Pasar Senen: Perbedaan antara revisi
Pasar senen terbakar pada 2014 |
Fix |
||
Baris 17: | Baris 17: | ||
Kini, kawasan Pasar Senen mulai ditinggalkan. Kemegahan dan kemewahannya perlahan memudar. Kios-kios besar kini digantikan oleh para pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya hingga tepi jalan. Kawasan pasar bersejarah itupun mulai menjadi kumuh dan tidak terawat. |
Kini, kawasan Pasar Senen mulai ditinggalkan. Kemegahan dan kemewahannya perlahan memudar. Kios-kios besar kini digantikan oleh para pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya hingga tepi jalan. Kawasan pasar bersejarah itupun mulai menjadi kumuh dan tidak terawat. |
||
Pada hari Jumat, 25 April 2014, Pasar Senen terbakar. Lokasi kebakaran di Blok-3, Proyek Pasar Senen. Api melalap sebagian kios di pasar itu. Laporan dari TMC Polda Metro Jaya menyebutkan kebakaran terjadi pada pukul 04.20 WIB. Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat mengerahkan sebanyak 33 unit mobil pemadam kebakaran untuk memadamkam si jago merah. Hingga saat ini, pukul 07.29, kebakaran masih berlangsung. |
|||
Maful Ashari, operator penerangan Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat, menjelaskan dari 33 unit mobil branwier yang diturunkan, lima di antaranya menggunakan mobil pemadam bantuan dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur. Sedangkan lima unit lainnya merupakan kendaraan unit bantuan operasional. |
Maful Ashari, operator penerangan Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat, menjelaskan dari 33 unit mobil branwier yang diturunkan, lima di antaranya menggunakan mobil pemadam bantuan dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur. Sedangkan lima unit lainnya merupakan kendaraan unit bantuan operasional. |
Revisi per 28 Januari 2017 19.27
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (November 2013) |
Pasar Snees atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Pasar Senen merupakan pasar tertua yang ada di Jakarta. Dinamai Pasar Snees karena pedagangan di pasar ini yang awalnya berlangsung setiap hari Senin dan didominasi oleh masyarakat etnis Tionghoa. Dalam perjalannya nama pasar ini berubah menjadi Vinck passer (merujuk kepada arsitek pengembangnya Yustinus Vinck).
Waktu pembangunan Pasar Senen bersamaan dengan waktu pembangunan Pasar Tanah Abang, yakni pada 30 Agustus 1735 oleh seorang tuan tanah yang juga seorang arsitek bernama Yustinus Vinck dari lahan milik anggota Dewan Hindia bernama Corrnelis Chastelein. Meskipun awalnya pasar ini hanya dibuka pada hari Senin, namun pada tahun 1766, pasar yang ramai dikunjungi ini akhirnya dibuka untuk hari selain hari Senin.
Dalam perkembangannya wajah pasar Senen serta kawasan disekelilingnya senantiasa berubah. Selama lebih dari 274 tahun kawasan pasar ini menyimpan banyak cerita dan sejarah terjadi didalamnya. Di era pra kemerdekaan(1930an), kawasan sekitar pasar Senen merupakan kawasan berkumpulnya para intelektual muda serta para pejuang bawah tanah dari Stovia. Beberapa pemimpin pergerakan seperti Chairul Saleh, Adam Malik, juga Soekarno dan Mohammad Hatta, acap menggelar pertemuan di kawasan ini.
Di zaman penjajahan Jepang (1942) hingga tahun 1950an, kawasan sekitar Pasar Senen menjadi tempat favorit berkumpulnya para seniman dari era pujangga baru. Mereka dijuluki Seniman Senen. Nama-nama seperti Ajip Rosidi, Sukarno M. Noor, Wim Umboh, dan HB Yasin, muncul dari Senen.
Memasuki era 1970-1990an, nama kawasan Pasar Senen semakin membesar dan tumbuh sebagai pusat ekonomi dan hiburan. Bahkan saat pertunjukan film bioskop mulai dikenalkan di Jakarta, Senen tak ketinggalan. Dua gedung Bioskop “Rex” dan “Grand” dibangun guna memenuhi keinginan masyarakat akan hiburan.
Fenomena kehebohan kawasan Pasar Senen sebagai pusat perekonomian dan hiburan semakin menjadi saat Gubernur Ali Sadikin mencanangkan pembangunan “Proyek Senen” yang dilengkapi fasilitas gedung parkir melingkar. Itulah lokasi gedung parkir pertama yang ada di Jakarta.
Sayangnya sejak peristiwa kerusuhan massal tahun 1998, pamor kawasan Pasar Senen mulai meredup.
Kini, kawasan Pasar Senen mulai ditinggalkan. Kemegahan dan kemewahannya perlahan memudar. Kios-kios besar kini digantikan oleh para pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya hingga tepi jalan. Kawasan pasar bersejarah itupun mulai menjadi kumuh dan tidak terawat.
Pada hari Jumat, 25 April 2014, Pasar Senen terbakar. Lokasi kebakaran di Blok-3, Proyek Pasar Senen. Api melalap sebagian kios di pasar itu. Laporan dari TMC Polda Metro Jaya menyebutkan kebakaran terjadi pada pukul 04.20 WIB. Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat mengerahkan sebanyak 33 unit mobil pemadam kebakaran untuk memadamkam si jago merah. Hingga saat ini, pukul 07.29, kebakaran masih berlangsung.
Maful Ashari, operator penerangan Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat, menjelaskan dari 33 unit mobil branwier yang diturunkan, lima di antaranya menggunakan mobil pemadam bantuan dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur. Sedangkan lima unit lainnya merupakan kendaraan unit bantuan operasional.
Kebakaran ini adalah kesekian kali terjadi di Jakarta. Pada Sabtu, 19 April 2014, kebakaran terjadi di kawasan Cipayung dan menewaskan tiga orang.
Pada Kamis, 19 Januari 2017, kebakaran kembali terjadi di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, sekitar pukul 04.20 WIB, dan 56 unit mobil pemadam dikerahkan untuk memadamkan api yang membakar blok pasar itu.[1] Lokasi Pasar Senen yang terbakar tepat menghadap jalan layang Pasar Senen ke arah Matraman, Jakarta Timur. Sekitar 500 kios terbakar di Blok I dan III wilayah tersebut.[2]
Referensi
- ^ "Kebakaran Pasar Senen, Jumlah Mobil Damkar Bertambah Jadi 56". detik.com. 19 January 2017. Diakses tanggal 2017-01-19.
- ^ "Kebakaran Pasar Senen dari tahun ke tahun". ANTARA News. 19 January 2017. Diakses tanggal 2017-01-19.