rape Victims". Jakarta Globe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 September 2010. 
  10. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-20. Diakses tanggal 2009-06-26. 
  11. ^ a b c Laporan Tim Gabungan Pencari Fakta Peristiwa Tanggal 13-15 Mei 1998 Diarsipkan 2006-06-30 di Wayback Machine., Situs SemanggiPeduli.com, 23 Oktober 1998. Diakses pada 15 Mei 2010.
  12. ^ "kristallnacht". history. 23 maret 2021. Diakses tanggal 22 mei 2021. 
  13. ^ "Berapa Korban Kerusuhan Mei 1998?". Kompas.com. Diakses tanggal 3 Agustus 2024. 
  14. ^ Lengser keprabon
  15. ^ Plaza Yogya Klender, Situs Ingatan Tragedi Mei 1998
  16. ^ Ester Indahyani Jusuf, dkk. KERUSUHAN MEI 1998 – FAKTA, DATA&Analisis. 2005. Jakarta. Kerjasama Solidaritas Nusa Bangda, APHI, dan TIFA.
  17. ^ Femi Adi Soempeno& AA Kunto A. PERANG PANGLIMA – SIAPA MENGKHIANATI SIAPA?. 2009. GALANG PRESS, Yogyakarta.
  18. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-27. Diakses tanggal 2009-06-26. 
  19. ^ Meicky Shoreamanis Panggabean. 2008. KEBERANIAN BERNAMA MUNIR-Mengenal Sisi-Sisi Personal Munir. Bandung: Mizan
  20. ^ Komnas HAM Pertanyakan Kasus Mei 1998 Diarsipkan 2005-05-09 di Wayback Machine.. Tempo Interaktif, 1 Maret 2004. Diakses pada 15 Mei 2010.
  21. ^ Tempo Interaktif Diarsipkan 2010-07-06 di Wayback Machine., Perempuan Korban Mei 1998 Butuh Amandeman KUHP

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]